PERTEMUAN 14
MANAJEMEN JASA PERBANKAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini diharapkan dapat :
1.1 Mendefinisikan pengertian bank secara lengkap
1.2 Menguraikan bagaimana bank memperoleh keuntungan
1.3 Menjelaskan secara lengkap asal mula, sejarah dan kegiatan kegiatan perbankan
1.4 Menjelaskan tata cara izin pendirian bank serta badan hukum yang harus dimilki bank
1.5 Menjelaskan bagaimana menilai kesehatan suatu bank
1.6 Menjelaskan penggabungan usaha bank berikut alasan penggabungan bank
1.7 Menguraikan pembinaan dan pengawasan serta rahasia dan sanksi administratif.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank
➢ Lending adalah setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat,
maka oleh perbankan dana tersebut diputar kembali atau dijualkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk pinjamanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan
menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) ini kegiatan utama
perbankan.
➢ Spread based merupakan keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan
prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada
penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan.
➢ Negative spread yaitu apabila suatu bank mengalami suatu kerugian dari selisih bunga,
dimana suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga kredit.
Bagi bank berdasarkan prinsip syariah sesuai UU Perbankan No.10 tahun 1998
berdasarkan Prinsip Syariah asal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan BI, tidak dikenal
istilah bunga dalam memberikan jasa kepada penyimpan maupun peminjam. Jasa bank
yang diberikan disesuaikan dengan prinsip syariah sesuai dengan hukum islam. Prinsip
syariah yang diterapkan oleh bank syariah adalah pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah),
prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murababah) atau pembiayaan
barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina). Contoh bank yang menggunakan system ini adalah Bank Muamalat
Indonesia dan BPR Syariah lainnya.
Perbankan melakukan kegiatan jasa-jasa yang diberikan untuk mendukung
kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung
dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan yang
ditawarkan tergantung dari kemampuan bank masing-masing, semakin mampu bank
tersebut maka semakin banyak produk yang ditawarkan. Adapun kegiatan-kegiatan
perbankan yang ada di, antara lain meliputi :Indonesia dewasa ini sbb :
1. Kegiatan – kegiatan Bank Umum
a. Menghimpun Dana dari Masyarakat (Funding)
1. Simpanan Giro (demand deposit)
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu
nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan.
e. Jasa safe deposit box
Safe Deposit Box (SDB) adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-
surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam
ruang khasanah yang kokoh dan tahan api untuk menjaga keamanan barang yang
disimpan dan memberikan rasa aman bagi penggunanya.
f. Travelers cheque
Travellers cheque yaitu sejenis kertas berharga yang dikenal dan dipergunakan oleh
masyarakat internasional sebagai alat tukar/alat pembayaran sah atau cek wisata atau
cek perjalanan yang digunakan untuk bepergian.
g. Bank card
Bank card merupakan kartu plastik yang dikeluarkan bank dan diberikan kepada
nasabahnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di …berbagai tempat.
h. Bank draft
Bank Draft adalah surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari bank penerbit
draft tersebut kepada pihak lainnya (tertarik) untuk membayar sejumlah uang kepada
seseorang tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu yang telah ditentukan.
i. Letter of credit (L/C)
Letter of Credit atau (Surat Kredit Berdokumen) merupakan salah satu jasa yang
ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa penangguhan pembayaran
pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai
perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC
terbatas hanya pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah
berupa penangguhan pembayaran.
j. Bank garansi dan refrensi bank
Guarantee (garansi) artinya jaminan pelaksanaan adalah jaminan bank dalam
penyelesaian suatu proyek jika pelaksana (kontraktor) ingkar/cedera janji.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman
kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke
Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika
dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di
Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan
dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal
sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu
mungkin penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang
lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing
(Money Changer).
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan
berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan
simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang.
Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakat yang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
Fungsi Bank
1. Penghimpun Dana, untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka
bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan
seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabungan.
c. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana
yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat
ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan.
2. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta
tetap.
3. Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas pembayaran
uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain transfer, kliring, inkaso, cek
wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.
4. Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana
yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam
bentuk kredit kepada masyarakat yang membutuhkan baik itu untuk konsumsi, investasi
maupun modal kerja. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan
mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga
kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus
benar-benar teliti
Adapun secara spesifik bank-bank dapat berfungsi sebagai Agent of Trust, Agent of
Develovment dan Agen of Services.
a. Agent Of Trust
Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankkan
adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana.
Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi
kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak
penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini
semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana,
penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut.
b. Agent Of Development
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan
bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya
kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan
konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan
konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran
kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan
pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
c. Agent Of Services
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Disamping
melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga memberikan
penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakan. Jasa yang ditawarkan
bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari fungsi bank, dan kepemilikan bank.
Dari segi fungsi, perbedaan terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat
ditawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan
dapat dilihat dari segi pemilikan saham yang ada dan akte pendiriannya. Perbedaan
lainnya adalah dilihat dari segi siapakah nasabah yang mereka layani, apakah masyarakat
luas atau masyarakat di lokasi tertentu (kecamatan). Jenis perbankan juga diklasifikasikan
berdasarkan caranya menentukan harga jual dan harga beli.
Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain:
a. Dilihat dari segi fungsinya
Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan UU No.
10 tahun 1998 tentang Perbankan adalah sebagai berikut:
1. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang
diberikan adalah umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada. Wilayah operasi bank umum mencakup seluruh wilayah. Bank umum sering
disebut bank komersil (commercial bank)
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh
lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum.
Dewasa ini di Indonesia terdapat tiga macam bank yaitu bank Sentral, Bank Umum, dan
Bank Perkreditan Rakyat. Tugas pokok Bank Sentral adalah: a). mengatur, menjaga, dan
memelihara kestabilan nilai rupiah; b). mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
Tokyo, Bangkok Bank, City Bank, Europen Asian Bank, Hongkong Bank,
Standard Chartered Bank, Chase Manhattan Bank
5). Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional. Saham bank campuran secara mayoritas dimiliki oleh warga negara
Indonesia. Contoh bank campuran antara lain : Sumitono Niaga Bank, Bank
Merincop, Bank Sakura Swadarma, Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank,
Inter Pacifik Bank, Paribas BBD Indonesia, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank,
dan Bank PDFCI.
Pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia antara lain adalah:
a. Persyaratan untuk menjadi pengurus bank antara lain menyangkut keahlian di bidang
perbankan dan konduite yang lain
b. Larangan adanya hubungan keluarga diantara pengurus bank.
c. Modal disetor minimum untuk pendirian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
d. Batas maksimum kepemilikan dan kepengurusan.
e. Kelayakan rencana kerja.
f. Batas waktu pemberian izin pendirian bank.
Izin prinsip adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian
bank. Untuk memperoleh persetujuan prinsip, calon pemilik mengajukan kepada BI yang
memuat:
1) Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk AD/ART
2) Daftar kepemilikan
3) Rencana organisasi
4) Rencana kerja tahun pertama
a. Analisis terhadap peluang pasar dan potensi ekonomi
b. Rencana kegiatan usaha, penghimpunan dan penyaluran dana bank, serta
langkah-langkahnya
c. Rencana kebutuhan pengawai.
d. Proyeksi arus kas selama 12 bulan, neraca dan perhitungan laba rugi
5) Bukti setoran modal minimal 30% dari modal disetor dalam bentuk bilyet giro BI
6) Surat pernyataan dari calon pemilik, bahwa modal tsb;
a. Tidak berasal dan pinjamanan atau fasilitas pembiayaan.
b. Tidan berasal dan untuk pencucian uang
7) Persetujuaan selambat-lambatnya akan diberikan selama 60 hari setelah dokumen
permohonan diterima. BI wajib melakukan
a. Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen
b. Wawancara terhadap calon pemilik, komisasris dan direksi
c. Ananlisis yang meliputi;
d. Tingkat persaingan yangsehat antar bank
e. Tingkat kejenuhan bank
f. Kondisi ekonomi/pemerataan
g. Pernyataan pemilik
8) Persetujuan prinsip tersebut berlaku selama 360 hari
b. Izin Usaha
Izin usaha adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha bank, setelah
persiapan pendirian bank selesai dilakukan.
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
4. Kantor kas
Kantor bank yang paling kecil di mana kegiatannya hanya meliputi teller/kasir saja.
Dengan kata lain, kantor kas hanya melakukan segian kecil dari kegiatan perbankan dan
berada di bawah cabang pembantu atau cabang penuh. Bahkan sekarang ini banyak sekali
kantor kas yang dilayani dengan mobil dan biasanya disebut kas keliling.
ataupun secara berkala mengenai seleuruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.
Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan.
Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang
diharapkan dan supaya dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi, bagi bank terus-
menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan atau sangsi dari Bank Indonesia
sebagai pengawas dan pembina bank-bank.
Bank Indonesia dapat saja menyarankan untuk melakukan perubahan manajemen,
merger, konsolidasi, atau malah dilikuidasi keberadaannya jika memang sudah parah
kondisi bank tersebut.
Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMELS.
1. Penilaian Capital
Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan
modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequaci
Ratio) yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio
modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dan sesuai ketentuan
pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8%.
2. Penilaian Aset
Yaitu untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai
dengan peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva
produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat
dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing
dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan, penyertaan modal,
penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening
administratif.
3. Penilaian Manajemen (Management)
Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga dinilai kualitas manajemennya.
Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja. Kualitas
manajemen juga dilihat dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawannya dalam
menangani berbagai kasus-kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah
manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen
rentabilitas, dan manajemen likuiditas, kualitas aset, dan rentabilitas, tetapi kini
penilaiannya hanya didasarkan pada seratus aspek saja.
4. Penilaian Earning
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam mengingkatkan labanya apakah setiap
periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai
bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas
yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan:
a. Rasio laba terhadap Total Aset (ROA)
b. Dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)
Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah kemampuan
bank untuk memperoleh keuntungan. Perlu diketahui bahwa apabila bank selalu
mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya maka tentu saja lama kelamaan
kerugian tersebut akan memakan modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu
saja tidak dapat dikatakan sehat.
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu melihat
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba.
5. Penilaian Likuiditas
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar
semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum
rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.
Yang dianalisis dalam rasio ini adalah:
a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro,
tabungan, deposito dan lain-lain.
Semua aspek penilaian di atas dikenal dengan penilaian analisis CAMEL (Capital,
Asset, Management, Earning, dan Liquidity). Di samping dengan penilaian analisis
CAMEL yang juga memengaruhi hasil penilaian terhadap kesehatan bank adalah
penilaian terhadap:
1. Ketentuan pelaksanaan pemberian Kredit Usaha Kecil & Pelaksanaan Kredit Ekspor
2. Pelanggaran ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) / Legal Lending
Limit.
3. Pelanggaran Posisi Devisa Netto
6. Penilaian Sensitivitas
Aspek ini dimulai diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak bulan Mei 2004. Dalam
melepaskan kreditnya, per-bankan harus memerhatikan dua unsur, yaitu tingkat
perolehan laba yang harus dicapai dan risiko yang akan dihadapi. Pertimbangan risiko
yang harus diperhitungkan berkaitan erat dengan sensitivitas perbankan. Sensitivitas
terhadap risiko ini penting agar tujuan memperoleh laba dapat tercapai dan pada
akhirnya kesehatan bank juga terjamin. Risiko yang dihadapi terdiri dari risiko
lingkungan, risiko manajemen, risiko penyerahan, dan risiko keuangan.
Selanjutnya masing-masing aspek diatas diberikan nilai, kemudian dijumlahkan secara
keseluruhan dari komponen dari komponen yang dinilai, hasil dari penilaian ini
ditetapkan ke dalam empat golongan predikat kesehatan bank sebagai berikut:
Nilai Kredit Predikat
81 – 100 Sehat
66 - < 81 Cukup Sehat
51 - < 66 Kurang Sehat
0 - < 50 Tidak Sehat
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
Bagi bank yang dinyatakan sehat justru sangat menguntungkan karena dapat
menaikkan pamornya dimata para nasabahnya atau calon nasabahnya. Namun bagi bank
yang tidak sehat untuk beberapa periode maka disarankan untuk melaksanakan
penggabungan usaha dengan bank lainnya. Dalam praktiknya penggabungan dalam dunia
perbankan tidak hanya bagi bank yang dinilai tidak sehat saja, akan tetapi bank yang
sehatpun dapat pula bergabung dengan bank lainnya sesuai dengan tujuan bank tersebut.
Sebagai contoh bank dapat bergabung dengan tujuan untuk menguasai pasar. Namun
biasanya penggabungan antar bank yang tidak sehat lebih diutamakan.
Jenis-jenis penggabungan yang dapat dipilih dan yang biasa dilakukan di Indonesia
adalah sebagai berikut :
1. Merger
Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu dari bank yang ikut merger dan membubarkan
bank-bank lainnya tanpa melikuidasi terlebih dulu. Penggabungan tersebut dapat
dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh saham bank lainnya yang ikut
bergabung menjadi satu dengan bank yang dipilih untuk dijadikan bank yang akan
dipertahankan. Biasanya bank hasil merger memakai salah satu nama yang dipilih
secara bersama. Sebagai contoh: Bank Maras melakukan merger dengan Bank
Menumbing dan disepakati memakai nama Bank Maras, maka nama Bank Menumbing
diganti menjadi bank Maras
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
2. Konsolidasi
Yaitu penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan bank baru dan
membubarkan hank-bank yang ikut konsolidasi tersebut tanpa melikuidasi terlebih dulu.
Contoh konsolidasi, misalnya Bank Maras melakukan konsolidasi dengan Bank
Menumbing, maka nama kedua bank tersebut dibubarkan dan menamakan bank yang
baru, misalnya Bank Mangkol.
3. Akuisisi
Terdapat beberapa alasan suatu bank atau suatu perusahaan untuk melakukan
penggabungan baik penggabungan secara Merger, Konsolidasi maupun Akuisisi. Alasan
yang biasa dipakai yaitu antara lain :
1. Masalah Kesehatan, Apabila bank sudah dinyatakan tidak sehat oleh Bank Indonesia
setelah melalui beberapa perbaikan sebelumnya, maka sebaiknya bank tersebut
melakukan penggabungan. Pilihan penggabungan tentunya dengan bank yang sehat.
Jika bank yang digabungkan sama-sama dalam kondisi tidak sehat maka sebaiknya
pilihan penggabungan adalah konsolidasi atau dapat pula diakuisisi oleh bank lain
yang sehat.
2. Masalah Permodalan, Apabila modal suatu bank dirasakan kecil sehingga sulit
untuk melakukan perluasan usaha, maka bank dapat bergabung dengan satu atau
beberapa bank sehingga modal dimiliki menjadi besar..
3. Masalah Manajemen, Manajemen bank yang sembrawut atau kurang profesional se-
hingga, perusahaan terus merugi dan sulit untuk berkembang. Jenis bank inipun
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
sebaiknya melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan bank yang
lebih profesional yang terkenal dengan kualitas manajemennya.
5. Ingin Menguasai Pasar, Tujuan ingin menguasai pasar tidak diumumkan secara
jelas kepada pihak luar dan biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut
bergabung. Dengan adanya penggabungan dari beberapa bank, maka jumlah cabang
dan jumlah nasabah yang dimiliki bertambah. Tujuan ini juga dilakukan untuk meng-
hilangkan atau melawan pesaing yang ada.
1). Memenuhi rasio kecukupan modal yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
2). Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris tidak termasuk daftar orang yang
tercela dibidang perbankan.
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
3). Dalam hal akuisisi, maka bank wajib memenuhi ketentuan mengenai pengertian
modal oleh bank yang diatur oleh Bank Indonesia.
b. Sanksi Administratif
Bank Indonesia dapat menetapkan atau menambah sanksi administratif sbb :
1) Denda Uang
2). Teguran tertulis
3) Penurunan tingkat kesehatan bank
4) Larangan turut serta dalam kegiatan kliring
5) Pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik untuk kantor cabang tertentu maupun
untuk bank secara keseluruhan
6) Pemberhentian pengurus bank dan selanjutnya menunjuk dan mengangkat
pengganti sementara sampai rapat umum pemegang saham
7) Pencantuman anggota pengurus, pegawai bank, pemegang saham dalam daftar
orang tercela dibidang perbankan
C. SOAL LATIHAN
1. Jelaskan pengertian kegiatan simpanan dan pinjaman dalam perbankan, berikut
contohnya
2. Jelaskan pengertian spread based dan fee based apa maksudnya bagi bank, kemudian
menurut saudara mana yang paling penting
3. Uraikan 5 macam perbedaan antara bank umum dengan BPR
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan bank dan bagaimana cirri-ciri bank yang
sehat, kemudian bagaimana pula saran saudara terhadap bank yang sakit tersebut?
5. Jelaskan secara lengkap tujuan bank melakukan merger, konsolidasi dan akuisisi
6. Uraikan pengertian rahasia bank berikut sangsi yang dikenakan terhadap pelanggaran
rahasia bank tersebu?
D. DAFTAR PUSTAKA
Dahlan Siamat, (2005), Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter Dan
Perbankan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Karnaen A. Perwataatmadja dan Hendri Tanjung, (2007), Bank Syariah, Teori, Praktik, dan
Peranannya, Celestial Publising, PT. Senayan Abadi, Jakarta
Dr. Kasmir, (2013), Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Rajagrafindo Persada,
Jakarta