REGULASI
PERBANKAN
Perencanaan
Perencanaan Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan menetapkan besarnya jumlah dan jenis pecahan
berdasarkan perkiraan kebutuhan Rupiah dalam periode tertentu. Dalam melakukan perencanaan jumlah uang yang
akan dicetak dilakukan dengan memperhatikan asumsi tingkat inflasi, asumsi pertumbuhan ekonomi,
perkembangan teknologi, kebijakan perubahan harga uang Rupiah, kebutuhan masyarakat terhadap jenis pecahan
uang Rupiah tertentu, tingkat pemalsuan, dan faktor lain yang mempengaruhi. Perencanaan uang Rupiah terdiri
dari dua jenis perencanaan yaitu perencanaan pencetakan uang Rupiah dan perencanaan uang Rupiahe misi baru.
Pengeluaran
Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan menerbitkan Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bank Indonesia memiliki wewenang dalam mengeluarkan Uang
Rupiah dalam bentuk emisi baru, Uang Rupiah desain baru dan Uang Rupiah khusus (commemorative currency).
Pengeluaran uang Rupiah baru diatur dalam Peraturan Bank Indonesia yang ditempatkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia, serta diumumkan melalui media massa sehingga masyarakat di seluruh wilayah NKRI dapat
mengetahui adanya pengeluaran uang baru oleh Bank Indonesia. Konsekuensi dari penerbitan uang ini adalah
masyarakat dilarang menolak apabila dibayar dengan uang yang telah diterbitkan oleh Bank Indonesia.
KEBIJAKAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pengedaran
Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan mengedarkan atau mendistribusikan Rupiah di Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan pengedaran Uang Rupiah mencakup distribusi Uang Rupiah dan layanan
kas. Kegiatan distribusi Uang Rupiah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kas di seluruh wilayah kerja Bank
Indonesia baik dalam bentuk pengiriman uang (remise) dari KPBI ke KPwBI maupun pengembalian uang (retur)
dari KPwBI ke KPBI. Sementara itu, kegiatan layanan kas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
melalui penarikan dan penyetoran perbankan, termasuk Kas Titipan, serta penukaran uang rusak/cacat/lusuh
kepada masyarakat melalui Kas Keliling dan kerja sama dengan perbankan dan/atau instansi lain.
TUGAS
Otoritas jasa keuangan mempunyai tugas melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, sektor
Pasar Modal dan Sektor IKNB
FUNGSI
Otoritas jasa keuangan mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan
dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor
jasa keuangan.
KEWENANGAN
1. Kewenangan untuk menetapkan tata cara perizinan (right to
license) dan pendirian suatu bank, meliputi pemberian izin dan
pencabutan izin usaha bank, pemberian izin pembukaan, penutupan
dan pemindahan kantor bank, pemberian persetujuan atas kepemilikan
dan kepengurusan bank, pemberian izin kepada bank untuk
menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
2. Kewenangan untuk menetapkan ketentuan (right to regulate) yang
menyangkut aspek usaha dan kegiatan perbankan dalam rangka
menciptakan perbankan sehat guna memenuhi jasa perbankan yang
diinginkan masyarakat.
3. Kewenangan untuk mengawasi meliputi: pengawasan bank
secara langsung terdiri dari pemeriksaan umum dan pemeriksaan
khusus dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran keadaan
keuangan bank dan untuk memantau tingkat kepatuhan bank terhadap
peraturan yang berlaku, serta untuk mengetahui apakah terdapat
praktik-praktik tidak sehat yang membahayakan kelangsungan usaha
bank; dan pengawasan tidak langsung yaitu pengawasan melalui
alat pemantauan seperti laporan berkala yang disampaikan bank,
laporan hasil pemeriksaan, dan informasi lainnya.
KEWENANGAN OJK
1. Kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction),
yaitu kewenangan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan terhadap bank apabila suatu bank kurang atau
tidak memenuhi ketentuan. Tindakan ini mengandung unsur pembinaan
agar bank beroperasi sesuai dengan asas perbankan yang sehat.
2. Kewenangan untuk melakukan penyidikan (right to investigate),
yaitu kewenangan untuk melakukan penyidikan di Sektor Jasa
Keuangan (SJK), termasuk perbankan. Penyidikan dilakukan oleh
penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia (RI) dan pejabat Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan OJK. Hasil penyidikan disampaikan kepada
Jaksa untuk dilakukan penuntutan.
3. Kewenangan untuk melakukan perlindungan konsumen (right to
protect), yaitu kewenangan untuk melakukan perlindungan konsumen
dalam bentuk pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat,
pelayanan pengaduan konsumen, dan pembelaan hukum.
TUJUAN PENGAWASAN BANK
Menciptakan sistem perbankan yang sehat
yang memenuhi tiga aspek yaitu :
Sanggup memelihara kepentingan
masyarakat.
Bermanfaat dalam mendorong
pertumbuhan. perekonomian dan
pengendalian moneter.
Mampu mengembangkan usahanya secara
wajar.
REGULASI PERBANKAN INDONESIA
• Regulasi perbankan di Indonesia diatur melalui penetapan UU
tentang perbankan yang dapat diakses pada link berikut:
• Undang-Undang
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/undang-
undang/Default.aspx
• Peraturan Bank Indonesia
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/peraturan-
bank-indonesia/Default.aspx
• Peraturan OJK
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/peraturan-
ojk/Default.aspx
• Surat Edaran OJK
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/surat-edaran-
ojk/Default.aspx
TUJUAN REGULASI PERBANKAN