GURU PEMBIBING :
INDAH RUSMINARNI, S.Pd
DI SUSUN OLEH :
1. Diah Rahma Apriliani (10)
2. Farah Rohadatul ‘Aisy (14)
3. Febi Merdika Ananda (15)
Pembahasan
Pengelolaan Uang Rupiah oleh Bank Indonesia
Sejarah Bank Sentral di Indonesia
Bank sentral adalah bank yang bertugas memelihara agar sistem moneter berjalan atau
bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin tecapainya tingkat pertumbuhan kredit/uang
yang beredar sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa
mengakibatkan inflasi.
De Javasche Bank adalah bank asing pertama yang dinasionalisasikan dan kemudian
menjelma menjadi BI sebagai bank sentral Indonesia. Sejarah kelembagaan Bank Indonesia
dimulai sejak berlakunya Undanh-Undang (UU) No. 11/1953 tentang penetapan undang-
undang pokok Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953. Dalam melakukan tugasnya sebagai
bank sentral, bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Moneter, Direksi, dan Dewan Penasehat.
Ditangan dewan Moneter inilah, kebijakan Moneter ditetapkan, meski tanggung jawabnya
berada pada pemerintah. Setelah sempat dilebur kedalam bank tunggal, pada masa awal orde
baru, landasan Bank Indonesia berubah melalui UU No. 13/1968 tentang bank sentral. Sejak
saat itu bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral dan sekaligus membantu pemerintah
dalam pembangunan dengan menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dengan
bantuan dewan moneter. Dengan demikian, Bank Indonesia tidak lagi dipimpin Dewan
Moneter.
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen
dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia,
dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan UU. No
3/2004 tanggal 15 Januari 2004. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan
sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan Pemerintah
ataupun pihak lainnya.
Peraturan pengelolaan uang rupiah oleh Bank Indonesia tertuang pada Peraturan Bank
Indonesia NOMOR 14/7/PBI/2012 TENTANG PENGELOLAAN UANG RUPIAH .
Bank Indonesia melakukan Pengelolaan Uang Rupiah yang meliputi tahapan:
a.Perencanaan (pasal 9)
(1)Bank Indonesia melakukan Perencanaan dan penentuan jumlah Uang Rupiah yang dicetak dengan
memperhatikan antara lain asumsi tingkat inflasi, asumsi pertumbuhan ekonomi, rencana macam
dan pecahan Uang Rupiah, serta perkiraan jumlah Uang Rupiah yang dimusnahkan.
(2) Bank Indonesia menyediakan jumlah Uang Rupiah yang akan diedarkan.
b.Pencetakan (pasal 10)
(1)Bank Indonesia melakukan Pencetakan Uang Rupiah di dalam negeri dengan menunjuk badan
usaha milik negara sebagai pelaksana Pencetakan Uang Rupiah.
(2)Penunjukkan badan usaha milik negara sebagai pelaksana Pencetakan Uang Rupiah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai pengadaan
jasa pencetakan Uang Rupiah di Bank Indonesia.
(3)Dalam hal badan usaha milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyatakan tidak
sanggup melaksanakan Pencetakan Uang Rupiah, maka badan usaha milik negara tersebut dapat
menunjuk lembaga lain untuk bekerja sama dalam pelaksanaan Pencetakan Uang Rupiah dengan
memenuhi persyaratan Pencetakan Uang Rupiah yang disepakati sebelumnya antara badan usaha
milik negara dan Bank Indonesia.
(4)Penunjukan lembaga lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh badan usaha milik
negara melalui proses yang transparan dan akuntabel serta menguntungkan negara, dan harus
memperoleh persetujuan Bank Indonesia.
(5)Dalam hal badan usaha milik negara tidak dapat memenuhi persyaratan Pencetakan Uang Rupiah
yang disepakati sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka Bank Indonesia dapat
menetapkan kebijakan lain dalam rangka menjaga ketersediaan Uang Rupiah.
(6)Badan usaha milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan lembaga lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), harus menjaga mutu, keamanan, dan harga yang bersaing dalam
melaksanakan Pencetakan Uang Rupiah untuk Bank Indonesia.
(1)Bank Indonesia menetapkan tanggal, bulan, dan tahun mulai berlakunya Uang Rupiah yang
dikeluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(2)Bank Indonesia mengeluarkan Uang Rupiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
Peraturan Bank Indonesia yang ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dan
diumumkan melalui media massa.
(3)Uang Rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibebaskan dari bea materai.
(1)Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang mengedarkan Uang Rupiah
kepada masyarakat.
(2)Pengedaran Uang Rupiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Bank Indonesia
sesuai dengan kebutuhan jumlah uang beredar.
(3)Bank Indonesia menentukan nomor seri Uang Rupiah Kertas dalam rangka Pengedaran Uang
Rupiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(1)Bank Indonesia menetapkan Uang Rupiah tidak sebagai alat pembayaran yang sah di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara mencabut dan menarik Uang Rupiah dari
peredaran.
(2)Pencabutan dan Penarikan Uang Rupiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Bank Indonesia dengan Peraturan Bank Indonesia yang ditempatkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia dan diumumkan melalui media massa.
(3)Bank Indonesia memberikan penggantian atas Uang Rupiah yang dicabut dan ditarik dari
peredaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar nilai nominal yang sama.
(4)Hak untuk memperoleh penggantian atas Uang Rupiah yang dicabut dan ditarik dari peredaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak berlaku setelah 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal
pencabutan.
(5)Jangka waktu penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), diatur sebagai berikut:
a.5 (lima) tahun sejak tanggal pencabutan, penukaran dilakukan di Bank Indonesia, Bank yang
beroperasi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pihak lain yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia; dan
b.5 (lima) tahun sejak berakhirnya jangka waktu penukaran sebagaimana dimaksud pada huruf a,
penukaran dilakukan di Bank Indonesia.
(6)Untuk Uang Rupiah yang dicabut dan ditarik dari peredaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
yang dalam kondisi lusuh, cacat atau rusak, besarnya penggantian adalah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 dan Pasal 19.
b.Uang Rupiah yang masih layak edar yang dengan pertimbangan tertentu tidak lagi mempunyai
manfaat ekonomis dan/atau kurang diminati oleh masyarakat; dan/atau
(2)Jumlah dan nilai nominal Uang Rupiah yang dimusnahkan oleh Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia secara periodik
setiap 1 (satu) tahun sekali.
Langkah-langkah Bank Indonesia terkait maraknya
pemalsuan uang
Bagaimana cara mudah untuk mendeteksi uang palsu dan apa yang harus
dilakukan jika kita mendapatkan uang palsu? Uang palsu adalah uang yang
dicetak atau dibuat oleh perseorangan maupun perkumpulan/sindikat
tertentu dengan tujuan uang palsu hasil cetakannya dapat berlaku sesuai
nilainya dengan sebagaimana mestinya. Untuk mendeteksi,
mengidentifikasi dan melihat perbedaan antara uang yang asli dengan uang
palsu, BI sudah beberapa tahun ini memperkenalkan cara yang cukup
sederhana dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah, yaitu dengan cara
3D yaitu, dilihat, diraba dan diterawang. Dilihat, lihatlah uang yang anda
miliki, apakah warnanya pudar, kusam, pucat, luntur, patah-patah, atau
masalah lainnya. Pastikan uang yang anda periksa tadi memiliki warna,
corak dan gambar yang baik serta memiliki tanda-tanda uang asli seperti
tanda air yang menggambarkan pahlawan-pahlawan nasional, bahan kertas
serta benang tali pengaman yang berada di dalam uang tersebut. Uang-
uang pecahan besar biasanya memiliki tanda keaslian lain seperti corak
gambar dengan warna yang mencolok dan sulit ditiru penjahat. Pastikan
uang itu benar-benar asli. Diraba, usaplah uang tersebut apakah uang itu
terasa kasar atau lembut. Uang yang asli biasanya agak kaku dan tebal
bahan kertasnya. Di samping itu pada angka atau gambar uang biasanya
sengaja dicetak agak menonjol dan akan terasa jika diusap-usap. Rabalah
uang anda apakah sudah asli atau belum. Diterawang, langkah yang terakhir
adalah menerawangkannya ke sumber cahaya kuat seperti matahari dan
lampu. Setelah diterawang lihatlah bagian tali pengaman dan tanda mata
air apakah dalam kondisi baik atau tidak. Belakangan BI juga menambahkan
beberapa fitur pengamanan keaslian uang untuk dapat dilihat di lampu
ultra violet yang harganya terjangkau oleh masyarakat Dalam buku
panduan ciri-ciri keaslian uang rupiah yang dikeluarkan BI, dijelaskan ada
delapan tanda-tanda tertentu yang bertujuan mengamankan uang Rupiah
dari upaya pemalsuan.
ciri –ciri uang palsu dan asli:
A) Uang palsu:
1. Cetakan kasar, garis2 lengkungnya kurang transparan.
2. Gambar tembus pandang berupa sketsa asal-asalan.
3. Hasil cetak tidak tajam, agak blur. Warnanya juga berbeda.
4. Tahun dan tanda tangan berbeda.
5. Ukuran berbeda.
6. Warna-warna tambahan lebih kasar [kontras].
7. Pita hologram berbeda. Yang asli ada tulisan BI dan angka di pitanya.
B) Uang asli:
Gambar Tersembunyi (Latent Image)
Tinta Tidak Tampak (Invisible Ink)
Tulisan Mikro (Micro Text)
Tinta Berubah Warna (Optical Variable Ink)
Gambar Saling Isi (Rectoverso)
Cetak Intaglio
Benang Pengaman (Security Thread)
Tanda Air (Watermark) dan Electrotype
Deputi Direktur Peredaran Uang Bank Indonesia (BI) Adnan Djuanda dalam Kompas.com
menuturkan, BI terus berupaya menekan kejahatan uang palsu dengan melakukan langkah-
langkah preventif. Misalnya, penggantian desain uang yang diedarkan setiap lima tahun sekali.
"Juga melakukan terus edukasi pada masyarakat melalui media, juga aparat penegak hukum juga
organisasi kemasyarakatan," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/1/2010) petang.
Dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Mata Uang yang menjadi salah satu RUU Prioritas
tahun 2010 ini, pengaturan tindak pidana uang palsu bakal lebih diperketat. "RUU ini memiliki
paradigma baru, hukumnya harus diperbarui dan dibedakan dengan hukum yang ada selama ini
yang merupakan warisan hukum kolonial 150 tahun lalu," jelas Agus Santosa, Deputi Direktur
Hukum BI.
Menurutnya, kejahatan uang palsu termasuk pelanggaran HAM dan amat merugikan. "Si
penerima yang apes mendapatkan uang palsu, uangnya tidak akan diganti oleh BI karena BI
hanya mengganti uang rusak. Jadi, mereka menanggung kerugian sendiri," jelasnya.
Badan Legislasi (Baleg) DPR RI bertekad akan menuntaskan pembahasan RUU Mata Uang setelah
periode sebelumnya menemui jalan buntu. Selain mengatur tindak pidana pemalsuan uang, RUU
ini juga mengatur soal desain uang, pemusnahan, dan pengaturan soal wewenang pencetakan
uang.
Bank Indonesia (BI) terus berupaya mempersempit peredaran uang palsu di Indonesia. Deputi
Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas dalam www.merdekacom mengatakan, BI
mendorong masyarakat untuk semakin hati-hati dan waspada terhadap peredaran uang palsu
dalam kegiatan transaksi sehari-hari.
Ronald mengatakan, BI membuka diri bagi masyarakat yang tidak yakin akan keaslian uang
yang dimiliki dengan membawanya ke BI untuk diteliti lebih lanjut. Hal ini dilakukan
lantaran teknologi pemalsuan uang semakin canggih.
"Untuk uang palsu itu kita punya lab dan itu laboratorium dan itu laboratorium kertas. Kita
bisa lihat itu (uang). Itu ada di Gedung C dan gak akan ditangkap bawa uang palsu ke BI.
Kecuali kalau mau digunakan untuk transaksi itu baru tidak boleh," jelas Ronald di Gedung
Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (16/1).
Selain itu, BI juga mensosialisasikan CIKUR atau Cara Identifikasi Keaslian Uang Rupiah
kepada masyarakat agar semakin waspada terhadap keaslian uang yang diterima. Bank sentral
telah menggandeng aparat hukum agar pelaku pemalsuan uang bisa diberi sanksi hukum.
"Makanya kami rancang CIKUR. Kita sosialisasikan dengan aparat hukum," tutup Ronald.
D) Rumusan Masalah :
E) Tujuan masalah:
1.
2.
3.
F) Manfaat masalah:
BAB 3
PENUTUP
A) KESIMPULAN:
B) SARAN:
Semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru bagi para
pembaca, dan diharapkan kritik dan sarannya. Dan bisa bermanfaat
untuk semua murid yang membaca, dan bagi masyarakat supaya tidak
mengedarkan uang palsu sembarang.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.bi.go.id/id/publikasi/sistem-pembayaran/perkembangan/
Documents/eb29eb1d46274a968562ac47e57d6bc2zLSPPU2012R3.pdf
2. http://atikahharzha.blogspot.com/2013/06/makalah-bank-dan-lembaga-
keuangan-bank_658.html
3. http://xxcilasxsweetseventyfive.wordpress.com/2012/10/15/
tersebarnya-uang-uang-palsu-di-indonesia/
4. http://www.antarasultra.com/print/260453/cara-mudah-mendeteksi-
uang-palsu
5. female.kompas.com/.../BI.Perketat.Pengawasan.Tindak.Pemalsuan.Uang
6. www.merdeka.com