Anda di halaman 1dari 5

Nama: Fitria Hasanah

Nim: 2131098

Kelas: 4D Perbankan Syariah

Matkul: Lembaga Keuangan Syariah Lainnya

MENGENAI BANK SENTRAL (BANK INDONESIA)

A. Pendahuluan

Bank Sentral punya peran penting untuk meminimalisir resiko pada dunia
perbankan dan memberi perlindungan dana masyarakat di lembaga perbankan. Bank
sentral menjaga agar inflasi (kenaikan harga barang) bisa terkontrol agar seimbang antara
jumlah uang dan barang yang beredar di masyarakat. Peran bank sentral pada tiap-tiap
negara sangatlah penting karena perbankan menjadi nadi dari perekonomian suatu
negara. Perbankan sangat berpengaruh terhadap maju atau mundurnya suatu
perekonomian suatu negara.1

Salah satu pelaksanaan tugas Bank Indonesia yaitu dibidang sistem pembayaran
yang telah ada sejak masa De Javasche Bank (DJB). Sebagai bank sirkulasi untuk Bank
Hindia Belanda, De Javasche Bank sangat berpengalaman melaksanakan sistem
pembayaran, baik pembayaran tunai atau pembayaran non tunai. Ketika De Javasche
Bank berganti nama menjadi Bank Indonesia pada 1 Juli 1953, pelaksanaan sistem
pembayaran dimantapkan pada Undang-Undang No. 11 Tahun 1953 atau Undang-
Undang pokok Bank Indonesia 1953 pada pasal 7 ayat 2 yang berbunyi “ Bank
menyelenggarakan pengedaran uang itu terdiri dari uang kertas bank, mempermudah
jalannya uang giral di Indonesia dan memajukan jalannya pembayaran dengan luar
negeri”. Sejak saat itu Bank Indonesia melakukan pengedaran uang dengan kantor-kantor
cabang di seluruh wilayah Indonesia.2

Bank sentral punya tugas dan wewenang hubungan dengan pemerintah yaitu
counterpart pemerintah dalam menetapkan sasaran inflasi penerbitan surat hutang

1
Neni Sri Imaniyati, 2010, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia , Refika Aditama, Bandung, halaman
63
2
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Grafindo, 2014), h. 106
pemerintah dan penetapan asumsi-asumsi makro ekonomi dengan penyusunan APBN,
sebagai pemegang kas pemerintah, dapat mewakili pemerintah dalam berhubungan
dengan pihak kreditor luar negeri, serta memberikan masukan kepada pemerintah pusat
dan daerah dalam rangka memajukan perekonomian dan pembangunan nasional dan
daerah.

B. Definisi

Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang dalam


melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai pada sebuah undang-undang baru, yaitu
UU No. 23/1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 6/2009. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai
lembaga negara yang indepeden dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas
dari campur tangan Pemerintah atau pihak Lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang ini.

Berdasarkan undang-undang tentang bank sentral pada dasarnya memberikan


kewenangan yang besar kepada Bank Indonesia dalam pelaksanaan kebijakan moneter di
Indonesia. Bank Indonesia ditempatkan sebagai otoritas moneter di Indonesia, sedangkan
Dewan Moneter ditiadakan. Meskipun otoritas moneter tidak terletak pada pemerintah,
pemerintah tetap mempunyai akses tertentu dalam memengaruhi kebijakan moneter.
Otoritas moneter ialah lembaga lembaga yang berwenang dalam pengambilan kebijakan
di bidang moneter, dan juga merupakan sumber uang primer, baik bagi perbankan,
masyarakat maupun masyarakat maupun pemerintah.3

C. Tujuan Bank Sentral

Tujuan bank sentral tidak dapat dipisahkan dari latar belakang pembentukan dan
sejarah perkembangan bank sentral itu sendiri. Pembentukan Sveriges Riskbank Swedia
pada tahun 1656, yang baru mulai beroperasi pada tahun 1668 dan kemudian dicatat

3
Muhammad, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Lainnya, Yogyakarta: RajaGrafindo Persada, 2019,
hlm. 369
dalam sejarah sebagai bank sentral pertama dan tertua didunia, mempunyai tujuan untuk
membiayai pengeluaran pemerintah (militer).

Selanjutnya, pada tahun 1694 didirikan Bank of England (BoE) dengan tujuan
untuk menjaga nilai atau konversi uang sebagai alat pembayaran yang sah terhadap emas
dan perak. Untuk tujuan tersebut diatas, BoE memiliki kewenangan tunggal dalam
menerbitkan uang kertas Inggris. Dengan tujuan dan fungsi ini, Maka BoE disebut
sebagai bank of issue atau bank sirkulasi. 4Perkembangan BoE memiliki peran penting
dalam sejarah dan perkembangan kebanksentralan dunia sebagaiman dikemukakan oleh
Sayers “The early history of a central banking sia of course almost entirely the history of
central banking in England”.5

Berdasarkan penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank


Indonesia. Tujuan Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah tersebut perlu ditopang dengan tiga pilar utama yaitu kebijakan moneter dengan
prinsip kehati-hatian, sistem pembayaran yang cepat dan tepat serta sistem perbankan dan
keuangan yang sehat. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia
berwenang menetapkan sasaran-sasaran moneter dan melakukan pengendalian moneter
dengan cara-cara yang ditetapkan dalam undang-undang ini.6

Sejalan dengan perkembangan dan evolusi peran bank sentral dalam


perekonomian suatu negara/kawasan, tugas yang diemban oleh bank sentral juga
mengalami tahapan evolusi sesuai dengan tuntutan dan mandat yang diberikan kepada
bank sentral. Sebagaimana diketahui, mandat pertama yang diberikan kepada bank sentral
adalah dalam hal pengedaran uang. Bank Sentral diberikan hak monopoli/kewenangan
tunggal untuk mencetak dan mengedarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah di
suatu negara. Tugas ini dikenal sebagai tugas dalam mengatur dan memelihara sistem
pembayaran.

4
Bank Indonesia, Bank Indonesia, bank sentral Republik Indonesia: Sebuah Pengantar, 2004, Jakarta:
Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), hlm. 20
5
Magdir Ismail, Bank Indonesia, Independensi, Akuntabilitas dan Transparansi, 2007, Jakarta: Universitas
Al-Azhar Indonesia, hlm. 51.
6
Zulfi Diana Zaini, Hubungan Hukum Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dengan Otoritas jasa
keuangan (ojk) pasca pengalihan fungsi pengawasan perbankan, 20(2), 2013 hlm. 370
Dalam kaitan ini, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan nilai tukar
berdasarkan sistem nilai tukar yang ditetapkan, mengelola cadangan devisa untuk
memenuhi kewajiban luar negeri, memelihara keseimbangan neraca pembayaran dan
dapat juga menerima pinjaman luar negeri.7

D. Kebijakan Moneter Bank Sentral

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh otoritas keuangan


(dalam hal ini bank sentral) untuk mengelola variabel keuangan seperti jumlah uang
beredar, uang primer, kredit, dan suku bunga, dan untuk mencapai tujuan ekonomi
tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis dan input berbasis aspek inflasi,
pertumbuhan ekonomi, investasi, perdagangan internasional.8

Pengendalian jumlah uang yang beredar akan mempengaruhi laju inflasi atau
kenaikan harga barang yang bertujuan mengontrol stabilitas ekonomi, harga, jumlah
neraca pembayaran serta membuka lapangan pekerjaan baru. Secara makro kebijakan
moneter ini akan lebih di rasakan dampaknya oleh perbankan hingga sektor riil. Tingkat
suku bunga mempengaruhi hampir seluruh permintaan barang dan jasa serta investasi,
efeknya akan sangat besar dalam menstimulasi ataupun menurunkan aktivitas
perekonomian. 9

Stabilitas ekonomi merupakan suatau keadaan perekonomian yang berjalan sesuai


dengan harapan, terkendali, dan berkesinambungan.10 Kebijakan moneter dapat di ambil
ketika terjadi ketidakstabilan tingkat harga. Ketidakstabilan ini terjadi apabila jumlah
uang yang beredar tidak seimbang dengan jumlah barang yang ada. Tingkat kenaikan
harga fluktuatif tidak beraturan sehingga berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi
masyarakat. Dalam kasus lainnya, keseimbangan antara jumlah uang dan jumlah barang
dan jasa juga berpengaruh terhadap minat investor untuk menanamkan modalnya di

7
Lusia Bunga Uli, Analisis Cadangan Devisa Indonesia, Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan
Daerah 4(1), 2016 hlm. 16
8
Miftakhul Huda, Peran Bank Sentral Dalam Kebijakan Moneter Islam, Salimiya: Jurnal Studi Ilmu
Keagamaan Islam, vol 3(1), 2022 hlm. 42
9
Luh Gede Meydianawati dan l Komang Putra, Analisis Vector Regressive Terhadap Kausalitas Inflasi
dan Jumlah Uang Beredar Indonesia, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana 4(3), 2014 hlm. 181
10
Ferry Irawan dan Sugiharso Saufan, Kebijakan moneter pertumbuhan ekonomi dan pengujian Hipotesis
Ekspektasi Rasional dengan analisis VAR, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia,Vol.6 no 1 tahun 2005,
h.28-31
sektor riil. Investasi ini menyerap lapangan kerja baru dan kehadiran lapangan kerja
tersebut berarti menciptakan lapangan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2004. Bank Indonesia, bank sentral Republik Indonesia: Sebuah Pengantar. Jakarta:
Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), hlm. 20

Huda, Miftakhul. 2022. Peran Bank Sentral Dalam Kebijakan Moneter Islam. Salimiya: Jurnal Studi
Ilmu Keagamaan Islam. Vol 3(1), hlm. 42

Imaniyati, Neni Sri. 2010. Pengantar Hukum Perbankan Indonesia. Refika Aditama: Bandung, halaman
63

Irawan, Ferry dan Sugiharso Saufan. 2005. Kebijakan moneter pertumbuhan ekonomi dan pengujian
Hipotesis Ekspektasi Rasional dengan analisis VAR. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan
Indonesia. Vol.6 no 1, h.28-31

Ismail, Magdir. 2007. Bank Indonesia, Independensi, Akuntabilitas dan Transparansi. Jakarta:
Universitas Al-Azhar Indonesia, hlm. 51.

Kasmir. 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Grafindo. h. 106

Meydianawati, Luh Gede dan I Komang Putra. 2014. Analisis Vector Regressive Terhadap Kausalitas
Inflasi dan Jumlah Uang Beredar Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas
Udayana 4(3). Hlm. 181

Muhammad. 2019. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Lainnya. Yogyakarta: RajaGrafindo Persada.
hlm. 369

Uli, Lusia Bunga. 2016. Analisis Cadangan Devisa Indonesia. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan
Pembangunan Daerah 4(1), hlm. 16

Zaini, Zulfi Diana. 2013. Hubungan Hukum Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dengan Otoritas jasa
keuangan (ojk) pasca pengalihan fungsi pengawasan perbankan. 20(2), hlm. 370

Anda mungkin juga menyukai