Anda di halaman 1dari 22

BAB VI

MEKANIKA FLUIDA

6.1 Pengertian
Fluia didefenisikan sebagai zat yang memiliki kemampuan untuk mengalir,
seperti zat cair atau gas dan udara. Kemampuan alir fluida dipengaruhi oleh sifat-
sifat fluida sebagaimana yang kita akan bahas berikutnya. Dalam kajian dan
aplikasinya, fluida dikategorikan dalam dua keadaan, yaitu fluida diam (fluida
statis) dan fluida yang bergerak (dinamika fluida). Fluida diam dianggap sebagai
fluida yang dalam kondisi setimbang yang memenuhi hukum Newton I dan III,
sehingga pembahasannya lebih sederhana yang terkait dengan sifat-sfat fluida
berupa massar jenis (densitas), tekanan, daya apung dan tegangan permukaan.
Sementara fluida dinamis adalah fluida bergerak dengan bahasan yang sangat
kompleks, sehingga dalam bab ini tidak akan dibahas secara detail.
6.2 Fluida Statis
6.2.1 Densitas Fluida
Bahan yang homogen atau serba sama tentu saja pada setiap bagiannya akan
memiliki nilai densitas yang sama pula, contoh potongan besi. Hal sebaliknya juga
demikian bahwa benda atau zat yang tak homogen akan memiliki densitas yang
berbeda pula, contohnya atmosfer yang nilai densitasnya akan semakin kecil jika
semakin tinggi dari permukaan bumi. Oleh sebab itu densitas bahan didefenisikan
sebagai kerapatan massa antara partikel bahan yang menempati suatu ruang tertentu
(volume), secara rata-rata pada semua tempat dari bahan nilainya dapat ditentukan
dengan persamaan:
m  kg 
   [6-1]
v  m3 

97
Besar kecilnya nilai densitas pada bahan yang tak homogen dipengaruhi oleh
suhu dan tekanan, dengan kata lain semakin tinggi suhu maka nilai densitas bahan
akan semakin kecil, demikian pula sebaliknya. Berdasarkan persamaan (6-1), nilai
densitas dari beberapa contoh jenis bahan yang umum digunakan selama ini
diperlihatkan dalam Lampiran-1 buku ini. Mengetahui densitas suatu bahan sangat
penting peranannya dalam aplikasi lanjut dalam bidang rekayasa, terutama dalam
menentukan massa dan volume bahan dalam kondisi tertentu. Dalam aplikasi
lainnya tentang penggunaan densitas bahan, dikenal pula istilah lain dari densitas
yaitu Specific Gravity (gravitasi spesifik). Meskipun tidak ada hubungannya
dengan gravitasi, nilai SG dari suatu bahan adalah perbandingan densitas bahan dan
densitas air 4oC yaitu 1000 kg/m3 yang dinyatakan dalam bilangan tak berdimensi,
atau dituliskan dalam persamaan:

SG 
bahan kg m3     kg m 
bahan 3

 kg m  1000  kg m 
[6-2]
 air 3 3

Contoh Soal 6-1: Pada pekerjaan paruh waktu, seseorang akan membawa sebuah
batang silinder besi dengan panjang 85,8 cm dan diameter 2,85 cm. Hitung kapasitas
angkut minimal yang dibutuhkan sebagai alat bantu untuk mengangkut batang besi
tersebut.
Penyelesaian:
 Volume batang besi

  2,85
2
 D2
V   r .L 
2
L 85,8  547,35cm3  5,5 x103 m3
4 4
 Kapasitas angkut minimal dari alat bantu:
m  kg  kg
    m  V ; dimana   7,8 x103
v  m3  m3

m  7,8 x103
kg
m 3  
5,5 x103 m3  43kg

98
Contoh Soal 6-2: Bulan memiliki jari-jari 1740 km dan massa 7,35 x 1022 kg.
Berapakah densitas rata-ratanya.
Penyelesaian:
 Volume bulan
4 3 4
 
3
V  r   1, 740 x106  2, 21x1019 m3
3 3
 Densitas bulan
m 7,35 x1022  kg 
   3332,51 3 
m 
19 3
v 2, 21x10 m
6.2.2 Tekanan Fluida
Jika fluida dalam keadaan diam atau tenang, fluida akan memberikan gaya
F  yang arahnya tegak lurus terhadap seluruh luas  A  permukaan kontaknya.

Jika gaya yang yang terjadi pada titik dari fluida diam dengan luas permukaan
(bidang kontak) tertentu, maka tekanan fluida pada titik tersebut didefenisikan
dengan persamaan:
F
p [6-1]
A
Tekanan pada persamaan (6-1) disebut juga tekanan hidrostatis dengan satuan
N/m2 atau Pascal, dimana:
1 Pascal = 10-5 Bar
1 Bar = 0,9869 Atm
Jika air dengan volume tertentu ditampung dalam suatu kolam atau wadah tertentu,
maka tekanan yang terjadi pada dasar kolam adalah:
F m.g
p  ;  m  V [6-2a]
A A
Vg
p ;  V  Ah [6-2b]
A
p   gh [6-2c]

99
dimana:
m = massa air (kg)
kg
 = berat jenis air ( )
m3
V = volume air (m3 )
m
g = percepatan gravitasi  2 
s 

Gambar 6-1: Air dalam tangki


Contoh Soal 6-3: Tabung (drum) diisi air penuh seperti pada Gambar 6-1 di atas.
Tentukan (a) besar tekanan hidrostatis yang terjadi di dasar drum, (b) tentukan
volume air dalam drum, dan (c) tentukan massa air dalam drum.
Penyelesaian:
 Tekanan hidrostatis
kg  m N
p   gh  1000 3 
9,81 2  1,3m   12753 2  12753Pa
m  s  m
 Volume air

Ah   r 2 h    0,35m  1,3m   0,5m3


2

 Massa air
 kg 
m  V    0,5m3  1000 3   500kg
 m 
6.2.3 Ketinggian, Kedalaman dan Hukum Pascal
Besar atau kecilnya tekanan yang dialami benda sangat dipengaruhi oleh
posisinya terhadap permukaan bumi. Semakin semakin tinggi benda akan menerima
tekanan atmosfer yang semakin berkurang. Sementara benda yang posisinya
semakin dalam akan menerima tekanan yang semakin besar. Tekanan statis pada
fluida dengan densitas homogen dapat dicari dengan memperhatikan Gambar (6-2)
di bawah ini:

100
Gambar 6-2: Elemen luas dan tekanan pada fluida statis
Jika benda berada pada fluida statis, maka seluruh komponen gaya pada sumbu-y
akan mengalami kesetimbangan dan memenuhi persamaan kesetimbangan statis,
yaitu:

F y 0 [6-3a]

Komponen-komponen gaya pada fluida statis yaitu:


 Gaya ke bawah:  p  dp  A

 Gaya berat: dw  dm  g 

dm   dV   Ady  dw   g Ady

 Gaya ke atas: pA
Dengan memasukkan komponen-komponen gaya pada sumbu-y pada persamaan (6-
3a) diperoleh:
pA   p  dp  A   g Ady  0 [6-3b]

Dengan membagi seluruh ruas dengan A, maka diperoleh:


dp
  g [6-4]
dy
Jika persamaan (6-4) diintegrasikan pada batas 1 ke 2, maka akan diperoleh
perbedaan tekanan antara dua titik dalam zat cair, yaitu:
p2  p1    g  y2  y1  [6-5a]

101
atau;
p0  p    gh [6-5b]
Atau;
p  p0   gh [6-5c]

Gambar 6-3: Pengukuran perbedaan tekanan pada fluida statis


Persamaan (6-5c) memperlihatkan bahwa tekanan pada dua titik dengan
ketinggian yang sama pada fluida adalah sama. Jika Persamaan tersebut diterapkan
pada bejana tertutup satu penampang, dengan menaikkan tekanan pada permukaan
 p0  maka tekanan  p  pada setiap kedalaman akan sama besar. Selanjutnya, jika

persamaan (6-5c) diterapkan pada bejana tertutup dengan dua penampang atau lebih
dengan luas yang berbeda, maka dengan menaikkan tekanan pada salah satu
penampang, tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah dalam bejana yang
jumlahnya sama besar. Prinsip tersebut dikembangkan oleh Blaise Pascal yang
selanjutnya dikenal dengan Hukum Pascal dan dituliskan dengan persamaan:
p1  p1 [6-6a]

F1 F2
 [6-6b]
A1 A2
A1 A
F1  F2 dan F2  2 F1 [6-6c]
A2 A1

102
Contoh Soal 6-4: Sebuah pengungkit hidrolik digunakan pada sebuah bengkel
untuk mengangkat mobil dengan berat1800 kg dimana luas penampang piston
keluar adalah 10 kali lebih besar dari piston masuk, sebagaimana terlihat pada
Gambar 6-4. Tentukan gaya tekan masuk yang dibutuhkan pada piston untuk
mengangkat beban tersebut.

Gambar 6-4: Penerapan hukum Pascal pada pengangkat hidrolik


Penyelesaian:
F2  1800kg
A2  10 A1

A1
F1  1800kg  180kg
10 A1
Ilustrasi pada contoh soal di atas menunjukkan salah satu keuntungan dari penerapan
hukum Pascal. Tekanan dapat diperkecil untuk mengangkat beban yang jauh lebih
besar dengan memperkecil luas penampang pada sisi tekanan masuk.
6.2.4 Pengukuran Tekanan
Tekanan yang terukur pada sebuah alat pengukuran tekanan tidak lain adalah
tekanan absolut  p0  sistem yang ukurannya bisa saja lebih kecil atau lebih besar

dari tekanan atmosfer. Jika tekanan sistem lebih besar dari tekanan atmosfer, maka
selisih keduanya disebut tekanan gauge (gauge pressure), atau:

103
pgauge  p0  patm [6-7]

Sementara, jika tekanan atmosfer lebih besar dari tekanan terukur (sistem) maka
selisih keduanya disebut dengan tekanan vakum (vacum pressure), atau:
pvacum  patm  p0 [6-8]
Contoh Soal 6-5: Sebuah pengukur tekanan menunjukkan tekanan udara dalam
ruang tertutup sebesar 0,2 bar (vakum). Tekanan atmosfer sekitar setara dengan 750
mmHg. Diketahui kerapatan air raksa 13,59 g/cm3 dan percepatan gravitasi adalah
9,81 m/s2. Tentukanlah tekanan absolut dalam ruang tersebut.
Penyelesaian:
 Tekanan vakum
pvacum  0, 2 bar = 2x104 Pa
 Tekanan atmosfer
Tinggi kolom air raksa (h) = 750 mm = 0,75m
gr gr 1kg 1cm3 kg
 Hg  13,59 3  13,59 3 x x 6 3  13590 3
cm cm 1000 gr 10 m m

kg  m
patm   gh  13590 3 
9,81 2   0, 75m   99988, 43Pa
m  s 
 Tekanan absolut, dengan menggunakan persamaan (6-8):
pabs  patm  pvacum  99988, 43Pa  2x104 Pa  7,999 x104 Pa
6.2.5 Hukum Archimedes (Gaya Apung)
Hukum Archimedes menyatakan bahwa jika sebuah benda sebahagian
ataupun seluruhnya berada dalam zat cair, maka benda akan mengalami gaya
angkat yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Pernyataan
tersebut di formulasikan dengan persamaan:
F V g [6-9a]
F  mg [6-9b]

104
dimana:
V  volume benda dalam zat cair (m3 )
Terdapat tiga kemungkinan keadaaan benda dalam zat cair, yaitu:
1. Tenggelam; jika berat jenis benda lebih besar dari berat jenis zat cair,
benda  air
2. Melayang; jika berat jenis benda sama dengan berat jenis zat cair, benda  air

3. Terapung; jika berat jenis benda lebih kecil dari berat jenis zat cair, benda  air
Contoh Soal 6-6: Sebuah lempengan besi baja seberat 10 kg dengan densitas 7,8 x
103 kg/m3 berada pada sebuah dasar kolam berisi air. Hitunglah (a) tegangan tali
untuk menarik lempengan tersebut dari dalam kolam, (b) tegangan tali saat
lempengan berada dipermukaan air.
Penyelesaian:
 Volume besi
m 10kg
V   0, 0013m3
besi kg
7,8 x103 3
m
 Berat air yang dipindahkan oleh lempengan besi
Wair  mair g  Vbesi  air g
 kg  m
 0, 0013m3 1000 3  9,81 2   12,58 N
 m  s 
 Berat besi di dasar kolam
 m
Wbesi  mbesi g  10kg  9,81 2   98,1N Gambar 6-5: Diagram benda bebas
 s 
Berdasarkan defenisi hukum Archimedes, berat zat cair yang dipindahkan akan
sama dengan gaya ke atas  F  yang dialami oleh lempengen besi, oleh sebab itu:

a) Tegangan tali untuk mengangkat besi (lihat Gambar 6-5) adalah:

F y 0

105
T  F W  0  T  W  F
T  98,1N  12,58N  85,52 N
b) Tegangan tali saat berada di permukaan air
T  udara Vbesi g

 m
3 
0, 0013m3   9,81 2   15,3x103 N
kg
T  1, 2
m  s 
6.2.6 Tegangan Permukaan
Adanya tegangan permukaan memungkinkan benda dengan densitas yang
lebih besar dapat terapung di atas permukaan zat cair. Tegangan permukaan terjadi
karena adanya gaya tarik menarik antara partikel sejenis atau kohesi. Gaya kohesi
itulah yang menyebabkan tetesan air berbentuk bulat karena gaya tarik menarik
antar partikel zat cair sehingga menimbulkan tegangan permukaan berupa lapisan
tipis yang membungkus zat cair. Molekul B pada Gambar 6-6 akan mengalami
tarikan dari molekul zat cair lainnya dalam segala arah sehingga molekul tersebut
berada dalam kesetimbangan. Molekul A pada permukaan zat cair hanya mengalami
tarikan pada molekul yang berada di bawah dan samping molekul tersebut, sehingga
pada permukaan atasnya akan membentuk selaput tipis yang menghasilkan
tegangan permukaan.

Gambar 6-6: Ilustrasi tegangan permukaan


Pengukuran tegangan permukaan dilakukan melalui suatu percobaan yang
jamak dilakukan yaitu batangan kawat dibentuk menyerupai huruf U. Selanjutnya

106
sebatang kawat lurus lainnya dengan panjang AB dan berat W1 dengan kedua
ujungnya dipasang pada kaki-kaki kawat berbentuk U sehingga memungkinkan
bergerak naik turun pada kaki kawat berbentuk U. Pada batang kawat lurus juga
ditambahkan pemberat sebesar W2 . Konstruksi kedua kawat tersebut selanjutnya
dicelupkan ke dalam cairan sabun dan sesaat setelahnya diangkat kembali ke atas.
Jika pemberat pada batang kawat mampu menjaga kesetimbangan dengan cairan
sabun yang ada di atasnya (tidak menyebabkan batang kawat bergeser pada kaki
kawat U), maka besarnya gaya tegangan permukaan pada lapisan sabun adalah:
F  W1  W2 [6-10]
Bagian batang kawat yang kontak dengan air adalah sisi dalam dan sisi luar dengan
panjang masing-masing adalah  L  , maka besarnya tegangan permukaan adalah:

F
 [6-11]
2L
Kita juga dapat menghitung tekanan yang terjadi dalam suatu gelembung yang
terbentuk karena adanya tegangan permukaan  , gamma  , jika tekanan luar

gelembung adalah sama dengan tekanan atmosfer  p0  , maka tekanan dalam

gelumbung untuk cairan sabun adalah:


4
p  p0  [6-12]
R
Sementara untuk tetesan air adalah:
2
p  p0  [6-13]
R
Dimana:
R  jari-jari gelembung (m)

107
Contoh Soal 6-7: Tentukan tekanan gauge dalam satuan Pascal dalam sebuah
gelembung sabun dengan diameter 3,0 cm dimana tegangan permukaannya adalah
N
  0, 025 .
m
Penyelesaian:
 Tekanan atmosfer = 1,01325 x 105 Pascal
 Tekanan gauge:
  N 
 4  0, 025  
4
 1, 01325 x105   
m
p  p0  2
 101331, 67 Pa
R  1,5 x10 
 
 
6.3 Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang bergerak dan dapat berupa aliran zat cair,
udara maupun aliran gas. Dalam pengalirannya fluida akan membentuk pola-pola
tertentu yang kemudian dikenal dengan jenis-jenis aliran yaitu:
1. Aliran Laminer
Aliran laminar atau disebut juga aliran stationer adalah aliran fluida yang teratur
dan membentuk pola tertentu, dimana garis-garis aliran tidak saling berpotongan
dan bersilangan sehingga tidak terdapat pusaran. Karakteristik aliran ini
biasanya diukur dengan nilai bilangan Reynold yang lebih kecil dari 2300
 Re  2300 
2. Aliran Turbulen
Aliran turbulen atau disebut juga aliran acak adalah aliran fluida yang tidak
teratur dan membentuk pola yang acak akibat adanya perubahan kecepatan yang
sangat tinggi setiap saat sehingga garis-garis aliran saling berpotongan,
bersilangan sehingga dan membentuk pusaran. Karakteristik aliran ini biasanya
diukur dengan nilai bilangan Reynold yang lebih besar dari 4000  Re  4000  .

108
3. Aliran Transisi; merupakan jenis aliran perubahan dari laminer ke turbulen
dengan nilai bilangan Reynold adalah 2300 – 4000  2300  Re  4000  .

6.3.1 Persamaan Kontinuitas


Persamaan kontinuitas dihasilkan dari kenyataan bahwa massa fluida yang
mengalir setiap saat tidak akan berubah dari satu penampang ke penampang lainnya.

Gambar 6-7: Penurunan persamaan kontinuitas


Pada Gambar 6-7 terlihat zat cair melalui dua penampang dengan luas dan kecepatan
yang berbeda, masing-masing adalah
A1 ; v1 dan A2 ; v2 [6-14]
Selama selang waktu yang singkat fluida akan bergerak pada keduan penampang
masing-masing sejauh:
ds1  v1 dt dan ds2  v2 dt [6-15]
Volume air yang melalui kedua penampang setiap saat adalah:
dV1  A1v1 dt dan dV2  A2v2 dt [6-16]
Demikian halnya massa zat cair yang melewati kedua penampang setiap saat adalah:
dm1   A1v1 dt dan dm2   A2v2 dt [6-17]
Berdasarkan asumsi awal bahwa massa zat cair tidak berubah, maka persamaan (6-
17) dituliskan menjadi:
dm1  dm2 [6-18a]

 A1v1 dt   A2v2 dt [6-18b]

A1v1  A2v2 [6-19]

109
Persamaan (6-19) dinyatakan untuk fluida inkompresibel, sementara untuk fluida
kompresibel dimana terdapat perbedaan densitas pada kedua penampang pipa,
persamaan kontinuitasnya adalah:
1 A1v1  2 A2 v2 [6-20]
Sementara itu laju aliran aliran volume zat cair adalah:
dV
Q  Av [6-21]
dt
Contoh Soal 6-8: Air mengalir dalam sebuah pipa dengan luas penampang yang
berubah dan pada semua titik air memenuhi semua pipa. Pada titik 1 luas penampang
pipa adalah 0,07 m2, dan besar kecepatan fluida adalah 3,5 m/s. Berapa laju fluida
pada titik-titik dalam fluida dimana luas penampangnya adalah (a) 0,105 m2 dan (b)
0,047 m2, serta (c) hitung volume air yang keluar dari ujung terbuka pipa dalam
waktu 1 jam.
Penyelesaian:
 Luas penampang pipa masuk ; A1  0, 07m2

m
 Kecepatan fluida pada sisi masuk; v1  3,5
s
 Laju fluida pada luas penampang A2  0,105m2

A1 0, 07 m m
A1v1  A2v2  v2  v1  3,5  2,3
A2 0,105 s s

 m 3
m
Q2  A2 v2  0,105m 2  2,3   0, 242
 s s

 Laju fluida pada luas penampang A2  0,047m2

A1 0, 07 m m
A1v1  A2 v2  v2  v1  3,5  5, 21
A2 0, 047 s s

 m 3
m
Q2  A2 v2  0, 047 m 2  5, 21   0, 242
 s s

110
 Volume air yang keluar pada sisi ke-2 setelah 1 jam (3600 detik)
m3
V2  Q2 t  0, 242  3600s   871, 2m3
s
6.3.2 Persamaan Bernoulli
Asas Bernolulli menyatakan bahwa kerja yang dilakukan pada satu satuan
volume fluida oleh fluida sekitarnya adalah sama dengan jumlah perubahan energi
kinetik dan energi potensial tiap satuan volume yang terjadi selama aliran. Dimana
komponen perubahan kerja, perubahan energi kinetik dan perubahan energi
potensial fluida pada setiap saat dituliskan dalam beberapa persamaan berikut ini:
 Komponen perubahan kerja setiap saat
dW  p1 A1ds1  p2 A2 ds2  A1ds1  A2 ds2  dV (volume zat yang masuk = keluar)

dW   p1  p2  dV [6-22]

 Komponen perubahan energi kinetik setiap saat

  v22  v12  dV
1
dK  [6-23]
2
 Komponen perubahan energi potensial setiap saat
dU   g  y2  y1  dV [6-24]

Berdasarkan defenisi kerja, yaitu:


dW  dK  dU [6-25]
Jika ketiga persamaan sebelumnya disubsitusi ke dalam persamaan (6-25) akan
diperoleh persamaan Bernoulli sebagai berikut:

  v22  v12  dV   g  y2  y1  dV
1
 p1  p2  dV 
2

  v22  v12    g  y2  y1 
1
 p1  p2  
2
1 1
p1   v12   gy1  p2   v22   gy2 [6-26]
2 2

111
Tanda (subscript) 1 dan 2 menunjukkan sembarang titik pada sepanjang pipa aliran
fluida, sehingga persamaan (6-26) dapat dituliskan secara sederhana dalam bentuk
umum sebagai berikut:
1
p   v 2   gy  konstan [6-27]
2
Contoh Soal 6-9: Sebuah tangki tertutup berisi air laut sampai ketinggian 11 m,
juga berisi udara di atas air pada tekanan gauge 3 atm. Air mengalir keluar dari dasar
melalui lubang kecil. Hitung laju aliran air yang keluar.
Penyelesaian:
Dari data dan kondisi pada soal, dapat ditentukan beberapa parameter sebagai
berikut:
 Ketinggian air di titik-1; y1  11m

N
 Perbedaan tekanan dalam tangki dan udara luar, p1  p2  3atm  303975
m2
kg
 Densitas air laut:   1, 03 x103
m3
m
 Gravitasi: g  9,81
s2
 Kecepatan aliran air masuk: v1  0

 Ketinggian air pada dasar tangki: y2  0


Dengan menyederhanakan persamaan (6-26) dan mengeliminirr komponen yang
mengandung variabel nol, maka diperoleh kecepatan air keluar, yaitu:
1 2
p1  0   gy1  p2   v2  0
2

N
2  p1  p2  2  303975
v2   2 gy1  m2  2  9,81 m 11m
 
 kg
1, 03x103 3  s2 
m

112
m2 m2 m
v2  590, 24 2  215,82 2  28,39
s s s
6.3.3 Viskositas dan Persamaan Poiseuille
Viskositas menyatakan kemampuan alir zat cair yang tentu saja berkaitan
dengan kekentalan zat cair dan gaya geser antara molekul fluida serta dengan
dinding pipa yang dilaluinya sehingga akan berpengaruh terhadap kecepatan alir zat
cair. Secara microskopik viskositas fluida disebabkan adanya gaya tarik menarik
antara molekul sejenis (kohesi) pada zat cair, sedangkan pada gas disebabkan
adanya tumbukan antara partikel gas. Tinggi atau rendahnya nilai viskositas fluida
zat cair terkait dengan kemampuan zat cair menahan gaya luar berupa tekanan
maupun tegangan. Semakin tinggi nilai viskositas fluida, maka semakin sulit pula
fluida mengalir karena gaya tarik antar molekulnya semakin tinggi yang berarti pula
bahwa fluida semakin tahan terhadap gaya luar.
Semakin dekat fluida visvous pada dinding pengaliran maka semakin besar
pula molekul zat cair menerima tahanan geser sehingga untuk membuatnya tetap
mengalir dibutuhkan gaya geser yang lebih besar. Memahami lebih lanjut tentang
besaran gaya, kecepatan, tegangan dan regangan pada fluida cair yang mengalir
dapat dilakukan dengan memperhatikan Gambar 6-8. Pada gambar tersebut terlihat
bahwa untuk membuat fluida bagian atas tetap mengalir secara konstan, maka
dibutuhkan gaya sebesar F. Demikian pula sebaliknya fluida bagian bawah akan
mengalami hambatan gaya geser yang sama besar yaitu F sehingga membuat fluida
tidak bergerak. Hal ini menyebabkan lapisan fluida mengalami regangan geser dari
bentuk semula yaitu abcd menjadi cdef . Viskositas fluida analog dengan nilai
elastisitas bahan, sehingga viskositas fluida dapat didefenisikan sebagai
perbandingan tegangan geser dan laju regangan geser fluida atau di rumuskan
dengan persamaan:

113
Gambar 6-8: Aliran fluida viscous pada plat sejajar
F
 A  Fl [6-28]
v Av
l
Dimana:
A = luas permukaan pelat (m2)
l = jarak pelat (m)
F = gaya geser (m2)
v = kecepatan fluida (m/s)
Dari persamaan (6-28) diketahui satuan viskositas dalam sistem satuan internasional
adalah:
Nm N
3
 2 .s [6-29]
m m
s
Satuan yang digunakan untuk menyatakan koefisien kekentalan fluida atau
viskositas adalah satuan poise dimana:
N
1 .s  10 poise [6-30]
m2
Sementara itu, nilai viskositas untuk aliran fluida viscous pada pipa bundar dapat
diturunkan dengan menggunakan persamaan (6-28) dengan mengasumsikan bahwa
perubahan tegangan geser pada ujung bawah dan atas dari pipa adalah perbandingan
gaya geser dengan volume pipa (gradien tekanan, dp dx ). Sementara laju regangan

gesernya adalah kecepatan fluida pada titik tertentu dari dinding pipa  r  terhadap

kuadrat selisih antara jari-jari pipa dan jarak kecepatan dari dinding fluida, atau:

114
 p1  p2 
L  p1  p2 R 2  r 2
 
4v 4vL
  [6-31]
R  r 
2 2

Dimana:
p1 dan p2 = tekanan pada ujung-ujung pipa (N/m2)
L = panjang pipa (m)
R = jari-jari pipa, sumbu aliran (m)
r = kecepatan fluida yang berjarak r dari sumbu pipa (m)
v = kecepatan pipa (m/s)
Contoh Soal 6-10: Air pada 20oC mengalir dalam pipa berjari-jari 10 cm. Viskositas
air pada suhu 20oC adalah 1,005 sentipose. Jika laju air dalam pusat pipa 2,5 m/s,
berapa laju air pada; (a) 5 cm dari pusat pipa, (b) pada dinding pipa
Penyelesaian:
 Jari-jari pipa, R  10cm  0,1m
N
 Viskositas air,  = 1, 005 sentipoise = 1, 005 x 102 s
m2
N
 Perbedaan tekanan ujung-ujung pipa, p1  p0  1atm  101325
m2

  0,1
2
 R2
 Luas penampang pipa, A    0, 0078m2
4 4

 Laju air pada pusat pipa r  0 adalah v  2,5 m


s
Dengan data-data tersebut kita dapat menghitung panjang pipa melalui persamaan
(6-31), yaitu:
N
101325
p1  p2 2 2
L
4v
 R r 
 m 
m2
Ns 
 0,1  0  m2  10082,1m
2

4  2,5 1, 005 x102 2 


 s  m 

115
 Laju air pada jarak 5 cm  r  dari pusat pipa adalah:

N
101325
p  p2 2 2
v 1
4 L
R  r   
m2
Ns 
 0,1
2
 0, 052  m2  1,9
m
4 10082m  1, 005 x102 2 
s
 m 

 Laju air pada dinding pipa adalah nol (tidak bergerak) karena  r  10  , dimana

Rr  0
Fenomena yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa fluida viscous
membutuhkan gaya untuk melawan gaya hambat (geser) fluida sehingga membuat
fluida cair dapat terus mengalir secara konsisten. Selain itu perbedaan tekanan
antara ujung-ujung pipa juga diperlukan agar zat cair juga dapat terus mengalir.
Sementara itu total laju aliran volume fluida yang mengalir dalam tabung bundar
dirumuskan oleh Poiseuille dengan persamaan:

dV  R  p1  p2 
2

Q  [6-32]
dt 8L
Contoh Soal 6-11: Berapa perbedaan tekanan antara dua ujung pipa dengan panjang
1,9 km berdiameter 29 cm agar dapat mengalirkan minyak dengan laju aliran

volume 450 cm3/s, dimana diketahui   950 kg dan   0, 20Pa.s .


m3
Penyelesaian:
 R 2  p1  p2 
Q
8L

 N  cm3 m3 
8 1900m   0, 2 2 s   450 x 6 3 
8LQ  m  s 10 cm 
p1  p2    30,38GPa
 R4   0, 29m 
4

116
Latihan Soal-Soal:
6 – 1 : Seorang pembeli besi bekas menerima logam platina dari seorang
pemulung dengan berat 50 kg. Berapa panjang sisi logam platina tersebut.
(0,1327m)
6 – 2 : Sebuah tangki berisi 15 cm lapisan oli yang mengapung pada air sedalam
50 cm. Densitas oli adalah 600 kg/m3, (a) Berapakah tekanan gauge pada
perbatasan air dan minyak, (b) Berapa tekanan gauge pada dasar tangki
(882,9 Pa ; 5787,9 Pa)
6 – 3 : Berapa tekanan gauge yang harus dihasilkan sebuah pompa untuk
memompa air dari dasar Hotel Marriot dengan tinggi 750 meter ke Indian
Garden setinggi 1500 meter. Nyatakan dalam satuan pascal dan atm.
(20,6 MPa ; 206 atm)
6 – 4 : Sebongkah es mengapung pada danau air tawar. Berapa volume
minimum yang harus dipunyai bongkahan tersebut agar seseorang dengan
berat 45 kg dapat berdiri diatasnya tanpa kakinya menjadi basah.
(  0,05 m3)
6 – 5 : Sebuah balok kayu berbentuk kubus dengan sisi 8 cm mengapung pada
bidang batas antara minyak dan air dengan permukaan terendah 2 cm
dibawah bidang batas (lihat Gambar 6A), jika densitas minyak 790 kg/m3,
Hitunglah (a) tekanan gauge pada permukaan atas balok,(b) tekanan
gauge pada permukaan bawah, (c) massa dan densitas balok
(465 Pa ; 1126,2 Pa ; 0,43 kg ; 840 kg/m3)

Gambar 6A

117
6 – 6 : Tentukan kelebihan tekanan yang terjadi pada 20oC, (a) di dalam hujan
deras dengan jari-jari 1 mm, (b) di dalam curahan air dengan jari-jari 0,01
mm.
(145,6 kPa ; 14,56 MPa)
6 – 7 : Air mengalir dalam pipa bulat dengan luas penampang yang berubah, dan
pada semua titik air memenuhi pipa. (a) pada satu titik dalam pipa berjari-
jari 0,15 meter. Berapa laju air pada titik ini jika laju aliran volume dalam
pipa 1,2 m3/s, (b) pada titik kedua dalam pipa laju airnya 3,8 m/s, berapa
jari-jari pipa pada titik ini.
(17 m/s ; 31,7 cm)
6 – 8 : Dalam satu titik pada pipa saluran laju air adalah 4 m/s dan tekanan gauge
3 x 104 Pascal. Tentukan tekanan gauge pada titik kedua dalam lintasan
yang 11 meter lebih rendah dibanding yang pertama dan diameter pipa
pada titik kedua adalah dua kali dari yang pertama.
(165,41 kPa)
6 – 9 : Pada titik tertentu dalam pipa horisontal laju air 2,5 m/s dan tekanan
gauge 20000 Pascal. Tentukan tekanan gauge pada titik kedua dalam pipa
tersebut jika luas penampang pada titik kedua adalah dua kali dari dari
yang pertama.
(22,34 kPa)
6 – 10 : Air pada 20oC mengalir dalam pipa berjari-jari 10 cm. Viskositas air pada
suhu 20oC adalah 1,005 sentipose. Jika laju air dalam pusat pipa 0,25 m/s
dan alirannya laminer, tentukan penurunan tekanan akibat viskositas
sepanjang bagian pipa 5 meter.
(1,005 Pascal)

118

Anda mungkin juga menyukai