Pemimpin sejati ada dalam diri kita pemimpin mulai mampu membahagiakan yang dipimpinnya
dengan memasuki lingkaran bahagia.
Isyarat menuju arena pengabdian telah memanggil dengar dan simak panggilan ibu pertiwi untuk
anak negeri dalam hening sepi yang menggantung sepanggil malam yang menanti menebar bakti
untuk negeri mari kita rapatkan barisan samakan langkah jabat erat salam kita untuk bersama-
sama menyatukan puisi berbakti kepada negara kesatuan republik Indonesia. Ada yang lelah ada
yang hatinya penuh dengan luka tapi dia memilih untuk memendamnya sendiri ada pula yang
sudah terlalu lelah menahan semuanya. Ia memilih untuk menangis ia mengaduh kepada
Tuhannya. Ia tumpahkan kepada keluh kesah, lalu ia berdoa, Ya Tuhan dosaku amatlah besar
kepada-Mu dan amalku tak sebanding dengan dosa yang kuperbuat. Aku malu karena hanya
datang disaat aku sedang ada masalah saja, tapi jika bukan kepadamu kemana lagi aku akan
mengadu maka ku mohon ampuni aku, peluk aku yang lemah ini jadikan aku manusia sabar dan
ikhlas atas segala ketentuanmu, kuatkanlah hatiku karena hanya kepada-Mu lah tempat sebaik-
baiknya aku berharap.
Kalian tahu untuk hidup lebih bahagia terkadang kita hanya perlu mengakui bahwa kita sedang
tidak baik-baik saja. Kita hanya pelu menerima bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa kita
dapatkan, ada kalanya kita harus untuk belajar ikhlas dan mengerti bahwa hidup memang tak
selalu sejalan dengan apa yang kita mau, kita perlu merasakan apa itu jatuh agar mengerti
bagaimana caranya untuk bangkit kita perlu merasakan apa itu gagal, agar menghargai setiap
proses perjuangan .
Api Unggun Memberikan Pancaran Cahaya Yang Menerangi Bumi, Simbol Semangat
Membara Untuk Terus Berbakti Tanpa Hati
Satyaku kudarmakan
Darmaku Kubaktikan
Kema dasa darma
Walhamdulillahi rabbil’aalamiin
Wasalamualaikum Warahnatullahi wabaratuh