Anda di halaman 1dari 33

KITAB ADAT AMBALAN

HASAN BASRI
RATU ZALEHA

GERAKAN PRAMUKA
GUGUSDEPAN
TANAH BUMBU 06.045 – 06.046
MA. DARUL AZHAR
KITAB ADAT AMBALAN
HASAN BASRI
RATU ZALEHA

GERAKAN PRAMUKA
GUGUSDEPAN
TANAH BUMBU 06.045 – 06.046
MA. DARUL AZHAR

PROLOG

Aliran sungai menuntun jalan


Terkenang akan perjuangan
Gigih tanpa kompromi
Seputih jiwa yang terlahir
Memberikan suatu pengharapan
Bagi para tunas kelapa
Yakni punggawa pratama bumi keramat
Songsonglah impian lanjutkan cita juang
Yang lalu adalah pembelajaran
Sekarang adalah tugas kewajiban
Esok adalah perwujudan tantangan
Tiada henti kita berjuang
Wahai punggawa tunas kelapa

Kehormatan selalu diutamakan

Amun sudah tacabur haram babulik

Dalas bakisut asal sampai katujuan

Sebagai wujud cinta persatuan


Persaudaraan Nusantara yang kita banggakan
Ikhlas bakti bina bangsa
Berbudi bawa laksana
TRISATYA

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:


1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. Menepati dasadarma

DASADARMA

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hormat, cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
SANDI AMBALAN
BHINEKA TUNGGAL IKA

KEHORMATAN ITU SUCI


JANGANLAH KURANG AMALMU DALAM KESUKARAN
TENANGLAH DALAM BAHAYA,KATAKANLAH SELALU DALAM SEBENARNYA
JANGANLAH SEKALI-KALI SETENGAH BENAR ATAU YANG BERARTI DUA

SABDA PANDITA RATU


MANUSIA ITU MANUSIA,KAYA ATAU MELARAT ADALAH KEADAAN LAHIR,
KITA MENGUKUR ORANG DENGAN UKURAN BATIN
SIAPA SAJA MESKIPUN BAGAIMANA ADALAH KAWAN KITA,
KARENANYA
JANGANLAH melakukan SESUATU
YANG DAPAT MELUKAI HATI
ATAU MENGHINAKAN ORANG LAIN

LEBIH BAIK MATI TERHORMAT


DARIPADA HIDUP DENGAN NISTA
DALAM KEADAAN BAGAIMANAPUN JUGA
PANCARKANLAH JIWAMU DENGAN RIANG GEMBIRA
JANGANLAH nAMPAK PADA LAHIRMU AKAN ISI HATIMU

PEMUDA YANG SETIA,ADALAH ORANG YANG SOPAN DAN PERWIRA


YANG MEMBELA ORANG-ORANG MISKIN
DAN MEREKA YANG KURANG DARIPADANYA
sserta MENOLONG DIRINYA

hargailah dan PERGUNAKANLAH SEBAIK-BAIKNYA


SEGALA SESUATU YANG KITA TERIMA DARI TUHAN

ITULAH KEHENDAK AMBALAN KITA


BHINNEKA TUNGGAL IKA
Sandi ambalan
Waja sampai kaputing

Satria sejati adalah mereka yang sanggup mempertahankan


kehormatan dan harga dirinya
Oleh karenanya janganlah resan dan gelisah karena peredaran waktu
Setia tahu membalas budi dan sabar dalam ketabahan
Bersyukur pada penguasa abadi
Atas pemberian dari padanya
Dan hendaklah merasa cukup walau sedikit
Tulus ikhlas dalam berdamai adalah suatu keagunan
Takaran keberhasilan pengabdian
Adalah memberi yang terbaik
Bukan mencari keuntungan pribadi
Oleh karenanya jangan titik paluh
Karena gawian nang sia-sia sekalipun meneteskan
Hendaknya memberi makna abadi
Dengarlah pituah urang bahari
Lamun baisi parang landap
Jangan di timpas di palataran saurang
Lamun sakali bajajak kahandak
Caram sampai ka bawah talapak
Jangan bapatah bilah papadaan kita
Dan janganlah terlintas dalam hatimu untuk berbuat
Puput diluar rincung didalam
Atau nang baarti kemunafikan
Ingatlah wahai dangsanak sadulur saparinduan
Waja urang banjar kada balabur di panas api
Waja urang banjar tampaan yang kada bapapatahan
Waja urang banjar karas mulai di muara sampai ka hujung
Berilah makna kebenaran
Dari kehendak sandi ambalan kita
Waja sampai ka putting
SANDI AMBALAN
Bersujud

Kehormatan itu suci


Bumi yang kita pijak langit yang kita junjung

Bersujud
Bersih, syukur, jujur dan damai

Telah berdiri putra dan putri kesatria sejati Tegak badannya


Kokoh imannya Tinggi ilmunya Dan kuat amalnya

Bersih dan suci dalam tindakan, bersyukur atas setiap nikmat allah yang diberikan,
jujur setiap perkataan dan perbuatan, serta cinta pada kedamaian.

Ksatria sejati adalah yang hidup di tengah masyarakat,


tidak saling caci mencaci, hina menghina.
Menjaga kehormatan tanpa tinggi hati apa lagi merendahkan orang lain, jadilah seperti langit yang
tak pernah menjelaskan dirinya tinggi
seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk.

Wahai dangsanak sebumi bersujud Ingatlah sandi ini


Ketika hati tersayat karena ketidak sengajaan, janganlah dendam dibawa mati Kita adalah satu
kesatuan rasa, satu kesatuan tubuh. Ketika yang lain tertusuk duri,
maka semua merasakan sakitnya.

Mali' siparappe', rebba' sipatokkong, malilu sipakkai inge'.


Hanyut saling menolong, jatuh saling menegakkan, khilaf saling mengingatkan.
Saling tolong menolong dalam kesukaran

Jangan perkenalkan dirimu pada keputus asaan.


Hati kita terbuat dari baja,
sekali layar terkembang pantang biduk surut ke pantai,
ketika kaki telah melangkah pantang menyerah di tengah perjalanan, lebih baik tenggelam di tengah
lautan dari pada kembali kepantai.
Ingat papadah tadahulu Taro ada taro gau,
ketika perkataan telah di ucapkan maka tindakan harus mengikutinya.

Janganlah menjadi jarum dalam selimut yang dirajut bersama,


jangan menjadi penghianat dalam perjuangan.
Jadilah manusia yang bermanfaat bagai manusia yang lain.

Inilah papadah yang di tanamkan dalam hati

Mengatakannya menjadi janji


Dilakukan menjadi bukti
Menjaga kehormatan yang suci
Sandi kita, sandi bersujud. Bersih, syukur, jujur dan damai
`
SANDI AMBALAN
DALAS BALANGSAR DADA AMUN BAUNDUR KAHADA

Satria sejati adalah mereka yang sanggup mempertahankan


kehormatan dan harga dirinya
Oleh karenanya janganlah resah dan gelisah karena peredaran waktu

kita adalah Patriot Indonesia


Memeluk mesra sang buana
Kasih mengasihi sesama manusia,
Tiada lepas dari hidupya

Tabah dalam cobaan


Sabar dalam menghadapi rintangan
Bersabar adalah sifat bijaksana

Selalu cakap dalam bertindak


Nyata dalam berkarya dan Teliti dalam bhakti
Rajin menghiasi batin
Selalu terampil dalam mencari hasil

Tenang dalam suka,Senyum dalam duka


Taat pada amanat.Jujur dalam bertutur
Menepati dalam janji dan benar apabila berikrar

Dangarlah Pituah urang bahari


Amun sudah tacabur haram babulik
Dalas bakisut asal sampai katujuan
paribahasa dagu sudah tahantup katanah
biar tangan bapingkut dibatang salak
amun darah tacucur, cucurkan darah katanah
Supaya tanah jadi bukti parjuangan
Tanda kita Berpantang lari dari tanggungjawab

Wahai Jiwa yang putih seputih salju


Hati yang bersih sebersih embun
Jernihkan Pikiran, jernih bak air telaga
Kesucian adalah jiwa dan rasa

Wahai dangsanak sadulur saparinduan


Tataplah kedepan
Songsonglah hari esok
Masa lalu adalah kenangan
Masa sekarang adalah kenyataan
Dan masa depan adalah tantangan
Perjuangan kita masih panjang,
Maka Bersikaplah seperti seorang patriot

Berilah makna kebenaran


Dari kehendak sandi ambalan kita

DALAS BALANGSAR DADA AMUN BAUNDUR KAHADA


sandi ambalan
GARDANA SATYA – SAKTI WIBAWA

Bismillahirrahmanirrohim
Laksana Angkasa yang tak berujung dan tanah ibu pertiwi
Berdiri teguh putra dan putri Brigjen Haji Hasan Basri dan Ratu Zaleha
Dengan berdasarkan ‫اَل حَوْ َل َواَل قُ َّوةَ ِإاَّل بِاهللِ ال َعلِ ِّي ال َع ِظي ِْم‬

Dengan kekuatan
Kami siap berbakti dan siap mengabdi
Mewarisi semangat Brigjen Haji Hasan Basri
yang siap mempertahan negeri sampai tetes darah terakhir
Pantang mundur seperti Pangeran Antasari
Dengan semangat
“Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing”
serta patuh dan tunduk pada ketaqwaan
Jiwa kami Seperti sang Ratu Zaleha
suka berkumpul dan berbagi pengetahuan
Sebagai insan yang mulia
yang memiliki sifat rajin terampil dan penggembira
berbudi pekerti luruh yang rela menolong dan tabah
Kami siap tertatih untuk menjadi yang terlatih
mengemban sikap disiplin, berani , dan setia janji

wahai kula sadulur saparinduan


ingatlah !
adat di junjung tinggi tetapi hukum tetap berlaku
pikiran yang jernih, tutur kata yang tetatar, tindakan yang spesifik
tanda sucinya hati
bertanggung jawab atas tindakan dan amanah atas kepemimpinan

teguh hatinya tegak pendiriannya keras cita - citanya


itulah kehendak sandi ambalan kita

GARDANA SATYA – SAKTI WIBAWA


( berjiwa teguh – kokoh pendirian
Pesan – pesan

Pangeran pangeran antasarui

jLamun Tanah Kita Kahada Handak Dilincai Urang


Haram Manyarah, Waja Sampai Ka Puting
Jangan Bacakut Papadaan Kita

Lamun Handak Tulak Manyarang Walanda


Baikat Hati Di Tali Sindat
Jangan Sampai Mati Paharatan Bukah
Matilah Kita Di Jalan Allah

Siapa Nang Babaik-Baik Lawan Walanda


Tujuh Katurunan Kahada Aku Sapa
Lamun Kita Sudah Supakat
Handak Mahinyik Walanda
Janganlah Walanda Di Bari Muha
Badalas Pagat Urat Gulu

Lamun Manyarah Kahada


Haram Di Jamah Walanda
Haram Diriku Di Panjara
Haram Nagriku Di Jajah
Haram Manyarah, Waja Sampai Ka Puting
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena limpahan kasih dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Kitab adat ambalan Raga Samudera – Kameloh
Putak ini dengan baik.

Buku adat ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak ini kemudian kami beri nama Kitab Babuncu
Ampat. Kitab Babuncu Ampat mengandung makna sebuah buku yang akan menjadi pemersatu bagi
para penegak putra- putri yang saling bahu-membahu dalam menggapai sebuah tujuan mulia
sebagai generasi muda penerus cita-cita bangsa, terutama bagi warga ambalan Raga Samudera –
Kameloh Putak. Di dalam kitab adat ambalan ini memaparkan tentang adat dan kebiasaan yang
berlaku dan menjadi ciri khas yang berhubungan erat dengan latar belakang ambalan Raga
Samudera – Kameloh Putak. Kitab Babuncu Ampat akan menjelaskan adat ambalan yang wajib
diberlakukan dan dipatuhi oleh warga ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak yang berpangkalan
pada SMKS Bangun Benua.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada kesempurnaan yang paling sempurna kecuali hanya Yang
Maha Sempurna Allah SWT. Namun diharapkan berbagai kekurangan yang terdapat dalam kitab ini
dapat menjadi koreksi untuk lebih maju ke depan sehingga menjadi lebih baik lagi. Beberapa
kelebihan yang melengkapi kitab adat ini semoga dapat menjadi tuntunan sebagaimana yang
diharapkan.

Buku adat ini dapat terbentuk tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada ;

- Kak H.M. Erwani, M.Pd selaku Ka.Mabigus,


- Kak Rahmadi,MT selaku ketua Gudep
- Kak Kasnadi, SPd. Selaku Pembina Putra
- Kak Yulia hendriyanti, S.Pd, Selaku Pembina Putri
- Kakak - kakak yang saat ini telah menjadi Dewan Ambalan,
- dan seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu oleh karena keterbatasn kami,
namun telah membantu terselesaikannya Kitab adat ini baik secara moril maupun materiil.

Kitab Babuncu Ampat diharapkan dapat digunakan sebagai acuan warga ambalan Raga Samudera –
Kameloh Putak sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pengamalan kita semua. Akhir
kata, Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan.

Simpang Empat, 05 Juli 2021


Dewan Ambalan
DAFTAR ISI

PROLOG .................................................................................................

TRISATYA DASA DARMA .................................................................................................

SANDI AMBALAN Bhineka Tunggal Ika ..............................................................

Waja Sampai Kaputing ...........................................................

Bersujud ..................................................................................

Dalas Balangsar Dada ............................................................

Dharma Sakti .........................................................................

PESAN – PESAN PANGERAN ANTASARI .............................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................

Pengertian Dan Fungsi Adat .................................................................................................

Pemegang Adat .................................................................................................

Hak, Kewajiban, dan Wewenang Pemangku Adat .........................................................................

Tempat dan Waktu .................................................................................................

Sasaran .................................................................................................

Revisi Adat .................................................................................................

BAB II ISI .................................................................................................

ADAT KESEHARIAN .................................................................................................

Pakaian dan Penampilan .................................................................................................

Masuk- Keluar Ruangan .................................................................................................

Berjalan .................................................................................................

Makan .................................................................................................

Berbicara .................................................................................................

Tidur .................................................................................................

Sanksi .................................................................................................

UPACARA DAN APEL .................................................................................................

Pengertian .................................................................................................
Tempat dan Waktu .................................................................................................

Jenis Upacara dan Apel .................................................................................................

Formasi .................................................................................................

Petugas .................................................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................

Penutup .................................................................................................

A. Filosofi ................................................................................................. 8

B. Makna Kibaran Cita ................................................................................................. 10

C. Pusaka Adat ................................................................................................. 10

ATUR ACARA UPACARA HARI ULANG TAHUN PRAMUKA ........................................

ATUR ACARA PELANTIKAN PENEGAK BANTARA DAN LAKSANA ..........................

TANYA JAWAB PELANTIKAN PENEGAK BANTARA DAN LAKSANA.......................

ATUR ACARA PELANTIKAN ADAT DEWAN AMBALAN ............................................... 14


KATA- KATA PELANTIKAN DEWAN AMBALAN DEWAN AMBALAN 15
RAGA SAMUDERA – KAMELOH PUTAK ............................................................................

ADAT PELAKSANAAN PTA-PCP AMABALAN


RAGA SAMUDERA – KAMELOH PUTAK.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 20


BAB I
Bab 1
PENDAHULUAN

Pasal 1 Pengertian dan Fungsi Adat

1. Adat Ambalan adalah suatu peraturan dan kebiasaan yang menjadi ciri khas dan sarana
penertib suatu pangkalan yang telah disepakati oleh Warga Ambalan.
2. Fungsi Adat :
a. Sebagai identitas suatu pangkalan
b. Sarana penertib suatu pangkalan
c. Sebagai dasar dan pedoman

Pasal 2 Pemegang Adat

1. Pemegang Adat Ambalan adalah Pemangku Adat


2. Pemangku Adat adalah seseorang yang memiliki hak, kewajiban dan wewenang dalam
memegang adat.
3. Pemangku Adat memiliki Pusaka Adat yang wajib dijaga.

Pasal 3 Hak, Kewajiban, dan Wewenang Pemangku Adat

1. Hak Pemangku Adat


• Dihargai semua apa yang menjadi kebijaksanaannya.
• Memberikan saran yang bersifat membangun.
• Diperbolehkan mengambil keputusan secara sepihak apabila kondisi tidak
memungkinkan.
• Merevisi adat yang sudah tidak sesuai dengan kondisi.
• Membacakan sandi ambalan

2. Kewajiban Pemangku Adat


a. Menjaga, mengamalkan, dan menjalankan adat ambalan.
b. Menjaga Pusaka Adat.
c. Menjaga ketertiban di pangkalan.
d. Mampu mendampingi Pradana.
e. Mampu dengan sigap mengambil keputusan.
f. Mampu dengan cermat menyelektif suatu keadaan.

3. Wewenang Pemangku Adat


a. Memberi sanksi kepada pelanggar Adat.
b. Mendampingi Pradana dalam mengambil Keputusan.
c. Mengambil keputusan sepihak apabila kondisi mendesak.
d. Memperkenalkan Adat Ambalan.
Pasal 4 Tempat dan waktu

1. Adat Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha berlaku di pangkalan MA. Darul Azhar
2. Adat Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha berlaku di luar Ambalan apabila membawa nama
Gudep atau Pangkalan.
3. Adat Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha berlaku hanya 1 tahun jabatan dan selanjutnya
dapat direvisi dengan revisi yang mendasar dan baik.

Pasal 5 Sasaran

Sasaran Adat Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha adalah membentuk warga Ambalan yang :

1. Memiliki kepribadian yang disiplin, tegas, dan cerdas.


2. Menghargai seluruh adat dan ketentuan yang berlaku dalam ambalan.
3. Menghargai apa yang menjadi cita-cita dalam ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha.

Pasal 6 Revisi Adat

1. Adat Ambalan ditetapkan atas persetujuan seluruh warga Ambalan ketika


muspanitra atau kebijakan pemangku adat;
2. Revisi Adat hanya boleh dilakukan oleh Pemangku Adat; 3. Perubahan
Adat dapat dilakukan dengan ketentuan :
a. Disetujui oleh seluruh Warga Ambalan atau dengan kebijakan pemangku adat;
b. Menyesuaikan situasi dan kondisi.
BAB II ISI

ADAT KESEHARIAN PASAL 7

PAKAIAN DAN PENAMPILAN

1. Pemakaian atribut Pramuka sesuai dengan peraturan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
2. Penggunaan seragam pramuka lengkap dapat disesuaikan dengan keadaan.
3. Di dalam pertemuan, saat pemimpin mengenakan seragam Pramuka lengkap, maka anggota
wajib mengenakan seragam Pramuka lengkap.
4. Dalam keadaan tertentu hasduk harus diselamatkan dengan ketentuan dimasukan kebawah
kancing pertama baju.
5. Saat baret tidak dipakai, tidak boleh dimasukan kedalam saku celana,wajib dipegang atau
ditaruh di tempat yang semestinya.
6. Pakaian tidak boleh ketat.
7. Warna kaos kaki dan sepatu yang dikenakan adalah hitam polos.
8. Pemakaian Ring dan Hasduk harus kencang dan rapi.
9. Pakaian harus selalu rapi.
10. Bagi Penegak putra ikat pinggang harus terlihat.
11. Hasduk sesuai ketetapan kwarnas.
12. Pada saat pelaksanaan Apel maupun Upacara wajib menenakan pakaian pramuka lengkap.
PASAL 8 MASUK – KELUAR RUANGAN

Sebelum masuk dan/atau keluar ruangan yang di dalamnya terdapat bendera merah putih dan/atau
panji ambalan wajib melakukan penghormatan. “Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk
melakukan penghormatan boleh langsung masuk.”

PASAL 9 BERJALAN

1. Berjalan minimal 2 orang (menyesuaikan).


2. Ketika berjalan lebih dari satu orang harus dalam bentuk barisan maksimal 2 banjar.
3. Barang ringan yang dibawa wajib dijinjing di sebelah kiri.

PASAL 10 MAKAN

1. Sebelum makan pasukan harus dalam bentuk barisan yang rapi.


2. Salah satu anggota (pemimpin) memimpin pasukan dalam laporan sebelum makan
(disesuaikan).

3. Makanan dipegang di tangan kanan, dan minuman dipegang di tangan kiri (saat dibawa).
4. Hasduk diselamatkan sesuai dengan pasal 6 ayat 6 tentang Adat pakaian dan penampilan.
5. Pasukan disiapkan.
6. Berdoa sebelum makan dipimpin oleh pemimpin.
7. Pasukan diistirahatkan.
8. Dalam kondisi makan tidak boleh bersenda gurau.
9. Selesai makan, pasukan disiapkan dilanjutkan berdoa.
10. Pasukan diistirahatkan.

PASAL 11 BERBICARA

1. Dilarang membuat forum di dalam sebuah forum.


2. Di dalam sebuah forum apabila ingin menanggapi atau memberi saran wajib mengacungkan
tangan terlebih dahulu setelah itu memohon ijin untuk berbicara, dan boleh berbicara jika
sudah disilakan oleh pemimpin forum.
3. Dapat menjaga sopan santun seperti tidak boleh berkata-kata hewan dengan tujuan
mengejek.
4. Tidak boleh memotong pembicaraan.
5. Tidak boleh merokok bagi peserta saat berada di forum.
6. Dalam forum, laki – laki dan perempuan membentuk satuan terpisah.
PASAL 12 TIDUR

1. Tidur tidak boleh mengenakan baju Pramuka.


2. Dalam kegiatan, jam malam maksimal pukul 24.00 WITA.

PASAL 13 SANKSI

1. Sanksi diberlakukan jika terdapat suatu pelanggaran terhadap Adat Ambalan Hasan Basri –
Ratu Zaleha dan/ atau terhadap ketentuan yang diberlakukan oleh pihak sekolah yang
berhubungan dengan kegiatan Kepramukaan.
2. Sanksi- sanksi yang terdapat di Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha diberlakukan kepada
seluruh warga ambalan.
3. Sanksi- sanksi tersebut tidak berlaku bagi Ka Mabigus,Ka Gudep, Pembina, dan Tamu
Ambalan.
4. Jenis sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan Pemangku Adat dan/ atau dari hasil
musyawarah Dewan Ambalan
5. Jenis- jenis sanksi yang diberikan dapat berupa:
a. Peringatan secara lisan melalui teguran
b. Peringatan lisan melalui teguran dari Pembina Pramuka.
c. Diselesaikan oleh pihak sekolah yang berwenang dalam menangani pelanggaran peserta
didik.
d. Sanksi berupa tindakan membersih kan halaman atau toilet atau ruangan.
e. Sanksi berupa tugas maupun materi berupa uang sebesar Rp 2.000, dsb.

UPACARA DAN APEL PASAL 14

PENGERTIAN
1. Upacara adalah serangkaian kegiatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib
dilaksanakan dengan hikmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib untuk
membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
2. Apel adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengkoordinasikan suatu kegiatan yang
dilaksanakan secara teratur dan tertib.

PASAL 15 TEMPAT DAN WAKTU

1. Apel dan/atau Upacara dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar


ruangan.

2. Apel dan/atau Upacara dapat dilaksanakan di awal dan/atau di akhir


kegiatan.
PASAL 16 JENIS UPACARA DAN APEL

1. Upacara Umum adalah upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan
menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.
2. Upacara Pelantikan adalah upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon
menjadi anggota gerakan pramuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat juga
dilakukan untuk pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
3. Apel Pembukaan dan Apel Penutupan latihan adalah apel yang dilakukan dalam rangka
usaha melaksanakan dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan Gerakan Pramuka.

PASAL 17 FORMASI

1. Formasi peserta upacara dan/atau apel dalam bentuk bersaf.


2. Peserta upacara dan/atau apel berdiri berhadapan dengan Pembina.
3. Petugas upacara dan/atau apel ditempatkan di sayap kiri Pembina.
4. Pradana mendampingi Pembina dengan menempatkan diri di belakang Pembina.
5. Ajudan upacara dan/atau apel menempatkan diri di sebelah kiri Pradana atau Pembina.
6. Peserta upacara dan/atau apel ditempatkan dengan satuan terpisah.
7. Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang Pradana atau Pembina.

PASAL 18 PETUGAS

1. Petugas Upacara dan/atau adalah sekumpulan orang yang mengatur jalannya upacara
dan/atau apel supaya berjalan lancar dan tertib.
2. Petugas Upacara dan/atau apel terdiri dari Pembina dan/atau apel, pemimpin upacara
dan/atau apel, pengatur upacara dan/atau apel, pembawa acara, pembawa bendera (dalam
upacara).
BAB III PENUTUP

PASAL 19
1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam kitab adat ini akan ditetapkan lebih lanjut.
2. Apabila terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi ambalan, maka selanjutnya dilakukan revisi
terhadap adat tersebut.
3. Kitab adat ini ditetapkan berdasarkan persetujuan seluruh warga ambalan.

Simpang Empat, 05 Juli 2021

Pradana Putri Pradana Putra

SITI AISYAH MUHAMMAD RAAFI H.


NTA. 1612.06.045.033 NTA. 1612.06.046.027

Mengetahui:

Pembina Putri, Pembina Putra

JUMRIANI RAHMADI, MT
NTA. 1612.06.045.0029 NTA. 1612.00.000.023

Kamabigus, Ketua Gugus Depan,

AHMAD MAWARDI,S.Sos RAHMADI, MT


NTA. 1612.00.000.023
A. Filosofi

BIOGRAFI BRIGJEN H. HASAN BASRY

Lahir di Hulu Sungai Selatan tepatnya di Kandangan lepas 17 Juni tahun 1923 merupakan seorang
pejuang militer dan salah satu tokoh pahlawan nasional Indonesia. Hasan Basry menyelesaikan
pendidikan tingkat sekolah dasar di Holland inlandsche school, beliau menempuh pendidikan islam
pada awalnya di Kandangan, Tsanawiyah Al Wathoniyah yang kemudian berlanjut di Pondok Modern
Kweekschool di Ponorogo Jawa Timur pada tanggal 5 Mei 1946 bertepatan ketika masa revolusi
kemerdekaan. Setelah berakhirnya perang kemerdekaan Hasan Basry sebelum kembali ke tanah air
beliau melanjutkan pendidikan agamanya ke Universitas al-azhar dan Amerika University di Kairo
pada tahun 1951 sampai 1955. Riwayat karir dan pencapaian beliau, pertama beliau pernah ditunjuk
menjadi pemimpin Laskar Syaifullah dengan program utama keprajuritan, mendirikan pergerakan
berupa organisasi Benteng Indonesia, mendirikan batalyon Angkatan Laut Republik Indonesia divisi 4
di Kalimantan Selatan telah dilantik sebagai Komandan Teritorial Kalimantan Selatan pada tahun
1956, dan menjadi Panglima Daerah Militer X Lambung Mangkurat pada tahun 1959, serta
memerintahkan pengeluaran surat pembekuan kegiatan PKI dan ormas-ormasnya pada tanggal 22
Agustus 1960, dan mendirikan Universitas Lambung Mangkurat pada tanggal 21 September 1958.
Penghargaan yang diterima, ditetapkan sebagai Bapak gerilya Kalimantan 1961 dianugerahi gelar
pahlawan nasional kemerdekaan. Hasan Basry, beliau telah meninggal pada tanggal 15 Juli 1984
pada saat umur 61 tahun setelah sakit dan dirawat di RSAD (Rumah Sakit Angkatan Darat) Gatot
Subroto, Jakarta. Pemakaman beliau dilaksanakan secara militer di Liang Anggang Banjarbaru
inspektur upacara Mayjen mereka atas jasa-jasanya Hasan Basry sebagai tokoh pejuang telah
dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SK Presiden
Nomor 110 tertanggal 3 November 2001. (Barjie, 2013: 212).

Harapan bahwa masyarakat Indonesia yang berada di Kalimantan Selatan masih masih tetap
diperjuangkan dan menandakan perjuangan pantang menyerah hingga tetes darah penghabisan
yang dalam istilah lokal bahasa banjar haram manyarah, waja sampai kaputing, merupakan slogan
yang selalu dibawa oleh Pangeran Antasari dari periode Perang Banjar pada tahun 1859 sampai
1906. Ketika proklamasi 17 Mei memicu dan mengeluarkan semangat nasionalisme, banyak nilai-
nilai yang terkandung dalam peristiwa tersebut berupa nilai-nilai keberanian, pantang menyerah,
dan kesetiaan cinta tanah air yang ditunjukkan oleh masyarakat Banjar kepada Belanda. Nilai
kejuangan Hasan Basry mengacu pada karakter beliau yang berani, pantang menyerah, teguh
pendirian, dan berjiwa nasional.
RATU ZALEHA

Sebelum ayahnya meninggal Gusti Zaleha sempat diberi cincin kerajaan dari ayahnya. Sejak itu dia
menggantikan ayahnya sebagai Sultan dan Pemimpin Perang Tertinggi kemudian diberi gelar Ratu
Zaleha. Bersama suaminya Gusti Muhammad Arsyad terus melanjutkan perjuangan ayahnya. Gusti
Muhammad Arsyad adalah saudara sepupunya putra dari pamannya Gusti Muhammad Said. Semasa
ayahnya masih hidup, suaminya adalah panglima perang yang sangat dihandalkan ayahnya, dimana
bersama suaminya pada tahun 1901 memporak porandakan penyerangan Belanda di daerah Barito.

Ratu Zaleha dapat menghimpun kekuatan dari suku – suku Dayak Dusun, Kenyah, Ngaju, Kayan,
Siang, Bakumpai, Suku Banjar bersama seorang wanita pemuka Dayak Kenyah bernama Bulan Jihad
seorang perempuan yang sangat pemberani yang selalu bahu membahu di medan pertempuran.

Selama masa perjuangan fisik Ratu Zaleha tidak ketinggalan memberikan pelajaran ran agama Islam
kepada anak-anak Banjar serta memberikan penyuluhan kepada perempuan – perempuan Banjar
serta Dayak tentang peranan perempuan dan ilmu pengetahuan.

Ratu Zaleha sangat murka manakala suami dan pasukannya dilumpuhkan Belanda. Suaminya
ditangkap lalu diasingkan ke Bogor pada 1904. Tetapi ia tidak pernah kenal surut dan terus
mengadakan perlawanan yang tinggi mempertahankan Benteng Manawing dan Tambang Batu Bara
Oranje Nassau atas gempuran Belanda yang lengkap alat persenjataannya.

Ratu Zaleha dianggap macan wanita yang tidak mau tunduk kepada Belanda. Perang berjalan 5
tahun. Tetapi kondisi fisik Ratu Zaleha mulai menurun karena kelelahan dan pasukannya juga satu
persatu gugur dalam suatu pe.

Maksud dan tujuan pangkalan Putri SMKS Bangun Benua memilih Kameloh Putak ( Ratu
Zaleha ) sebagai nama ambalan adalah karena merupakan sosok wanita yang pantang menyerah,
serta gigih membela Bangsa . Pangkalan SMKS Bangun Benua menginginkan adanya Kameloh Putak
– Kameloh Putak muda yang memiliki tekad yang kuat, pantang menyerah, dan terus memupuk
semangat pada dirinya, agar bermanfaat untuknya dan bagi sekelilingnya. Diharapkan Pramuka
Penegak putri tidak mudah putus asa dalam menggapai cita-cita bagaimana pun sulitnya suatu
keadaan, diharapkan dapat menemui jalan. Diharapkan pula bersama-sama ambalan Raga Samudera
untuk terus berjuang memajukan Pramuka dipangkalan SMKS Bangun Benua, tanpa memandang
gender baik laki-laki atau perempuan. Sehingga pramuka penegak putri bisa ikut berkiprah dalam
gerakan Pramuka. Kaum perempuan bukanlah lagi sekedar teman gurau atau bahan bercanda bagi
para laiki-laki, namun kaum perempuan harus mampu memiliki andil dalam perancangan,
pembuatan, serta pengambil keputusan untuk memenuhi suatu tekad yang telah dicita-citakan,
seperti yang dilakukan sosok Kameloh Putak.
B. Makna lambang gudep MA. Da’az

1.Warna biru tua


Maknanya kedalaman ilmu dan
persasaan serta luasnya
pandanngan.

2. Warna hijjau
Syarat akan harmoni ( keseimbangan, kesuburan, kesegaran )
Di dalam MA. Darul Azhar
3. Warna kuning ke emasan
Yaitu melambangkan kecerahan hidup menuju menuju kesempurnaan dan keluhuran budi di
ambalan MA. Da’rul Azhar

4. Dua tunas kelapa


Melambangkan keseimbangan laki – laki dan perempuan di ambalan MA. Darul Azhar

5. Roda gigi sepuluh


Yaitu melambangkan pengalam dasa dharma.

6. Bintang bersuat lima


Melambangkan pancasila,rukun islam, kepada tuhan yang maha esa.

7. kitab suci
Bermaan sebagai pedoman hidup

C. Pusaka Adat

Setiap Ambalan dalam Gerakan Pramuka memiliki senjata has,


ataupun benda yang menjadi ciri khas. Senjata maupun barang
itulah yang oleh setiap ambalan digunakan sebagai Pusaka Adat.
Demikian halnya dengan pangkalan SMKS Bangun Benua memiliki
senjata khas yang berasal dari senjata asli penduduk Kalimantan
Selatan khususnya bagi suku Dayak dan Banjar. Senjata tersebut
berupa sebuah Parang yang disebut Mandau, yang kemudian
senjata tersebut dijadikan Pusaka Adat Ambalan Hasan Basri da Ratu Zaleha.

Mandau tersebut melambangkan keberanian dan tekad yang kuat dalam mengiringi setiap
perjuangan.
ATUR ACARA UPACARA HARI ULANG TAHUN GERAKAN PRAMUKA

- Masing-masing pimpinan sangga (sesuai kondisi) menyiapkan pasukan


- Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara
- Penghormatan kepada pemimpin upacara
- Laporan masing-masing pimpinan sangga (sesuai kondisi) kepada pemimpin upacara
- Pemimpin upacara memasuki lapangan mengambil alih pimpinan

Upacara pengibaran bendera dalam rangka hari ulang tahun pramuka ke-… tahun… di mulai

- Pembina upacara memasuki lapangan upacara


- Hymne satya dharma pramuka
- Penghormatan pasukan
- Laporan pemimpin upacara
- Pengibaran bendera merah putih dipimpin oleh pemimpin upacara
- Mengheningkan cipta dipimpin pembina upacara
- Pengucapan pancasila, pembukaan uud 1945 dan dasa darma
- Amanat pembina upacara
- Menyanyikan lagu-lagu nasional, bagimu negeri dan satu nusa satu bangsa
- Pembacaan doa
- Laporan pemimpin upacara
- Penghormatan pasukan

Upacara pengibaran bendera dalam rangka hari ulang tahun pramuka ke-… tahun…, selesai

Demikian tadi, seluruh rangkaian upacara pengibaran bendera dalam rangka hari ulang tahun
gerakan pramuka ke-… tahun… MA. Darul Azhar. Akhir kata, dirgahayu gerakan pramuka ke-…,
satyaku kudarmakan darmaku kubaktikan, salam pramuka.
ATUR ACARA PELANTIKAN PENEGAK BANTARA/LAKSANA GERAKAN
PRAMUKA GUGUS DEPAN TANAH BUMBU 06.005-06.006

Pesersiapan pasukan selesai

Upacara pelantikan penegak bantara/laksana Gerakan Pramuka Gugus depan Tanah Bumbu 06.045-

06.046,…..,…………….., di mulai

- Hymne satya dharma pramuka


- Pengapit kanan dan pengapit kiri menempatkan diri
- Tanya jawab pembina kepada pengapit kanan dan pengapit kiri
- Pengapit kanan dan pengapit kiri kembali ke sangga masing-masing
- Sang merah putih memasuki rumah adat
- Tanya jawab pelantikan
- Peserta menempatkan diri
- Pengucapan tri satya dipimpin oleh pembina ( merah putih diletakan pada dada sebelah kiri) -
Prosesi Adat Ambalan
- Penyematan tanda pelantikan
- Sang merah putih meninggalkan rumah adat
- Sandi ambalan GARDANA SATYA – SAkTI WIBAWA

Upacara pelantikan penegak bantara Gerakan Pramuka Gugus depan Tanah Bumbu 06.045-06.046,
selesai

Pasukan diistirahatkan

Ucapan selamat dari pembina upacara, diikuti oleh warga ambalan lainnya.
TANYA JAWAB UPACARA PELANTIKAN PENEGAK BANTARA/LAKSANA

Pembina – Pradana

Pembina : Menurut pengamatan dari kakak Pradana Putra selaku Pemimpin Dewan Ambalan. Dilihat
dari segi ilmu pengetahuan,dan kecakapan. Apakah mereka layak untuk dilantik menjadi
Penegak Bantara?
Pradana Putra : Menurut pendapat saya apabila dilihat dari segi Ilmu Pengetahuan, mereka layakuntuk
dilantik menjdi Penegak Bantara.
Pembina : Menurut pengamatan dari kakak Pradana Putri selaku Pemimpin Dewan Ambalan. Dilihat
dari segi kepribadian,dan perkembangan watak, apakah mereka layak untuk dilantik
menjadi Penegak Bantara?
Pradana Putri : Menurut pendapat saya apabila dilihat dari segi kepribadian,dan perkembangan watak
mereka layakuntuk dilantik menjdi Penegak Bantara.
Pembina : Baiklah, terimakasih atas pengamatan kakak.

Pembina – Calon Bantara

Pembina : Setelah beberapa saat lalu Adik- adik menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum golongan
Penegak Bantara, dan telah dinyatakan layak. Jawablah beberapa pertanyaan yang Kakak
ajukan!
Bersediakah Adik- adik Kakak lantik menjdi Penegak Bantara Ambalan Raga Samudera –
Kameloh Putak ?
Peserta : Kami Bersedia
Pembina : Sanggupkah Adik- adik menjaga nama baik, dan adat Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha?

Peserta : Kami Sanggup


Pembina : Sanggupkah Adik- adik mengamalakan Tri Satya dan Dasa Darma dalam kehidupan sehari-
hari?
Peserta : Kami Sanggup
Pembina :Baiklah, marilah kita bersama-sama memanjatkan doa agar kita dapat bersungguhsungguh
dalam mengemban tugas.
ATUR ACARA PELANTIKAN ADAT DEWAN AMBALAN GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN TANAH BUMBU 06.045-06.046

- masing-masing pimpinan sangga (menyesuaikan) menyiapkan pasukan


- pemimpin upacara memasuki lapangan upacara
- penghormatan kepada pemimpin upacara
- laporan masing-masing pimpinan sangga kepada pemimpin upacara
- pemimpin upacara memasuki lapangan mengambil alih pimpinan

upacara adat pelantikan dewan Hasan Basri – Ratu Zaleha MA. Darul Azhar ,…….,….,………di mulai

- pembina upacara memasuki lapangan upacara


- hymne satya dharma pramuka
- penghormatan pasukan
- laporan pemimpin upacara
- pelantikan dewan ambalan (anggota yang dilantik menempatkan diri)
- sandi ambalan
- kata- kata pelantikan
- Prosesi Adat
- penyerahan panji ambalan dan pusaka adat
- anggota yang dilantik kembali ketempat
- amanat pembina upacara
- pembacaan doa
- laporan pemimpin upacara
- penghormatan pasukan

upacara adat pelantikan dewan dewan Hasan Basri – Ratu Zaleha

MA. Darul Azhar ,…….,….,………selesai

pembina upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara

demikian tadi, seluruh rangkaian upacara adat pelantikan dewan Hasan Basri – Ratu Zaleha

MA. Darul Azhar masa bakti……/…….

akhir kata, satyaku kudarmakan darmaku kubaktikan, salam pramuka!


KATA-KATA PELANTIKAN DEWAN AMBALAN HASAN BASRI – RATU ZALEHA
MA. DARUL AZHAR

Pembina : Setelah beberapa waktu Adik- adik menjadi Calon Dewan Ambalan, dan telah melakukn
kewajiban sebagaimana yang telah ditentukan untuk menjadi Dewan Ambalan.
Maka, jawablah beberapa pertanyaan yang Kakak ajukan!
Bersediakah Adik- adik Kakak lantik menjadi Dewan Raga Samudera – Kameloh Putak SMKS
Bangun Benua ?

Peserta : Kami Bersedia


Pembina : Sanggupkah Adik- adik menjaga nama baik, dan adat Ambalan Raga Samudera – Kameloh
Putak SMKS Bangun Benua ?

Peserta : Kami Sanggup


Pembina : Sanggupkah Adik- adik mengemban seluruh tugas sebagai Dewan Ambalan dengan
penuh tanggung jawab?

Peserta : Kami Sanggup


Pembina : Sanggupkah Adik- adik mengamalakan Tri Satya dan Dasa Darma dalam kehidupan sehari-
hari?

Peserta : Kami Sanggup


Pembina : Baiklah, dengan begitu secara resmi Kakak lantik Adik- adik sekalian sebagai Dewan
Ambalan yang baru.
ADAT PELAKSANAAN PTA-PCP AMBALAN HASAN BASRI – RATU ZALEHA
MA. DARUL AZHAR

1. Peserta berkumpul di tempat yang sudah disediakan


2. Pintu gerbang menjulang menuju wisma adat yang kokoh menanti, semua petugas siap
melayani setulus hati Tamu Ambalan, Ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak
mempersiapkan diri dengan penuh khidmat
3. Tanda upacara dikumandangkan

UPACARA DIMULAI

Pi : Menjelang fajar esok yang telah menanti acara Penerimaan Tamu Ambalan dan
Pelantikan Calon Penegak Ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak SMKS Bangun Benua
yang dilaksanakan pada malam yang tenang ini. Kita semua warga Ambalan Raga Samudera
– Kameloh Putak anggota Gerakan Pramuka berkumpul di sini untuk membentuk kesatria
muda ambalan.

Pa : Renungkan hasil karya lalu dengan segala keberhasilan dan kekurangannya, tanamkan di
hati kita bahwa esok lebih baik. Sebelum kau sandang Raga Samudera – Kameloh Putak di
bahumu, sucikanlah dirimu dengan Tri Satya

4. Peserta membasuh muka dengan Air bersih


Pa : taburan bunga dalam air ini adalah simbol kesucian hati anggota Gerakan Pramuka

5. Pradana mengangkat tongkat


Pi : Tongkat lurus yang dibawa Pradana akan menuntunmu menuju harapan pasti

6. Alunan musik diperdengarkan


Pa : Dengarkan apa yang tersirat dalam Dasa Darma Pramuka, kita tanamkan di hati kita, kita
hayati dan kita amalkan sepenuh hati

7. Petugas Lorong Dasa Darma mengucapkan setiap darma dan mengangkat benderanya,
membentuk sebuah lorong
8. Sikap peserta : tangan diletakan di depan dada
9. Berjalan menuju lorong Dasa Darma
Pi : Lorong Dasa Darma tak hanya kita lewati sedetik berlalu, namun Lorong Dasa Darma
merupakan jalan menuju kemenangan hidup

10. Iring – iringan musik berhenti di depan wisma adat yang pintunya tertutup dan dijaga oleh
Pemangku Adat
TANYA JAWAB !

Tok tok tok


Peamangku Adat : Siapa Di luar ?
Pradana : Satya.
Pemangku Adat : Satya ?
Pradana : Kami Pradana Ambalan HASAN BASRI – RATU ZALEHA membawa adik –
adik Calon Penegak yang siap dilantik Menjadi Warga Ambalan.

Pemangku Adat : Bekal apa yang kalian bawa ?


Pradana : Kami berbekal pengamalan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka,

11. Pemangku Adat membukakan pintu


12. Pradana membawa iring – iringan berjalan dengan tenang menuju depan Panji Ambalan
13. Didalam ruangan petugas sudah menempatkan diri
14. Pemangku Adat menempatkan diri

Pa : Pradana mengantarkan Tamu Ambalan Ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak untuk
mengharumkan nama baik Ambalan. Bukan hanya dalam Ambalan, namun juga
diseluruh pandu, seiring harumnya pedupaan yang menemani pertemuan ini

Pi : Marilah kita lanjutkan pertemuan ini dengan saling memberikan hormat sebagai tanda
persaudaraan kita, serta untuk meningkatkan penghayatan dan pengamalan Pancasila

Pradana : Memimpin Penghormatan

Petugas : Membalas Penghormatan

Pi : Satya Darma Pramuka

15. Petugas menempatkan diri dan memimpin lagu Satya Darma Pramuka Diikuti oleh seluruh
peserta dan petugas

16. Salah satu Pradana maju ke depan Pembina, Laporan


Pradana : Lapor, Kami Hasan Basri – Ratu Zaleha mengantarkan adik – adik yang ingin
menjadi warga Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha untuk dilantik

Pembina : Laporan saya terima, Kembali ketempat !


Pradana : Kembali tempat.

17. Pradana Menempatkan Diri


TANYA JAWAB Pradana – Pembina

Pembina : Menurut pengamatan dari kakak Pradana Putra selaku Pemimpin Dewan Ambalan,
Dilihat dari segi Ilmu Pengetahuan, apakah meraka layak untuk dilantik ?

Pradana : Menurut Pengamatan kami , mereka layak untuk dilantik,

Pembina : Dalam bidang teknik kepramukaan ?

Pradana : Menurut Pengamatan kami , mereka layak untuk dilantik,

Pembina : Menurut Pengamatan ka’ Pradana Putri, dilihat dari segi kepribadian, apakah mereka
layak untuk dilantik ?

Pradana : Menurut Pengamatan kami , mereka layak untuk dilantik,

Pembina : Baiklah,

18. Pradana kembali ke kanan – kiri barisan

TANYA JAWAB Pembina – Peserta

Pembina : Bersediakah adik – adik kakak lantik menjadi warga Ambalan Hasan Basri – Ratu
Zaleha ?
Peserta : Kami bersedia,
Pembina : Sanggupkah adik – adik menjaga nama baik dan adat Ambalan Hasan Basri – Ratu
Zaleha ?
Peserta : Kami sanggup,
Pembina : Sanggupkah adik – adik mengamalkan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka dalam
kehidupan sehari – hari ?
Peserta : Kami sanggup,
Pi : Sang Merah Putih, Lambang kebanggaan Indonesia mencerminkan kesucian hati dan
keberanian membela yang benar, dan akan menjadi saksi apa yang kita ikrarkan

19. Bendera memasuki Wisma Adat Menempatkan diri di tengah dan mengambil posisi sebelah
kanan depan Pembina menghadap peserta, posisi serong kiri.
Pa : Marilah Kita Pegang Sang Merah Putih yang ada di dada kita ke pundak kita, dengan
maksud agar selama detak jantung kita masih berdetak, kita akan selalu ingat, bahwa
di pundak kita dipercayakan tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan janji
pramuka Indonesia, Tri Satya

20. Para peserta memegang ujung setangan leher Merah Putih dan menempatkannya pada dada
sebelah kiri dengan tangan kiri, dan tangan kanan melakukan penghormatan
21. Pengucapan Tri Satya oleh peserta dan petugas dituntun oleh Pembina

Pi : Tri Satya telah kita ikrarkan bersama, kita masing – masing telah menjanjikan diri untuk
menghayati, melaksanakan dan mengamalkan

Pa : Kakak Pembina dimohon untuk berkenan memasangkan tanda ambalan secara simbolis
kepada perwakilan Tamu Ambalan / Calon Penegak sebagai tanda telah resmi menjadi
warga Ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak

22. Penuangan banyu panarang hati (prosesi adat)

Pi : Tak ada yang lebih mulia dari pada ketulusan hati berlapang dada dan menerima apa
adanya

Pa : Banyu panarang hati melambangkan ketulusan hati yang sepenuhnya ikhlas dalam bakti
kakak Pembina untuk mendidik adik – adik yang menerima menjadi punggawa Raga
Samudera – Kameloh Putak

23. Petugas menempatkan diri dengan membawa cirat dan gelas


24. Penuangan Banyu panarang hati dilakukan oleh Pembina dan diserahkan kepada peserta /
perwakilan
Pembina : Saya serahkan banyu panarang hati ini sebagai bekal kalian untuk menjadi
anggota ambalan

25. Pembina dan petugas kembali ke tempat


26. SANDI AMBALAN ( oleh Pemangku Adat )
27. Pemangku Adat Putra Menempatkan diri
Pi : Cukuplah sudah sang merah putih menjadi saksi dan kini berkenan untuk disimpan
kembali

28. Sang Merah Putih kembali ke tempat semula


Pa : Rasa syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

29. Petugas Lagu menempatkan diri dan memimpin lagu syukur diikuti oleh seluruh peserta dan
petugas
Pi : Akhirnya Raga Samudera – Kameloh Putak telah melahirkan tunas muda untuk menjadi
punggawa Raga Samudera – Kameloh Putak

Pa : Semoga Tuhan Yang Maha Agung senantiasa memberikan ridlo dan bimbingan kepada
seluruh warga Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha untuk lebih maju
Pi : Kemudian sebagai penutup acara marilah kita saling memberikan hormat

30. Pradana : Memimpin Penghormatan


31. Petugas : Membalas Penghormatan

Pa : Memakan Gula Merah dan Kelapa sebagai lambang semangat dan kesucian. Kemudian
upacara api unggun yang telah menanti.

32. Pembina dan Petugas meninggalkan Wisma Adat dan mengawali memakan gula merah dan
kelapa diikuti oleh Calon Dewan Ambalan kemudian peserta, dengan jalan berdampingan.

DAFTAR PUSTAKA

- Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.2005.Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah


Tangga. Jakarta.Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
- Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 176 tahun 2013 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pramuka Penegak/pandega
- Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 174 Tahun 2012 Tentang Pakaian Seragam
Pramuka
- keputusan Kwartir Nasional Nomor 178 Tahun 1979 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara di dalam Gerakan Pramuka

Anda mungkin juga menyukai