HASAN BASRI
RATU ZALEHA
GERAKAN PRAMUKA
GUGUSDEPAN
TANAH BUMBU 06.045 – 06.046
MA. DARUL AZHAR
KITAB ADAT AMBALAN
HASAN BASRI
RATU ZALEHA
GERAKAN PRAMUKA
GUGUSDEPAN
TANAH BUMBU 06.045 – 06.046
MA. DARUL AZHAR
PROLOG
DASADARMA
Bersujud
Bersih, syukur, jujur dan damai
Bersih dan suci dalam tindakan, bersyukur atas setiap nikmat allah yang diberikan,
jujur setiap perkataan dan perbuatan, serta cinta pada kedamaian.
Bismillahirrahmanirrohim
Laksana Angkasa yang tak berujung dan tanah ibu pertiwi
Berdiri teguh putra dan putri Brigjen Haji Hasan Basri dan Ratu Zaleha
Dengan berdasarkan اَل حَوْ َل َواَل قُ َّوةَ ِإاَّل بِاهللِ ال َعلِ ِّي ال َع ِظي ِْم
Dengan kekuatan
Kami siap berbakti dan siap mengabdi
Mewarisi semangat Brigjen Haji Hasan Basri
yang siap mempertahan negeri sampai tetes darah terakhir
Pantang mundur seperti Pangeran Antasari
Dengan semangat
“Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing”
serta patuh dan tunduk pada ketaqwaan
Jiwa kami Seperti sang Ratu Zaleha
suka berkumpul dan berbagi pengetahuan
Sebagai insan yang mulia
yang memiliki sifat rajin terampil dan penggembira
berbudi pekerti luruh yang rela menolong dan tabah
Kami siap tertatih untuk menjadi yang terlatih
mengemban sikap disiplin, berani , dan setia janji
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena limpahan kasih dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Kitab adat ambalan Raga Samudera – Kameloh
Putak ini dengan baik.
Buku adat ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak ini kemudian kami beri nama Kitab Babuncu
Ampat. Kitab Babuncu Ampat mengandung makna sebuah buku yang akan menjadi pemersatu bagi
para penegak putra- putri yang saling bahu-membahu dalam menggapai sebuah tujuan mulia
sebagai generasi muda penerus cita-cita bangsa, terutama bagi warga ambalan Raga Samudera –
Kameloh Putak. Di dalam kitab adat ambalan ini memaparkan tentang adat dan kebiasaan yang
berlaku dan menjadi ciri khas yang berhubungan erat dengan latar belakang ambalan Raga
Samudera – Kameloh Putak. Kitab Babuncu Ampat akan menjelaskan adat ambalan yang wajib
diberlakukan dan dipatuhi oleh warga ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak yang berpangkalan
pada SMKS Bangun Benua.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada kesempurnaan yang paling sempurna kecuali hanya Yang
Maha Sempurna Allah SWT. Namun diharapkan berbagai kekurangan yang terdapat dalam kitab ini
dapat menjadi koreksi untuk lebih maju ke depan sehingga menjadi lebih baik lagi. Beberapa
kelebihan yang melengkapi kitab adat ini semoga dapat menjadi tuntunan sebagaimana yang
diharapkan.
Buku adat ini dapat terbentuk tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada ;
Kitab Babuncu Ampat diharapkan dapat digunakan sebagai acuan warga ambalan Raga Samudera –
Kameloh Putak sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pengamalan kita semua. Akhir
kata, Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan.
PROLOG .................................................................................................
Bersujud ..................................................................................
Sasaran .................................................................................................
Berjalan .................................................................................................
Makan .................................................................................................
Berbicara .................................................................................................
Tidur .................................................................................................
Sanksi .................................................................................................
Pengertian .................................................................................................
Tempat dan Waktu .................................................................................................
Formasi .................................................................................................
Petugas .................................................................................................
Penutup .................................................................................................
A. Filosofi ................................................................................................. 8
1. Adat Ambalan adalah suatu peraturan dan kebiasaan yang menjadi ciri khas dan sarana
penertib suatu pangkalan yang telah disepakati oleh Warga Ambalan.
2. Fungsi Adat :
a. Sebagai identitas suatu pangkalan
b. Sarana penertib suatu pangkalan
c. Sebagai dasar dan pedoman
1. Adat Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha berlaku di pangkalan MA. Darul Azhar
2. Adat Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha berlaku di luar Ambalan apabila membawa nama
Gudep atau Pangkalan.
3. Adat Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha berlaku hanya 1 tahun jabatan dan selanjutnya
dapat direvisi dengan revisi yang mendasar dan baik.
Pasal 5 Sasaran
Sasaran Adat Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha adalah membentuk warga Ambalan yang :
1. Pemakaian atribut Pramuka sesuai dengan peraturan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
2. Penggunaan seragam pramuka lengkap dapat disesuaikan dengan keadaan.
3. Di dalam pertemuan, saat pemimpin mengenakan seragam Pramuka lengkap, maka anggota
wajib mengenakan seragam Pramuka lengkap.
4. Dalam keadaan tertentu hasduk harus diselamatkan dengan ketentuan dimasukan kebawah
kancing pertama baju.
5. Saat baret tidak dipakai, tidak boleh dimasukan kedalam saku celana,wajib dipegang atau
ditaruh di tempat yang semestinya.
6. Pakaian tidak boleh ketat.
7. Warna kaos kaki dan sepatu yang dikenakan adalah hitam polos.
8. Pemakaian Ring dan Hasduk harus kencang dan rapi.
9. Pakaian harus selalu rapi.
10. Bagi Penegak putra ikat pinggang harus terlihat.
11. Hasduk sesuai ketetapan kwarnas.
12. Pada saat pelaksanaan Apel maupun Upacara wajib menenakan pakaian pramuka lengkap.
PASAL 8 MASUK – KELUAR RUANGAN
Sebelum masuk dan/atau keluar ruangan yang di dalamnya terdapat bendera merah putih dan/atau
panji ambalan wajib melakukan penghormatan. “Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk
melakukan penghormatan boleh langsung masuk.”
PASAL 9 BERJALAN
PASAL 10 MAKAN
3. Makanan dipegang di tangan kanan, dan minuman dipegang di tangan kiri (saat dibawa).
4. Hasduk diselamatkan sesuai dengan pasal 6 ayat 6 tentang Adat pakaian dan penampilan.
5. Pasukan disiapkan.
6. Berdoa sebelum makan dipimpin oleh pemimpin.
7. Pasukan diistirahatkan.
8. Dalam kondisi makan tidak boleh bersenda gurau.
9. Selesai makan, pasukan disiapkan dilanjutkan berdoa.
10. Pasukan diistirahatkan.
PASAL 11 BERBICARA
PASAL 13 SANKSI
1. Sanksi diberlakukan jika terdapat suatu pelanggaran terhadap Adat Ambalan Hasan Basri –
Ratu Zaleha dan/ atau terhadap ketentuan yang diberlakukan oleh pihak sekolah yang
berhubungan dengan kegiatan Kepramukaan.
2. Sanksi- sanksi yang terdapat di Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha diberlakukan kepada
seluruh warga ambalan.
3. Sanksi- sanksi tersebut tidak berlaku bagi Ka Mabigus,Ka Gudep, Pembina, dan Tamu
Ambalan.
4. Jenis sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan Pemangku Adat dan/ atau dari hasil
musyawarah Dewan Ambalan
5. Jenis- jenis sanksi yang diberikan dapat berupa:
a. Peringatan secara lisan melalui teguran
b. Peringatan lisan melalui teguran dari Pembina Pramuka.
c. Diselesaikan oleh pihak sekolah yang berwenang dalam menangani pelanggaran peserta
didik.
d. Sanksi berupa tindakan membersih kan halaman atau toilet atau ruangan.
e. Sanksi berupa tugas maupun materi berupa uang sebesar Rp 2.000, dsb.
PENGERTIAN
1. Upacara adalah serangkaian kegiatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib
dilaksanakan dengan hikmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib untuk
membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
2. Apel adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengkoordinasikan suatu kegiatan yang
dilaksanakan secara teratur dan tertib.
1. Upacara Umum adalah upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan
menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.
2. Upacara Pelantikan adalah upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon
menjadi anggota gerakan pramuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat juga
dilakukan untuk pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
3. Apel Pembukaan dan Apel Penutupan latihan adalah apel yang dilakukan dalam rangka
usaha melaksanakan dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan Gerakan Pramuka.
PASAL 17 FORMASI
PASAL 18 PETUGAS
1. Petugas Upacara dan/atau adalah sekumpulan orang yang mengatur jalannya upacara
dan/atau apel supaya berjalan lancar dan tertib.
2. Petugas Upacara dan/atau apel terdiri dari Pembina dan/atau apel, pemimpin upacara
dan/atau apel, pengatur upacara dan/atau apel, pembawa acara, pembawa bendera (dalam
upacara).
BAB III PENUTUP
PASAL 19
1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam kitab adat ini akan ditetapkan lebih lanjut.
2. Apabila terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi ambalan, maka selanjutnya dilakukan revisi
terhadap adat tersebut.
3. Kitab adat ini ditetapkan berdasarkan persetujuan seluruh warga ambalan.
Mengetahui:
JUMRIANI RAHMADI, MT
NTA. 1612.06.045.0029 NTA. 1612.00.000.023
Lahir di Hulu Sungai Selatan tepatnya di Kandangan lepas 17 Juni tahun 1923 merupakan seorang
pejuang militer dan salah satu tokoh pahlawan nasional Indonesia. Hasan Basry menyelesaikan
pendidikan tingkat sekolah dasar di Holland inlandsche school, beliau menempuh pendidikan islam
pada awalnya di Kandangan, Tsanawiyah Al Wathoniyah yang kemudian berlanjut di Pondok Modern
Kweekschool di Ponorogo Jawa Timur pada tanggal 5 Mei 1946 bertepatan ketika masa revolusi
kemerdekaan. Setelah berakhirnya perang kemerdekaan Hasan Basry sebelum kembali ke tanah air
beliau melanjutkan pendidikan agamanya ke Universitas al-azhar dan Amerika University di Kairo
pada tahun 1951 sampai 1955. Riwayat karir dan pencapaian beliau, pertama beliau pernah ditunjuk
menjadi pemimpin Laskar Syaifullah dengan program utama keprajuritan, mendirikan pergerakan
berupa organisasi Benteng Indonesia, mendirikan batalyon Angkatan Laut Republik Indonesia divisi 4
di Kalimantan Selatan telah dilantik sebagai Komandan Teritorial Kalimantan Selatan pada tahun
1956, dan menjadi Panglima Daerah Militer X Lambung Mangkurat pada tahun 1959, serta
memerintahkan pengeluaran surat pembekuan kegiatan PKI dan ormas-ormasnya pada tanggal 22
Agustus 1960, dan mendirikan Universitas Lambung Mangkurat pada tanggal 21 September 1958.
Penghargaan yang diterima, ditetapkan sebagai Bapak gerilya Kalimantan 1961 dianugerahi gelar
pahlawan nasional kemerdekaan. Hasan Basry, beliau telah meninggal pada tanggal 15 Juli 1984
pada saat umur 61 tahun setelah sakit dan dirawat di RSAD (Rumah Sakit Angkatan Darat) Gatot
Subroto, Jakarta. Pemakaman beliau dilaksanakan secara militer di Liang Anggang Banjarbaru
inspektur upacara Mayjen mereka atas jasa-jasanya Hasan Basry sebagai tokoh pejuang telah
dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SK Presiden
Nomor 110 tertanggal 3 November 2001. (Barjie, 2013: 212).
Harapan bahwa masyarakat Indonesia yang berada di Kalimantan Selatan masih masih tetap
diperjuangkan dan menandakan perjuangan pantang menyerah hingga tetes darah penghabisan
yang dalam istilah lokal bahasa banjar haram manyarah, waja sampai kaputing, merupakan slogan
yang selalu dibawa oleh Pangeran Antasari dari periode Perang Banjar pada tahun 1859 sampai
1906. Ketika proklamasi 17 Mei memicu dan mengeluarkan semangat nasionalisme, banyak nilai-
nilai yang terkandung dalam peristiwa tersebut berupa nilai-nilai keberanian, pantang menyerah,
dan kesetiaan cinta tanah air yang ditunjukkan oleh masyarakat Banjar kepada Belanda. Nilai
kejuangan Hasan Basry mengacu pada karakter beliau yang berani, pantang menyerah, teguh
pendirian, dan berjiwa nasional.
RATU ZALEHA
Sebelum ayahnya meninggal Gusti Zaleha sempat diberi cincin kerajaan dari ayahnya. Sejak itu dia
menggantikan ayahnya sebagai Sultan dan Pemimpin Perang Tertinggi kemudian diberi gelar Ratu
Zaleha. Bersama suaminya Gusti Muhammad Arsyad terus melanjutkan perjuangan ayahnya. Gusti
Muhammad Arsyad adalah saudara sepupunya putra dari pamannya Gusti Muhammad Said. Semasa
ayahnya masih hidup, suaminya adalah panglima perang yang sangat dihandalkan ayahnya, dimana
bersama suaminya pada tahun 1901 memporak porandakan penyerangan Belanda di daerah Barito.
Ratu Zaleha dapat menghimpun kekuatan dari suku – suku Dayak Dusun, Kenyah, Ngaju, Kayan,
Siang, Bakumpai, Suku Banjar bersama seorang wanita pemuka Dayak Kenyah bernama Bulan Jihad
seorang perempuan yang sangat pemberani yang selalu bahu membahu di medan pertempuran.
Selama masa perjuangan fisik Ratu Zaleha tidak ketinggalan memberikan pelajaran ran agama Islam
kepada anak-anak Banjar serta memberikan penyuluhan kepada perempuan – perempuan Banjar
serta Dayak tentang peranan perempuan dan ilmu pengetahuan.
Ratu Zaleha sangat murka manakala suami dan pasukannya dilumpuhkan Belanda. Suaminya
ditangkap lalu diasingkan ke Bogor pada 1904. Tetapi ia tidak pernah kenal surut dan terus
mengadakan perlawanan yang tinggi mempertahankan Benteng Manawing dan Tambang Batu Bara
Oranje Nassau atas gempuran Belanda yang lengkap alat persenjataannya.
Ratu Zaleha dianggap macan wanita yang tidak mau tunduk kepada Belanda. Perang berjalan 5
tahun. Tetapi kondisi fisik Ratu Zaleha mulai menurun karena kelelahan dan pasukannya juga satu
persatu gugur dalam suatu pe.
Maksud dan tujuan pangkalan Putri SMKS Bangun Benua memilih Kameloh Putak ( Ratu
Zaleha ) sebagai nama ambalan adalah karena merupakan sosok wanita yang pantang menyerah,
serta gigih membela Bangsa . Pangkalan SMKS Bangun Benua menginginkan adanya Kameloh Putak
– Kameloh Putak muda yang memiliki tekad yang kuat, pantang menyerah, dan terus memupuk
semangat pada dirinya, agar bermanfaat untuknya dan bagi sekelilingnya. Diharapkan Pramuka
Penegak putri tidak mudah putus asa dalam menggapai cita-cita bagaimana pun sulitnya suatu
keadaan, diharapkan dapat menemui jalan. Diharapkan pula bersama-sama ambalan Raga Samudera
untuk terus berjuang memajukan Pramuka dipangkalan SMKS Bangun Benua, tanpa memandang
gender baik laki-laki atau perempuan. Sehingga pramuka penegak putri bisa ikut berkiprah dalam
gerakan Pramuka. Kaum perempuan bukanlah lagi sekedar teman gurau atau bahan bercanda bagi
para laiki-laki, namun kaum perempuan harus mampu memiliki andil dalam perancangan,
pembuatan, serta pengambil keputusan untuk memenuhi suatu tekad yang telah dicita-citakan,
seperti yang dilakukan sosok Kameloh Putak.
B. Makna lambang gudep MA. Da’az
2. Warna hijjau
Syarat akan harmoni ( keseimbangan, kesuburan, kesegaran )
Di dalam MA. Darul Azhar
3. Warna kuning ke emasan
Yaitu melambangkan kecerahan hidup menuju menuju kesempurnaan dan keluhuran budi di
ambalan MA. Da’rul Azhar
7. kitab suci
Bermaan sebagai pedoman hidup
C. Pusaka Adat
Mandau tersebut melambangkan keberanian dan tekad yang kuat dalam mengiringi setiap
perjuangan.
ATUR ACARA UPACARA HARI ULANG TAHUN GERAKAN PRAMUKA
Upacara pengibaran bendera dalam rangka hari ulang tahun pramuka ke-… tahun… di mulai
Upacara pengibaran bendera dalam rangka hari ulang tahun pramuka ke-… tahun…, selesai
Demikian tadi, seluruh rangkaian upacara pengibaran bendera dalam rangka hari ulang tahun
gerakan pramuka ke-… tahun… MA. Darul Azhar. Akhir kata, dirgahayu gerakan pramuka ke-…,
satyaku kudarmakan darmaku kubaktikan, salam pramuka.
ATUR ACARA PELANTIKAN PENEGAK BANTARA/LAKSANA GERAKAN
PRAMUKA GUGUS DEPAN TANAH BUMBU 06.005-06.006
Upacara pelantikan penegak bantara/laksana Gerakan Pramuka Gugus depan Tanah Bumbu 06.045-
06.046,…..,…………….., di mulai
Upacara pelantikan penegak bantara Gerakan Pramuka Gugus depan Tanah Bumbu 06.045-06.046,
selesai
Pasukan diistirahatkan
Ucapan selamat dari pembina upacara, diikuti oleh warga ambalan lainnya.
TANYA JAWAB UPACARA PELANTIKAN PENEGAK BANTARA/LAKSANA
Pembina – Pradana
Pembina : Menurut pengamatan dari kakak Pradana Putra selaku Pemimpin Dewan Ambalan. Dilihat
dari segi ilmu pengetahuan,dan kecakapan. Apakah mereka layak untuk dilantik menjadi
Penegak Bantara?
Pradana Putra : Menurut pendapat saya apabila dilihat dari segi Ilmu Pengetahuan, mereka layakuntuk
dilantik menjdi Penegak Bantara.
Pembina : Menurut pengamatan dari kakak Pradana Putri selaku Pemimpin Dewan Ambalan. Dilihat
dari segi kepribadian,dan perkembangan watak, apakah mereka layak untuk dilantik
menjadi Penegak Bantara?
Pradana Putri : Menurut pendapat saya apabila dilihat dari segi kepribadian,dan perkembangan watak
mereka layakuntuk dilantik menjdi Penegak Bantara.
Pembina : Baiklah, terimakasih atas pengamatan kakak.
Pembina : Setelah beberapa saat lalu Adik- adik menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum golongan
Penegak Bantara, dan telah dinyatakan layak. Jawablah beberapa pertanyaan yang Kakak
ajukan!
Bersediakah Adik- adik Kakak lantik menjdi Penegak Bantara Ambalan Raga Samudera –
Kameloh Putak ?
Peserta : Kami Bersedia
Pembina : Sanggupkah Adik- adik menjaga nama baik, dan adat Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha?
upacara adat pelantikan dewan Hasan Basri – Ratu Zaleha MA. Darul Azhar ,…….,….,………di mulai
demikian tadi, seluruh rangkaian upacara adat pelantikan dewan Hasan Basri – Ratu Zaleha
Pembina : Setelah beberapa waktu Adik- adik menjadi Calon Dewan Ambalan, dan telah melakukn
kewajiban sebagaimana yang telah ditentukan untuk menjadi Dewan Ambalan.
Maka, jawablah beberapa pertanyaan yang Kakak ajukan!
Bersediakah Adik- adik Kakak lantik menjadi Dewan Raga Samudera – Kameloh Putak SMKS
Bangun Benua ?
UPACARA DIMULAI
Pi : Menjelang fajar esok yang telah menanti acara Penerimaan Tamu Ambalan dan
Pelantikan Calon Penegak Ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak SMKS Bangun Benua
yang dilaksanakan pada malam yang tenang ini. Kita semua warga Ambalan Raga Samudera
– Kameloh Putak anggota Gerakan Pramuka berkumpul di sini untuk membentuk kesatria
muda ambalan.
Pa : Renungkan hasil karya lalu dengan segala keberhasilan dan kekurangannya, tanamkan di
hati kita bahwa esok lebih baik. Sebelum kau sandang Raga Samudera – Kameloh Putak di
bahumu, sucikanlah dirimu dengan Tri Satya
7. Petugas Lorong Dasa Darma mengucapkan setiap darma dan mengangkat benderanya,
membentuk sebuah lorong
8. Sikap peserta : tangan diletakan di depan dada
9. Berjalan menuju lorong Dasa Darma
Pi : Lorong Dasa Darma tak hanya kita lewati sedetik berlalu, namun Lorong Dasa Darma
merupakan jalan menuju kemenangan hidup
10. Iring – iringan musik berhenti di depan wisma adat yang pintunya tertutup dan dijaga oleh
Pemangku Adat
TANYA JAWAB !
Pa : Pradana mengantarkan Tamu Ambalan Ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak untuk
mengharumkan nama baik Ambalan. Bukan hanya dalam Ambalan, namun juga
diseluruh pandu, seiring harumnya pedupaan yang menemani pertemuan ini
Pi : Marilah kita lanjutkan pertemuan ini dengan saling memberikan hormat sebagai tanda
persaudaraan kita, serta untuk meningkatkan penghayatan dan pengamalan Pancasila
15. Petugas menempatkan diri dan memimpin lagu Satya Darma Pramuka Diikuti oleh seluruh
peserta dan petugas
Pembina : Menurut pengamatan dari kakak Pradana Putra selaku Pemimpin Dewan Ambalan,
Dilihat dari segi Ilmu Pengetahuan, apakah meraka layak untuk dilantik ?
Pembina : Menurut Pengamatan ka’ Pradana Putri, dilihat dari segi kepribadian, apakah mereka
layak untuk dilantik ?
Pembina : Baiklah,
Pembina : Bersediakah adik – adik kakak lantik menjadi warga Ambalan Hasan Basri – Ratu
Zaleha ?
Peserta : Kami bersedia,
Pembina : Sanggupkah adik – adik menjaga nama baik dan adat Ambalan Hasan Basri – Ratu
Zaleha ?
Peserta : Kami sanggup,
Pembina : Sanggupkah adik – adik mengamalkan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka dalam
kehidupan sehari – hari ?
Peserta : Kami sanggup,
Pi : Sang Merah Putih, Lambang kebanggaan Indonesia mencerminkan kesucian hati dan
keberanian membela yang benar, dan akan menjadi saksi apa yang kita ikrarkan
19. Bendera memasuki Wisma Adat Menempatkan diri di tengah dan mengambil posisi sebelah
kanan depan Pembina menghadap peserta, posisi serong kiri.
Pa : Marilah Kita Pegang Sang Merah Putih yang ada di dada kita ke pundak kita, dengan
maksud agar selama detak jantung kita masih berdetak, kita akan selalu ingat, bahwa
di pundak kita dipercayakan tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan janji
pramuka Indonesia, Tri Satya
20. Para peserta memegang ujung setangan leher Merah Putih dan menempatkannya pada dada
sebelah kiri dengan tangan kiri, dan tangan kanan melakukan penghormatan
21. Pengucapan Tri Satya oleh peserta dan petugas dituntun oleh Pembina
Pi : Tri Satya telah kita ikrarkan bersama, kita masing – masing telah menjanjikan diri untuk
menghayati, melaksanakan dan mengamalkan
Pa : Kakak Pembina dimohon untuk berkenan memasangkan tanda ambalan secara simbolis
kepada perwakilan Tamu Ambalan / Calon Penegak sebagai tanda telah resmi menjadi
warga Ambalan Raga Samudera – Kameloh Putak
Pi : Tak ada yang lebih mulia dari pada ketulusan hati berlapang dada dan menerima apa
adanya
Pa : Banyu panarang hati melambangkan ketulusan hati yang sepenuhnya ikhlas dalam bakti
kakak Pembina untuk mendidik adik – adik yang menerima menjadi punggawa Raga
Samudera – Kameloh Putak
29. Petugas Lagu menempatkan diri dan memimpin lagu syukur diikuti oleh seluruh peserta dan
petugas
Pi : Akhirnya Raga Samudera – Kameloh Putak telah melahirkan tunas muda untuk menjadi
punggawa Raga Samudera – Kameloh Putak
Pa : Semoga Tuhan Yang Maha Agung senantiasa memberikan ridlo dan bimbingan kepada
seluruh warga Ambalan Hasan Basri – Ratu Zaleha untuk lebih maju
Pi : Kemudian sebagai penutup acara marilah kita saling memberikan hormat
Pa : Memakan Gula Merah dan Kelapa sebagai lambang semangat dan kesucian. Kemudian
upacara api unggun yang telah menanti.
32. Pembina dan Petugas meninggalkan Wisma Adat dan mengawali memakan gula merah dan
kelapa diikuti oleh Calon Dewan Ambalan kemudian peserta, dengan jalan berdampingan.
DAFTAR PUSTAKA