Anda di halaman 1dari 55

1.

Penggunaan APD
a. Tingkat pertama untuk tenaga kesehatan yang bekerja di tempat praktik
umum dimana kegiatannya tidak menimbulkan risiko tinggi, tidak
menimbulkan aerosol. APD yang dipakai terdiri dari masker bedah, gaun, dan
sarung tangan pemeriksaan.

Contoh:

b. Tingkat kedua dimana tenaga kesehatan, dokter, perawat, dan petugas


laboratorium yang bekerja di ruang perawatan pasien, di ruang itu juga
dilakukan pengambilan sampel non pernapasan atau di laboratorium, maka
APD yang dibutuhkan adalah penutup kepala, google, masker bedah, gaun,
dan sarung tangan sekali pakai.

Contoh:

c. Tingkat ketiga bagi tenaga kesehatan yang bekerja kontak langsung dengan
pasien yang dicurigai atau sudah konfirmasi Covid-19 dan melakukan
tindakan bedah yang menimbulkan aerosol, maka APD yang dipakai harus
lebih lengkap yaitu penutup kepala, pengaman muka, pengaman mata atau
google, masker N95, cover all, sarung tangan bedah dan sepatu boots anti air.

Contoh: Pengambilan dari nasofaring

2. Imunisasai BCG efek sampingnya


a. Muncul nanah, borok, atau abses di area kulit yang disuntik.
b. Area suntikan masih bengkak setelah 2–3 hari.
c. Kelenjar getah bening bengkak.
d. Demam tinggi (suhu ≥39° Celsius)
e. Tidak nafsu makan.
f. Berat badan turun.
g. Nyeri sampai ke tulang.
h. Tubuh terasa sangat lelah.
pemberian imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC dosis pemberian 0, 05
cc secara IntraCutan pada lengan kanan atas

3. Lokasi pemberian imunisasi hepatitis B


a. Lokasi penyntikan yang disarankan adalah otot deltoid untuk orang dewasa
dan anak atau bagian paha anterolateral untuk neonates dan bayi
4. Komunikasi terapeutik wajib fase fasenya

a. Fase prainteraksi, Fase ini merupakan fase persiapan yang dapat dilakukan
perawat sebelum berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien.
b. Fase orientasi/introduksi, Fase ini adalah fase awal interaksi antara perawat
dan klien yang bertujuan untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada
fase selanjutnya
c. Fase Kerja, Fase ini adalah fase terpenting karena menyangkut kualitas
hubungan perawat- klien dalam asuhan keperawatan.
d. Fase terminasi, Pada fase ini, perawat memberi kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi
dan ungkapan perasaannya. Selanjutnya perawat merencanakan tindak lanjut
pertemuan dan membuat kontrak pertemuan selanjutnya bersama klien
5. Sasaran keselamatan pasien
a. Kepastian identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan Kesehatan
f. Pengurangan resiko pasien jatuh
6. 7 langkah keselamatan pasien
a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
b. Memimpin dan mendukung staf.
c. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko.
d. Mengembangkan sistem pelaporan.
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien.
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
7. Early Warning Score

Contoh seorang pasien: membuka mata jika di beri rangsangan nyeri, TD


150/95mmHg, Nadi 95x/menit, suhu 39,3oC, freksuensi napas 23x/menit, SpO2 93%,
8. Maternitas
9. Dosis:
a. pemberian imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC dosis pemberian 0,
05 cc secara IntraCutan pada lengan kanan atas
b. Lokasi pemberian imunisasi Hepatitis B adalah im pada paha dosis 0,5 ml
10. Keselamatan Pasien
1. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) adalah insiden yang mengakiatjan cidera pada
pasien.
Contoh: Pasien jatuh dari bed, jatuh dari brankar, jatuh dari kursi roda
2. KNC (Kejadian Nyeris Cidera) adalah terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien.
Contoh: salah obat tapi segera diganti, pemebrian obat salah orang, tetapi seger
diganti, salah dosis tapi segera diganti.
3. KTC (Kejadia Tidak Cedera) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi
tidak timbul cidera.
Contoh: reaksi tranfusi tetapi tidak mengakibatkan cidera, salah pemberian obat
tetapi tidak menimbulkan cidera, salah dosis tapi tidak menimbulkan cidera
4. KPC (Kondisi Potensial Cidera) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cidera tetapi belum terjadi insiden.
5. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cidera
yang serius.
Contoh: Pasien bunuh diri, tertukar bayi atau hilang, salah diagnose dan salah
memberikan obat berakibaat kematian tau cidera mayor
11. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri
b. Integritas Kulit
c. Resiko infeksi
d. Bersihan jalan napas
e. Pola napas
f. Intolerasi aktivitas
12. EWS dengan skor >5 maka ketua tim melaporkan kondisi pasien pada Dokter
Penanggung Jawab Pasien.
13. SP 5 pd pasien perilaku kekerasan
14. Data obyektif pd pasien halusinasi dengar
Bicara atau tertawa sendiri, marah tanpa sebab, mengarahkan telinga kearah
tertentu, klien menutup telinga.
15. Intervensi perawat pd pasien perdarahan kala IV
Perdarahan dalam masa 24 jam setelah plasenta keluar, lebih dari 500-600 ml
16. Diagnosa keperawatan pd pasien kejang demam
17. Teknik menanyakan kembali penuturan pasien pd komunikasi teraupetik disebut
apa? Klarifikasi adalah metode membuat inti seluruh pesan dari pernyataan klien
lebih dimengerti.
18. Anestesi inhalasi menggunakan face mask atau intubasi
19. Pd pasien hernia menggunakan anestesi type apa menurut american....
20. Intervensi yg dilakukan perawat pd pasien post amputasi
Masalah yang mungkin terjadi adalah:
a. Nyeri
b. Gambaran diri
c. Phantom syndrome
21. Recovery room dilakukan apabila pasien?
Ruang pemulihan (Recovery Room) atau disebut juga Post Anesthesia Care Unit
(PACU) adalah ruangan tempat pengawasan dan pengelolaan secara ketat pada
pasien yang baru saja menjalani operasi sampai dengan keadaan umum pasien
stabil. Pasien yang baru saja menjalani operasi sampai dengan keadaan umum
pasien stabil.
22. Kebutuhan oksigen pd pasien PPOK, 2 liter
23. Derajat luka bakar
Berikut ini adalah derajat luka bakar berdasarkan tingkat keparahannya:

a. Derajat luka bakar tingkat 1 (superficial burn)

Tingkat luka bakar yang hanya memengaruhi epidermis atau lapisan kulit
luar saja. Secara klinis, tandanya berupa kulit yang tampak merah, kering, dan
terasa sakit. Contohnya, luka bakar yang disebabkan oleh sinar matahari. Luka
bakar tingkat satu ini tidak terlalu mengkhawatirkan dan bisa sembuh dengan
sendirinya.

b. Derajat luka bakar tingkat 2 (superficial partial-thickness burn)

Derajat luka bakar ini dapat dikatakan luka bakar tingkat sedang. Luka bakar
tingkat 2 ini terjadi pada epidermis dan sebagian lapisan dermis kulit (lapisan
kulit yang lebih dalam).

Ketika mengalami luka bakar tingkat 2, kulit Anda akan tampak merah, lecet,
melepuh, bengkak, dan terasa sakit. Luka bakar tingkat dua ini bisa ditangani
dengan beberapa metode pengobatan tanpa operasi atau bedah.

c. Derajat luka bakar tingkat 3 (full thickness burn)


Kerusakan jaringan mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, atau lebih
dalam lagi. Secara klinis, kulit yang terbakar akan tampak putih dan kasar, namun
juga dapat terlihat hangus dan mati rasa. Operasi atau bedah menjadi pilihan
utama untuk menangani luka bakar pada tingkat ini.

Penentuan tingkat keparahan luka bakar juga dapat digolongkan menjadi dua
kelompok, yaitu:

• Luka bakar minor yang terdiri dari luka bakar tingkat 1 di bagian tubuh mana saja,
termasuk luka bakar tingkat dua yang lebarnya 5–7,5 cm.
• Luka bakar mayor yang terdiri dari luka bakar tingkat 2 pada tangan, kaki, wajah, alat
kelamin, dan bagian tubuh lainnya dengan lebar luka lebih dari 5–7,5 cm. Derajat
luka bakar tingkat 3 juga termasuk kelompok luka bakar mayor.

Dibandingkan dengan luka bakar tingkat 1 dan 2, derajat luka bakar tingkat 3 lebih
berisiko menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti infeksi, dehidrasi berat, dan
bahkan menyebabkan kematian. Luka bakar yang parah juga dapat berisiko
menyebabkan hipotermia dan hipovolemia atau berkurangnya jumlah cairan di dalam
darah. Kondisi ini dapat menyebabkan syok.

24. Intervensi perawat pd pasien terminal


a. Pada fase Denial, Petugas Rumah Sakit perlu waspada terhadap isyarat pasien
dengan denial dengan cara menanyakan tentang kondisi atau prognosisnya
dan pasien dapat mengekspresikan perasaan perasaannya.
b. Pada fase Marah, Biasanya pasien akan merasa berdosa telah
mengekspresikan perasaannya yang rnarah. Petugas Rumah Sakit perlu
mernbantunya agar mengerti bahwa masih merupakan hal yang normal
dalarn merespon perasaan kehilangan rnenjelang kernatian. Akan lebih baik
bila kemarahan ditujukan kepada perawat sebagai orang yang dapat
dipercaya, memberikan rasa aman dan akan menerima kemarahan tersebut,
serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien dalam menumbuhkan
rasa aman.
c. Pada fase Menawar, Pada fase ini Petugas Rumah Sakit perlu mendengarkan
segala keluhannya dan mendorong pasien untuk dapat berbicara karena akan
mengurangi rasa bersalah dan takut yang tidak rnasuk akal.
d. Pada fase Depresi, Pada rase ini Petugas Rumah Sakit selalu hadir didekatnya
dan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh pasien. Akan lenill baik jika
berkomunikasi secara non verbal yaitu duduk dengan tenang disampingnya
dan mengamati reaksi-reaksi non verbal dan pasien sehingga rnenurnbuhkan
rasa arnan bagi pasien.
e. Pada fase Penerimaan, Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang,
damai. Kepada keluarga dan teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa
pasien telah menerima keadaannya dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin
dalam program pengobatan dan mampu untuk menolong dirinya sendiri
sebatas kemampuannya.
25. Imunisasi BCG
a. Dosis
b. Penyuntikan
c. Komplikasi
26. Eklampsia: TD tinggi (sistolik > 160mmHg, diatolik >90mmHg), Protein uria dan
kejang. Yang membahayakan anak adalah kejang. Dampak preeklampsia berat akan
memberikan risiko berbeda pada tiap janin. Dampak utama pada janin adalah
kekurangan gizi akibat kekurangan pasokan darah dan makanan ke plasenta, hal ini
mengarah ke gangguan pertumbuhan si bayi di dalam kandungan. Janin bisa berisiko
lahir cacar hingga lahir mati, akibat tidak mendapatkan makanan yang cukup.
Tindakannya adalah terminasi kehamilan.

27. Jika pembukaan belum lengkap, pembukaan 5-6, maka Tindakan keperawatan
adalah memberikan Pendidikan Kesehatan dan pasien disuruh jalan jalan
28. Kasus
a. Kebutuhan oksigen asthma
b. Intervensi perawat untuk pasien TB
c. Penkes gizi buruk
d. Pasien KLL setelah dilakukan BHD, pasien nafas ada nadi ada. Yg dilakukan
perawat setelah itu? Recovery Position atau posisi mantap
e. Ganti perban
29. Pada pasien DM type 1, tubuh benar benar berhenti memproduksi insulin karena
kerusakan sel pancreas yang memproduksi insulin. Maka Pendidikan kesehatannya
adalah bagaimana menjaga gula darah dan cara menyuntik insulin secara mandiri.
a.
30. Jenis sarung tangan:
a. Memasang infus, bersih
b. Memasang kateter. Steril
c. Memasang NGT, bersih
31. Jenis kruk yg dipakan untuk anak2 dalam proses tumbuh kembang
32. Tindakan perawat pada pasien KLL dgn cedera kepala dan leher… DRABC, Logroll, 4-5
33. Indikasi dilakukan pemasangan WSD? Penumotorak, emfiema, efusi pleura,
hemotorak, setelah pembedahan torak
34. Indikasi dilakukan EKG, menurut AHA: pada pasien dengan angina pektoris, serangan
jantung, kardiomiopati, gangguan irama jantung, gangguan elektrolit, keracunan
obat-obatan, pemeriksaan umum
35. Contoh label merah (gawat darurat) Pasien KLL dgn perut robek hingga usus kluar,
perdarahan masif. Triase pasien tersebut termasuk?
36. Komunikasi perawat pd pasien halusinasi penglihatan
37. Setiap penolakan harus disertai denagn bukti atau dokumen:
a. Pasien gravid 32 mgg, bayi lahir dengan henti nafas dan henti jantung,
setelah dilakukan RJP bayi tidak ada respon, perawat menganjurkan rujuk
tetapi keluarga menolak.
b. Pasien dengan hipertermi suhu 40 akan diberikan antipiretik, tetapi kluarga
menolak, apa tindakan perawat selanjutnya?
38. Pd pasien post op app, pasien bedrest dan tidak mau bergerak. Apa tindakan yg
dilakukan perawat
39. Jelek/bagus luka post op dilhat dari?
Fase penyembuhan luka:
a. Inflamasi (0-5 hari)
b. Proliferasi atau fibroplasia, terbentuk kolagen dan granulasi
c. Remodeling atau maturasi
40. Suara paru pd pasien asma

Kualitas Bunyi Pernapasan Normal

Bunyi napas Kualitas Lokasi

Trakea Kasar, nada tinggi Pada trakea

Bronchial Keras, nada tinggi Di samping trakea

Agak keras, nada agak


Bronkovesikuler tinggi Di samping sternum

Vesikuler Lemah, nada rendah Bagian paru lainnya

Bunyi Napas yang Abnormal

Bunyi Uraian

Nyaring, bunyi yang hilang timbul dan meletup-letup seperti


bunyi rambut yang saling bergesekan, didengar baik baik pada
Rokhi basah insipirasi dan ekspirasi

Nada rendah, nyaring, superfisial menerus, seperti bunyi


potongan kertas pasir yang saling bergesekan, didengar saat
Pleural friction rub insipirasi dan ekspirasi

Nada rendah, bunyi seperti dengkuran yang monofonik,


terutama terdengar saat ekspirasi tetapi dapat juga terjadi
Ronkhi kering disepanjang siklus respirasi

Nada tinggi, bunyi seperti dengkuran yang monofonik,


terdengar saat inspirasi; lebih keras dileher daripada didinding
Stridor dada.
Nada tinggi, seperti bunyi siulan atau suara music yang terus
menerus, terutama terdengar saat ekspirasi, meskipun
Wheezing kadang-kadang juga ditemukan saat inspirasi.

41. Komunikasi teraupetik:


a. Pada anak
b. Pada dewasa
c. Pada lansia.
42. Urutan pelepasan apd

43. Kebutuhan cairan anak.


Kebutuhan cairan mengacu pada:
- 10 kg pertama x 100
- 10 kg kedua x 50
- 10 kg selanjutnya x 20
44. Kadar alcohol hand rub.
WHO, merekomendasikan hand sanitizer berbasis alcohol setidaknya 60% etanol
dengan durasi pemakaian 20-30 detik.
45. Warna lochea
Macam-macam lochea berdasarkan jumlah dan warnanya:
a. Lochea rubra : 1-3 berwarna merah dan hitam, terdiri dari sel desidua, verniks
kaseosa, rambut lanugo, sisa mikonium, sisa darah.
b. Lochea Sanguinolenta : 3-7 hari be rwarna putih campur merah kecoklatan.
c. Lochea Serosa : 7-14 hari berwarna kekuningan.
d. Lochea Alba : setelah hari ke-14 berwarna putih
46. 6 langkah cuci tangan yang benar yaitu :
a. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
b. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
c. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
d. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
e. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
f. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas
dengan air bersih dan keringkan
47. Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP) interpretasi nilainya
a. Hutung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau seringa tau kadang-kadang)
b. Hitung jawaban tidak (bila jawaban belu pernah atau tidak pernah)
c. Bila jawaban Ya = 9 – 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangan (S).
d. Bila jawaban Ya = 7 atau 8, pekembangan anak meragukan (M)
e. Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)

48. Trauma: DR ABC


49. Hitungan :
a. td malah keluar Epidemiologi yg menghitung insidensi kasus. Misal perawat
memperoleh kasus TB hanya 30 pdhl sharusnya diperkirakan 300/100.000 jiwa brpa
presentasi nya.
50. Perseptorship
a. : jumlah peserta yang di bimbing maksimal brpa?
51. KLB:
a. kriteria KLB difteri, cara investigasi.
52. Metode Penkes:
a. metode penkes, media penkes yang cocok. Kaya ada anak remaja merokok
sudah di edukasi di kelompok tapi mau di edukasi secara individu medianya
apa.
b. pendkes ttg patuh minum obat pada pasien TB, hipertensi.
53. BB ideal anak umur 3 tahun.
54. Tanda-tanda komunikasi efektif
a. Adanya pengertian
b. Menimbulkan kesenangan
c. Mempengaruhi sikap
d. Hubungan sosial berkualitas

55. Albumin rendah, bisa ditambah dengan infus albumin atau makan kuning telur dan
ikan gabus, kacang kacangan, susu
56. Orang edema dianjurkan diet rendah garam
57. APD yg digunakan pada saat ganti linen.
58. Sumatif evaluasi dilakukan nanti, formatif saat itu juga (perbedaan di waktu)
59. Terapi modalitas, terapi untk px jiwa, mengubah yg mal adaptif menjadi adaftif
60. Cairan HIV dilantai dibersihkan dg biasa namun menggunakan proteksi ApD dan
sampah di sendirikan
61. APD level 2 (tidak hanya sarung tangan dan masker/ level 1, namun juga sepatu
boot, baju kerja dll)
62. saat penanganan langsung dg px covid di gunakan apd level brpa
63. perawatan paliatif
a. tujuan perawatn paliatif
64. komunikasi yg d gunakan jika ada kluarga yg menanyakan kenapa anaknya sudah
lama di rawat tp belum smbuh"
65. EWS
a. skor ews
b. jika skor 2 pngkjiannya berapa jam
c. skor 2 ternsuk wrna apa
d. jika ada psien henti jntung apa yg di lakukan
e. Di lakukan
66. Usia mengenal semua warna adalah 36 bulan
67. Proses keperawatan menurut ANA ( pengkajian, diagnosa, identifikasi hasil,
perencaaan, implementasi n evaluasi) pilih aja yg option nya itu..
68. Tujuan dilakukan proses keperawatan ( option lupa)
69. Tujuan dilakukan operan tiap shif untuk apa( kurang lebih soalnya seperti itu kak)
lupa panjang.
70. SOP pemasangan kateter
71. Informasi apa yg disampaikan pada pasien yg akan dilakukan blader training
(option saya lupa kak)
72. Perawat x (misal) ingin menemui kepala ruangan ternyata kepala ruangan kita
sedang bertemu dgn pasien ca st 3 yg sedang depresi (klo tdk salah) apa yg akan
dilakukan perawat ( langsung ikut bergabung dengan kepala ruanangan n pasien,
memberi tau teman bahwa kepala ruangan sedang menemui pasien ca, pergi
mininggalkan tempat tersebut, lupa opsi lainnya)
73. Keperawatan komunitas
Metode pengumpulan data:
1. Winshield survey
Dilakukan dengan berjalan jalan di lingkungan komunitas untuk mngtahui kondisi
dan situasi, lingkungan, kehidupan dan karakteristik penduduk
2. Key informant
wawancara informan kunci adalah individu yang memiliki posisi kekuasaan atau
pengaruh dalam masyarakat. Seperti pemimpin dalam masyrakat, wawancara tokoh
masyarakat dan kepala desa.
3. Participan observation
Suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil
bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan di observasi dalam jangka waktu
tertentu. Misal seseorang ingin mengetahui metode pengobatan tradisional di suku
baduy, maka seseorang mengikuti tradisi tersebut sambil observasi metode
pengobatannya (hal ini biasanya berkaitan dengan penelitian di komunitas)
4. Literature riview
Berasal dari tinjauan pustaka (seperti buku, artikel)
5. Survey
Survey digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang masyarakat. Survey
dilakukan pada sampel acak dari populasi. Contoh: mengumpulkan data dengan
kuisioner. (intinya ingin dapat data yang besar, cakupannya luas, targetnya banyak)
6. Focus group
Sekelompok kecil orang yang berkumpul bersama dan memiliki karakteristik atau
pengalaman tertentu yang sama. Jumlah kurang dari 12 orang. Fokus pembicaraan
mengenai tema tertentu.
7. Archival data (data-data statistik)
Data yang menggambarkan kesehatan masyarakat seperti data statistik vital.
Contoh: laporan jumlah penduduk, jumlah angka kesakitan, Jumlah angka kematian
dan jumlah penyakit terbanyak.

B. Jenis data yang dikumpulkan dalam komunitas


1) Data Inti Komunitas
yang dikaji dari sejarah/riwayat daerah tempat tinggal, demografi (usia, jenis
kelamin, ras dan etnis), tipe keluarga, statistik vital (angka kelahiran, angka
kematian) dan agama.
2) Data Subsistem komunitas
Lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sekolah, ekonomi, politik dan
pemerintahan, komunikasi, pendidikan, rekreasi.
3) Data persepsi
- Persepsi masyarakat : perasaan msyrkt tentang kehidupan bermasyarakat yang
dirasakan di lingkungan tempat tinggal mereka.
- persepsi perawat : berupa pernyataan umum tentang kondisi kesehatan dari
masyarakat.

DIAGNOSA KEP. KOMUNITAS


- Perilaku kesehatan cenderung berisiko
persentase kecenderungan perilaku berisiko besar, perilaku yang memberi efek di
komunitas.
- Defisit Kesehatan komunitas
Ada masalah kesehatan namun program di puskesmas atau fasyankes tidak
berjalan. Misal: angka penderita HIV naik dan cenderung kondisinya parah
sedangkan puskesmas belum punya program cek skrining HIV.
- Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
sudah ada gejala, tapi tidak mau memeriksakan kondisi kesehatannya karena
malas, tidak ada uang, takut, dll.
- Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Pasien sudah di diagnosa dan sudah diberi program terapi tapi tidak maksimal
menjalankan terapi. Contoh: pasien TB yang putus obat.

74. Simbol Limbah B3


75. Jenis wadah dan label limbah medis
76. penatalaksanaan px jantung
Terapi awal yang dimaksud adalah Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin (disingkat MONA), yang
tidak harus diberikan semua atau bersamaan
77. apa yg yg dipersiapakn preseptor untuk bimbingan
78. IMT
79. fungsi evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindaka keperawatan yang
telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan. Evaluasi dalam keperawatan adalah kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

80. Peran kader


Menurut Depkes RI (2009) kader memiliki peran sebagai pemberi penyuluhan terkait
penyakit TB, membantu menemukan orang yang dicurigai sakit TB dan penderita TB,
membantu puskesmas dalam membimbing dan memotivasi PMO untuk selalu melakukan
pengawasan menelan obat, menjadi koordinator PMO, dan jika pasien tidak memiliki PMO
maka kader bisa menjadi PMO

81. Manajemen Konflik


manajemen konflik adalah sebuah pendekatan yang dilakukan serta diarahkan
untuk komunikasi dengan pelaku konflik. Yang mana pelaku konflik dapat
memengaruhi kepentingan bersama suatu organisasi.

Tipe Manajemen Konflik


Dalam manajemen konflik ada beberapa tipe yang digunakan untuk
menyelesaikan konflik yang ada, ada enam macam tipe manajemen konflik, yaitu :

Acomodating
Acomodating merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
berbagai pendapat pihak yang terlibat konflik. Nantinya, akan digunakan untuk
musyawarah atau menyelesaikan konflik tersebut. Namun, tetap mementingkan
kepentingan dari salah satu pihak. Hal ini dapat merugikan salah satu pihak yang
berkonflik.

Avoiding
Avoiding adalah sebuah upaya untuk menghindari sebuah konflik agar tidak
terlibat di dalamnya. Hal ini menjadi cara yang efektif agar lingkungan terhindar
dari konflik.

Compromising
Berbeda dari acomodating, cara ini lebih memerhatikan kepentingan bersama.
Dengan mendengarkan pendapat dari semua pihak dan memutuskan jalan keluar
dengan tetap mementingkan kepentingan bersama menjadi cara yang adil bagi
semua pihak. Cara ini akan memberikan solusi bagi semua pihak. Ada 4 bentuk
kompromi yaitu separasi, atrasi, menyogok, dan mengambil keputusan secara
kebetulan.

1. Separasi artinya pihak yang terlibat konflik dipisahkan untuk


menyelesaikan konflik yang ada.
2. Atrasi artinya pihak yang berkonflik setuju dengan keputusan yang diambil
pihak ketiga atau penengah.
3. Mengambil keputusan berdasarkan faktor kebetulan, dengan cara ini bisa
dilakukan dengan hal-hal yang sederhana tapi tetap berpegang pada
aturan yang berlaku.
4. Menyogok merupakan memberikan imbalan untuk pihak yang mengambil
keputusan dengan tujuan pihaknya dapat dimenangkan dalam konflik
tersebut. Hal ini mungkin curang, tetapi bergantung pihak masing-masing
yang menyelesaikannya.

Colaborating
Colaborating merupakan cara menyelesaikan konflik dengan bekerja sama yang
hasilnya memuaskan semua pihak. Semua pihak akan bekerja sama untuk
menyelesaikan masalah dengan tetap memerhatikan kepentingan bersama.

Competing
Competing adalah cara yang digunakan dengan mengarahkan pihak yang terlibat
konflik bersaing dan memenangkan kepentingan masing-masing pihak. Cara ini
pastinya tidak akan memberikan solusi bagi kedua belah pihak dan yang pasti ada
kalah ada yang menang.

Conglomeration
Conglomeration merupakan kombinasi atau campuran menyelesaikan konflik
dengan cara menggabungkan lima tipe di atas. Tentunya cara ini akan lebih
memakan banyak waktu dan tenaga.

Fungsi manajemen konflik


a. Meningkatkan kinerja dan keaktifan karyawan
b. Mengembangjan kemampuan karyawan
c. Melatih kemampuan menyelesaikan konflik
d. Meningkatkan rasa saling menghormati

82. Keterampilan anak sesuai usia

Usia Anak Keterampilan Tangan Keterampilan Kaki

1–4 o menyisir rambut dan o berjalan, merayap, merangkak


tahun mandi o naik turun tangga, berlari, naik
o mengikat yali sepatu sepeda roda 3

5 -6 tahun o melempar bola o melompat


o menggunakan gunting o berlari cepat
o membentuk dengan o memanjat
tanah o berenang dan naik sepeda
o menggunakan krayon
o menggambar
6-10 o lebih berkembang o lebih berkembang dan suka
tahun olahraga

83. Restrain pada anak yg akan di infus: mummy restrain


84. Heimlich manuver dan chest trust
85. Napas dalam dapat meningkatkan kualitas tidur
86. Px menjelang ajal indera yg masih dapat diperiksa apa?
87. ROM dalam derajat

ROM Cervical spine (LGS Leher)

• Fleksi = 0-80 derajat


• Ekstensi = 0-50
• Total Fleksi / ekstensi = 0-130
• Lateral side Fleksi = 0-45
• Rotasi masing masing sisi = 0-80

ROM Shoulder (LGS bahu)

• Flexi = 0-165 derajat


• Ext = 0-60
• Abd = 0-170
• Int. Rot abduksi = 0-70
• Ekst. Rot abduksi = 0-100

ROM Elbow (LGS siku)

• Flexi = 0-145
• Ext = 0
• Pronasi = 0-75
• Supinasi = 0-80

ROM Wrist (LGS Pergelangan tangan)

• Flexi = 0-75
• Ext = 0-75
• Radial Deviasi = 0-20
• Ulnar Dev = 0-35
• Pronasi = 0-75
• Supinasi = 0-80

ROM Thumb (LGS Jempol tangan)

• IP joint Flexi = 0-80


• IP joint ext = 0-20
• MP joint Flexi = 0-55
• MP joint Ext, pasif =0-5

ROM Metacarpal (LGS Telapak Tangan)

• Metacarpal Abduksi = 0-20


• Metacarpal Flexi = 0-15

ROM Finger (LGS Jari - jari tangan)

• MP joint Fleksi = 0-90


• MP joint, pasif Hiper ekstensi= up to 45
• Proximal IP joint, Flexi = 0-100
• Distal IP joint, Flexi = 0-80

ROM Toraco lumbar spine (LGS Tulang Belakang)

• Thoracic spine Flexi = 0-45


• Lumbar spine Flexi = 0-60
• Kombinasi lateral Flexi dan masing -masing sisi = 0-30
• Thoracic spine rotasi masing - masing sisi = 0-40

ROM HIP (LGS Paha)

• Flexi = 0-120
• Ekstensi = 5-20
• Abduksi= 0-40
• Adduksi = 0-25
• Int. Rot 90 Flexi = 0-45
• Ext. Rot 90 Flexi = 0-45
• Int. Rot ext = 0-35
• External Rot ext = 0-45

ROM Knee (LGS Lutut)

• Flexi =0-135+
• Ext =0

ROM Ankle (LGS Tumit)

• Dorso Flexi = 0-15


• Plantar Flexi= 0-55

ROM Foot (LGS Kaki)

• Inversi heel = 0-20


• Eversi heel = 0-10
• Total supinasi forefoot = 0-35
• Total pronasi forefoot = 0-20

ROM Great Toe (LGS Jempol Kaki)

• Flexi MP = 0-40
• Ext MP = 0-65
• Flexi IP = 0-60
• Ext IP =0
88. Makanan yg tinggi Mg: bayam, biji chia, kentang, cokelat, susu kedelai, kacang
kacangan, biji-bijian, halibut, kacang almon, pisang, tahu dan tempe.
89. Bayangan opaqe pada ronsen menunjukan adanya masa, karena kepadatan tidak
bisa ditembus oleh sinar x
90. Pasien post orif tibia bisa kembali ke ruangan, tindakan kolaborasi apa yg
dilakukan perawat ( memberikan analgetik, pemeriksaan rontgen thorax,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan rontgen post orif/ tibia gt lupa, 1 lagi
lupa option)
91. Pasien plng dari luar negeri mnhd tki, saat pulang barang2 kerampokan, setelah
kejadian itu jd pemurung, tidak mau bicara dgn orng lain, tindakan yg perawat
bisa lakukan? ( Intinya pasien diikutsertakan TAK sosialisai menurut aku, jawaban
yg lain kurang sesuai klo kata aku)
92. Head Up untuk mengurangi TIK
93. Px TB di tempatkan diruang khusus, tujuan HAis nya untuk apa?
94. Px anak kejang, mata mendelik keatas, mulut n gigi menutup, apa tindakan untuk
membantu jalan nafas? ( Masukan sendok, buka n longgarakan baju, memberi
oksigen, 2 option lagi lupa)
95. langkah promotif untuk pencegahan narkoba apa? ( Yg aku ingat optionnya
tentang pedidikan penacegahan narkoba lewat media elektronik)
96. Pasien didapatka keluar air liur,muntah, mata merah, berprilaku agresif, apa yg
dilakukan? ( Memberi obat seadanya, lapor polisi, mengamati saja, membawa ke
rehabilitasi, option 1 lagi lupa)
97. Gaya kepemimpinan (klo ga salah saya jawab karismatik)
98. Konsep berfikir kritis
99. Komunikasi terapeutik
100. Pasien DM gds 65 diberi apa? ( Lapor dokter, beri teh manis, option lain lupa)
101. Pasien post angiografi apa yg perlu diperhatikan (lihat balutan tiap 6jam, monitor
neurologis TTV, jika terjadi perdarahan lakukan transfusi)
102. Akreditasi apa

1. UU Rumah sakit

• UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit


• UU No 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
• UU No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
• UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
• UU No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
• Permenkes no.12 thn 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit
• Permenkes no.11 thn 2017 tentang Keselamatan Pasien

2. Jabatan fungsional
Jabatan Fungsional Perawat adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan
pada fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
diduduki oleh PNS.

- Jenjang Jabatan, pangkat, dan golongan ruang:


1) Perawat Ahli Pertama
a) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b

2) Perawat Ahli Muda


a) Penata, golongan ruang III/c
b) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d

3) Perawat Ahli Madya


a) Pembina, golongan ruang IV/a
b) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b
c) Pembinan Utama Muda, golongan ruang IV/c

4) Perawat Ahli Utama


a) Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d
b) Pembina Utama, golongan ruang IV/e

3. Tetesan infus
DEWASA (makro)
(Jln cairan X 20) : sisa jam x 60
Cara cepat jlh cairan msuk : 500 x7
4. IWL
Dewasa : 15Xbb/24JAM
ANAK : 30-USIA XBB/24 JAM
5. Metode penyuluhan di komunitas
• Metode ceramah = secara lisan kepada kelompok sasaran >15 orang
• Diskusi kelompok = antara 5-20 orang dengan 1 pemimpin diskusi yang telah
ditunjuk
• Curah pendapat = tiap-tiap anggota komunitas mengajukan pemecahan
terhadap masalah yang sedang dihadapi
• Metode panel = dibutuhkan 3 orang/lebih untuk membicarakan 1 topik di
hadapan komunitas
• Bermain peran = 2 orang/lebih yang memerankan suatu situasi tanpa Latihan
• Demnonstrasi = mempraktikkan tentang tata cara/ proses kegiatan yang ingin
disampaikan ke peserta penyuluhan
• Seminar = Narasumber ahli sebagai pembinanya.
6. Dx keperawatan sisten respirasi
• Bersihkan jalan napas tidak efektif (ciri khas ada Rochi), batuk tidak produktif
• pola napas tidak efektif, biasanya ada bantuan otot2 diafragma
• gangguan pertukaran gas, sianosis, CRT Lbh dri 3 detik + ada hasil AGD..
7. TAK
a. RPK/PK : TAK PERSEPSI SENSORI = 5 SESI
• Sesi 1 = mengenal perilaku kekerasan
• Sesi 2 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik
• Sesi 3 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara minum obat
• Sesi 4 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara asertif
• Sesi 5 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara ibadah
b. WAHAM : TAK PERSEPSI REALITA = 3 SESI
• Sesi 1 = pengenalan orang
• Sesi 2 = pengenalan tempat
• Sesi 3 = pengenalan waktu

c. HALUSINASI : TAK PERSEPSI SENSORI = 5 SESI


• Sesi 1 = mengenal halusinasi
• Sesi 2 = mengontrol halusinasi dengan menghardik
• Sesi 3 = mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
• Sesi 4 = mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
• Sesi 5 = mengontrol halusinasi dengan minum obat

d. ISOS : TAK SOSIALISASI = 7 SESI


• Sesi 1 = kemampuan memperkenalkan diri
• Sesi 2 = kemampuan berkenalan
• Sesi 3 = kemampuan bercakap-cakap
• Sesi 4 = kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
• Sesi 5 = kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
• Sesi 6 = kemampuan bekerjasama
• Sesi 7 = evaluasi kemampuan sosialisasi
e. HDR DAN RISIKO SUICIDE : TAK STIMULASI PERSEPSI HARGA DIRI RENDAH = 2
SESI
• Sesi 1 = identifikasi untuk harga diri rendah/hal positif diri
• Sesi 2 = melatih kemampuan / hal positif diri
f. DEFISIT PERAWATAN DIRI : TAK BERFOKUS PADA PENKES TENTANG DPD
(DEFISIT PERAWATAN DIRI)
g. ISOS, MENARIK DIRI, HDR, DISERTAI KURANGNYA KOMUNIKASI VERBAL : TAK
STIMULASI SENSORI = 3 SESI
• Sesi 1 = mendengarkan music
• Sesi 2 : menggambar
• Sesi 3 : menonton tv/video
8. Program surveilans HAIs tujuan ?
• Tersedianya informasi tentang situasi dan kecenderungan terjadi HAIs di
pelayanan Kesehatan
• Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap penyimpangan hasil pengamatan
dan dampak HAIs di pelayanan Kesehatan
• Terselenggaranya investigasi dan pengendalian kejadian penyimpangan pada hasil
pengamatan dan dampak HAIs
.
9. Jenis luka slough warna apa
(NANAH yg menempel dipermukaan luka) KUNING
Dalam pengkajian luka kita mengenal dasar luka (wound bed)
Merah: granulasi
Kuning : slough (jaringnan mati)
Hitam nekrotik : (jaringam mati, keras)
10. Keperawatan Jiwa
Sirkumtansial: pembicaraan berbelit belit tapi sampai pada tujuan.
Tangensial: pembicaraan berbelit-belit tidak sampai pada tujuan.
Blocking: pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
Preservasi: pembicaraan yang diulang-diulang
Flights of idea: pembicaraan yang meloncat loncat dari satu topik ke topik lain masih
ada hubungan yang tidak logis, dan tidak sampai pada tujuan.
11. Cara Komunikasi efektif pasien berduka
a. Jangan bersedih mungkin sudah takdir
b. Itu semua salah bapak
c. Semua sudah suratan, yg penting bapak sehat
12. Tahap komunikasi keperawatan
Perawat menanyakan penyebab masalah pasien, tahap?
a. Pre interaksi = sebelum menuju ke pasien. Persiapan diri perawat, dan membaca
Riwayat pasien di RM
b. Orientasi = tahap perkenalan. Melakukan BHSP
c. Kerja = mulai bercakap-cakap tentang keluhan yang dirasakan px
d. Terminasi = dibagi 2 : terminasi sementara (apabila peraawat akan Kembali lagi
untuk merawat px) terminasi akhir (saat pasien akan keluar dari RS)
13. AGD
• pH = 7,35 - 7,45
• PCO2 = 35-45 mmHg 3 indikator penting bacaan AGD
• HCO3- = 22 – 26 mEq/L
• PO2 = 80 – 100 mmHg
• SaO2 = > 95%
• Interpretasi :
a. Jika pH < 7,35 = Asidosis
b. Jika pH > 7,45 = Alkalosis
c. Jika pH < + PCO2 naik atau pH > + PCO2 turun = Respiratorik
d. Jika pH < + HCO3 turun atau pH > + HCO3 naik = Metabolik
(Intinya, jika RESPIRATORIK, pH dan PCO2 berlawanan. Jika METABOLIK,
pH dan HCO3 Searah)
14. Px ronchi, batuk tidak efektif, tidak mampu mengeluarkan dahak (dx apa?)
= dx pasien bersihan jalan nafas tidak efektif. (Ingat rentetan ABC). Kenapa Airway
nya yang bermasalah? Karena ada sumbatan dahak dijalan nafas sehingga suara
nafas ronchi.

15. Teknik buka jalan nafas pasien cedera cervical


( pilihannya : jaw trust
Pada pasien multipel trauma dengan suspek cedera cervical, manuver yang paling
aman : Jaw Thrust. •Bila dengan Jaw Thrust tidak bisa buka airway: lakukan Head Tilt
– Chin Lift dengan ekstensi kepala minimal. •Airway tetap merupakan prioritas,
meski terdapat cedera Cspine.
16. Penanggulangan case finding pasien TB (tracking atau menunggu jika kita datang
kerumah)
Pencarian kasus secara aktif ini ada dua macam :

Backward tracing (telusur kebelakang)


Tujuan utamanya adalah mencari sumber penularan. disini dikumpulkan data
tentang orang – orang yang pernah berhubungan dengan penderita sebelum
penderita tersebut jatuh sakit. Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang
reservoir penyakit, masa inkubasi penyakit, cara penularan penyakit, riwayat alamiah
perjalanan penyakit serta gejala – gejala khas penyakit yang sedang mewabah, dapat
ditentukan sumber penularan penyakit tersebut.

Forward tracing (telusur ke depan)


Tujuan utamanya mencari kasus baru. Disini dikulpulkan data tentang orang – orang
yang pernah berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut terserang
penyakit. Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang masa inkubasi penyakit, cara
penularan penyakit, riwayat alamiah perjalanan penyakit serta gejala – gejala khas
penyakit yang sedang mewabah, dapat ditemukan kasus – kasus baru penyakit
tersebut.

Pasive Case Finding


Pada pencarian kasus yang pasif, pengumpulan data tentang masalah kesehatan
tidak dilakukan secara aktif, melainkan hanya menunggu penderita yang dating
berobat kesatu fasilitas kesehatan saja. Pencarian data hanya mengandalkan laporan
yang ada.

Contoh : Penjaringan tersangka TB paru dilaksanakan hanya pada penderita yang


berkunjung ke unit pelayanan kesehatan terutama Puskesmas sehingga penderita
yang tidak datang masih menjadi sumber penularan yang potensial.

17. POSAC manajemen = FUNGSI MANAJEMEN


• Planning = merumuskan tujuan organisasi, menetapkan rangkaian kegiatan
• Organizing = Menghimpun semua sumber, memanfaatkannya secara efisien
• Actuating = memberikan bimbingan kepada staff
• Staffing =kegiatan penyusunan dan pengembangan ketenagaan untuk
meningkatkan kinerja secara efektif dan efisien. Penerapan fungsi pengelolaan staf
difokuskan pada mempersiapkan ketenagaan yang kompeten dan terstandar,
menentukan tingkat ketergantungan pasien dan menyesuaikan jumlah perawat
yang dibutuhkan
• Controlling = melakukan pengawasan, mengamati secara terus menerus
pelaksanaan rencana
18. Metode asuhan keperawatan
• Primer = 1 perawat primer bertanggung jawab pada 4-6 pasien, mendelegasikan
kepada perawat associate
• Kasus = melayani kebutuhan pasien saat dinas, cocok diruangan khusus
• Tim = Berbagai latar belakang, dibagi menjadi 2-3 grup, terdiri dari tenaga
professional, teknikal dan pembantu
• Fungsional = perawat sedikit, askep untuk 1 ruangan
19. Isi piring normal dan obesitas dlm kartu pantau berat badan
20. TAK pada pasien gangguan Jiwa
21. Strategi Pelaksanaan Pasien Gangguan Jiwa
22. Intervensi dan hasil yang di harapkan dari tujuan keperawatan pasien dgn gangguan
jiwa
23. Perhitungan Luka Bakar
24. Tindakan keperawatan
a. SOP perawatan Luka
b. SOP pemasangan infus
c. SOP pemasangan Kateter
d. SOP pemberian oksigen
25. Etika keperawatan
Confidentiality : kerahasiaan
Justice: keadilan
Autonomy
Fidelity: menepati janji
Non-malefecience: tidak membahayakan px
Beneficience: menguntungkan pasien.
Acountability: tanggung jawab
26. Keperawatan keluarga
- Tahap perkembangan keluarga
- fungsi keluarga (afektif, sosialisasi, dll)
- 5 tugas keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan
2. mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
4. Memodifikasi lingkungan
5. Mencari pelayanan kesehatan
27. Wanita dewasa tersedak ( hemlik manuver, backblow, bertanya pada wanita
tersebut apa yg terjadi, hubungi kegawatdaruratan, 1 lagi lupa)
28. Lansia tdk bisa tidur apa yg bis perawat bantu ( ajarkan relaksasi nafas dalam,
anjurkan makan sebelum tdr, atur suhu ruangan, 2 lagi lupa option)
29. Px menjelang ajal indera yg masih dapat diperiksa apa? (pupil)
30. Rom angkle joint (tp ga ada dorsofleksi, inversi eversi yg mendekati klo menurut aku
:plantarfleksi, hiperekstensi, sirkumduksi)
31. Makanan yg tinggi Mg (option nya banyak tp aku jawab nya pisang, cumi-cumi,
cokelat)
32. Bayangan opaqe pd paru lobus bawah kemungkinan penyakit apa? ( Efusi pleura, TB,
option lain lupa kak)
33. Edema cerebri dapat diakibatkan oleh pemberian (option RL, Dextrose, Nacl,
manitol, 1 lagi lupa)
34. Pasien post orif tibia bisa kembali ke ruangan, tindakan kolaborasi apa yg dilakukan
perawat ( memberikan analgetik, pemeriksaan rontgen thorax, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan rontgen post orif/ tibia gt lupa, 1 lagi lupa option)
35. Pasien plng dari luar negeri mnhd tki, saat pulang barang2 kerampokan, setelah
kejadian itu jd pemurung, tidak mau bicara dgn orng lain, tindakan yg perawat bisa
lakukan? ( Intinya pasien diikutsertakan TAK sosialisai menurut aku, jawaban yg lain
kurang sesuai klo kata aku)
36. Pasien dgn TIK posisi nya seperti apa? (Headup 30 derajat)
37. Px TB di tempatkan diruang khusus, tujuan HAis nya untuk apa?
38. Px anak kejang, mata mendelik keatas, mulut n gigi menutup, apa tindakan untuk
membantu jalan nafas? ( Masukan sendok, buka n longgarakan baju, memberi
oksigen, 2 option lagi lupa)
39. langkah promotif untuk pencegahan narkoba apa? ( Yg aku ingat optionnya tentang
pedidikan penacegahan narkoba lewat media elektronik)
40. Pasien didapatka keluar air liur,muntah, mata merah, berprilaku agresif, apa yg
dilakukan? ( Memberi obat seadanya, lapor polisi, mengamati saja, membawa ke
rehabilitasi, option 1 lagi lupa)
41. Gaya kepemimpinan (klo ga salah saya jawab karismatik)
42. Konsep berfikir kritis
43. Komunikasi terapeutik
44. Pasien DM gds 65 diberi apa? ( Lapor dokter, beri teh manis, option lain lupa)
45. Pasien post angiografi apa yg perlu diperhatikan (lihat balutan tiap 6jam, monitor
neurologis TTV, jika terjadi perdarahan lakukan transfusi)
46. Akreditasi apa
47. Proses keperawatan menurut ANA ( pengkajian, diagnosa, identifikasi hasil,
perencaaan, implementasi n evaluasi) pilih aja yg option nya itu..
48. Tujuan dilakukan proses keperawatan ( option lupa)
49. Tujuan dilakukan operan tiap shif untuk apa( kurang lebih soalnya seperti itu kak)
lupa panjang.
50. Informasi apa yg disampaikan pada pasien yg akan dilakukan blader training (option
saya lupa kak)
51. Perawat x (misal) ingin menemui kepala ruangan ternyata kepala ruangan kita
sedang bertemu dgn pasien ca st 3 yg sedang depresi (klo tdk salah) apa yg akan
dilakukan perawat ( langsung ikut bergabung dengan kepala ruanangan n pasien,
memberi tau teman bahwa kepala ruangan sedang menemui pasien ca, pergi
mininggalkan tempat tersebut, lupa opsi lainnya)
52. Preceptor fungsinya terhadap preceptea
53. Terapi komplementer terhadap pengobatan medis
54. Media yang tepat digunakan untuk remaja
55. Perawat komunitas berkunjung kerumah media yang tepat apa (tidak dijelaskan
untuk keluarga apa individu)

1. Dokumentasi ?
Dokementasi adalah bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam
melakukan catatan keperawatan yang berguna untuk kepentingan klien,perawat dan
tim kesehatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan.
2. pelajari planing,organizing ?
- Planning ( perencanaan ) yaitu merumuskan sampai dengan menyusun dan
menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya, dengan ini pemimpin
mempunyai pedoman untuk melakukan supervise dan evaluasi serta
menetapkan sumber daya yang butuhkan stfa dalam menjalan tugas2nya.
- Organising (pengorganisasian ) adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun dan mengumpulkan semua sumber data dan menafaatkannya
untuk tujuan organisasi.
- Actuating adalah pergerakan atau proses memberikan bimbingan kepada staf
agar mampu menjalankan tugas2nya sesuai keterampilan yang dimiliki.
- Controling adalah melakukan pengawasan,monitoring secara terus menerus
ssuai dengan rencana kerja yang telah disusun
3. TB paru metode penkesnya ?
- Pendidikan kesehatan yang diberikan adalah patuh minum obat dan batuk
efektif dengan tujuan pasien mengetahui cara batuk efektif dan patuh minum
obat serta menambah pengetahuan dan mengubah kebiasaannya.
- Media yang digunakan ke pasien adalah konseling
4. Sistem.hais ?
Suatu metode yang digunakan untuk mencegah dan mengendalikan atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
5. DM ?
6. Stimulus persepsi sensori ?
TAK stimulasi persepsi sensori digunakan pada pasien dengan Halusinasi
7. Luka bakar derajat 2: lengan, kaki, leher, kemaluan brp persen ?
9 + 18 + 4,5 + 1 = 32,5 %
8. Metode penkes massa 300org , pilihannya ?
a) seminar, ceramah, dll
9. Soalnya.. Karu membagi perawat jadi beberapa kelompok yg di pegang satu orang
perawat berpengalaman yg bertanggng jawab pada pasien untk seluruh asuhan
keperawatannya
a) tim
b) Fungsional
c) Primer
d) Sekunder
e) Tim primer
10. Manager berkeliling di RS memantau tentang kepatuhan cuci tangan, proses apa yg
di lakukan ?
a) Monitoring
b) Intervensi
c) Apalagi lupa aku
11. Perawat ingin memberikan intervensi pada pasien dan keluarga, hasil yg ingin di
capai berfokus pada ?
a) Klien
b) Lingkungan
c) Metode
d) Media
e) Lupa juga
12. Pasien KLL jejas tidak sadarkn diri, jejas di bahu dan leher apa yg dinilai pertama kali?
a) Kesadaran
b) Cedera servical
c) Airway
d) Perdarahan
e) Lupa yg satu lg
13. Jenis aroma terapi untuk pasien mual muntah gak ada napsu makan ?
a) Pil. Lavender, pinus, adas, sirih kapur, satu lg lupa
14. Terapi komplementer di bawah ini yg di perbolehkan dalam medis adalah kecuali
a) Akupressur
b) Akupuntur
c) Naturopati
d) Homeopati
e) Kerokan
15. Pasien dtng dngn lemas stlh KLL TD: 70/60dll... Kehilangan darah 20% Apa yg di
lakukan ?
a) Ganti cairan dngn kristaloid
b) Ganti cairan dngn kristaloid 3x jmlh kehilangan
c) Ganti dngn kristaloid dan darah
d) Tidak perlu diganti
e) Lupa option E
16. Metode penulisan di dokumentasi ?
a) SBAR
b) TBAK
c) DAR
d) Lupa 2 option lg
17. Apa kepanjngn SBAR?
Situation Background Asessment Recomendation

1. Dx.perawat dapat 2 tentang pernafasan.


2. Jenis luka slough berwana apa. ? Kuning
3. TAK pasien jiwa ? Tak Stimulasi persepsi, Tak stimulasi sensori, Tak sosialisasi, Tak
Orientasi realita
4. Banyak hafalan tentang kisi2 terbaru, program surveilans Hais.
5. Teknik memindah kan pasien kecelakaan ? Log Roll
6. Teknik buka jalan nafas pasien cedera cervical ? Jaw Thrust
7. Penanggulangan Case finding. ? Aktif dan Pasif
8. Cara komunikasi efektif dengan pasien berduka. ? dalam melakukan komunikasi
adalah Dengan menunjukan sikap Empati, Menghargai dan Memberikan Dukungan
Emosional
9. Tahapan komunikasi efektif yg di lakukan perawat, misal perawat menanyak
penyebab masalah pasien, misalnya pre interaksi, orientasi, kerja atau terminasi.
10. Banyak soal tentang kominikasi efektif. ( komunikasi Teraupetik )

- Cek leb :
18. Gagal ginjal cek Ur, Cr, Urin rutin
19. Pasien sesak cek AGD
20. Tujuan HAIs secara umum untuk mencegah dan mengendalikan atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme.
21. alur infeksi ( infeksius agent, reservoir, portal of exit, transmisi, portal of entry,
Sustible host
22. SOP pasang kateter, perawa ( Materi Kunci ada )
23. Perawatan luka ( materi kunci ada )
24. Terapi oksigen : 1-6 ( kanula nasal ), 6-10 ( RM), 10-12 ( NRM )
25. 3 lpm berapa persen ? pakainya Kanula Nasal
26. Pasien dgn PaCO2 21 pke RM/NRM
27. BB ideal dgn TB 160cm, IMT = BB/TB*TB (dalam bentuk meter )
28. Apa itu terapi komplementer ? terapi yang digunakan dalam pengobatan atau
pengobatan selain dokter, pengobatan tradisional
29. TAK pd pasien halusinasi, perilaku kekerasan ? Halusinasi ( Tak stimulasi Persepsi,
Sensori, Realita ) PK ( Stimulasi Persepsi )
30. Kasus" penetuan masalah keperawatan yg prioritas, tindakan utama
mandiri/kolaborasi, evaluasi ( materi kunci dan ringkasan materi)

31. Penanganan pasien dgn kesedak ? Hemlich Manuver ( dewasa ) Anak/bayi ( Back
Blow ) ibu hamil ( Chest Trust )
32. Gurgling ? Suction ( 10-15 detik )
33. Jumlah perdarahan dipaha ? 500 – 3000
34. Intervensi dgn pasien berduka, menjelang kematian, depresi
35. Komunikasi pd fase orientasi ? menanyakan keadaan, salam teraupetik, membina
hubungan saling percaya, melakukan kontrak
36. Apa itu people, time, place ? people ( interkasi dengan orang diluar rumah lebih
beresiko tertular dari pada orang didalam rumah ), time ( waktu berkumpul yang
lebih lama lebih beresiko tertular, place ( tempat yang tertutp lebih berisiko dari
pada tempat yang terbuka
37. Tindakan prioritas pd pasien SVT ? membebaskan jalan nafas
38. Cara penanganan pd anak yg keterlambatan bicara ? ajak sering berkomunikasi dan
bermain sambil belajar , jika umur 3 tahun Speech Delay
39. SOP membersihkan darah dilantai ? Spill KIT
40. APD gaun digunakan pd saat apa aja ? runag perawatan, pengambilan sampel
41. Tugas siapa dokumentasi setelah tindakan keperawatan ? perawat lah wkwkw
42. Soal covid ada 1 td dapat ?
43. Dapat beberapa kasus utk pasien TB, diare, HIV
44. Pasien preoperatif, post op
45. Media penkes

Ada FR lagi pak....dari tmen


Td itu awal2 dapat soal ttg dokumentasi keperawatan.
Ex. Perawat ngasih edukasi ttg pemberian ASI ke pasien. Lalu hal apa yg didokumentasikan.
Jawabannya ada dokumentasi tempat, pelaksana, respon pasien dll.
Proses keperawatan ada evaluasi formatif dan sumatif bedanya apa. Formatif adalah
evaluasi seteleah tindakan berdasarkan etilogi, somatif adalah evaluasi akhir tindakan
atau evaluasi menyeluruh berdasarkan masalah keperawatan
Ada hitung prosentase luka bakar, luka bakar pada lengan, leher, kaki kanan.
TAK termasuk terapi apa : modalitas
Terapi komplementer pada ibu yg mau melahirkan yg bisa diberikan kecuali : Liat Optionnya
Ada mahasiswa jatuh, nadi teraba dan tidak sadar. Apa tindakan yg dilakukan : liat option ?
Hitungan : td malah keluar Epidemiologi yg menghitung insidensi kasus. Misal perawat
memperoleh kasus TB hanya 30 pdhl sharusnya diperkirakan 300/100.000 jiwa brpa
presentasi nya.
Komunitas lebih ke pengkajian masyarakat, misal di suatu wilayah partisipasi lansia ikut
posyandu rendah. Intervensi apa yg diberikan ? Penyuluhan tentang pentingnya posyandu
Perseptorship : jumlah peserta yang di bimbing maksimal brpa? 4
- kriteria KLB difteri, cara investigasi.
- metode penkes, media penkes yang cocok. Kaya ada anak remaja merokok sudah di
edukasi di kelompok tapi mau di edukasi secara individu medianya apa ? lembar balik, liflet
metode konseling atau wawancara
perbedaan tolak ukur untuk angkat diagnosa pernapasan ? ada sumbatan bebaskan jalan
nafas, ada retraksi dada pola nafas, perubahan agd ya kerusakan pertukaran nafas
penatalaksanaan pasien berduka, soal ada ibu 2 kehilangan suami, merasa anak sudah tidak
membutuhkan lagi. Apakah TAK yg diberikan ? Tak sosialisasi, berfokus anak sudah tdk
membutuhkan bisa jadi hdr dan menarik diri
manajemen ada cara penyelesaian masalah oleh kepala ruangan. Contoh kompromi,
kompetisi dll.
- Ny. Z habis melahirkan, mengeluh ASI tidak lancar, nyeri perut saa bayi menyusu, bayikuat
menyusui, intervensi apa yg perlu dilakukan oleh perawat ? tehnik menyusui
BB ideal anak umur 3 tahun. ? rumus = 8 + 2*N = 8 + 6 = 14 kg
- Tindakan kolaborasi pemberian obat pada pasien AMI
Jenis luka yang diluar kecil tapi semakin kedalam semakin melebar. Td ada pilihan memar,
tusukan, gores dll.
Penanggulangan Case finding. Ada kader diajak home visit tujuan untuk apa. ( aktif )
Tahapan komunikasi efektif yg di lakukan perawat, misal perawat menanyak penyebab
masalah pasien, misalnya pre interaksi, orientasi, kerja atau terminasi.
Nilai lab, td ada albumin rendah pasien dianjurkan untuk apa banyak konsumsi tinggi
protein
Ada jg yg edeme, diet yg dianjurkan apa, rendah protein
- Kasus" penetuan masalah keperawatan yg prioritas, tindakan utama mandiri/kolaborasi,
evaluasi
- APD yg digunakan pada saat ganti linen. ( APD level 2 ) karena di perawatan

- Tentang BOR RS, tapi bukan disuruh hitung bornya, bornya di ketahui, jumlah pasiennya
diketahui, tapi pasien masih banyak yang ngeluh kurang pelayanan dari perawat, apa yang
sebaiknya dilakukan oleh manajer rs untuk menangani masalah tersebut? Melakukan
Actuating atau pembimbingan
- Ibu positif HIV tidak disarankan menyusui bayinya dengan prinsip (AFASS?)
- Perseptor ? orang yang mengajar, memberikan bimbingan, menjadi panutan bisa jadi
role of model dan memiliki wawasan yang luas
- kriteria KLB (cacar)
- metode penkes, media penkes yang cocok
- patuh minum obat pada pasien TB
- SP penatalaksanaan pasien berduka
- Tindakan jika pasien anak terdiagnosa covid yang terus minta keluar ruangan ( pilihan:
lapor kepala ruang, menyarankan ibu mengajak anak keluar, perawat memfasilitasi
menemani anak keluar )
- Pengkajian Gizi buruk dilakukan dengan ? melihat IMT anak, mulai dari BB,TB,LLA
- Terapi komplementer untuk pasien kanker, kecuali
- Remaja datang ke puskesmas mulut berbau obat serangga, lemas, pucat. Prioritas tindakan
? kubah lambung
- Ny. Z habis melahirkan 7 hari, yang perlu dikaji pada keluarga ? perawatan keluarga pada
pasien post melahirkan
- Tumbuh kembang anak usia 15 bulan sudah bisa duduk tegak, berdiri sesaat. Tindakan
keperawatan ?
- Berat badan normal anak sesuai umur, jika 3 tahun ? berarti 14 kg sesuai rumus 8+2*n
- Tindakan prioritas pada pasien AMI
Ners
1. Kep Jiwa Halusinasi ?
2. TAK halusinasi ? Stimulasi persepsi, sensori, realita
3. Restrain pada anak yg akan di infus ( pil : jaket, elbow, mummy restrain, limb restrain, belt
restrain),kecuali bayi baru mummy restrain
4. Wanita dewasa tersedak ( hemlik manuver, backblow, bertanya pada wanita tersebut apa
yg terjadi, hubungi kegawatdaruratan, 1 lagi lupa)
5. Lansia tdk bisa tidur apa yg bis perawat bantu ( ajarkan relaksasi nafas dalam, anjurkan
makan sebelum tdr, atur suhu ruangan, 2 lagi lupa option)
6. Px menjelang ajal indera yg masih dapat diperiksa apa? Indra pendengaran
7. Rom angkle joint (tp ga ada dorsofleksi, inversi eversi yg mendekati klo menurut aku
:plantarfleksi, hiperekstensi, sirkumduksi)
8. Makanan yg tinggi Mg (option nya banyak tp aku jawab nya pisang, cumi-cumi, cokelat)
9. Bayangan opaqe pd paru lobus bawah kemungkinan penyakit apa? ( Efusi pleura, TB, option
lain lupa kak)
10. Edema cerebri dapat diakibatkan oleh pemberian (option RL, Dextrose, Nacl, manitol, 1 lagi
lupa)
11. Pasien post orif tibia bisa kembali ke ruangan, tindakan kolaborasi apa yg dilakukan perawat
( memberikan analgetik, pemeriksaan rontgen thorax, pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan rontgen post orif/ tibia gt lupa, 1 lagi lupa option)
12. Pasien plng dari luar negeri mnhd tki, saat pulang barang2 kerampokan, setelah kejadian itu
jd pemurung, tidak mau bicara dgn orng lain, tindakan yg perawat bisa lakukan? ( Intinya
pasien diikutsertakan TAK sosialisai menurut aku, jawaban yg lain kurang sesuai klo kata
aku)
13. Pasien dgn TIK posisi nya seperti apa? (Headup 30 derajat)
14. Px TB di tempatkan diruang khusus, tujuan HAis nya untuk apa? Isolasi tekanan Negatif
15. Px anak kejang, mata mendelik keatas, mulut n gigi menutup, apa tindakan untuk membantu
jalan nafas? ( Masukan sendok, buka n longgarakan baju, memberi oksigen, 2 option lagi
lupa)
16. langkah promotif untuk pencegahan narkoba apa? ( Yg aku ingat optionnya tentang
pedidikan penacegahan narkoba lewat media elektronik)
17. Pasien didapatka keluar air liur,muntah, mata merah, berprilaku agresif, apa yg dilakukan? (
Memberi obat seadanya, lapor polisi, mengamati saja, membawa ke rehabilitasi, tunggu
sampai tenang)
18. Gaya kepemimpinan (klo ga salah saya jawab karismatik)
19. Konsep berfikir kritis ? berfifkir secara rasional yang bertujuan memahami,ide dan fakta.
20. Komunikasi terapeutik ? komunikas interpersonal antara pasien dan perawat secara sadar
dan bertukar fikiran
21. Pasien DM gds 65 diberi apa? ( Lapor dokter, beri teh manis, option lain lupa)
22. Pasien post angiografi apa yg perlu diperhatikan (lihat balutan tiap 6jam, monitor neurologis
TTV, jika terjadi perdarahan lakukan transfusi)
23. Akreditasi apa adalah proses yang digunakan lembaga berwenang dalam meberikan
pengakuan formal kepada instansi mempunyai kemampuan dalam melakukan
kegiatannya.
24. Proses keperawatan menurut ANA ( pengkajian, diagnosa, identifikasi hasil, perencaaan,
implementasi n evaluasi
25. Tujuan dilakukan proses keperawatan ( option lupa) ? mengetahui kebutuhan perawatan
klien, menentukan prioritas dan memberikan intervensi keperawatan sesuai kebutuhan
klien
26. Tujuan dilakukan operan tiap shif untuk apa( kurang lebih soalnya seperti itu kak) lupa
panjang. ? mengkomunikasikan kedaan pasien dan menyampaikan informasi penting baik
tindakan yang belum dan rencana tindakan
27. SOP pemasangan kateter ?
28. Informasi apa yg disampaikan pada pasien yg akan dilakukan blader training (option saya
lupa kak) Tujuan dan manfaatnya, bagaimna caranya bladder
29. Perawat x (misal) ingin menemui kepala ruangan ternyata kepala ruangan kita sedang
bertemu dgn pasien ca st 3 yg sedang depresi (klo tdk salah) apa yg akan dilakukan perawat (
langsung ikut bergabung dengan kepala ruanangan n pasien, memberi tau teman bahwa
kepala ruangan sedang menemui pasien ca, pergi mininggalkan tempat tersebut, lupa opsi
lainnya)
1. Pasien edema, ekstremitas, urine sedikit ?
Diberikan terapi Manitol
2. Pendidikan kesehatan untuk ?
Mengubah prilaku, menambah pengetahuan
3. TAK Perilaku Kekerasan ?
TAK stimulasi persepsi
- Mengenal PK
- Latihan menghardik dgn fisik
- Minum obat
- Kegiatan harian
- Spiritual
4. TAK persepsi sensori seperti apa ?
TAK ini cocok untuk pasien Halusinasi dimana persepsi untuk melatihan stimulant,
sedangkan sensori untuk melatih indra pada pasien, seperti terhadap respon
suara, dan gambar
5. Terapi komplementer untuk ibu pasca melahirkan ?
Latihan fisik, yoga
6. Terapi komplementer memperlancar asi ?
Daun Bayam
7. Tahapan berduka ‘’ bisakah diagnosis ini di rubah, apapun jalannya ?
Bargaining, tahap menawar dengan menekan pada kata bisakah..
8. Peningkatan kewaspadaan standar pada FAskes ?
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dan kontak dengan pasien.
9. Pasien anak dan perawat berkomunikasi ?
Tahap kerja karena sudah berinteraksi
10. Penggunaan ventilator untuk pasien ?
Gagal nafas, karena ventilator adalah salah satu alat bantu pernafasan
11. Penatalaksaanna pada pasien bedrest lama ?
Ganti posisi setiap 2 jam agar tidak terjadinya decubitus akibat bedrest, dan
oleskan salep
12. Pelebitis pada tangan yang terinfus ?
Ganti lokasi penyuntikan/pemasangan
13. Hipervolimia b.d kelebihan asupan cairan ditandai dengan sesak ? etiloginya
P = Problem : Hipervolimia
E = etiologi : kelebihan asupan cairan
S = symptom/masalah : ditandai dengan sesak dan edema
14. Pasien asma, diberikan Inhalasi ?
Evaluasi yang diharapkan, pasien tidak sesak, jalan nafas longgar/bersih, tidak ada
penggunaan otot pernafasan
15. Pemeriksaan CRT ?
Pada Kuku
16. Gangguan irama jantung dinamakan ?
Aritmia jantung,
17. Jika temponade itu penekanan pada jantung ditandai dengan suara Brias beck
18. Model keperawatan ?
- Fungsional : pelaksanaan dengan masing2 kelebihan, missal 1 perawat mahir
pasang infus, 1 perawat mahir rawat luka/ pembagian tugas
- Kasus : 1 perawat, 1 pasien biasanya digunakan di ruang Hemodialisa dan ICU
- Primer : pengkajian keperawatan mulai tahap awal hingga pulang, selama 24
jam
- TIM : dibentuk tim, dengan 1 ora

1. Pemeriksaan untuk ginjal


a. Urine analisis
b. Tes urin 24 jam
c. Urine albumin to creatinine ratio
d. BUN
e. Serum creatinine
f. Creatinie clereance
2. Tujuan utama HAIs, mencegah dan mengedalikan infeksi dengan cara menghambat
pertumbuhan mikroba yang berasal dari sumber disekitar penderita yang sedang
dirawat
3. Case Finding, active dan pasif case finding, penemuan kasus secara aktif dan pasif.
merupakan upaya yang dilakukan melalui pendekatan keluarga
4. SOP:
a. pasang kateter
b. perawatan luka
c. terapi oksigen
d. NGT
e. KOLOSTOMI
5. BB ideal dgn TB 160cm, IMT
(TB – 100) x 0.9 untuk laki-laki (TB-100) – (TB-100)x10%
(TB – 100) x 0.85 untuk perempuan
6. Apa itu terapi komplementer
Terapi pelengkap, melengkapi Tindakan medis, disebut juga pengobatan tradisional

Akupunktur….
7. TAK
a. pasien halusinasi,
b. perilaku kekerasan
8. Pada Soal Kasus, pahami
a. penetuan masalah keperawatan yg prioritas,
b. tindakan utama mandiri/kolaborasi,
c. evaluasi
9. Gadar:
a. Penanganan pasien dgn kesedak pada anak, dewasa dan ibu hamil
b. Gurgling -à suction
10. Jumlah perdarahan:
a. Fraktur Femoral 500 – 3000ml
b. Fraktur pelvis 750 – 6000ml
c. Fraktur ankle 250 – 1000ml
d. Fraktur humerus 500 – 1500ml
e. Fraktur tibia fibula 250 – 2000ml
11. Intervensi pada:
a. pasien berduka,
b. menjelang kematian,
c. depresi
12. Komunikasi pd fase orientasi
13. Apa itu people, time, place (waham)
14. Shockable Rythhms:
a. Ventricular tachikaris
b. Ventricular fibrillation
c. Supraventricular tachycardia
15. Not Amenable to Shock:
a. PEA
b. Asystole
16. Cara penanganan pd anak yg keterlambatan bicar
17. SOP membersihkan darah dilantai
Spill Kit adalah seperangkat alat yang dipergunakan untuk menangani jika terjadi
tumpahan darah atau cairan tubuh infeksius agar tidak membahayakan tenaga
Kesehatan, pengunjung dan orang lain yang berada dilingkungan pelayanan
Kesehatan
18. APD gaun digunakan pd saat apa aja

19. Tugas siapa dokumentasi setelah tindakan keperawatan


20. Dapat beberapa kasus utk pasien TB, diare, HIV
21. Pasien preoperatif, post op
22. Media penkes
23. Pre/intra/post op
a. Alur siklus kegiatan ruang operasi.
b. Alat2 minor mayor
c. Efek samping obat bius
d. Tanda dan gejala infeksi post op
e. Ruang pantau OK
Perawat instrumen memiliki tugas sebagai berikut.

1. Sebelum Pembedahan
1. Melakukan kunjungan pasien yang akan dibedah minimal sehari sebelum
pembedahan untuk memberikan penjelasan/ memperkenalkan tim bedah.
2. Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai meliputi :
§ Kebersihan ruang operasi dan peralatan
§ Meja mayo/ instrument
§ Meja operasi lengkap
§ Lampu operasi
§ Mesin anastesi lengkap
§ Suction pump
§ Gas medis
3. Menyiapkan set instrumen steril sesuai jenis pembedahan.
4. Menyiapkan cairan antiseptic/ desinfektan, dan bahan-bahan sesuai
keperluan pembedahan
5. Saat pembedahan
6. Memperingati “tim bedah steril” jika terjadi penyimpangan prosedur aseptik.
7. Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan untuk ahli bedah dan
asisten.
8. Menata instrumen steril di meja mayo sesuai dengan urutan prosedur
pembedahan.
9. Memberikan bahan desinfeksi kulit daerah yang akan disayat.
10. Memberikan laken steril untuk prosedur draping.
11. Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai urutan prosedur dan
kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar.
12. Memberikan duk steril kepada operator, dan mengambil kain kasa yang
telah digunakan dengan memakai alat.
13. Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan, dalam keadaan siap pakai.
14. Mempertahankan instrumen selama pembedahan dalam keadaan tersusun
secara sistematis untuk memudahkan saat bekerja.
15. Membersihkan instrumen dari darah pada saat pembedahan untuk
mempertahankan sterilisasi alat dari meja mayo.
16. Menghitung kain kassa, jarum dan instrument.
17. Memberitahukan hasil perhitungan jumlah alat, kain kasa dan jarum pada
ahli bedah sebelum operasi dimulai dan sebelum luka ditutup lapis demi
lapis.
18. Menyiapkan cairan untuk mencuci luka.
19. Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit.
20. Menutup luka dengan kain kasa steril.
21. Penyiapan bahan pemeriksaan laboratorium/ patologi jika ada.
22. Setelah pembedahan
23. Memfiksasi drain, dan kateter (jika terpasang)
24. Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang
dipasang elektrode (wajib dikerjakan)
25. Mengganti alat tenun, baju pasien dan penutup serta memindahkan pasien
dari meja operasi ke kereta dorong.
26. Memeriksa dan menghitung semua instrumen sebelum dikeluarkan dari
kamr operasi.
27. Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam keadaan
lengkap.
28. Membersihkan instrumen bekas pakai dengan cara :
§ Pembersihan awal
§ Merendam dengan cairan desinfektan yang mengandung deterjen.
§ Menyikat sela-sela engsel instrumen
§ Membilas dengan air mengalir.
§
29. Membungkus instrumen sesuai jenis macam, bahan, kegunaan dan ukuran.
Memasang indikator autoclave dan membuat label nama alat-alat (set)
pada setiap bungkusan instrumen dan selanjutnya siap untuk disterilkan
sesuai prosedur yang berlaku.
30. Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan selesai agar
siap pakai.

24. Maternitas
a. maslah yg dijumpai saat nifas
b. Lilitan tali pusat
c. perdarahan kala 2
d. Resiko infeksi saat persalinan medis dan non medis ( 2 nomor berurutan.

25. Anak
a. Anak pnanganan saluran pernapasan.
b. alergi pada anak
c. iwl anak
d. masalah2 anak tp soalnya lebih liat ke data subjektiv...
26. Jiwa Strateri Perencanan
RPK
SP 1 : Fisik 1 (Nfs dalam) Fisik 2 (Pkl bantal)
SP 2 : Minum obat
SP 3 : Verbal (bicara baik baik)
SP 4 : Spiritual

PK
SP 1: Identifikasi+Fisik 1 (Nafas dalam)
SP 2: Fisik 2 (pukul bantal)
SP 3: Verbal
SP 4: Spiritual
SP5: Minum obat

Halusinasi
SP 1 : Identifikasi halusinasi + Menghardik
SP 2 : Minum Obat
SP 3 : Bercakap-cakap
SP 4 : Aktifitas terjadwal/Kegiatan harian

Isolasi sosial
SP1: gali untung rugi puny temen + ajar berkenalan dgn perawat
SP2: Berkenalan dgn 2-3 org + kegiatan harian
SP3: Berkenalan dgn 4-5 org + kegiatan harian
SP4: Berkenalan + kegiatan sosial (mis.ke pasar, ke kantin dll)

Defisit Perawatan Diri


SP1: Ajarkan alat n cara kebersihan diri
SP2: Berdandan (Pr sisir, Lk brcukur)
SP3: Minum-makan
SP4: BAB-BAK

HDR
SP1: ident aspek positif+bikin daftarny yg bs dilakukan di RS+pilih salah satu untk
hari itu
SP2: lakukan kegiatan lain sesuai daftar
SP3: kegiatan lain
SP4: kegiatan lain

RBD
SP1: Identif penyebab, ident n amankan benda bahaya + kaji kemamp n aspek
positif + sugestikan px dgn aspek positif dirinya
SP2: Kaji n sugestikan aspek pstif keluarga/lingkungan
SP3: rancang harapan n masa depan + ajarkan tahapan mencapai cita2 tsbt
SP4: ajarkan tahap lanjutan untk gapai cita2

WAHAM
SP1: ident penyeb+orientasikan pd realita+penuhi kebut dasar yg blm terpenuhi
SP2: Minum obat
SP3: Kegiatan yg disukai (Hobby)
SP4: Kegiatan yg disukai (Hobby)

27. Terus ada soal tadi anak senang main sendiri, ortunya bingung dibawa ke rumah
sakit dilakukan pemeriksaan CHAT Autisme, nah pemeriksaan itu dilakukan pada
usia berapa?
28. Tidak mampu menahan BABà inkontinensia Alvi, terjadi pada pasien dengan
melena
29. Manfaat diagnosa kep untuk pelayanan kesehatan itu apa.
30. Case finding active, penemuan kasus oleh tenaga Kesehatan dimana tenaga
Kesehatan datang langsung kepada keluarga atau masyarakat (jemput bola).
31. Case finding passive adalah penemuan kasus dimana tenaga Kesehatan
menunggu di pelayanan Kesehatan
32. Faktor risiko terjadinya HAIs itu apa saja
a. Intrinsik: keparahan penyakit yang mendasari, flora endogen, umur, sindrom
genetic, kondisi immunocompromise dan malnutrisi
b. Pemakaian peralatan invasif (ventilator mekanik, kateter vena sentral, dan
kateter urin), pemakaian antibiotik yang tidak rasional dan lingkungan yang
terlalu penuh merupakan faktor resiko ekstrinsik.
33. Surveilans HAIs merupakan suatu sistem yang aktif dan berkesinambungan dalam
mengamati peningkatan atau penurunan kejadian dan penyebaran penyakit pada
suatu populasi dan selanjutnya dilakukan analisis dan diseminasi secara periodik
kepada pihak-pihak yang terkait atau stakeholder.
34. Masalah Penafasan
a. Bersihan jalan napas---- rales, ronchi, batuk berdahak, susah mengeluarkan
dahak
b. Pola napas: cuping hidung begerak, retraksi interkosata
c. Pertukaran gas: perubahan di AGD
35. Warna luka
a. Pink : warna dasar menunjukan terjadinya proses epitelisasi.
b. Merah : jaringan granulasi, vaskularisasi baik.
a. Kuning : jaringan mati slough (lunak), vaskularisasi buruk.
b. Hitam : jaringan mati nekrotik (keras), esschar, vaskularisasi buruk.
36. TAK pasien jiwa pasien hdr adalah, tak isos adalah? Tinggal pelajari aja tak lainnya.
h. RPK/PK : TAK PERSEPSI SENSORI = 5 SESI
• Sesi 1 = mengenal perilaku kekerasan
• Sesi 2 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik
• Sesi 3 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara minum obat
• Sesi 4 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara asertif
• Sesi 5 = mencegah perilaku kekerasan dengan cara ibadah
i. WAHAM : TAK PERSEPSI REALITA = 3 SESI
• Sesi 1 = pengenalan orang
• Sesi 2 = pengenalan tempat
• Sesi 3 = pengenalan waktu

j. HALUSINASI : TAK PERSEPSI SENSORI = 5 SESI


• Sesi 1 = mengenal halusinasi
• Sesi 2 = mengontrol halusinasi dengan menghardik
• Sesi 3 = mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
• Sesi 4 = mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
• Sesi 5 = mengontrol halusinasi dengan minum obat

k. ISOS : TAK SOSIALISASI = 7 SESI


• Sesi 1 = kemampuan memperkenalkan diri
• Sesi 2 = kemampuan berkenalan
• Sesi 3 = kemampuan bercakap-cakap
• Sesi 4 = kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
• Sesi 5 = kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
• Sesi 6 = kemampuan bekerjasama
• Sesi 7 = evaluasi kemampuan sosialisasi
l. HDR DAN RISIKO SUICIDE : TAK STIMULASI PERSEPSI HARGA DIRI RENDAH = 2
SESI
• Sesi 1 = identifikasi untuk harga diri rendah/hal positif diri
• Sesi 2 = melatih kemampuan / hal positif diri
m. DEFISIT PERAWATAN DIRI : TAK BERFOKUS PADA PENKES TENTANG DPD
(DEFISIT PERAWATAN DIRI)
n. ISOS, MENARIK DIRI, HDR, DISERTAI KURANGNYA KOMUNIKASI VERBAL : TAK
STIMULASI SENSORI = 3 SESI
• Sesi 1 = mendengarkan music
• Sesi 2 : menggambar
• Sesi 3 : menonton tv/video

37. Istilah Jiwa


a. Sirkumtansial: pembicaraan berbelit belit tapi sampai pada tujuan.
b. Tangensial: pembicaraan berbelit-belit tidak sampai pada tujuan.
c. Blocking: pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
d. Preservasi: pembicaraan yang diulang-diulang
e. Flights of idea: pembicaraan yang meloncat loncat dari satu topik ke topik
lain masih ada hubungan yang tidak logis, dan tidak sampai pada tujuan
38. Teknik memindah kan pasien kecelakaan adalah? Log roll,
39. Teknik buka jalan nafas pasien cedera cervikal adalah jaw trust,
40. Cara komunikasi efektif dengan pasien berduka. A.jangan bersedih, mungkin sudah
takdirnya, b.itu semua salah bapak, c.semua sudah suratan, yg penting bapak sehat.
41. Tahapan komunikasi efektif yg di lakukan perawat, misal perawat menanyak
penyebab masalah pasien, misalnya pre interaksi, orientasi, kerja atau terminasi.
42. Banyak soal tentang kominikasi efektif.
43. Gagal ginjal cek Ur, Cr, Urin rutin
44. Pasien sesak cek AGD
- Tujuan HAIs, alur infeksi
- SOP pasang kateter, perawatan luka,
- Terapi oksigen :
45. 3 lpm berapa persen
46.
47. Pasien dgn PaCO2 21 pke RM/NRM
- BB ideal dgn TB 160cm, IMT
- Apa itu terapi komplementer
- TAK pd pasien halusinasi, perilaku kekerasan
- Kasus" penetuan masalah keperawatan yg prioritas, tindakan utama
mandiri/kolaborasi, evaluasi
- Penanganan pasien dgn kesedak, gurgling
- Case finding
- Jumlah perdarahan dipaha
- Intervensi dgn pasien berduka, menjelang kematian, depresi
- Komunikasi pd fase orientasi,
- Apa itu people, time, place
- Tindakan prioritas pd pasien SVT
- Cara penanganan pd anak yg keterlambatan bicara
- SOP membersihkan darah dilantai
- APD gaun digunakan pd saat apa aja
48. Tugas siapa dokumentasi
- Kep Jiwa Halusinasi

- TAK halusinasi

- Restrain pada anak yg akan di infus ( pil : jaket, elbow, mummy restrain, limb
restrain, belt restrain)

- Wanita dewasa tersedak ( hemlik manuver, backblow, bertanya pada wanita


tersebut apa yg terjadi, hubungi kegawatdaruratan, 1 lagi lupa)

- Lansia tdk bisa tidur apa yg bis perawat bantu ( ajarkan relaksasi nafas dalam,
anjurkan makan sebelum tdr, atur suhu ruangan, 2 lagi lupa option)

- Px menjelang ajal indera yg masih dapat diperiksa apa?

- Rom angkle joint (tp ga ada dorsofleksi, inversi eversi yg mendekati klo
menurut aku :plantarfleksi, hiperekstensi, sirkumduksi)

- Makanan yg tinggi Mg (option nya banyak tp aku jawab nya pisang, cumi-
cumi, cokelat)

- Bayangan opaqe pd paru lobus bawah kemungkinan penyakit apa? ( Efusi


pleura, TB, option lain lupa kak)

- Edema cerebri dapat diakibatkan oleh pemberian (option RL, Dextrose, Nacl,
manitol, 1 lagi lupa)

- Pasien post orif tibia bisa kembali ke ruangan, tindakan kolaborasi apa yg
dilakukan perawat ( memberikan analgetik, pemeriksaan rontgen thorax,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan rontgen post orif/ tibia gt lupa, 1
lagi lupa option)
- Pasien plng dari luar negeri mnhd tki, saat pulang barang2 kerampokan,
setelah kejadian itu jd pemurung, tidak mau bicara dgn orng lain, tindakan yg
perawat bisa lakukan? ( Intinya pasien diikutsertakan TAK sosialisai menurut
aku, jawaban yg lain kurang sesuai klo kata aku)

- Pasien dgn TIK posisi nya seperti apa? (Headup 30 derajat)

- Px TB di tempatkan diruang khusus, tujuan HAis nya untuk apa?

- Px anak kejang, mata mendelik keatas, mulut n gigi menutup, apa tindakan
untuk membantu jalan nafas? ( Masukan sendok, buka n longgarakan baju,
memberi oksigen, 2 option lagi lupa)

- langkah promotif untuk pencegahan narkoba apa? ( Yg aku ingat optionnya


tentang pedidikan penacegahan narkoba lewat media elektronik)

- Pasien didapatka keluar air liur,muntah, mata merah, berprilaku agresif, apa
yg dilakukan? ( Memberi obat seadanya, lapor polisi, mengamati saja,
membawa ke rehabilitasi, option 1 lagi lupa)

- Gaya kepemimpinan (klo ga salah saya jawab karismatik)

- Konsep berfikir kritis

- Komunikasi terapeutik

- Pasien DM gds 65 diberi apa? ( Lapor dokter, beri teh manis, option lain lupa)

- Pasien post angiografi apa yg perlu diperhatikan (lihat balutan tiap 6jam,
monitor neurologis TTV, jika terjadi perdarahan lakukan transfusi)

- Akreditasi apa

- Proses keperawatan menurut ANA ( pengkajian, diagnosa, identifikasi hasil,


perencaaan, implementasi n evaluasi) pilih aja yg option nya itu..

- Tujuan dilakukan proses keperawatan ( option lupa)

- Tujuan dilakukan operan tiap shif untuk apa( kurang lebih soalnya seperti itu
kak) lupa panjang.

- SOP pemasangan kateter

- Informasi apa yg disampaikan pada pasien yg akan dilakukan blader training


(option saya lupa kak)
- Perawat x (misal) ingin menemui kepala ruangan ternyata kepala ruangan
kita sedang bertemu dgn pasien ca st 3 yg sedang depresi (klo tdk salah) apa
yg akan dilakukan perawat ( langsung ikut bergabung dengan kepala
ruanangan n pasien, memberi tau teman bahwa kepala ruangan sedang
menemui pasien ca, pergi mininggalkan tempat tersebut, lupa opsi lainnya)

- Pasien

49. Fr sulsel sesi 3


- Tak pada pasien jiwa sktr 10-20 nmr, contoh.. Pasien datang dengan keadaan
teratur minum, dan kooperatif termasuk dalam tak apa? Sensoroi persepi,
orientasi, kelompok, sosialisasi..
- Anda sebagai perawat terkena cairan droplet pasien covid 19, apa yg anda
lakukan
- Soal surveilance Hais,
- Luka granulasi warna apa, luka infeksi warna apa..
- DM juga ada, HIV
- Kebanyakan juga Evaluasi tindakan yg diharapakan..

50. Terima kasih atas doa dan supportnya, hasil akhir saya peringkat 2. Kalah 15.2 poin,
mungkin belum rezeki. Tapi tetap Saya akan berbagi FR tu temen2, siapa tau dapat
membantu.
51. Soal sangat berbeda jauh dengan kisi2 tahun kemaren, dan tidak sama dengan soal
ukom.
52. Tadi saya tidak 1 pun mendapatkan soal tetang hitungan jenis apapun.
53. Dx.perawat dapat 2 tentang pernafasan.
54. Jenis luka slough berwana apa.
55. TAK pasien jiwa dapat 2.
56. Banyak hafalan tentang kisi2 terbaru, program surveilans Hais.
57. Teknik memindah kan pasien kecelakaan.
58. Teknik buka jalan nafas pasien cedera cervikal.
59. Penanggulangan Case finding.
60. Cara komunikasi efektif dengan pasien berduka.
61. Tahapan komunikasi efektif yg di lakukan perawat, misal perawat menanyak
penyebab masalah pasien, misalnya pre interaksi, orientasi, kerja atau terminasi.
62. Banyak soal tentang kominikasi efektif.
63. Soal2 kasus sangat sedikit, intinya sesuai dengan kisi2 yg saat ini.
64. Semoga bermanfaat, maaf tidak bisa kasih lebih dan detail. Cuma gambaran, karena
bleng, tambah lagi belum rezeki saya tahun ini.
65. Yg belum ujian tatap semangat, masih ada waktu dan semoga rezeki kalian... Aamiin

66. Pagi,, saya mau share pengalaman tes kemaren tgl 3 okt saya S1 keperawatan.. Satu
bulan saya persiapan belajar dg mmpelajari soal2 ukom, dan soal2 SkB cpns,,
67. Nilai saya kemaren 425 saya jatuh di tehnik krn tdk mncapai PG, tehnik saya 215
sedang PG 225. Dari 27 org yg tes untuk S1 Ners yg lulus PG hnya 8 org dg nilai
tertinggi 461
68. Jd untuk soal tehnik S1 Ners blm ad sm sekali kemiripan dg soal2 ukom dan skb hnyr
2% nya dari 90 soal,, soal nya kebanyak bahas ttg keperawatan Komunitas, kep
keluarga, keperawatan anak, perawatan px Terminal, perawatan keluarga dg kasus
pasien berduka tp buka smcm penegakan dx, dan tindakan, tp lebih ke intervensi
utama, kriteria hasil, tujuan perawatan,, bnyk bnget dpt soal yg begini,,

69. Sedang untuk soal Kmb nya juga demikian, dikasi kasus Ds dan DO trus qt di suruh
mnegakkn diagonsa utama sendiri trus yg ditanya ttg intervensi utama dr diagnosa
yg qt tegak kan, soal kasus panjng2, discplaning perawatan lanjutan di rumah gt2,,
70. Trus dpt soal jiwa ad bbrp 7-10 soal klo ga salah, ya gt td bukan perumusan diagnosa
ttg jiwa ini tp lebih ke intervensi, kriteria hsil dan tujuan perawatan. .

71. Soal kesehatan umum sm sekali ga keluar, ttg uud kes, bpjs, puskesmas,
72. Bor,los, luka bakar ga ad sm sekali. Kasus Emergency, igd, icu tdk ada.. Ttg tipe
kepemimpinan juga ga ad,

73. Ad ttg imunusasi 2 soal dan mnhitung cairan infus satu soal hnya itu,, ttp maternitas
ad 3 soal, soal penerapan etik keperawatan hnya ad 1 soal,,

74. Klo tmn2 D3 keperawatan berdasarkah share tmn2 FR yg di yotub2 bnyk keluar soal2
ukom lwbih ke tindakan keprawatan, asuhan keperawatan gt bnyk yg keluar mirip2
soal nya sm FR yg sdh di pelajari.

75. Vitamin 17/11/2021.

76. Lebih dominan Pre/intra/post op (9no), anak(7no), maternitas (6no)..

77. Pre/intra/post op
- Alur siklus kegiatan ruang operasi.
- Alat2 minor mayor
- Efek samping obat bius
- Tanda dan gejala infeksi post op
- Ruang pantau OK

78. Maternitas
- maslah yg dijumpai saat nifas
- Lilitan tali pusat
- perdarahan kala 2
- Resiko infeksi saat persalinan medis dan non medis ( 2 nomor berurutan.

79. Anak
- Anak pnanganan saluran pernapasan.
- alergi pada anak
- iwl anak
- masalah2 anak tp soalnya lebih liat ke data subjektiv...
80. Trus bedakan tindakan dan pengkajian.

81. Klu d tanya yg dilakukan perawat selanjutnya berati pengkajian prioritas.

82. Klu yg d tanya tindakan perawat bgmna berarti SOP atau implementasi nya..

Apakah EWS itu?


Early Warning Score (EWS) system adalah suatu sistem permintaan bantuan untuk
mengatasi masalah kesehatan pasien secara dini.

EWS didasarkan atas penilaian terhadap perubahan keadaan pasien melalui pengamatan
yang sistematis terhadap semua perubahan fisiologi pasien.

Sistem ini merupakan konsep pendekatan proaktif untuk meningkatkan keselamatan pasien
dan hasil klinis pasien yang lebih baik dengan standarisasi pendekatan asesmen dan
menetapkan skoring parameter fisiologis yang sederhana dan mengadopsi pendekatan ini
dari Royal College of Physicians – National Health Services, 2012.

Ketika seorang pasien mendadak sakit dan datang ke rumah sakit, atau kondisi memburuk
tiba-tiba selama di rumah sakit, maka waktu adalah penting dan respon klinis yang cepat
dan efisien diperlukan untuk optimalisasi hasil klinis yang diharapkan.

Bukti saat ini menunjukkan bahwa tiga serangkai yaitu 1) deteksi dini, 2) ketepatan waktu
merespon, dan 3) kompetensi respon klinis, sangat penting untuk menentukan hasil klinis
yang diharapkan.
EWS sistem menggunakan pendekatan sederhana berdasarkan dua persyaratan utama
yaitu:
1) Metode yang sistematis untuk mengukur parameter fisiologis sederhana pada semua
pasien untuk memungkinkan identifikasi awal pasien yang mengalami penyakit akut atau
kondisi perburukan, dan
2) Definisi yang jelas tentang ketepatan urgensi dan skala respon klinis yang diperlukan,
disesuaikan dengan beratnya penyakit.

Format penilaian EWS dilakukan berdasarkan pengamatan status fisiologi pasien.


Pengamatan ini merupakan pengamatan yang bisa dilakukan oleh perawat, dokter ataupun
tenaga terlatih lainnya. Parameter yang dinilai dalam EWS mencakup 7 (tujuh) parameter
yaitu :

1) Tingkat kesadaran
2) Respirasi/ Pernapasan,
3) Output Cairan
4) Oksigen tambahan (non-rebreathing mask, rebreathing mask, nasal kanula)
5) Suhu
6) Denyut nadi,
7) Tekanan darah sistolik

Parameter ini sudah rutin diukur dan dicatat dalam rekam medis pada grafik observasi
pasien di setiap rumah sakit. Masing-masing parameter akan dikonversikan dalam bentuk
angka, di mana makin tinggi nilainya maka makin abnormal keadaan pasien sehingga
menjadi indikasi untuk dilakukan tindakan pertolongan sesegera mungkin.

Tujuan penerapan Early Warning Score (EWS) system ini untuk:

§ Menilai pasien dengan kondisi akut


§ Mendeteksi sejak dini penurunan kondisi klinis pasien selama dalam perawatan di
rumah sakit
§ Dimulainya respon klinik yang tepat waktu secara kompeten

Kapan dilakukan EWS ?


EWS dilakukan terhadap semua pasien pada asesmen awal dengan kondisi penyakit akut
dan pemantauan secara berkala pada semua pasien yang mempunyai risiko tinggi
berkembang menjadi sakit kritis selama berada di rumah sakit. Pasien-pasien tersebut
adalah:

• Pasien yang keadaan umumnya dinilai tidak nyaman (uneasy feeling),


• Pasien yang datang ke unit gawat darurat,
• Pasien dengan keadaan hemodinamik tidak stabil,
• Pasien yang baru dipindahkan dari ruang rawat intensif ke bangsal rawat inap.
• Pasien yang akan dipindahkan dari ruang rawat ke ruang rawat lainnya,

• Pasien paska operasi dalam 24 jam pertama sesuai dengan ketentuan penatalaksanaan
pasien paska operasi.
• Pasien dengan penyakit kronis,
• Pasien yang perkembangan penyakitnya tidak menunjukkan perbaikan.
• Pemantauan rutin pada semua pasien, minimal 1 kali dalam satu shift dinas perawat
• Pada pasien di Dialysis Unit dan Rawat jalan lainnya yang akan dirawat inap untuk
menentukan ruang perawatan
• Pasien yang akan dipindahkan dari Siloam Hospitals ke rumah sakit lainnya

Penilaian EWS juga dilakukan terhadap pasien yang akan dipindahkan dari ruang rawat ke
ruang rawat lainnya, dari rumah sakit ke rumah sakit lainnya.

Bila didapati nilai yang memungkinkan untuk pengamatan EWS lebih lanjut (pemicu aktivasi
respon klinik) maka keputusan untuk memindahkan pasien bisa dipertimbangkan lagi.

Dengan mencatat EWS secara teratur, kecenderungan respon klinis pasien dapat ditelusuri
untuk deteksi dini potensi penurunan kondis klinis pasien dan memberikan pemicu untuk
eskalasi respon klinis lebih lanjut.

Selain itu, pencatatan trend EWS akan memberikan gambaran pemulihan kondisi pasien,
sehingga dapat memfasilitasi penurunan frekuensi dan intensitas monitoring pasien sampai
akhirnya pasien direncanakan discharge.

EWS digunakan sebagai alat bantu dalam asesmen klinis, bukan sebagai pengganti
pertimbangan klinis yang kompeten. EWS tidak digunakan pada anak usia kurang dari 16
tahun dan wanita hamil, karena respon fisiologi kondisi penyakit akut dapat dimodifikasi
pada pasien anak dan wanita hamil.
PERNAPASAN
Pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah menilai sistem pernapasan pasien meliputi
jalan napas, pernapasan pasien, dan kebutuhan oksigen tambahan. Jalan napas pasien harus
dipastikan bersih dan tidak tersumbat. Bila didapati pernapasan yang berbunyi, maka dapat
dipastikan bahwa terdapat sumbatan pada jalan napas pasien.

Frekuensi pernapasan, pola pernapasan dan adanya pemakaian otot bantu pernapasan
dapat menunjukkan adanya distres pernapasan ataupun obstruksi jalan napas.
Frekuensi pernapasan sangat penting untuk diperhatikan, karena setiap gangguan di tubuh
(nyeri, gelisah, penyakit paru, gangguan metabolik, infeksi dan obstruksi jalan napas) akan
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen yang akan ditandai dengan adanya
peningkatan frekuensi pernapasan.

Pola pernapasan akan sangat membantu dalam mengidentifikasi adanya abnormalitas pada
pasien. Pola pernapasan yang cepat dan dalam (Kussmaul) merupakan gambaran
pernapasan pada gangguan asidosis metabolik berat. Pola pernapasan periodik (Cheyene-
Stokes) menggambarkan adanya gangguan pada batang otak atau adanya gangguan fungsi
jantung.

Pola pernapasan yang demikian akan diikuti oleh hipoksemia. Saturasi oksigen yang rendah
pada keadaan hipoksemia ini bisa dideteksi dengan pulse oxymetri. Namun, pengukuran
pulse oxymetri bisa menjadi tidak akurat pada pasien yang hipovolemia, hipotensi ataupun
hipotermi.

Parameter pernapasan yang dipantau dalam EWS ini adalah frekuensi pernapasan dan
saturasi oksigen. Selain itu, nilai bobot 2 harus ditambahkan untuk setiap pasien yang
membutuhkan tambahan oksigen ( pemberian oksigen melalui masker atau nasal kanula ).

SIRKULASI (DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH SISTOLIK )


Pemeriksaan berikutnya setelah pernapasan adalah pemeriksaan sirkulasi. Sirkulasi yang
tidak adekuat bisa disebabkan secara primer oleh adanya gangguan sistem kardiovaskular,
ataupun secara sekunder akibat adanya gangguan metabolik seperti pada sepsis, hipoksia
ataupun pengaruh obat-obatan.
Pemantauan pertama pada sistem sirkulasi adalah pemantauan denyut nadi. Yang perlu
dipantau adalah frekuensi denyut nadi, keteraturan denyut, isi/volume denyut dan apakah
denyut tersebut simetris di masing-masing sisi tubuh. Pada pasien dengan hipovolemia
ataupun dengan curah jantung yang rendah akan dijumpai denyut nadi yang lemah dan
tidak teratur. Frekuensi denyut yang tidak teratur biasanya dijumpai pada gangguan irama
jantung seperti fibrilasi atrium yang bisa sangat membahayakan.

Denyut yang paradoksikal dengan pernapasan (pulsus paradoxus) akan ditemui pada kasus
hipovolemia, perikarditis, tamponade jantung, asma dan penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK). Sementara pada pasien dengan gangguan katup / sekat jantung akan dijumpai
denyut nadi yang teraba bergetar (thrill).

Tekanan darah merupakan turunan dari fungsi kardiovaskuler. Pemantauan tekanan darah
harus dilakukan setelah pemantauan denyut nadi. Pada gangguan sirkulasi yang ditandai
dengan denyut nadi yang terasa lemah, ireguler hampir dapat dipastikan bahwa pengukuran
tekanan darahnya menunjukkan nilai rendah.

Sehingga dengan demikian tekanan darah yang rendah merupakan tanda lambat dari
adanya gangguan sistem kardiovaskuler yang tidak bisa terkompensasi oleh auto regulasi
tubuh. Namun sebaliknya, tekanan darah tinggi bukan merupakan pertanda bahwa sirkulasi
pasien adalah baik.

Tekanan darah tinggi menandakan adanya konstriksi pembuluh darah yang bisa merupakan
akibat dari kompensasi awal tubuh saat hipovolemia, adanya penyempitan dan kekakuan
pembuluh darah (aterosklerosis ataupun pre / eklampsia, dll). Tekanan darah yang sangat
tinggi akan meningkatkan risiko terjadinya stroke hemoragik yang bisa berakibat fatal.

NEUROLOGI
Gangguan neurologi pasien bisa terjadi akibat akibat iskemia, kerusakan struktur otak atau
kerusakan akibat metabolik ataupun infeksi. Identifikasi terhadap gangguan neurologi yang
ada sangat berguna dalam penanganan pasien selanjutnya untuk meminimalkan kerusakan
otak sekunder.

Pemeriksaan neurologi yang dilakukan serial akan sangat membantu dalam penanganan
pasien. Setiap perubahan yang ditemukan dalam pemeriksaan merupakan indikator yang
sensitif dan harus dikaji ulang.

Misalnya, adanya penurunan tingkat kesadaran yang tidak disertai lateralisasi bisa
diakibatkan oleh adanya peningkatan tekanan intrakranial, hidrosefalus, demam, keracunan
ataupun akibat gangguan metabolik yang memerlukan penanganan sesegera mungkin.
Pemeriksan neurologi dalam EWS dilakukan dengan cara menilai Alert, Verbal, Pain atau
Unresponsive (AVPU), seperti tercantum pada tabel berikut:

SUHU TUBUH
Panas tubuh dihasilkan oleh reaksi kimia akibat metabolisme sel. Peningkatan suhu tubuh
ditimbulkan oleh peningkatan produksi panas tubuh akibat peningkatan metabolisme sel
seperti pada aktivitas fisik, tirotoksikosis, trauma, peradangan, dan infeksi.

Selain itu peningkatan suhu tubuh juga bisa diakibatkan karena gangguan dalam
melepaskan panas ke lingkungan sekitar seperti pada abnormalitas kelenjar keringat, gagal
jantung kongestif, atau bila suhu lingkungan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh.

Dengan demikian, suhu tubuh bisa menjadi panduan dalam memperkirakan apa yang terjadi
pada pasien. Pada keadaan normal, suhu tubuh berkisar antara 36° - 38° C, bervariasi dalam
24 jam dan mengikuti pola diurnal.

Nilai EWS: 0
Frekuensi Monitoring:
Minimal 3 kali sehari
atau 1 kali/ shift atau tiap 4 jam untuk pasien paska perawatan intensive

Respon Klinik :
Lanjutkan monitoring EWS rutin
Jika pada re-asesmen ditemukan skor > 0, ikuti petunjuk respon klinis skor rendah ( HIJAU )

Nilai EWS: Total 1 - 4 ( SKOR RENDAH )


Frekuensi Monitoring:
Tiap 4 jam

Respon Klinik:

§ Hubungi Dokter Jaga


§ Dokter Jaga verifikasi kondisi pasien dalam waktu < 1 jam setelah dilaporkan
§ Dokter Jaga memutuskan frekuensi monitoring ditambah atau ekskalasi ke Dokter
Penanggung Jawab Pasien (Dokter Spesialis)
§ Jika pada re-asesmen ditemukan skor < 1 selama 4 jam observasi, lanjutkan
observasi sesuai petunjuk respon klinis skor 0
§ Sebaliknya, jika ditemukan skor > 2 setelah 2 jam
observasi:
§ -Lakukan re-asesmen dan tingkatkan frekuensi
onservasi
§ -Lanjutkan observasi sesuai petunjuk skor medium ( KUNING )

Nilai EWS: Skor MEDIUM (Nilai 3 di sembarang parameter) atau Total 5 - 6


Frekuensi Monitoring:
Terus menerus tiap 1 jam sampai kondisi membaik (EWS/ PEWS < 5)

Respon Klinis:
§ Hubungi Dokter Jaga
§ Dokter Jaga melakukan verifikasi dalam 30 menit sejak dilaporkan, melakukan
pemeriksaan dan penanganan pasien
§ Jika pada re-asesmen ditemukan skor < 5 selama 4 jam observasi, lanjutkan
observasi sesuai petunjuk respon klinis skor rendah ( HIJAU )
§ Sebaliknya, jika ditemukan skor > 6 setelah 1 jam observasi:
§ Lakukan re-asesmen ( perawat/ Dokter Jaga )
§ Tingkatkan frekuensi observasi tiap 30 menit.
§ Observasi pasien sesuai petunjuk skor Tinggi ( MERAH )

Nilai EWS: Total 7 atau lebih (SKOR TINGGI)


Frekuensi Monitoring: Continuous monitoring dan penanganan dalam 30 menit

Respon Klinik:
§ Hubungi Dokter Jaga
§ Dokter Jaga melakukan verifikasi, pemeriksaan da penanganan pasien dalam
waktu < 15 menit sejak aktivasi EWS
§ Dokter Jaga lapor Dokter Penanggung-Jawab Pasien, Bila >3x tidak dpt dihubungi,
kontak Dokter Spesialis yang sama bidangnya.
§ Dokter Jaga menginformasikan kepada keluarga tentang kondisi pasien dan
kemungkinan pindah rawat ruang intensif
§ Monitor secara kontinu dengan alat monitor portable ( jika tersedia )
§ Jika dalam waktu 30 menit sejak penanganan dan konsultasi dengan Dokter
Penanggung-Jawab Pasien terjadi perburukan pasien, maka Dokter Jaga atas ijin
Dokter Penanggung-Jawab Pasien mengkonsultasikan kepada Intensivist dan
rekomendasi untuk rawat di ruang Intensif (ICU)
§ Jika terjadi Cardiac Arrest, lakukan penanganan sesuai algorithme Code Blue.
§ Jika respon pasien membaik, dan skor < dari 7 setelah 4 jam observasi secara terus
menerus, kembali ikuti petunjuk respon klinis medium ( KUNING )
§ Jika SKOR tetap > 7, Dokter Penanggung-Jawab Pasien dan keluarga setuju rawat
ruang Intensif
§ Pasien dipindahkan ke Ruang Intensif
Catatan: Dokter Penanggung-Jawab Pasien adalah dokter spesialis yang bertanggung jawab
pada pasien tersebut

Anda mungkin juga menyukai