LP Ruang Srikandi
LP Ruang Srikandi
Disusun oleh :
2021
BAB 1
KONSEP TEORI
A. Definisi
Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue atau DBD (dengue hemorrhagic
fever disingkat DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue yang ditandai oleh renjatan atau syok
DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
virus dengue dan juga termasuk golongan Abovirus (arthropodbone virus) yang
disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegepty dan Aedes Albopictus yang disebarkan secara
B. Etiologi
Virus dengue yang mana biasanya di bawa oleh nyamuk Aedes Aegepty (betina)
dengan gigitan menjadi vektor ketubuh manusia dengan gigitan nyamuk tersebut. Infeksi
yang pertama kali bisa memberi gejala sebagai Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dengan
gejala utama demam, nyeri/sendi (Titik lestari, 2016 dalam (Putri, 2018).
virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditemukan di Indonesia
dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody
terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap
serotype lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang
memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis
dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus
dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Nurarif & Kusuma 2015).
a) Derajat I
Suhu tubuh panas yang disertai gejala tidak khas dan satu-satunya uji perdarahan yaitu
uji tourniquet.
b) Derajat II
Seperti juga derajat II biasanya disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
perdarahan lain
c) Derajat III
Meliputi gagal atau tidak berfungsinya sirkulasi yakni nadi yang cepat dan melemah,
tekanan nadi yang tiba-tiba menurun atau hipotensi disertai kulit dingin dan lembab
serta gelisah.
d) Derajat IV
Terdapat Dengue Shock Syndrome (DSS), nadi yang tidak dapat teraba dan tekanan
Demam berdarah menurut (WHO, 2015) adalah penyakit seperti flu berat yang
mempengaruhi bayi, anak-anak dan orang dewasa, tapi jarang menyebabkan kematian.
Dengue harus dicurigai bila demam tinggi (40 ° C / 104 ° F) disertai dengan 2 dari gejala
berikut: sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah,
pembengkakan kelenjar atau ruam. Gejala biasanya berlangsung selama 2-7 hari, setelah
masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan dari nyamuk yang terinfeksi.
Dengue yang parah adalah komplikasi yang berpotensi mematikan karena plasma
bocor, akumulasi cairan, gangguan pernapasan, pendarahan parah, atau gangguan organ.
Tanda-tanda peringatan terjadi 3-7 hari setelah gejala pertama dalam hubungannya dengan
penurunan suhu (di bawah 38 ° C / 100 ° F) dan meliputi: sakit parah perut, muntah terus
menerus, napas cepat, gusi berdarah, kelelahan, kegelisahan dan darah di muntah. 24-48
jam berikutnya dari tahap kritis dapat mematikan; perawatan medis yang tepat diperlukan
untuk menghindari komplikasi dan risiko kematian Menurut WHO DHF dibagi dalam 4
derajat yaitu:
2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau tempat
lain.
3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan
lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan kulit
4. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
Terukur.
Menurut (Vyas et. Al 2014), gejala awal demam berdarah dengue yang mirip dengan
demam berdarah. Tapi setelah beberapa hari orang yang terinfeksi menjadi mudah
marah, gelisah, dan berkeringat. Terjadi perdarahan: muncul bintik-bintik kecil seperti
darah pada kulit dan patch lebih besar dari darah di bawah kulit. Luka ringan dapat
menyebabkan perdarahan.
b. Demam
c. Sakit kepala
d. Nyeri sendi/otot
f. Muntah
c. Ruam Generalized
b. Berkeringat
E. Komplikasi
F. Patofisiologi
Fenomena patologis menurut (Herdman , 2012), yang utama pada penderita DHF
(syok). Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh,
ruam atau bitnik-bintik merah pada kulit (petekie), sakit tenggorokan dan hal lain yang
perembesan plasma ke ruang ekstra seluler sehingga nilai hematocrit menjadi penting
untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat
telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan
jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika
tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang
dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan dan apabila
tidak segera ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kematian. Sebelumnya
Pelepasan peptisidaa
Mual, muntah Hipertermi
Nutrisi dan O2 ke
jaringan menurun hipovolemik Menekan syaraf c
Pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan pada penderita DHF antara lain adalah
a. Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk memeriksa kadar
1) Pada demam dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari ketiga.
Uji serologi didasarkan atas timbulnya antibody pada penderita yang terjadi setelah
infeksi. Untuk menentukan kadar antibody atau antigen didasarkan pada manifestasi
reaksi antigen-antibody. Ada tiga kategori, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Reaksi
primer merupakan reaksi tahap awal yang dapat berlanjut menjadi reaksi sekunder atau
tersier. Yang mana tidak dapat dilihat dan berlangsung sangat cepat, visualisasi
biasanya dilakukan dengan memberi label antibody atau antigen dengan flouresens,
radioaktif, atau enzimatik. Reaksi sekunder merupakan lanjutan dari reaksi primer
dengan manifestasi yang dapat dilihat secara in vitro seperti prestipitasi, flokulasi, dan
aglutinasi. Reaksi tersier merupakan lanjutan reaksi sekunder dengan bentuk lain yang
angsa oleh virus dengue yang disebut reaksi hemaglutinasi inhibitor (HI).
Merupakan uji serologi yang paling spesifik dan sensitif untuk virus dengue.
daerah tempat virus menginfeksi sel dan batas yang jelas akan dilihat terhadap sel di
Uji ini mempunyai sensitivitas sama dengan uji Hemaglutination Inhibition (HI).
Dan bahkan lebih sensitive dari pada uji HI. Prinsip dari metode ini adalah mendeteksi
f. Rontgen Thorax : pada foto thorax (pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II)
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and Prevention, 2009), yaitu :
1. Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak istirahat.
2. Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu mereka.
anak-anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama fase demam
3. Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat anti
inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan
4. Memantau hidrasi pasien selama fase demam
5. Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau output
urine
6. Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin perlu
cairan IV.
7. Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian kapiler,
nadi, tekanan darah, dan Output urine.
8. Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah trombosit.
9. Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yg normal.
10. Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg normal dan
berlangsung 24-48 jam
Pencegahan : Demam berdarah dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik
nyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti) dengan cara melakukan PSN (Pembersihan
Sarang Nyamuk) Upaya ini merupakan cara yang terbaik, ampuh, murah, mudah dan
dapat dilakukan oleh masyarakat, dengan cara sebagai berikut:
1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti : bak mandi / WC, drum,
dan lain- lain) sekurang-kurangnya seminggu sekali. Gantilah air di vas
kembang, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain sekurang-
kurangnya seminggu sekali
4. Tutuplah lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan
semen
6. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan
bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik
nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali.
KONSEP KEPERAWATAN
2.1. Pengkajian
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal
yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun selama
a. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari
15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua,
b. Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah sakit
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam
kesadaran composmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7 dan anak
semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan persendian,
nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi
perdarahan pada kulit, gusi (grade III. IV), melena atau hematemesis.
e. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
f. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun
buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang menderita
DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan. Apabila
kondisi berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka
anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya berkurang.
g. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih
h. Pola Kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, nafsu makan berkurang dan menurun.
2) Eliminasi (buang air besar): kadang-kadang anak yang mengalami diare atau
3) Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit
atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya berkurang.
4) Kebersihan: upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
aegypty.
5) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga
kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak adalah sebagai berikut :
spontan petechie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak
teratur.
3) Grade III yaitu kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah,
4) Grade IV yaitu kesadaran coma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak teratur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit
tampak biru.
j. Sistem Integumen
1) Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan
lembab
anemis, hidung kadang mengalami perdarahan atau epitaksis pada grade II,III,IV.
Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering , terjadi perdarahan gusi, dan
4) Dada : bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada poto thorak terdapat
cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +, ronchi +, yang
5) Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesaran hati atau hepatomegaly dan asites
hiponatremia
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh diatas
nilai normal
Defisit nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk makan) makanan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri
cairan elektrolit
Daftar Pustaka
FITRIANI, T. R. (2020). Karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada klien anak dengan
Putri, T. G. (2018). Asuhan Keperawatan Pada An. D Dengan Demam Hemorhagic Fever
(DHF) Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. 1–104.
Nuarif & Hardhi. 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda
Medication Jogja
Centers for Disease Control and Prevention. 2009. Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever.
Diakses pada hari selasa, 28 Desember 2021 jam 19.09 WIB dari
http://www.cdc.gov/Dengue/resources/Dengue&DHF%20Information%20for
%20Health%20care%20Practitioners_2009.pdf
WHO. 2015. Dengue and Severe Dengue. Diakses pada hari selasa, 28 Desember 2021 jam