Anda di halaman 1dari 2

Perjumpaan yang Membawa Pembaharuan Hidup (Lukas 19 : 1 – 10)

“Kadang terjadi, orang-orang yang sudah lama menjadi Kristen, bahkan secara turun-temurun, ternyata hidupnya belum
juga berubah. Hidupnya sehari-hari dalam pekerjaan dan masyarakat masih menampakkan kejahatan, kecurangan,
penindasan, atau penghancuran. Jadi, ada ketidak-cocokan antara iman dan kehidupan nyata.” (Tabita K. Christiani, Dian
Penuntun, Ed. 16, 261).
Mengapa hal ini bisa terjadi? Pdt. Tabita mengungkapkan pandangannya: “Kemungkinan besar karena ia belum
mengalami perjumpaan yang sangat pribadi dengan Tuhan. Barangkali doa dan ibadah yang ia lakukan sekadar sebagai
kebiasaan atau kewajiban, sehingga tidak mengubah kehidupannya.” (Tabita, 261).
Perjumpaan dengan Tuhan membawa pembaharuan hidup. Itulah yang dialami oleh Zakheus. Perjumpaan pribadi
Zakheus dengan Tuhan Yesus membuatnya mengalami pembaharuan hidup yang menyeluruh.
Dilihat dari standar dunia, Zakheus tergolong orang yang sukses, karena ia memiliki kedudukan, kekayaan, dan kuasa. Ia
punya kedudukan sebagai kepala pemungut cukai. Ia diberi wewenang untuk mengumpulkan pajak sesuai dengan
keputusannya dari orang-orang di kota Yerikho. Biasanya pemungut cukai mengutip pajak yang lebih besar dari
ketentuan Roma, sehingga hidupnya kaya. Selain itu, sebagai orang yang punya kontrak kerja dengan Roma, ia juga
memiliki kuasa, sehingga orang-orang takut terhadap dirinya.
Zakheus sukses di mata dunia, tetapi ada sesuatu yang hilang di dalam kehidupannya. Keterhilangan itu bukan hanya
karena orang-orang Yahudi menjauhi dirinya dan menganggapnya sebagai “orang berdosa” yang bekerja pada penjajah,
tapi juga karena ada kekosongan di kedalaman batinnya. Ia menyadari adanya keterhilangan itu, sehingga ia mencarinya.
Ia mencarinya pada tempat yang tepat, yaitu pada diri Tuhan Yesus.
Ia sangat berkeinginan untuk melihat Tuhan Yesus. Ketika Ia masuk ke kota Yerikho, ia ingin melihat-Nya, tapi keinginan
itu mendapatkan halangan. Halangan pertama datang dari luar, yaitu karena adanya orang banyak yang menghalangi
dirinya untuk bertemu Tuhan. Halangan kedua ada pada dirinya sendiri, yaitu kondisi perawakannya yang pendek
membuatnya sulit melihat Yesus. Kendatipun demikian, semua halangan itu tidak memupuskan keinginannya untuk
melihat Tuhan Yesus.
Ia berlari mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Tuhan Yesus, yang akan lewat disitu.
Rupanya usahanya tidak sia-sia. Tuhan Yesus datang kepadanya, memandang dirinya, dan memanggilnya. Tuhan Yesus
berkata kepanya: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang dirumahmu.”
Zakheus taat dan meresponi panggilan-Nya. Ia segera turun dan membawa Tuhan Yesus ke rumahnya. Bukan hanya
pintu rumah yang dibuka Zakheus bagi Tuhan, tetapi juga pintu hatinya. Ia tidak hanya menerima Tuhan Yesus di dalam
rumahnya, tetapi juga di dalam hatinya. Kehadiran Tuhan mengisi kekosongan bathinnya dan memberi sukacita di
hatinya.
Perjumpan Zakheus dengan Tuhan Yesus membawanya pada suatu pengakuan dosa dan pembaharuan hidup. Zakheus
yang sebelumnya hanya tahu memperkaya diri dan tidak peduli kesusahan orang, kemudian diubahkan menjadi orang
yang peduli kepada sesama, berani mengakui kesalahan, dan mau berubah. Perjumpaan dengan Tuhan membuat
Zakheus menyadari dosa, mengakui dosa, dan meninggalkan dosa.
Tuhan Yesus menganugrahkan keselamatan kepada Zakheus. Bukan hanya untuk kehidupan yang kekal, tetapi
keselamatan itu sudah dimulai saat ini dan di dunia ini.
Perjumpaan yang membawa pembaharuan hidup, sebagaimana dialami Zakheus, kiranya menjadi pengalaman berharga
bagi setiap orang percaya. Jika seseorang mengatakan bahwa dirinya adalah orang Kristen atau murid Kristus yang telah
mengalami perjumpaan dengan Tuhan, salah satu tandanya adalah pembaharuan hidup. Firman Tuhan mengatakan:
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang” (2 Kor. 5:17).

Pertama, keselamatan adalah kasih Karunia Allah dalam dan melalui Yesus Kristus. Keselamatan adalah anugerah dari
Allah bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus. Anugerah Allah semata yang diperjelas melalui iman setiap orang
yang takut akan Allah dan semuanya merupakan persiapan akan kedatangan Yesus Kristus. Dalam perjanjian baru
anugerah Allah bagi keselamatan manusia menjadi jelas yaitu, hanya melaui iman dan Yesus Kristus. Iman dan
kehidupan kekal saling berhubungan. Dapat dipahami bahwa keselamatan yang Zakheus terima bahkan karena
perbuatan baiknya, dengan memberikan setengah dari miliknya dan mengembalikan apa yang sudah diperasnya dari
rakyat tetapi hanya karena semata-mata anugerah Tuhan yakni imannya kepada Yesus Kristus. Hal ini terlihat dari sikap
Zakheus yang begitu tergesa-gesa untuk melihat Yesus, namun terlebih dahulu Yesus memanggil nama Zakheus ketika
berada di atas pohon.
Kedua, inisiatif keselamatan hanya datang dari Allah.  Allah melalui dan dalam nama Yesus Kristus yang berinisistif
untuk menyelamatkan manusia yang telah berdosa dan dalam injil Lukas salah satunya dalam diri Zakheus sang pendosa
dan tidak ada peran apapun dari manusia berkaitan dengan karya keselamatan ini. Dapat dipahami bahwa keselamatan
yang Zakheus terima bukan karena perbuatan baiknya, dengan memberikan setengah dari miliknya mengembalikan apa
yang telah diperas dari rakyat tetapi hanya karena semata-mata anugrah Tuhan yakni iman-Nya kepada Yesus Kristus.
Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan
semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup kekal, menjadi percaya. (Kis. 13:48).
Ketiga, Allah mengasihi yang terhilang, melalui dan dalam Nama Yesus Kristus yang mencari yang terhilang dan
menyelamatkannya. Kehadiran Yesus di bumi adalah dalam rangka melaksanakan kehendak Allah untuk mencari yang
terhilang. Di mata Allah semua manusia telah hilang bahkan termasuk dalam keturunan Abraham secara jasmani (Rm.
3:23). Jadi, di hadapan Allah tidak ada satu manusia pun dan dari suku mana pun yang bisa mengalahkan diri bahwa
mereka tidak memerlukan keselamatan dari Allah dalam Yesus Kristus. Namun demikian, Allah sendiri adalah kasih.
Kasih-Nya nyata dalam karya Yesus di bumi. Yesus datang untuk mencari yang terhilang supaya yang terhilang ini
ditemukan bahkan oleh pengorban-Nya mereka beroleh keselamatan. Allah yang dipercaya di dalam Yesus Kristus
adalah Allah yang tidak memandang muka, semua manusia dihadapan-Nya adalah sama. Allah mengasihi semua
manusia di hadapan-Nya adalah sama. Allah mengasihi manusia tanpa memandang bulu. kasih-Nya tidak terbatas
kepada keturunan Abraham secara jasmani tetapi kepada segala suku, bangsa dan segala bahasa di bumi: Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ”Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka materai-
materainya; karena engkau telah disembelih oleh darah-Mu Engkau telah membeli mereka dari Allahdari tiap- tiap suku
dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan engkau telah membuat mereka satu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi
Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.”(Why 5:9-10).
Keempat, orang yang sudah diselamtkan oleh Tuhan bertanggung jawab melaksanakan panggilannya.  Panggilan
berarti ada himbauan, ajakan untuk kecenderungan hati untuk melakukan suatu pekerjaan atau panggilan Yesus ini
membentuk manusia mengalami akan cinta kasih-Nya berkembang sepenuhnya. Rasul Paulus tidak menonjolkan dirinya
tetapi atas kehendak Allah sehingga Paulus diktakan sebagai hamba Yesus Kristus, dan orang yang dikuduskan,
dikhususkan untuk memberitakan Injil. Oleh karena itu panggilan bukan saja sekedar memanggil tetapi juga untuk
membuat orang percaya menjadi kudus. Rasul Paulus dipanggil oleh Allah untuk memberitakan Injil Yesus Kristus,
supaya orang- orang menjadi percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan ddan Juruselamat pribadi. Dapat
dipahami bahwa di dalam panggilan itu, Tuhan bukan hanya menawarkan, melainkan juga untuk menarik orang untuk
percaya kepada-Nya (Yoh. 121:32), agar mereka pindah dari kegelapan atau terang atau kerajaan Allah (Kol 1:13).
Zakheus salah satu orang yang dipanggil Tuhan, menjadi murid Kristus. Yang tentunya akan melakukan tugas dan
tanggungjawbnya yakni mengasihi orang-orang yang tidak dikasihi, sehingga dalam teks ini Zakheus memenuhi
panggilan-Nya, ia dapat memberikan apa yang ada padanya kepada orang-orang miskin. Karena itu, lakukanlah yang
terbaik bagi TUHAN dan sesamai sebagai orang yang telah menerima keselamatan dari Yesus. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Anda mungkin juga menyukai