Anda di halaman 1dari 2

Kemiringan kurva IS dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

1. Efek sensitivitas investasi terhadap perubahan suku bunga dan


2. kecondongan menabung marginal dan kecondongan perpajakan marginal.

Hubungan antara kecondongan kurva I + G dengan kurva IS dijelaskan pada Gambar 7.4(Sukirno, 2005). Efek
sensitivitas investasi terhadap perubahan suku bunga. Perubahan investasidikatakan sensitif terhadap perubahan
suku bunga apabila perubahan yang kecil atas suku bungamengakibatkan perubahan yang besar terhadap investasi.

Efek kemiringan fungsi bocoran. Kemiringan kurva IS juga dipengaruhi oleh kemiringan menabung marjinal dan
kemiringan perpajakan marjinal. Kondisi hubungan antara kecondongan kurva bocoran dengan kurva IS ini dijelaskan
pada Gambar 7.5. Hubungan antara kecondongan kurva bocoran dengan kurva IS pada saat keseimbangan pasar
barang pada tingkat W0 dan tingkat bunga i0. Apabila kurva bocoran (S+T)2, keseimbangan terjadi pada titik A dan
pendapatan nasional YA, tetapi bila kurva bocoranadalah (S+T)1 keseimbangan terjadi titik M dan pendapatan
nasional sebesar YM. Apabila suku bunga turun menjadi i1, maka suntikan akan meningkat. Pada keseimbangan yang
baru pertambahan suntikan adalah sama dengan pertambahan bocoran, dan bocoran meningkat dari W0 menjadi
W1. Pada kurva bocoran (S + T)2 perubahan akanbergerak dari titik A ke titik B, pendapatan nasional meningkat
menjadi YB dan garis AB membentuk kurva IS.

Apabila kurva bocoran (S + T)1 perubahan akan bergerak dari titik Mke titik N, pendapatan nasional meningkat
menjadi YN dan garis MN membentuk kurva IS. Semakincuram kurva bocoran, semakin curam bentuk kurva IS,
karena pengaruh dari kemiringan kurva bocoran terhadap multiplier. Apabila kurvabocoran S + T curam berarti nilai
multiplier kecil sehingga penambahan suntikan hanya menimbulkan kenaikan yang sedikit atas pendapatan nasional
dan sebaliknya apabila kurvabocoran S+T landai (Sukirno, 2005).

SUMBER REFERENSI BMP ESPA4227 MODUL 7 HAL 7.6-7.8


KURVA IS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pada sistern ekonomi Islam sistem bunga tidak diberlakukan, sehingga keseimbangan dipasar barang pada ekonomi
Islam ini sangat berbeda dengan keseimbangan pasar barang padasistem ekonomi konvensional. Hal ini karena
sistem bunga dihapuskan dan diganti dengan tingkatkeuntungan yang diharapkan (R).

Secara matematis, hubungan fungsional antara pengeluaran konsumsi rumah tangga (C)dan pendapatan (Y) dapat
dinyatakan sebagai berikut (Huda, 2007):

C=f(Y) dengan C=C1+C2

C1-pendapatan muzakki

C2=pendapatan mustahiq

Investasi perusahaan dalam ekonomi Islam tergantung dari tingkat keuntungan yangdiharapkan dan biaya aset yang
kurang produktif. Makin tinggi keuntungan yang diharapkan, danmakin besar biaya aset yang kurang produktif maka
semakin besar investasi yang dilaksanakandan sebaliknya. Dalam analisis keseimbangan sektor ril, kondisi
keseimbangan perekonomiandapat digambarkan ke dalam sebuah kurva yang disebutkan kurva ISI. Kurva ISI adalah
tempatkedudukan titik-titik yang menghubungkan tingkat keuntungan yang diharapkan (R) danpendapatan nasional
(Y), yang dimana pasar barang berada dalam kondisi keseimbangan Pergeseran fungsi investasi dan fungsi tabungan
(atau fungsi konsumsi) akan mengakibatkanpergeseran kurva ISI. Kenaikan biaya atas aset yang kurang produktif
(menganggur) akanmenyebabkan meningkatnya permintaan investasi dan sepanjang tidak ada perubahan
fungsitabungan, akan mengakibatkan pergeseran kurva ISI ke kanan bawah.

SUMBER REFERENSI BMP ESPA4227 MODUL 7 HAL 7.19-7.20

Anda mungkin juga menyukai