1. Latar Belakang
Pada tanggal 4 April 2018 Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan “Making Indonesia 4.0” dalam
acara Indonesia Industrial Summit (IIS) 2018 untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia dalam
menghadapi Revolusi Industri 4.0. Inisiatif “Making Indonesia 4.0” diharapkan akan memberikan potensi
besar untuk melipatgandakan produktifitas tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan daya saing global,
meningkatkan kemandirian dan ketahanan bangsa, dan mengangkat pangsa pasar ekspor ke pasar global.
Nagara Indonesia memiliki belasan ribu pulau dan aneka ragam suku bangsa serta variasi kondisi alam.
Kondisi tersebut menjadi pemicu terbentuknya berbagai kelompok atau komunitas dengan ciri dan
karakteristik yang beraneka ragam. Keberadaan berbagai kelompok atau komunitas yang beraneka ragam
tersebut ditambah keanekaragaman sumber daya alam merupakan modal yang sangat besar dalam
meningkatkan daya saing bangsa Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Namun hal itu
membutuhkan peningkatan kemampuan sumber daya manusia, kemampuan pengembangan teknologi, dan
kemampuan berinovasi dalam menghasilkan berbagai jenis produk maupun jasa berdasarkan keunggulan
lokal masing-masing daerah.
Pendidikan Tinggi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi merupakan bagian tak terpisahkan dari Sistem pendidikan nasional memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan kemampuan tersebut di atas. Melalui pendidikan tinggi, lebih khusus adalah
pendidikan berbasis keterampilan menjadi faktor yang cukup penting untuk dikembangkan untuk
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara lebih cepat. Pendidikan yang lebih
berorientasi keterampilan atau vokasi dapat menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Peran
pendidikan yang lebih berorientasi keterampilan atau vokasi lebih strategis dalam mendorong terjadinya
optimalisasi pendayagunaan potensi sumber daya yang berbeda-beda di setiap daerah.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, mengatur bahwa Akademi Komunitas (AK)
adalah bentuk perguruan tinggi selain dari bentuk perguruan tinggi yang sudah ada yaitu: universitas,
institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi. Akademi Komunitas merupakan perguruan tinggi
yang menyelenggarakan jenis pendidikan vokasi program Diploma Satu (D-I) dan/atau Diploma Dua
(D-II) dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu yang berbasis
keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus.
Pendidikan pesantren adalah pendidikan tertua di Indonesia, hingga saat ini model pendidikan pesantren
masih bertahan di tengah-tengah modernisasi pendidikan di luar pesantren itu sendiri. Pesantren
sesungguhnya terbangun dari konstruksi kemasyarakatan dan kondisi sosial yang menciptakan suatu
gerakan atas perjalanan sosial yang dialaminya. Pesantren merupakan salah satu pemicu terwujudnya
perubahan sosial. Kondisi ini terjadi karena pesantren hadir terbuka dengan semangat kesederhanaan,
kekeluargaan, dan kepedulian sosial. Konsepsi perilaku yang ditampilkan pesantren ini mempunyai daya
rekat sosial yang tinggi dan sulit ditemukan pada institusi pendidikan lainnya. Pesantren dengan semua
potensinya yang sudah teruji selama ratusan tahun jika dikerjasamakan dengan pendidikan tinggi dan
industri yang memiliki potensi pengembangan teknologi, pengetahuan, dan inovasi, maka dapat menjadi
motor penggerak ekonomi masyarakat yang kuat dan cepat menuju tercapainya Making Indonesia 4.0” dan
mendorong ketahanan nasional melalui sektor industri berbasis keunggulan lokal.
Pendidikan Tinggi Akademi Komunitas berbasis Pesantren merupakan wujud kolaborasi multi pihak, seperti
Pesantren, Dunia Industri, Perguruan Tinggi, dan Pemerintah Pusat/Daerah, dalam meningkatkan sumber
daya manusia Indonesia. Akademi Komunitas berbasis Pesantren juga merupakan salah satu pelaksanaan
amanat UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingi. Akademi Komunitas yang Berbasis Pesantren
diharapkan akan mampu menjadi institusi yang mampu menghasilkan ahli, intelektual, ilmuwan dan/atau
profesional yang berbudaya, kreatif, toleran, demokratis, dan berkarakter tangguh, serta berani membela
kebenaran demi kepentingan bangsa dan umat manusia.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia sebagai Institusi negara yang
bertugas mendorong penyelenggaraan pendidikan tinggi yang berkualitas, bermaksud mengadakan
Sosialisasi Akademi Komunitas dan Launching Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren dengan
tema “Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren, Upaya Penyiapan Pendidikan Tinggi Vokasi bagi
Santri dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0”. Melalui gerakan tersebut diharapkan akan terjadi
kolaborasi dan komunikasi berbagai pihak seperti Pesantren, Dunia Industri, Perguruan Tinggi, dan
Pemerintah Pusat/Daerah. Sehingga dapat bersama-sama mempersiapkan generasi penerus bangsa yang
Mandiri, Terampil, Ahli, dan Ber-Pancasila.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Mensosialisasikan bentuk dan persyaratan pendirian Pendidikan Tinggi Akademi Komunitas yang dikelola
oleh Kelompok Masyarakat (swasta).
2. Membangun kesepahaman bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Perguruan Tinggi, Industri, dan
Pesantren yang akan mendirikan Akademi Komunitas.
3. Meningkatkan komunikasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Perguruan Tinggi, Industri, dan Pesantren
yang akan mendirikan Akademi Komunitas melalui Pameran Industri.
Narasumber Sosialisasi:
10. Prof Dr. Ahmad Mujahidin, M.A. (Assesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi RI)
11. Ir. Ridwan, M.Sc (Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi)
12. Timotius Harsono, Ph.D (Komisaris PT. Energy Management Indonesia/EMI))
13. Galuh Paskamagma (Djarum Foundation)
14. Syamsunar (PT.Terryham Proplas Indonesia/TPI)
15. Robert Edy Sudarwan (CEO PT GreatEdu-Santri Pondok Pesantren Sunanul Huda, Desa Merak
Batin, Kec. Natar, Kabupaten Lampung Selatan)
16. Ir. Agus Jui Purmawan, M.Si (Lembaga Perguruan Tinggi Nadhlatul Ulama)
17. Setyo Dwi Herwanto, S.S., M.Hum. (Tim Percepatan dan Pendampingan Pembentukan Akademi
Komunitas Berbasis Pesantren (LPTNU-Penabulu)
Peserta kegiatan ini adalah :
18. Pengurus pesantren dan Sekolah SMK berbasis Pesantren (detail terlampir)
Hari : Kamis-Sabtu
Alamat: Jl. Imam Bonjol, Lubuk Baja Kota, Batu Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau 29444
9. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan.
Lampiran 1
Peserta
Yayasan Mambaus Tj. Uban Utara, Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Kepulauan 2 Orang
14
Shalihin Bintan Riau 29152
Yayasan Khadimul Jl. Nusantara Km. 18, Sidomulyo, Sungai Lekop, Bintan 2 Orang
15
Ummah Bintan Timur, Bintan, Kepulauan Riau 29151
Yayasan Nurul Jadid JL Bengkong Permai No 22 Bengkong Laut, Bengkong, Kota 2 Orang
17
Batam Batam, Kepulauan Riau 29444
Yayasan Al Barkah Jl Baloi Persero, 29436, Baloi Indah, Kec. Lubuk Baja, Kota 2 Orang
18
Batam Batam, Kepulauan Riau 29444
30 Ponpes Nurul Huda Kulim Jaya Kec. Lubuh Batu Jaya Inhu 2 Orang
Ponpes Hidayatul
35 Bunga Raya Siak 2 Orang
Mubtadin
36 Ponpes Al Kausar Jl. Hangtuah KM 6,5 Tanayan Raya Pekanbaru 2 Orang
Ponpes Raudhatul Desa Simatahari Kec. Kota Pinang Kab. Labuhan Batu 2 Orang
43
Islamiayah Sealatan
Pondok Pesantren Penerima SK Penyelenggaraan Akademi Komunitas berbasis Pesantren:
7 Ponpes An-Nahdliyah Desa Gebang Kulon Kec Gebang Kab. Cirebon 2 Orang
8 Ponpes Sunanul Huda Desa Merak Batin, Kec. Natar, Kabupaten Lampung Selatan 2 Orang
Yayasan Abdul Ghani Jl. Tiban V, Patam Lestari, Sekupang, Kota Batam, 2 Orang
9
Batam Kepulauan Riau 29424
32. Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil: 2 Orang
39. Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil: 2 Orang
Lampiran 2
Susunan Acara
Pembukaan:
17. Arahan Tindak Lanjut Sosialisasi Ir. Agus Jui Purmawan, M.Si.
(Lembaga Perguruan Tinggi
Nahdlatul Ulama)
Panitia
18. Doa/Penutup
Daftar Panitia
Steering Committee
Organizing Committee:
Dede Abdurosyid
Marthania
M. Irfan
Edi Kurniawan
M. Saifullah, S.Ag.
Moderator: