Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL ONLINE/TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA

Nama Mata Kuliah : Ekonomi Manajerial


Kode Kelas : EKMA 4312
Dosen Mata Kuliah : Herry Novrianda, S.E., M.M.
Nama Penelaah : Drs. Tamjuddin, M.Si.
Nama Mahasiswa : Muhammad Nur Faizin
NIM Mahasiswa : 048170938
Fakultas : Fakultas Ekonomi
Prodi : S1- Manajemen

Tugas Tutorial Ke-3


Ekonomi Manajerial

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
Berikan analisis pemahaman mengenai tujuan suatu 50 Modul 6
KB 2
perusahaan melakukan diskriminasi harga derajat 3
1 dan berikan contohnya!

Berikan argument dan analisis kalian tentang 60 Modul 7


KB 1
2 argument Mansur olson mengenai menangkap
regulator!

Jawaban 1 :

Diskriminasi harga derajat ketiga merupakan penetapan harga yang berbeda pada
segmentasi pasar yang berbeda untuk barang yang sama. Intinya adalah penentuan harga yang
berbeda untuk pasar dengan kurva permintaan yang berbeda. Perbedaan harga tidak disebabkan
oleh perbedaan biaya produksi. Penetapan perbedaan harga yang dilakukan produsen
berdasarkan tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda. Tujuan produsen melakukan
diskriminasi harga derajat ketiga adalah untuk memaksimumkan keuntungan di masing-masing
pasar.
Perusahaan buku mengidentifikasi kurva permintaan kelompok konsumennya pada
pasar yang berbeda. Konsumen yang tinggal di negara yang sedang berkembang (less
developing countires (LDCs)) mempunyai kurva permintaan terhadap textbook yang relatif
rendah. Sebaliknya, Konsumen yang tinggal di negara yang sudah maju (developed countires
(DCs)) mempunyai kurva permintaan terhadap textbook yang relatif tinggi. Penerbit yang
menjual texbook dengan harga yang sama untuk pasar LDCs dan DCs tidak akan mendapatkan
keuntungan maksimal. Penerbit dapat meningkatkan keuntungannya dengan menjual
textbooknya ke pasar LDCs dengan harga rendah dan ke pasar DCs dengan harga tinggi.
Penerbit biasanya menjual buku ke pasar LDCs dengan label edisi internasional. Tentu
saja buku yang dijual di LDCs tidak boleh dijual di DCs. Diskriminasi harga berdasarkan WTP
segmen pasar disebut diskriminasi harga derajat tiga (the third degree price discriminaion).
Tentu saja diskriminasi harga ini bisa dilakukan apabila ongkos produksi buku relatif kecil.
Ongkos produksi buku hard cover tidak mencapai $5. Gambar di bawah ini menunjukkan
diskriminasi harga derajat tiga.

Gambar Diskriminasi Harga Derajat Tiga

Pada semua tingkat harga, permintaan D1 lebih tinggi dibanding permintaan D2.
Misalnya, permintaan sebuah text book di negara yang sedang berkembang (D2) dan di negara
maju (D1). Kurva pendapatan marjinal D1 dan D2 masing-masing adalah MR1 dan MR2.
Produsen menjumlahkan kedua kurva permintaan menjadi kurva permintaan total, DT. Kurva
pendapatan marjinal DT adalah MRT. Output optimal produsen adalah 20. Perhatikan bahwa
produsen tidak menjual produknya dengan harga 6 di kedua pasar. Harga jual di pasar 1 adalah
10 dan di pasar 2 adalah 4. Pendapatan di pasar 1 adalah 100 dan pendapatan di pasar 2 adalah
40. Jadi, pendapatan dengan melakukan diskriminasi harga derajat tiga adalah 140. Pendapatan
ini lebih besar dibanding apabila perusahaan menjual produknya dengan satu harga di kedua
pasar tersebut, yaitu 100. Perhatikan bahwa produsen tidak bisa menjual produknya di pasar 2
dengan harga 6.
Pada prinsipnya, diskriminasi harga derajat tiga produsen memberikan harga sebuah
produk sesuai dengan tingkat permintaan segmen pasar. Pasar bersegmentasi biasanya
berdasarkan tempat (geografis), umur atau faktor lainnya. Hotel, rumah makan, dan bioskop
serta jasa angkutan sering memberikan “student discount” dan “senior citizen discount”.
Nampaknya, perusahaan melakukan diskriminasi harga untuk memberikan keuntungan kepada
pelajar dan warga senior, namun motif awalnya tentu saja keuntungan perusahaan. Namun, hal
yang perlu diperhatikan adalah bahwa motif keuntungan perusahaan bisa membuat kelompok
konsumen tertentu menjadi lebih senang (sejahtera).
Harga jasa telepon pada malam hari lebih murah dibanding dengan jasa telepon pada siang
hari. Dalam hal ini, perusahaan jasa telepon memberikan harga yang lebih murah kepada
kelompok rumah tangga dibanding kelompok bisnis.
Jawaban 2 :
Tarif impor menguntungkan produsen dan pemerintah (regulator), namun merugikan
konsumen. Produsen akan melobi untuk mempengaruhi regulator supaya bersedia
menetapkan tarif. Oleh karena tarif menguntungkan produsen, produsen bisa “menangkap”
regulator untuk mendapatkan proteksi berupa tarif. Argumen ini disebut capture theory.
Capture theory mengatakan bahwa produsen (konsumen) bisa menangkap regulator untuk
membuat regulasi yang sesuai dengan keinginan produsen (konsumen). Capture theory
memberikan prediksi bahwa regulasi yang ada sesuai dengan keinginan pihak yang
mempunyai pengaruh besar pada regulator.

Siapa yang bisa menangkap regulator? Tentu saja pihak yang menangkap regulator
adalah pihak (kelompok) yang bisa menaikkan utility regulator. Secara individual biasanya
produsen atau konsumen tidak bisa mempengaruhi regulator. Namun, secara bersama
(organisasi) mereka mampu mempengaruhi regulator. Jadi, mereka yang mampu meng-
organisasikan kelompoknya, mereka yang mampu mempengaruhi regulator.

Mansur Olson berargumen bahwa kelompok dengan anggota banyak dan dengan
pendapatan tidak besar mempunyai ongkos organisasi yang tinggi. Kelompok tersebut
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi regulator relatif kecil. Kelompok yang
mempunyai anggota sedikit dengan pendapatan besar mempunyai ongkos organisasi yang
rendah. Kelompok dengan ongkos organisasi rendah ini mempunyai kemampuan yang lebih
besar untuk “menangkap” regulator. Argumen ini disebut interest group theory (collective
action theory). Teori ini menjelaskan capture theory.
Di negara agraris yang sedang berkembang, jumlah petaninya banyak, namun
pendapatan mereka tidak besar. Sebaliknya, di negara maju jumlah petaninya sedikit, namun
pendapatan mereka besar.

Menurut interest group theory, kebijakan di negara agraris yang sedang berkembang kurang
memihak pada petani. Sebaliknya, di negara maju, kebijakan banyak memihak pada petani.

Interest group theory dan capture theory ini menunjukkan bahwa intervensi (regulasi)
sering kali tidak mendasarkan pada alasan efisiensi ekonomi, namun lebih pada alasan
kekuatan politik. Produsen terdiri dari dua komponen, pihak yang mempunyai kapital
(pengusaha) dan pihak yang mempunyai jasa tenaga kerja (pekerja). Organisasi para pekerja
disebut serikat pekerja (labor union). Kekuatan serikat pekerja ini sering membuat regulator
mengeluarkan kebijakan (regulasi) yang memihak pada pekerja, misalnya tingkat gaji
minimum yang tinggi.
Dalam negara yang otoriter organisasi pekerja atau konsumen bisa dilarang. Dalam
hal ini, regulator lebih bebas dalam membuat regulasi. Biasanya, regulator akan membuat
regulasi yang menguntungkan regulator sendiri. Oleh karena regulator bukan pengusaha dan
bukan pekerja, regulator akan menggandeng kelompok yang lebih memberikan keuntungan.
Biasanya, regulator akan memilih pengusaha sebagai mitra. Hubungan regulator dan
pengusaha yang saling menguntungkan ini bisa dimulai dari regulator atau dari pengusaha.
Regulator mempunyai izin monopoli, pengusaha yang merealisasikannya.

Anda mungkin juga menyukai