Anda di halaman 1dari 8

KAU, AKU, & SEPUCUK

ANGPAU MERAH
RADITYA AULIA SATYABUDHI IRZAN - 10H
TENTANG TERE LIYE

Tere Liye (nama asli Darwis) merupakan seorang penulis yang


telah menerbitkan lebih dari 50 buku sejak tahun 2005.

Ia lahir pada tanggal 21 Mei 1979, di kota Lahat, Sumatera


Selatan, dan ia anak keenam dari tujuh bersaudaraan. Kedua
orang tuanya bekerja sebagai petani.

Ia bersekolah SD & SMP di Sumatera Selatan, lalu ia pindah ke


Lampung untuk persekolahan SMA-nya, dan ia lulus dari
Universitas Indonesia dengan gelar sarjana akuntansi dari
fakultas ekonomi.
TENTANG BUKU

Kau, Aku, & Sepucuk Angpau Merah merupakan sebuah buku


karangan Tere Liye yang pertama diterbitkan pada Januari 2012,
oleh PT Gramedia Pustaka Utama.

Buku ini dibagi menjadi 39 bab, dan bab pertama dan terakhir
merupakan prolog dan epilog. Buku ini merupakan 507 halaman.
Borno merupakan seorang pengemudi sepit yang mulai berjatuh cinta
dengan seorang gadis yang selalu duduk di paling depan sepitnya.
Suatu hari, sebuah amplop merah tertinggal di dasar sepitnya, yang dimiliki
oleh seorang gadis tersebut. Setelah gagal mencarinya, Borno menyimpan
amplop tersebut.
Seiring berlalunya hari, Borno mulai mengenali & mendekati gadis tersebut,
yang bernama Mei. Pada saat yang sama. dia mulai bekerja dengan Andi,
temannya, di bengkel milik Bapak Andi.
Suatu hari, Mei kembali ke Surabaya setelah kerjanya selesai, dan Borno
sangat rindu. Namun, setelah 6 bulan, ia bertemu dengan Mei lagi saat
menemani Bapak Tua (figur bapaknya) dengan terapinya. Borno dan Mei
jalan-jalan keliling Surabaya, dan saat mengantar Mei pulang, Borno
diperlakukan dingin oleh Bapak Mei. Ia tidak tahu kenapa.
Setelah beberapa bulan, Mei kembali ke Pontianak, dan Borno kembali
bahagia. Namun, Mei tiba-tiba mulai menjauhi Borno, hingga kembali ke
Surabaya lagi. Borno merindukannya lagi. SINOPSIS
Setelah setahun lewat, Borno disuruh Bibi Mei untuk membuka amplop
merah dari awal cerita. Amplop itu menjelaskan mengapa Mei menjauhinya,
dan semua misteri di dalam buku diungkapkan di dalam surat.
Konflik
Ada beberapa konflik di cerita, seperti:
Bang Togar marah pada Borno dan
Tokoh-Tokoh menganggapnya sebagai pengkhianat
karena bekerja di dermaga feri.
Borno
Borno merindukan Mei ketika ia kembali
Seorang pengemudi sepit yang Pak Tua / Hidir
ke Surabaya
bekerja di Kapuas. Ayahnya Seorang Bapak tua yang
Mei tiba-tiba menjauhi Borno
meninggal ketika dia berusia 12 menjadi figur bapak bagi Borno
Borno gelisah karena Bapak Mei tidak
tahun. Memiliki rasa keingintahuan setelah bapaknya meninggal.
menyukainya
yang tinggi. Mulai jatuh cinta Umumnya bijaksana, dan selalu
Bapak Andi tertipu oleh seseorang yang
dengan Mei. menjawab keingintahuan Borno
mengaku sebagai pemilik bengkel
Mei Andi
Seorang guru yang bekerja di Sahabat dekat Borno. Bekerja
yayasan milik keluarganya. Selalu sebagai montir dengan Borno di
duduk paling depan di sepit bengkel bapaknya. Selalu Amanat
Borno. Mulai mendekati Borno, mendengari cerita Borno tentang
Cinta adalah hal yang misterius.
tapi tiba-tiba menjauhinya. Mei.
Jangan terlalu cepat atau kamu
Bertindak sangat misterius.
akan merusak jalannya.
Kesabaran adalah hal yang
berharga. Itu akan terbayar pada
akhirnya.
Pendapat Isi Amplop Merah Latar Cerita
Ceritanya memukau. Dengan Misteri tentang isi amplop merah Ceritanya memberi pembaca
banyak liku-liku, Pembaca dilupakan di sebagian besar sekilas tentang kehidupan di
hampir tidak pernah bisa cerita, sampai akhir, di mana kota Pontianak, dan menambah
memprediksi ke mana arah sebagian besar misteri dalam pengetahuan pembaca tentang
cerita. novel terpecahkan. Rasanya kota dan budayanya.
Karakternya menawan dan malas, tapi agak masuk akal.
unik. Menyaksikan
pertumbuhan Borno sebagai Pikiran Borno Setelah Membaca
seorang karakter di seluruh Cara penulisan pemikiran Borno Karakternya menarik, dan arah
novel menarik untuk dibaca. cukup menarik. Pikirannya ditulis cerita tidak mudah diprediksi.
Endingnya cukup klise, tapi secara lagi hampir longgar, dan Endingnya klise, tapi ceritanya
tidak merusak kenikmatan pikiran mengalir masuk dan sendiri bagus.
membaca ceritanya. keluar sesuka hati.
KUTIPAN-KUTIPAN
Hal. "Ada tujuh miliar penduduk bumi, bukan? Nah,
123 berarti ada tujuh miliar pula nama orang di seluruh
dunia. Setiap detik, ada ribuan orangtua yang
berpikir keras memberikan nama?"
Pak Tua,

Hal. "Langit selalu punya skenario


430 terbaik. Saat itu belum terjadi,
bersabarlah. Isi hari-hari dengan
kesempatan baru. Lanjutkan hidup
dengan segenap perasaan riang."
H D I R E K O M E NDA
K A S
A

YA!
A P I ?

BA I !
CALA
H BUKU IN

Anda mungkin juga menyukai