PETUNJUK PENGISIAN
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN UNIFIKASI
INSTANSI PEMERINTAH UNTUK PPh PASAL 26
Kolom B.10: Diisi dengan tanda silang (X) pada kotak, dalam hal
PPh Pasal 26 ditanggung Pemerintah (DTP) serta
mencantumkan dasar hukum pemberian DTP.
Kolom B.11: Diisi dengan tanda silang (X) pada kotak dalam hal PPh
yang dipotong diberikan fasilitas serta mencantumkan
dasar hukum pemberian fasilitas PPh pada tempat yang
tersedia.
X YY ZZZZZZZ
-14-
b. Ketentuan Penomoran
1) Satu Nomor untuk Satu Wajib Pajak, Satu Kode Objek Pajak,
dan Satu Masa Pajak
Setiap satu nomor bukti pemotongan/pemungutan hanya dapat
digunakan untuk satu pihak yang dipotong atau dipungut, satu
kode objek pajak, dan satu Masa Pajak.
-15-
Contoh 1:
KEMENTERIAN DSD pada bulan September 2021 melakukan
transaksi pengadaan alat kantor dari PT GUNDALA (perusahaan
jasa kelistrikan) dengan perincian sebagai berikut:
Kode Objek
Tanggal Jenis Jasa Biaya (Rp)
Pajak
3 September Pengadaan 22-910-01 22.000.000,00
2021 mesin fotokopi
5 September Pengadaan AC 22-910-01 55.000.000,00
2021
6 September Pengadaan 22-910-01 11.000.000,00
2021 server
9 September Pengadaan 22-910-01 88.000.000,00
2021 komputer
Jumlah 176.000.000,00*
(* Sudah termasuk PPN)
Contoh 2:
Selain melakukan transaksi pengadaan alat kantor seperti
dimaksud pada contoh 1, pada tanggal 17 September 2021
KEMENTERIAN DSD juga membayar biaya jasa instalasi
pemasangan CCTV di gudang baru ke PT GUNDALA
sebesar Rp33.000.000,00 (termasuk PPN) dengan kode
-16-
Contoh 3:
KEMENTERIAN DSD pada tanggal 1 Oktober 2021 membayar
imbalan jasa manajemen ke CV MLATI sebesar Rp15.000.000,00.
Sebelum dilakukan pemotongan pajak, CV MLATI menyampaikan
Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 23.
Contoh 5:
KEMENTERIAN DSD membayar imbalan jasa pencetakan ke
CV OFFSET PRINTING INDONESIA sebesar Rp40.000.000,00
pada tanggal 8 Oktober 2021. Sebelum dilakukan pemotongan
pajak, CV OFFSET PRINTING INDONESIA menyampaikan Surat
Keterangan PP No. 23 Tahun 2018. Ini adalah transaksi
pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2).
Asumsi bahwa tarif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2018 yang berlaku adalah 0,5%, maka Pemotong/
Pemungut Pajak membuat SSP atas transaksi tersebut atas nama
pihak yang dipotong/dipungut.
Sesuai ketentuan dalam Pasal 6 ayat (2), Bukti Pemotongan/
Pemungutan Unifikasi Instansi Pemerintah tetap harus dibuat
dalam hal transaksi dilakukan dengan Wajib Pajak yang memiliki
Surat Keterangan PP No. 23 Tahun 2018. Oleh karena itu, atas
transaksi tersebut KEMENTERIAN DSD membuat Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Instansi Pemerintah dengan
nomor 1000000085 dengan perincian sebagai berikut:
• Jenis Bukti Pemotongan/Pemungutan: PPh Final
• Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Instansi
Pemerintah: 1000000085
• Identitas WP yang dipotong/dipungut: CV OFFSET
PRINTING INDONESIA
• Masa Pajak (mm-yyyy): 10-2021
• Kode Objek Pajak: 28-423-01
• Dasar Pengenaan Pajak: 40.000.000
• Tarif (%): 0,5
• PPh yang dipotong/dipungut: 200.000
• Dokumen Referensi:
invoice nomor 145/9924-09/21 tanggal 7 Oktober 2021
• Nomor dan Tanggal Surat Keterangan :
KET-00010/PP23/WPJ.13/KP.0203/2021 tanggal 3
Januari 2021.
Contoh 8:
Setelah menyampaikan SPT Unifikasi Instansi Pemerintah untuk
Masa Pajak Oktober, pada tanggal 25 November 2021 KEMENTERIAN
DSD menerima koreksi dari PT TZARINA sehubungan dengan
kesalahan pengisian Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
Instansi Pemerintah dengan nomor 1000000098 yang dibuat pada
tanggal 26 Oktober 2021.
Contoh 10:
Pada tanggal 26 Desember 2021, KEMENTERIAN DSD menyadari
adanya kesalahan pengisian NPWP pada Bukti Pemotongan/
Pemungutan Unifikasi Instansi Pemerintah nomor 1000000120 atas
nama PT GUDANG GULA yang telah dibuatkan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Instansi Pemerintah pada
tanggal 29 November 2021.
Kesalahan pengisian NPWP terjadi karena KEMENTERIAN DSD salah
memasukkan NPWP PT GUDANG GULA (NPWP 01.123.456.8-603.000)
yang seharusnya adalah NPWP CV ARASHEL (NPWP 01.123.457.7-
603.000).
Atas kesalahan pengisian NPWP dimaksud, KEMENTERIAN DSD
menindaklanjutinya dengan:
1. Membatalkan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Instansi
Pemerintah nomor 1000000120;
2. membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Instansi
Pemerintah tambahan untuk menggantikan bukti potong yang
dibatalkan tersebut.
Hal ini dilakukan karena atas kesalahan pengisian identitas pihak
yang dipotong tidak dapat dilakukan pembetulan Bukti Pemotongan/
Pemungutan Unifikasi Instansi Pemerintah.
KEMENTERIAN DSD membuat pembatalan dengan perincian sebagai
berikut:
Bukti
Bukti
Pemotongan/Pemungutan
Pemotongan/Pemungutan
Uraian Unifikasi Instansi
Unifikasi Instansi
Pemerintah yang
Pemerintah Pembatalan
dibatalkan
Nomor 10000000120 1000000120
Pembatalan X
Identitas WP PT GUDANG GULA PT GUDANG GULA
yang
dipotong/
dipungut
NPWP 01.123.456.8-603.000 01.123.456.8-603.000
Bukti Pemotongan/
Uraian Pemungutan Unifikasi Instansi
Pemerintah yang baru
Nomor 1000000141
Pembetulan ke 0
Identitas WP yang PT ARASHEL
dipotong/dipungut
NPWP 01.123.457.7-603.000
Masa Pajak (mm-yyyy) 11-2021
Kode Objek Pajak 24-104-17
Dasar Pengenaan Pajak 20.000.000
Tarif (%) 2
PPh yang dipotong/dipungut 400.000
Tanggal 26 Desember 2021
Asumsi bahwa tarif PPh Pasal 23 atas imbalan jasa penerjemah yang
berlaku saat terjadinya transaksi adalah sebesar 2% dari jumlah
bruto. Atas transaksi tersebut, KEMENTERIAN DSD harus membuat
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Instansi Pemerintah yang
baru dan melaporkannya beserta Bukti Pemungutan PPN.
Contoh 12:
Asumsi tarif PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan sewa atas tanah
dan/atau bangunan yang berlaku saat terjadinya transaksi adalah
sebesar 10% dari jumlah bruto. Atas transaksi tersebut,
KEMENTERIAN DSD harus membuat Bukti Pemotongan/
Pemungutan Unifikasi Instansi Pemerintah tambahan dan Bukti
Pemungutan PPN serta melaporkannya dalam pembetulan SPT
Unifikasi Instansi Pemerintah.
-32-
PETUNJUK PENGISIAN
INDUK SPT UNIFIKASI INSTANSI PEMERINTAH
Huruf H.1 : diisi dengan bulan dan tahun kalender dalam format dan
mm-yyyy. Misalnya Masa Pajak September 2021, maka
ditulis 09-2021.
Huruf H.2 : Isikan tanda silang (X) pada kotak, jika merupakan SPT Normal.
Huruf H.3 : Diisi tanda silang (X) pada kotak dalam hal merupakan SPT
Pembetulan
Huruf H.4 : Diisi dengan urutan pembetulan dalam angka.
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN UNIFIKASI
INSTANSI PEMERINTAH
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR BUKTI PEMUNGUTAN PPN/PPNBM
PETUNJUK PENGISIAN
-43-
Angka 1 s.d 25 Kolom A.2 : Diisi dengan kode akun pajak (KAP).
Angka 1 s.d 25 Kolom A.3 : Diisi dengan kode jenis setoran (KJS).
Angka 1 s.d 25 Kolom A.4 : Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN)
dalam hal dokumen pembayaran berupa BPN,
nomor Bukti Pbk dalam hal dokumen pembayaran
berupa Bukti Pbk, atau nomor SP2D bagi Instansi
Pemerintah Pusat yang melakukan pembayaran
melalui mekanisme langsung (LS).
Angka 1 s.d 25 Kolom A.5 : Diisi dengan tanggal pembayaran sesuai dengan
BPN, tanggal pembayaran sesuai dengan Bukti
Pbk, atau tanggal pembayaran sesuai dengan
SP2D dengan format penulisan dd-mm-yyyy.
Angka 1 s.d 25 Kolom A.6 : Diisi dengan jumlah pajak yang disetor sesuai
BPN, jumlah Pemindahbukuan sesuai dengan
Bukti Pbk, atau jumlah pajak yang disetor sesuai
SP2D.
Angka 1 s.d 25 Kolom A.7 : Diisi dengan ID Subunit Organisasi Instansi
Pemerintah dalam hal perekaman SSP, BPN
dan/atau Bukti Pemindahbukuan dilakukan oleh
Subunit Organisasi Instansi Pemerintah.
-44-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Agustus 2021
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
SURYO UTOMO