OLEH
THEO KURNIAWAN SENDOW, ST, MT
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO, 2011
GARIS – GARIS BESAR PROGRAM
PENGAJARAN (GBPP)
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
DOSEN :
Entry Behavior :
Perancangan Perkerasan Jalan (SI4306)
Statistika (MA2007)
Deskripsi Singkat : Mata kuliah perencanaan bandar udara dapat memberikan bekal keahlian kepada mahasiswa jurusan sipil
khususnya konsentrasi pada bidang transportasi dalam melakukan perencanaan bandar udara. Dalam mata
kuliah ini diajarkan tentang apa dan bagaimana ruang lingkup perencanaan bandar udara. Komponen-Komponen
Lapangan Terbang, Klasifikasi Lapangan Terbang, Karakteristik Pesawat Terbang (Sifat Sifat Mesin Pesawat,
Bagian- Bagian Berat Pesawat, Jarak Tempuh (Pay Load And Range), Konfigurasi Roda, Radius Putar),
Konfigurasi Landasan Pacu, Air Traffic Control, Metode Perencanaan Landasan Pacu (Menentukan Arah
Runway, Menentukan Lebar Landasan Pacu, Kemiringan Memanjang, Kemiringan Melintang, Jarak Pandang
Pada Landasan, Stopway/Over Run, Runway End Safety Area (Resa), Clearway, Runway Strip, Metode
Perencanaan Taxiway (Menentukan Exit Taxiway, Kemiringan Dan Jarak Pandang, Lebar Taxiway, Kurva
Taxiway, Perencanaan Fillet), Metode Perencanaan Terminal Area (Apron, Mengitung Ukuran Gate, Mengitung
Ukuran Gate, Menentukan Wing Tip Clearance, Menghitung Perkerasan Apron, Joint Dan Susunannya, Jarak
Antar Joint, Tulangan Sambungan, Bahan Penutup, Gedung Terminal, Perencanaan Gudang, Perencanaan
Pelataran Parkir), Metode Perencanaan Perkerasan Landasan Pacu, Perlampuan Taxiway, Marking Landas Pacu,
Marking Taxiway, Kapasitas Landas Pacu.
No Tujuan Instrusional Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metoda Media Waktu Daftar
Khusus Pustaka
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Mahasiswa dapat Pendahuluan ; komponen- Pengertian Transportasi, Pengertian Kuliah, LCD, 4 Jam 1,2 dan 3
mengetahui dan komponen lapangan terbang, Perencanaan Bandar Udara; Tanya Jawab, White board,
menentukan klasifikasi sistem banda udara. Komponen-komponen dari kedua sistem Tugas Kecil Film tentang
lapangan terbang / Bandar lapangan terbang diatas adalah: tingkat
udara a) Runway (R/W) pelayanan
b) Taxiway (T/W) Jalan
c) Apron
d) Terminal building
e) Gudang
f) Tower (menara pengontrol)
g) Fasilitas keselamatan (Pemadam
Kebakaran)
h) Utility (Fasilitas listrik, Telepon, dan
bahan bakar)
2 Mahasiswa dapat klasifikasi lapangan terbang Kriteria perancangan suatu lapangan Kuliah, LCD, 4 Jam 1,2 dan 3
mengetahui dan / Bandar udara terbang telah di tetapkan oleh ICAO Tanya Jawab, White board,
menentukan klasifikasi (International Civil Aviation Organization) Tugas Kecil Film tentang
lapangan terbang / Bandar dan FFA (Federal Aviation lalu lintas
udara Administration) guna keseragaman dalam
suatu perencanaan Lapangan Terbang.
ICAO membuatnya dalam kode huruf dan
nomor sedang FAA membaginya dalam
grup-grup pesawat
3 Mahasiswa dapat Karakterisitk pesawat Sifat-sifat mesin pesawat Kuliah, LCD, White 4 Jam 1,2 dan 3
mengetahui dan terbang yang terdiri dari : Bagian-bagian berat pesawat Tanya Jawab, board,
menentukan karakterisitk a) Sifat-sifat mesin pesawat Jarak tempuh (Payload dan Range) Tugas Kecil
pesawat terbang yang b) Bagian-bagian berat Konfigurasi roda
terdiri dari :Sifat-sifat pesawat Radius putar
mesin pesawat, Bagian- c) Jarak tempuh (Payload
bagian berat pesawat, Jarak dan Range)
tempuh (Payload dan d) Konfigurasi roda
Range), Konfigurasi roda e) Radius putar
Radius putar
4 Mahasiswa dapat Konfigurasi lapangan jumlah serta arah (orientasi) dari runway Kuliah, LCD, White 4 Jam 1,2 dan 3
mengetahui dan terbang, Wind Rose serta penempatan bangunan terminal Tanya Jawab, board,
menentukan Konfigurasi termasuk lapangan parkir yang berkaitan Tugas Kecil,
lapangan terbang dengan landasan, Wind Rose Survey
Lapangan
5 Mahasiswa dapat Pengertian ATC, istilah2 clearance delivery, ground, tower, Kuliah, LCD, White 2 Jam 1,2 dan 3
mengetahui ATC dalam ATC, pembagian Approach / TMA, Center, General Notes, Tanya Jawab, board,
tugas, KKOP Traffic at will Ground, Taking off, Tugas Kecil,
Climbing, enrouting, taxiing to gate, Survey
priority, emergencies, KKOP Lapangan
6 Mahasiswa dapat Pengertian Landasan pacu Menentukan arah runway, panjang r/w, Kuliah, LCD, White 6 Jam 1,2 dan 3
mengetahui dan adalah bagian dari bandar lebar r/w, kemiringan memanjang r/w, Tanya Jawab, board,
menentukan Metode udara dimana tempat kemiringan melintang r/w, jarak Tugas Kecil,
Perencanaan Landasan Pacu landing dan take off dari pandangan r/w, stopway, runway and Survey
pesawat yang beroperasi di safety area, clearway, runway strip, Lapangan
bandara tersebut.
faktor –faktor yang
mempengaruhi dalam
perencanaan suatu landasan
pacu.
7 Mahasiswa dapat Metode perencanaan Metode perencanaan t/w, menentukan Kuliah, LCD, White 2 Jam 1,2 dan 3
mengetahui dan dapat taxiway (t/w) lokasi exit t/w, kemiringan dan jarak Tanya Jawab, board,
mengerjakan Metode pandangan t/w, lebar t/w, krva, t/w, fillet Tugas Kecil,
Perencanaan Taxiway
8 Mahasiswa Dapat Metode perencanaan Pergerakan angkutan udara (demand), Kuliah, LCD, White 2 Jam 1,2 dan 3
Mengetahui Dan Dapat terminal area, Apron, Gate, Rmalan pergerakan angkutan udara Tanya Jawab, board,
Mengerjakan Metode sistem parkir pesawat, (demand), Pergerakan pesawat pada jam Tugas Kecil,
Perencanaan Bandar Udara menentukan sistem wing tip sibuk,
clearance, perkerasan apron,
Joint, tulangan sambungan,
bahan penutup, perencanaan
gudang, perencanaan lahan
parkir,
9 Mahasiswa Dapat Metode perencanaan perkerasan flexible dengan metode FAA Kuliah, LCD, White 4 Jam 1,2 dan 3
Mengetahui Dan Dapat perkerasan landasan pacu, Tanya Jawab, board,
Mengerjakan Metode Tugas Kecil,
Perencanaan Perkerasan
Landasan Pacu
Daftar Pustaka :
1) Basuki H., 1985, Merancang Merencanakan Lapangan Terbang, Alumni Bandung.
2) Horronjeff.R & Mc Kelvey, 1993, Perencanaan & Perancangan Bandar Udara (Jilid 1 & 2), Edisi ketiga, Erlangga.
3) ICAO, 1995, Annex 14 Aerodrome Design and Operations, Volume 1, Second edition, Montreal, Quebec Canada.
4) ICAO, 1983, Aerodrome Design Manual Pavements, Part 3, Second edition, Montreal, Quebec Canada.
5) Sergious M., 1975, Pavement and Surfacing for highway and Airport
KONTRAK PERKULIAHAN
2. Deskripsi Singkat
Mata kuliah perencanaan bandar udara dapat memberikan bekal keahlian kepada
mahasiswa jurusan sipil khususnya konsentrasi pada bidang transportasi dalam
melakukan perencanaan bandar udara. Dalam mata kuliah ini diajarkan tentang apa
dan bagaimana ruang lingkup perencanaan bandar udara. Komponen-Komponen
Lapangan Terbang, Klasifikasi Lapangan Terbang, Karakteristik Pesawat Terbang
(Sifat Sifat Mesin Pesawat, Bagian- Bagian Berat Pesawat, Jarak Tempuh (Pay Load
And Range), Konfigurasi Roda, Radius Putar), Konfigurasi Landasan Pacu, Air
Traffic Control, Metode Perencanaan Landasan Pacu (Menentukan Arah Runway,
Menentukan Lebar Landasan Pacu, Kemiringan Memanjang, Kemiringan Melintang,
Jarak Pandang Pada Landasan, Stopway/Over Run, Runway End Safety Area (Resa),
Clearway, Runway Strip, Metode Perencanaan Taxiway (Menentukan Exit Taxiway,
Kemiringan Dan Jarak Pandang, Lebar Taxiway, Kurva Taxiway, Perencanaan
Fillet), Metode Perencanaan Terminal Area (Apron, Mengitung Ukuran Gate,
Mengitung Ukuran Gate, Menentukan Wing Tip Clearance, Menghitung Perkerasan
Apron, Joint Dan Susunannya, Jarak Antar Joint, Tulangan Sambungan, Bahan
Penutup, Gedung Terminal, Perencanaan Gudang, Perencanaan Pelataran Parkir),
Metode Perencanaan Perkerasan Landasan Pacu, Perlampuan Taxiway, Marking
Landas Pacu, Marking Taxiway, Kapasitas Landas Pacu.
4. Strategi Instruksional
Jam – jam kuliah dipergunakan untuk tatap muka dan bimbingan untuk latihan soal
dalam kegiatan terstruktur dan belajar mandiri. Menekankan dan melatih belajar aktif
mahasiswa dalam kelas maupun di luar kelas. Menggunakan metode pengajaran
kuliah mimbar. Media yang digunakan yaitu : white board, dan OHP.
5. Metode Perkuliahan
Metode perkuliahan berupa ceramah, mengerjakan laithan soal, tatap muka dengan
memberikan materi perkuliaan seperti yang sudah disiapkan dalam SAP dalam setiap
pertemuan. Dalam tatap muka diberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya
tentang materi perkuliaan yang sedang diberikan sehingga diharapkan mahasiswa
dapat mengikuti dengan baik apa yang diberikan. Disamping itu juga mahasiswa
diberikan pertanyaan-pertanyaan secara lisan menyangkut materi perkuliahan yang
harus dijawab oleh mahasiswa untuk mengetahui seberapa besar perhatiaan dan
kemampuan mahasiswa dalam mengikuti materi yang diberikan pada setiap
pertemuan. Dalam beberapa kali pertemuan diberikan respons tentang aplikasi dari
materi yang diberikan dalam bentuk latihan-latihan soal, ataupun memberikan
problem set kepada mahasiswa untuk dikerjakan.
7. Penilaian Akhir
Kehadiran : 5 %
Ujian tengah semester : 25 %
Tugas/Problem set : 35 %
Ujian akhir : 35 %
10
OLEH
THEO K. SENDOW
8. Organisasi Materi
ATC
karakterisitk pesawat terbang yang terdiri dari :Sifat-sifat mesin pesawat, Bagian-bagian
berat pesawat, Jarak tempuh (Payload dan Range), Konfigurasi rodaRadius putar
11
OLEH
THEO K. SENDOW
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
Tujuan Instruksional :
Umum
Mahasiswa dapat merencanakan Bandar udara
Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan klasifikasi lapangan terbang /
Bandar udara.
KEGIATAN MEDIA
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR MAHASISWA DAN ALAT
PENGAJAR
1 2 3 4
Pendahuluan Menjelaskan cakupan materi Memperhatikan LCD, White
untuk pertemuan 1 dan 2. Board
Penyajian Menjelaskan metode/cara Memperhatikan, LCD, White
Pengertian Transportasi, mencatat, bertanya, Board
Pengertian Perencanaan Bandar dan menjawab
Udara; Komponen-komponen
dari kedua sistem lapangan
terbang diatas adalah: Runway
(R/W), Taxiway (T/W), Apron,
Terminal building, Gudang,
Tower (menara pengontrol),
Fasilitas keselamatan (Pemadam
Kebakaran), Utility (Fasilitas
listrik, Telepon, dan bahan
bakar) :
Menanyakan pengertian
Daftar Pustaka :
Tujuan Instruksional :
Umum
Mahasiswa dapat merencanakan Bandar udara
Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan klasifikasi lapangan terbang /
Bandar udara.
KEGIATAN MEDIA
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR MAHASISWA DAN ALAT
PENGAJAR
1 2 3 4
Pendahuluan Menjelaskan cakupan materi Memperhatikan LCD, White
untuk pertemuan 3 dan 4. Board
Penyajian Menjelaskan klasifikasi Memperhatikan, LCD, White
lapangan terbang / Bandar udara mencatat, bertanya, Board
: dan menjawab
Menanyakan pengertian
mehasiswa tentang materi
yang baru disampaikan
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
penjelasan atas pertanyaan
yang diberikan mahasiswa
Menjelaskan tentang Kriteria
perancangan suatu lapangan
terbang telah di tetapkan oleh
ICAO (International Civil
Daftar Pustaka :
Tujuan Instruksional :
Umum
Mahasiswa dapat merencanakan Bandar udara
Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan karakterisitk pesawat terbang yang
terdiri dari :Sifat-sifat mesin pesawat, Bagian-bagian berat pesawat, Jarak tempuh
(Payload dan Range), Konfigurasi roda Radius putar
KEGIATAN MEDIA
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR MAHASISWA DAN ALAT
PENGAJAR
1 2 3 4
Pendahuluan Menjelaskan cakupan materi Memperhatikan LCD, White
untuk pertemuan 5 dan 6. Board
Penyajian Menjelaskan Karakterisitk Memperhatikan, LCD, White
pesawat terbang : mencatat, bertanya, Board
Menanyakan pengertian dan menjawab
mehasiswa tentang materi
yang baru disampaikan
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
penjelasan atas pertanyaan
yang diberikan mahasiswa
Menjelaskan tentang Sifat-sifat
mesin pesawat, Bagian-bagian
berat pesawat, Jarak tempuh
(Payload dan Range),
Konfigurasi roda, Radius putar.
Daftar Pustaka :
Tujuan Instruksional :
Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan Konfigurasi lapangan terbang
Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan karakterisitk pesawat terbang yang
terdiri dari :Sifat-sifat mesin pesawat, Bagian-bagian berat pesawat, Jarak tempuh
(Payload dan Range), Konfigurasi roda Radius putar
C. Sub Pokok Bahasan : jumlah serta arah (orientasi) dari runway serta
penempatan bangunan terminal termasuk lapangan
parkir yang berkaitan dengan landasan, Wind Rose
KEGIATAN MEDIA
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR MAHASISWA DAN ALAT
PENGAJAR
1 2 3 4
Pendahuluan Menjelaskan cakupan materi Memperhatikan LCD, White
untuk pertemuan 7 dan 8. Board
Penyajian Menjelaskan Konfigurasi Memperhatikan, LCD, White
lapangan terbang, Wind Rose : mencatat, bertanya, Board
Menanyakan pengertian dan menjawab
mehasiswa tentang materi
yang baru disampaikan
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
penjelasan atas pertanyaan
yang diberikan mahasiswa
Menjelaskan tentang jumlah
serta arah (orientasi) dari runway
serta penempatan bangunan
terminal termasuk lapangan
parkir yang berkaitan dengan
landasan, Wind Rose.
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Daftar Pustaka :
Tujuan Instruksional :
Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan Konfigurasi lapangan terbang
Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui ATC
KEGIATAN MEDIA
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR MAHASISWA DAN ALAT
PENGAJAR
1 2 3 4
Pendahuluan Menjelaskan cakupan materi Memperhatikan LCD, White
untuk pertemuan 9. Board
Penyajian Menjelaskan Konfigurasi Memperhatikan, LCD, White
lapangan terbang, Wind Rose : mencatat, bertanya, Board
Menanyakan pengertian dan menjawab
mehasiswa tentang materi
yang baru disampaikan
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
penjelasan atas pertanyaan
yang diberikan mahasiswa
Menjelaskan tentang clearance
delivery, ground, tower,
Approach / TMA, Center,
General Notes, Traffic at will
Ground, Taking off, Climbing,
enrouting, taxiing to gate,
priority, emergencies, KKOP.
Memberikan kesempatan
Daftar Pustaka :
Tujuan Instruksional :
Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan Konfigurasi lapangan terbang
Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan Metode Perencanaan Landasan Pacu
C. Sub Pokok Bahasan : Menentukan arah runway, panjang r/w, lebar r/w,
kemiringan memanjang r/w, kemiringan melintang
r/w, jarak pandangan r/w, stopway, runway and safety
area, clearway, runway strip
KEGIATAN MEDIA
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR MAHASISWADAN ALAT
PENGAJAR
1 2 3 4
Pendahuluan Menjelaskan cakupan materi Memperhatikan LCD, White
untuk pertemuan 10, 11 dan 12. Board
Penyajian Menjelaskan Pengertian Memperhatikan, LCD, White
Landasan pacu adalah bagian mencatat, bertanya, Board
dari bandar udara dimana tempat dan menjawab
landing dan take off dari pesawat
yang beroperasi di bandara
tersebut.
faktor –faktor yang
mempengaruhi dalam
perencanaan suatu landasan pacu
:
Menanyakan pengertian
mehasiswa tentang materi
yang baru disampaikan
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
Daftar Pustaka :
Tujuan Instruksional :
Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan Konfigurasi lapangan terbang
Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat mengerjakan Metode Perencanaan Taxiway
C. Sub Pokok Bahasan : Metode perencanaan t/w, menentukan lokasi exit t/w,
kemiringan dan jarak pandangan t/w, lebar t/w, krva,
t/w, fillet
KEGIATAN MEDIA
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR MAHASISWA DAN ALAT
PENGAJAR
1 2 3 4
Pendahuluan Menjelaskan cakupan materi Memperhatikan LCD, White
untuk pertemuan 10, 11 dan 12. Board
Penyajian Menjelaskan Metode Memperhatikan, LCD, White
perencanaan taxiway (t/w) : mencatat, bertanya, Board
Menanyakan pengertian dan menjawab
mehasiswa tentang materi
yang baru disampaikan
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
penjelasan atas pertanyaan
yang diberikan mahasiswa
Menjelaskan tentang Metode
perencanaan t/w, menentukan
lokasi exit t/w, kemiringan dan
jarak pandangan t/w, lebar t/w,
krva, t/w, fillet.
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
jawaban atas pertanyaan
Memberikan contoh kasus
BAHAN AJAR PERENCANAAN BANDAR UDARA (Kode : SI6308) 24
OLEH
THEO K. SENDOW
Penutup Menjelaskan kepada mahasiswa Memperhatikan, LCD, White
tentang Metode perencanaan mencatat, Board
taxiway (t/w).
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
jawaban atas pertanyaan
Memberikan problem set kepada
mahasiswa untuk dikerjakan
dirumah
Memberikan gambaran umum
tentang materi kuliah berikutnya.
Daftar Pustaka :
Tujuan Instruksional :
Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan Konfigurasi lapangan terbang
Khusus
Mahasiswa Dapat Mengetahui Dan Dapat Mengerjakan Metode Perencanaan Bandar
Udara
KEGIATAN MEDIA
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR MAHASISWA DAN ALAT
PENGAJAR
1 2 3 4
Pendahuluan Menjelaskan cakupan materi Memperhatikan LCD, White
untuk pertemuan 10, 11 dan 12. Board
Penyajian Menjelaskan Metode Memperhatikan, LCD, White
perencanaan terminal area, mencatat, bertanya, Board
Apron, Gate, sistem parkir dan menjawab
pesawat, menentukan sistem
wing tip clearance, perkerasan
apron, Joint, tulangan
sambungan, bahan penutup,
perencanaan gudang,
perencanaan lahan parkir :
Menanyakan pengertian
mehasiswa tentang materi
yang baru disampaikan
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
penjelasan atas pertanyaan
Daftar Pustaka :
Tujuan Instruksional :
Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan Konfigurasi lapangan terbang
Khusus
Mahasiswa Dapat Mengetahui Dan Dapat Mengerjakan Metode Perencanaan
Perkerasan Landasan Pacu
KEGIATAN MEDIA
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR MAHASISWA DAN ALAT
PENGAJAR
1 2 3 4
Pendahuluan Menjelaskan cakupan materi Memperhatikan LCD, White
untuk pertemuan 10, 11 dan 12. Board
Penyajian Menjelaskan Metode Memperhatikan, LCD, White
perencanaan perkerasan mencatat, bertanya, Board
landasan pacu : dan menjawab
Menanyakan pengertian
mehasiswa tentang materi
yang baru disampaikan
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
penjelasan atas pertanyaan
yang diberikan mahasiswa
Menjelaskan tentang perkerasan
flexible dengan metode FAA.
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
jawaban atas pertanyaan
Memberikan contoh kasus
Penutup Menjelaskan kepada mahasiswa Memperhatikan, LCD, White
tentang Metode perencanaan mencatat, Board
perkerasan landasan pacu.
BAHAN AJAR PERENCANAAN BANDAR UDARA (Kode : SI6308) 28
OLEH
THEO K. SENDOW
Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya.
Memberikan tanggapan dan
jawaban atas pertanyaan
Memberikan problem set kepada
mahasiswa untuk dikerjakan
dirumah
Memberikan gambaran umum
tentang materi kuliah berikutnya.
Daftar Pustaka :
Sumber: (H. Basuki, 1984. “ Merancang, Merencana Lapangan Terbang”, hal 92)
Gambar 2.1 Sistem Lapangan Terbang
G
ambar Fasilitas Lapangan Terbang
1 2 3
Landing Movement Terminal Area Terminal Traffic Control
merupakan areal merupakan fasilitas merupakan fasilitas
utama dari bandara pelayanan penumpang pengatur laulintas
yang terdiri dari (Passenger handling udara seperti radar dan
runway, taxiway, dan system), penanganan navigasi
apron. barang kirirman (cargo
handling), serta
administrasi bandara
G
ambar Fasiltas di Lapangan Terbang
1) Lapangan terbang utility : Melayani pesawat < 12.500 lbs termasuk pesawat
jet
2) Basic utility stage : Melayani 75 % pesawat propeller ≤ 12.500 lbs
3) Basic utility stage II : Melayani 95 % pesawat propeller ≤ 12.500 lbs
4) General utility : Melayani pesawat kategori general aviation dengan berat
kotor ≥ 175.000 lbs
5) Basic transport : Melayani 75 % pesawat propeller atau bermesin turbin
sampai 60.000 lbs
6) General transport : Melayani semua kategori general aviation (propeller/jet
kecil sampai dengan 175.000 lbs).
Tabel 6.9. Nama, Panjang, Kondisi dan Status Lapangan Terbang menurut
Malinau Dalam Angka 2010
Nama Panjang Rencana
Pesawat
Lapanga Landasa Kondisi Pengembangan
Kecamatan yang Keterangan
n n Lapangan
dilayani
(m)
Lahan di lokasi Pemeliharaan air
eksisting dapat Strip
Long CESSNA
Kayan Hulu 400 x 15 Clay/Grass diperpanjang
Nawang 206
tambah 200
meter dengan
Gambar 6.74. Dokumentasi Air Strip Mahak Baru di Kecamatan Sungai Boh
Sumber : Survai Konsultan, 2010
Gambar 6.76.. Dokumentasi Air Strip Data Dian di Kecamatan Kayan Hilir
Sumber : Survai Konsultan, 2010
Gambar Pengisian Bahan Bakar oleh Pilot Sendiri di Air strip Data Dian di
Kecamatan Kayan Hilir Kaltim (Pesawat MAF)
Gambar Air strip Data Dian di Kecamatan Kayan Hilir Kaltim (Pesawat
MAF)
Gambar Air strip Data Dian di Kecamatan Kayan Hilir Kaltim (Pesawat
MAF)
Gambar Air strip Data Dian di Kecamatan Kayan Hilir Kaltim (Pesawat
MAF)
Gambar Air strip Data Dian di Kecamatan Kayan Hilir Kaltim (Pesawat
MAF)
Gambar Lagi buat apa anak2 ini? Di Air strip Long Pujungan di Kecamatan
Pujungan Provinsi Kaltim
Gambar Pesawat MAF jenis CASSA take of dari Air strip Long Alango di
Kecamatan Bahau Hulu Kaltim
Gambar Susi Air Cessna 208 Caravan aircraftdi Bandara Long Alango.
Gambar Susi Air is the largest operator of Cessna 208 Caravan aircraft in the
Asia Pacific Region
"Pembelian dilakukan pada ajang Singapore International Air Show 2010. Susi Air
sudah serah kunci lima pesawat. Dua sudah dikirimkan minggu ini, minggu depan
dikirimkan tiga lagi," kata Herry di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta,
Jumat (5/2/2010).
Hingga sekarang, Susi Air telah mengoperasikan pesawat yang sama sebanyak 13
unit. Pesawat ini dioperasikan untuk rute-rute antar-kabupaten/kota di pedalaman
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Pesawat dengan kapasitas 12-14 penumpang yang telah dimiliki ini dibuat antara
tahun 2004 dan 2009. Sedangkan untuk yang baru ini, Susi langsung memesannya
dari Cessna Aircraft Company, yang bermarkas di Wichita, Kansas, Amerika
Serikat.
Bos Susi Air, Susi Pudjiastuti, beberapa waktu lalu mengatakan, perusahaannya
akan menambah lebih kurang 18 unit pesawat berbadan kecil. Tiga jenis pesawat
yang diincar adalah Cessna Grand Caravan, New Piagio Avanti, dan Porter.
Pesawat tersebut didatangkan untuk menggenapi armada Susi Air saat ini yang
jumlahnya telah mencapai 22 unit dengan tiga merek di atas. Untuk mendapatkan
"Untuk harga satu unit Cessna saja Rp 20 miliar, ya bisa dihitung sendiri berapa
kebutuhannya. Sedikitnya ya kita butuh investasi Rp 200 miliar," ujarnya kepada
Persda Network.
Alasan penambahan armada dengan kapasitas di bawah 20 orang, ungkap Susi, agar
mampu menembus daerah-daerah yang sulit ditembus melalui darat. Daerah-daerah
tersebut, antara lain pedalaman di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.
• Muatan (Payload)
merupakan beban pesawat yang diperbolehkan untuk
diangkut oleh pesawat sesuai dengan persyaratan
angkut pesawat.
• Berat bahan bakar kososng (Zero fuel weight = ZFW)
merupakan beban maksimum yang terdiri dari berat
operasi kosong, beban penumpang dan barang.
• Berat ramp maksimum (Maximum ramp weight =MRW)
beban maksimum untuk melakukan gerakkan berjalan
dari parkir pesawat ke pangkal landas pacu.
• Berat maksimum lepas landas (Maximum take off
weight = MTOW)
merupakan beban maksimum pada awal lepas landas
sesuai dengan bobot pesawat dan persyaratan
kelayakakan penerbangan.
Sumber: (Horonjeff. R/McKelvey. F.X ”Perecanaan Dan Perancangan Bandar Udara”, hal 66
Gambar 2.6 Jarak Roda dan Radius Putar Pesawat
Sumber: (H. Basuki, 1984. ”Merancang, Merencana Lapangan Terbang”, hal 149)
Gambar 2.4 Konfigurasi Landasan Pacu
• Konfigurasi Runway
Kebanyakan merupakan kombinasi dari konfigurasi
dasar. Adapun uraian beberapa bentuk dari
konfigurasi dasar runway (Horonjeff, 1994) adalah
sebagai berikut :
Runway tunggal
Kondisi VFR berkisar diantara 50-100 operasi perjam,
sedangakan kondisi IFR kapasitasnya berkurang 50-
70 operasi, tergantung campuran pesawat terbang
dan alat‖ bantu navigasi yang tersedia.
• Runway bersilangan
kapasitas runway yang bergantung pada letak
persilangan dan pada cara pengoperasian runway yang
disebut strategis (lepas landas / mendarat).
kapasitas tertinggi apabila titik silang terletak dekat
dengan ujung lepas landas dan ambang pendaratan.
Untuk kapasitas per jam 60-70 operasi dalam kondisi
IFR dan 70-175 operasi dalam kondisi VFR yang
tergantung pada kondisi campuran pesawat. Lebih jelas
dapat dilihat pada gambar :
• Runway V terbuka
untuk menghasilkan strategi kapasitas tertinggi
adalah apabila operasi penerbangan dilakukan
menjauhui V, dalam kondisi IFR kapasitas per jam
untuk strategi ini berkisar 50-80 operasi tergantung
pada campuran pesawat terbang, dalam kondisi VFR
antara 60-180 operasi, apabila operasi penerbangan
dilakukan menuju V, Kapasitasnya berkurang menjadi
50-60 dalam kondisi IFR dan antara 50-100 dalam
VFR.
Gambar Tipikal Wind Rose Bandara Naha Tahuna untuk Kecepatan angin 10 knots.
Gambar Tipikal Wind Rose Bandara Naha Tahuna untuk Kecepatan angin 13 knots.
Gambar Tipikal Wind Rose Bandara Naha Tahuna untuk Kecepatan angin 10 knots.
Gambar Tipikal Wind Rose Bandara Naha Tahuna untuk Kecepatan angin 13 knots.
Delivery
Clearance Delivery atau Delivery merupakan
bagian ATC yang bertugas memberikan izin atau
delivery bagi pesawat untuk terbang dari suatu
tempat ke tempat lain. Selain itu delivery juga
memastikan flight plan sudah benar dan sesuai
dengan aturan yang ada (SOP maupun general
rules)
Delivery memegang pernanan yang sangat penting
bagi posisi ATC berikutnya karena delivery
mengatur semua bagaimana posisi ATC
berikutnya menghandle pesawat tersebut.
100
OLEH
THEO K. SENDOW
Ground
Ground memiliki 2 tugas :
1. Memastikan pesawat taxi dengan aman baik
dari maupun ke runway
2. Melakukan sequencing terhadap traffic. Ingat,
bahwa tugas ATC adalah melalukan separasi.
Sebagai contoh, ada 2 pesawat menuju
Surabaya, dan 1 pesawat menuju Semarang.
Akan sangat membantu controler berikutnya
apabila anda mengatur urutan taxi hingga
pesawat line up di runway dengan urutan tujuan
Surabaya, Semarang, Surabaya
Tower
Tower : tower sebenarnya memiliki beberapa
tugas, tetapi tugas utamanya adalah mengatur
departure dan arrival dengan memberikan
take off dan landing clearance. Selain itu tugas
tower adalah memberikan traffic advisories
dan mengatur traffic VFR selama departing
dan circuit dan landing.
101
OLEH
THEO K. SENDOW
Approach / TMA
Approach bertugas untuk mengatur traffic :
• Departing : mengatur pesawat yang berangkat dari suatu
airport sampai masuk ke airway yang sudah menjadi bagian
dari Center Controler. Approach mengatur traffic bisa
dengan SID yang sudah ada, memberikan vector, dan
altitude clearance. Selain itu approach juga bertanggung
jawab untuk menambah separasi untuk departing traffic
sebelum masuk ke bagian enroute.
• Arriving : bertugas mengatur pesawat yang akan mendarat
di suatu bandara dari Center. Approach akan memberikan
runway in use dan approach apa yang akan mereka
gunakan (ILS, VOR, visual, etc). Approach mengatur traffic
dengan memberi vector maupun altitude clearance.
Center
Center memiliki area control yang sangat luas. Mengatur traffic
departing, arriving, maupun overflight.
Departure traffic diterima dari Approach dan separasi ditambah. Jika
pesawat tujuan ada di area Center lainnya, separasi harus
dipastikan cukup dan di hand off ke posisi controler berikutnya.
Arrival traffic diterima dari Approach maupun Center lainnya diberikan
descend instruction dan STAR setelah itu di hand off ke Approach
untuk mendarat ke bandara tujuan
Overflight traffic diatur oleh Center agar tidak tabrakan dengan
pesawat lainnya.
Center membutuhkan banyak perhatian dan ketelitian karena areanya
yang luas dan banyaknya traffic yang dicontrol serta aturan yang
ada. Kesalahan sedikit pada sebuah pesawat dapat merusak traffic
flow yang normal.
102
OLEH
THEO K. SENDOW
General Notes
Delivery, Ground, dan Tower merupakan posisi non radar, jadi tidak dapat
memberikan radar vector.
Approach dan Center dapat terdiri dari beberapa bagian dan sector dengan
pembagian tugas dan area tertentu.
Cara ATC berbicara pada pilot tidak sembarangan, ada aturan yang perlu
ditaati atau yang disebut juga “phraseology”. Semua ATC kurang lebih
menggunakan aturan yang sama dalam memberikan instruksi pada traffic.
Berikut akan diberikan contoh bagaimana perjalanan pesawat dari Jakarta ke
Surabaya dengan komunikasinya dengan ATC.
Komunikasi pilot diberikan dengan warna merah dan komunikasi ATC dengan
warna biru.Perhatikan phraseology untuk bagian ATC.
103
OLEH
THEO K. SENDOW
Taking Off
Kali ini Tower akan memberikan izin pesawat untuk take off
Soeta tower, Indonesia 123 ready for departure
Indonesia 123, wind 090 at 5 knots, QNH 1010, runway 7L, clear
for take off
Copy wind, QNH 1010 runway 7L, clear for take off
Ketika pesawat sudah airborne
Indonesia 123, contact Jakarta Approach on 119.75
Contact Jakarta Approach on 119.75
104
OLEH
THEO K. SENDOW
Climbing
Jakarta Approach, Indonesia 123 out of 1400ft climbing 5000ft
Indonesia 123, radar contact continue climb FL160, continue on Purwa 2
departure
Climb FL160, continue Purwa 2, Indonesia 123
Indonesia 123, cancel departure, direct CA
Direct CA, Indonesia 123
Indonesia 123, contact Jakrta Control on 120.9
Contact Jakrta Control 120.9 Indonesia 123
Enrouting
Ketika pesawat enroute akan melewati beberapa
sector dan controler akan hand off traffic ke
sector berikutnya yang dilalui
Indonesia 123, contact Bali Control on 132.1
Contact Bali Control on 120.2
105
OLEH
THEO K. SENDOW
Approaching Surabaya
Ketika mendekati descend point ATC akan memberikan clearance untuk descend
beserta informasi tambahan yang diperlukan
Indonesia 123, expect Blora 1A arrival, descend at discretion FL140, report leaving
Expecting Blora 1A arrival, descend at discretion FL140, wilco leaving
Bali Control, Indonesia 123 leaving FL350
Roger Indonesia 123
Ketika pesawat mencapai area Approach
Indonesia 123, contact Surabaya Approach on 119.1
Contact Surabaya Approach on 119.1
106
OLEH
THEO K. SENDOW
Landing at Surabaya
Juanda tower, Indonesia 123 with you on ILS runway 10
Indonesia 123, wind 120 at 4, QNH1011, runway 10 clear to land
Copy wind, QNH 1011, runway 10 clear to land Indonesia 123
Indonesia 123, vacate to the left on N6, contact Juanda ground
on 118.9
Vacate to the left at N6, contact Juanda ground 118.9
Taxiing to Gate
Juanda ground, Indonesia 123, request taxi to
gate
Indonesia 123, taxi to gate 6 via N6
Taxi to gate 6 via N6
107
OLEH
THEO K. SENDOW
Priorities
Setelah anda membaca, anda mengetahui bahwa tugas ATC
paling utama adalah separate traffic. Sebelum
mempelajarinya lebih jauh ada beberapa dasar yang perlu
diingat:
• First Come First Served:
ATC menggunakan basis siapa datang pertama dia dapat
prioritas. Walaupun traffic hanya text only first come first
served tetap berlaku baginya.
• Pesawat dalam kondisi distress menempati prioritas utama
Emergencies
Ada 3 jenis squawk yang dipakai saat kondisi
emergency
7500 : highjacking
7600 : radio failure
7700 : emergency (Pan atau Mayday)
Perlu diingat bahwa squawk 7500 untuk simulasi
highjacking TIDAK DIIZINKAN di IVAO. Hal ini
dapat menyebabkan banned pada member.
108
OLEH
THEO K. SENDOW
Penutup
Diharapkan setelah membaca power point ini
anda mendapatkan sedikit gambaran
mengenai ATC, untuk pengetahuan lehih
lanjut silahkan mengikuti training, bertanya
maupun membaca dari sumber lain.
109
OLEH
THEO K. SENDOW
110
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 2
111
OLEH
THEO K. SENDOW
GARUDA INDONESIA
AIR CHINA
5% En-route
Kawasan
RUNWAY kemungkinan
bahaya kecelakaan
DELTA AIRLINES
CHINA AIRLINES
FLIGHT 191
Sumber :
www. Airdisaster.com
Airport Engineering 3rd Edition Slide - 3
112
OLEH
THEO K. SENDOW
PENGATURAN KKOP
•PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMBUATAN KKOP
•PEDOMAN PENELITIAN
PEMBINAAN KKOP
SKEP / 110/ VI/ 2000
PENGAWASAN & PENGENDALIAN KKOP
Petunjuk Pelaksanaan
Pembuatan KKOP di
Bandar udara dan
sekitarnya •PROSEDUR REKOMENDASI
•KAJIAN TEKNIS TATA RUANG
SKEP/ 48/III/ 2001
•KAJIAN KHUSUS AERONAUTIKA
Pedoman Penelitian
RKM tentang KKOP di
Bandar Udara dan
Sekitarnya
Slide - 4
113
OLEH
THEO K. SENDOW
PERALATAN
DATA DUKUNG
Slide - 5
114
OLEH
THEO K. SENDOW
115
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 7
116
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 8
117
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 9
Slide - 10
118
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 11
119
OLEH
THEO K. SENDOW
KEBUTUHAN PERALATAN
120
OLEH
THEO K. SENDOW
121
OLEH
THEO K. SENDOW
DATA DUKUNG
122
OLEH
THEO K. SENDOW
. Rencana Induk/
Rencana Pengembangan / Master Plan
Rencana Pengembangan Kota-Wilayah / Urban Development
Plan
Rencana Prosedur & Pengaturan Lalu-lintas udara /
SID - STAR
Peta Rupa Bumi / Topographic Map
Titik Kerangka Dasar Nasional
Slide - 17
123
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 19
124
OLEH
THEO K. SENDOW
125
OLEH
THEO K. SENDOW
ANALISIS
. Analisis Kawasan
. Analisis Batas-batas Kawasan
. Analisis Klasifikasi Kawasan
Slide - 21
126
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 22
AES OVERRUN
H
Ambang landasan terendah : 0.00 AES
RUNWAY X
127
OLEH
THEO K. SENDOW
Analisis Kawasan
Slide - 24
128
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 25
129
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 26
130
OLEH
THEO K. SENDOW
BM 48
JL. RA YA B OGOR
GDG. P LN
Slide - 27
131
OLEH
THEO K. SENDOW
132
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 29
1. Besaran Koordinat :
ACS, UTM dan Geografis
2. Besaran Tinggi :
MSL dan AES
3. Peta object obstacle :
skala 1 : 2500
4. Penampang Memanjang :
skala Horizontal 1 : 2500 &
Vertikal 1: 500
5. Penampang Melintang :
skala Horizontal 1 : 500 &
Vertikal 1 : 100
6. Gambar Penampang
memanjang & melintang
mencantumkan tinggi
object obstacle yang
melebihi batas, tinggi muka
tanah, tinggi bangunan dsb.
Slide - 30
133
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 31
134
OLEH
THEO K. SENDOW
PP.No.70/2001
Tentang
Kebandarudaraan
Slide - 32
135
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 33
136
OLEH
THEO K. SENDOW
Slide - 34
PERMOHONAN REKOMENDASI
REFERENSI :
PERATURAN SERTA KETENTUAN TEKNIS YANG BERLAKU :
- UU No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan
- PP No. 3 Tahun 2001tentang Keamanan dan Keselamatan
Penerbangan
- PP No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan
- KM Perhubungan No. 77 Tahun 1998
tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum
- SKEP Dirjen No. SKEP/32/IV/1998
- Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan ICAO
PENGUKURAN :
- Pengukuran posisi lokasi Bangunan/Menara terhadap Ujung/Ambang Landasan Bandara (Koordinat Geografis
(WGS’84 / Koordinat Bandara (ACS))
- Pengukuran Perbedaan Elevasi Permukaan Tanah Lokasi Bangunan/Menara Terhadap Elevasi kedua Ujung/Ambang
Landasan Bandara (AES)
- Ketinggian Total Bangunan/Menara terhadap Muka Tanah dan Struktur Bangunan/Menara (M)
- Daya, Emisi Frekwensi dan Sistim Pemancaran yang Digunakan (Menara).
137
OLEH
THEO K. SENDOW
DIAGRAM ALIR TATA CARA PEMBERIAN KAJIAN KHUSUS AERONAUTIKA OLEH MENTERI
PERMOHONAN REKOMENDASI
Surat Jawaban
Rapat Koordinasi
( Dittekbandara, Ditkespen, Ditfaslektrik, penyelenggara Bandar Udara,
Adbandara dan Bagian Hukum )
Alasan-alasan tidak dapat Alasan-alasan dapat dipertimbangkan dan tidak mengganggu aspek keamanan dan keselamatan
dipertimbangkan penerbangan serta fasilitas penerbangan
Surat Jawaban
Dibuat kajian khusus Aeronautika dikoordinasikan bersama Dittekbandara, Ditkespen, Ditfaslektrik,
Dinas Perhubungan/Bidang Udara, Penyelenggara Bandar Udara, Adbandara dan Bagian Hukum
Surat Jawaban
Slide - 36
138
OLEH
THEO K. SENDOW
139
OLEH
THEO K. SENDOW
GARUDA INDONESIA
JAPAN AIRLINES
FLIGHT 123
AIR CHINA
5% En-route
Kawasan
RUNWAY kemungkinan
bahaya kecelakaan
EL AL CARGO
GARUDA INDONESIA
FLIGHT GA 421
CHINA AIRLINES
DELTA AIRLINES NORTHWEST AIRLINES
FLIGHT 191 FLIGHT 255
Sumber :
www. Airdisaster.com
Airport Engineering 3rd Edition Slide - 43
140
OLEH
THEO K. SENDOW
141
OLEH
THEO K. SENDOW
PANJANG RUNWAY
Saat ini Bandar Udara Rendani Manokwari mempunyai panjang runway 2000 meter.
Berdasarkan standar yang dikeluarkan ICAO Aerodrome Annex 14 (Third Edition, 1999),
runway Bandar Udara Rendani Manokwari yang ada saat ini termasuk dalam klasifikasi
landas pacu non-instrument dengan kode 4C. Kode nomor landas pacu 4 ini didasarkan pada
74.800 Kg
2050 M
Berdasarkan grafik F.A.R Takeoff Runway Length Requirements diperoleh Panjang runway
untuk jenis pesawat Boeing 737-900ER sebesar 2050 meter. Namun panjang runway yang
didapat masih harus dikoreksi terhadap suhu, elevasi dan kemiringan runway.
Koreksi Terhadap Elevasi
Menurut ICAO : Setiap kenaikan 300 m dari muka laut ARFL akan bertambah
sebesar 7%. Elevasi runway di Bandar Udara Rendani adalah 4,57 meter di atas muka air
laut
4,57
L1 = 2050 (1 0,07 ) = 2052,2 m
300
Koreksi Terhadap Suhu
Tabel 4.31 Temperatur Bandar Udara Rendani
Tahun T1 ( 0C ) T2 ( 0C )
1ª 18 m 18 m 23 - - -
2ª 23 m 23 m 30 m - - -
3 30 m 30 m 30 m 45 m - -
4 - - 45 m 45 m 45 m 60 m
a. The width of a precision approach runway should be notless than 30 m where the code number is 1
or 2
Sumber: (H. Whardhani Sartono, 1992. ”Airport Engineering”, hal 80)
• Lebar landasan = 45 m
• Kemiringan melintang = 1 %
RUNWAY STRIP
Lebar total runway strip landasan non-instrument sesuai kode pesawat yang
diisyaratkan ICAO tercantum pada tabel 2.5 adalah 150 m. Panjang runway strip
6.9. CLEARWAY
Adalah daerah berbentuk empat persegi panjang terletak diatas tanah atau air
dibawah pengawasan otoritas bandar udara disediakan dan dipilih untuk keperluan
initial climbing. Persyaratan ICAO Panjang clearway tidak melebihi ½ panjang
1830 M
1600 M
Code Letter
Description
E D C B A
Max. Longitudinal slope % 1.5% 1.5% 1.5% 1.5% 1.5%
Min. Sight distance 300 from 300 from 300 from 200 from 150 from
3 m above 3 m above 3 m above 2 m above 1.5 m above
Sumber: (Heru Basuki, 1984. “ Merancang dan Merencanakan Lapangan Terbang” hal 196)
Gambar 2.8 Kurva Taxiway
Dari data di atas dapat dilihat bulan tersibuk untuk pergerakan pesawat yaitu:
Bulan Mei = 21 Pesawat/Hari
Bulan Juni = 24 Pesawat/Hari
Menghitung M
Untuk menghitung jumlah pergerakan pesawat pada jam sibuk di ambil 2 bulan
tersibuk pada tahun 2009 yaitu bulan Mei dan Juni
Tabel 4.14 Jumlah Gerakan Pesawat pada Jam Sibuk dari tabel 4.13.
Bulan Jumlah Gerakan Pesawat Persentase terhadap jumlah
Tersibuk Gerakan pesawat tahun 2009
Mei 649 649/6829 = 9,5 %
Juni 702 702/6829 = 10,28 %
9,5 10,28
M= = 9,89 %
2
M = 0,0989
Menghitung D
Untuk menghitung hari sibuk terhadap bulan tersibuk diambil 1 hari tersibuk pada
bulan tersibuk.
Tabel 4.15 Persentase Hari Tersibuk terhadap Bulan Tersibuk
Bulan Jumlah Gerakan Tanggal Gerakan Presentase
Pesawat Sibuk Pesawat
Mei 649 8 26 4%
Juni 702 10 30 4,27 %
4 4,27
D= = 4,135 %
2
D = 0,041
Menghitung H
Untuk menghitung persentase jam sibuk terhadap hari sibuk digunakan data dari hari
tersibuk. Untuk perhitungan ini diambil satu hari tersibuk dan di lihat 2 jam tersibuk
pergerakan pesawat pada hari tersebut.
Tabel 4.16 Persentase Jam Sibuk
Tanggal Jumlah Jam Jumlah Pergerakan Persentase
Gerakan Tersibuk Pesawat Terhadap
Pesawat Hari Tersibuk
8 Mei 26 10.00-12.00 10 34,46 %
10 Juni 30 10.00-12.00 10 33,33 %
34,46 33,33
H= = 33,895 %
2
H = 0,339
Peak Hour Factor (f) = M D H
= 0,0989 0,041 0,339
= 0,001375
Untuk menghitung persentase pemakaian seats di hitung berdasarkan data komposisi
pesawat campuran dan penumpang pada tahun 2009.
Tabel 4.17 Persentase Pemakaian Seats
Kelas Tipe Pesawat Kapasitas Persentase Rata-rata
Tempat Mix Aircaft Penumpang
Duduk (A/C) Perpesawat
Rata-rata
B Pilatus PC-12 5 18,46%
B DHC-6 18 9,36%
B Dornier 328 34 30,7% 33
B B-1900 18 1,77%
C ATR-42 50 4,5%
C Boeing 737 125 35,21%
Sumber : Data Bandara Rendani – Manokwari, 2009
Penumpang dari pergerakan pesawat pada bulan tersibuk tahun terakhir (4.5)
Jumlah pergerakan pesawat pada bulan tersibuk tahun terakhir
Maka dari tabel di atas dapat dihitung persentase pemakaian seats (load factor):
Seats (load factor) =
33
100%
(18,46% 5) (9,36% 18) (30,7% 34) (1,77% 18) (4,5% 50) (35,21125)
= 55,344 % 55 %
Jika Bandar Udara Rendani akan dioperasikan pesawat jenis Boeing 737-900ER
yang mempunyai kapasitas tempat duduk lebih banyak, maka diperkirakan load factor
pada tahun-tahun mendatang akan naik 5 % setiap 5 tahun. Dengan demikian
diperkirakan persentase Mix A/C untuk tahun-tahun yang akan datang adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.18 Persentase Mix A/C (Air Craft)
Kelas Tipe pesawat Seat Presentase Mix A/C
rata- 2015 2020 2025 2030
rata
Pilatus PC-12 5 15 10 5 5
DHC-6 18 9 5 3 3
B
Dornier 328 34 15 15 10 5
B-1900 18 1 0,5 0,5 0,5
ATR-42 50 5 5 3 3
C Boeing 737-300 125 35 40 45 40
Boeing 737-900ER 213 20 25 35 45
Seat yang tersedia 97 112 137 148
Dalam menentukan perkiraan persentase Mix A/C diatas tidak ada rumus yang pasti,
oleh karena itu perkiraan akan kebutuhan tersebut dilihat dari segi pemakaian jasa
transportasi udara di Kabupaten Manokwari dan kondisi pesawat yang beroperasi.
Jadi jumlah penumpang perpesawat rata-rata untuk tahun-tahun yang akan datang
adalah:
1) Tahun 2015 = 60 % 97 = 58 orang/pesawat
2) Tahun 2020 = 65 % 112= 73 orang/pesawat
3) Tahun 2025 = 70 % 137 = 96 orang/pesawat
4) Tahun 2030 = 75 % 148 = 111 orang/pesawat
Dari data diatas dapat dilihat bahwa bulan tersibuk untuk pergerakan penumpang
adalah:
• Bulan Agustus = 709 Penumpang/Hari
• Bulan Desember = 761 Penumpang/Hari
Menghitung M
Persentase Peak Mounth terhadap jumlah keseluruhan penumpang pada tahun 2009
berdasarkan data bulan tersibuk tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.22 Persentase Pergerakan Penumpang pada Bulan Tersibuk
Bulan Jumlah Gerakan Persentase Jumlah Penumpang
Tersibuk Penumpang Tahun 2008
Agustus 21964 9,96 %
Desember 22814 10,35 %
Peak Mount 9,96 10,35
M= = = 10,12 %
Anual 2
M = 0,1012
Menghitung D
Untuk menghitung persentase hari sibuk terhadap bulan tersibuk diambil 1 hari yang
tersibuk pada bulan tersibuk.
Dari hasil analisa diperoleh jumlah gerakan pesawat jenis campuran menurut
kelasnya pada jam sibuk adalah sebagai berikut :
Tabel 4.27 Hasil Ramalan Campuran pada Jam Sibuk di dapat dari tabel 4.26
dan dikelompokan dalam kelas B dan C dan dari tabel 4.18 dan tabel 4.20.
Tahun Pergerakan Kode Presentase Pesawat Jumlah
Pesawat Pada Pesawat Campuran
Jam Sibuk
B 9+15+15+1 = 40 0,4x8 = 3
2015 8
C 5+35+20 = 60 0,6x8 = 5
B 5+10+15+0,5 = 30 0,305x9=3
2020 9
C 5+40+25 = 70 0,7x9=6
B 3+5+10+0,5 = 18 0,18x9=2
2025 9
C 3+45+35=82 0,82x9=7
B 3+5+5+0,5=13 0,13x10=2
2030 10
C 3+40+45=87 0,87x10=8
Keterangan: Data ini digunakan untuk merencanakan luas apron
8.4. APRON
Apron merupakan bagian dari lapangan terbang yang di sediakan untuk memuat, dan
menurunkan penumpang maupun barang dari pesawat, pengisian bahan bakar, parkir
pesawat serta pengecekan alat mesin untuk pengoperasian selanjutnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sebuah apron:
a) Jumlah gate position
b) Ukuran gate
c) Wing tip clearance
d) Clearance antara pesawat yang sedang taxing dan sedang parkir di apron
e) Konfigurasi bangunan terminal
f) Efek jet blast
g) Kebutuhan jalan untuk gate position
PERENCANAAN APRON
• Paralel
Ruang lebih besar, semburan gas langsung, ke-2 pintu
optimum didalam penggunaanya.
Cr Tg N T
Ng atau K A
60 2 60
Ng / K = Jumlah Gate
Cr = Kapasitas Runway
Tg = Waktu Okupansi gate rata‖ T
N = Kapasitas runway / 2
Terminal Building
“Frontal’
Terminal Building
“Apron Terbuka”
Terminal Building
“Finger” Jalan bawah tanah
Terminal Building
“Satellite”
• Keterangan
* Sistem Frontal :
Building paling sederhana dan cost relatif murah,
biasa jenis kapal terbangnya kecil, Jumlah gate
position rendah, penumpang menuju pesawat dekat.
* Sistem Apron Terbuka :
Pesawat parkir jauh dari terminal, jumlah gate
position kecil, penumpang menuju pesawat jalan kaki,
dengan mobil jika vol.tinggi Airport Juanda
* Sistem “Finger” :
Pengembangan sistem frontal, jumlah gate bisa
lebih besar, fungsi jari” hanya tempat untuk
menunggu.
* Sistem “Satellite” :
Membutuhkan apron yang lebih luas, Pesawat yang
pakir di terminal lebih banyak.
4.8.1 Apron
Faktor- faktor yang mempengaruhi ukuran apron:
Jumlah gate position
Ukuran gate
BAHAN AJAR PERENCANAAN BANDAR UDARA (Kode : SI6308) 194
OLEH
THEO K. SENDOW
Sistem dan tipe parkir pesawat
Wing tip clearance
Clearance antara pesawat yang diparkir dan yang sedang taxing di apron
Konfigurasi bangunan terminal
Efek jet blast (semburan jet)
Kebutuhan jalan untuk pelayaran di apron.
1. Menentukan gate position
V T
G
U
Gambar 4.16 Sistem dan Tipe Parkir Pesawat untuk Bandar Udara Rendani
Agar tidak terjadi sentuhan antara ujung-ujung sayap pesawat yang sedang taxiing
dengan pesawat yang sedang parkir, maka jarak antara dua ujung sayap harus memenuhi
syarat yang telah ditetapkan oleh FAA seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.35 Clearance Minimum Taxi Lane Terminal
Tipe Pesawat Ukuran Minimum
Pada lapangan terbang yang harus melayani pesawat dengan beban kritis,
angka keamananya di pakai maksimum yaitu 2, lapangan terbang yang
jarang melayani pesawat beban kritis di pakai angka keamanan menengah.
Berikut ini langkah-langkah menetukan tebal perkerasan kaku:
Tentukan harga k subgrade atau bila tersedia subbase, harga k subbase
a) Hitung lalu lintas pesawat di massa depan dan pembebanannya
sehingga bisa di pilih angka keamanan yang sesuai.
b) Tentukan Working Stress bagi tiap-tiap jenis pesawat yaitu membagi
modulus of rupture beton umur 90 hari, dengan angka keamanan yang
di tentukan.
c) Hitung tebal perkerasan kaku, dengan memasukan harga-harga
parameter di atas kepada grafik-grafik rencana yang sesuai.
d) Pilih tebal perkerasan untuk kondisi yang paling kritis
MR = K fc '
Dimana: MR = Modulus of rupture (psi)
K = Kontanta, biasanya diambil antara 8; 9,2 ; 10
fc’ = Kekuatan tekan beton (psi)
b (1,6a 2 h 2 ) 0,675h
Dimana :
b = Jari-jari penampang penahan ekivalen (cm)bila a < 1,724h ; bila a
> 1,724h maka nilai b = a
a = Jari-jari distribusi beban roda (cm)
h = Tebal plat (cm)
3 p (a 2 ) 0, 6
S c 2 1
h l
Dimana:
Si, Se, Sc : Tegangan-tegangan maksimum pada bagian tengah,
bagian tepi dan Bagian sudut akibat pembebanan
roda (kg/cm2)
h : Tebal plat (cm)
p : Beban roda (kg)
a : Jari-jari distribusi beban roda (cm)
l : Jari-jari kekakuan relatif (cm)
b : Jari-jari penampang penahan ekivalen (cm)
Dimana:
W = Lendutan plat
Po = Beban roda (N)
D = Ketegaran lentur plat (Nm)
m,n = Bilangan bulat positif (1,2,3,…)
ξ,η = Koordinat
x,y = Koordinat kartesius
a,b = Dimensi linier plat dalam arah x dan y
a) Expansion joint
Fungsi utama expansion joint untuk memberikan ruang muai pada perkerasan,
sehingga mencegah terjadinya tegangan tekan yang akan menyebabkan
perkerasan tertekuk (melengkung).
Tipe A - Dowel
b) Construction joint
Construction joint atau sambungan pelaksana terbagi atas 2 yaitu memanjang dan
melintang. Untuk arah memanjang terdapat pada tepi setiap jalur pengecoran
dengan berbentuk tepi kunci (lidah alur) atau diberi tulangan dowel untuk
memindahkan beban pada sambungan tersebut. Sedangkan sambungan melintang
diperlukan pada akhir pengecoran atau apabila pengecoran diperhitungkan akan
berhenti selama setengah jam atau lebih.
o Construction joint memanjang. Joint model ini terdapat pada tepi setiap jalur
pengecoran dan dibuat dengan diberi tulangan Dowel sebagai pemindah beban
pada bagian itu dan dapat berbentuk tepi dengan kunci. (gambar type C)
Tipe C - Kunci
c) Contraction joint
Beton dapat menyusut akibat terjadi perubahan temperatur. Pada slab beton yang
tidak dibuat contraction joint, akan terjadi retakan secara random pada seluruh
permukaan perkerasan. Sambungan konstruksi ini dapat juga dibuat dengan
membentuk celah pada bagian atas perkerasan. Sehingga bila beton terpaksa harus
retak, retak terjadi pada bidang yang telah dipersiapkan itu.
Contraction joint terbagi dua yaitu:
o Contraction joint memanjang. Contraction joint memanjang ini dipakai untuk
jalur pengecoran yang lebarnya melebihi 25 ft (= 7.62 m) dan dibuat diantara
dua contraction joint memanjang. (gambar type H)
Tipe H - Dummy
o Contraction joint melintang
FAA menyarankan pemberian dowel untuk dua joint pertama pada masing-
masing sisi dari expantion joint dan semua constraction joint melintang dalam
perkerasan kaku dengan penulangan. (gambar type F)
Tipe F – Dowel
Berikut ini gambar macam-macam joint dan ukurannya
Sumber: (Horonjeff. R/McKelvey. F.X ”Perecanaan dan Perancangan Bandar Udara”, hal 123)
Gambar 2.13 Macam-macam Joint
Sumber : (E.J Yoder, M.W Wiczack. “Principles of Pavement Design”, hal 582)
Berikut ini tabel untuk lebar dan dalam joint untuk sealant yang di tuangkan:
Tabel 2.17 Lebar dan Dalam Joint
Jarak joint Lebar joint Dalam joint
20 feet 1/4 inchi 1/2 inchi minimum
Gambar 4.18 Harga k untuk Subbase Agregat Batu Pecah dengan Gradasi
Merata
Gambar 4.19 Grafik Kurva Perkerasan Rigid (Dual Wheel Gear) Pesawat Boeing
737-900ER
Gambar 4.20 Grafik Kurva Perkerasan Rigid (Dual Wheel Gear) Pesawat Boeing
737-300
Gambar 4.21 Grafik Kurva Perkerasan Rigid (Dual Wheel Gear) Pesawat ATR-
42
Gambar 4.22 Grafik Kurva Perkerasan Rigid (Dual Wheel Gear) Pesawat
Dornier 328
Gambar 4.23 Grafik Kurva Perkerasan Rigid (Dual Wheel Gear) Pesawat B-1900
Gambar 4.24 Grafik Kurva Perkerasan Rigid (Single Wheel Gear) Pesawat
DHC-6
Gambar 4.25 Grafik Kurva Perkerasan Rigid (Single Wheel Gear) Pesawat
Pilatus PC-12
MR = k fc ,
Dimana:
k = Konstanta yang harganya 8, 9.2, 10
MR 90 718,5365
Working Stress = = 359,268 Psi
FK 2
Diketahui:
CBR Sub garde = 17 %
k sub grade = 200-250 Pci
Dengan menggunakan gambar 4.32 didapat harga k = 230 Pci
Direncanakan Sub base terdiri dari agregat batu pecah dengan tebal 5,4 inch.
Tabel 4.38 Hasil Perhitungan Tebal Perkerasan Metode FAA dan PCA
Total Annual MTOW
Pesawat FAA (inch) PCA (inch)
Departure (kg)
B 737-900ER 3.802 85.139 16,5 14,9
DHC 6 3.802 5670 6,5 6
Gambar 4.27 Kurva Perkerasan Rigid untuk Tipe Roda Dual Wheel Gear
Gambar 4.28 Kurva Perkerasan Rigid untuk Tipe Roda Single Wheel Gear
E = 4700 fc'
= 25.742,9602 Mpa
= 3,66 10 6 lbs
Kondisi pembebanan tengah
0,316 p l
Si 4 log10 1,069
b
2
h
1
3,66 106 16,53 4
l =
12 (1 0,15 )230
2
3 20.220,5 20,38 2
0, 6
= 1
42 2 124,25
= 20,077 kg/cm2
Kontrol Tegangan:
Mutu beton K300
Fc’ = 30 MPa = 300 kg/cm2
MR = k fc' (konstanta diambil 9,2)
25.742.960,2 0,423
= = 165.559,4 KNm
12(1 0,2 2 )
= 165.559.400 Nm
Menghitung modulus reaksi subgrade (k)
Es
k = ( B = lebar plat diambil 7m)
B(1 vs) 2
30.000
= = 10.143,70245 KN/m2
7(1 0,35) 2
= 10.143.702,45 N/m2
Menghitung lendutan plat (W)
m.n. n. . m. . n. .d n.m. .x n. . y
sin sin sin sin sin sin
16 Po a b 2a 2b a b
W
D 6 m1
n 1 m 2 n 2
m.n 2 2 k
a b
16198.295,875
W
165.559.400 3,146
m.n.3,5 n. .3,5 m. .0,23 n. .0,23 n.m. .3,5 n. .3,5
sin sin sin sin sin sin
7 7 14 14 7
7
m1 n 1 m 2 n 2
m.n 2 2 10.143.702,45
7 7
W 7,1712 × 10 -21 m
W 7,1712 × 10 -18 mm
A = P- + (10%)
= 873 – + (10%)
= 958,68 m2 ≈ 960 m2
5) Baggage claim area
Luas baggage claim area harus bisa menampung jumlah penumpang datang pada
waktu sibuk. Perhitungan luas baggage claim area adalah sebagai berikut :
jumlah penumpang datang pada waktu sibuk (P) = 582
luas (A) = (0,9 × P) + (10%)
= (0,9 × 582) + 10%
= 576,18 m2 ≈ 580 m2
2,5m
2,5m
5,5 m
5,5m
L
N=
2,5m
5,5m Dimana: N = jumlah petak parkir
L = panjang areal parkir
2,5 m
Y1 Y
Y2
X1 X2
X
X2 X1
60o
2,5m A
5,5m Y1
o
30 Y
60o Y2
o
30 B
X1 X2
Segi Tiga A :
6,01m
L
Gambar 2.4 Parkir Bersudut 60o Untuk Kendaraan Non Bus
X
X2 X1
45o
A
Y1
5,5m
45o Y
2,5m 45o
B Y2
o
45
X1 X2
Segi Tiga A :
Y1
Sin 450 = Y1 = 5,5 Sin 450 = 3,89 m
5,5
X1
Sin 450 = X1 = 5,5 Sin 450 = 3,89 m
5,5
Segi Tiga B :
X2
Sin 450 = X2 = 2,5 Sin 600 = 1,77 m
5,5
Y2
Sin 450 = Y2 = 2,5 Sin 450 = 1,77 m
5,5
5,66m
L
Gambar 2.5 Parkir Bersudut 45o Untuk Kendaraan Non Bus
Y1 Y
Y2
X
X2 X1
o
30
A Y1
5,5m
60o Y
2,5m 30o
B Y2
60o
X1 X2
Segi Tiga A :
X1
Sin 600 = X1 = 5,5 Sin 600 = 4,76 m
5,5
Y1
Sin 300 = Y1 = 5,5 Sin 300 = 2,75 m
5,5
Segi Tiga B :
Y2
Sin 600 = Y2 = 2,5 Sin 600 = 2,17 m
2,5
X2
Sin 300 = X2 = 2,5 Sin 300 = 1,25 m
2,5
L 1,25m
N= dimana : N = Jumlah petak parkir
4,76m
L = Panjang areal parkir
3,2m
3,2 m
7,7 m
7,7m
L
N=
3,2m
7,7m
Dimana: N = jumlah petak parkir
L = panjang areal parker
3,2m
Y1 Y
Y2
X1 X2
X
X2 X1
60o
A
7,7m Y1
30o Y
3,2m 60o Y2
30o B
X1 X2
Segi Tiga A :
Y1
Sin 600 = Y1 = 7,7 Sin 600 = 6,67 m
7,7
X1
Sin 300 = X1 = 7,7 Sin 300 = 2,77 m
7,7
Segi Tiga B :
X2
Sin 600 = X2 = 3,2 Sin 600 = 3,85 m
3,2
Y2
Sin 300 = Y2 = 3,2 Sin 300 = 1,60 m
3,2
8,27m
L
Gambar 2.9 Parkir Bersudut 60o Untuk Kendaraan Bus
X
X2 X1
45o
A
Y1
7,7m
45o Y
3,2m 45o
B Y2
o
45
X1 X2
Segi Tiga A :
X1 Y
Sin 450 = = 1 X1 = Y1 = 7,7 Sin 450 = 5,44 m
7,7 7,7
Segi Tiga B :
X 2 Y2
Sin 450 = = X2 = Y2 = 3,2 Sin 450 = 2,26 m
7,7 7,7
7,7m
L
Gambar 2.10 Parkir Bersudut 45o Untuk Kendaraan Bus
L 2,26m
N= dimana : N = Jumlah petak parkir
5,44m
L = Panjang areal parkir
X1 X1 X1 X2
Y1
Y
Y2
3,2m 30o
B Y2
60o
X1 X2
Segi Tiga A :
X1
Sin 600 = X1 = 7,7 Sin 600 = 6,67 m
7,7
Y1
Sin 300 = Y1 = 7,7 Sin 300 = 3,85 m
7,7
Segi Tiga B :
Y2
Sin 600 = Y2 = 3,2 Sin 600 = 2,77 m
3,2
X2
Sin 300 = X2 = 3,2 Sin 300 = 1,60 m
3,2
Dalam menentukan tebal perkerasan yang diperlukan digunakan kurva yang disiapkan
oleh FAA dimana kurva ini merupakan modifikasi dari Corps of Engineering US yang
dasarnya diangkat dari metode CBR dan telah teruji bahwa perhitungan dengan
menggunakan kurva yang disediakan FAA ini bisa dipakai hingga 20 tahun, bebas dari
perbaikan yang berarti kecuali ada perubahan lalu lintas pesawat yang jauh berbeda
dengan ramalan lalu lintas pesawat.
Menentukan ketebalan fleksibel metode FAA ini diperlukan data nilai CBR dari
subgrade dan nilai CBR sub base, berat total atau berat lepas landas pesawat rencana
Gambar 4.6 Kurva Perkerasan Fleksibel untuk Daerah Kritis Pesawat Boeing
737-900ER (Dual Wheel Gear)
Tahap-tahap perhitungan:
1) Mencari Pesawat rencana yang membutuhkan tebal perkerasan maksimum
berdasarkan grafik dibawah ini
Gambar 4.8 Kurva Perkerasan Fleksibel untuk Daerah Kritis Pesawat ATR-42
(Dual Wheel Gear)
Gambar 4.9 Kurva Perkerasan Fleksibel untuk Daerah Kritis Pesawat Doenier
328 (Dual Wheel Gear)
Gambar 4.10 Kurva Perkerasan Fleksibel untuk Daerah Kritis Pesawat B-1900
(Dual Wheel Gear)
Gambar 4.11 Kurva Perkerasan Fleksibel untuk Daerah Kritis Pesawat DHC-6
(Single Wheel Gear)
Gambar 4.12 Kurva Perkerasan Fleksibel untuk Daerah Kritis Pesawat Pilatus
PC-12 (Single Wheel Gear)
Langkah Perhitungan:
a. Dari kurva pada gambar 4.13 untuk pesawat rencana B 737-900ER dengan
MTOW = 85.139 kg
CBR Sub grade = 17 %
Equivalent departure = 3.802,61
Didapat tebal perkerasan total = 45 cm
b. Tebal sub base
Dari kurva yang sama untuk CBR 30 % didapat tebal subbase = 27,5 cm. Angka
ini berarti, ketebalan surface dan base diatas lapisan subbase dengan CBR 30%
diperlukan 27,5 cm.
Jadi tebal subbase = 45 – 27,5 = 17,5 cm
c. Tebal surface untuk daerah kritis = 10 cm
Jadi tebal base coarse = 27,5 - 10 = 17,5 cm
DITANYA :
1) DESAINKAN LAY OUT BANDARA SISI UDARA DAN DARAT?
2) BERAPA LUAS APRON YANG DIBUTUHKAN? ASUMSIKAN JUMLAH GATE 2.
3) BERAPA LUAS GEDUNG TERMINAL YANG DIBUTUHKAN? (GUNAKAN ASUMSI
JUMLAH KURSI DAN ANNUAL DEPARTURE 10 PESAWAT PERHARI).
4) DESAIN TEBAL PERKERASAN RUNWAY?
5) GAMBAR PENAMPANG MELINTANG RUNWAY?
6) DESAIN LOKASI EXIT TAXIWAY 90 DERAJAT?
7) DESAIN TEBAL PERKERERASAN TAXIWAY?
8) GAMBAR PENAMPANG MELINTANG TAXIWAY?
269
OLEH
THEO K. SENDOW
Tabel 4.39 Bandar Udara Sebelum dan Sesudah Pengembangan
2
( 2400 × 45 ) m2
Runway (2.000×30) m
L = 23 m
2
Taxiway 2.( 99 × 23 ) m Exit A = (23×120) m2
Exit B = (23×120) m2
Jarak dari threshold ke 800 m dan 900 dari Exit A = 1670 m
taxiway arah Exit B = 1900 m
r/w 36
Gedung Terminal
penumpang 209 m2 4.870 m2
Gudang - ( 100 × 15 ) m2
Flexible Pavement - 53 cm
270
OLEH
THEO K. SENDOW
271
OLEH
THEO K. SENDOW
272
OLEH
THEO K. SENDOW
2. Marka garis tepi taxiway.
Terdiri dari garis menerus dengan lebar 0,15 meter dipasang pada kedua sisi
taxiway dan diberi warna kuning.
3. Marka garis tunggu taxiway.
Terletak pada pertemuan antara taxiway dengan runway dimana letak garis
tersebut dari garis tepi runway berjarak 30 meter dan diberi warna kuning.
Gambar 4.29 Ukuran dan Bentuk Angka, serta Luas Tiap Angka untuk
Nomor Landasan
273
OLEH
THEO K. SENDOW
274
OLEH
THEO K. SENDOW
275
OLEH
THEO K. SENDOW
276