Anda di halaman 1dari 19

p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786

Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

PERILAKU KONSUMEN KOPI BUBUK DI PURWOKERTO

Consumer Behavior of Powder Coffee in Purwokerto

Ervina Mela1* dan M. Wildan Firdaus1


1
Program Studi Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Jenderal Soedirman
Jl. Dr. Soeparno Karang Wangkal, Purwokerto 53123

Alamat korespondensi: ervina.mela@unsoed.ac.id

ABSTRAK
Industri kopi bubuk merupakan industri dengan tingkat persaingan yang ketat. Hal ini dapat dilihat dari
semakin beragamnya produk kopi bubuk di pasaran. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk berfokus pada
cara memuaskan konsumen. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan penelitian mengenai
perilaku konsumen kopi bubuk. Penelitian mengenai perilaku konsumen akan mengarahkan produsen pada strategi
bersaing yang tepat dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku konsumen kopi bubuk dari
aspek motivasi membeli, manfaat yang diharapkan dari mengonsumsi, jenis produk pengganti yang dikonsumsi,
cara pengambilan keputusan dalam pembelian, ukuran berat yang paling disukai, tempat pembelian, kemasan
yang paling disukai, merek yang paling sering dibeli dan media iklan yang paling disukai. Penelitian dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden, lalu data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan motivasi tertinggi dalam mengonsumsi kopi bubuk adalah karena kebiasaan (45%), manfaat yang
dicari supaya tidak mengantuk (53%), produk pengganti yaitu teh (41%), keputusan pembelian produk dilakukan
secara mendadak (68%), dan pembelian dilakukan di warung terdekat (73%). Kemasan yang dominan disukai
berupa sachet (59%), dan ukuran berat 50 gram (46%). Merek yang paling sering dibeli yaitu kopi Kapal Api
(38%), sedangkan media iklan yang paling sering dilihat adalah melalui media TV (45%).

Kata kunci: kopi buku, perilaku konsumen

ABSTRACT
The powder coffee industry is a high level of competition industry. This can be seen from the increasing
variety of powder coffee products on the market. Therefore it is important for companies to focus on how to satisfy
consumers. One effort that can be done is to conduct research on consumer behavior of powder coffee. Research
on consumer behavior will direct companies to get appropriate and efficient competitive strategies. The purpose
of this study was to determine consumer behavior of powder coffee from the aspect of buying motivation, the
expected benefits of consuming, the type of substitute product consumed, the way of making decisions in
purchasing, the most preferred weight size, the place of purchase, the most preferred packaging, the most
frequently consumed product brand, and the most preferred advertising channel. The research was conducted by
distributing questionnaires to 100 respondents, then the data were analyzed descriptively. The results showed that
the highest motivation in consuming powder coffee was due to habit (45%), the benefits of drinking is not to be
sleepy (53%), substitute products was tea (41%), product purchase decisions were made suddenly (68%), and
purchase place at the nearest shop (73%). the most preferred packaging was sachet (59%), and weight size of 50
grams (46%). The most frequently purchased brand was Kapal Api coffee (38%), while the most frequently viewed
advertising media was TV (45%).

Keywords: powder coffee, consumer behavior

PENDAHULUAN kopi menjadi industri dengan tingkat


Kopi merupakan salah satu bahan persaingan yang ketat (Giovanni dan
minuman yang digemari oleh banyak Nadapdap, 2021). Salah satu produk olahan
kalangan karena rasa dan aromanya yang kopi yang telah ada sejak dulu yaitu kopi
khas (Ranitaswari et al., 2018). Oleh karena bubuk. Proses pembuatannya termasuk
itu tidak mengherankan apabila industri sederhana, meliputi penyangraian dan

131
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

penggilingan biji kopi (Sarungallo et al., memuaskan konsumen (Suchánek dan


2019). Kesederhanaan proses produksi ini Králová, 2019). Oleh karena itu sangat
membuat kopi dapat diusahakan oleh penting bagi perusahaan untuk berfokus
industri rumahan hingga industri besar. pada cara memenuhi keinginan konsumen.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Di lain pihak, tidak dapat dipungkiri
Budiman (2012), industri rumahan kopi bahwa dalam persaingan bisnis yang
bubuk telah dimulai pada 1907 di Lampung. semakin ketat sekarang ini, lebih banyak
Di Indonesia, industri kopi bubuk produk yang ditawarkan daripada
mulai mengalami akselerasi yang signifikan permintaan. Hal ini menyebabkan banyak
pada 2012. Menurut Asosiasi Eksportir dan produk yang tidak terjual atau tidak
Industri Kopi Indonesia (AEIKI) terjadi dikonsumsi oleh konsumen. Kelebihan
lonjakan volume ekspor kopi bubuk pada penawaran tersebut bisa disebabkan oleh
semester kedua tahun 2011 sebesar 8000 faktor seperti kualitas barang tidak layak,
ton menjadi sebesar 20.000 ton pada tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan
semester kesatu tahun 2012. Menurut konsumen, atau mungkin juga karena
Departemen Specialti dan Industri AEIKI, konsumen tidak mengetahui keberadaan
industri kopi bubuk menyerap 56,71% dari produk tersebut (Duesenberry, 2021).
total produksi biji kopi tahun 2017 atau Menurut Trudel (2019) dan
sekitar 380.000 ton. Rata-rata pertumbuhan Mothersbaugh et al. (2020), memberikan
industri kopi yaitu sebesar 5%-6% selama perhatian kepada konsumen sehubungan
2012 sampai 2017. Namun demikian, pada dengan perilakunya dalam mengonsumsi
akhir 2018 industri kopi bubuk hanya suatu produk merupakan aktor penentu
mampu tumbuh sekitar 1%. Hal tersebut keberhasilan pemasaran produk.
kemungkinan disebabkan tidak adanya Mengabaikan konsumen sama halnya
suatu inovasi baru, sehingga konsumen dengan menciptakan bencana besar bagi
menjadi agak jenuh (Bisnis.com, 2019). perusahaan (Medrano et al., 2016). Hal
Berkembangnya produk kopi bubuk yang penting yang perlu diperhatikan dari
dengan cepat di pasaran, berimplikasi pada konsumen adalah perilaku terhadap produk.
semakin banyak pula pilihan yang dapat Perilaku konsumen merupakan
diambil oleh konsumen (Epriani et al., serangkaian tindakan konsumen yang
2018). Dalam kondisi seperti ini, loyalitas berhubungan dengan pengambilan
konsumen dapat digoyahkan karena para keputusan dalam hal mendapatkan dan
produsen berlomba-lomba dalam menggunakan produk (Rumondang et al.,
menciptakan produk yang dapat 2020). Penelitian mengenai perilaku

132
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

konsumen akan mengarahkan produsen METODE PENELITIAN


pada strategi bersaing yang tepat dan efisien Waktu dan Tempat
sehingga dapat mempertahankan konsumen Penelitian ini dilaksanakan di kota
berdasarkan sikap mereka terhadap atribut Purwokerto, Jawa Tengah. Penelitian
kopi dan melakukan pembelian yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2019
berulang (Epriani et al., 2018). Misalnya sampai dengan Januari 2020.
saja ketika produsen atau perusahaan Tahapan Penelitian
pemasar mengetahui kecenderungan Kuesioner diisi oleh 100 responden,
motivasi, manfaat yang diinginkan oleh dengan metode purposive sampling
konsumen dari mengkonsumsi kopi bubuk, (Sugiarto et al., 2003). Adapun kriteria
kebiasaan mengkonsumsi dan keputusan responden adalah konsumen yang dalam 3
pembelian produk, maka upaya-upaya bulan terakhir mengonsumsi kopi bubuk
pemasaran produk dapat diarahkan dan sebanyak 3-5 sachet perminggu. Responden
difokuskan pada hal-hal tersebut sehingga diminta untuk memberikan informasi
biaya yang dikeluarkan untuk produksi, terkait profil berupa jenis kelamin, umur,
distribusi, dan promosi pendapatan, pendidikan terakhir, dan
Penelitian mengenai perilaku frekuensi pembelian kopi bubuk.
konsumen pernah dilakukan oleh beberapa Kuesioner yang digunakan pada
peneliti. Misalnya saja oleh Budi et al. penelitian ini yakni kuesioner tertutup.
(2020) yang meneliti perilaku konsumen Responden diberikan alternatif jawaban
terhadap kedai kopi di Bali, Aji et al. pada semua butir pertanyaan yang diajukan
(2014) terhadap kopi bubuk di Jember, dan dan diminta untuk memilih satu jawaban
Ramadhani et al. (2020) terhadap minuman yang paling sesuai. Pertanyaan yang
teh. Tujuan dari penelitian ini adalah diajukan meliputi: motivasi membeli,
mengetahui perilaku konsumen kopi bubuk manfaat yang diharapkan dari
dari aspek motivasi membeli, manfaat yang mengonsumsi, jenis produk pengganti yang
diharapkan dari mengonsumsi, jenis produk dikonsumsi, cara pengambilan keputusan
pengganti yang dikonsumsi, cara dalam pembelian, ukuran berat yang paling
pengambilan keputusan dalam pembelian, disukai, tempat pembelian, kemasan yang
ukuran berat yang paling disukai, tempat paling disukai, merek yang paling sering
pembelian, kemasan yang paling disukai, dibeli dan media iklan yang paling disukai.
merek yang paling sering dibeli dan media Pertanyaan yang dikembangkan mengacu
iklan yang paling disukai pada teori perilaku konsumen (Hoyer et al.,
2016) dan penelitian sejenis yaitu Mizfar

133
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

dan Sinaga (2015) dan Sudiyarto et al. (58%). Profil responden pada penelitian ini
(2012). lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Analisis data Perilaku Konsumen
Pengolahan data kuesioner dilakukan Motivasi membeli kopi bubuk
dengan cara menghitung frekuensi dari Dalam hal pembelian sangat penting
masing-masing jawaban responden dan diketahui motivasi konsumen terhadap
dianalisis secara deskriptif. suatu produk, sehingga produsen atau
pemasaran dapat memasarkan produk
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan cara menyesuaikan dengan hal

Profil Responden tersebut (Setiadi, 2019). Motivasi

Responden penelitian didominasi konsumen pada pembelian kopi bubuk hasil

oleh laki-laki (67%), pendidikan terakhir dari penelitian ini dapat dilihat pada

SMA (52%), dengan tingkat konsumsi kopi Gambar 1.

bubuk perminggu kurang dari 3 sachet


Tabel 1. Profil responden
Jumlah
Kriteria Kategori
Orang Persen (%)
Jenis Kelamin Laki-laki 67 67
Perempuan 33 33
Pendidikan Terakhir SMA 52 52
Sarjana (S1/S2/S3) 45 45
Diploma (D1/D2/D3) 3 3
Frekuensi rata-rata Jarang (seminggu kurang dari 3 sachet) 58 58
pembelian kopi Kadang-kadang (seminggu 3 sampai 5 sachet) 29 29
bubuk Sering (seminggu lebih dari 5 sachet) 13 13

MOTIVASI UTAMA MEMBELI KOPI BUBUK

Kesegaran
41%
Pergaulan
12%
Other
14%

Kesehatan
2%
Kebiasaan
45%

Gambar 1. Motivasi utama membeli kopi.

134
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

Prosentase motivasi utama orang memberikan stimulus berupa peningkatan


dalam mengonsumsi kopi adalah kebiasaan kerja jantung bagi pengonsumsinya.
sebesar 45%, disusul oleh kesegaran Menurut Afriliana (2018) sebagai bahan
sebesar 41%, pergaulan 12% dan kesehatan penyegar, kopi menghasilkan cita rasa dan
2%. Minum kopi memang telah menjadi aroma yang khas yang memberikan
kebiasaan hidup dalam kehidupan manusia kesegaran dan efek kesehatan. Selain itu
sejak lama yang kemudian diturunkan dari kopi juga mengandung senyawa
generasi ke generasi. Hal ini sejalan dengan antioksidan, dengan kandungan antioksidan
hasil penelitian Utami (2009) yang yang lebih tinggi daripada yang ada pada
menyatakan bahwa variabel kebiasaan teh dan coklat. Kopi juga tidak mengandung
merupakan variabel yang penting dalam nutrisi yang nyata bagi tubuh, kecuali
keputusan pembelian kopi. Kebiasaan apabila diberi tambahan bahan lain
juga menyangkut kepribadian dan gaya misalnya krim atau susu. Kandungan kafein
hidup seseorang. Sesuatu yang telah dalam kopi dapat menstimulasi sistem saraf,
menjadi kebiasaan biasanya sangat sulit sehingga akan memperbaiki mood,
untuk dihilangkan. Konsumen yang memperlama konsentrasi, dan memberikan
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi sensasi kesegaran bagi yang
suatu merek kopi bubuk tertentu biasanya mengonsumsinya.
merupakan konsumen yang loyal. Selain untuk kesehatan dan
Baginya bila dalam sehari tidak kesegaran, mengonsumsi kopi juga sedang
mengkonsumsi kopi tersebut, maka menjadi tren pada kalangan tertentu.
terasa kurang lengkap. Konsumen yang Penelitian Salendra (2014) menunjukkan
telah terbiasa mengonsumsi suatu produk telah terjadi tren baru di kalangan remaja
umumnya sangat peka terhadap kualitas berupa mengonsumsi kopi di café.
suatu produk. Mereka akan merasakan bila Konsumen dari kalangan remaja seperti ini
terjadi perubahan kualitas pada produk tidak begitu peduli pada manfaat dari kopi
tersebut. itu sendiri, karena mereka pergi ke café dan
Selain karena kebiasaan, konsumen mengonsumsi kopi di sana untuk
mengonsumsi kopi juga karena alasan kepentingan aktualisasi diri, bergaul dengan
kesegaran dan kesehatan. Hal ini sangat rekan-rekan dan komunitasnya.
berhubungan dengan fungsi dari minuman Hasil penelitian yang dilakukan oleh
kopi sebagai bahan penyegar. Suatu bahan Solikatun et al. (2015) menunjukkan hal
dikatakan sebagai bahan penyegar karena yang senada, bahwa motivasi masyarakat
memiliki kandungan alkaloid yang mampu modern dalam mengkonsumsi kopi salah

135
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

satunya karena pergaulan. Minum kopi manfaat utama yang diinginkan oleh
khususnya di kedai kopi telah menjadi konsumen dari mengonsumsi kopi adalah
sebuah ajang pergaulan sosial di kalangan untuk menghilangkan kantuk. Manfaat
masyarakat modern khususnya anak muda. yang diperoleh dari meminum kopi ini
Kedai kopi telah menjadi tempat yang berhubungan dengan kandungan yang ada
nyaman untuk nongkrong dan berbincang- pada kopi yaitu kafein. Salah fungsi kafein
bincang santai sampai dengan kegiatan dalam tubuh adalah sebagai stimulan pada
yang lebih serius seperti meeting kegiatan syaraf pusat dan relaksasi otot polos
kantor atau dinas. Dari yang awalnya sehingga dapat merangsang otak untuk
sekedar pergaulan maka meminum kopi ini terus bekerja, dan membuat badan tenang
kemudian dapat menjadi kebiasaan, karena (Fernandi, 2019). Hal ini didukung oleh
memang kebiasaan dapat dipengaruhi oleh pendapat Purdiani (2014) yang menyatakan
faktor lingkungan sekitar misalnya bahwa kafein bermanfaat untuk
keluarga, dan lingkar sosial dalam memulihkan tingkat kewaspadaan/tingkat
pergaulan seseorang. terjaga seseorang dan mengimbangi
Manfaat yang diharapkan dari kemampuan kognitif yang berkurang
mengonsumsi minuman kopi
sebagai akibat dari kurang tidur.
Dalam mengonsumsi suatu barang Namun demikian selain efek
tentu saja, ada manfaat yang diinginkan positifnya, kafein juga memiliki efek
oleh konsumen. Konsumen bersedia negatif bila dikonsumsi secara berlebihan
membayar sejumlah uang atas yaitu berupa kecanduan (Willson, 2018),
suatu produk dan jasa untuk detak jantung yang tidak normal, sakit
memperoleh manfaat dari memiliki atau kepala, munculnya perasaan was-was dan
menggunakan suatu produk atau jasa cemas, tremor, gelisah, ingatan berkurang,
(Indrasari, 2019). Berdasarkan penelitian insomnia dan dapat menyebabkan
ini manfaat yang diharapkan konsumen dari gangguan pada lambung dan pencernaan
mengonsumsi minuman kopi terdapat pada (Özpalaz dan Özer, 2017). Menurut SNI 01-
Gambar 2. 7152-2006 batas maksimum
Manfaat yang diharapkan oleh mengkonsumsi kafein baik secara langsung
konsumen dari minuman kopi yaitu maupun tercampur di dalam makanan atau
menjaga supaya tidak mengantuk sebesar minuman adalah 150 mg/hari atau 50
53% dan untuk membuat rileks/tenang mg/sajian (Maramis, 2013). Oleh karena itu
sebesar 47%. Hasil serupa diperoleh alangkah baiknya apabila para produsen
Siagian (2020) yang menemukan bahwa kopi memberikan informasi mengenai

136
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

MANFAAT YANG DIHARAPKAN DARI


MENGKONSUMSI KOPI

Untuk
Untuk membuat menjaga
rileks/tenang supaya
47% tidak
mengantuk
53%

Gambar 2. Manfaat yang diharapkan dari mengonsumsi minuman kopi.

JENIS PRODUK PENGGANTI YANG DIKONSUMSI

Coklat
12%
Susu
34%
Minuman
Other Jus
tradisional
13% 11%
2%
Teh
41%

Gambar 3. Jenis produk pengganti yang dikonsumsi.

kandungan kafein pada kopi bubuk harus diantisipasi secara serius oleh
produksinya dan memberikan saran produsen supaya proses bisnis atau usaha
mengenai jumlah maksimun konsumsi kopi dapat terus berlangsung (Normaladewi,
perhari pada label kemasannya. 2018). Produk yang menjadi alternatif dari
Jenis produk pengganti yang dikonsumsi minuman kopi ditampilkan pada Gambar 3.

Produk pengganti yaitu produk Prosentase produk pengganti yang

alternatif yang dapat dipilih konsumen diminati konsumen didominasi oleh teh

selain produk yang telah atau akan sebesar 41%. Hal ini dikarenakan teh

dikonsumsinya. Kebutuhan dan selera mudah dijumpai di sekitar rumah dan

konsumen yang terus berganti terhadap memiliki harga yang relatif terjangkau.

suatu produk merupakan ancaman yang Proses pembuatan teh juga dapat dikatakan

137
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

mudah karena tinggal menambahkan air karena merupakan produk yang dicari
panas serta gula secukupnya. Susu, coklat, selain kopi.
jus dan minuman tradisional juga Keputusan pembelian kopi bubuk
merupakan produk pengganti yang dipilih Pengambilan keputusan pembelian
oleh responden pada penelitian ini. Susu merupakan suatu tindakan yang dilakukan
tidak sepopuler teh, kemungkinan besar oleh konsumen dalam menentukan dan
karena tidak semua orang dapat mengevaluasi beberapa alternatif pada suatu

mengonsumsi susu karena adanya lactosa pembelian (Sahir et al., 2021). Keputusan

intolerance (Abdullah et al., 2011). pembelian kopi bubuk pada penelitian ini

Selain itu berdasarkan kandungannya, dapat dilihat pada Gambar 4.

baik teh maupun kopi merupakan produk Prosentase keputusan pembelian

minuman yang mempunyai kandungan konsumen kopi bubuk yaitu secara

kafein yang memberikan rasa segar pada mendadak sebesar 68% dan terencana

yang mengkonsumsinya. Namun demikian sebesar 32%. Hal ini disebabkan oleh hasrat

kandungan kafein dalam secangkir teh lebih pembelian yang tidak terduga, yang

sedikit dibanding dengan kandungan kafein berimplikasi pada pembelian mendadak.

dalam secangkir kopi. Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini, menunjukkan

dapat dimanfaatkan oleh para penjual kesamaan dengan yang dilakukan oleh

bahan-bahan minuman baik dalam bentuk Abdullah et al. (2011) terhadap kopi di

toko besar atau agen sampai dengan Bogor dan Aini et al. (2021) terhadap kopi

warung-warung kecil. untuk menyediakan di Lombok. Konsumen kopi Bogor dan di

juga produk lainnya terutama susu dan teh, Lombok didominasi oleh mereka yang

KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK

Terencana
(sudah
direncanakan
untuk…
Mendadak
(keinginan untuk
membeli datang
secara tiba-tiba)
68%

Gambar 4. Keputusan pembelian kopi bubuk.

138
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

tersedia di tempat penjualan, kemasan. Adanya variasi dalam berat


konsumen akan beralih pada produk kemasan dapat dipergunakan untuk
lainnya. Kemungkinan besar hal ini karena mempengaruhi konsumen dalam proses
ketersediaan produk kopi di pasaran yang pengambilan keputusannya (Susanti, 2021).
cukup terjamin. Hal ini dapat dilihat dari Berat kemasan kopi yang paling disukai
beragamnya merek bahkan jenis kopi yang pada penelitian ini dapat dilihat pada
ada di pasaran. Selain itu belum ditemukan Gambar 5.
data mengalami pernahnya terjadi Prosentase ukuran berat kopi yang
kelangkaan produk kopi bubuk di pasaran, paling disukai oleh konsumen ialah 50
sehingga konsumen merasa yakin dapat gram. Penelitian mengenai ukuran kemasan
membelinya kapan saja sesuai dengan kopi pernah dilakukan oleh Utami (2009)
kebutuhannya. terhadap perusahaan kopi di Nusa
Belajar dari hal ini maka, aspek Tenggara Barat. Pada awalnya perusahaan
ketersediaan produk menjadi hal penting kopi hanya menyediakan ukuran 250 gram
yang harus diperhatikan oleh produsen. saja. Namun dalam rangka mengantisipasi
Produsen seyogyanya dapat menjamin kenaikan harga, perusahaan kemudian
ketersediaan pasokan produk untuk menyediakan alternatif kemasan yang lebih
meminimalkan kejadian kehabisan stok kecil yaitu kemasan 100 gram dan 50 gram
pada tempat penjualan yang mengakibatkan sehingga lebih terjangkau oleh konsumen.
konsumen beralih ke produk lain. Untuk tujuan yang sama, produsen kopi di
Berat kemasan kopi yang paling disukai Lampung menyediakan alternatif berat
Salah satu unsur dari bauran produk kemasan yang beragam yaitu 1 kg, 1 /2 kg,
yang perlu mendapat perhatian adalah 250 gram, 200 gram, 100 gram dan 50 gram
variasi produk termasuk ukuran atau berat (Qomariyah dan Santoso, 2014).

BERAT KEMASAN KOPI MANA YANG PALING


DISUKAI

100 gram
22%
2 gram 500 gram 200 gram
24% 4% 1% 165 gram
Other 1%
4%

1 kilogram
50 gram 2%
46%

Gambar 5. Berat kemasan kopi yang paling disukai.

139
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

Konsumen di Purwokerto sebagai harga yang paling sesuai. Memberikan


responden pada penelitian ini kebanyakan alternatif ukuran produk dan harga penting
membeli kopi dengan kemasan 50 gram. untuk dilakukan karena harga merupakan
Ukuran berat 50 gram dianggap ukuran salah satu faktor yang sangat
yang pas karena dapat digunakan untuk dipertimbangkan konsumen (Sausan,
beberapa kali penyeduhan kopi, namun 2021). Para produsen kopi dapat
dengan harga yang paling terjangkau di mempertimbangkan strategi penentuan
antara ukuran-ukuran lain yang dapat berat kemasan yang lebih beragam sehingga
digunakan untuk beberapa kali penyeduhan. konsumen dapat memilih yang paling
Hal ini menjadikan produk dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan dan
berat 50 gram sebagai produk yang paling kemampuannya.
ekonomis. Setelah ukuran 50 gram, yang Tempat biasa membeli kopi bubuk
selanjutnya banyak disukai konsumen yakni Dalam pemasaran, tempat adalah
ukuran berat 2 gram, kopi ini memiliki lokasi yang membuat produk tersedia bagi
ukuran yang kecil tetapi seduhan yang pelanggan sasaran. Efektivitas dan efisiensi
dihasilkan tetap memiliki rasa yang enak tempat dapat diukur berdasarkan seberapa
dan khas kopi. Kopi yang berukuran 2 gram strategis tempat tersebut dalam memberikan
yaitu kopi Nescafe, yang menurut kemudahan bagi konsumen dalam
responden memiliki rasa yang khas mengakses lokasi tersebut (Musfar, 2020).
kombinasi dari rasa pahit dan rasa asam. Tempat konsumen biasa membeli produk
Penetapan ukuran kemasan yang pada penelitian ini dapat dilihat pada
beragam memberikan kesempatan kepada Gambar 6.
konsumen untuk memilih produk dengan

TEMPAT BIASA MEMBELI KOPI BUBUK

Supermarket
23% Pasar tradisional
1%
Other
4%
Online
Warung/toko 3%
terdekat
73%

Gambar 6. Tempat biasa membeli kopi bubuk

140
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilakukan oleh produsen adalah melakukan


tempat membeli kopi dengan frekuensi perluasan jangkauan pemasaran dengan
terbesar (73%) yaitu di warung terdekat. memanfaatkan distributor, pedagang besar,
Menurut Nisa (2020) masyarakat menyukai dan pedagang kecil (Parining et al., 2015)
belanja di warung dengan alasan lokasinya sehingga produk dapat tersebar hingga ke
yang dekat rumah, telah kenal lama dengan warung-warung kecil.
pemilik warung, sehingga terjalin Jenis kemasan yang paling disukai
persahabatan dan sikap saling percaya Kemasan berfungsi untuk mewadahi
sehingga konsumen dapat berhutang dan melindungi produk dari kerusakan-
(membayar belanjaan kemudian hari). kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan,
Penelitian Sudiyarto et al. (2012) diangkut dan dipasarkan, selain itu juga
menegaskan bahwa sebaran terbesar (18%) sebagai identiitas produk dan menjadi daya
konsumen kopi bubuk umumnya membeli tarik pemasaran. Kemasan pangan yang
di warung terdekat karena tidak pelu dikenal selama ini yakni kemasan kertas,
mengeluarkan biaya tambahan lagi/ongkos gelas, kaleng/logam, plastik dan kemasan
untuk bepergian dalam membeli kopi. Hal komposit atau kemasan yang merupakan
ini mengindikasikan bahwa distribusi dan gabungan dari beberapa jenis bahan
aksesibilitas merupakan hal yang penting kemasan, misalnya gabungan antara kertas
pada pemasaran kopi bubuk. Hal ini sejalan dan plastik atau plastik, kertas dan logam.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Masing-masing jenis bahan kemasan ini
Abdullah et al. (2011) yang menyatakan mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini
bahwa distribusi dan aksesibilitas menjadi dasar untuk pemilihan jenis
merupakan faktor utama yang kemasan yang sesuai untuk produk pangan
dipertimbangkan konsumen pada (Paine dan Paine, 2012). Jenis kemasan
pembelian kopi bubuk. yang paling disukai oleh konsumen kopi
Produsen hendaknya menyadari benar bubuk pada penelitian ini dapat dilihat pada
bahwa keputusan konsumen dalam Gambar 7.
pembelian kopi dapat batal karena Prosentase jenis kemasan yang paling
ketiadaan produk di tempat penjualan disukai oleh konsumen ialah kemasan
(Aripin dan Negara, 2021). Oleh karena itu sachet sebesar 59%. Hal ini disebabkan
menjaga dan memastikan ketersediaan karena kepraktisan dari kemasan sachet.
produk selalu ada di pasar menjadi hal yang Kemasan ini memiliki ukuran yang kecil
sangat penting untuk diperhatikan oleh sekali pakai (Zulkarnain, 2020) menjadikan
produsen. Salah satu strategi yang dapat konsumen tidak perlu mengira-ngira berat

141
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

JENIS KEMASAN YANG PALING DISUKAI

Stand up pouch
21%
Jar/cup
Karton
10%
4%
Other
10%

Sachet Kertas payung


59% 6%

Gambar 7. Jenis kemasan yang paling disukai.

kopi untuk satu seduhan. Kemudahan dalam yang telah ada di pasaran. Hal ini
persiapan minuman kopi sehingga diharapkan dapat menjadi bentuk pelayanan
menghasilkan seduhan dengan cita rasa yang lebih baik untuk meningkatkan
yang pas merupakan sesuatu yang perlu kepuasan dan loyalitas konsumen.
diperhatikan oleh produsen karena menurut Merek kopi bubuk yang paling sering
dibeli
penelitian Satyajaya et al. (2014) aroma dan
cita rasa minuman kopi merupakan faktor Merek adalah tanda yang berupa
yang paling penting dalam pembelian kopi. gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
Selain menyediakan varian sachet angka, susunan warna, atau kombinasi dari
untuk sekali seduh, maka untuk produsen unsur-unsur tersebut digunakan dalam
yang menyediakan varian lain yang isinya kegiatan perdagangan barang atau jasa yang
lebih banyak, sebaiknya mencantumkan memiliki daya pembeda dengan pesaing
pada saran penyajian ukuran berat kopi (Sudarso et al., 2020). Beberapa merek kopi
yang paling sesuai untuk mendapatkan cita bubuk yang paling sering dibeli menurut
rasa terbaik seduhan kopi bubuk responden penelitian ini ditampilkan pada
produksinya. Produsen juga dapat Gambar 8.
memberikan sendok khusus untuk Prosentase merek kopi yang dipilih
memudahkan konsumen dalam menakar oleh konsumen yang terbanyak ialah merek
jumlah kopi. Penambahan alat bantu berupa kopi Kapal Api sebesar 38% dan ke 2 (dua)
sendok takar selain menjadi pembeda Nescafe sebesar 28%. Produk kopi Kapal
dengan kebanyakan produk kopi bubuk Api merupakan salah satu brand kopi bubuk

142
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

MEREK KOPI BUBUK YANG PALING SERING


DIBELI

Indocafe
15%
Top Coffee
Excelso 5%
Nescafe
9%
28%
Other
10%

ABC
5%
Kapal Api
38%

Gambar 8. Merek kopi yang paling sering dibeli.

yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat. diperhatikan oleh produsen. Hal tersebut
Hal ini dibuktikan dengan diterimanya Top meliputi keterjangkauan produk, harga,
Brand Award 2020, pada kategori kopi kemasan, promosi, merek, dan kualitas
bubuk berampas sebagai merek kopi yang produk. Strategi yang dapat dilakukan oleh
paling dikenal konsumen Indonesia produsen berupa peningkatan efektivitas
(Novratena et al., 2021). Hasil penelitian dan efisiensi pada proses distribusi,
Novratena et al. (2021) menunjukkan promosi, peningkatan kualitas produk dan
bahwa variabel utama yang berpengaruh kemasan. Perusahaan juga diharapkan
pada keputusan konsumen dalam membeli mulai melakukan branding produk melalui
kopi Kapal Api adalah ketersediaanya di berbagai media misalnya media sosial, dan
pedagang kaki lima, dan warung. Adapun mendaftarkan produk kopi bubuknya untuk
Yanti (2012) mengemukakan bahwa mendapatkan perlindungan Hak Kekayaan
variabel harga, merek, kemasan dan Intelektual (Ardhanariswari et al., 2021)
promosi mempunyai pengaruh yang positif dengan demikian maka merek yang mereka
terhadap sikap konsumen kopi Kapal Api. miliki akan semakin dikenal oleh
Sedangkan penelitian lain menunjukkan masyarakat luas dan meminimalkan
bahwa promosi, citra merek, kualitas terjadinya pemalsuan produk sehingga
produk berpengaruh positif terhadap minat kualitas tetap terjaga.
beli ulang kopi Kapal Api (Praja, 2016). Media iklan yang paling disukai
Berdasarkan penelitian-penelitian Iklan pada hakikatnya adalah
tersebut, dapat diketahui bahwa untuk pemberitahuan kepada khalayak ramai
mendapatkan keunggulan seperti kopi tentang produk, yang dipasang di dalam
Kapal Api ada beberapa hal yang harus media massa, seperti surat kabar/koran,

143
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

majalah dan media elektronik seperti radio, dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
televisi dan internet. Iklan dibuat dengan Menurut Soesatyo dan Rumambi (2013)
tujuan untuk menarik perhatian dan responden suka menonton iklan
mendorong atau membujuk pembaca iklan dikarenakan promosi yang gencar dari
agar memiliki atau memenuhi permintaan produk tersebut dan ditayangkan pada acara
pemasang iklan. Kekuatan iklan berada favorit di stasiun televisi.
pada kemampuan pembuat iklan dalam Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
merumuskan ataupun mengorganisasikan dari Mizfar dan Sinaga (2015) dan Karnasih
pesan-pesan sehingga dapat menarik (2014). Hasil penelitian keduanya
perhatian dan mampu membangun menunjukkan bahwa iklan melalui televisi
pemaknaan bersama antara pengirim pesan masih merupakan media yang baik untuk
iklan dengan khalayak sasaran (Susanto, mempromosikan produk kopi. Iklan
2016). Media iklan yang paling banyak memang dibuat dengan tujuan persuasi,
disukai menurut penelitian ini ditampilkan namun tidak jarang beberapa dari iklan
pada Gambar 9. tersebut malah menghilangkan minat
Prosentase media iklan yang sering konsumen terhadap suatu produk. Produsen
dilihat oleh konsumen ialah media iklan kopi yang mampu beriklan di televisi
melalui TV (television) sebesar 45% dan hendaknya betul-betul membuat iklan yang
yang ke-2 (dua) ialah Youtube sebesar 30%. baik dan efektif. Iklan yang baik dan efektif
Hal ini menunjukkan media iklan melalui ini adalah iklan yang memiliki daya tarik,
TV masih menjadi media promosi karena yaitu memiliki kemampuan untuk menarik
yang baik untuk produk kopi bubuk karena pasar (audience) sasaran. Tema iklan dapat
TV merupakan perangkat yang umum berupa cuplikan kehidupan individu atau

MEDIA IKLAN YANG PALING DISUKAI

Instagram
Youtube Spanduk
23%
30% 1%
Other
2%
TV Facebook
45% 1%

Gambar 9. Media iklan yang paling disukai.

144
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

kelompok, gaya hidup individu, fantasi konten berupa foto-foto yang menarik.
tentang produk, suasana hati (mood) atau Selain promosi di media sosial, produsen
seputar citra produk, pengalaman juga sebaiknya aktif mengikuti berbagai
perusahaan dalam menghasilkan produk, kegiatan seperti festival, atau event-event
bukti bukti ilmiah keunggulan produk, atau lainnya (Adiwinata et al., 2021) untuk
bukti kesaksian dari orang orang terkenal mengenalkan produk kopinya sehingga
(Durianto et al., 2013). dapat dikenal lebih luas oleh berbagai
Bagi produsen kopi yang masih kalangan, baik dalam negeri maupun luar
mempunyai keterbatasan biaya untuk negeri.
membuat dan menayangkan, maka hal Implikasi bagi pengusaha kopi bubuk
tersebut tidak terlalu menjadi masalah Hasil penelitian mengindikasikan
untuk saat ini. Ada kegiatan promosi lain bahwa supaya dapat bersaing, maka para
yang dapat dilakukan dengan biaya yang pengusaha kopi bubuk sebaiknya
tidak begitu besar yaitu promosi melalui menerapkan manajemen kualitas secara
media sosial (Akhmad, 2015). Promosi konsisten, memberikan informasi
melalui media sosial akan cukup efektif kandungan kafein pada label kemasan,
mengingat gaya hidup masyarakat saat ini menciptakan variasi dalam rasa dan ukuran
yang sangat erat dengan media sosial berat kemasan, memberikan sendok takar,
(Cahyono, 2016). Media tersebut misalnya meningkatkan akses ke pasar yang lebih
Youtube, Facebook, Instagram, Line dan luas, menjamin ketersediaan pasokan
lainnya (Afriyanti dan Rasmikayati, 2018). produk, mengoptimalkan sistem distribusi
Menurut Puspitarini dan Nuraeni barang, melakukan branding, mendaftarkan
(2019), Instagram menjadi media sosial produk untuk mendapatkan perlindungan
yang paling banyak diminati dan Hak Kekayaan Intelektual, dan melakukan
berpeluang besar digunakan untuk kegiatan promosi melalui TV atau media sosial.
bisnis. Hal ini didukung oleh data bahwa di
kawasan Asia Pasifik, tercatat terdapat 45 KESIMPULAN
juta orang pengguna Instagram di Indonesia Perilaku konsumen kopi bubuk pada
dari total 700 juta orang pengguna di dunia. penelitian ini dapat dilihat dari frekuensi
Melalui promosi di Instagram Sodik et al. tertinggi pada masing-masing atribut.
(2020) dan Mulyadi dan Zuhri (2020) telah Motivasi terbanyak dalam mengonsumsi
membuktikan adanya peningkatan kopi bubuk adalah karena kebiasaan (45%),
penjualan pada produk kopi. Promosi pada dan manfaat yang dicari supaya tidak
media sosial ini dilakukan dengan membuat mengantuk (53%), produk pengganti yaitu

145
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

teh (41%), keputusan pembelian produk Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh. 4:


856-872.
dilakukan secara mendadak (68%), dan
Aini, N., Husni, S. dan Siddik, M. 2021.
pembelian dilakukan di warung terdekat Analisis perilaku konsumen terhadap
(73%). Kemasan yang dominan disukai kopi telapen pada era new normal di
Batukliang Utara Kabupaten Lombok
berupa sachet (59%), dan ukuran berat 50 Tengah Jurnal Agrimansion. 22: 119-
gram (46%). Merek yang paling sering 133.
dibeli yaitu kopi Kapal Api (38%), Aji, J. M. M., Rondhi, R., Sunarsih, S. dan
Primadani, T. 2014. Perilaku
sedangkan media iklan yang paling sering konsumen kopi dan strategi bauran
dilihat adalah melalui media TV (45%). pemasaran dalam pengembangan
agroindustri kopi bubuk lokal di
Kabupaten Jember. Progresif: Media
UCAPAN TERIMA KASIH publikasi ilmiah. 2: 21-19.
Diucapkan terima kasih kepada Akhmad, K. A. 2015. Pemanfaatan media
sosial bagi pengembangan pemasaran
DRPM DIKTI yang telah mendanai UMKM (Studi deskriptif kualitatif
penelitian ini melalui Hibah Pendanaan pada distro di Kota Surakarta).
Dutacom. 9: 43-43.
Pengabdian Kepada Masyarakat skim
Ardhanariswari, K. A., Wijayani, A. dan
Pengembangan Produk Unggulan Daerah Probosari, N. Strategi branding
(PPPUD) dengan No Kontrak: melalui sosial media dan
perlindungan HKI pada UMKM Kopi
P/1988/UN23/14/PM/2019. Wonogiri. Prosiding Seminar
Nasional LPPM. 2021, Yogyakarta.
57-66.
DAFTAR PUSTAKA
Aripin, Z. dan Negara, M. R. P. 2021.
Abdullah, F., Abdurahman, A. Z. A. dan Perilaku Bisnis: Etika Bisnis &
Hamali, J. 2011. Managing customer Perilaku Konsumen. Deepublish,
preference for the food service
industry. International Journal of Bisnis.Com. 2019. Industri Bubuk Kopi
Innovation, Management and Mengalami Stagnasi, Ini
Technology, 2: 525-533. Penyebabnya. (On-line),
https://ekonomi.bisnis.com/read/201
Adiwinata, N. N., Sumarwan, U. dan 90523/257/926467/industri-bubuk-
Simanjuntak, M. 2021. Faktor-faktor kopi-mengalami-stagnasi-ini-
yang memengaruhi perilaku penyebabnya diakses 25 Mei 2019
konsumsi kopi di era pandemi Covid-
19. Jurnal Ilmu Keluarga & Budi, D. a. S., Sudarma, I. M. dan Agung, I.
Konsumen. 14: 189-202. D. G. 2020. Preferensi Konsumen
terhadap Kedai Kopi di Kota
Afriliana, A. 2018. Teknologi Pengolahan Denpasar. Jurnal Agribisnis dan
Kopi Terkini. Deepublish, Agrowisata, 9(3), 286-293
Afriyanti, S. dan Rasmikayati, E. 2018. Budiman, H. G. 2012. Dinamika industri
Studi strategi pemasaran terbaik kopi bubuk di Lampung (1907-2011).
berdasarkan perilaku konsumen Patanjala. 4: 526-543.
dalam menghadapi persaingan antar
kedai kopi Di Jatinangor. Jurnal

146
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

Cahyono, A. S. 2016. Pengaruh media salesperson's professional personal


sosial terhadap perubahan sosial attention. Frontiers in psychology, 7:
masyarakat di Indonesia. Jurnal 125.
Publiciana. 9: 140-157. Mizfar, F. dan Sinaga, A. 2015. Analisis
Duesenberry, J. S. 2021. Income, saving, faktor-faktor yang mempengaruhi
and the theory of consumer behavior. perilaku konsumen dalam
The Economic Journal, 61 (241), pengambilan keputusan pembelian
131–134. kopi instan. SEPA: Jurnal Sosial
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis,
Durianto, S., Widjaja dan Supraktino. 2013.
Invasi Pasar Dengan Iklan yang 11: 175-180.
Efektif. Gramedia Pustaka Utama, Mothersbaugh, D. L., Hawkins, D. I.,
Jakarta. Kleiser, S. B., Mothersbaugh, L. L.
dan Watson, C. F. 2020. Consumer
Epriani, M., Endaryanto, T. dan Indriani, Y.
behavior: Building marketing
2018. Sikap konsumen dan strategi
pemasaran dua merek kopi bubuk di strategy. McGraw-Hill Education,
Kota Bandar Lampung. Jurnal Ilmu Mulyadi, A. I. dan Zuhri, S. 2020. Analisis
Ilmu Agribisnis: Journal of Strategi brand image kedai kopi
Agribusiness Science, 5: 414-421. “MOENG KOPI” melalui media
sosial instagram. Jurnal Ilmu
Fernandi, R. 2019. Efek kafein terhadap
kesehatan manusia. Cermin Dunia Komunikasi, 10: 109-124.
Kedokteran, 46: 64-69. Musfar, T. F. 2020. Buku Ajar Manajemen
Pemasaran: Bauran Pemasaran
Giovanni, A. dan Nadapdap, H. J. 2021.
sebagai Materi Pokok dalam
Mixed strategy dalam persaingan
Manajemen Pemasaran. Media Sains
bisnis industri pengolahan kopi
bubuk. Jurnal Pendidikan Ekonomi Indonesia, Bandung.
Undiksha, 13: 210-223. Nisa, K. 2020. Analisis Perilaku Konsumen
dalam Memilih Tempat Belanja
Hoyer, W. D., Macinnis, D. J. dan Pieters,
(Studi Kasus Minimarket dan Toko
R. 2016. Consumer behavior.
Kelontong di Kelurahan Kali
Cengage learning, Boston USA.
Rungkut Kecamatan Rungkut Kota
Indrasari, M. 2019. Pemasaran dan Surabaya). Jurnal Inovasi Penelitian,
Kepuasan Pelanggan. Unitomo 1: 1281-1288.
Press, Surabaya.
Normaladewi, A. 2018. Potensi masuknya
Karnasih, Y. K. 2014. Analisis respon pesaing baru dan potensi
konsumen terhadap faktor-faktor pengembangan produk pengganti
marketing mix dalam pembelian batik UKM di Malang dan Batu.
produkluwak white koffie di pasar Jurnal Ketahanan Pangan, 2: 26-33.
Swalayan Kota Surakarta.
Novratena, D., Hartiati, A. dan Yoga, I. W.
Agriekonomika, 3: 153-166.
G. S. 2021. Analisis faktor yang
Maramis, R. K. 2013. Analisis kafein dalam mempengaruhi keputusan pembelian
kopi bubuk di Kota Manado produk kopi kapal api sachet di Kota
menggunakan spektrofotometri UV- Denpasar. Jurnal Rekayasa dan
VIS. Pharmacon, 2: 122-128. Manajemen Agroindustri, 9: 149-156.
Medrano, N., Olarte-Pascual, C., Pelegrín- Özpalaz, B. dan Özer, E. A. 2017. Kafeinin
Borondo, J. dan Sierra-Murillo, Y. İnsan Sağlığı Üzerindeki Etkileri.
2016. Consumer behavior in shopping Nevşehir Bilim ve Teknoloji Dergisi,
streets: the importance of the 6: 297-305.

147
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

Paine, F. A. dan Paine, H. Y. 2012. A D., Tasnim, T. dan Arif, N. F. 2020.


handbook of food packaging. Pemasaran Digital dan Perilaku
Springer Science & Business Media, Konsumen. Yayasan Kita Menulis,
Parining, N., Ustriyana, N. G. dan Maryana, Sahir, S. H., Mardia, M., Mistriani, N., Sari,
I. K. 2015. Strategi Pemasaran kopi O. H., Dewi, I. K., Purba, B., Sudarso,
bubuk Lumbung Mas Kelurahan A., Saragih, L., Simarmata, H. M. P.
Beng Kecamatan Gianyar Kabupaten dan Munthe, R. N. 2021. Dasar-
Gianyar. Jurnal Agribisnis dan Dasar Pemasaran. Yayasan Kita
Agrowisata, 4 (3): 175-184. Menulis,
Praja, Y. Studi tentang minat beli ulang Salendra, S. 2014. Coffee shop as a media
konsumen kopi Kapal Api (pada for self-actualization today's youth.
konsumen Kapal Api di Bondowoso). Jurnal The Messenger, 6: 49-57.
UNEJ e-Proceeding. 2016, Jember. Sarungallo, R. S., Denny, D. dan Sambara,
144-157. K. 2019. Pemberdayaan kelompok
Purdiani, M. 2014. Hubungan penggunaan tani kopi untuk memproduksi kopi
minuman berkafein terhadap pola toraja bubuk di Kabupaten Tana
tidur dan pengaruhnya pada tingkah Toraja. DEDIKASI, 20: 50-55.
laku mahasiswa/i Universitas Satyajaya, W., Rangga, A., Nurainy, F. dan
Surabaya. CALYPTRA, 3: 1-15. Al Rasyid, H. 2014. Proses
Puspitarini, D. S. dan Nuraeni, R. 2019. pengambilan keputusan konsumen
Pemanfaatan media sosial sebagai dan atribut produk kopi instan dalam
media promosi. Jurnal Common, 3, sachet. Jurnal Teknologi & Industri
71-80. Hasil Pertanian, 19: 297-306.
Qomariyah, N. dan Santoso, I. 2014. Sausan, A. 2021. Faktor-Faktor yang
Analisis Sikap konsumen dan kinerja memengaruhi loyalitas konsumen
atribut kopi bubuk Sido Luhur (Studi pada pembelian kopi bubuk kapal api
Kasus di UKM Kopi Bubuk Sido di Kota Surakarta. Agrista, 9: 61-70.
Luhur, Kota Malang). Industria: Setiadi, N. 2019. Perilaku Konsumen:
Jurnal Teknologi dan Manajemen Perspektif Kontemporer pada Motif,
Agroindustri, 3: 53-61. Tujuan, dan Keinginan Konsumen
Ramadhani, F., Barokah, U. dan Sutrisno, J. Edisi Ketiga. Prenada Media,
2020. Analisis preferensi konsumen Siagian, G. Y. H. 2020. Perilaku konsumen
terhadap pembelian teh di Kabupaten atas atribut kopi instan goodday pada
Sukoharjo. AGRISAINTIFIKA: mahasiswa STIENI Jakarta. Journal
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 4: 21- of Sustainable Business Hub., 1: 21-
29. 28.
Ranitaswari, P. A., Mulyani, S. dan Sodik, S., Wulandari, W. dan Sasongko, M.
Sadyasmara, C. A. B. 2018. Analisis I. N. Pemberdayaan UKM N’Jon
kepuasan konsumen terhadap kualitas Coffee dalam Meningkatkan Promosi
produk kopi dan kualitas pelayanan di Masa Pandemi Covid-19.
menggunakan metode importance Conference on Innovation and
perfomance analysis (Studi Kasus Di Application of Science and
Geo Coffee). Jurnal Rekayasa dan Technology (CIASTECH). 2020,
Manajemen Agroindustri, 6: 147-157. 1271-1276.
Rumondang, A., Sudirman, A., Sitorus, S., Soesatyo, N. dan Rumambi, L. J. 2013.
Kusuma, A. H. P., Manuhutu, M., Analisa credibility celebrity endorser
Sudarso, A., Simarmata, J., Hasdiana,

148
p-ISSN: 1410-0029; e-ISSN2549-6786
Agrin Vol. 25, No. 2, Oktober 2021

model : sikap audience terhadap iklan Sampling. PT. Gramedia Pustaka


dan merek serta pengaruhnya pada Utama, Jakarta.
minat beli “ TOP COFFEE”. Jurnal
Susanti, L. 2021. Minat beli konsumen teh
Manajemen Pemasaran, 1: 1-12. botol kemasan terhadap variasi
Solikatun, S., Kartono, D. T. dan produk dan kemasan produk. Journal
Demartoto, A. 2015. Perilaku of Management and Bussines
konsumsi kopi sebagai budaya (JOMB), 3, 104-112.
masyarakat konsumsi (Studi
Susanto, E. H. 2016. Dinamika pesan iklan.
fenomenologi pada peminum kopi di
Jurnal Komunikasi, 6, 1-9.
kedai kopi Kota Semarang). Jurnal
Analisa Sosiologi, 4: 60-74. Trudel, R. 2019. Sustainable consumer
behavior. Consumer psychology
Suchánek, P. dan Králová, M. 2019.
review, 2, 85-96.
Customer satisfaction, loyalty,
knowledge and competitiveness in the Utami, R. W. 2009. Segmentasi dan analisis
food industry. Economic research- perilaku konsumen kopi bubuk. JSEP
Ekonomska istraživanja, 32, 1237- (Journal of Social and Agricultural
1255. Economics), 3, 49-58.
Sudarso, A., Kurniullah, A. Z., Halim, F., Willson, C. 2018. The clinical toxicology of
Purba, P. B., Dewi, I. K., Simarmata, caffeine: A review and case study.
H. M. P., Purba, B., Sipayung, R., Toxicology reports, 5, 1140-1152.
Sudirman, A. dan Manullang, S. O. Yanti, S. L. 2012. Pengaruh harga, merek,
2020. Manajemen Merek. Yayasan kemasan dan promosi terhadap sikap
Kita Menulis, konsumen membeli produk kopi
Sudiyarto, S., Widayanti, S. dan Kresna, D. kapal api di Kecamatan Berbah
M. 2012. Perilaku konsumen Yogyakart. Jurnal Manajemen, 2: 29-
penikmat kopi tubruk dan kopi instan. 55.
JSEP (Journal of Social and Zulkarnain, Z. 2020. Strategi Konsep desain
Agricultural Economics), 6, 1-11. kemasan kopi specialty untuk industri
Sugiarto, Siagian, D., Sunaryanto, L. T. dan skala mikro. Jurnal Desain, 8: 17-26.
Oetomo, D. S. 2003. Teknik

149

Anda mungkin juga menyukai