AL-
BAQARAH AYAT 152-153 DAN QS. IBRAHIM AYAT 5-7
SKRIPSI
Oleh:
Nurafifah Astria
NIM. 11150110000099
2021 M/1442 H
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
Oleh:
Nurafifah Astria
NIM. 11150110000099
Menyetujui,
Skripsi berjudul “Pendidikan Sabar Dan Syukur Dalam Qs. Al-Baqarah Ayat
152- 153 Dan Qs Ibrahim Ayat 5-7” disusun oleh Nurafifah Astria,
NIM.11150110000099, Jurusan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Yang Mengesahkan
Pembimbing
1. Konsonan
2. Vokal
Vocal Tunggul
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin
َ A
َ I
َ U
Vocal Rangkap
Tanda dan Huruf Huuruf Latin
ْْٜ َى Ai
َْْ٘ى Au
3. Mȃdd (Panjang)
4. Tȃ’ marbȗtah
Tȃ’ marbȗtah hidup transliterasinya adalah /t/.
Tȃ’ marbȗtah mati ditransliterasinya adalah /h/.
Kalau pada satu kata yang akhirnya katanya adalah Tȃ’ marbȗtah diikuti oleh
kata yang digunakan oleh kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah
maka Tȃ’ marbȗtah itu ditransliterasikan dengan /h/. contoh:
= ٗدذةْاى٘ج٘دWahdat al-wujứd atau Wahdatul wujứd.
5. Syaddah (Tasydḭd)
Syaddah/tasydîd di transliterasikan dengan huruf yang sama dengan huruf
yang diberi tanda syaddah (digandakan).
Contoh : rabbanả, al-ḫaqq, ảduwwun.
6. Kata Sandang
a. Kata sandang diikuti oleh huruf Syamsiyah ditransliterasikan dengan huruf
yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sambung/hubung.
Contoh: aş - şalâtu
b. Kata sandang diikuti oleh huruf Qamariyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya.
Contoh: al-falaqu
7. Penulisan Hamzah
a. Bila hamzah terletak di awal kata, maka ia tidak dilambangkan dan ia
seperti alif, contoh: akaltu, ȗitya.
b. Bila di tengah dan di akhir ditransliterasikan dengan apostrof, contoh:
ta‟kulȗna atau syai‟un.
8. Huruf Kapital
Huruf capital dimulai pada awal nama diri, nama tempat, bukan pada kata
sandangnya.
Contoh: ُُْ = ْاىقُشْ آal-Qur‟an,
ْ َُْتْٝ = ْاى ََ ِذal-Madînatul Munawwarah
ُْاى ََُْ َّ٘ َس ْة
ْْٛ = ْاى ََ ْغؼُْْ٘ ِدal-Mas‟ȗdî.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the education of patience and gratitude in
QS. Al-Baqarah verses 152-153 and QS. Ibrahim verses 5-7, as well as to find out
how patience and gratitude education is in the educational process.
This type of research is qualitative research with analysis techniques through library
research (Library Research). The source used is the al-Qur'an and its translation and
some literature related to the theme and then described using the tahlili method of
interpretation.
The results of this study concluded that patience and gratitude education is very
important in the educational process, both formal and non-formal. The following is
the education of patience and gratitude contained in QS. Al-Baqarah verses 152-153
and QS. Ibrahim verses 5-7, namely: Patience and gratitude related to faith, patience
and gratitude related to monotheism, patience and gratitude related to worship and
patience and gratitude are identical to endeavors.
i
ABSTRAK
Nurafifah Astria (11150110000099). Pendidikan Sabar Dan Syukur Dalam Qs.
Al-Baqarah Ayat 152-153 Dan Qs. Ibrahim Ayat 5-7, “Skrpsi” untuk Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2020.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan sabar dan syukur dalam
QS. Al-Baqarah ayat 152-153 dan QS. Ibrahim ayat 5-7, serta untuk mengetahui
bagaimana pendidikan sabar dan syukur dalam proses pendidikan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik analisis kajian melalui
studi kepustakaan (Library Research). Sumber yang digunakan adalah al-Qur‟an
beserta terjemahannya dan beberapa literatur yang berkaitan dengan tema dan
kemudian diuraikan dengan menggunakan metode tafsir tahlili.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan sabar dan syukur penting sekali
dalam proses pendidikan baik formal maupun non formal. Berikut Pendidikan sabar
dan syukur yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 152-153 dan QS. Ibrahim ayat
5-7, yaitu: Sabar dan syukur berkaitan dengan keimanan, sabar dan syukur berkaitan
dengan ketauhidan, sabar dan syukur berkaitan dengan ibadah dan sabar dan syukur
teridentik dengan ikhtiar.
Kata Kunci: Pendidikan Sabar, Syukur, Surah Al-Baqarah ayat 152-153, Surah
Ibrahim ayat 5-7
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillahi rabbi al-„aalamiin, segala puji bagi Allah SWT., Tuhan yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan nikmat-Nya yang tidak
terhitung banyaknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
Pendidikan Sabar Dan Syukur Dalam Qs. Al-Baqarah Ayat 152-153 Dan Qs.
Ibrahim Ayat 5-7.
Shalawat beserta salam, penulis curahkan kepada sang kekasih, yaitu Nabi
Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, keluarga dan seluruh kaum muslimin
yang mengikuti ajaran yang dibawanya hingga hari kiamat.
1. Teruntuk kedua orang tua, Aci pesembahkan skripsi ini untuk dua orang yang
tersayang yakni, Ayah Matnuh (Alm) dan Ummi Rojanah yang selalu
mendoakan, mensupport, menasehati, membimbing, dan memberikan yang
terbaik untuk penulis. Semoga Allah menempatkan Ayah di tempat yang paling
mulia di sisi-Nya, dan untuk Ummi semoga selalu diberikan kesahatan dan
diberikan kesabaran dalam mendidik anak-anaknya aamiin.
2. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A, selaku rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Drs. Abdul Haris, M.Ag dan Drs. Rusdi Jamil, M.Ag.
5. Dr. Abdul Ghofur, M.A, sebagai dosen pembimbing skripsi, yang tidak bosannya
memberikan bimbingan, masukan, arahan dan nasihat dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Heny Narendrany Hidayati,M.Ag. sebagai dosen Penasehat Akademik, yang
selalu memberikan bantuan berupa saran, nasehat serta masukan selama masa
perkuliahan dan sampai sekarang ini.
7. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan yang telah membantu
penulis selama penulis menuntut ilmu di kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
8. Kepada seluruh staff Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan
kenyamanan selama periode perkuliahan penulis berlangsung di kampus.
9. Teruntuk keluarga kaka, adik-adik yang selalu memberikan dorongan, memberi
saran serta tak pernah lupa untuk selalu mengingatkan penulis untuk
menyelesaikan kewajiban yang satu ini.
10. Para Masyaikh, yang telah memberikan nasehat, do‟a serta dorongan dalam
mengerjakan skripsi ini, semoga beliau – beliau selalu dalam kesehatan dan
lindungan Allah SWT aamiin.
11. Teruntuk teman-teman kosan Bu Shufely yang senantiasa memberikan tempat
kepada penulis disaat lelah dalam perjalanan kuliah sekaligus menghibur penulis.
12. Teman-teman mahasiswa PAI angkatan 2015, yang telah menjadi teman
seperjuangan sedari awal masuk sampai sekarang ini.
13. Temen-temen mahasiswa PAI C angkatan 2015, yang telah memberikan
motivasi, dorongan, serta bantuan hingga selesainya skripsi ini. Terkhusus ciwi-
ciwi apache yang selalu menghibur dan selalu setia dalam menemani hingga
terselesaikannya skripsi ini.
v
14. Pejuang komload, (Nurafifah Astria, Devi Sholihah, Imas Sri Tiani dan Nihlatul
Faizah) yang selalu memberikan semangat dan selalu setia menemani, membantu
penulis hingga saat ini.
15. Bunda-bunda guru MI Plus Al-madani, yang telah memberikan semangat,
dorongan, bantuan serta motivasi hingga terselesaikan skripsi ini.
16. KKN 69 (Brave and Great) dan Ikayasta Syahida, yang telah memberikan
semangat serta bantuan.
17. Terimakasih kepada seseorang yang mensuport dari kejauhan, semoga beliau
diberikan kesehatan, dimudahkan dan dilancarkan segala hajatnya, aamiin.
18. Terkhusus, terpenting, terdominan terimakasih untuk diri ini yang mampu
melewati segala rintangan – rintangan hingga terselesaikan skripsi ini.
19. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah berjasa membantu
dan mendo‟akan penulis hingga terselesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dan mengakui bahwa penelitian yang telah penulis susun
ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat untuk banyak kalangan, terutama untuk penulis sendiri. Akhir
kata, penulis ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, semoga Allah SWT membalas
segala perbuatan kita semua sehingga mendapatkan kasih sayang dan ridho dari-Nya.
Penulis,
(Nurafifah Astria)
vi
DAFTAR ISI
ABSTRACT ............................................................................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 8
D. Perumusan Masalah ................................................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORETIK ............................................................................................ 11
A. Nilai-nilai Pendidikan Sabar dan Syukur ........................................................... 11
1. Pengertian Nilai ........................................................................................ 11
2. Pengertian Pendidikan Sabar dan Syukur................................................. 12
3. Unsur-unsur Pendidikan Sabar dan Syukur .............................................. 16
B. Sikap Sabar dan Syukur Guru dan Murid .......................................................... 19
1. Proses Pembentukan Sikap ....................................................................... 19
2. Macam-Macam Sikap Sabar dan Syukur ................................................. 21
3. Tingkatan Sikap Sabar dan Syukur .......................................................... 26
C. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................... 32
A. Objek dan Waktu Penelitian................................................................................. 32
B. Metode Penelitian .................................................................................................. 32
C. Fokus Penelitian ..................................................................................................... 33
D. Prosedur Penelitian ................................................................................................ 33
vi
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 38
A. Tafsir QS. Ibrahim ayat 5-7 dan QS. Al-Baqarah ayat 152-153 ..................... 38
1. Surah Al-Baqarah ayat 152-153 .................................................................. 39
2. Surah Ibrahim ayat5-7 ................................................................................. 49
B. Relevansi Nilai-nilai Sabar dan Syukur QS. Al-Baqarah ayat 152-153 dan
QS. Ibrahim ayat 5-7 Dalam Proses Pendidikan Islam..................................... 67
BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 80
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 80
B. Saran ........................................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 83
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), cet. 19, h.
10.
2
Ibid., h. 11.
1
2
3
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, h. 135.
3
Sabar dan syukur merupakan dua kata yang tidak bisa dipisahkan.
Seperti halnya seorang guru dan murid. Tidak akan ada guru jika tidak ada
murid dan begitupun sebaliknya tidak akan ada murid jika tidak ada guru.
Begitupun dengan sabar dan syukur. Bersabar ketika tertimpa musibah dan
bersyukur ketika mendapat kenikmatan.
4
Ulya Ali Ubaid, Sabar&Syukur, (Jakarta: Amzah, 2014), Cet. 2, h. 14.
5
Ibid., h. 15.
4
6
Departemen Agama RI,Al-Qur‟an dan Terjemahnya.
7
Ulya Ali Ubaid.op.cit.,h.171.
5
Sakit merupakan salah satu ujian yang Allah berikan. Orang yang
sabar akan menganggap bahwa sakit adalah nikmat yang Allah berikan
sebagai pelebur dosa. Salah satu sosok manusia yang menjadi tauladan dalam
mengamalkan nilai kesabaran belum lama ini yaitu alm. Ustad Arifin Ilham di
masa hidupnya. Dalam sebuah situs berita yaitu m.republika.co.id, Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin pernah menjenguk Ustad Arfin Ilham
semasa hidup, di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo pada tanggal 9 Januari
2019. Beliau mengatakan bahwa Ustad Arifin Ilham memiliki kesabaran dan
8
Zonautara.com-jaringan suara.com, http://bacafornearme.com/37978505?u:oppo Rabu
23/10/2019
6
9
Republika, Menag: Ustaz Arifin Sabar dan Semangat Dakwah Meski Sakit,
(https://m.republika.co.id/amp/pl2od3366: 9 Januari 2019).
10
Bestari Kumala Sari, Deretan Bencana Alam di Awal 2021, Walhi Desak Pemerintah
Pulihkan Lingkungan, Kompas.com (
7
membuktikan bahwa kurangnya rasa syukur terhadap rizqi yang Allah SWT
berikan sehingga mencari jalan lain agar mendapat yang lebih banyak dari
yang di dapat.
http://www.kompas.com/sains/read/2021/01/20/201943523/deretan-bencana-alam-di-awal-2021-
walhi-desak-pemerintah-serius-pulihkan-lingkungan Rabu, 20 Januari 2021)
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah penelitian sebagai berikut:
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis akan memperjelas
dan memberi arah yang tepat dengan membatasi pembahasan pada masalah
tentang kurangnya pemahaman mengenai pendidikan sabar dan syukur yang
terkandung dalam al-Qur‟an, agar fokus dan sesuai dengan apa yang akan
dibahas, maka permasalahan yang dibatasi:
“Ayat al-Qur‟an yang akan dibahas pada skripsi ini Qs. Al-Baqarah ayat 152-
153 dan Qs. Ibrahim ayat 5-7 yang membahas tentang pendidikan sabar dan
syukur”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas, maka
peneliti merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tafsir Qs. Al-Baqarah ayat 152-153 dan Qs. Ibrahim ayat 5-7
menurut para mufassir.
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti menentukan
Tujuan Penelitian ini adalah:
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaatnya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
makna sabar dan syukur di dalam al-Qur‟an ataupun dalam buku-
buku pengetahuan Islam lainnya.
b. Memberikan wawasan tentang sabar dan syukur dalam implementasi
dalam pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
penulis dalam mempelajari dan mengkaji segala sesuatu yang
berkenaan dengan pendidikan sabar dan syukur, serta bermanfaat
sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
b. Bagi Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi para
mahasiswa untuk melakukan kajian penelitian serupa yang
berhubungan dengan sabar dan syukur, dan dapat dijadikan salah
10
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa cara
pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial
dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai
berisi pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu tentang hal-
hal yang benar, baik, atau diinginkan.1
Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang
sifatnya tersembunyi. Nilai tentang pandangan seseorang tentang baik dan
buruk, indah dan tidak indah, layak dan tidak layak, adil dan tidak adil,
dan sebagainya. Pandangan seseorang tentang semua itu tidak bisa diraba,
kita hanya mungkin dapat mengetahuinya dari perilaku yang
bersangkutan. Oleh karena itu, nilai pada dasarnya standar perilaku,
ukuran yang menentukan kriteria seseorang tentang baik dan tidak baik,
indah dan tidak indah, dan lain sebagainya, sehingga standar itu yang akan
mewarnai perilaku seseorang.2
Nilai dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang mendorong,
menggerakkan dan mengandung manfaat yang luar biasa bagi individu
atau kelompok dalam setiap perbuatan dan ucapan yang berlandaskan
ajaran agama Islam.3 Artinya nilai menjadikan seseorang memiliki
semangat untuk melakukan hal baik atau buruk, salah atau benar, jujur
atau tidak dan sebagainya.
1
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Nilai
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran;Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006), Cet. I, h. 274.
3
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose Media
Jakarta, 2011), Cet. 1, h. 79.
11
12
Jadi nilai merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga bagi
manusia. Nilai juga merupakan hasil kreativitas manusia yang berasal dari
kegiatan sosial maupun kegiatan keagamaan untuk dijadikan acuan dan
melambangkan kualitas seseorang atau kelompok. Dengan adanya nilai
manusia dapat memperoleh predikat baik dan buruk, sehingga manusia
dapat mengintrospeksi diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Nilai juga
dapat berfungsi untuk membimbing dan membina manusia agar menjadi
lebih mulia dihadapan Allah Ta‟alaa.
ْْ َُوق
َ ْْْلْرَّ بِّْْارْ َحمْ ُه َماْ َك َماْ َربَّْينِي
٤٢ْ–ْص ِغيْرً ْا
“…dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
(QS. Al-Israa‟:24)
Pendidikan adalah menyiapkan bekal hidup manusia agar ia mampu
menjalani kehidupannya masa kini dengan tenang sekaligus mampu
mempersiapkan masa depannya.6
Dalam arti sederhana pendidikan dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang
4
Novianto HP, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surakarta: Bringin 55, t.t), h. 144.
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. 19, h.
32.
6
Muhammad Badri, Sentuhan Jiwa Untuk Anak Kita, (Bekasi: Daun Publishing, 2015), Cet.
2, h. 4.
13
7
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. 11, h. 1-2.
8
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), Cet. 9, h. 24.
14
9
Hasbullah, Op.cit., h. 4.
10
Dzumhur dan Dana suparta, Sejarah Pendidikan, (Bandung: Ilmu Bandung, 1959), h. 173.
11
Hasbullah, Op.cit., h. 6.
15
pun. Sikap sabar dilandasi oleh tanggapan bahwa segala sesuatu yang
terjadi merupakan iradah Tuhan.12
Ada pendapat yang mengatakan bahwa sabar yang ada di dalam al-
Qur‟an dimaksudkan mencegah jiwa atas sesuatu yang tidak ia sukai demi
mengahrapkan ridha Allah Swt, sebagaimana firman-Nya:
َ ََِْْْٝٗاىَّ ِز
٢٢ْ-….ٌْْْ ِٖ ِّطبَشُٗاْا ْبخِ َغبْ َْءْ َٗجْ ِْْٔ َسب
“Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan
Tuhannya….”(QS.Ar-Ra‟d(13):22)
12
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, h. 198.
13
Ulya Ali Ubaid, Sabar&Syukur, (Jakarta: Amzah, 2014), Cet. 2, h. 16.
16
Dikatakan juga bahwa beralih dari nafsu kepada Allah merupakan sesuatu
yang sulit. Al-Ghazali menyebutkan sabar sebagai kondisi jiwa dan
mengendalikan nafsu yang terjadi karena dorongan agama.14
Jadi pendidikan sabar menurut penulis adalah usaha menahan diri dari
perbuatan yang menjerumuskan kepada hal yang kurang baik.
Dan adapun syukur secara etimologi adalah membuka dan
menyatakan. Adapun menurut terminology, syukur adalah menggunakan
nikmat Allah untuk taat kepada Allah, dan tidak menggunakannya untuk
berbuat maksiat kepada Allah.15 Syukur diperlukan karena semua yang
kita lakukan dan miliki di dunia adalah berkat karunia Allah. Allah yang
telah meberikan nikmat kepada kita, baik berupa pendengaran,
penglihatan, kesehatan, keamanan maupun nikmat-nikmat lainnya yang
tidak terhitung jumlahnya.
Syukur merupakan pengetahuan yang membangkitkan kesadaran,
bahwa satu-satunya pemberi nikmat adalah Allah Swt. Keutamaan syukur
mengungguli peringkat lainnya, tobat, zuhud, dan sabar tidak berlaku lagi
di akhirat. Ketika manusia tidak memerlukan hal-hal tersebut lagi di surga,
bersyukur tetap di lakukan.16
Kedudukan syukur mengisyaratkan kesadran ihwal keluasan rahmat
Allah atas hamba-Nya. Syukur merupakan sikap seseorang untuk tidak
menggunakan nikamat yang diberikan oleh Allah Swt, dalam melakukan
maksiat kepada-Nya. Bentuk syukur ini ditandai dengan keyakinan hati,
14
Al-Ghazali, Ihya „Ulum Al-Din, jilid IV (Kairo: Maktabah Al-Husaini, t.t), h. 65.
15
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2015), Cet. 3, h. 175.
16
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, h. 202.
17
bahwa nikmat yang diperoleh berasal dari Allah Swt, bukan selain-Nya.
Kemudian diikuti pujian oleh lisan, dan tidak menggunakan nikmat
tersebut untuk sesuatu yang dibenci oleh Pemberinya.
Bentuk syukur terhadap nikmat yang Allah berikan tersebut, adalah
dengan cara menggunakan nikamat Allah Swt itu dengan sebaik-baiknya.
Adapun karunia yang diberikan oleh Allah Swt harus kita manfaatkan dan
kita pelihara, seperti pencaindra, harta benda, dan ilmu pengetahuan.
Apabila kita sudah mensyukuri karunia Allah Swt itu, berarti kita telah
bersyukur kepada-Nya sebagai penciptanya. Bertambah banyak kita
bersyukur, bertambah banyak pula nikmat ayang akan kita terima. 17 Di
antara dasar perintah Allah untuk bersyukur sebagai berikut, Firman Allah
Swt:
٢٧٢ْ-َُْْ َّْٗب ُْْٓحَ ْؼبُ ُذُِْٝ ُم ْْخُ ٌْْْا ّْ ِ ْجْ ٍَبْ َس َص ْقْ ُن ٌْْْ َٗا ْش ُنشُْٗ ا
ْْ ِِلِْا ْْ ٍِ َِْْْْاْ ٍَُْْ٘ اْ ُميُْ٘ اَُّٖٝبْاىَّ ِزَْٝبٝ
ِْ ِّْبَِْٞط
17
Samsul Munir Amin, Ibid., h. 202.
18
Ibnu Abi Ad-Dunya, Asy-Syukr, (Kuwait: Maktabah Al-Islami, t.t).
18
لئن شكرمت:ال يرزق اهلل عبدا الشكر فيحرمه الزيادة الن اهلل عز وجل يقول
.الزيدنكم
Syukur adalah akhlak terpuji dari seseorang hamba kepada Allah. Dengan
bersyukur atas apa yang telah Allah berikan, menjadikan hidup seseorang
menjadi lebih damai dan tenang. Dengan demikian ia menjalani kehidupan
dengan ketenangan jiwa.
19
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. 1, h. 110
19
20
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. 1, hal. 110.
21
Mustofa, Ibid., h. 110.
20
23
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006), Cet. I, h. 278.
21
24
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006), Cet. I, h. 278-279.
25
Wina Sanjaya, Ibid., h. 279.
26
Abdul Mustaqim, Akhlak Tasawuf, (Yogyakarta: kaukaba, 2013), h.66-67.
22
٦٩ْ-ْْْن َّْ َّْْْنْ َجا َه ُد ْواْ ِف ْي َناْلَ َن ْه ِد َي َّن ُه ْمْْ ُس ُبلَ َنْاْ َواِن
َْ للاْلَ َم َعْْ ْالمُحْ سِ ِني َْ َوالَّ ِذي
ِ ظ ْ َٗاىثَّ ََ َشا
ْث ْ َٗبَ ِّش ِش ِ ُض ْ ٍَِِ ْاأل ٍْ َ٘ا ِه ْ َٗاأل ّْف ِ ف ْ َٗ ْاىج
ٍ ُ٘ع ْ ََّٗ ْق ِ ْْ٘اى َخ ْ ٍَِِ ْ ٍءْٜ َٗىََْ ْبيُ ََّّ٘ ُن ٌْ ْبِ َش
ْل َ ِجؼَُُ٘ ْأُٗىَئ َّ ِ بَتٌ ْقَبىُ٘ا ْإَِّّبٞظ
ِْ ِٔ ْ َساْٞ َِْلِ ْ َٗإَِّّب ْإِى َ ََِ ْإِ َرا ْأَِٝ ْاىَّ ِزٝاىظَّببِ ِش
ِ ٍُ ْ ٌْ ُٖطببَ ْخ
ْ ٌُ ُْٕ َاثْ ٍِ ِْْ َس ِّب ِٖ ٌْْ َٗ َسدْ ََتٌْ َٗأُٗىَئِل
َُْْٗاى َُ ْٖخَ ُذ ٌ َ٘ َطي
َ ٌْْ ِٖ ْٞ ََػي
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,
"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun, Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka,
dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS.Al-
Baqarah(2):155-157)
Adapun yang dikhendaki adalah kesabaran sempurna yaitu
tunduk sepenuhnya tanpa syarat kepada kehendak Allah, dengan
menerima apa saja yang maujud. Sabar merupakan kebaikan utama
karena memerlukan ketundukan yang utuh. Orang yang
menggabungkan kesabaran (shabr) dengan rasa syukur (syukr), adalah
orang yang memiliki hikmah.
24
b. Syukur
Adapun rasa syukur itu pada dasarnya terhadap segala nikmat
yang diperoleh atau yang dianugerahkan kepada manusia. Nikmat
diartikan oleh sementara ulama sebagai “segala sesuatu yang berlebih
dari modal Anda”. Adakah manusia memiliki sesuatu sebagai modal?
Jawabannya, “Tidak”. Bukankah hidupnya sendiri adalah anugerah
dari Allah? “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari
masa, sedang ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat
disebut? (QS Al-Insan [76]: ayat 1). Nikmat Allah demikian berlimpah
ruah, sehingga Al-Quran menyatakan, “Seandainya kamu (akan)
menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup
menghitungnya”.(QS Ibrahim [14]: 34).
27
Akhmad Sagir, ”Pertemuan Sabar dan Syukur Dalam Hati”, Jurnal Studia Insania, Vol. 2,
No. 1, 2014.
27
28
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, h. 198.
29
Al-Ghazali, Ihya „Ulum Al-Din, jilid IV (Kairo: Maktabah Al-Husaini, t.t), h. 65.
28
2). Sabar orang-orang yang sedang dalam perjuangan. Pada tahap ini
terkadang mereka dapat menguasai hawa nafsu, tetapi terkadang
mereka dikuasai hawa nafsu, sehingga bercampuraduk antara yang
baik dan yang buruk. Allah berfirman dalam surah Al-Furqan ayat 44:
َِْٞبطْأَجْ ََ ِؼ
ِ َّْْٗاى ْ ٍَِِ ٌَْ ََّْْٖج
َ ْاى ِجَّْ ِت ْ ق
َّ ٍْ ْألٍِِّْٜ ُْْاىقَْ٘ ه
َ ُأل َ ِْ … َٗىَ ِن
َّ ْد
“…Akan tetapi tetaplah kebenran itu dari-Ku. Sesungguhnya
Aku penuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia bersama-
sama”.(QS.as-Sajdah:13).
b. Syukur
Kesepakatan Ulama Tasawuf, syukur terdapat tiga tingkatan:
1). Syukur bil lisan
Adalah bentuk wujud syukur dengan menampakkan nikmat anugerah
pemberian Tuhan kepada orang lain seringkali dijumpai seseorang
merasakan kenikmatan anugerah Allah SWT., dengan mengucapkan
pujian „Alhamdulillah‟. Sebagaimana tercermin dalam Firman Allah
SWT:
َُُْٗ ِْٔحَجْ ؤَسْٞ ََّْللاْثُ ٌَّْإِ َراْ ٍَ َّغ ُن ٌُْاىضُّ شُّ ْفَئِى
ِ َّ ََِِ ََٗ ٍَبْبِ ُن ٌْْ ٍِ ِِّْْ ْؼ ََ ٍتْف
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-
lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan,
maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.”
(QS.an-Nahl:53)”
30
syukur, yaitu: (1) syukur merupakan ajaran yang sangat pennting dalam
Islam beriringan dengan zikir dan ibadah kepada Allah, (2) syukur
mencakup perbuatan lisan, hati dan perbuatan, (3) syukur berupa nikmat
Allah, (4) syukur kepada Allah akan menambah nikmat di dunia dan
pahala di akhirat, (5) syukur merupakan motif tertinggi dalam ibadah
kepada Allah. Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan penulis
yaitu sama-sama membahas tentang syukur dalam al-Qur‟an.
Perbedaannya pada penelitian sebelumnya yang dibahas hanya syukur
dalam perspektif al-Qur‟an sedangkan yang diteliti oleh penulis yaitu
Konsep Pendidikan Sabar dan Syukur di dalam QS. Ibrahim ayat 5-7 dan
QS. Al-Baqarah ayat 152-153.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode konten analisis dengan menggunakan teknik
analisis kajian melalui studi kepustakaan (Library Research).
Menurut Mestika Zed, studi kepustakaan atau library research yaitu
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.1 Sementara
mneurut M. Iqbal Hasan studi kepustakaan atau library research yaitu
kegiatan mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi
pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku
referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitiannya.2 Secara
rinci penelitian ini berusaha untuk menemukan jawaban bagaimana penafsiran
QS. Ibrahim ayat 5-7 dan QS. Al-Baqarah ayat 152-153 menurut para
mufassir dan apa saja nilai-nilai pendidikan sabar dan syukur dalam proses
1
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), h.
3.
2
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2002) ,Cet. 1, h. 45.
32
33
pendidikan yang terkandung dalam QS. Ibrahim ayat 5-7 dan QS. Al-Baqarah
ayat 152-153.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah, maka penulis memfokuskan pada
nilai-nilai pendidikan sabar dan syukur yang terkandung dalam Qs. Al-
Baqarah ayat 152-153 dan Qs. Ibrahim ayat 5-7 yang sifatnya
mendeskripsikan dan menganalisa tentang nilai-nilai pendidikan sabar dan
syukur yang terkandung dalam Qs. Al-Baqarah ayat 152-153 dan Qs. Ibrahim
ayat 5-7.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan library research, maka sumber data pada
penelitian ini adalah literatur-literatur yang berkaitan. Adapun sumber yang
terkait dengan penelitian yang akan dibahas meliputi al-Qur‟an, Tafsir, hadits,
bahan-bahan buku, Jurnal dan lain lain yang berkaitan dengan Pendidikan
sabar dan syukur.
Beberapa hal yang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
analisis sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data
Dikarenakan teknis penelitian yang dilakukan adalah library reseach,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini
adalah study literature (book survey), yakni mengumpulkan kitab-kitab
tafsir yang pembahasannya berkaitan dengan masalah yang akan dikaji,
kemudian mengumpulkan bahan-bahan yang terkait dengan masalah
pendidikan sabar dan syukur.
Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam teknik
pengumpulan data ini sebagai berikut:
34
3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013),
Cet. XXXI, h. 248.
35
7
Hamka Hasan, Metodologi Penelitian Tafsir Hadits, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 4.
8
Abu Anwar, Ulumul Qur‟an;Sebuah Pengantar, (Jakarta: Amzah, 2009), Cet. III, h. 61.
9
Dawud Al-Attar, Ilmu Al-Qur‟an, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1994), Cet. 1, h. 127.
10
Abuddin Nata, Metodologi Stusi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1998), h. 219.
37
11
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta:Prenada Media Group, 2011), Cet. I, h.
169.
M.Nurul Irfan, Metode Penafsiran Al-Qur‟an, Jurnal Kajian Al-Qur‟an dan Wanita, Vol. 03,
No. 2, 2005, ISSN:1829-9954.
12
M. Alfatih Suryadilaga, dkk, Metodologi Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2005), Cet. 1, h.
42.
13
M. Alfatih Suryadilaga,dkk,Ibid.,h.43
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tafsir QS. Ibrahim ayat 5-7 dan QS. Al-Baqarah ayat 152-153
Surah Al-Baqarah
38
39
Surah Ibrahim
Surah Ibrahim terdiri atas 52 ayat termasuk golongan surat-surat
Makkiyyah karena diturunkan di Mekkah sebelum Hijrah. Di namakan Surah
Ibrahim karena surah ini mengandung do‟a Nabi Ibrahim as, yaitu pada ayat
51. Do‟a ini isinya penyembahan berhala-berhala dan agar Mekkah dan
daerah sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur. Do‟a Nabi Ibrahim
ini telah diperkenankan Allah SWT sebagaimana telah terbukti sejak dahulu
sampai sekarang. Kemudian dipanjatkan beliau ke hadirat Allah SWT sesudah
selesai membina Ka‟bah bersama putranya Ismail as di padang pasir Mekkah
yang tandus itu.2
ُْ٘اَِٞ ْآ ٍَُْ٘اْا ْعخَ ِؼَُّٖٝبْاىَّ ِزََٝبْأْْٝ َٗالْحَ ْنفُشُٗ ُِِْٜأَ ْر ُمشْ ُم ٌْْ َٗا ْش ُن ُْشٗاْىُِّٜٗفَ ْبر ُمش
َّ َُّ ِظب ِْشْ َٗاىظَّال ِةْإ
َِ َّْٝللاَْ ٍَ َغْاىظَّببِ ِش َّ ْبِبى
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku. Hai orang-orang yang beriman, mintalah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”(QS.al-
Baqarah(2):152-153)
1
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 99-100.
2
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, jilid.5, h. 147.
40
b. Tafsir Mufrodat
Kata ُِّٜٗ( فَ ْبر ُمشKarena itu ingatlah kamu kepada-Ku) yakni dengan
salat, tasbih dan lain-lain.
Kata ٌْْ ( أَ ْر ُمشْ ُمNiscaya Aku ingat pula kepadamu). Ada yang mengatakan
maksudnya niscaya Ku balas amalmu itu. Dalam sebuah hadis
ditengahkan firman Allah: “Barang siapa yang mengingat-Ku dalam
dirinya, niscaya Kuingat dia dalam diri-Ku, dan barang siapa
mengingat-Ku di hadapan khalayak ramai, maka aku akan
mengingatnya di hadapan khalayak yang lebih baik”.
Kata ِٜ(ْ َٗا ْش ُنشُٗاْىdan bersyukurlah kepada-Ku), atas nikmat-Ku dengan
jalan taat kepada-Ku
ِ ( ْ َٗال ْحَ ْنفُشdan janganlah kamu mengingkari-Ku) dengan jalan
Kata ُُْٗ
berbuat maksiat dan durhaka kepada-Ku.
Kata ُْ٘اَِٞ ْآ ٍَُْ٘اْا ْعخَ ِؼَُّٖٝبْاىَّ ِزََٝبْأْٝ (Hai orang-orang yang beriman, mintalah
pertolongan) untuk mencapai kebahagiaan akhirat.
َّ ( ْبِبىdengan sabar) taat melakukan ibadah dan sabar
Kata ْظب ِْش
menghadapi cobaan.3
Kata ( )اىظبشash-shabr/sabar yang dimaksud mencakup banyak hal,
sabar menghadapi ejekan dan rayuan, sabar melaksanakn perintah dan
menjauhi larangan, sabar dalam musibah dan kesulitan, serta sabar
dalam berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan.4
Kata ( ْ) ببىظبشAsh-Shabru artinya mengukuhkan jiwa agar kuat
menanggung derita. Arti firman ini: mintalah pertolongan kepada
3
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain; Bahrun Abu
Bakar, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul, jilid. 1, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), Cet. 7, h. 78.
4
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 363.
41
c. Tafsir Ayat
Ayat sebelumnya menjelaskan tentang peralihan arah kiblat
dari Bai‟t al-Maqdis menjadi Masjid al-Haram dengan tujuan
menyempurnakan nikmat-Ku kepadamu. Ayat ini juga merupakan
bukti pengabulan doa Nabi Ibrahim as. Yang dipanjatkannya ketika
beliau bersama putranya Isma‟il as. Membangun Ka‟bah. Permohonan
Nabi Ibrahim yang terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 129.
Terlihat bahwa yang dikabulkan Allah lebih banyak dari apa
yang diminta oleh Nabi Ibrahim. Yang dimohonkan Nabi Ibrahim as.
Hanya empat macam sedangkan yang dianugerahkan-Nya sebanyak
lima macam yakni terdapat salah satu yang tidak dimohonkan yaitu
mengajarkan apa yang mereka belum ketahui. Hal tersebut merupakan
nikmat tersendiri, yang mencakup banyak hal dan melalui sekian cara.
Al-Qur‟an telah mengisyaratkan dalam wahyu pertama (Iqra‟) bahwa
ilmu yang diperoleh manusia diraih dengan dua cara. Pertama upaya
belajar mengajar, dan kedua anugerah langsung dari Allah berupa
5
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Penerjemah: Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, jilid. 1,
juz. 1-2, (Jakarta: Gema Insani, 2013), Cet. 1, h. 298.
6
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain; Bahrun Abu
Bakar, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul, jilid. 1, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), Cet. 7, h. 78.
7
Wahbah Az-Zuhaili, loc.cit.
42
8
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 360-361.
9
Wahbah Az-Zuhaili, Ibid., h. 292.
43
10
M. Quraish Shihab, op.cit., h. 362.
11
Wahbah Az-Zuhaili, op.cit., h. 295.
44
12
Wahbah Az-Zuhaili, ibid., h. 297.
Syaikh Imam Al Qurthubi, Al Jami‟ li Ahkam Al Qur‟an, Tafsir Al Qurthubi; penerjemah,
Ahmad Fathurrahman, jilid. 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), Cet. 1, h. 401.
13
Wahbah Az-Zuhaili, op.cit., h. 297.
45
14
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 363.
15
Mahmud Yunus, Tafisr Quran Karim, (Jakarta: Hidakarya Agung, 2004), Cet. 73, h. 31-32.
47
16
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Jilid 1 (Juz 1-2), Penerjemah: Abdul Hayyie al-
Kattani,dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2013), Cet. 1, h. 298.
48
Dunia adalah negeri ujian dan cobaan. Ujian itu ada yang baik
dan ada yang buruk. Allah Ta‟ala berfirman:
17
Wahbah Az-Zuhaili, Ibid., h. 299.
18
Wahbah Az-Zuhaili, Ibid., h. 300.
19
Wahbah Az-Zuhaili, Ibid., h. 302.
49
b. Tafsir Mufrodat
Kata ٚ( َٗىَقَ ْذ ْأَسْ َع ْيَْب ْ ٍُ٘ َعdan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa
dengan Membawa ayat-ayat Kami) yang berjumlah Sembilan ayat,
lalu Kami firmankan kepadanya.
َْ ٍَ َْ٘(ْأَ ُْْأَ ْخ ِشجْ ْقKeluarkanlah kaummu) yaitu kaum Bani Isra‟il.
Kata ل
ُّ ٍَِِ ْ(dari gelap gulita) dari kekufuran.
ِْ ْاىظْيُ ََب
Kata ث
ِ ُّْ ْاىَٚ( ْإِىkepada cahaya yang terang benderang) yaitu
Kata ْ٘س
keimanan.
َّ ً َِّبَٝ( ْ َٗ َر ِّمشْ ُٕ ٌْ ْبِؤdan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah)
Kata ْ َِّْللا
yakni nikmat-nikma-Nya.20
Kata )بًَّْللاٝ )اayyam Allah / hari-hari Allah adalah hari-hari di mana
dinampakkan kekuasaan Allah SWT. Dalam membinasakan satu
kaum atau menyelamatkannya dari bencana.21
َْ ِْ َرىِٜ( إِ َُّْفsesungguhnya pada yang demikian itu) yakni di dalam
Kata ل
peringatan itu.22
Kata ْث
ٍ َبٝ آberarti pelajaran dan nasihat bagi setiap penyabar dan
banyak bersyukur.23
Kata َّبس
ٍْ طبَ ْثْىِ ُن ِّو
ٍ َبْٟٝ(terdapat tanda-tanda bagi setiap orang penyabar)
di dalam mengerjakan ketaatan.
ٍْ (ْ َش ُنdan banyak bersyukur) terhadap semua nikmat-Nya.
Kata ٘س
َْٗ (dan) ingatlah.
20
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain; Bahrun Abu
Bakar, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul, jilid. 1, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), Cet. 7, h. 961.
21
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 15.
22
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Ibid., h. 961.
23
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Tahabari, Tafsir Ath-Thabari; penerjemah, Misbah
Anshari Taslim dkk, jilid. 15, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Cet. 1, h. 433.
51
ِ َغُ٘ ٍَُّ٘ ُن ٌْْعُ٘ َءْ ْاى َؼ َزاْٝ َُ َْ٘ ُن ٌْ ْإِ ْر ْأَ ّْ َجب ُم ٌْ ْ ٍِ ِْ ْآ ِه ْفِشْ ػْٞ ََّْللاِْ َػي
ْة ْ ِٔ ٍِ َْْ٘ىِقٚإِ ْر ْقَب َه ْ ٍُ٘ َع
َّ َْار ُمشُٗاِّْ ْؼ ََت
ٌُ َزبِّذَُُ٘ ْأَ ْبَْب َء ُمَٝٗ (ketika musa berkata kepada kaumnya:”Ingatlah nikmat
Allah atas kalian ketika Dia menyelamatkan kalian dari Fir‟aun dan
pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kalian dengan siksa yang
pedih, mereka menyembelih anak laki-laki kalian) yang baru lahir.
َُُْ٘ٞ َْ ْغخَذَٝٗ ْ(dan membiarkan hidup) membiarkan tetap hidup.
ٌْْ (ِّْ َغب َء ُمanak-anak perempuan) karena ada sebagian tukang tenung
yang mengatakan bahwasanya akan lahir seorang anak lelaki dari
kalangan kaum Bani Isra‟il, dia adalah penyebab bagi runtuhnya
kerajaan Fir‟aun.
ْ ٌْ ْ َرىِ ُنِٜ(ْ َٗفsesungguhnya pada demikian itu) penyelamatan atau
penyiksaan.
Kata ْ( ْبَال ٌءada cobaan) baik berupa pemberian nikmat maupun
penimpa malapetaka.24
Lafadz ( بَالءbalaa`) disini artinya kenikmatan, yakni dalam hal ini
terdapat kenikmatan yang besar dari Rabb-mu atas kalian, sementara
kamu sekalian tidak sanggup mensyukurinya. Ada yang mengatakan
bahwa balaa` yang dimaksud pada ayat tersebut adalah ujian yang
besar dari Rabb kalian berupa tidakan-tindakan Fir‟aun yang
melampaui batas terhadap kalian.25
Kata balaa` berarti ujian yang besar bagi kalian dari Tuhann kalian.
Bisa jadi kata balaa` disini berarti nikmat-nikmat.26
Kata ََُْٗإِ ْر ْحَؤ َ َّر (dan ingatlah pula ketika mempermalukan)
memberitahukan.27
24
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain; Bahrun Abu
Bakar, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul, jilid. 1, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), Cet. 7, h. 962.
25
Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri, Tafsir Ibnu Katsir; penerjemah, Abu Ihsan al-
Atsari, jilid. 5, (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006), h. 9.
26
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Tahabari, Tafsir Ath-Thabari;penerjemah, Misbah
Anshari Taslim dkk, jilid. 15, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Cet. 1, h. 436-437.
52
c. Tafsir Ayat
Ayat sebelumnya dalam tafsir al-misbah menjelaskan bahwa
Allah mengutus setiap rasul dengan bahasa kaumnya, yakni bahasa
lisan mereka serta tuntunan-tuntunan yang sesuai dengan tingkat
pemahaman dan pemikiran kaum berakal yang hidup pada masa rasul
di utus, karena seandainya tidak sesuai dengan pikiran sehat mereka,
maka tentu saja ajaran yang disampaikan oleh sang rasul tidak akan
berkenan di hati dan pikiran mereka.30 Itu pula sebabnya sehingga
setiap rasul membawa bukti kebenaran yang sejalan dengan kemahiran
kaum yang dihadapinya, dan karena itu pula sehinga ajaran Ilahi yang
mereka sampaikan sejalan dengan perkembangan setiap masyarakat,
27
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain; Bahrun Abu
Bakar, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul, jilid. 1, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), Cet. 7, h .962.
28
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 23-24.
29
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, op,cit., h. 961-962.
30
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 14
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya,jilid.5, h. 152.
53
dan dari sini juga dapat dimengerti, mengapa terjadi pembatalan dan
perubahan rincian syariat satu rasul oleh syariat rasul sesudahnya.31
31
M. Quraish Shihab, op.cit., h. 14.
54
telah mereka peroleh, atau kemurkaan dan siksa Allah telah menimpa
diri mereka. Pada akhir ayat ini Allah menegaskan “hari-hari Allah”
tersebut banyak mengandung tanda-tanda kekuasaan-Nya. Akan tetapi
tanda-tanda tersebut hanya dapat dipahami benar-benar oleh setiap
orang penyabar dan banyak bersyukur.32
Ayat 5 dalam tafsir al-misbah mengemukakakan sekelumit
kisah Nabi Musa agar dapat ditarik pelajaran dari kisahnya dan agar
Nabi Muhammad Saw. Meneladani beliau, dalam sikap dan
kesabarannya mengahadapi Bani Isra‟il.
Kata )بًَّْللاٝ )اayyam Allah / hari-hari Allah adalah hari-hari di
mana dinampakkan kekuasaan Allah SWT. Dalam membinasakan satu
kaum atau menyelamatkannya dari bencana. Yang dimasksud oleh
ayat ini antara lain adalah hari-hari keselamatan Bani Isra‟il dari
gangguan dan penyiksaan Fir‟aun, serta aneka anugerah Allah yang
mereka peroleh.
Ayat ini menyebut dua sifat yaitu sabar dan syukur karena
ayyam Allah dapat mencakup kebahagiaan dan ini perlu disyukuri dan
dapat juga petaka dan cobaan dan ini perlu dihadapi dengan kesabaran.
Kata ( )طببسshabbar adalah orang yang sangat banyak
bersabar. Sementara kaum sufi memperkenalkan tiga istilah yaitu
Mutashabbir, Shabir dan Shabbar. Yang pertama adalah yang
bersabar fillah yaitu yang sekali sabar dan sekali bersedih. Yang kedua
adalah yang bersabar fillah dan lillah yaitu yang tidak bersedih, tetapi
boleh jadi muncul darinya keluhan. Sedang yang ketiga yang
merupakan istilah ayat ini adalah dia yang disabarkan oleh Allah
32
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, jilid. 5, h. 152.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 15.
M.Quraish Shihab, Al-Lubab: makna, tujuan dan pelajaran dari surah-surah al-Qur‟an,
(Tangerang: Lentera Hati, 2012), Cet. 1, h. 91.
55
33
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 15 -16.
34
M. Quraish Shihab, Ibid., h.16.
56
35
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), hal. 17.
57
agar keluar dari kegelapan menuju cahaya, maka Kami pun telah
mengutus Musa kepada Bani Isra‟il membawa ayat-ayat (mukjizat)
Kami. Dari maksud ayat ini adalah ajaklah mereka kepada kebaikan,
agar mereka keluar dari gelapnya kebodohan dan kesesatan menuju
cahaya hidayah dan ketajaman iman.36
Firman Allah SWT: (اللَّ ِه َوذَ ِّك ْرُه ْم بِأَيَّ ِام ), maksud ayat ini adalah
ِ ٍ ِ
Firman Allah SWT: (كوٍر
ُ َش صبَّا ٍر َ ) إِ َّن ِِف َذل,
َ ك آليَات ل ُك ِّل
potongan ayat ini menjelaskan tanda-tanda yang terdapat pada apa
yang telah Kami perbuat untuk kekasih-kekasih Kami dari kalangan
Bani Isra‟il. Di antaranya ketika Kami menyelamatkan mereka dari
kekejaman Fir‟aun. Merekapun Kami hindarkan dari penyiksaan yang
hina. Semua itu agar menjadi pelajaran bagi setiap orang yang
bersabar menanggung derita dan banyak bersyukur di kala bahagia.
Begitu pun yang dikatakan oleh Qatadah, “Sebaik-baik hamba adalah
seseorang yang apabila ditimpa musibah ia bersabar dan apabila
36
Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri, Tafsir Ibnu Katsir; penerjemah, Abu Ihsan al-
Atsari, jilid. 5, (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006), h. 6.
37
Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri, Ibid., h. 7.
58
38
Ibid.
39
Maktabah Syamilah, Muslim (IV/2295), Muslim, no.2999)
40
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Tahabari, Tafsir Ath-Thabari; penerjemah, Misbah
Anshari Taslim dkk, jilid. 15, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Cet. 1, h. 426-427.
59
41
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Tahabari, Ibid., h. 428.
42
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Tahabari, Ibid., h. 430-432.
43
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Tahabari, Ibid., h. 433.
60
44
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, jilid. 5, h. 152-153.
61
45
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 19-20.
46
M. Quraish Shihab, h. 22.
47
Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri, Tafsir Ibnu Katsir; penerjemah, Abu Ihsan al-
Atsari, jilid. 5, (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006), h. 9.
62
Ayat ini juga serupa dengan surah al-A`raaf ayat 168 yang artinya
“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dari
(bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada
kebenaran)”.(QS. Al-A`raaf:168)
48
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Tahabari, Tafsir Ath-Thabari; penerjemah, Misbah
Anshari Taslim dkk, jilid. 15, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Cet. 1, h. 436-437.
49
M.Quraish Shihab, Al-Lubab:makna, tujuan dan pelajaran dari surah-surah al-Qur‟an,
(Tangerang: Lentera Hati, 2012), Cet. 1, h. 91.
63
ٌذْٝىَ َش ِذِٜ َذَّّ ُن ٌْْ َٗىَئِ ِْْ َمفَشْ حُ ٌْْإِ َُّْ َػ َزابْٝألص َ ََُٗإِ ْرْحَؤ َ َّر
ِ ٌْ ُْسبُّ ُْن ٌْْىَئِ ِْْ َش َنشْ ح
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih".(QS.Ibrahim(14):7)
50
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, jilid. 5, h. 152-153.
51
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 23.
52
M. Quraish Shihab, Ibid., h. 23-24.
65
اخَر فِ ِيه
ِ ك مو ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ لتَأْ ُكلُوا مْنهُ ََلْ ًما طَريًّا َوتَ ْستَ ْخر ُجوا مْنهُ ح ْليَةً تَ ْلبَ ُسونَ َها َوتَ َرى الْ ُف ْل
ضلِ ِه َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرو َن ِ
ْ ََولتَْبتَ غُوا ِم ْن ف
53
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 24.
54
Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri, Tafsir Ibnu Katsir; penerjemah, Abu Ihsan al-
Atsari, jilid.5, (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006), h. 9.
66
55
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Tahabari, Tafsir Ath-Thabari; penerjemah, Misbah
Anshari Taslim dkk, jilid. 15, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), Cet. 1, h. 438.
56
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Tahabari, Ibid., h. 440.
67
B. Relevansi Nilai-nilai Sabar dan Syukur Qs. Al-Baqarah ayat 152-153 dan
Qs. Ibrahim ayat 5-7 Dalam Proses Pendidikan Islam
Perhatian al-Qur‟an yang besar terhadap sifat sabar itu disebabkan
karena sifat sabar memiliki nilai penting dalam agama dan moralitas. Sabar
bukanlah kebutuhan sekunder atau lengkap, tetapi ia adalah kebutuhan pokok
manusia untuk meningkatkan secara materi dan spiritual serta bahagia secara
individu dan sosial. Agama tidak akan unggul dan dunia tidak akan maju
tanpa kesabaran.
57
M.Quraish Shihab, Al-Lubab: makna, tujuan dan pelajaran dari surah-surah al-Qur‟an,
(Tangerang: Lentera Hati, 2012), Cet. 1, h. 91.
68
dan usaha tidak akan mudah dilakukan kecuali dengan kesabaran. Barang
siapa yang tidak bersabar ia tidak akan mendapatkan apa pun.58
58
Ulya Ali Ubaid, Sabar&Syukur, (Jakarta: Amzah, 2014), cet. 2, hal. 23.
69
langit, bumi, dan gunung-gunung pernah tidak sanggup memikulnya; dan apa
yang akan mereka alami dari kalangan manusia berupa tajamnya ucapan,
sikap menyakitkan, dan lain sebagainya.59
Dari beberapa ayat al-Qur‟an di atas ada beberapa hal yang dapat
diambil mengenai relevansi nilai-nilai sabar dan syukur dalam proses
pendidikan Islam sebagai berikut:
1. Sabar dan syukur merupakan dua hal yang saling bertolak belakang. Dari
beberapa ayat yang kaji oleh penulis bahwa sabar dan syukur bisa saling
berkaitan meskipun berbeda makna. Di dalam kehidupan seorang hamba
tidak akan pernah terlepas dengan segala sesuatu bentuk ujian karena
sabar dan syukur sama-sama berupa ujian. Sabar ujiannya berupa musibah
dan syukur ujiannya berupa kenikmatan. Ketika seseorang mendapatkan
musibah, lalu dia menerima atas ketentuan Allah SWT., maka hal tersebut
dikatakan sabar. Disetiap musibah pasti ada hikmah maka yang dikatakan
hikmah tersebut adalah suatu nikmat yang harus disyukur. Mensyukuri
atas hikmah yang di dapat setelah datangnya suatu musibah.
2. Sabar dan Syukur Berkaitan dengan Keimanan yang terdapat dalam surah
Al-Baqarah ayat 152, surah Ibrahim ayat 5-7. Kesabaran akan menjadi
kuat jika memiliki iman yang kuat. Sabar sangat berkaitan dengan
keimanan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iman adalah
ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin.60 Sabar menurut
Syofrianisda ditujukan kepada manusia dan secara khusus sasarannya
adalah untuk orang beriman.61 Kemudian menurut Heri Jauhari Muchtar,
“Bersabar merupakan ciri utama orang yang beriman. Orang beriman akan
59
Ulya Ali Ubaid, Sabar&Syukur, (Jakarta: Amzah, 2014), cet. 2, h. 27
60
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka), Ed. 4,h.526.
61
Syofrianisda, “Konsep Sabar dalam Al-Qur‟an dan Implementasinya dalam Mewujudkan
Kesehatan Mental”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, No. 1, 2017.
70
62
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012),
h. 29.
63
Imam Muslim, Shahih Muslim, juz. 1, bab iman, (Daar al Ihya al Kutub al Arabiyah,
Indonesia, tth), h.36.
71
64
Ulya Ali Ubaid, Sabar&Syukur, (Jakarta: Amzah, 2014), Cet. 2, h. 19.
65
Asy Syaikh Dr. Abdullah Azzam, Tarbiyah Jihadiyah, Terj. dari Fi at-Tarbiyah al-
Jihadiyah wal Bina‟ oleh Abdurrahman al-Qudsi, (Solo: Jazeera, 2013), h. 173.
72
tidak pilih kasih. Dalam hal sabar contohnya yaitu guru tidak
menggunakan kekerasan terhadap murid yang nakal dan mau
membimbing murid sampai ia benar-benar paham akan materi yang
sedang dipelajari.
66
Hasbiyallah dan Moh. Sulhan, Hadits Tarbawi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), Cet.
1, h. 57.
73
5. Sabar dan Syukur Teridentik dengan Ikhtiar terdapat pada surah Al-
Baqarah ayat 153, Ibrahim ayat 5 dan 7. Ikhtiar yaitu usaha terus menerus
tanpa kenal putus asa. sabar artinya menahan jiwa dari sikap putus asa,
marah, sedih, berkeluh kesah, dan menahan jasmani dari berbagai macam
gangguan. Dengan demikian sabar dan syukur berkaitan dengan ikhtiar,
yang dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan secara terus menerus
dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah.
Karena pada dasarnya memilih yang baik adalah mentaati segala peraturan
Allah SWT. Setiap kehidupan manusia di dunia ini tidak akan terlepas dari
kesulitan-kesulitan, yaitu berupa ujian dan cobaan yang berasal dari Allah
SWT. Segala kesulitan-kesulitan tersebut hendaknya dihadapi dengan
penuh sabar dan tidak perlu mengeluh atau sampai putus asa. Sebab
67
Hasbiyallah dan Moh. Sulhan,Ibid.,h.59
74
kenikmatan tidak akan dapat diperoleh tanpa adanya usaha, jerih payah,
kesusahan, kegagalan, dan pengorbanan. Ketika manusia ingin
mendapatkan sesuatu yang diinginkan, maka ia harus berusaha dengan
sungguh-sungguh. Setelah berusaha, maka tahap selanjutnya adalah
menyerahkan semuanya kepada Allah. Allah berfirman:“…dan jangan
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa
dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (QS. Yusuf: 87)
Sabar bukan menyerah tanpa syarat, tetapi berusaha dengan hati yang
tetap berikhtiar sampai cita-cita dapat berhasil, dan saat menerima cobaan dari
Allah wajib ridha dengan hati yang ikhlas. Sabar dalam beribadah dimulai
dengan niat yang ikhlas dan benar, ketika beramal tidak lupa kepada Allah,
tidak ria, dan tidak takabur. Apabila mendapatkan musibah, terimalah dengan
kesabaran dan berserah diri kepada Allah disertai do‟a dan ikhtiar. Dan
apabila mendapat kenikmatan maka bersyukur.
76
Sabar bukan menyerah tanpa syarat, tetapi terus berusaha dengan hati
yang tetap berikhtiar sampai cita-cita dapat berhasil, dan saat menerima
cobaan dari Allah wajib ridha dengan hati yang ikhlas. Sabar dalam beribadah
dimulai dengan niat yang ikhlas dan benar, ketika beramal tidak lupa kepada
Allah, tidak ria, dan tidak takabur. Apabila mendapat musibah, terimalah
dengan kesabaran dan berserah diri kepada Allah disertai do‟a dan ikhtiar.
68
Hasbiyallah dan Moh. Sulhan, Ibid., h. 39.
77
berkualitas. Oleh karena itu, sifat sabar harus dimiliki oleh para pendidik
dalam memberikan pendidikan kepada peserta didik mereka. Karena mereka
adalah orang yang masih membutuhkan bimbingan dan pengarahan harus
bersabar karena potensi dan perkemangan anak mengalami pertumbuhan yang
bertahap. Seperti harus sabar dalam menghadapi tingkahlaku anak, sabar
dalam menghadapi keceriaan anak, sabar mengahadapi anak yang marah,
sabar mneghadapi anak yang lemah dan sebagainya. Kesabaran terseut bukan
berarti harus membiarkan atau menyerah begitu saja, tetapi harus dijadikan
solusi-solusi terbaik untuk mengatasi masalah-masalah anak. Demikian arti
sabar dalam mendidik anak.69
Beberapa hal yang perlu diingat untuk menjadi seorang guru sebagai
berikut:70
1. Guru adalah contoh dan model hidup bagi murid. Oleh sebab itu, ia harus
memiliki sifat sabar, dapat mempermudah materi, dan membantu siswa
agar memahami bahan belajar.
2. Memberi motivasi dan kabar gembira. Anak merupakan sosok yang
sedang berada dalam tahap perkembangan dan pembentukan kepribadian.
Oleh karena itu, pendidik harus berupaya serius dan sabar membantu
perkembangan anak dalam segala aspeknya.
3. Belajar dan mengajar adalah motivasi bagi anak untuk terus
memperbaharui semangat berilmu.
4. Sayyidina Ali mengatakan bahwa kunci ilmu itu adalah cerdas, modal,
sabar, sarana, petunjuk guru, dan perlu waktu.
Sifat mulia ini merupaka sifat para rasul dan orang-orang yang Allah
yang telah Allah berikan nikmat kepada mereka. Sifat sabar ini
menggambarkan kemuliaan seseorang, kepasrahan dan ketundukan hanya
69
Ibid., h. 39.
70
Ibid., h. 40.
78
kepada Allah SWT. Mereka sangat meyakini bahwa segala ssesuatu yang
terjadi atas dirinya adalah kehendak Allah SWT. Dia tidak bisa membantah
atau bahkan memprotes kehendak-Nya, karena yakin dengan laa haula wa laa
quwwata illa billahil „aliyyil „adzim. Itulah kesempurnaan orang yang
beriman, yakni selalu bersyukur ketika mendapat kesenangan dan bersabar
ketika musibah menimpa dirinya.71
“Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan Ra., berkata, Rasulullah Saw,
bersabda: “sangat menakjubkan bagi seorang mukmin, karena segala
urusannya adalah sangat baik baginya, dan itu hanya terjadi pada
diri orang yang beriman. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur,
maka yang demikian itu sangat baik, sangat baik baginya dan apabila
ia ditimpa kesusahan ia sabar, maka yang demikian itu sangat baik
baginya”.(HR.Muslim)
71
Hasbiyallah dan Moh. Sulhan, Hadits Tarbawi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), cet.
1, hal. 73.
79
datang dari usaha dan kepandaiannya. Ia lupa bahwa kenikmatan itu adalah
pemberian dan titipan dari Allah SWT. Yang harus disyukuri dan digunakan
untuk kepentingan Sang Maha Pemilik, Allah Azza wa Jalla.
Hakikat hidup di dunia ini adalah sebuah usaha dan perjuangan. Tanpa
adanya usaha untuk berjuang, maka manusia tidak akan bisa bertahan untuk
hidup. Untuk itu manusia harus berjuang sekuat tenaga dengan memiliki etos
kerja tinggi, semangat yang membara, dan tekun untuk memenuhi segala
kewajibannya kepada Allah dan sesama manusia.
72
Ibid., h. 74.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur‟an merupakan pedoman hidup umat Islam termasuk dalam hal
pendidikan. Di dalam al-Qur‟an terdapat banyak nilai-nilai pendidikan. Di
antaranya yaitu terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 152-153 dan QS. Ibrahim
ayat 5-7 mengenai pendidikan sabar dan syukur. Keimanan merupakan unsur
yang terpenting di dalam agama Islam, karena dengan adanya keimanan ini
akan menghantarkan seseorang kepada jalan kebenaran. Keimanan disini
adalah sabar dan syukur.
Adapun relevansi nilai-nilai pendidikan sabar dan syukur Qs. Al-
Baqarah ayat 152-153 dan Qs. Ibrahim ayat 5-7 proses pendidikan Islam yang
penulis temukan, yaitu:
1. Sabar dan syukur merupakan dua hal yang saling bertolak belakang. Dari
beberapa ayat yang kaji oleh penulis bahwa sabar dan syukur bisa saling
berkaitan meskipun berbeda makna. Di dalam kehidupan seorang hamba
tidak akan pernah terlepas dari segala ujian, karena sabar dan syukur
sama-sama berupa ujian. Sabar ujiannya berupa musibah dan syukur
ujiannya berupa kenikmatan. Ketika seseorang mendapatkan musibah, lalu
dia menerima atas ketentuan Allah SWT., maka hal tersebut dikatakan
sabar. Disetiap musibah pasti ada hikmah maka yang dikatakan hikmah
tersebut adalah syukur. Mensyukuri atas hikmah yang di dapat setelah
datangnya suatu musibah.
2. Sabar dan Syukur Berkaitan dengan Keimanan.
Kesabaran akan menjadi kuat jika memiliki iman yang kuat. Orang
beriman akan bersyukur apabila ia mendapat nikmat, dan akan bersabar
tatkala ia mendapat musibah/cobaan. Implementasi dalam pendidikan
untuk membentuk akhlak sabar siswa, guru harus menanamkan keimanan
80
81
yang kuat pada diri murid terlebih dahulu. Keimanan yang dimaksud di
sini adalah mengajarkan murid untuk merespon segala sesuatu dengan hal
yang positif maka akan terlontar hal-hal yang positif. Maka di sini peran
seorang guru bukan hanya menyampaikan ilmu semata, melainkan
membentuk moral dan nilai luhur kepada pribadi siswa.
3. Sabar dan syukur berkaitan dengan Ketauhidan
Kalimat tauhid akan membentengi diri anak dari segala kemusyrikan
dan dosa, dan juga akan melindungi diri anak dari segala macam sikap dan
tindakan tercela. Oleh karena itu, hendaklah orang tua mengajarkan
kalimat ini sejak dini dan memahami makna kalimat ini secara mendalam.
Agar anak mampu memahami makna itu dan hidup selalu
mempertahankan dan memperjuangkan kalimat tersebut.
4. Sabar dan Syukur berkaitan dengan Ibadah
Mengajarkan anak untuk menunaikan shalat bukan hanya untuk
membiasakan mereka untuk beribadah, tetapi juga dalam rangka
mengembangkan fisik atau motorik anak. Menurut Elizabeth,
perkembangan fisik atau motorik sangat penting diberikan kepada anak,
karena baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
perilaku anak sehari-hari.
5. Sabar dan Syukur Teridentik dengan Ikhtiar.
Dalam dunia pendidikan, ikhtiar yang sungguh-sungguh sangat
diperlukan. Karena mengejar sebuah cita-cita atau keinginan, tidak
mungkin secara instan langsung berhasil, akan tetapi memerlukan usaha
dengan sungguh-sungguh dan diiringi dengan sabar untuk mencapai
keinginan tersebut. Para pendidik maupun peserta didik harus terus
berusaha semaksimal mungkin jika ingin mencapai tujuan yang
diinginkan. Seorang guru tidak boleh putus asa untuk membimbing,
mengajar, mendidik, menuntun, dan mengarahkan peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka.
82
Sifat sabar dan syukur ini menjadi indikator kebahagiaan setiap muslim.
Jika ia seorang muslim, dua sifat ini harus menempel dalam jiwanya. Jika jauh
dari dua sifat ini, maka keimanannya menjadi rendah. Karena hanya dengan
dua sikap ini kesuksesan seorang hamba akan diraih, baik dalam kehidupan
dunia maupun akhirat. Pentingnya dua sifat ini akan berdampak kepada
peningkatan kualitas pengabdiannya kepada Allah Ta‟alaa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis
paparkan, maka ada dua hal yang ingin penulis sampaikan sebagai bahan
masukan dan saran dalam upaya meningkatkan pendidikan Islam khusunya.
Adapun sarannya sebagai berikut:
Pertama, al-Qur‟an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam.
Begitu pula di dalam dunia pendidikan, al-Qur‟an sebagai sumber
pengetahuan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pendidikan khususnya dalam
pendidikan Islam agar tidak terlepas dari al-Qur‟an.
Kedua, sebagai seorang pendidik guru harus menerapkan akan dasar-
dasar keimanan kepada peserta didiknya, karena keimanan merupakan
pondasi dari bangunan Islam. Adapun kegiatan pendidikan guru harus mampu
menentukan metode yang tepat dan sesuai dengan materi. Selain itu, seorang
guru harus mengetahui tingkat pemahaman siswa karena dengan mengetahui
tingkat pemahaman siswa, guru mampu menyesuaikan dalam menyampaikan
materi kepada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Attar, Dawud. Ilmu Al-Qur‟an. Jakarta:Pustaka Hidayah.1994.
Badri, Muhammad. Sentuhan Jiwa Untuk Anak Kita. Bekasi:Daun Publishing. 2015.
Desideria, Benedikta . Mengenal Angkie Yudistia Sosok Tuli Inspiratif Yang Menjadi
Staf Khusus Jokowi.
http://m.liputan6.com/disabilitas/read/4116440/mengenal-angkie-
yudista-sosok-tuli-inspiratif-yang-jadi-staf-khusus jokowi.21/11/2019.
83
84
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Nilai
Irfan, Muhammad Nurul, Metode Penafsiran Al-Qur‟an, Jurnal Kajian Al-Qur‟an dan
Wanita. Vol.03. No.2. 2005. ISSN:1829-9954
Muslim, Imam. Shahih Muslim, juz. 1. bab iman.Daar al Ihya al Kutub al Arabiyah.
Indonesia.tth
85
Nata, Abuddin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Prenada Media Group. 2011.
Sagir, Akhmad. Pertemuan Sabar dan Syukur Dalam Hati. Jurnal Studia Insania.
Vol.2. No.1. 2014.
Sayuthi, Muhammad. Metodologi Penelitian Agama Teori dan Praktek. Jakarta: Raja
Grafindo Persada Press. 2002.
Shihab, Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an. Jakarta:
Lentera Hati. 2002.
Shihab, Quraish. Al-Lubab: Makna, Tujuan dan Pelajaran dari Surah-Surah al-
Qur‟an. Tangerang: Lentera Hati. 2012.
Nomor Nomor
Referensi Footnote Halaman Paraf
Buku
BAB I
Muhibbin Syah,Psikologi 1 10
Pendidikan,(Bandung:Remaja 2 11
Rosdakarya,2014),cet.19
Samsul Munir Amin,Ilmu 3 135
Akhlak,(Jakarta:Amzah,2016),Cet.1
Ulya Ali 4 14
Ubaid,Sabar&Syukur,(Jakarta:Amzah,2014),Cet.2 5 15
7 171
Departemen Agama RI,Al-Qur‟an dan Terjemahnya. 6
Zonautara.com-jaringan suara.com, 10
http://bacafornearme.com/37978505?u:oppo Rabu
23/10/2019
Benedikta Desideria,Mengenal Angkie Yudistia Sosok 11
Tuli Inspiratif Yang Menjadi Staf Khusus Jokowi,(
http://m.liputan6.com/disabilitas/read/4116440/menge
nal-angkie-yudista-sosok-tuli-inspiratif-yang-jadi-staf-
khusus-jokowi),21/11/2019
BAB II
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Nilai 1
2 274
Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran;Berorientasi 24 278
Standar Proses 25 278-279
Pendidikan,(Jakarta:Kencana,2006),Cet.I 26 279
Hasbullah,Dasar-dasar Ilmu 8 4
Pendidikan,(Jakarta:Rajawali Pers,2013),Cet.11 10 6
Ahmad Tafsir,Ilmu Pendidikan dalam Perspektif 7 24
Islam,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2010),Cet.9
Hasbullah,Dasar-dasar Pendidikan(edisi 22 37
revisi),(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2013) 23 55
Abdul Mustaqim,Akhlak 27 66-67
Tasawuf,(Yogyakarta:kaukaba,2013)
90
7 42
16 42
M. Alfatih Suryadilaga,dkk,Metodologi Ilmu 17 43
Tafsir,(Yogyakarta:Teras,2005),Cet.1 15 42
16 43
Didin Saefuddin Buchori,Pedoman Memahami 8 208
Kandungan al-Qur‟an,(Bogor:Granada Sarana
Pustaka,2005)
Wanita,Vol.03,No.2,2005,ISSN:1829-9954
32 15
33 15-16
34 16
35 17
M. Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan
44 19-20
Keserasian al-Qur‟an,(Jakarta:Lentera Hati,2002)
45 22
50 23
51 23-24
52 24
2 147
30 152
Departemen Agama RI,Al-Qur‟an dan 32 152
Tafsirnya,jilid.5 43 152-153
49 152-153
3 78
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As- 6 78
Suyuti,Tafsir Jalalain;Bahrun Abu Bakar,Terjemahan 20 961
Tafsir Jalalain Berikut Asbabun 22 961
Nuzul,jilid.1,(Bandung:Sinar Baru
24 962
Algensindo,2009),Cet.7
27 962
29 961-962
5 298
7 298
9 292
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir,Penerjemah: 11 295
Abdul Hayyie al-Kattani,dkk, jilid.1,juz.1-
12 297
2,(Jakarta:Gema Insani,2013),Cet.1
13 297
16 298
17 299
93
18 300
19 302
Maktabah Syamilah,Muslim 38
94
(IV/2295),Muslim,no.2999)
Ulya Ali 57 23
Ubaid,Sabar&Syukur,(Jakarta:Amzah,2014),Cet.2 58 27
63 19
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar 59 526
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), Ed. 4