Aktivitas pencarian dana dengan cara yang paling menguntungkan dan aktivitas penggunaan
dana dengan cara efektif dan efisien dengan memperhatikan prinsip ekonomi dan prinsip-
prinsip Koperasi.
Dalam pengertian manajemen keuangan Koperasi di atas mengandung beberapa hal penting,
antara lain:
pengendalian (controlling).
mendapatkan dana/modal, baik yang berasal dari dalam maupun luar Koperasi.
aktiva tetap.
d) Prinsip ekonomi, adalah suatu prinsip yang dijadikan dasar dalam berbagai
3) Efektivitas, yaitu suatu pencapaian target dari output atau tujuan yang
akan dicapai.
e) Prinsip Koperasi dan aturan lainnya, yaitu suatu aturan main yang berlaku
dalam Koperasi. Yang dimaksudkan disini adalah prinsip-prinsip Koperasi
Dengan demikian modal dalam Koperasi merupakan faktor penting dan perlu dikelola dengan
menggunakan prinsip-prinsip manajemen keuangan.
Terkait dengan masalah modal, maka menjadi tugas pengurus untukmendapatkan modal/dana
dan menggunakannya seefisien dan seefektifkan mungkin.Optimalisasi penggunaan dana
merupakan cara untuk mencapai tujuan manajemenkeuangan dalam Koperasi. Optimalisasi
penggunaan modal akan dapat memaksimisasi profit atau SHU dan pada gilirannya akan
dapat memaksimisasi kesejahteraan anggota
SHU yang meningkat dan kesejahteraan anggota yang meningkat akan menambah
kepercayaan pihak ketiga (kreditur) terhadap Koperasi. Dengan kepercayaan tersebut,maka
Koperasi memiliki peluang untuk dipercaya mengelola modal yang lebih besarlagi.
Perlu diingat, bahwa dalam hubungannya dengan berbagai kegiatan usaha Koperasi, masalah
manajemen keuangan atau pembelanjaan merupakan fungsi pokokyang harus mendapat
perhatian.
Dalam hal ini, maka pihak pengurus atau manajemen Koperasi harus mengarahkannya pada:
Ketiga hal di atas merupakan bagian dari indikator kinerja keuangan dan usaha
mencapai kinerja keuangan yang baik. Sebaliknya, apabila pengurus gagal mewujudkan
Masalah pertama dari ketiga hal diatas, merupakan gambaran yang diperoleh melalui analisa
rasio keuangan dari laporan akuntansi Koperasi.
Masalah ketiga, pada hakekatnya merupakan wujud dari keberhasilan pengurus Koperasi
dalam mencapai masalah kedua. Masalah ketiga ini didasarkan atas prinsip Koperasi harus
dapat mandiri dan tangguh. Semakin tinggi tingkat efisiensi maka SHU akan meningkat.
Peningkatan SHU dengan sendirinya akan meningkatkan pula pembentukan modal sendiri
yang dibentuk melalui cadangan.
Ketiga masalah di atas menjadi tugas para pengelola Koperasi (pengurus berserta manajer)
untuk dapat menciptakan ketiga kondisi yang menjadi arah dari perkembangan manajemen
keuangan Koperasi. Dalam hal ini pengelola harus dapat menciptakan kondisi optimal dalam
Koperasi, yang antara lain dapat dilakukan melalui:
Agar usaha optimalisasi di atas tercapai, maka sudah seharusnya kesan bahwa
dalam manajemen
2) Aktivitas penggunaan atau alokasi modal/dana atau disebut dengan fungsi penggunaan
dana.
Kedua aktivitas di atas menunjukkan dua fungsi manajemen keuangan, dan kedua fungsi ini
menjadi tanggung jawab para pengelola perusahaan.
Pengelola perusahaan harus dapat mencari alternatif sumber modal yang tidak memberatkan
perusahaan, baik dari segi administrasi maupun ekonomi. Artinya harus dapat menentukan
sumber modal mana yang dapat dipilih dan dapat
pandai dalam mengalokasikan dana atau modal yang dimiliki, karena apabila
dalam menarik atau mencari dana untuk membiayai usahanya, yaitu memilih
berbagai alternatif sumber dana yang tersedia. Pemilihan alternatif sumber dana
harus berpegang pada prinsip efisiensi, yaitu prinsip yang menguntungkan dalam
sehingga biaya yang dikeluarkan (misalnya untuk periode tertentu) lebih kecil
tersebut terus meningkat dan berkelanjutan. Apabila kondisi ini tercapai, maka
Investasi Koperasi
Koperasi sebagai badan usaha adalah sebuah lembaga dinamis yang perlu mengembangkan
lembaganya dan memperbesar usahanya. Untuk memperbesar usahanya tersebut koperasi
memerlukan modal, baik yang berasal dari internal koperasi maupun yang berasal dari
eksternal koperasi. Ketika modal sendiri yang berasal dari anggota tidak mencukupi, maka
koperasi harus mencari modal dari luar koperasi. Dengan kata lain, koperasi memerlukan
investasi dari luar.
Investasi langsung pada kegiatan usaha koperasi biasanya dilakukan untuk menambah
modal pada satu kegiatan usaha koperasi yang sedang berkembang. Model kelembagaan pada
pelaksanaan investasi seperti ini menimbulkan konsekuensi yang paling kompleks karena dua
hal; hak suara dan hak keuntungan. Investasi pada model ini tidak mempunyai hak suara
(nonvoting stock), karena hanya anggota yang mempunyai hak suara. Oleh karena itu
investor tidak mempunyai hak untuk pengelolaan dan pengawasan, yang berakibat pada
lemahnya akses untuk penentuan hak keuntungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
hal hal yang menjadi sumber wanpretasi biasanya dinegosiasikan sejak awal dan dituangkan
dalam surat perjanjian investasi. Mengingat kompleksitasnya, biasanya koperasi menawarkan
model investasi dengan tingkat pendapatan tetap, baik berupa nilai nominal maupun berupa
prosentase tertentu dari keuntungan.
Investasi pada unit usaha otonom koperasi lebih mudah dan fleksibel lagi. Pada model ini
pengelolaan dan administrasi dilakukan sendiri secara otonom oleh unit usaha koperasi,
sehingga investor lebih mudah untuk mengikuti perkembangannya. Namun demikian investor
tetap tidak bisa ikut dalam pengelolaan dan pengawasan, karena dua kegiatan tersebut
dilakukan oleh dan atas nama koperasi. Investor dapat mengikuti perkembangannya melalui
sistem pelaporan. Oleh karena itu sistem pelaporan operasional menjadi hal penting yang
harus masuk dalam perjanjian.
investasi pada badan usaha atau perseroan milik koperasi. Karena investasi dilakukan ke
perseroan, yang berlaku adalah peraturan dan undang undang perseroan. Pada model ini, jika
investasi dilakukan dalam bentuk penyertaan modal, maka kepemilikan, pengelolaan dan
pengawasan dilakukan bersama antara koperasi dan investor secara proporsional sesuai
dengan besarnya investasi yang disertakan. Beda halnya jika investasi yang dilakukan dalam
bentuk modal penyertaan, dimana kerjasama investasi dituangkan dalam bentuk perjanjian
investasi antara koperasi dan investor.