Telah diperiksa dan disetujui oleh Para konsultan dan diterima untuk diajukan kep
ada Panitia Ujian Skripsi yang dibentuk oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Mengetahui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
erdasarkan surt keputusan dekan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Muhammadi
enuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada f
akultas ilmu sosial dan ilmu politik program studi ilmu administrasi negara univer
iii
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nim : 201433506026
UPATEN SORONG
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis
adalah benar hasil karya sendiri, dengan arahan pembimbing I dan pembimbing II
dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila
di kemudian hari terbukti sebagai atau keseluruhan Skripsi ini adalah hasil karya o
rang lain maka saya bersedia menerima segala konsekuensi atau sanksi sesuai pera
Penulis
DOMINIKA ERYERGIT
KATA PENGANTAR
iv
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, bahwasan
Skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik yang harus dipenuhi unt
dari semua pihak yang membantu hingga penulisan Skripsi Penelitian ini dapat ter
selasaikan tepat pada waktunya, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima ka
sih kepada :
h Sorong.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Ridha Suaib, SE. MM. MH. M.Si. selaku Dekan
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kuli
attu, M.Si. Selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikira
v
4. Para Dosen Universitas Muhammadiyah Sorong yang telah memberikan Il
5. Kepada kedua orang tua ku beserta seluruh keluarga ku yang sangat penuli
ng tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tugas pemb
uatan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang be
rsifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Semoga Skripsi ini dap
DOMINIKA ERYERGIT
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................ii
vi
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH.........................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................v
DAFTAR ISI....................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..............................................4
D. Sistematika Penulisan................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................7
A. Teori Kepemimpinan................................................................7
B. Konsep Pemimpin.....................................................................13
C. Konsep Kinerja..........................................................................23
D. Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja...............................38
E. Kerangka Pemikiran..................................................................42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................44
A. Jenis Penelitian..........................................................................44
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................44
C. Populasi dan Sampel.................................................................45
D. Jenis dan Sumber.......................................................................46
E. Teknik Pengumpulan................................................................46
F. Teknik Analisis Data.................................................................47
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN........................49
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian........................................49
B. Pembahasan Hasil Analisis.......................................................57
BAB V PENUTUP...........................................................................................68
A. Kesimpulan...............................................................................68
B. Saran..........................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................70
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
pi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Motivasi masyarar
emua orang di kabupaten Sorong. Kantor bupati kabupaten sorong memiliki pega
memotivasi sehingga datang kekantor bekerja bisa tepat waktu. Pada jam kerja ba
nyak yang berkeliaran diluar kantor dengan pakaian dinas. sementara di kantor ba
angan umum banyak kursi pegawai kosong pada saat jam kerja, pegawai keluar ta
npa ijin dan tidak tau kemana, kalau pegawai dikantor hanya nongkron bicara yan
g tidak ada hubungan dengan tugas dan fungsinya. bahkan banyak yang terlihat as
ngat dinamis, Memerlukan peran nyata dan tanggung jawab dalam pembinaan dan
1
2
pengembangan sumber daya manusianya. Hal tersebut perlu ada kebijakan pemeri
n negara.
ivitas kerja.
mendorong terwujudnya produktivitas pegawai ASN sebagai abdi negara dan abdi
asi hasil kerja ASN, membuat perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan daerah,
BPJS. Dan menghidupkan Koperasi pegawai Serta melengkapi sarana dan prasara
na kantor.
3
Penting untuk diangkat sebagai substansi studi dan kajian. Sesuai dengan l
atar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis bermaksud u
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian yang telah dikemukan diatas, maka dalam penelitian
kan motivasi pada aparatur sipil negara ( ASN ) guna meningkatkan produ
1. Tujuan Penelitian
paten sorong
2. Kegunaan Penelitian
di Kabupaten Sorong.
ikan referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan peneli
Sorong.
D. Sistematika Penulisan
BAB III ngan, Jenis penelitian, Tempat dan waktu penelitian, Populasi d
BAB. V
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan dibedakan menjadi empat yaitu teori sifat, teori perila
ku, teori situasional dan teori atribusi. Teori sifat dalam hal ini adalah sejumlah sif
ahwa:
Karakteristik fisik seperti umur, penampilan, tinggi dan berat badan sebag
ai faktor fisik dan lebih penting untuk diperhatikan. Latar belakang sosial memfok
uskan pada faktor pendidikan, status sosial, dan mobilitas. Intelegensia yaitu seju
mlah studi yang memiliki kemampuan lebih tinggi dalam memutuskan, lebih tega
s, namun bersifat lemah. Kepribadian, menjadi hal penting yang menuntut adanya
7
8
mahami adanya kebutuhan untuk berprestasi tinggi, memiliki inisiatif dan orientas
osial dalam hal ini pemimpin umumnya terlibat aktif dalam berbagai aktivi
tas bergaul secara luas dengan semua orang. Teori perilaku dikemukakan oleh Mil
aikan tugas, membentuk jaringan komunikasi, dan menilai prestasi kelompok. Sed
angkan pertimbangan dalam hal ini perilaku pemimpin yang meliputi kepercayaan,
atu pendekatan baru tentang kepemimpinan yang memusatkan pada teori situasion
Teori sifat dan perilaku meletakkan pondasi yang penting untuk mempelaj
ari kepemimpinan dalam organisasi karena hasil dari dua pendekatan terse
but secara kuat menyarankan bahwa cara yang efektif memimpin adalah te
rgantung pada situasi.
Teori situasional dalam hal ini melakukan diagnosa dan menilai fakto. fakt
mumnya ditemukan terbukti kepada yang berwenang dengan prosedur yang logis,
na terdapat lebih dari satu pemecahan yang benar ( Noe, 2004 : 101 ).
Faktor situasi kedua, suasana kelompok atau disebut juga hubungan pimpi
nan anggota adalah kadar keyakinan, kepercayaan dan rasa hormat pengikut terha
urut model ini, semakin hangat hubungan diantara pemimpin dengan pengikutnya,
pimpinan - anggota diklasifikasikan sebagai baik atau buruk (Noe, 2004 : 101).
Faktor situasi yang terakhir adalah kekuasaan posisi. Kekuasaan posisi ada
lah kekuasaan yang melekat pada kedudukan pemimpin, yaitu sejauhmana pemim
n imbalan dan kekuasaan paksaan. Aspek kuncinya adalah derajat sejauh mana pe
10
yelesaikan segala sesuatu yang terjadi dengan bawahan (Noe, 2004 : 103).
ukakan oleh Victor Vroom dan Philip Yetton dalam Gitosudarmo (2002 : 156) ya
ng menyatakan bahwa :
ncari berbagai informasi tentang mengapa sesuatu itu terjadi, dan mencoba menca
uk, atribusi tersebut dikaitkan dengan tiga informasi yaitu kekhususan, konsistensi
dan konsensus. Hubungan antara atribusi dengan perilaku pemimpin ditengahi ole
pat bersifat internal atau eksternal. Dari situ kemudian pemimpin menentukan peri
wa faktor - faktor tertentu yang penting untuk mencapai tingkat prestasi yang me
1-172 ) meliputi :
4. Situasi, yang terdiri atas empat faktor utama yang harus dipertimbangkan
terhadap pengaruh dari faktor situasi yaitu sifat dari tugas, sifat dari kelo
mpok dan faktor organisasi, serta sumber pengaruh dari luar pemimpin.
12
6. Umpan balik, sebagai faktor terakhir yang berkaitan dengan dinamika kep
asil ini mengubah derajat perilaku dan berpengaruh terhadap faktor situasi
yang lainnya.
Hal yang paling penting bagi manajer adalah kebutuhan untuk mengemban
gkan kemampuan untuk mendiagnose dan menilai faktor - faktor yang berpengaru
B. Konsep Pemimpin
artinya bimbing dan tuntun. Dari kata "pimpin" lahirlah kata kerja "memimpin" ya
ng artinya membimbing atau menuntun, dan kata benda "pemimpin" yaitu barang
Pemimpin adalah orang yang paling berorientasi hasil di dunia, dan kepast
ian dengan hasil ini hanya positif kalau seseorang hanya mengetahui apa y
ang diinginkannya. Pemimpin merupakan orang yang memimpin dengan j
alan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan me
ngorganisir atau mengontrol usaha / upaya orang lain atau melalui prestise
kekuasaan atau posisi.
ing dengan bantuan motivasi secara sukarela oleh para pengikut karena pemimpin
akan :
Pemimpin sebagai pelayan ataupun defenisi ini sangat singkat namun sang
at menarik karena yang terjadi selama ini adalah pemimpin yang selalu mau dilay
ani tetapi tidak senang melayani. Pengertian kepemimpinan secara defenitif sangat
14
luas dengan konsepsi yang berbeda - beda untuk mencapai beberapa maksud. Men
hip). Pimpinan didefinisikan sebagai individu yang mempunyai suatu posisi atau k
sional ataupun internasional. Definisi lain dari pimpinan adalah kedudukan seseor
ang dalam suatu jabatan dalam organisasi formal yang secara sah mempunyai tang
n dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau prose
s untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela / sukaci
ta. Ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu karena ancaman, pe
hwa :
u bagian yang integral antara orang yang memimpin dan yang dipimpin dalam sua
tu kelompok atau organisasi dalam mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Hatt
ng sama untuk dapat menjadi seorang pemimpin. Bentuk pemimpin tersebut dapat
dikategorikan pemimpin diri sendiri, keluarga, Jabatan dan berbagai jenis - jenis k
kan sebagai suatu yang fundamental dan esensial dalam kelangsungan suatu organ
mpunyai andil sangat penting dalam aktivitas kerja, baik dalam koordinasi, pembi
naan, evaluasi / pelaporan dan mekanisme kerja antara orang yang dipimpin denga
Berikut ada beberapa konsep kepemimpinan yang perlu dikenal dan diketa
ngai yang konsisten, teguh, tangguh dan kuat dalam memimpin, sehingga kepemi
18
mpinannya menjadi panutan atau contoh yang terbaik dari penilaian orang - orang
yang dipimpin.
silkan dua aspek fungsi kepemimpinan dan aspek figur kepemimpinan. Perilaku k
n yang mempunyai perlakuan, perbuatan, tabiat, karakter dan budi pekerti yang da
pat memberikan manfaat dan faedah bagi pengikutnya. Sedangkan aspek figur kep
elaan dan integritas yang tinggi dalam melakukan pembinaan, bimbingan, pengara
han dan nasihat kepada orang - orang yang dipimpinnya. Kedua fungsi dan figur k
n bahwa :
untuk bekerja sesuai dengan perilaku yang tertanam dalam kebiasaan - kebiasaan
baik yang bersifat normatif prinsip - prinsip dan kaidah kaidah nilai dalam mengi
inan dari perilaku yang dimilikinya. Berarti, mempunyai keterkaitan erat bahwa p
erilaku kepemimpinan dalam diri seorang pemimpin melekat adanya perilaku yan
g sesuai dengan karakter dan perangai yang dimilikinya. Pemimpin yang memiliki
perilaku sesuai dengan tabiat yang baik akan banyak disenangi oleh pengikutnya,
Sedangkan sebaliknya, seorang pemimpin yang memiliki perilaku tabiat yang kur
ang baik akan ditantang oleh pengikutnya. Syahrir (1999 : 82) mengemukakan ba
hwa :
Perilaku kepemimpinan merupakan bagian dari sosok jati diri dari seseora
ng yang memiliki kewenangan atau jabatan untuk menjadi fokus perilaku
yang harus di contoh oleh bawahannya. Jika perilaku tersebut memberikan
dampak terhadap proses aktivitas kerja yang dipimpinnya, maka perilaku k
epemimpinan tersebut akan mendapat dukungan dan respon dari orang yan
g dipimpinnya.
k, perilaku dan karakter yang ditunjukkan oleh sosok seorang pemimpin dalam me
mpinan organisasi.
20
nan yang dikembangkan dalam suatu organisasi kerja, menunjukkan bahwa sosok
yang mampu mengembangkan tugas dengan memberi contoh sesuai dengan apa y
ang dapat dilakukan, dengan sendirinya bawahannya akan memahami sesuai deng
dengan bawahannya, maka akan tercipta suatu kepemimpinan yang ideal dalam ke
langsungan hidup suatu organisasi. Kaitan gaya kepemimpinan ini tentunya menja
25) bahwa :
dan berorientasi mampu menciptakan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sesuai
Menurut Rivai (2003 : 57) tipe kepemimpinan dapat dibagi kedalam tiga b
agian. Tipe kepemimpinan tersebut adalah tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepem
impinan kendali bebas dan tipe kepemimpinan demokratis. Ketiga tipe kepemimpi
nan ini dalam suatu kepemimpinan organisasi sangat menentukan berhasil tidakny
a dalam memimpin suatu dinamika kerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan. T
Ketiga tipe kepemimpinan di atas dalam prakteknya saling isi mengisi atau
kan menghasilkan kepemimpinan yang efektif. Menurut Anshory (1998, 36) untu
k memperoleh suatu kepemimpinan yang efektif dalam organisasi kerja yang terdi
ri dari pimpinan dan bawahan dalam suatu organisasi, maka ditemukan ada tiga ti
pe kepemimpinan yang lazim ditemukan. Dan ini saling memberikan kaitan satu s
ama lainnya dalam mencapai tujuan organisasi. Tipe kepemimpinan tersebut adala
h :
adap konsep dari tipe kepemimpinan, yang apabila dikaitkan dengan kemampuan
sasi. Tentu disadari, setiap individu, kelompok, pihak - pihak yang berkaitan deng
C. Konsep Kinerja
tasian segala keputusan yang telah diambil dan disepakati bersama . Berdasarkan I
Kinerja adalah hasil kerja secara motivasi dan kuantitas yang dicapai oleh
Ada beberapa jenis indikator kinerja yang sering digunakan dalam pelaksa
naan pengukuran kinerja organisasi, yaitu ; indicator masukan
( input ), indikator proses, indikator luaran ( output ), indikator hasil
( outcome ), dan indikator dampak ( impact ).
Rue dan Byars (Keban, 1995 : 67) menyatakan bahwa Kinerja (performan
ce) didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau dengan demikian maka kin
erja organisasi adalah tingkat pencapaian hasil kerja dari tujuan organisasi. Penda
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelom
pok orang dalam organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing - masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangk
utan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupu
n etika.
Jadi, kinerja dapat dikatakan sebagai upaya untuk mencapai hasil kerja secara aku
mulatif dari setiap orang atau kelompok dalam organisasi berdasarkan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan. Senada dengan hal di atas, Siagian ( 1988 : 152 ) den
Lebih lanjut Siagian (1988 : 153) dikatakan bahwa, ciri - ciri utama organisasi ber
il kerja tersebut dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diuku
berapa kata fund dari definisi kinerja yaitu : ( a ) hasil kerja pekerja, ( b ) p
Pengertian kinerja pegawai, menurut Milcovich dan Boudreau ( 1994 : 165 ) bahw
a
sasi dan mampu mencapai kinerja yang tinggi antara lain; ( 1 ) tenaga kerja yang
mempunyai motivasi dan daya saing yang tinggi, ( 2 ) tenaga kerja yang mampu
warah untuk mufakat dan menyiapkan diri mengambil keputusan, dan ( 7 ) tenaga
prestasi kerja pegawai. Dale Yoder (Hasibuan, 2001 : 87) menjelaskan bahwa "per
clrate the personalities and contributions and potentials of group members" ( penil
aian prestasi kerja merupakan prosedur yang formal dilakukan di dalam organisasi
untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta kepentingan bagi pegawai). Sel
anjutnya dikemukakan bahwa kesimpulan yang dapat ditarik dari penilaian prestas
i adalah :
ganisasi terdapat beberapa landasan tentang perilaku manusia sebagai sumber day
iap orang ingin mengetahui secara pasti tangga karir yang dinaikinya apabi
dapat perlakuan yang objektif dan penilaian atas dasar prestasi kerjanya, (
5 ) Setiap orang bersedia menerima tanggung jawab yang lebih besar, dan
( 6 ) Setiap orang pada umumnya tidak hanya melakukan kegiatan yang sif
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penilaian prestasi kerja merupak
an bagian yang sangat vital dalam rangka menjaga kelangsungan hidup suatu orga
nisasi sekaligus sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia dan pencapai
pegawai itu sendiri. Adapun tujuan dan kegunaan penilaian prestasi karyawan / pe
2. Untuk mengukur prestasi kerja sejauh mana karyawan bisa sukses dalam p
ekerjaannya
sahaan / organisasi.
28
an peralatan kerja.
5. Sebagai indikator untuk menentukan akan latihan bagi karyawan atau pega
n / pegawai.
job description ) .
Upaya penilaian terhadap kinerja suatu organisasi merupakan hal yang san
gat penting , karena akan dijadikan sebagai ukuran dan standar keberhasilan suatu
Tolok ukur yang sebenarnya untuk manajemen yang baik adalah kemampu
a mencapai dan memelihara suatu tingkat operas ! yang efektif . Kata kunc
si diukur dengan konsep efektivitas kerja yang dapat dicapai oleh pegawai
emua fase pekerjaan. aspek ini erat kaitannya dengan tingkat pendidikan fo
rmal serta jenis pelatihan yang pernah diikuti pegawai. Selain itu, pengala
man kerja juga banyak memberi kontribusi terhadap keahlian dan keteram
pilan pegawai;
b . Motivation , yakni dorongan yang kuat untuk bekerja keras pada setiap
c . Interpersonal relation with order, adalah kinerja dari pegawai untuk bek
erja dengan rekan - rekannya atau dengan atasannya. Hal ini berkaitan den
as pegawai; dan
30
tuhkan daya kreativitas individu pegawai, juga sangat tergantung dari kecil
bawahan.
Oleh sebab itu, untuk menentukan apakah suatu organisasi dapat mencapai
keberhasilan, ada beberapa kriteria untuk dapat mengetahui sejauh mana organisas
diri dengan perubahan baik dari dalam maupun dari luar, dan tidak adanya tekana
n terhadap organisasi.
Menurut Siagian (2000 : 49) bahwa untuk melihat apakah birokrasi sebaga
i suatu sistem yang memenuhi kriteria unggul dengan kinerja tinggi, terdapat tujuh
1. Birokrasi yang menampilkan kinerja tinggi dan unggul dapat diuji dengan stand
ar eksternal dan bukan hanya standar internal. Yang dimaksud dengan standar ekst
ernal ialah standar yang dituntut oleh masyarakat dan praktek - praktek kerja yang
Harus diakui bahwa sulit menemukan organisasi di mana pun yang kinerjanya set
ara betul dengan kemampuan potensial yang dimilikinya. Artinya, biasa terdapat k
esenjangan antara kinerja nyata dengan kinerja yang sesungguhnya dapat ditampil
31
kan. Pentingnya kinerja birokrasi pemerintah harus dilihat dari sudut ini. Dengan
3. Harus diupayakan agar birokrasi tidak cepat merasa puas. Artinya, meskipun ki
nerjanya di masa lalu dianggap sudah cukup memuaskan, perlu ditanamkan kesad
aran bahwa kinerja yang memuaskan itu masih dapat dan masih harus ditingkatka
n.
yang positif. Iklim persaingan ialah bahwa berbagai instansi berupaya menampilk
an kinerja yang sama atau bahkan lebih baik dari kinerja satuan kerja yang diangg
ap baik.
Artinya, dalam upaya menampilkan kinerja yang memuaskan, suatu sistem bekerj
a sedemikian rupa sehingga hanya menggunakan sebagian sarana, daya, dan dana
g lebih tepat ialah sasaran yang ditetapkan tercapai tanpa harus menghabiskan sara
6. Organisasi dengan kinerja tinggi menjadi contoh bagi organisasi lain dan sekali
gus sebagai sumber ide bagi mereka. Dengan kata lain, satuan organisasi dengan k
inerja tinggi mempunyai karakteristik yang khas, yaitu mampu menampilkan kine
rja yang paling tinggi dibandingkan dengan berbagai satuan kerja lainnya.
7. Organisasi dengan kinerja tinggi mampu mer enuhi persyaratan ideal yang ditu
rakat, maka Bupati sebagai pemimpin di daerah kabupaten Sorong harus memberd
ayakan dalam rangka peningkatan pemberian pelayanan baik dalam kantor maupu
n diluar kantor.
Plastrik (1996) dalam bukunya Banishing Bureaucracy: the five strategies for rein
einventing government" yang dikenal dengan The Five C's sebagai berikut :
uskan dan ditata kembali pola - pola insentif kelembagaan maupun individ
ual.
rdampak positif dalam upaya peningkatan kinerja ASN dalam memberikan motiva
Selanjutnya, menurut Dwiyanto (1995 : 66), ada terdapat lima indikator yang digu
nakan sebagai kriteria organisasi berkinerja tinggi yang dapat diperoleh dari beber
lkan suatu barang dan jasa, penilaian produktifitas suatu organisasi dilakukan den
gan menggunakan dan mengkaji kuantitas dan motivasi dokumen - dokumen yang
tersedia pada organisasi sebagai sumber data dan informasi yang penting dalam m
oleh individu atau kelompok organisasi melalui sistem, prosedur, dan metode terte
ntu yang berhubungan dengan hasil Produk dan jasa dalam rangka memenuhi atau
entifikasi jenis - jenis kegiatan dan program organisasi dan data dari masyarakat d
apakah sesuai dengan prinsip - prinsip dan kebijaksanaan suatu organisasi. Hal ini
dapat dinilai dan dianalisis terhadap dokumen dan laporan kegiatan organisasi den
34
askan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik sesuai dengan prinsip - prins
berlaku, dan
atan organisasi publik untuk tetap konsisten dengan kehendak masyarakat umum.
tasikan kebijaksanaan dan kegiatan kegiatan secara bertanggung jawab dan sesuai
kup.
Jika terjadi perubahan kondisi, harus dibangun standar yang setiap saat da
berkaitan.
h. Stabil : harus memiliki jangka waktu yang cukup untuk dapat memprediksi
men - elemen dapat ditambah , dirubah , dan dibuat terkini tanpa melakuka
l. Fokus pada pelanggan: harus terarah pada hal - hal penting yang diinginka
n pelanggan (intern and ekstem) seperti sikius waktu, mutu, kinerja jadwal
agai suatu proses umpan balik atas kinerja yang lalu dan mendorong adanya produ
opadidjaja, 2000 ; 11 ) .
36
asi kinerja ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian untuk diperhatikan adalah;
ngan kegiatan yang menunjukkan capaian kinerja suatu unit instansi pemer
intah dalam suatu kurun waktu tertentu; ( b ) evaluasi kinerja program yan
n - kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau
terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, peg
angan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah m
metode atau teknik yang digunakan agar hasil evaluasi dapat dipertanggungjawab
kan . Salah satu teknik dalam evaluasi kinerja adalah evaluasi 360 derajat (Mustop
adidjaja, 2000 : 7). Selanjutnya dikatakan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhati
kan dalam evaluasi kinerja 360 derajat, yaitu; jenis - jenis informasi yang diperluk
men.
an sangat bermanfaat bagi para pimpinan atau masyarakat yang ingin melihat kebe
rhasilan suatu instansi. Evaluasi memerlukan metode yang tepat dan sesuai denga
n kondisi daerah masing - masing. Evaluasi kinerja menjadi salah satu tolok ukur
bagi keberhasilan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam kurun waktu tert
entu.
mbah banyak baik secara vertikal maupun horizontal sesuai penambahan jumlah ti
ngkatan dan perluasan organisasi. Barnard dalam Buchari (1981 : 15) mengatakan
bahwa Keragaman hubungan dalam suatu organisasi akan bertambah dengan amat
bungan yang terjadi pada organisasi besar, sebab pada organisasi kecil saja (lingk
ungan keluarga) cukup beragam hubungan karena banyaknya keinginan yang diin
Di lain pihak seorang ahli organisasi yakni Graicinas dalam Buchari (1981
orang - orang lain secara perseorangan tetapi juga dengan kelompok - kelompok o
Dalam membahas hubungan antara atasan dan bawahan dalam suatu organ
isasi antara lain perlu dibicarakan adalah beberapa segi yang mempengaruhi rasa k
emikian diantara para bawahan. maka akan terjamin pula hubungan yang harmoni
nan maupun ketenteraman, male setiap orang akan memasuki suatu organisasi yan
erjasama in antara lain akan menimbulkan suatu kekuatan yang dapat mempengar
Kekuatan tersebut antara lain muncul berupa tindakan dan perlakuan dala
m organisasi yang oleh sebagian bawahan kadang - kadang dirasakan sebagai teka
nan atau desakan pengaruh. Tindakan dan perlakuan itu dapat datang dari atasan,
bawahan maupun mitra kerja supaya mereka mampu mewujudkan apa yang dihar
apkan dari mereka sebagai anggota organisasi. Pengetahuan yang perlu dimiliki pa
nisasi. Para bawahan perlu diberitahu mengenai tujuan dan pandangan pimpinan,
agar timbul adanya kesamaan persepsi antara pimpinan dan bawahan yang sama d
2. Pengetahuan tentang Tata Cara, Tata Kerja, Ketentuan dan Peraturan lainnya. T
anpa pengetahuan mereka akan senantiasa merasa ragu dan takut kalau - kalau dis
3. Pengetahuan tentang hal - hal yang berhubungan dengan tugas dan pekerjaan m
ereka masing - masing seperti mengenai hak, kewajiban wewenang dan tanggung
dapat menarik perhatian atasan. Sejalan dengan perkembangan terakhir dalam das
awarsa ini, ada dua hal yang diperhatikan oleh pihak manajemen. Pertama, kebutu
han pengembangan sumber daya aparatur harus terkait secara kuat dengan strategi
eorang aparatur yang profesional perlu dibenahi dengan kemampuan untuk mengg
unakan prosedur, teknik dan pengetahuan dalam bidang tertentu (technical skills);
kemampuan untuk memahami, memotivasi dan bekerja sama dengan orang lain, b
aik secara individual maupun di dalam kelompok (human skills), dan kemampuan
etensi yang dimiliki untuk meningkatkan Kinerja ASN. Motivasi dapat ditumbuhk
40
an melalui penciptaan iklim yang sehat dan kondusif oleh manajemen. Sehubunga
cari jalan keluar untuk dapat memotivasi karyawan. Sejumlah faktor yang
n, hubungan sosial antara atasan dan bawahan serta teman sejawat, pemen
pembinaan karier. Melalui pembinaan karier dan disiplin kerja inilah organ
isasi mengharapkan ada tanggapan atau reaksi dari bawahan agar dapat me
ningkatkan prestasi kerja dan disiplin yang lebih tinggi, sehingga dapat be
kerja secara efektif dan efisien dan pada gilirannya dapat menunjang produ
emimpinan atasan sangat terkait diterapkan kepada bawahan sesuai dengan kema
ungan atasan dan bawahan dalam pelaksanaan tugas melalui pelaksanaan pengam
i berikut:
41
aik, namun prilaku kepemimpinan sangat diperlukan dalam suatu organisasi pada
waktu menghadapi situasi dan kondisi bawahan. Sebab pada kenyataannya kema
mpuan dan kemauan bawahan berbeda - beda pada situasi tertentu. Ada kalanya se
orang bawahan tidak mempunyai gairah kerja, karena sudah jenuh dengan pekerja
annya. Ada kalanya bawahan tidak mempunyai kemampuan dan keterampilan sert
a malas bekerja. Pada posisi tersebut pemimpin yang berhasil adalah pemimpin ya
ut.
epemimpinan dalam suatu keadaan tertentu, variabel tersebut meliputi waktu, disi
E. Kerangka Pemikiran
an produktivitas kerja pegawai. Hal ini dilandasi oleh adanya suatu teori mengenai
ungan terhadap kinerja pegawai dilihat berdasarkan pemberian nasehat, saran, teg
wab. Peran pemimpin orientasi tujuan yaitu berprestasi , kemajuan , terkenal, ber
motivasi dan memuaskan. Dan peran pemimpin kendali bebas meliputi pengawasa
etiap orang - orang yang dipimpin dan yang memimpin menjadi suatu power / kek
isipatif, demokratis, orientasi tujuan dan kendali bebas mempunyai pengaruh dala
elas tujuan yang ingin dicapai ) dan kendali bebas ( mampu mengendalikan organi
sasi ) dari sosok yang memimpin dan memiliki kepemimpinan dalam mengemban
gkan kemajuan instansi, sesuai dengan peningkatan produktivitas kerja yang ditun
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
ran pempinan dalam memberikan motivasi pada Aparatur Sipil Negara guna meni
kan makna dari generalisasi yang menunjuk kepada prosedur riset yang menghasil
kan data kualitatif yang mengarah kepada temuan penelitian secara utuh
1. Tempat Penelitian .
Barat dengan dasar pertimbangan peneliti menetap di daerah tersebut yang membe
rikan kemudahan dalam melakukan pengumpulan data yang relevan dengan peneli
tian ini .
2. Waktu penelitian
44
Waktu penelitian di rencanakan 3 ( tiga ) bulan dan akan diawali pada bulan agust
lan sampel . Dan pada kenyataannya populasi itu adalah sekumpulan kasus yang
memenuhi syarat - syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian ( Arik
menjadi social situation atau situasi social , yaitu kesinambungan antara tempat ( p
lace ) , pelaku ( actors ) , dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis , dimana p
ada situasi sosial peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang - oran
0 karyawan / buruh.
2. Sampel
agai sumber data yang mewakili generalisasi penelitian berjumlah 10 orang infor
1. Bupati 1 orang
Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sek
under.
1. Data Primer
Data primer adalah pengambilan data yang dilakukan dengan wawancara langsun
Data sekunder adalah keseluruhan data yang bersumber dari literatur dan referensi
E. Teknik Pengumpulan
Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Pengamatan.
Pengamatan adalah aktivias terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
2. Wawancara
3. Dokumentasi
enis dan sumber data yaitu data primer dan data sekunder yang diuraikan sebagai
berikut :
Pengolahan data primer dilakukan dengan data - data yang bersumber dari hasil w
kan pengkodean untuk mengidentifikasi tema atau klasifikasi yang nantinya akan
Pengolahan data sekunder melalui analisis teoritis atau kepustakaan yang bersumb
er dari buku - buku , laporan - laporan , jurnal atau tulisan ilmiah dan hasil observ
47
asi di lapangan serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian
.
Prosedur pengolahan data tersebut dilakukan dalam 3 tahapan yaitu reduksi data ,
penyajian data dan penarikan kesimpulan . Yang dimaksud dengan reduksi data ad
nyajian data adalah proses penyusunan dan penyajian informasi yang diperoleh se
nelitian yang telah diperolehAdapun data yang diperoleh melalui analisis deskripsi
ini dilakukan dengan cara - cara penyajian dalam bentuk tabel dan gambar sesuai
dengan keberadaan data yang sesungguhnya dan tidak menggunakan uji statistic .
Sesuai dengan tujuan penelitian ini bersifat deskriptif dan metode yang digunakan
adalah kualitatif artinya menyajikan data secara naratif yang didukung oleh data k
uantitatif sesuai dengan hasil perhitungan pada tabel dan analisis persentase . Anal
isa data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan deskriptif yaitu men
ganalisis data dengan mendeskripsikan dan menggambar data yang telah terkump
ul sebagaimana adanya tanpa membuat suatu kesimpulan yang berlaku umum atau
BAB IV
pua dengan luas wilayah 13.603,46 km² yang terbagi dalam wilayah daratan selua
s 845,71 km² dan wilayah lautan seluas 514,65 km². Letak geografis Kabupaten S
orong adalah 130 ° 40 ' 49 " - 132 ° 13 ' 48 " Bujur Timur dan 00 ° 33 ' 42 " -01 °
erdiri dari 19 distrik, 13 kelurahan dan 121 desa / kampung. Sedangkan batas adm
dan berawa. Wilayah Kabupaten Sorong hampir 60 persen berupa daerah pegunun
gan dengan lereng - lereng yang curam seperti Makbon, Moraid, Sausafor, dan Pu
lau Salawati terdapat di bagian tengah ke arah timur dan utara. Dua puluh persen t
opografi Kabupaten Sorong berupa dataran rendah dan sebagian berawa yang men
wah 100 meter umumnya terdapat di Distrik Seget, Beraur sebagian di Distrik Sal
awati bagian selatan. Wilayah dengan ketinggian 500 meter berada di Distrik Aim
as sebagian Distrik Salawati, 500 - 2000 meter sebagian besar terdapat di Distrik
Sausafor dan ketinggian 2.000 - 2.500 meter terdapat di Distrik Sausafor. Iklim wi
layah Kabupaten Sorong pada umumnya beriklim tropis yang lembab dan panas.
Suhu udara rata - rata berkisar antara 23,9 C ( minimum ) dan 30,5 C (maksimu
m) dengan kelembaban udara 86 persen. Curah hujan rata - rata 3.786,5 milimeter
per tahun dengan jumlah hari 258 turun hujan pada tahun 2017
rong mengalir ke arah utara dan ke arah selatan dengan puncak pegunungan berad
a di Distrik Sausafor. Wilayah yang tergenang pada saat air laut pasang adalah wil
ayah pantai bagian selatan dan wilayah yang tergenang secara periodik terdapat di
distrik Salawati dan Distrik Makbon. Beberapa sungai besar yang dapat diperguna
kan untuk kepentingan pelayaran dan tempat penangkapan ikan air tawar di Kabu
paten Sorong antara lain Werur di Distrik Sausafor, Sungai Warsamson di Distrik
Makbon dan Moraid, dan Sungai Klabra yang terdapat di Distrik Beraur.
50
Secara topografi Kabupateniasi mulai dataran rendah dan berawa . Wilayah Kabu
paten Sorong hampir 60 persen berupa daerah pegunungan dengan lereng - lereng
yang curam seperti Makbon , Moraid , Sausafor , dan Pulau Salawati terdapat di b
agian tengah ke arah timur dan utara . Dua puluh persen topografi Kabupaten Soro
ng berupa dataran rendah dan sebagian berawa yang menyebar di bagian selatan s
ampai ke barat . Kondisi topografi ini menjadi salah satu kendala dalam membang
un konektivitas antar wilayah . Sebab walau bagaimana pun dalam konteks percep
atan laju pembangunan konektivitas antar wilayah merupakan salah satu prasyarat
utama . Hal ini tentunya menjadi fokus pembangunan infrastruktur bagi pemerinta
ngan biaya yang besar , percepatan laju pembangunan di Kabupaten Sorong meng
hadapi kendala dengan masalah nilai lokal . Dimana seperti kita ketahui bahwa , K
abupaten Sorong merupakan wilayah yang didiami oleh banyak suku yaitu : ( 1 )
Suku Moi terdiri dari suku Klabra , Karon , Madik , Kebar , Keboro , dan Yaun su
Salawati , Seget , Segun , Beraur , Klamono , dan Distrik Sayosa , ( 2 ) Suku Maib
rat terdiri dari suku Meimere / Make , Meite , dan Meimaru tersebar di distrik Ai
51
mas dan Salawati , ( 3 ) Suku Inanwatan terdiri dari suku Mate Mani , Suku Purag
i , Oderau , Kaiso dan Samaun tersebar di Aimas dan Salawati , dan ( 4 ) Suku Te
hit , terdiri dari Sawiat , dan Ogit tersebar di Distrik Aimas dan Salawati.
kekuatan bagi Kabupaten Sorong sebagai komunitas yang turut menjaga dan mem
elihara alam dengan kearifan budaya lokal yang sampai saat ini masih dipegang te
guh oleh suku - suku tersebut . Selain budaya lokal yang dipegang teguh alam , ke
arifan budaya lokal lainnya adalah kepatuhan penduduk dalam menjaga a suku - s
uku tersebut kepada ketua adat dan peraturan yang berlaku di adat tersebut.
Keterkaitan antara keberadaan suku dan kearifan budaya lokal dengan pola
pembangunan yang coba diterapkan oleh pemerintah pada bagian lain saat ini men
jadi permasalahan tersendiri . Berbagai pola pembangunan yang selama ini diterap
kan oleh pemerintah untuk pembangunan di daerah tidak semuanya dapat diimple
ai kearifan lokal tersebut adalah pada pemberian kewenangan yang penuh terhada
ari Kota Sorong . Peraturan Daerah Kabupaten Sorong Nomor : 4 tahun 2008 tang
gal 28 oktober 2008 sebagai perwujudan dari pelaksanaan otonomi daerah berdasa
yang diganti dengan Undang - Undang RI Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemeri
52
ntah Daerah . Pengaruh kepemimpinan pada kantor Pemda Kabupaten Sorong ada
2. Pemda Kabupaten dipimpin oleh beberapa kepala dinas sesuai dengan instansin
perumahan untuk para pegawai Pemda , penempatan dan perluasan jalan , pelatiha
Selain kedudukan dan tugas pokok , Pemda Kabupaten Sorong juga mempunyai f
h . Pembinaan dan pengawasan norma kerja pegawai serta norma keselamatan ker
i . Pengelolaan urusan ketatausahaan dan tata usaha rumah tangga Pemda Kabupat
en Sorong .
yaitu 59,95 . Rasio ketergantungan diartikan sebagai besarnya beban yang ditangg
ung oleh penduduk usia produktif atau rasio jumlah penduduk usia non produktif t
hun 2017 setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung kurang lebih 60
3. Kondisi Pendidikan
Kemajuan suatu negara dapat diukur dan ditentukan oleh beberapa faktor p
enting dalam salah satunya yang mempunyai pengaruh besar adalah faktor pendidi
kan . Data yang diperoleh dari statistik Kabupaten Sorong , bahwa masih cukup b
Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah tingkat kesadaran orang tua d
sehingga orang tua tidak mampu membiayai anak - anak mereka sehingga dapat m
enyelesaikan pendidikan yang baik , tentu dapat dilihat dari latar belakang kehidu
pan orang tua sebagian pegawai pemerintahan yang dihidupnya pas - pasan hanya
Kabupaten Sorong yang luas dan cukup menyulitkan sehingga sangat membutuhk
sih rendah .
4. Kondisi Ekonomi
Salah satu ciri masyarakat yang berbeda adalah masyarakat yang heteroge
n yaitu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak tergantung pada suatu mata pe
ncaharian saja , tetapi bergerak pada beberapa bidang di Kabupaten Sorong , berm
ata pencaharian yang bergerak dibidang lain seperti buruh , nelayan , tukang , peg
awai negeri sipil , TNI dan Polisi , Industri kecil dan lain sebagainya , sesuai deng
dalah sebesar 8,50 % meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 4,94 % hal ini me
pakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 15,61 % diikuti oleh sek
tor pertambangan dan galian, sektor industri pengolahan, selanjutnya sektor listrik
dan air bersih, sektor bangunan sebesar 14,20 % setelah itu diikuti oleh sektor ke
uangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor pengangkutan dan komunikas
minasi dari sektor pertanian , industri pengolahan dan sektor industri pertambanga
n / penggalian yang sifatnya ekstraktif terhadap sumber daya alam . Padahal penye
rapan tenaga kerja di sektor tersebut sangat rendah jika dibandingkan dengan peny
erapan tenaga kerja di sektor pertanian , perkebunan dan perikanan . Kondisi terse
but menunjukkan bahwa dilihat dari struktur ekonomi wilayah telah terjadi ketida
Mayoritas penduduk asli di wilayah ini masih memiliki pola sub sistem ya
upun sebagian lainnya bermata pencaharian petani , berkebun dan menangkap ika
pan bagi kebanyakan masyarakat lokal sangat rendah jika dibandingkan dengan se
ktor industri pengolahan dan pertambangan / penggalian . Dari hal tersebut dapat
56
5. Kondisi Agama
n, Kristen Protestan 46,51 persen, Katolik 5,49 persen, Hindu 0,41 persen, dan Bu
tan sebagai pimpinan satuan pekerjaan untuk dapat mempengaruhi orang lain , ter
utama bawahannya untuk dapat berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga
melalui perilaku yang positif ia akan memberikan sumbangsi nyata dalam pencapa
ian suatu tujuan organisasi pemerintah yang efektif pada suatu lembaga atau organ
isasi yang dipimpinnya dan seorang pemimpin seperti Bupati mempunyai peranan
yang sangat penting untuk mengarahkan dan mendorong para bawahan dalam suat
Sikap dan perilaku seorang pemimpin harus bisa lebih ditunjukan dalam or
ganisasi yang dipimpin , sebagai Bupati harusnya mampu mengatur pegawai dan s
taf dengan sikap yang tegas juga dengan mamatuhi aturan yang ditetapkan di kant
57
or. Kedisiplinan memang harus dijunjung tinggi , karena merupakan satu dasar pe
upati sebagai pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spi
Selain peranan Bupati , ada hal yang harus diperhatikan juga yaitu keadaan
kantor baik itu secara fisik maupun non fisik . Karena keadaan suatu kantor ternya
mpat pegawai mendapatkan ilmu pengetahuan dan melewati proses secara bertaha
p , jika didalam ruang lingkup atau lingkungan kantor tidak memilki rasa nyaman
dan aman jelas akan berdampak pada proses kerja pegawai . Oleh sebab itu , seba
gai seorang Pegawai harus punya banyak cara atau metode yang harus digunakan
untuk mendidik pegawainya dengan baik , dan semua itu tidak terlepas dari bimbi
ngan dan pengawasan dari seorang Bupati untuk meningkatkan kinerja bawahann
ya.
Pegawai
ati Kabupaten Sorong terkait dengan Peranan Bupati Dalam Meningkatkan Motiv
asi Pegawai dan penulis melakukan wawancara kepada Bupati dan juga beberapa
pegawai , demi mendapatkan informasi yang lebih akurat . Dan berikut hasil dari
Dari hasil wawancara penulis dengan bapak bapak Bupati Beliau mengatakan bah
wa
takan bahwa
engatakan bahwa
Kepemimpinan adalah hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pemi
mpin . Dalam arti menjadi pemimpin yang berwibawa dan bijaksana dala
m setiap pengambilan keputusan . Sebagai Bupati beliau memiliki kewena
ngan dan juga tanggung jawab yang lebih besar dari kami para pegawai . S
aya sebagai pegawai di kantor ini , saya melihat bahwa Bapak Bupati adala
h pemimpin yang bertanggung jawab terhadap pegawai - pegawai yang ad
a di kantor ini , dan beliau berperan penting dalam membangun kantor ini
untuk menjadi lebih baik lagi , beliau juga selalu berusaha keras untuk bisa
mengatasi kekurangan di kantor ini . Beliau adalah seorang pemimpin den
60
gan kepribadian yang baik sehingga menjadi panutan kami sebagai pegawa
i ( hasil wawancara 08-11-2017 ) .
hwa sebagai seorang pemimpin di kantor , maka Bupati harus memberikan kesada
ran bagi bawahannya akan pentingnya tanggung jawab terhadap tugas dan pekerja
an yang dilakukan . Pegawai yang ada pada umumnya sering diberi motivasi tenta
ng tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan oleh atasannya . Dengan member
ikan motivasi maka pegawai akan tetap semangat dan selalu bertanggung jawab at
as pekerjannya . Disisi lain , menjalin kerjasama antar sesama pegawai juga meru
pakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi . Karena dengan kerjasama
yang baik yang dilakukan oleh pemimpin dan bawahan maka tujuan dari organisa
si dapat terpenuhi atau tercapai . Dan hal yang paling mendasar dalam melakukan
mimpin dan bawahan . Komunikasi merupakan hal terpenting yang harus diutama
s lebih ketat lagi dan harus dituntut profesionalisme , performance serta gaya kepe
mimpinannya ini sangat penting untuk pekerjaan agar dapat berjalan dengan efekti
017 , secara populasi lewat sampel dari : Bupati , Pegawai PNS ( 2 orang ) dan Pe
orong
Kita ketahui bahwa pendidikan merupakan hal yang paling mendasar dala
kantor - kantor yang ada di Indonesia terutama terhadap kantor yang berada dipin
ggiran Kota . Dari hasil wawancara yang didapat , Adapun faktor yang menjadi pe
tik dasar yang mendasari seseorang berkaitan dengan kinerja individu dalam peker
jaannya . Seperti seorang pegawai yang memiliki tugas tambahan sebagai Bupati ,
yang harus membina bawahannya dengan baik , maka Bupati harus memiliki kuali
2 ) Motivasi
motivasi yang membangun sehingga para pegawai bisa bekerja sama secara koope
ratif .
Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak bupati, Beliau mengatakan bahwa
memang benar yang sering terjadi di kantor ada masalah disiplin waktu se
orang pegawai . kalau menurut saya , bapak Bupati sudah memimpin kant
or ini dengan baik dalam arti pegawai - pegawainya pun sudah dibimbing
menjadi lebih baik , hanya saja ada beberapa yang masih belum memiliki k
esadaran diri akan pentingnya disiplin waktu . Harusnya kita yang sebagai
pegawai kita sudah harus tanamkan dalam diri bahwa disiplin waktu itu pe
nting , terlebih kita harus mendidik pegawai . Dan kalau kita yang sebagai
pegawai tidak memiliki kedisiplinan maka pegawai pun tidak akan memili
kinya karena kita adalah teladan bagi pegawai ( hasil wawancara pada tang
gal 08-11-2017 ) .
hwa
63
Bapak Bupati adalah sosok pemimpin dengan kepribadian yang baik , han
ya saja beliau bersikap kurang tegas kepada kami para pegawai . Ada bebe
rapa aturan yang berlaku di kantor ini yang masih saja suka dilanggar oleh
saya dan juga beberapa teman pegawai yang lain . Namun , bapak tidak teg
as dalam menyikapinya beliau pun tidak memberikan sanksi dalam bentuk
apapun yang membuat jera . Sehingga pegawai pun sering melanggar atura
n sampai berkali - kali ( hasil wawancara pada tanggal 07-11 2017 ) .
Penulis mewawancarai lebih lanjut dengan Ibu Christina, beliau mengatakan bahw
a
bukan hanya kedisiplinan pegawai yang menjadi masalah di kantor ini teta
pi kekurangan pegawai juga menjadi suatu masalah yang perlu diselesaika
n oleh Bapak Bupati . Saya sebenarnya bukan pegawai umum yang harusn
ya bekerja full, karena bidang saya adalah pegawai biasa, karena kantor ini
kekurangan pegawai sehingga bapak Bupati menempatkan saya sebagai pe
gawai umum. Saya juga kadang ikut bekerja di tempat lain yang belum ad
a pegawainya ( hasil wawancara pada tanggal 08-11-2017 ) .
asil wawancara yang didapatkan . Penulis dapat menganalisis bahwa yang menjadi
ka dengan wewenang yang dimiliki Bupati harus memberikan sanksi atau tindaka
n secara tegas bilamana seorang pegawai baik itu PNS maupun Pegawai Honorer t
erbukti melakukan pelanggaran disiplin, ada pegawai yang selalu datang terlambat
atau tidak tepat waktu ke kantor, pegawai yang sering absent ke kantor, atau bahk
an pegawai yang sering izin berangkat keluar kota, Bupati harus tegas dalam hal i
ni , dengan tujuan untuk memberi efek jera dan shock terapi agar pegawai - pegaw
ai yang lain tidak meniru dan melakukannya . Dan juga agar tidak melakukan pela
Bagi seorang pegawai yang berstatus pegawai negeri sipil kedisiplinan har
us menjadi acuan hidupnya , dan juga harus menjadi teladan / panutan bagi pegaw
ai honorer . Kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki haruslah berguna dalam pek
erjaannya sebagai seorang tenaga pendidik bagi pegawai . Namun banyak hal yan
g terjadi dan bertolak belakang dengan yang harus dilakukan oleh seorang pegawa
i berstatus PNS , menurut informasi dari hasil wawancara yang penulis dapatkan ,
Bupati mengatakan bahwa pegawai PNS yang paling sulit untuk diatur dan untuk
ng ada bergantian untuk bekerja di kelas yang kosong . Menurut informasi dari Bu
pati , pihak kantor sudah beberapa kali meminta tenaga pengajar untuk ditempatka
n di SD Negeri 4 tanjung Kasuari namun karena jarak tempuh yang jauh dari pusa
t kota ke kantor yang berada di kelurahan Tanjung Kasuari sehingga banyak pega
wai yang tidak mau ditempatkan di SD Negeri 4 Tanjung Kasuari . Oleh karena K
untuk menjadi pegawai honorer di kantor untuk membantu pegawai - pegawai yan
g ada , sehingga tidak ada kelas yang kosong dan pegawai tidak terlantarkan dan p
5 ) Dana terbatas sehingga sarana dan prasarana kantor yang tidak memadai
Hal yang paling mendukung dalam proses kerja bekerja adalah sarana dan
ntuk gedung kantornya saja banyak yang rusak mulai dari pintu kelas hingga lanta
i di kantor pun tidak diperhatikan dengan baik . Dan juga tidak ada ruangan labora
a kendala yang sering terjadi adalah berasal dari kurangnya kesadaran sebagai seo
rang pegawai yang memiliki tanggung jawab penting di kantor dan yang harus me
njadi teladan bagi pegawai . Pegawai harus memegang prinsip teguh sebagai tenag
a pengajar dan juga sebagai bawahan pegawai juga harus menaati segala aturan ya
ng berlaku di kantor dan juga pegawai harus memiliki disiplin kerja . Oleh sebab i
si dan komunikasi sangatlah berperan penting dalam suatu orgtanisasi , antara baw
ahan maupun pimpinan , bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada kepemimpinan t
miliki pengikut guna mengeluarkan pendapat atau gagasan masing - masing untuk
ang bekerja di SD Negeri 4 Tanjung Kasuari . Dengan komunikasi yang baik mak
66
a kerjasama antara pemimpin dan bawahan pun bisa dilaksanakan , dan pemimpin
PENUTUP
A. Kesimpulan
ebagikut :
1. Setiap motivasi yang diberikan dari Bupati kepada pegawai adalah untuk memb
erikan kesadaran akan rasa tanggung jawab yang harus dipenuhi sebagai seorang p
egawai di kantor .
3. Dengan adanya pembinaan serta pengawasan yang diberikan oleh Bupati , mak
Sipil Negara di kantor dan bisa menjadi teladan bagi pegawai lainnya.
67
68
6. Kedisiplinan pegawai memang sangat kurang , sehingga Bupati harus bisa berti
B. Saran
1. Perhatian dari Pemerintah sangatlah penting bagi kantor yang berada jauh dari
pusat kota , bukan hanya dari faktor kekurangan pegawai yang perlu perhatian aka
n tetapi gedung hingga sarana dan prasarana kantor juga harus diperhatikan .
2. Kedisiplinan pegawai yang harus selalu diperhatikan oleh Bupati , agar supaya
pegawai bisa mencontohi sikap disiplin yang dimiliki oleh semua pegawai yang a
da di kantor .
3. Bupati sebagai pemimpin harus punya sarana komunikasi yang baik dengan par
a pegawai agar supaya mereka dapat bekerja sama dengan baik , sehingga mencap
rosedur ( SOP ) .
5. Komunikasi yang baik akan menghasilkan kerja sama yang baik dan Kerjasama
Alfred , R , Lateiner . 1985. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja . Bumi Aksar
a: Jakarta .
Basrowi & Surwandi . 2008. Memahami Penelitian Kualitatif . Rineka Cipta : Jak
arta.
70