SKRIPSI
Disusun oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
i
HALAMAN PENGESAHAN
Dosen Penguji
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iii
HALAMAN MOTO
Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena
persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan
-Collin PowellBanyak hal ku dapat dihidup ini. Lebih dari suka atau duka. Percayalah
hidup ini indah dan punya makna
@BatasSenja
Masa depanmu tidak pernah ada berasal dari orang lain. Semuanya ada
ditanganmu @TerimakasihAyah
Agar sukses, keinginan anda untuk sukses harus lebih besar daripada
ketakutan anda akan kegagalan
-Bill CorbyBukan hidup yang mengubahmu, tapi dirimu yang mengubah hidupmu
@kata2bijak
iv
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
2.
Dra. Sri Hartati, M.S selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan,
perhatian, pembelajaran dan nasihat yang berarti selama proses penyelesaian
skripsi ini.
3.
Dinie Ratrie, S.Psi, M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan
pengarahan selama masa perkuliahan hingga saat ini.
4.
Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi yang telah memberikan bekal ilmu,
pengetahuan, dan pengalaman selama kuliah dan seluruh staf Administrasi dan
Perpustakaan Psikologi yang telah membantu kelancaran administrasi.
5.
Drs. Parmin, S.Kom selaku kepala sekolah yang telah mengijinkan penulis
melakukan penelitian di SMA Mardisiswa Semarang.
6.
Seluruh staf guru BK dan guru pelajaran SMA Mardisiswa Semarang, para
partisipan. Terimakasih atas kerjasama, waktu dan bantuannya sehingga proses
penelitian berjalan lancar.
7.
Keluarga besar tercinta ayah dan ibu, kakak yang selalu mendoakan dan
mendukung. Berharap selalu bisa memberikan yang terbaik untuk kalian.
v
8.
9.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas bantuan yang
diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
vi
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 10
BAB II
vii
BAB III
METODE PENELITIAN................................................................. 34
A. Identitas Variabel Penelitian ...................................................... 34
B. Definisi Operasional................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 35
D. Pengumpulan Data ..................................................................... 36
E. Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 38
F. Analisis Data .............................................................................. 40
BAB IV
BAB V
PENUTUP........................................................................................ 60
A. Pembahasan ............................................................................... 60
B. Kesimpulan ............................................................................... 66
C. Saran .......................................................................................... 66
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Tabel 16.
Tabel 17.
Tabel 18.
Tabel 19.
Tabel 20.
Tabel 21.
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Oleh:
Agustinus Yogy Dwicahyo Nugroho
M2A 607 009
Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro
ABSTRAK
Siswa SMA berada pada masa peralihan antara masa peralihan menuju masa
dewasa yang harus memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari
perilaku menyimpang. Siswa SMA seringkali mengalami kesulitan belajar yang
berkaitan dengan kesulitan mengungkapkan pendapat, ide, maupun menanggapi suatu
topik dalam pembelajaran. Asertivitas sangat penting bagi siswa sekolah menengah
atas untuk membantu dan meningkatkan prestasi belajar, serta menyikapi perubahan
fisik, psikis, sosioemosional yang sedang dialami siswa. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui secara empiris hubungan antara konsep diri dengan
asertivitas pada siswa SMA Mardisiswa Semarang.
Subjek penelitian berjumlah 240 orang siswa kelas X dan Kelas XI SMA
Mardisiswa Semarang. Penentuan sampel menggunakan teknik Cluster Random
Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode skala.
Asertivitas diukur dengan menggunakan Skala Asertivitas yang terdiri dari 22 aitem
valid. Konsep Diri diukur dengan menggunakan Skala Konsep Diri yang terdiri dari
21 aitem valid.
Hasil analisis data dengan metode analisis regresi sederhana menghasilkan
koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,788 dengan p = 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut
menunjukkan arah hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan
asertivitas pada siswa SMA Mardisiswa Semarang. Konsep diri memberikan
sumbangan efektif sebesar 62% pada asertivitas siswa SMA Mardisiswa Semarang.
Kata Kunci: Konsep Diri, Asertivitas.
xi
ABSTRACT
High school students are in the transitional period between the transition to
adulthood should have a self-concept and assertive behavior to avoid deviant
behavior. High school students often have difficulty learning difficulties associated
with expressing opinions, ideas, or respond to a topic in the learning. Assertiveness is
very important for high school students to assist and improve student achievement, as
well as addressing the physical changes, psychological, socio-emotional being
experienced students. The purpose of this study was to determine empirically the
relationship between self-concept and assertiveness in Semarang Mardisiswa high
school students. The purpose of this study was to determine empirically the
relationship between self-concept and assertiveness in Semarang Mardisiswa high
school students
Subjects numbered 240 students of class X and Class XI SMA Mardisiswa
Semarang. The samples using cluster random sampling technique. Data collection
was performed by using a scale. Assertiveness Assertiveness is measured using a
scale consisting of 22 aitem valid . Self-concept was measured using the Self-Concept
Scale consists of 21 aitem valid..
The results of the analysis of data with simple regression analysis method
produces a correlation coefficient (rxy) of 0.788 with p = 0.000 ( p < 0.05 ) . These
results indicate a significant positive relationship direction between self-concept on
high school students Mardisiswa assertiveness Semarang. The concept of self- giving
effective contribution by 62% in high school students Mardisiswa assertiveness
Semarang .
Keywords : Self-Concept , Assertiveness .
xii
BAB I
PENDAHULUAN
tahun dan berakhir antara usia 18 dan 22 tahun. Masa remaja merupakan salah
satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan
tersendiri yang bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode antara
masa kanak-kanak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami
sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Gunarsa, 2007, h.6).
Menurut Hurlock (2004, h. 213), remaja lebih sering berada di luar rumah
bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, sehingga teman-teman
sebaya mempunyai pengaruh besar pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan
dan perilaku remaja. Remaja perlu memiliki kemampuan menyampaikan
perasaannya secara langsung, jujur dan terbuka pada orang lain namun tetap
menjaga hak-hak serta perasaan pihak lain agar remaja terhindar dari keadaan
negatif, maka dalam diri remaja diperlukan adanya suatu kemampuan yang
mendukung proses mereka dalam bersosialisasi.
Santrock (2007, h.16) menjelaskan bahwa siswa SMA merupakan remaja
memasuki dunia baru dan berbeda dengan pengalaman di SMP. Remaja banyak
mengalami perubahan yaitu perubahan kelompok teman sebaya yang homogen
menjadi kelompok yang heterogen dan meningkatnya fokus pada prestasi, unjuk
kerja serta pengukurannya. Banyaknya perubahan yang terjadi menimbulkan
masalah bagi siswa SMA (Santrock, 2007, h.16). Remaja sangat memerlukan
kemampuan untuk menjadi asertif. Asertivitas adalah kemampuan menyatakan
pendapat secara jelas, mengekspresikan perasaan sesuai dengan yang diinginkan,
dan tetap menjaga hak-hak orang lain (Pfeiffer, 2003, h. 16).
(1993,
h.312)
menyatakan
bahwa
ketidakmampuan
untuk
Remaja yang memiliki konsep diri yang positif akan memiliki penilaian yang
positif terhadap dirinya sehingga dapat menerima dirinya sendiri secara apa
adanya.
Calhoun & Acocella (2000, h.72-73) menyatakan bahwa remaja yang
memiliki konsep diri yang negative akan memiliki penilaian negatif terhadap
dirinya sehingga merasa bahwa dirinya tidak cukup berharga dibandingkan orang
lain. Menurut Rakhmat (2000, h.101) cara remaja menilai dan memandang dirinya
akan mempengaruhi pula cara remaja dalam memandang dan menilai remaja lain,
sehingga apabila remaja memandang dan menilai dirinya secara positif, maka
remaja akan mampu memandang dan menilai orang lain secara positif pula.
Menurut Rathus dan Nevid (dikutip Kartika, 2009, h.44), konsep diri
merupakan persepsi kita terhadap kita sendiri, yang didalamnya terdapat sifat-sifat
yang menurut kita mempresentasikan diri serta evaluasi kita terhadap sifat
tersebut.
Menurut Susana (2006, h. 19), remaja yang memiliki konsep diri yang
positif, akan membentuk penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri.
Penghargaan terhadap diri yang merupakan evaluasi terhadap diri sendiri akan
menentukan sejauhmana remaja yakin akan kemampuan dan keberhasilan dirinya,
sehingga segala perilakunya akan selalu tertuju pada keberhasilan. Remaja yang
memiliki konsep diri yang positif akan berusaha dan berjuang untuk selalu
mewujudkan konsep diri ideal, sebaliknya remaja yang memiliki konsep diri
negatif akan mengevaluasi yang cenderung negatif terhadap dirinya.
perilaku yang sama dengan teman sebaya. Merasa mampu adalah perasaan bahwa
siswa mampu mencapai tujuan yang diinginkannya serta dapat membuat pilihanpilihan dan keputusan-keputusan yang tepat. Individu juga menganggap bahwa
kelompok merupakan faktor yang harus diikuti, sehingga individu merasa tidak
penting, tidak mengakui keberadaan dirinya, dan tidak menghargai hak dan
kewajibannya sebagai individu (Riauskina, 2006, h.112).
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang diri sendiri
(Brooks dalam Rakhmat, 2000, h.99), yang akan membentuk suatu gambaran diri
individu tentang dirinya sendiri. Menurut Rakhmat (2000, h.101) cara individu
menilai dan memandang dirinya akan mempengaruhi pula cara individu dalam
memandang dan menilai orang lain, sehingga apabila individu memandang dan
menilai dirinya secara positif, maka individu akan mampu memandang dan
menilai orang lain secara positif pula.
Asertivitas juga sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar, karena
diperlukan aktivitas siswa dalam setiap kegiatan yang dilakukan agar belajar
mengajar menjadi efektif. Prijonggo & Sumargi (2001, h. 340) mengemukakan
bahwa kebanyakan siswa di Indonesia masih takut bertanya pada guru dalam
menyampaikan pendapatnya. Siswa cenderung diam saja selama menerima
pelajaran dan menunggu penjelasan guru. Siswa tidak mampu berpikir kritis
tentang pokok-pokok bahasan dan terlibat aktif dalam diskusi. Senada dengan
pernyataan diatas, Sikone (2007) menyatakan bahwa siswa yang masih remaja
merasa takut, malu, untuk mengungkapkan pendapatnya secara terbuka.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan asertivitas
pada siswa SMA Mardisiswa Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara
konsep diri dengan asertivitas pada siswa SMA Mardisiswa Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu
Psikologi khususnya Psikologi Perkembangan yaitu memperkaya teori tentang
konsep diri dan asertivitas pada remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi remaja diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
remaja tentang hubungan konsep diri dengan asertivitas, sehingga dengan
demikian dapat dilakukan tindak lanjut sebagai prevensi terhadap masalahmasalah yang akan muncul.
b. Bagi sekolah dan guru, hasil penelitian dapat memberikan informasi
kepada guru dan sekolah tentang hubungan antara konsep diri dengan
asertivitas pada siswa SMA Mardisiswa Semarang.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asertivitas
1. Pengertian Asertivitas
Hargie & Dickson (2004, h.290) mendefinisikan asertivitas sebagai
kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi, mengungkap gagasan,
perasaan dan keyakinan secara langsung, jujur dengan tetap menjaga dan
menghargai hak-hak orang lain.
Menurut Janasz, dkk (2006, h.134) asertif disebut sebagai kemampuan
untuk mengungkapkan keinginan secara jelas dan terbuka, tetapi masih
menghargai kepentingan dan perasaan orang lain. Bedell & Shelly (2007, h.33)
mengatakan bahwa, asertivitas akan mendukung tingkah laku interpersonal yang
secara simultan dan berusaha untuk memenuhi keinginan individu semaksimal
mungkin dengan secara bersamaan, selain itu juga mempertimbangkan keinginan
orang lain karena bukan hanya memberikan penghargaan pada diri sendiri tetapi
juga kepada orang lain.
Menurut Gamble dan Gamble (2005, h.288), asertivitas adalah
mengekspresikan pikiran dan perasaan sekaligus menampilkan rasa hormat
terhadap pikiran dan perasaan orang lain. Ketika individu menampilkan
asertivitas, individu melindungi diri sendiri untuk menjadi korban, individu dapat
memenuhi kebutuhan interpersonal, membuat keputusan tentang hidup, berpikir
12
13
h.290)
mendefinisikan
asertivitas
sebagai
kemampuan
untuk
mampu
memperbaiki perilaku diri sendiri atau meminta orang lain untuk mengubah
perilakunya yang tidak menyenangkan (Bower & Bower, 2004, h. 3).
Menurut Bishop (2010, h. 15), individu yang asertif memiliki kemampuan
komunikasi yang efektif, bahasa yang digunakan lebih halus ditandai dengan
14
adanya keinginan diperoleh hasil yang positif dari suatu interaksi dengan orang
lain. Individu bekerjasama dengan orang lain untuk memperoleh penyelesaian
yang paling baik dari suatu masalah. Heimberg, Montgomery, Madsen, dan
Heimberg (dalam Rakos, 1991, h.8) berpendapat bahwa dengan bersikap asertif,
diharapkan individu dapat melakukan pemecahan masalah yang efektif dalam
mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asertivitas
adalah kemampuan individu dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan secara
langsung, jujur, jelas serta mampu mempertahankan hak-hak pribadi dan tetap
menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain.
2. Ciri-Ciri Asertivitas
Weaver (1993, h. 405) mengemukakan beberapa ciri yang dapat dilihat
dari individu yang asertif, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
15
f.
g.
h.
i.
b.
c.
d.
e.
asertif adalah memiliki kepercayaan diri, harga diri, terbuka dan bertanggung
jawab, suka mendengar perasaan dan pikiran orang lain serta mengharap umpan
balik dari individu lain, mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merugikan orang
lain, mengekspresikan perasaan positif dan negatif.
16
3. Aspek-Aspek Asertivitas
Rimm & Maters (dalam Rakos, 1991, h.8) mengungkapkan bahwa
asertivitas mencakup tiga aspek, yaitu:
a.
Jujur
Kemampuan untuk menunjukkan perasaan dan pemikirannya secara terbuka
dan apa adanya, baik atau buruknya tanggapan individu atas sesuatu dalam
mengungkapkan perasaan dan pimikirannya. Individu yang asertif dapat
melakukannya secara bebas dan nyaman.
b.
c.
Bicara Asertif
Bicara Asertif ini dibagi menjadi dua macam, yaitu
1) rectifying statement yaitu mengemukakan hak-hak dan berusaha mencapai
tujuan tertentu dalam suatu situasi
17
perasan
kepada
individu
lain
dan
mengungkapkan
d.
Ketidaksepakatan
Menampilkan cara yang efektif dan jujur menyatakan rasa tidak setuju.
e.
Menanyakan alasan
Menanyakan alasannya bila diminta untuk melakukan sesuatu, tetapi tidak
langsung menyanggupi atau menolak begitu saja.
f.
g.
h.
18
i.
j.
Permintaan
Permintaan adalah kemampuan individu dalam mengajukan permintaan
seperti; mampu untuk meminta bantuan atau pertolongan kepada yang
dikehendakinya secara wajar baik itu kepada teman ataupun individu lain.
b.
Penolakan
Penolakan adalah mampu menampilkan cara yang efektif dan jujur dalam
menyatakan tidak, pada ketidaksetujuannya terhadap saran ataupun
pendapat individu lain.
c.
Pengekspresian diri
Pengekspresian diri adalah mampu mengungkapkan perasaannya kepada
individu lain dengan jujur dan langsung mengenai ketidaknyamanannya
terhadap orang.
d.
Pujian
Pujian adalah kemampuan dalam menerima dan memberi pujian kepada
individu lain dengan cara yang sesuai
19
e.
aspek, yaitu:
a.
b.
c.
20
b.
c.
Jenis kelamin
Kebanyakan wanita memiliki harga diri yang positif didapatkan ketika
mengorbankan dirinya untuk orang lain daripada bertindak asertif, sehingga
muncul pandangan bahwa banyak laki-laki yang dapat bertindak asertif.
Berdasarkan pada uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi asertivitas adalah harga diri, ras atau suku bangsa dan jenis
kelamin.
21
B. Konsep Diri
22
23
a.
b.
c.
d.
e.
24
Menurut Hurlock (2004, h. 237) terdapat dua aspek konsep diri, yaitu :
a. Fisik. Aspek fisik meliputi sejumlah konsep yang dimiliki individu mengenai
penampilan, kesesuaian dengan jenis kelamin, arti penting tubuh, dan gengsi
yang diciptakan tubuhnya dihadapan individu lain. Bagian penting yang
berkaitan dengan keadaan fisik adalah daya tarik dan penampilan tubuh
dihadapan individu lain. Individu dengan penampilan yang menarik cenderung
mendapatkan sikap sosial yang menyenangkan dan penerimaan sosial dari
lingkungan sekitar yang akan menimbulkan konsep yang positif bagi individu.
b. Psikologis. Aspek psikologis meliputi penilaian individu terhadap keadaan
psikis dirinya, seperti rasa percaya diri, harga diri, serta kemampuan dan
ketidakmampuannya. Penilaian individu terhadap keadaan psikis dirinya,
seperti perasaan mengenai kemampuan atau ketidakmampuannya akan
berpengaruh terhadap rasa percaya diri dan harga dirinya. Individu yang
merasa mampu akan mengalami peningkatan rasa percaya diri dan harga diri,
sedangkan individu dengan perasaan tidak mampu akan merasa rendah diri
sehingga cenderung terjadi penurunan harga diri.
Berdasarkan aspek-aspek yang diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa aspek-aspek konsep diri terdiri dari aspek diri fisik, aspek diri psikologis,
aspek diri etik moral, aspek diri spiritual, dan aspek diri sosial.
25
diri
yang
tampak
sebagai
cermin.
Menurutnya,
individu
Orangtua.
Kontak dengan orangtua adalah kontak sosial paling awal individu lakukan.
Orangtua memberikan informasi yang cenderung tetap tentang diri seorang
anak dan sangat mempengaruhi harapan yang anak ingin capai serta orangtua
mengajarkan anak menilai dirinya sendiri. .
b.
Teman sebaya.
Teman sebaya menempati kedudukan kedua setelah orangtua yang sangat
mempengaruhi pembentukan konsep diri individu. Pada awalnya, anak
merasa cukup hanya dengan mendapatkan cinta dan penerimaan dari
orangtua. Dalam perkembangannya, anak membutuhkan penerimaan dari
anak-anak lain dalam kelompoknya. Jika penerimaan dari anak-anak lain
tidak ia terima, misalnya: diejek dan dijauhi, maka pembentukan konsep
26
Masyarakat.
Penilaian masyarakat mempengaruhi perkembangan konsep diri individu.
Pandangan masyarakat tentang siswa, akan dianggap oleh anak tersebut
sebagai sebuah kebenaran dan menjadi nyata dalam hidupnya, misalnya bila
masyarakat menganggap bahwa siswa adalah individu yang sukses, maka
individu percaya akan menjadi individu yang sukses. Tapi bila masyarakat
menilai sebagai individu penjahat, maka besar kemungkinannya ia akan
tumbuh sebagai individu penjahat.
d.
Belajar.
Konsep diri adalah hasil dari belajar yang berlangsung terus menerus dan
setiap hari tanpa disadari.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
27
diri yang positif, perasaan harga diri yang positif dan penerimaan diri yang
positif. Individu dengan konsep diri yang positif memiliki ciri-ciri:
1) merasa yakin akan kemampuannya;
2) merasa setara dengan individu lain;
3) menerima pujian tanpa rasa malu;
4) menyadari bahwa setiap individu mempunyai perasaan, keinginan, dan
perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;
5) mampu memperbaiki diri karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.
b.
28
Jenis-jenis konsep diri adalah konsep diri positif dan konsep diri negatif.
Remaja yang memiliki konsep diri positif akan menyukai dan menerima keadaan
dirinya sehingga akan mengembangkan rasa percaya diri dan harga diri Remaja
dengan konsep diri realistis akan lebih mampu menentukan tujuan yang sesuai
dengan kemampuannya, sehingga akan lebih mudah mencapai tujuan tersebut.
Bila konsep diri negatif, individu akan mengembangkan perasaan tidak mampu
dan rendah diri, sehingga selalu merasa ragu dan kurang percaya diri
29
kelompok teman sebaya yang homogen menjadi kelompok yang heterogen dan
meningkatnya fokus pada prestasi, unjuk kerja serta pengukurannya. Siswa tidak
hanya bergaul dengan teman yang berjenis kelamin sama, namun mulai
memperluas pergaulan dengan teman yang berlawanan jenis. Banyaknya
perubahan yang terjadi menimbulkan masalah bagi siswa SMA. Salah satu
perubahan yang terjadi pada siswa SMA adalah konsep diri (dikutip Santrock,
2002, h.16).
Pada masa pubertas konsep diri pada remaja mengalami perubahan karena
konsep diri tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi berkembang dengan
adanya interaksi dengan individu lain khususnya dengan lingkungan sosial.
Perubahan-perubahan yang terjadi mempengaruhi remaja pada hampir semua
aspek kehidupan. Pandangan dan penilaian individu terhadap dirinya disebut
dengan konsep diri, yang akan mempengaruhi individu dalam bertingkah laku
ditengah masyarakat (Burns, 2003, h.72).
Hurlock (2004, h. 237) menjelaskan bahwa individu dengan penilaian
positif terhadap dirinya akan menyukai dan menerima keadaan dirinya sehingga
akan mengembangkan rasa percaya diri, harga diri, serta dapat melakukan
interaksi sosial secara tepat. Rasa percaya diri dan harga diri yang tumbuh seiring
dengan adanya keyakinan terhadap kemampuan dirinya membuat individu
cenderung tampil lebih aktif dan terbuka dalam melakukan hubungan sosial
dengan orang lain. Relasi sosial yang luas akan menjadikan inidividu mampu
mengerti dan melakukan apa yang diharapkan oleh lingkungan, sehingga
memudahkannya untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan. Sebaliknya,
30
individu dengan konsep diri negatif adalah individu yang mempunyai pandangan
negatif terhadap dirinya, ia menilai dirinya sebagai figur yang mengecewakan.
Penilaian yang negatif terhadap diri sendiri akan mengarah pada penolakan diri,
sehingga individu akan cenderung mengembangkan perasaan tidak mampu,
rendah diri, dan kurang percaya diri.
Menurut Calhoun dan Acocella (2000, h.73) individu dengan konsep diri
positif akan dapat memahami dan menerima sejumlah fakta tentang dirinya
sendiri. Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu penentuan
seorang individu dari kehidupan dan perilakunya. Individu yang dapat menerima
dan memahami keadaan dirinya akan lebih terbuka mengungkapkan keadaan
dirinya baik kelebihan ataupun kekurangannya kepada orang lain. Pengetahuan
tentang kelebihan dan kekurangan diri sendiri, akan membantu individu untuk
menerima dan memahami kelebihan serta kekurangan orang lain. Secara umum
konsep diri juga dapat diartikan seperti keyakinan, pandangan/penilaian/komentar
seseorang terhadap dirinya sendiri.
Brooks & Emmert (Rahmat, 2000, h. 105) menjelaskan ciri-ciri individu
yang memiliki konsep diri yang positif dan negatif. Ciri-ciri individu yang
memiliki konsep diri positif diantaranya merasa yakin akan kemampuannya,
merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari
bahwa setiap orang mempunyai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak
seluruhnya disetujui oleh masyarakat, dan mampu memperbaiki diri karena
sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan
berusaha mengubahnya, sedangkan ciri-ciri individu dengan konsep diri negatif
31
adalah peka terhadap kritik, responsif terhadap pujian, tidak pandai dan tidak
sanggup dalam mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada orang lain atau
hiperkritis, merasa tidak disenangi oleh orang lain dan tidak percaya diri.
Menurut Calhoun & Acocella (2000, h.71), harga diri berhubungan dengan
konsep diri. Harga diri merupakan cara individu merasakan dirinya, menghargai
atau menilai dirinya. Individu yang memiliki konsep diri yang negatif akan
memiliki penilaian negatif terhadap dirinya sehingga merasa bahwa dirinya tidak
cukup berharga dibandingkan oranglain. Individu yang memiliki konsep diri yang
positif akan memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya sehingga dapat
menerima dirinya sendiri secara apa adanya.
Harga diri siswa terkait dengan konsep diri yang dimiliki oleh setiap
individu. Individu dengan konsep diri positif dapat menerima dan memahami
keadaan dirinya akan lebih terbuka mengungkapkan keadaan dirinya baik
kelebihan ataupun kekurangannya kepada orang lain. Konsep diri berpengaruh
terhadap asertivitas karena menurut Guirdham (1995, h. 220) untuk berperilaku
asertif dibutuhkan harga diri yang positif. Asertivitas diperlukan agar individu
dapat mengekspresikan isi pikiran dan perasaan dengan cara yang tepat tanpa
melanggar hak individu lain. Asertivitas melibatkan banyak kondisi, yaitu
ekspresi dari perasaan yang sesungguhnya, berpihak kepada kebenaran, dan
menolak permintaan yang tidak beralasan. Kurangnya kemampuan asertif pada
remaja ditunjukkan melalui sulitnya remaja untuk berperilaku asertif dalam
lingkungan pergaulannya sehari-hari ataupun dalam lingkungan sekolah. Remaja
cenderung tidak mampu menolak ajakan, rayuan, atau bahkan paksaan ketika
32
33
E. Hipotesis
Berdasarkan uraian tentang permasalahan di atas, maka hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan positif antara konsep diri dengan asertivitas.
Semakin positif konsep diri remaja maka asertivitas semakin tinggi sebaliknya
semakin negatif konsep diri remaja maka asertivitas semakin rendah.
BAB III
METODE PENELITIAN
: Asertivitas
Variabel bebas
: Konsep diri
B. Definisi Operasional
1. Konsep diri
Konsep diri didefinisikan pandangan individu mengenai dirinya. Konsep diri
diukur dengan menggunakan skala konsep diri yang disusun berdasarkan
aspek-aspek konsep diri, yaitu aspek diri fisik dan aspek diri psikologis. Skor
yang diperoleh menunjukkan derajat konsep diri. Semakin tinggi skor
menunjukkan konsep diri yang positif dan skor yang rendah menunjukkan
konsep diri yang negatif.
2. Asertivitas
Asertivitas
didefinisikan
sebagai
kemampuan
individu
dalam
34
35
asertivitas
yang
disusun
berdasarkan
aspek-aspek
asertivitas,
yaitu
36
D. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala konsep diri dan Asertivitas. Menurut Azwar (2010, h. 2) skala sebagai alat
ukur psikologis mempunyai karakteristik tertentu, yaitu :
37
Jumlah Item
Favourable
Unfavorable
8
8
8
8
16
16
Total
16
16
32
Persentase
50 %
50 %
100 %
38
Tabel 2.
Blue Print Skala Asertivitas
No
1
Aspek
Mengekspresikan
perasaan dan pendapat
secara jelas
Mengekspresikan
perasaan dan pendapat
secara langsung dan
jujur
Menegakkan
hak
pribadi
dan
tetap
menghargai hak-hak
orang lain
Total
Jumlah Item
Fav
Unfav
6
6
Total
Persentase
12
33,3%
12
33,3%
12
33,3%
18
18
36
100%
39
rxy
N ( XY ) ( X )( Y )
(( N ( X 2 ) ( X ) 2 )( N ( Y 2 ) ( Y ) 2 )
Keterangan :
rxy
X
Y
XY
40
k
S2X }
{1
k 1
S tot
Keterangan :
F. Analisis Data
Pada pengumpulan data ini, data yang diperoleh dengan menggunakan
metode statistik, karena datanya berwujud angka-angka dan metode statistik dapat
memberikan hasil yang objektif. Dengan metode statistik dapat ditarik kesimpulan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya,
karena
berdasarkan
perhitungan yang tepat, teratur dan teliti. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi (anareg) sederhana satu
prediktor dengan bantuan program Stastical Package for Social Science (SPSS)
for Windows Release versi 16.0.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
41
42
perihal ijin try out dan penelitian kepada kepala sekolah SMA Mardisiswa.
b. Persiapan Alat Ukur
Penyusunan alat ukur dimulai dari pemilihan definisi teoritis dan aspekaspek variabel yang hendak diukur, kemudian dibuat suatu definisi
operasional untuk mendapatkan pengertian yang tepat dari variabel-variabel
yang akan diteliti. Tiap aspek atau dimensi dibuat indikator perilaku yang
sesuai, untuk memudahkan dalam membuat aitem. Indikator perilaku adalah
bentuk-bentuk perilaku yang mengindikasikan ada-tidaknya suatu atribut
psikologis. Salah satu karakteristik utama indikator perilaku adalah
rumusannya yang sangat operasional dan berada dalam tingkat kejelasan yang
dapat diatur dan karenanya dapat dikuantifikasikan (Azwar 2010, h.20).
Penelitian ini menggunakan dua skala psikologi, yaitu Skala Konsep Diri
dan Skala Assertivitas. Penyusunan alat ukur diawali dengan penetapan
definisi operasional untuk memperoleh pengertian yang tepat pada setiap
variabel. Berdasarkan definisi operasional tersebut, ditetapkan beberapa aspek
yang kemudian diuraikan menjadi beberapa indikator perilaku. Selanjutnya
adalah melakukan penulisan aitem sesuai dengan blue print. Kedua skala
tersebut disusun dalam bentuk satu buku dan diuji coba perkelas kepada tiap
subjek penelitian. Setelah diuji coba, aitem-aitem diolah dengan menggunakan
SPSS versi 16 untuk menentukan aitem yang valid dan gugur.
1) Skala Asertivitas
Skala Asertivitas terdiri dari 36 aitem yang mencakup tiga aspek
yaitu
mengekspresikan
perasaan
dan
pendapat
secara
jelas,
43
No
Aspek
1.
Mengekspresikan perasaan
Total
Fav
Unfav
Aitem
1, 3, 5, 19,
2, 4, 6, 20,
12
21, 23
22, 24
7, 9, 11, 25,
8, 10, 12,
27, 29
26, 28, 30
31, 33, 35
32, 34, 36
18
18
Aitem
Mengekspresikan perasaan
dan pendapat secara
12
12
36
44
Aspek
Aitem
Fav
Unfav
Aitem
3, 7, 11,
15, 19, 23,
27, 31
4, 8, 12,
16, 20, 24,
28, 32
16
16
1.
Fisik
1, 5, 9, 13,17,
21, 25, 29
2.
Psikologis
2, 6, 10, 14,
18, 22, 26, 30
Jumlah
Total
16
16
32
45
46
a) Skala Asertivitas
Skala Asertivitas untuk uji coba terdiri dari 36 aitem dengan indeks
daya beda aitem sebesar Rix Minimal = -0,414 sampai dengan Rix
Maksimal = 0,527 pada putaran pertama. Pada putaran kedua
didapatkan Rix Minimal = 0,243 sampai dengan Rix Maksimal =
0,559, pada putaran ketiga didapatkan Rix Minimal = 0,271 sampai
dengan Rix Maksimal
Putaran
Jumlah
rix
rix
Koefisien
ke
Aitem
Minimal
Maksimal
Reliabilitas
36
-0,414
0,527
0,797
II
23
0,243
0,559
0,838
III
22
0,271
0,537
0,837
47
Tabel 6
Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala Asertivitas
No
Favorabel
Aspek
1.
Mengekspresikan
perasaan dan
pendapat secara
jelas
Mengekspresikan
perasaan dan
pendapat secara
langsung dan jujur
Menegakkan hak
pribadi dan tetap
menghargai hakhak orang lain
Jumlah
2.
3.
Unfavorabel
Jumlah
Valid
Gugur
Valid
Gugur
Valid
Gugur
1, 3,5
19, 21,
23
4, 16,
20
2, 22,
24
7, 9,
27, 29,
11, 25
12, 26
8, 10,
28, 30
13, 15,
31, 33,
35
17
16, 34,
14, 18,
32, 36
15
11
22
14
Aspek
Mengekspresikan
perasaan dan
pendapat secara jelas
2. Mengekspresikan
perasaan dan
pendapat secara
langsung dan jujur
3. Menegakkan hak
pribadi dan tetap
menghargai hak-hak
orang lain
Jumlah
Keterangan:
(. . .) = nomor aitem baru
Favorabel
Unfavorabel
Jumlah
1(19), 2(10),
4(14), 12(16),
14(4), 15(11)
6(8), 7(17),
17(7), 18(5)
3(21), 5(18),
13(9)
8(6), 16(12)
9(13), 10(2),
19(1), 20(22),
22(20)
11(15), 21(3)
15
22
48
Putaran ke
Jumlah
rix
rix
Koefisien
Aitem
Minimal
Maksimal
Reliabilitas
32
0,133
0,529
0,826
II
21
0,339
0,537
0,857
49
Tabel 9
Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala Konsep Diri
No
Favorabel
Aspek
1.
Fisik
2.
Psikologis
Jumlah
Unfavorabel
Jumlah
Valid
Gugur
Valid
Gugur
Valid
Gugur
1,5,13,
21, 25,
29
6,14,
18, 22,
30
11
9, 17,
7, 11,
15, 23,
27
4, 12,
20, 24,
32
3, 19,
31
11
8, 16,
28,
10
10
21
11
2, 10,
26
Aitem aitem yang valid di atas disusun dan diberi nomor baru.
Sebaran aitem yang akan digunakan untuk penelitian dapat dilihat pada
tabel 10.
Tabel 10
Sebaran Aitem Skala Konsep Diri
No
1.
2.
Aspek
Fisik
Psikologis
Jumlah
Keterangan :
(.) = nomor aitem baru
Favorabel
Unfavorabel
1(9), 3(17),
5(20), 6(2),
8(15), 13,
10(16), 15(8),
17(3),19(11)
18(12)
4(21), 9(1),
2(6), 7(14),
11(9), 14(7),
12(18), 16(10),
20(5)
21(4)
11
10
Jumlah
11
10
21
50
3. Pelaksanaan Penelitian
Setelah mendapatkan ijin dari pihak sekolah untuk melakukan penelitian,
maka pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 November 2013
dengan membagikan skala yang terdiri dari asertivitas dan skala konsep diri.
Subjek yang dipakai adalah empat kelas dari kelas X dan Kelas XI yang dilakukan
dengan sistem cluster random sampling dan sudah dibicarakan dengan pihak
sekolah. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas X-C, kelas X-D,
kelas XI-IPA 1 dan kelas XI-IPS 1.
Penelitian dilaksanakan selama satu hari. Pelaksanaan pengumpulan data
di sekolah, pada hari pertama peneliti bersama tujuh rekan yang akan membantu
datang ke sekolah pada pukul 08.00, sesampainya di sekolah, peneliti langsung
menemui guru BK untuk memberitahu dan meminta ijin kembali bahwa jam
pelajaran BK akan dipergunakan untuk penelitian.
Peneliti kemudian membagi skala satu persatu kepada semua siswa di
setiap kelas dan memberi pengarahan tentang pengisian skala dan aturanaturannya.setelah itu peneliti menunggu subjek mengisi skala, skala yang telah
selesai dikerjakan dikumpulkan pada saat itu juga. Waktu yang diberikan untuk
mengisi skala disetiap kelas yaitu selama 45 menit. Perincian pelaksanaan
penelitian dapat diamati pada tabel 11.
51
Tabel 11
Perincian Pelaksanaan Penelitian
Waktu Pelaksanaan
Kelas
Jam ke
X-C
X-D
XI-IPA 1
XI-IPS 1
52
Jumlah
Jumlah
Sampel
siswa keseluruhan
siswa gugur
Penelitian
X-C
30
30
X-D
30
30
XI-IPA 1
30
30
XI-IPS 2
30
30
Jumlah
120
53
54
Tabel 13
Uji Normalitas Sebaran Data Asertivitas Dan Konsep Diri
Variabel
Kolmogorov-Smirnov
Bentuk
Asertivitas
0,729
0,663 (p>0,05)
Normal
Konsep Diri
0,524
0,947 (p>0,05)
Normal
Uji Linearitas
Arah hubungan kedua variabel dalam penelitian dapat diketahui dengan
menggunakan uji linieritas. Hubungan yang linier menggambarkan bahwa
perubahan pada variabel bebas akan cenderung diikuti oleh perubahan
variabel tergantung dengan membentuk garis linear. Uji linearitas hubungan
antara variabel konsep diri dan asertivitas mendapatkan hasil
= 192,827
dengan p = 0,00 (p<0,05). Hasil uji linearitas hubungan konsep diri dan
asertivitas ini adalah linear. Hasil uji linearitas kedua variabel ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
55
Tabel 14
Uji Linearitas Asertivitas dan Konsep Diri
Nilai F
Signifikansi
192,827
0,0000
p<0,05
Hubungan yang linear pada kedua variabel tersebut memenuhi syarat dalam
penggunaan model analisis regresi untuk memprediksi hubungan antara
konsep diri dengan asertivitas.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri
dengan asertivitas. Analisis regresi sederhana menunjukkan seberapa besar
hubungan konsep diri dengan asertivitas. Berdasarkan hasil analisis regresi
sederhana diperoleh koefisien korelasi sebesar rxy = 0,788 dengan p = 0,000
(p<0,05) menunjukkan arah hubungan positif, artinya bahwa semakin positif
konsep diri siswa maka semakin tinggi asertivitasnya.
Tingkat signifikansi korelasi p=0,000 (p<0,05) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan asertivitas,
sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara
konsep diri dengan asertivitas dapat diterima. Perhitungan statistik
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
56
Tabel 15
Deskriptif Statistik Penelitian
Variabel
Rata-rata
Standar Deviasi
Asertivitas
62,9167
8,42124
120
Konsep Diri
58,9500
8,00509
120
Tabel 16
Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Variabel Penelitian
Model
Sum of Square
Df
Mean Square
Sig
Regression
5235,381
5235,381
192,827
0,000
Resudual
3203,786
118
27,151
Total
8439,167
119
Model
Unstandarlized
Standardized
Coefficient
Coefficient
Std error
Constant
14,072
3,550
Konsep diri
0,829
0,060
Sig
3,964
0,000
13,886
0,000
Beta
0,788
57
Y = a + bX
Y = 14,072 + 0,829X
Keterangan:
Y : Asertivitas
X : Konsep Diri
a : Harga Y bila X = 0
b : Koefisien arah garis lurus dan merupakan perubahan (peningkatan atau
penurunan) variabel Y yang didasarkan pada variabel X
Persamaan regresi diatas dapat diartikan bahwa jika nilai variabel
konsep diri (X) bertambah satu, maka nilai rata-rata variabel asertivitas
(Y) akan bertambah sebesar 0,829.
Tabel 18
Koefisien Determinasi Penelitian
Model
0,788
R Square
0,620
Adjusted R
Standar Error of
Square
Estimate
0,617
5,21064
58
Konsep Diri
Asertivitas
Statistik
Hipotetik
Empirik
21
39
84
77
Mean (M)
52,5
58,95
10,5
8,005
22
40
88
83
Mean (M)
55,0
62,917
11,0
8,421
59
Gambar 1
Kondisi Empiris Asertivitas
Sangat rendah
Rendah
Tinggi
Sangat tinggi
N = 15
N = 35
N = 54
N = 16
12,5%
29,2%
45%
13,3%
39,00
48,50
58,00
67,50
77,00
Rendah
Tinggi
Sangat tinggi
N=9
N = 40
N = 56
N = 15
7,5%
33,3%
46,7%
12,5%
40,00
50,75
61,50
72,25
83,00
tingkat
asertivitas
tinggi.
BAB V
PENUTUP
A. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri
dengan asertivitas pada siswa kelas X dan Kelas XI SMA Mardisiswa Semarang.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis
regresi sederhana didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan konsep diri dengan
asertivitas pada siswa kelas tujuh. Hasil tersebut ditunjukan dengan koefisien
korelasi sebesar 0,788 dengan nilai p=0,000 (p<0,05), angka tersebut
menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan
asertivitas pada siswa, artinya semakin tinggi konsep diri siswa maka akan
semakin tinggi juga asertivitas pada siswa, dengan demikian hipotesis diterima.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
Maria (2013, h.7) bahwa siswa yang memiliki konsep diri yang tinggi mampu
berperilaku asertif karena siswa mempunyai intensitas yang tinggi untuk
melakukan komunikasi dengan orang lain. Siswa dapat mengerti dan memahami
fungsi sosialnya dan menjalankan setiap tata norma sosial dan kebiasaan yang
berlaku, sehingga jika dikembangkan, maka akan menjadi perilaku asertif pada
setiap siswa. Siswa yang asertif memiliki konsep diri yang positif, maka siswa
merasa aman dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam lingkungan
sosialnya.
60
61
62
konsep diri, karena siswa akan bertingkah laku sesuai dengan konsep diri yang
dimilikinya (Rakhmat, 2000, h.104). Siswa yang mempunyai konsep diri positif
akan menghasilkan perasaan mampu dan harga diri yang positif sehingga dapat
menyumbang hal positif pada asertivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri dari subyek yang diteliti
dalam penelitian ini berada dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 56 dari 120
orang (46,7%). Siswa yang mempunyai konsep diri yang tinggi adalah siswa yang
menunjukan dirinya secara konsisten contoh siswa yang percaya diri, berani
berpendapat didepan orang lain dan dapat berkomunikasi dengan baik dengan
orang lain. Perkembangan kemampuan atau potensi siswa akan terwujud apabila
diupayakan dan seberapa jauh siswa mengupayakan sehingga bisa mewujudkan
potensinya atau setidaknya siswa memiliki rasa percaya dan konsep diri. Menurut
Brooks & Emmert (Rakhmat, 2000, h. 105) jika individu diterima, dihormati, dan
disenangi oleh siswa lain karena keadaan dirinya, maka individu cenderung
bersikap menghormati dan menerima dirinya sendiri. Sebaliknya, bila siswa tidak
dihormati, dan disenangi serta selalu disalahkan siswa lain, maka siswa cenderung
tidak menyenangi dirinya sendiri. Hasil penilitian ini juga menunjukan bahwa 40
dari 120 orang (33,3%) subjek memiliki konsep diri rendah, diharapkan siswa
mampu untuk mengontrol dirinya sediri dan dapat mengembangkan kosep dirinya.
Pada siswa-siswi kelas X dan Kelas XI SMA Mardisiswa Semarang
kenyataannya masih ditemui siswa kurang mengetahui konsep dirinya dalam arti
mengenal diri dengan baik yaitu kekurangan dan kelebihan, siswa kurang
mengetahui akan kewajiban atau hak-hak yang harus dilaksanakan sebagai siswa.
63
Terdapat siswa masuk sekolah hanya karena menghindari tugas rumah atau ikutan
teman, selain itu dalam kegiatan sehari-hari seseorang secara tiba-tiba merasa
tidak yakin atau tidak percaya diri.
Siswa yang tidak memiliki konsep diri atau suatu kepribadian maka siswa
tidak pernah menjadi dirinya sendiri yang sesungguhnya, untuk itu perkembangan
konsep diri siswa disini dimaksudkan agar siswa yang akan menentukan jurusan
yang cocok dengan kemampuannya untuk melanjutkan keperguruan tinggi atau
yang akan meninggalkan bangku SMA itu harus dapat menentukan pilihan, tujuan
atau rencana untuk menentukan masa depannya. Berdasarkan uraian tersebut
menegaskan bahwa sangat pentingnya mengenali diri sendiri atau konsep diri
yang membedakan antar individu yang satu dengan individu yang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asertivitas dari subyek yang diteliti
dalam penelitian ini berada dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 54 dari 120
orang (45%). Siswa yang mempunyai asertivitas tinggi adalah siswa yang mampu
menunjukkan diri secara konsisten, contoh siswa mampu mengemukakan
pendapat, saran dan mau mengemukakan pendapat yang dilakukan secara terusmenerus. Apabila ada teman sekolah yang meminta bantuan kepadanya, maka
siswa tersebut segera membantu semampunya dan tanpa paksaan. Hasil penelitian
ini juga menunjukan bahwa 35 dari 120 orang (29,2%) subjek memiliki asertivitas
rendah, diharapkan siswa mampu untuk mempertahankan hak-hak pribadi,
menghargai dirinya sediri, menghargai orang lain dan dapat mengembangkan
asertivitasnya.
64
65
66
informal dengan satu orang guru mata pelajaran matematika dan lima orang siswa
pada saat jam istirahat. Wawancara awal hanya terfokus pada asertivitas siswa
ketika proses belajar mengajar di kelas, asertivitas cukup luas mencakup
kemampuan siswa untuk menolak ajakan teman dalam melakukan hal yang tidak
diinginkannya. Kedua, kedekatan variabel yang digunakan dalam penelitian ini
menyebabkan diperolehnya korelasi yang kuat dan arah hubungan yang jelas.
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara konsep diri dengan asertivitas pada siswa.
Semakin positif konsep diri siswa maka semakin tinggi pula asertivitas pada
siswa, dan semakin negatif konsep diri maka akan semakin rendah asertivitas pada
siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan
saran-saran bagi beberapa pihak sebagai berikut:
1.
Subjek penelitian
Bagi siswa diharapkan mempertahankan asertivitas yang tinggi dengan cara
berani mengungkapkan pendapat, disiplin terhadap waktu dan dapat
mengerjakan tugas-tugas disekolah. Siswa juga harus aktif di kelas,
67
Peneliti Lain
Bagi peneliti lain dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai asertivitas
yang dikaitkan dengan faktor-faktor seperti harga diri, suku bangsa dan jenis
kelamin.
68
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, H. 2006. Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi kaitannya
dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja). Bandung:
Rafika Aditama.
Alberti, R & Emmons, M. 2001. Your perfect right, hidup lebih bahagia dengan
menggunakan hak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Anonim. 2010. Budaya Mesum Menjerat Remaja. 2011, 8 Juni. [Online]. Diambil
dari:
http://dakwahkampus.com/mahasiswi/konsultasi/1363-budayamesum-menjerat-remaja.html. Diunduh pada tanggal 19 Februari 2014.
Atkinson, R.L. 1993. Pengantar Psikologi. Edisi Delapan. Alih Bahasa :
Nurdjanah. Jakarta: Erlangga.
Azwar, S. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Beddel, J & Shelly, L. 2007. Handbook for communication and problem solving
skills training: A cognitive behavioral approach. New York: John Wiley
& Sons, Inc.
Bishop, S. 2010. Develop Your Asertiveness: Rev. Second Edition. London:
Kogan Page.
Burns, R, B. 2003. Konsep Diri (Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan
Perilaku). Alih bahasa: Eddy. Jakarta : Arcan.
Bower, S. A dan Bower, G. H. 2004. Asserting Yourself: Apractical Guide for
Positive Change. New York: Da Capo Press.
Calhoun, J.F., Acocella, J.R. 2000. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan
Kemanusiaan. Alih bahasa: Satmoko. Semarang : IKIP Semarang Press.
DeVito, J. A. 1995. The Interpersonal Communication Book. Seventh Edition.
New York : Harper Collins College Publisher.
Dewi, S. K, 2009, Kesehatan Mental (Mental Health), Penyesuaian Kehidupan
Sehari-hari, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ekowarni, E. 2002. Mengembangkan Kepribadian Remaja Agar Bebas Narkoba.
[On-line].http://www.bethanyr4.or.id.narkoba/indo/artikel/bebas/
%20narkoba.htm, Diunduh pada tanggal 22 Juli 2013.
Gamble, T K and Gamble, M . 2005. Communication Works 8th Edition. New
York: McGraw-hill.
69
70
J.
2001.
Asertivitas.
[On-line].
http://www.e-psikologi.com/
dewasa/assertif/htm, Diunduh pada tanggal 22 Juli 2013.
Santrock, J.W . 2007. Remaja. Jilid 1. Edisi 11. New York : McGraw Hill.
Sikone, S. 2007. Menanamkan Sikap Asertif di Sekolah. [Online]. Diambil
dari:http://id.shvoong.com//social-sciences/1685406- menanamkan-sikapasertif-di-sekolah/. Diunduh pada tanggal 19 Februari 2014.
Stein, S. J. & Book, H. E. 2002. Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan
Emosional Meraih Sukses. Terj. Triananda R.J & Yudhi M. Bandung :
Kaifa. (Buku asli diterbitkan 2000).
Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Susana, T. 2006. Konsep Diri: Apakah Itu?. Konsep Diri Positif, Menentukan
Prestasi Anak. Hal 17-23. Yogyakarta: Kanisius.
Utamadi, G. 2002. Self Esteem dan peer Presure Pada Remaja. [On-line].
http://www.bkkbn.or.id/dokumen/visi.pdf, Diunduh pada tanggal 25 Juli
2013.
Weaver, R.L. 1993. Understanding Interpersonal Communication 6th ed. New
York: Harpercollins Coollege Publisher.
LAMPIRAN A
SKALA UNTUK UJI COBA I DAN II
71
72
73
LAMPIRAN B
SEBARAN DATA SKALA ASERTIVITAS
UNTUK UJI COBA
74
75
Subjek
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
76
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
77
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
78
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
Subjek
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
A31
A32
A33
A34
A35
A36
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
79
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
80
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
81
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
82
(PUTARAN II)
Subjek
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
83
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
84
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
85
112
113
114
115
116
117
118
119
120
86
(PUTARAN III)
Subjek A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
87
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
88
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
LAMPIRAN C
SEBARAN DATA SKALA KONSEP DIRI UNTUK
UJI COBA I DAN II
89
90
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K10
K11
K12
K13
K14
K15
K16
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
91
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
92
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
93
112
113
114
115
116
117
118
119
120
subjek
K17
K18
K19
K20
K21
K22
K23
K24
K25
K26
K27
K28
K29
K30
K31
K32
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
94
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
95
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
96
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
97
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
98
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
99
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
100
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K10
K11
K12
K13
K14
K15
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
101
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
102
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
103
113
114
115
116
117
118
119
120
104
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
105
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
106
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
107
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
108
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
109
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
110
115
116
117
118
119
120
subjek
K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30 K31 K32
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
111
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
112
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
113
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
114
K21
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
115
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
116
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
LAMPIRAN D
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
SKALA ASERTIVITAS UNTUK UJI COBA
117
118
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
Cases
Valid
Excluded
Total
120
70.2
51
29.8
171
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.797
36
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
q1
100.6500
112.515
.324
.791
q2
101.8083
126.560
-.414
.820
q3
100.7667
111.306
.408
.788
q4
100.8167
110.857
.409
.788
q5
101.0500
111.308
.382
.789
q6
100.6833
111.882
.360
.790
q7
101.0417
110.141
.475
.786
q8
101.0167
118.033
-.010
.803
q9
101.0500
109.359
.437
.786
q10
100.8083
113.501
.238
.794
q11
101.0333
112.352
.235
.795
119
q12
100.7083
112.242
.322
.791
q13
100.8083
108.593
.527
.783
q14
100.7917
114.032
.227
.795
q15
101.2500
113.382
.267
.793
q16
101.1000
109.839
.399
.788
q17
101.3250
114.490
.168
.797
q18
100.7583
113.496
.251
.794
q19
100.9583
111.553
.382
.789
q20
100.9500
112.569
.311
.792
q21
100.7167
110.743
.448
.787
q22
101.1417
117.518
.023
.801
q23
101.1333
109.125
.471
.785
q24
101.0750
114.608
.161
.797
q25
100.7583
113.126
.186
.797
q26
100.6417
110.232
.437
.787
q27
101.0833
112.850
.290
.792
q28
100.9167
113.623
.224
.795
q29
100.9083
109.344
.479
.785
q30
101.0917
116.538
.072
.800
q31
100.9167
112.329
.300
.792
q32
100.8917
114.434
.175
.797
q33
100.7167
109.079
.399
.787
q34
100.7500
111.634
.316
.791
q35
100.7833
108.827
.467
.785
q36
100.9750
114.730
.167
.797
Scale Statistics
Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
1.0382E2
118.532
10.88725
36
120
(PUTARAN II)
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
Total
%
120
100.0
.0
120
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.838
N of Items
23
121
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
if Item Deleted
q1
64.5583
76.938
.325
.835
q2
64.6750
75.784
.421
.831
q3
64.7250
75.714
.399
.832
q4
64.9583
75.990
.379
.833
q5
64.5917
77.252
.298
.836
q6
64.9500
75.292
.453
.830
q7
64.9583
74.208
.445
.830
q8
64.6167
77.448
.270
.837
q9
64.7167
73.280
.559
.825
q10
65.1583
77.008
.314
.835
q11
65.0083
74.832
.391
.832
q12
64.6667
77.854
.243
.838
q13
64.8667
76.285
.372
.833
q14
64.8583
76.980
.312
.835
q15
64.6250
74.909
.494
.828
q16
65.0417
73.368
.525
.826
q17
64.5500
75.409
.411
.831
q18
64.9917
76.025
.376
.833
q19
64.8167
73.630
.529
.826
q20
64.8250
77.188
.271
.837
q21
64.6250
73.631
.425
.831
q22
64.6583
76.731
.281
.837
q23
64.6917
73.123
.518
.826
122
(PUTARAN III)
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
Total
%
120
100.0
.0
120
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.837
N of Items
22
123
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
if Item Deleted
q1
61.4417
72.518
.323
.833
q2
61.5583
71.324
.425
.829
q3
61.6083
71.299
.399
.830
q4
61.8417
71.496
.384
.831
q5
61.4750
72.974
.284
.835
q6
61.8333
70.779
.462
.828
q7
61.8417
69.933
.438
.828
q8
61.6000
69.234
.537
.824
q9
62.0417
72.595
.311
.834
q10
61.8917
70.702
.374
.831
q11
61.5500
73.107
.263
.836
q12
61.7500
72.021
.359
.832
q13
61.7417
72.462
.317
.833
q14
61.5083
70.471
.498
.826
q15
61.9250
68.944
.531
.824
q16
61.4333
71.054
.408
.830
q17
61.8750
71.488
.384
.831
q18
61.7000
69.170
.537
.824
q19
61.7083
72.679
.275
.835
q20
61.5083
69.227
.428
.829
q21
61.5417
72.435
.271
.836
q22
61.5750
68.650
.528
.824
LAMPIRAN E
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
SKALA KONSEP DIRI UNTUK UJI COBA
124
125
Valid
Excluded
Total
%
120
100.0
.0
120
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.729
32
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
if Item Deleted
q1
87.9500
66.905
.403
.713
q2
88.0833
66.833
.474
.711
q3
88.3333
68.409
.196
.725
q4
88.1833
67.327
.411
.714
q5
88.1500
69.591
.200
.724
q6
88.2833
66.406
.368
.714
q7
88.0917
69.412
.173
.726
q8
88.1167
67.801
.320
.718
126
q9
88.1000
68.108
.249
.722
q10
88.1667
66.880
.388
.714
q11
88.4583
69.427
.182
.726
q12
88.0583
69.501
.200
.724
q13
88.2333
68.869
.242
.722
q14
88.2000
66.044
.428
.711
q15
88.2250
68.730
.261
.721
q16
88.5750
67.389
.305
.718
q17
88.6583
67.756
.247
.722
q18
88.2917
67.082
.317
.717
q19
88.8250
68.213
.196
.726
q20
88.2667
70.315
.117
.729
q21
88.5500
67.577
.297
.719
q22
88.5917
66.311
.339
.716
q23
88.6917
72.215
-.047
.742
q24
88.4083
67.588
.304
.718
q25
88.3500
71.574
.004
.737
q26
88.6000
67.923
.252
.722
q27
89.3167
77.462
-.401
.758
q28
88.2750
68.554
.267
.721
q29
88.0500
67.729
.308
.718
q30
88.5500
66.586
.390
.713
q31
88.2250
68.445
.286
.720
q32
88.0833
69.556
.154
.727
127
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
Total
%
120
100.0
.0
120
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.777
N of Items
18
128
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
if Item Deleted
q1
48.8833
38.726
.391
.764
q2
49.0167
38.201
.524
.757
q3
49.1167
39.415
.354
.767
q4
49.2167
36.843
.502
.755
q5
49.0500
39.913
.252
.773
q6
49.1000
38.192
.431
.761
q7
49.1333
37.159
.511
.755
q8
49.1583
40.319
.225
.775
q9
49.5083
39.395
.260
.774
q10
49.2250
37.453
.438
.760
q11
49.4833
38.823
.323
.769
q12
49.5250
38.352
.316
.770
q13
49.3417
39.118
.302
.770
q14
49.5333
39.007
.282
.772
q15
49.2083
40.284
.220
.775
q16
48.9833
38.252
.411
.762
q17
49.4833
37.916
.436
.760
q18
49.1583
40.471
.208
.776
129
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
Total
%
120
100.0
.0
120
100.0
N of Items
.779
15
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
if Item Deleted
q1
40.0333
32.301
.377
.767
q2
40.1667
31.518
.554
.755
q3
40.2667
33.206
.304
.773
q4
40.3667
30.133
.540
.752
q5
40.2000
33.792
.191
.781
q6
40.2500
31.433
.465
.760
q7
40.2833
30.743
.514
.755
q8
40.6583
32.815
.257
.778
q9
40.3750
30.741
.469
.759
q10
40.6333
32.402
.309
.773
q11
40.6750
31.246
.374
.768
q12
40.4917
32.823
.271
.776
q13
40.6833
32.185
.307
.774
q14
40.1333
31.764
.410
.764
q15
40.6333
31.394
.442
.761
130
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
Total
%
120
100.0
.0
120
100.0
N of Items
.781
14
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
if Item Deleted
q1
36.9583
30.208
.370
.771
q2
37.0917
29.378
.558
.757
q3
37.1917
31.299
.267
.778
q4
37.2917
28.074
.538
.755
q5
37.1750
29.272
.470
.762
q6
37.2083
28.536
.528
.756
q7
37.5833
30.632
.258
.781
q8
37.3000
28.497
.486
.760
q9
37.5583
30.198
.314
.776
q10
37.6000
29.116
.375
.771
q11
37.4167
30.783
.256
.781
q12
37.6083
30.005
.310
.777
q13
37.0583
29.534
.422
.766
q14
37.5583
29.240
.447
.764
131
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
Total
%
120
70.2
51
29.8
171
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.826
32
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
if Item Deleted
q1
86.5083
131.613
.457
.818
q2
86.6667
136.846
.189
.826
q3
86.9333
136.096
.158
.828
q4
86.8250
132.566
.410
.819
q5
86.7667
132.886
.392
.820
q6
86.8083
129.350
.529
.815
q7
86.7333
130.315
.408
.819
q8
86.6750
136.675
.186
.826
132
q9
86.6500
136.599
.174
.826
q10
86.6667
136.779
.182
.826
q11
87.1333
130.318
.416
.818
q12
86.8000
130.834
.406
.819
q13
86.8083
132.492
.385
.820
q14
86.7500
131.366
.462
.818
q15
86.8167
132.454
.390
.820
q16
87.0667
137.004
.133
.828
q17
87.2417
135.664
.171
.828
q18
86.8167
131.395
.434
.818
q19
87.3667
136.402
.144
.828
q20
87.0000
130.773
.371
.820
q21
87.1500
131.776
.416
.819
q22
87.1250
130.749
.418
.818
q23
87.4000
129.654
.381
.820
q24
86.9500
132.233
.410
.819
q25
86.9500
130.754
.405
.819
q26
87.0500
136.199
.152
.828
q27
87.6667
129.602
.395
.819
q28
86.8583
136.845
.153
.827
q29
86.6083
132.526
.396
.820
q30
87.0417
130.561
.502
.816
q31
86.7417
136.479
.160
.827
q32
86.9000
129.519
.397
.819
133
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
Total
%
120
100.0
.0
120
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.857
N of Items
21
134
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
if Item Deleted
q1
55.4500
93.039
.453
.851
q2
55.7667
93.643
.419
.852
q3
55.7083
93.771
.410
.852
q4
55.7500
90.945
.537
.847
q5
55.6750
91.936
.402
.852
q6
56.0750
90.709
.477
.849
q7
55.7417
90.361
.514
.848
q8
55.7500
92.676
.448
.851
q9
55.6917
92.871
.456
.850
q10
55.7583
92.588
.457
.850
q11
55.7583
92.571
.446
.851
q12
55.9417
92.089
.377
.854
q13
56.0917
92.874
.430
.851
q14
56.0667
93.626
.339
.855
q15
56.3417
90.361
.423
.852
q16
55.8917
93.593
.403
.852
q17
55.8917
91.543
.441
.851
q18
56.6083
89.837
.463
.850
q19
55.5500
93.460
.413
.852
q20
55.9833
93.159
.434
.851
q21
55.8417
89.916
.458
.850
LAMPIRAN F
SKALA UNTUK PENELITIAN
135
136
LAMPIRAN G
SEBARAN DATA SKALA ASERTIVITAS UNTUK
PENELITIAN
137
138
A
1
A
2
A
3
A
4
A
5
A
6
A
7
A
8
A
9
A
10
A
11
A
12
A
13
A
14
A
15
A
16
A
17
A
18
A
19
A
20
A
21
A
22
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
139
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
140
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
LAMPIRAN H
SEBARAN DATA SKALA KONSEP DIRI UNTUK
PENELITIAN
141
142
K
1
K
2
K
3
K
4
K
5
K
6
K
7
K
8
K
9
K
10
K
11
K
12
K
13
K
14
K
15
K
16
K
17
K
18
K
19
K
20
K
21
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
143
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
144
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
145
112
113
114
115
116
117
118
119
120
LAMPIRAN I
HASIL UJI NORMALITAS
VARIABEL PENELITIAN
146
147
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Konsep Diri
120
58.9500
8.00509
39.00
77.00
Assertivitas
120
62.9167
8.42124
40.00
83.00
Assertivitas
120
120
Mean
58.9500
62.9167
Std. Deviation
8.00509
8.42124
Absolute
.048
.067
Positive
.048
.040
Negative
-.044
-.067
Kolmogorov-Smirnov Z
.524
.729
.947
.663
Normal Parameters
LAMPIRAN J
HASIL UJI LINEARITAS
DAN ANALISIS REGRESI
VARIABEL PENELITIAN
148
149
Regression
b
Variables Entered/Removed
Variables
Model
Variables Entered
Konsep Diri
Removed
Method
. Enter
Model Summary
Model
R Square
.788
Adjusted R
Square
Estimate
.620
.617
5.21064
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
5235.381
5235.381
Residual
3203.786
118
27.151
Total
8439.167
119
Sig.
192.827
.000
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Konsep Diri
Std. Error
14.072
3.550
.829
.060
Coefficients
Beta
.788
Sig.
3.964
.000
13.886
.000
LAMPIRAN K
TRANSKRIP WAWANCARA
150
151
TRANSKRIP WAWANCARA
A.
1.
Wawancara I
a. Data Subjek
Hari/Tanggal Wawancara
Nama Subjek
Pekerjaan
:
:
:
b. Hasil Wawancara
P : Selamat siang Bu. Maaf lho Bu mengganggu waktunya sebentar. Saya
mau wawancara dengan ibu untuk kepentingan penelitian saya tentang
keaktifan siswa di kelas dalam kegiatan belajar mengajar, kan Ibu itu guru
matematika jadi mungkin kalau di kelas siswa yang benar-benar aktif itu
kelihatan.
S : Hmmm..gini Mas. Siswa itu dari tahun ke tahun memang berbeda.
Maksud berbedanya tu gini Mas, kadang tahun ini siswanya aktif dalam
kegiatan, nanti tahun berikutnya siswanya susah sekali atur-aturane. Ya
siswa aktif dalam kegiiatan belajar mengajar itu tergantung dari anaknya
juga. Anak yang memang dia pandai tu tanpa disuruh dia akan aktif. Tapi
selain itu suasana belajar di kelas juga berpengaruh Mas. Pernah saya
coba saya menciptakan suasana kelas yang datar biasa-biasa saja, nah itu
anak-anaknya tu ya diam kurang mau aktif. Tapi berbeda kalau saya ajak
nyanyi dulu biar gak tegang gitu. Nanti anak-anak tu dari raut wajahnya
akan kelihatan senang tertarik mengikuti pelajaran. Walaupun ya untuk
yang aktif di kelas memang anak-anak yang boleh dikatakan pandai, tapi
setidaknya saya berusaha menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan biar anak itu gak takut, gak bosan belajar.
P : Ooo..jadi Ibu juga mengajak anak-anak bernyanyi gitu ya Bu?
S : Iya Mas, lagunya tak ganti liriknya gitu, biar seru lah Mas.
P : Asyik juga ya Bu ada nyanyi-nyanyinya hehehe...Trus begini Bu, ketika
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas itu kalau ada materi yang
mereka tidak mengerti itu biasanya anak-anak itu langsung pada berebut
bertanya atau bagaimana Bu?
S : Ya biasanya yang aktif tanya ya anak itu-itu aja Mas. Anak yang pandai
atau anak yang memang dia anaknya berani gitu. Dalam artian anak
berani itu anaknya gak pemalu gitu lho Mas. Anak itu sebenarnya juga
gak pinter, tapi dia orangnya kendel apa-apa aktif gitu. Tapi ya yang
kayak gitu rada langka hehe..kebanyakan ya duduk diam nyatat, nanti
kalo gak tu ya kalo temannya ada yang abis tanya nanti dia tinggal lihat
gitu.
P : Ini kan Ibu kebetulan guru kelas X dan kelas XI ya Bu? Nah anak-anak
kelas sepuluh dan kelas sebelas itu gimana sih Bu?
152
P
S
P
S
P
S
P
: Iya Mas saya kebetulan tahun ini pasa mengajar kelas kelas X dan kelas
XI, kan mengajarnya itu diputar setiap tahun, jadi setiap tahun jatahnya
mengajar berubah-ubah, tahun depan saya mengajar kelas X.
: Kalau misalnya untuk permasalahan semacam kenakalan gitu di SMA
Mardisiswa sendiri gimana Bu?
: Kalau untuk kenakalan yang istilahnya ekstrim ya nggak ada. Ya
kenakalan lumrah lah anak-anak SMA, ya biasa kenakalannya masih
dalam batas wajar jadi tidak ada yang terlalu istilahnya menuju ke arah
yang kriminal atau apa itu gak. Jadi ya kenakalnnya umum kenakalan
anak-anak SMA biasa.
: Maaf Bu bisa tolong diberikan contohnya?
: Contohnya itu ya ada anak yang sukanya jahili sama temannya, terus nanti
ejek-ejekan trus nanti jadinya bertengkar. Tapi bertengkarnya gak yang
sampai pukul-pukulan gitu paling ya omongannya kasar gitu. Tapi pernah
ada juga yang sampai mau bertengkar tapi kan ketahuan temannya trus
akhirnya gak jadi, lagian sanksina kan juga berat Mas. Terus paling ya
rambutnya gondrong, trus penampilannya neko-neko gitu pengen gayagayaan. Ada tu yang coba-coba bolos sekolah. Tapi bolosnya itu diajak
sama anak SMA lain.
: Ya sudah Bu. Saya rasa wawancarana sudah cukup, saya sudah dapat
sesuai yang saya butuhkan. Terimakasih atas waktunya.
: Iya Mas sama-sama. Saya juga senang bisa membantu penelitian Mas.
Semoga sukses ya Mas, lancar skripsinya, cepat lulus. Amin.
: Amin..Sekali lagi terimakasih Bu.
153
B.
2.
Wawancara II
a. Data Subjek
Hari/Tanggal Wawancara
Nama Subjek
Jenis Kelamin
Pekerjaan
:
:
:
:
b. Hasil Wawancara
P : Halo dek, maaf mengganggu waktunya sebentar. Saya Yogy mau
tanya-tanya sebentar bisa kan?
S : Iya Mas silahkan.
P : Kelas berapa?
S : Saya kelas XI IPA-1.
P : Hmm.. gini,Mas mau tanya misal kegiatan belajar di kelas gitu, kamu
suka nanya-nanya gak sih?
S : Di kelas??emm..ya kadang tanya kadang gak.
P : Kalau kadang-kadang gitu trus kapan kamu biasanya tanya?
S : Aku biasanya tanya tu ma teman Mas, jarang tanya langsung ke
guruku. Jadi misal ada tugas apa gitu kalau aku gak jelas ya tanya ma
teman. Soalnya kalau nanya ke guru rasanya takut aja hehe..tapi ya
pernah juga nanya ma guru langsung tapi amat sangat jarang.
P : Lha kok takut kenapa?
S : Ya ga tau takut aja, takut salah hehe..
P : Terus biasanya kalau di kelas waktu pelajarn gitu gimana?
S : Ya biasanya aku sih cuma mencatat Mas, soalnya menurutku diam
mencatat gitu lebih enak hehe..
P : Kalau misal ada kerja kelompok di kelas gitu kam gimana?
S : Ya aku langsung minta bagian nulis aja hehe..
P : Ooo..gitu ya..yauda dek terimakasih ya atas waktunya.
154
C.
3.
Wawancara III
a. Data Subjek
Hari/Tanggal Wawancara
Nama Subjek
Jenis Kelamin
Pekerjaan
:
:
:
:
b. Hasil Wawancara
P : Selamat siang, saya Yogy dari Fakultas Psikologi UNDIP mau tanyatanya sebentar bisa kan?
S : Iya Mas bisa.
P : Kamu kelas berapa?
S : Kelas X-D
P : Langsung aja ya..Emm..kalau di kelas waktu pelajaran kamu biasanya
aktif nanya nggak di kelas?
S : Ehmmmmm, jarang.
P : Kenapa enggan bertanya di kelas? Ada alasannya nggak?
S : Kadang grogi sama gurunya.
P : Oh, grogi sama guru. Memang kenapa dengan ibu gurunya atau
bapak gurunya?
S : Ada yang galak
P : Oh ada yang galak. Terus kalau temen-temen di kelas biasanya aktif
nanya nggak di kelas?
S : Ya ada tapi sering-seringnya cewek.
P : O sering-seringnya cewek. Terus kalau misalnya di
sekolah, sering nggak diajakin temen-temen membolos?
S : Ndak pernah.
P : Ndak pernah. Berarti temen-temennya baik-baik semua?
S : Ya kebetulan satu kelas itu baik-baik.
P : Oiya ada yang lupa, kalo diskusi atau kerja kelompok di kelas gitu pernah
gak?
S : Ya pernah.
P : Terus kalau ada kerja kelompok atau diskusi gitu kamu gimana?
S : Ya paling ikut-ikut gitu aja lah Mas.
P : Ya sudah terimakasih ya atas waktunya.
LAMPIRAN L
SURAT IJIN SURVEY AWAL
155
156
LAMPIRAN M
SURAT IJIN TRY OUT DAN PENELITIAN
157
158
LAMPIRAN N
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN
PENELITIAN
159
160
LAMPIRAN P
DOKUMENTASI UJI COBA DAN PENELITIAN
161
162
163
DOKUMENTASI PENELITIAN