FARMASI INDUSTRI
Di
PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk.
Plant Medan
Disusun Oleh:
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Praktik Kerja Profesi ini merupakan salah satu syarat yang diwajibkan
berdasarkan materi yang disampaikan oleh pihak Industri PT. Kimia Farma
ini penulis banyak menerima bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si., Apt., selaku Plant Manager PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, yang telah berkenan memberikan fasilitas
2. Bapak Drs. Zulfadli, Apt., selaku Asisten Manajer Produksi PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk. Plant Medan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
3. Bapak Heru Khoerudin, S.Si., Apt., selaku Asisten Manager Pemastian Mutu
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang telah memberikan
Profesi.
4. Bapak, Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas farmasi
USU Medan.
6. Seluruh staf dan karyawan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan atas
7. Kedua Orang Tua yang telah memberikan cinta dan kasih sayang, motivasi
baik moril maupun materi kepada penulis dalam penyelesaian laporan ini.
dan terdapat kekurangan baik dalam penyampaian, bahasa dan kata maupun dalam
hal penyajian. Untuk itu diharapkan saran dan kritik yang membangun demi
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x
2.4.12.1 Kualifikasi.................................................................... 32
2.4.12.2 Validasi......................................................................... 33
3.4 Kegiatan Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan........ 41
LAMPIRAN .................................................................................................... 70
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Pengolahan Limbah Cair PT.Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Medan......................................................................................... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi PT. Kimai Farma Plant Medan ........ 70
Halaman
Tabel 3.1. Tabel Hasil Analisis Limbah Cair PT.Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Medan ................................................................................. 56
RINGKASAN
Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang merupakan salah satu program
mengetahui dan memahami tugas dan fungsi apoteker dalam industri farmasi,
yang diharapkan dapat sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja yang
pengetahuan yang lebih luas, memahami penerapan CPOB di PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk. Plant Medan, serta mengetahui gambaran tentang situasi dan
PKP di Industri Farmasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2011 hingga 8 Juni 2011 dengan jumlah jam
efektif 160 jam. Kegiatan yang dilakukan selama PKP di Industri antara lain
produksi, Laboratorium Quality Control (QC), gudang bahan baku, gudang bahan
kemasan, dan gudang obat jadi, sistem pengolahan air untuk produksi, sistem
BAB I
PENDAHULUAN
Obat adalah suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis,
mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit. Salah satu upaya
yang dilakukan pemerintah untuk menjamin tersedianya obat yang bermutu, aman
Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB) adalah pedoman pembuatan obat
bagi industri farmasi di Indonesia yang bertujuan untuk menjamin mutu obat yang
sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu suatu obat tidak dapat ditentukan
penarikan obat dan obat kembalian, validasi dan kualifikasi serta analisis kontrak.
Kedudukan apoteker juga diatur dalam CPOB, yaitu sebagai penanggung jawab
bekal pengetahuan dan pengalaman praktis yang cukup, yang salah satunya dapat
diperoleh melalui kegiatan Praktik Kerja Profesi di industri farmasi. Dalam
dengan PT. Kimia Farma (Pesero) Tbk. Plant Medan yang berlokasi di Jalan
1.2 Tujuan
apoteker mengetahui tugas dan fungsi apoteker di industri farmasi, yakni bidang
penerapan CPOB sehingga setelah Praktik Kerja Profesi ini para calon apoteker
1.3 Manfaat
Medan adalah:
industri farmasi.
profesional di industri.
BAB II
TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. sebagai Badan Usaha Milik Negara
Sejak berdirinya hingga sekarang ini PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. telah
Periode I (1957-1959)
Periode II (1960-1968)
perusahaan milik negara tersebut kedalam perusahaan negara farmasi dan alat-alat
Kesehatan Bhinneka Kimia Farma dan PNF Kasa Husada di Surabaya dirubah
Periode IV (1971-2001)
tahun 1971 yang berlaku sejak tanggal 19 maret 1971. Perusahaan Negara
Farmasi dan alat-alat kesehatan Bhinneka Kimia Farma setelah melalui proses
audit dinyatakan lulus untuk menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya
disahkan pada tanggal 16 Agustus 1971 sebagai PT. Kimia Farma (Persero)
Periode V (2001-sekarang)
Pada periode ini tepatnya tanggal 28 juni 2001 PT. Kimia Farma (Persero)
menjadi Perusahaan Terbuka (Tbk) dengan nama PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
dimana untuk privatisasi tahap I saham yang lepas adalah sebanyak 9% dengan
perusahaan yaitu:
lingkungan.
informasi perusahaan.
yang ada.
yang dilakukan sendiri, kerja sama dengan pihak luar ataupun melalui
akuisisi.
operasional excellence.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terletak di jalan Tanjung
1. Ruang perkantoran
7. Ruang sampling
Kontruksi bangunan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah
memiliki permukaan licin dan tidak terdapat sambungan. Lantai dan dinding di
dalam ruangan produksi dilapisi dengan epoksi, ruang produksi untuk masing-
masing bentuk sediaan terletak terpisah. Sistem pengaturan udara pada ruang
produksi menggunakan Air Handling System (AHS) dengan Air Conditioner (AC)
sentral.
Pemastian mutu merupakan suatu konsep luas yang mencakup semua hal
baik secara tersendiri maupun secara kolektif yang akan mempengaruhi mutu dari
obat yang dihasilkan. Pemastian mutu adalah totalitas semua pengaturan yang
dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang
sesuai dengan tujuan pemakaiannya, karena itu pemastian mutu mencakup CPOB
ditambah dengan faktor lain diluar pedoman ini seperti desain dan pengembangan
produk. Sistem pemastian mutu yang benar dan tepat bagi industri farmasi
CPOB dan semua langkah produksi dan pengendalian diuraikan secara jelas.
Semua pengawasan terhadap produk antara dan pengawasan selama proses (in
Obat tidak dijual atau dipasok sebelum kepala bagian manajemen mutu
dikendalikan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam izin edar dan
peraturan lain yang berkaitan dengan aspek produksi, pengawasan mutu dan
pelulusan produk.
Tersedia pengaturan yang memadai untuk memastikan bahwa sedapat
sedemikian rupa agar mutu tetap dijaga selama masa edar/ simpan obat.
Tersedia prosedur inspeksi diri dan audit mutu yang secara berkala
Pemasok bahan awal dan pengemas dievaluasi dan disetujui untuk memenuhi
produk.
CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat
dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang
sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan
spesifikasi produk.
Semua proses pembuatan obat dijabarkan dengan jelas, dikaji secara sistematis
obat yang memenuhi persyaratan mutu dan spesifikasi yang telah ditetapkan;
Tahap proses yang kritis dalam pembuatan, pengawasan proses dan sarana
Prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa yang
jelas, tidak bermakna ganda, dapat diterapkan secara spesifik pada sarana yang
tersedia;
jumlah serta mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
riwayat bets secara lengkap, disimpan secara komprehensif dan dalam bentuk
mutu obat,
sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh
terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap
dengan pekerjaan.
Pengawasan Mutu dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Posisi
utama tersebut dijabat oleh personil purnawaktu. Kepala bagian Produksi dan
bagian Produksi hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam
produksi obat.
Setiap karyawan yang langsung ikut serta dalam kegiatan pembuatan obat
dan yang karena tugasnya harus memasuki daerah pembuatan obat, hendaklah
tertulis yang disetujui oleh manajer produksi dan manajer pengawasan mutu.
didaerah bersih, atau bagi mereka yang bekerja menggunakan bahan yang
diberikan oleh orang yang cakap. Dokumen pelatihan harus disimpan dengan baik
konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan
baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain
penumpukan debu atau kotoran dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu
obat.
kontruksi serta letak yang memadai agar memudahkan dalam melaksanakan kerja,
pembersihan dan pemeliharaan yang baik. Tiap sarana kerja hendaklah memadai,
dan air maupun dari kegiatan di dekatnya. Apabila bangunan itu terletak pada
tempat yang tidak sesuai, tindakan yang efektif hendaklah diambil untuk
mencegah pencemarannya.
persyaratan berikut:
produksi.
2. Kegiatan pengolahan bahan bagi produk bukan obat dipisahkan dari ruang
produksi obat.
1. Penerimaan bahan
3. Ruang sampling
6. Pengolahan
8. Pengemasan
12. Laboratorium
kelembaban dan penyaring) yang sesuai untuk kegiatan dalam bangunan maupun
2.4.4 Peralatan
yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan
tepat, agar mutu obat terjamin sesuai dengan desain serta seragam dari bets ke
rancang bangun dan kontruksi yang tepat. Permukaan peralatan yang bersentuhan
langsung dengan bahan atau produk tidak boleh bereaksi karena dapat merubah
identitas, mutu dan kemurnian produk yang dihasilkan, tidak boleh mencemari
produk, harus mudah dibersihkan baik bagian dalam maupun bagian luar
Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara harus dipasang dengan baik
atau lot produk yang diolah dengan peralatan tersebut serta pelaksana
pembersihan.
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap
aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil,
produksi, baik karyawan purna waktu, paruh waktu atau bukan karyawan yang
sesuai dengan tugasnya termasuk penutup rambut. Pakaian kerja kotor (yang
dapat dipakai ulang) hendaklah disimpan dalam wadah tertutup hingga saat
pencucian.
Program higiene yang rinci hendaklah dibuat dan diadaptasikan terhadap
ketat oleh setiap personil yang bertugas di area produksi dan pengawasan.
Tiap personil yang mengidap penyakit atau menderita luka terbuka yang dapat
pengemas, bahan yang sedang diproses dan obat jadi sampai dia sembuh
kembali.
kepada atasan langsung tiap keadaan (pabrik, peralatan atau personil) yang
bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang terbuka dan juga dengan
area gudang dan area lain yang mungkin berdampak trehadap mutu produk.
Hendaklah tersedia dalam jumlah yang cukup sarana toilet dengan ventilasi
yang baik dan tempat cuci bagi personil yang letaknya mudah diakses dari
area pembuatan.
standar sanitasi.
persyaratan sanitasi.
agens fumigasi, pembersih dan sanitasi yang tepat. Prosedur tertulis tersebut
peralatan, bahan awal, wadah obat, tutup wadah, bahan pengemas dan label
terkait.
Segala praktik tidak higienes di area pembuatan atau area lain yang dapat
bagian dalam sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta dijaga dan
disimpan dalam kondisi yang bersih. Tiap kali sebelum dipakai,
Metode pembersihan dengan cara vakum atau cara basah lebih dianjurkan.
Udara bertekanan dan sikat hendaklah digunakan dengan hati-hati dan sedapat
Prosedur tertulis yang cukup rinci untuk pembersihan dan sanitasi peralatan
peralatan oleh agen pembersih atau sanitasi yang dicegah. Prosedur ini
digunakan.
persyaratan.
2.4.6 Produksi
ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi). Prosedur produksi hendaklah
hendaknya di catat pada catatan bets dan bila perlu proses produksi setiap bets
pencatatan.
2. Pada saat diterima harus diperiksa keutuhan kemasan dan kebenaran label
memenuhi spesifikasi bahan awal yang sudah ditetapkan yang diberi label
nya diatur dan disesuaikan dengan sifat fisik dan kimia bahan tersebut.
8. Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat ditandai dengan jelas,
dimusnahkan.
dilaksanakan menurut prosedur yang telah ditentukan dan catatan hasilnya harus
bahan yang dipakai, keandalan peralatan dan sistem serta kemampuan petugas
pelaksana.
dengan validasi ulang, untuk menjamin bahwa perubahan tersebut akan tetap
2.4.6.3 Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat
kualitas suatu produk, tidak dapat diterima. Perhatian khusus hendaklah diberikan
pada masalah pencemaran silang, karena sekalipun sifat dan tingkatannya tidak
pembuatan obat yang tidak sesuai dengan CPOB. Tindakan pencegahan terhadap
Penomoran batch dan lot diperlukan secara rinci untuk memastikan bahwa
produk antara, produk ruahan, dan produk jadi dapat dikenali dengan nomor batch
atau lot tertentu. Sistem penomoran ini hendaknya menjamin bahwa nomor batch
dan lot yang sama tidak digunakan secara berulang. Tidak diperkenankan
memakai nomor bets atau nomor lot yang sama selama periode tertentu yaitu
paling sedikit 10 tahun. Untuk bets yang diolah ulang hendaklah diberikan kode
dan produk jadi harus dilakukan dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur
2.4.6.6 Pengolahan
dahulu. Hendaklah tidak memasukkan bahan lain selain bahan untuk bets yang
sedang diolah tersebut. Pemantauan kondisi area pengolahan dan langkah yang
suatu daftar periksa yang mencakup antara lain kondisi daerah pengolahan harus
harus mengikuti prosedur tetap, dan tiap penyimpangan harus segera dilaporkan
dokumentasikan.
keseragaman bobot untuk tablet dan kapsul, dilakukan beberapa kali selama
tablet.
2. Sediaan setengah padat meliputi: keseragaman dan homogenitas obat,
2.4.6.8 Pengemasan
pengawasan ketat untuk menjaga identitas, keutuhan, dan kualitas barang yang
pemeriksaan untuk memastikan bahwa peralatan dan ruang kerja dalam keadaan
bersih dan bebas dari produk dan sisa produk lain atau dokumen yang tidak
hendaklah diperiksa dengan teliti untuk memastikan bahwa produk obat tersebut
sesuai dengan persyaratan dalam prosedur pengemasan induk. Hanya obat jadi
yang berasal dari satu batch pengemasan saja yang boleh ditempatkan pada satu
plat. Bila ada karton yang tidak penuh maka jumlah yang ada didalamnya
disimpan dalam rak khusus untuk karantina atau ditempat yang diberi tanda
Semua bahan hendaklah disimpan secara rapi dan teratur untuk mencegah
pemeliharaan. Semua bahan ini disimpan dengan jarak yang cukup terhadap bahan
lainnya maupun terhadap dinding, tidak diletakkan dilantai, dan dalam kondisi
yang dikemas dalam wadah kedap yang mutunya tidak terpengaruh oleh suhu,
kelembaban dan faktor lainnya. Bahan yang mudah terbakar hendaklah disimpan
di gudang khusus yang letaknya terpisah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Setiap bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan obat jadi yang
Pengawasan mutu adalah bagian yang penting dari cara pembuatan obat
yang baik agar tiap obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Rasa keterikatan dan tanggung jawab semua unsur
dalam semua rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan obat yang
bermutu mulai dari saat obat dibuat sampai pada distribusi obat jadi. Untuk
keperluan tersebut harus ada suatu bagian pengawasan mutu yang berdiri sendiri.
menjamin bahwa tiap obat mengandung bahan dengan mutu yamg benar dan
jumlah yang ditetapkan dan dibuat pada kondisi yang tepat dan mengikuti
awal, produk antara, produk ruahan, dan obat jadi. Pengawasan mutu juga
penyimpanan spesifikasi yang berlaku dari tiap bahan dan produk termasuk
metode pengujiannya.
b. Menyiapkan intruksi tertulis yang rinci untuk tiap pemeriksaan dan pengujian.
pemeriksaan.
e. Meluluskan atau menolak tiap batch bahan awal, produk antara, produk
ruahan, dan obat jadi serta hal-hal lain yang telah ditentukan,
didistribusikan.
g. Mengevaluasi stabilitas semua obat jadi secara berlanjut, bahan awal jika
h. Menetapkan tanggal kadarluarsa dan batas waktu penggunaan bahan awal dan
validasi.
mengenai suatu batch, dan bila perlu bekerjasama dengan bagian lain untuk
pada prosedur pengujian yang berlaku dan menyimpan baku pembanding ini
p. Ikut serta dalam program inspeksi diri bersama bagian lain dalam perusahaan.
q. Memberikan rekomendasi untuk pembuatan obat oleh pihak lain atas dasar
nilai mampu membuat obat yang memenuhi standart mutu yang ditetapkan.
yang mampu menilai secara objektif pelaksanaan CPOB. Prosedur dan catatan
Untuk mendapatkan standar inspeksi diri yang minimal dan seragam maka
1. Karyawan
4. Peralatan
5. Produksi
6. Pengawasan mutu
7. Dokumentasi
sekurang-kurangnya tiga orang yang ahli dibidang yang berlainan dan paham
mengenai CPOB. Anggota tim dapat berasal dari lingkungan perusahaan atau dari
merugikan atau masalah medis lainnya. Semua keluhan dan laporan hendaklah
Penarikan kembali obat jadi dapat berupa penarikan kembali satu atau
beberapa batch atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai distribusi.
memenuhi persyaratan kualitas atau atas dasar pertimbangan adanya efek samping
obat jadi tertentu dapat merupakan tindak lanjut penghentian pembuatan satu jenis
2.4.10 Dokumentasi
manajemen yang meliputi spesifikasi, prosedur, metode dan instruksi, catatan dan
2.4.11.1. Umum
Hendaklah dibuat kontrak tertulis yang meliputi pembuatan dan atau analisis
Dalam hal analisis berdasarkan kontrak, pelulusan akhir harus diberikan oleh
Pengawasan Obat
2.4.11.4. Kontrak
pembuatan dan analisis harus sesuai dengan izin edar dan disetujui oleh kedua
belah piha
2.4.12.1 Kualifikasi
dengan kualifikasi. Jadi, kualifikasi adalah istilah yang digunakan untuk validasi
produksi maupun sarana penunjang merupakan langkah pertama (first step) dalam
atau sistem yang digunakan dalam suatu proses/ sistem akan selalu bekerja sesuai
identitas sifat suatu peralatan yang berkaitan dengan kinerja dan fungsinya serta
Validasi/ kualifikasi mesin, peralatan produksi dan sarana penunjang terdiri dari 4
tingkatan, yaitu:
1. Kualifikasi Desain
spesifikasi yang diatur dalam ketentuan CPOB yang berlaku. Jadi kualifikasi
spesifikasi yang tertera pada dokumen pembelian, manual alat yang bersangkutan
3. Kualifikasi Operasional
produksi atau sarana penunjang dan digunakan sebagai tes mesin/ peralatan.
4. Kualifikasi Kinerja
2.4.12.2 Validasi
Validasi adalah tindakan pembuktian yang didokumentasi dengan cara-
cara yang sesuai bahwa tiap bahan, prosedur, kegiatan, sistem, dan perlengkapan
yang digunakan dalam produksi dan pengawasan mutu akan senantiasa mencapai
1. Validasi Prospektive
validasi yang direncanakan. Validasi ini berlaku untuk produk yang belum
beredar.
2. Validasi Concurrent
dikumpulkan dari proses yang sedang dilaksanakan. Validasi ini berlaku pada
3. Validasi Retrospektive
dikumpulkan dari proses yang sudah dilaksanakan dan dinilai menurut prinsip
4. Validasi Ulang
Adalah validasi yang dilakukan bila ada perubahan bahan baku, proses
komponen terpilih lainnya dalam suatu produk obat, uji kuantitatif kandungan
atau mengambil bagian dalam pelaksanaan validasi berkala oleh bagian lain,
khususnya bagian produksi untuk menjamin bahwa setiap produk yang dihasilkan
laporan validasi.
4. Pelaksanaan Validasi.
(revalidation).
2.5 ISO 9001:2008
2.5.1 Pengertian
“ISO berasal dari Bahasa Latin (Greek) “isos” yang mempunyai arti
“sama” (equal). Dari kata “sama” (equal) menjadi “standar” inilah “ISO” dipilih
1947. Kini beranggotakan lebih dari 147 negara yang mana setiap negara diwakili
oleh badan standardisasi nasional (Indonesia diwakili oleh KAN). Misi dari ISO
(SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi
mencantumkan label "ISO 9001 Certified" atau "ISO 9001 Registered". Sertifikasi
terhadap salah satu ISO 9000 standar tidak menjamin kualitas dari barang dan jasa
Versi 2008 lahir sebagai bentuk penyempurnaan atas revisi tahun 2000.
Adapun perbedaan antara versi 2000 dengan 2008 secara signifikan lebih
Jika pada versi 2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive
action, maka versi 2008 menetapkan bahwa proses corrective dan preventive
action yang dilakukan harus secara effective berdampak positif pada perubahan
proses yang terjadi dalam organisasi. Selain itu, penekanan pada control proses
outsourcing menjadi bagian yang disoroti dalam versi terbaru ISO 9001 ini.
yang menetapkan, dokumen dan melaksanakan kebijakan mutu, dan proses terkait
untuk menyediakan produk dan jasa yang memenuhi atau melebihi persyaratan
continual improvement dengan pilar utama pola berpikir dimana dalam setiap
terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta
implementasi ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah delapan prinsip manajemen mutu
implementasi System bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu
komando dengan commitment yang sama dan gerak yang sinergi pada setiap
elemen organisasi
melalui business process. Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak
perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow process itu sendiri yang berdampak
9001:2008
dalam implementasi system selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada
9001:2008
Pembantu, tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus terjadi pola
BAB III
- Supervisor produksi
- Supervisor pengemasan
6. Supervisor keuangan.
7. Supervisor akutansi.
8. Supervisor penyimpanan.
3.3 Sediaan-sediaan obat yang diproduksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Medan
2. Betason-N krim
3. Betason Krim
adalah:
per batch karena tiap produk memiliki ukuran batch yang berbeda.
Untuk pemesanan bahan, PPPI memperhatikan stok bahan baku yang ada
di gudang, stok produk ruahan atau setengah jadi dari stok produk jadi di gudang,
kepada bagian pembelian. Pembelian ada dua cara yaitu: secara terpusat di Jakarta
dan secara lokal di Medan. Bagian pembelian ini akan memilih pemasok yang
paling murah tetapi memenuhi spesifikasi bahan yang diminta, kemudian bagian
pembelian menerbitkan surat pemesanan (Purchase Order/ PO) dan
Bahan pesanan yang datang diterima oleh bagian gudang dimana bagian
yang diminta pada arsip pesanan dengan bahan yang akan diantarkan. Bahan
tersebut akan dikarantina dan diberi label kuning sementara bagian gudang
sampling dan pemeriksaan terhadap bahan tersebut. Bila bahan memenuhi syarat
akan diberi label hijau disertai Hasil Pemeriksaan Laboratorium (HPL), jika tidak
memenuhi syarat akan diberi label merah dan HPL serta dikembalikan ke pihak
pemasok.
Setelah semua bahan yang dipesan lengkap, maka PPPI membuat Surat
SPK tersebut ditulis No. SPK, nama sediaan, No Batch, dan kapan obat tersebut
diharapkan siap diproduksi. SPK dari PPPI yang dikirim kebagian produksi
Pengeluran Bahan Baku (SPPBB) dan Bahan Pengemasan (SPPBK). SPK dibuat
Obat jadi yang telah siap diproduksi dan dikemas kemudian dikirim
kegudang penyimpanan obat jadi. Setelah dilakukan finished pack analysis oleh
petugas pengawasan mutu. Obat jadi tersebut akan dikirimkan oleh PPPI ke Unit
Logistik Sentral (ULS) Jakarta, maka PPPI membuat surat kebagian gudang untuk
stock opname akan diberi label stock opname yang dituliskan tanggal dilakukan
3.4.2 Produksi
awal, pengolahan sampai dengan menghasilkan obat jadi. Kegiatan produksi ini
dilakukan di grey area, tertutup dan tidak berhubungan langsung dengan bagian
Tugas dari bagian produksi PT kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan:
1. Melaksanakan pembuatan obat sesuai dengan surat perintah kerja (SPK) dari
pembersihan dilakukan tiap pagi sebelum dimulai kegiatan produksi dan sore
produksi, dan dilakukan produksi sesuai dengan protap yang telah ditetapkan serta
bagian produksi meminta bahan baku ke bagian gudang dengan Surat Perintah
tersebut. Selama produksi berlangsung, dibuat laporan proses produksi mulai dari
sehingga bila terjadi kekeliruan ataupun kesalahan pada proses produksi, dapat
segera diketahui pada proses dimana kesalahan tersebut terjadi dan diambil
Laporan proses produksi memuat nama sediaan, nomor batch, besar batch,
tahapan proses, operator, tanggal, jam, hasil, pengawasan yang berguna untuk
mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu batch
sediaan. Laporan proses produksi ini diisi oleh petugas yang melakukan suatu
berkhasiat untuk tablet sedangkan untuk krim dilakukan uji pH, stabilitas
dan homogenitas.
melalui pass box untuk dilakukan pengemasan sekunder sampai dihasilkan obat
jadi. Obat jadi yang telah selesai dikemas, ditimbang dan dicatat selanjutnya
Bagian Produksi pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terdiri
dari:
Jalur produksi krim terpisah dari jalur produksi yang lain dimana pada jalur
produksi ini terdiri dari beberapa ruangan yang telah diatur suhu, kelembaban
dan tekanan dengan AHS. Adapun ruangan pada jalur produksi krim terdiri
dari:
a. Ruangan penimbangan
lemari asam, dust collector, Air Handling System (AHS). Bahan – bahan
yang telah ditimbang akan ditempatkan pada staging area untuk kemudian
diambil oleh petugas produksi untuk dilakukan proses produksi
b. Ruangan pencampuran
Pada ruangan ini dilengkapi dengan 2 unit double jacket tank untuk
memanaskan fase air dan fase minyak, ultraturrax untuk mencampur bahan
mutu.
c. Ruangan pengisian
Ruangan pengisian I
pengisian 2400 tube/jam dan neraca digital untuk IPC oleh operator.
Ruang pengisian II
pengisian 900 tube/ jam dan neraca digital untuk IPC oleh operator.
Sebelum pengisian krim, tube kosong yang telah dibersihkan dibagian
menit dilakukan pemeriksaan bobot oleh operator dan pada awal dan
d. Ruangan karantina
Jalur produksi tablet terletak terpisah dari jalur produksi krim untuk
menghindari terjadinya pencemaran silang. Pada unit tablet juga terdapat beberapa
ruangan yang telah diatur suhu, kelembaban dan tekanan dengan AHS, juga
dilengkapi dengan dust collector sentral. Adapun ruangan pada jalur produksi
a. Ruangan pencampuran
Semua bahan tambahan dan bahan aktif dimasukkan kedalam super mixer
b. Ruang pengeringan
Granul basah yang dihasilkan dikeringkan didalam oven dengan suhu 50-
c. Ruang granulasi
ditambahkan dengan bahan pelicin dan bahan penghancur luar. Hasil yang
karantina.
e. Ruang pencetakan
juga terdapat dust collector serta neraca digital. Selama pencetakan setiap
bobot.
f. Ruang sortir
Tablet yang dihasilkan disortir oleh petugas dari debu dan juga untuk
pengemasan.
g. Ruang pengemasan
Plant Medan adalah kloramfenikol kapsul. Seperti jalur produksi krim dan tablet,
kontaminasi silang. Pada jalur produksi kapsul juga terdapat beberapa ruangan
dimana setiap ruangan tersebut diatur suhu, kelembaban dan tekanan dengan
a. Ruang pengeringan
selama ±12 jam pada suhu 85oC. Setelah itu semua bahan dipindahkan
keruang pencampuran.
b. Ruang pencampuran
Pada ruang ini dilakukan pencampuran bahan aktif, bahan pengisi dan
pembuatan dan dirancang untuk menjamin agar produk obat yang dihasilkan
yang paling penting dari Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) agar tiap obat
penggunaannya.
6. Menangani keluhan
9. Membuat dokumentasi
Bahan baku dan bahan pengemas datang dari pemasok kebagian gudang,
2. Bahan pengemas
pengujian terhadap produk yang dihasilkan pada tahap-tahap tertentu dari proses
pengolahan.
3.4.4 Gudang
dengan bagian produksi. Di gudang terbagi atas beberapa ruangan dimana ruangan
pengawasan mutu.
mutu.
kesesuaian nomor pesanan, jenis, jumlah bahan sesuai dengan surat pesanan oleh
petugas gudang dan dikarantina terlebih dahulu dan diberi label kuning, kemudian
syarat akan diberi label hijau disertai hasil pemeriksaan laboratorium (HPL), jika
tidak memenuhi syarat akan diberi label merah dan HPL serta dikembalikan
kepihak pemasok ataupun dimusnahkan. Bahan baku yang telah diluluskan oleh
bagian pengawasan mutu akan disimpan di ruang penyimpanan bahan baku dan
ditimbang setelah adanya surat perintah pengeluaran bahan baku dan bahan
pengemasan dari PPPI. Tiap bahan yang dikeluarkan akan dicatat ke kartu stock
oleh petugas gudang. Setelah obat jadi selesai diproduksi dan dikemas, bagian
gudang akan menyimpan obat jadi di ruang penyimpanan obat jadi dan akan
Plant Medan
Sumber limbah cair berasal dari air cucian di ruang produksi dan air
2) Pada bak netralisasi bila perlu, ditambahkan air kapur untuk menetralkan
limbah cair yang dikeluarkan. Selanjutnya limbah cair yang telah netral
3) Pada bak aerasi (E) dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang
aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan-
bahan organik yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Selanjutnya juga
dialirkan ke bak aerasi (F) dengan mendapatkan perlakuan yang sama. Lalu
cair tersebut berupa nilai BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD
(Chemical Oxygen Demand) bila telah memenuhi syarat nilai BOD dan
COD maka limbah cair yang telah diolah tersebut dapat dibuang ke
lingkungan pabrik.
Tabel 3.1. Hasil Analisis Limbah Cair PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
BOD 75 61,8
(Biological Oxygen
Demand)
(Chemical Oxygen
Demand)
TSS 75 70
Total –N 30 8,15
c. Wadah, etiket yang rusak dari bagian pengemasan. Untuk tube sebelum
Limbah dari debu yang berasal dari dust collector, vacuum cleaner dan
bahan yang tidak memenuhi spesifikasi atau yang telah rusak diolah dengan
pengolahan limbah cair. Sedangkan untuk limbah wadah, etiket atau bahan
kemasan lain serta limbah alat tulis kantor dimusnahkan dengan cara
kantor pusat yang ada di Jakarta. Oleh sebab itu pembayaran gaji karyawan
pemasok, maka pemasok akan mengirimkan bahan baku tersebut disertai faktur
dengan uang kas, dan dicatatkan kedalam buku kas (dokumen 1).
2. Secara Kredit.
kredit bervariasi tergantung pada pemasok, akan tetapi berkisar 2 minggu sampai
1 bulan.
Tbk. Plant Medan tidak dapat melakukan penjualan kepihak luar, tetapi di
perbolehkan mengirim produk jadi tersebut ke PBF PT. Kimia Farma di Medan
dan sekitarnya dengan faktur atas nama Unit Logistik Sentral Jakarta untuk
diterima oleh kantor pusat Jakarta dan dicatatkan ke dalam buku penjualan.
pajak pertambahan nilai (PPN) yang disebut PPN masukan dan dicatat dalam
buku PPN masukan dan setiap penjualan obat jadi catat dalam buku penjualan
dikenai PPN keluaran dan dicatat dalam buku PPN keluaran. Untuk PT Kimia
Farma (Persero) Tbk. Plant Medan tidak berhak mengeluarkan PPN keluaran
karena masih satu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dengan yang ada di
Jakarta. Pajak-pajak lain yang dibayarkan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
- pajak penghasilan 23
BAB IV
PEMBAHASAN
Cara pembuatan obat yang baik (CPOB) merupakan bagian dari system
pemastian mutu yang mengatur obat dan memastikan obat diproduksi dan
kesehatan/produk farmasi, merupakan salah satu komoditi yang ikut serta dalam
tahun 2006 (CPOB Terkini) bagi industri farmasi di Indonesia mulai 1 Januari
2007 dengan surat keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.053.0027 tahun
2006.
Internasional agar lebih kompetitif baik secara domestika maupun untuk pasar
eksport.
2. Mendorong industri farmasi Indonesia agar lebih efisien dan fokus pada
mampu menembus pasar dunia karena khasiat dan mutu obat lebih terjamin
Untuk itu dalam industri farmasi perlu diperhatikan aspek CPOB guna
menjamin mutu obat sehingga produk tersebut aman dikonsumsi dan diterima
oleh masyarakat. Diantara 12 aspek yang ada di CPOB 2006, berikut akan
diuraikan beberapa aspek yang ada di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Medan.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah mengikuti pelatihan ESQ dan
Farma (Persero) Tbk. Plant Medan dipimpin oleh seorang Apoteker. Pemisahan
fungsi antara produksi, pengawasan mutu dan pemastian mutu sudah dilaksanakan
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah dilengkapi dengan
sistem tata udara dengan menggunakan Air Handling System (AHS) yang
dilengkapi dengan saringan udara (pre-filter, medium filter dan HEPA filter).
produksi (dinding, lantai dan langit-langit) licin, bebas dari retakan dan
produksi PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Medan sudah dilapisi dengan
epoksi.
serta terjadinya pencemaran silang. Selain itu, rancang bangun juga dibuat
sedemikian rupa sehingga arus lalu lintas barang yang masuk memiliki jalur yang
terpisah dengan jalur lalu lintas karyawan. Hal ini sudah sesuai dengan
antara atau produk ruahan terbuat dari bahan yang inert. Perawatan tiap peralatan
farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi
Hal-hal tersebut sudah dilaksanakan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
persyaratan. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memproduksi sediaan
tablet, kapsul, dan krim. Produksi setiap sediaan dilaksanakan di ruangan terpisah
sesuai dengan prosedur tetap agar selalu diperoleh obat jadi yang memenuhi
spesifikasi yang ditentukan. Prosedur tetap pembuatan obat yang diikuti sudah
dilaksanakan. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki zona abu-
abu dan zona hitam yang mana zona abu-abu untuk produksi dan pengemasan
dengan pakaian kerja dan disediakan pelindung diri, seperti tutup kepala, tutup
mulut, sarung tangan dan sepatu kerja. Sebelum memasuki ruang produksi harus
melewati ruang antara. Untuk karyawan yang bersentuhan langsung dengan bahan
obat diharuskan menggunakan masker dan sarung tangan. Ketentuan ini juga
berlaku untuk tamu yang berkunjung ke lingkungan proses produksi. Setelah obat
selesai diproduksi dan dikemas (primer) maka selanjutnya obat akan diteruskan ke
dengan melakukan pengujian terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan
dan obat jadi. Saat proses produksi berlangsung, dilakukan In Process Control
(IPC) pada setiap tahapan proses produksi. Kemudian setelah proses produksi
Plant Medan.
tahun dilaksanakan uji stabilitas minimal satu bets produk yang diproduksi setiap
awal tahun.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah mendapat sertifikat
dalam penerapan CPOB. Dengan demikian produk Kimia Farma telah diakui
kualitasnya secara nasional dan sistem manajemen mutunya telah diakui secara
internasional.
Medan terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah padat (debu) dari ruang
produksi dikumpulkan dengan dust collector dan diolah dengan cara melarutkan
debu tersebut dalam air kemudian diikuti dengan pengolahan limbah cair.
Limbah cair yang sebagian besar berasal dari pencucian alat-alat produksi
Sampai saat ini, hasil pengolahan limbah yang dilakukan telah memenuhi
limbah dilakukan dengan system bets. Jumlah produksi yang semakin meningkat
yang menetapkan, dokumen dan melaksanakan kebijakan mutu, dan proses terkait
untuk menyediakan produk dan jasa yang memenuhi atau melebihi persyaratan
pelanggan.
suatu sektor industri tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang dihasilkan harus
memenuhi suatu standar yang telah dikenal. Standar seperti ini perlu disusun dari
dalam sektor tersebut, terutama dari pihak produsen, konsumen, dan seringkali
barang dan jasa yang telah mendapatkan jaminan sesuai dengan standar
independen.
BAB V
5.1 Kesimpulan
- PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah menerapkan Cara
- PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terdiri dari bagian
- PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah memiliki rancang
- Seluruh rangkaian proses produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Medan (sediaan tablet, kapsul dan krim) sudah terdokumentasi dan sesuai
- PT. Kimia Farma (persero) Tbk Plant Medan telah memiliki sistem
Badan POM. (2006). Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta. Hal 1-
124
Plant
Medan
Penimbangan
Dasar krim (Fase minyak) Dengan ultra turrax Pengawet (Fase cair)
IPC
-Pemerian
-pH
Pencampuran
Karantina produk
IPC
-Pemerian IPC
Pengisian ke tube
-Identifikasi -Pemerian
IPC
-Pemerian
pengemasan
-Identifikasi
-pH
Karantina produk jadi
jadi
Finished pack
jadi
Pencampuran
Granulasi basah
Pengeringan di oven
Granulasi kering
IPC
-Pemerian
Lubrikasi / Penambahan
IPC
IPC Pencetakan
IPC
-Friabilitas
-Pemerian
-Bobot rata-rata
Karantina produk ruahan -Identifikasi
-Waktu hancur
-Friabilitas
-Bobot rata-rata
Pengemasan
-Waktu hancur
Finished pack
Keterangan :* Jika diperlukan
Gudang Obat jadi
Lampiran 4. Bagan proses Pembuatan Kapsul
jadi
Penimbangan
IPC
IPC
-Pemerian
-Pemerian
IPC Pengeringan avicel -Ukuran dan bobot 50
IPC
-Bobot rata-rata
-Pemerian Dan amilum
Pencampuran kapsul kosong
Pengisian
Karantina
Seleksi
ke produk
cangkang Kelembaban mak 50%
-Pemerian
-Identifikasi
-Kadar zat berkhasiat -Warna dan bobot rata-rata
Pengemasan
Karantina produk
Finished pack
Gudang obat
jadi