Anda di halaman 1dari 19

ISSN : 2087-9957

Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan


Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

Implementasi Green Marketing Melalui Pendekatan Marketing MIX,


Demografi Dan Pengetahuan Terhadap Pilihan Konsumen (Studi The
Body Shop Pontianak)
Syahbandi

Abstract - Green marketing is present by looking at the satisfaction of needs, desires , and , customer
desires in relation to the maintenance and preservation of the environment. Green marketing is
associated with the four elements of the marketing mix (product, price, promotion, and distribution) .
The purpose of this study is to identify the influence of green marketing approach staregi marketing mix
(price , product , place , and promotion), age , level of education, gender , income and knowledge of the
consumer preference for products of The Body Shop, also transform and know the price variable,
product, place, promotion, age, level of education , gender, income and knowledge which the dominant
influence on consumer choice at the Body Shop products . Testing in this study using logistic regression
models . Logistic regression was used to examine the effect of price, product, place, promotion,
demographic characteristics (age, sex, education, and income) and knowledge of the customer's choice .
Results demonstrate products distribution channels (place), promotion, age and knowledge significantly
affect customer choice, while price, gender, education and income did not significantly influence
customer choice. As for the variable promotion dominant influence on consumer choice at The Body
Shop products.

Keyword: green marketing, marketing mix, consumer choice, the body shop, demographics and
knowledge

Latar Belakang mulai mengeluarkan peraturan yang berhubungan


Perubahan yang sangat radikal terjadi di dengan lingkungan.
lingkungan pemasar, seperti perubahan teknologi, Green marketing sebagai salah satu
globalisasi dan peraturan pemerintah. Situasi dan istilah dalam ilmu pemasaran sebenarnya telah
kondisi inilah yang akan mendorong timbulnya lama muncul yaitu sekitar tahun 80-an akhir.
perilaku baru dari konsumen yang tercermin pada Lompatan baru dunia marto'rcg/pemasaran
kebutuhan dan keinginannya. Agar mampu dikejutkan dengan buku John Grant yang
memenangkan persaingan, pemasar harus cepat berjudul "The Green Marketing Manifesto"
bereaksi terhadap perubahan permintaan, memuaskan membuat kepekaan dunia usaha makin tinggi
semua kebutuhan dan keinginan pelanggan, karena terhadap lingkungan hidup (John Grant, 2009).
dasar dari pemasaran adalah berorientasi pelanggan. Pada saat-saat itulah berbagai merek
Fenomena saat ini kesadaran masyarakat mendapatkan milestone-nya. seperti The Body
terhadap lingkungan hidup mulai meningkat setelah Shop (TBS), Ecover, Naturals Range dan Down
melihat kondisi kerusakan lingkungan yang terjadi. to Earth. Istilah Green Marketing juga
Banyaknya bermunculan organisasi pemerhati mempunyai kesamaan dengan istilah
lingkungan mengkritisi aktivitas yang dilakukan oleh Environmental
pemasar, hal ini mempengaruhi konsumen sehingga Marketing and , Ecological
mereka mulai menaruh perhatian pada isu lingkungan Marketing^Ottman, 2006)
hidup lebih dari pada sebelumnya. Konsumen menjadi Istilah green marketing sendiri muncul
sangat perhatian terhadap keterbatasan sumber daya ke permukaan sebagai reaksi dari marketer untuk
yang ada di bumi, kesehatan dan perusakan peduli terhadap lingkungan. Apalagi marketing
lingkungan, sehingga mulai melirik produk yang lebih menjadi alat yang efektif untuk mengubah
ramah lingkungan. Sejalan dengan itu, pemerintah perilaku dan gaya hidup konsumen. Upaya green
marketing bisa diterapkan pada berbagai unsure

68
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

marketing mix, mulai dari produk, promosi, distribusi (2005), produk dari industry kosmetik merupakan
dan balikan harga. Di Indonesia sebenarnya telah produk yang unik, karena selain produk ini
terlihat mulai maraknya kepedulian marketer terhadap memiliki kemampuan untuk memenuhi
lingkungan, sekalipun masih banyak yang belum kebutuhan mendasar (terutama wanita) akan
menjadikan standar baku dalam memasarkan produk, kecantikan sekaligus sebagai sarana bagi
namun gejala untuk memperhatikan lingkungan hidup konsumen untuk memperjelas identitas dirinya di
VXGDK ‡ WHUOLKDW PLVDOQ\D WHUOLKDW GHQJDQ SHQJJXQDDQ masyarakat. Lebih lanjut, produk ini
tas belanja pengganti tas plastik di supermarket, sesungguhnya memiliki resiko pemakaian yang
kemasan dan produk yang dapat di daur ulang sampai perlu diperhatikan mengingat kandungan
kampanye penyelamatan lingkungan hidup. bahan-bahan kimia tidak selalu member efek
Perhatian terhadap isu-isu lingkungan ini yang sama untuk setiap konsumen, jadi pemilihan
ditandai dengan maraknya para pelaku bisnis dalam kualitas produk biasanya menjadi kriteria utama
menerapkan standar internasional atau lebih dikenal penilaian produk yang akan dibeli, selain
dengan ISO-14000 yang merupakan system indicator elemen bauran produk yang lain (harga,
manajemen lingkungan yang dapat memberikan produk, tempat, dan promosi).
jaminan (bukti) kepada produsen dan konsumen Pada kondisi masyarakat di Indonesia,
bahwa dengan menerapkan system tersebut produk pemilihan kosmetik dianggap sesuatu yang
yang dihasilkan/dikonsumsi baik limbah, produk mudah namun sulit,artinya para konsumen
bekas pakai, ataupun layanannya sudah melalui suatu dihadapkan pada banyaknya pilihan yang
proses yang memperhatikan kaidah-kaidah atau menyebabkan mereka bingung untuk
upaya-upaya pengelolaan lingkungan. International memilih,karena jika salah memilih dapat
Organization for Standardization (ISO) berakibat fatal bagi kesehatan, keindahan kulit
mengembangkan suatu seri standar internasional dan wajah mereka. Namun apa yang ditawarkan
untuk ekolabel (ISO 14020- ISO14024).' Ekolabel oleh The Body Shop agak berbeda karena
(eco-labelling) diartikan sebagai kegiatan pemberian menawarkan produk dengan bahan-bahan alami,
label yang berupa simbol, atribut atau bentuk lain ramah lingkungan dan no animal testing. Prinsip
terhadap suatu produk dan jasa. Label ini akan dasar ramah lingkungan yang dimiliki The Body
memberikan jaminan kepada konsumen bahwa Shop lahir dari ide-ide untuk menggunakan
produk/jasa yang dikonsumsi tersebut sudah melalui kembali, mengisi ulang dan mendaur ulang apa
proses yang memperhatikan kaidah-kaidah yang mereka bias pakai kembali, besarnya
pengelolaan lingkungan. , peranan bisnis sebagai penentu arah perubahan
Green marketing hadir dengan melihat tercermin dengan munculnya pendekatan "tripe
kepuasan kebutuhan, keinginan, dan, hasrat bottom lines " yang mengarahkan bisnis untuk
pelanggan dalam hubungan dengan pemeliharaan dan mengukur keberhasilan dari tiga pilar
pelestarian dari lingkungan hidup. Green marketing pendukungnya yaitu profit, people dan planet.
berhubungan dengan empat elemen dari bauran Body shop menggunakan kepeduliannya terhadap
pemasaran (produk, harga, promosi, dan distribusi) lingkungan sebagai competitive advantage
untuk menjual produk dan pelayanan yang ditawarkan dimana filosofi dari kepedulian terhadap
dari keuntungan- keuntungan keunggulan lingkungan tercermin pada budaya perusahaan.
pemeliharaan lingkungan hidup yang dibentuk dari Dengan demikian profit bukan satu-satunya
pengurangan limbah, peningkatan efisiensi energi, sumber energy bagi kelangsungan hidup sebuah
dan pengurangan pelepasan emisi beracun. perusahaan. Tanpa memperhitungkan People
Keunggulan-keunggulan ini sering didekati melalui (aspeksosial) dan Planet (aspek lingkungan),
life-cycleanalysis (LCA) yang mengukur pengaruh sebuah perusahaan tidak akan pernah dapat
lingkungan pada produk pada seluruh tahap lingkaran melanjutkan hidupnya.
hidup produk. Bagaimanakah sesungguhnya
The Body Shop adalah perusahaan yang sudah penilaian konsumen akan produk kosmetik
terkenal dalam industrikosmetikdanmerupakan
salahsatudaripelopordarigree/7 marketing. Menurut
Fabricantand Gould (1993) dalam Ferrina dewi

69
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

Landasan Teori Green Marketing 2. Standarisasi produk untuk menjamin


Istilah green marketing mulai diperkenalkan produk yang ramah lingkungan,
pada akhir tahun 1980an dan awal 1990an oleh 3. Menyediakan produk yang 'benar- benar'
American Marketing Association (AMA) yang alami, dan
menyelenggarakan workshop perdana dengan tema 4. Orientasi produk lewat konservasi
ecological marketing pada tahun 1975. Menurut sumber daya dan yang lebih
American Marketing Association (AMA), memperhatikan kesehatan.
menghasilkan buku pertama tentang green marketing Solusi ini memastikan peran serta
berjudul "Ecological Marketing" (Henionand perusahaan dalam memahami kebutuhan
Kinnear, 1978) sejak saat itu banyak buku tentang masyarakat dan sebagai kesempatan perusahaan
topik tersebut dipublikasikan (Charter 1992, untuk mencapai keunggulan dalam industri
Coddington 1993, Ottman 1993). Green marketing (Murray and Montanari, 1986 dalam Lozada,
merupakan pemasaran produk-produk yang telah 2000). Mereka juga menggunakannya sebagai
diasumsikan ,aman terhadap lingkungan. Oleh karena kesempatan potensial untuk pengembangan
itu, green marketing mengintegrasikan aktivitas- produk atau pelayanan.
aktivitas yang luas, termasuk didalamnya adalah Misalnya dengan
modifikasi produk, perubahan pada proses produksi, menggunakannya pada merek produknya. Dapat
perubahan kemasan, hingga perubahan pada diasumsikan bahw^ perusahaan yang
periklanannya. memasarkan produk-produknya dengan
Pendekatan greenmarketing pada area produk karakteristik lingkungan akan mempunyai suatu
meningkatkan integrasi dari isu lingkungan pada competitive advantage dibandingkan dengan
seluruh aspek dari aktivitas perusahaan, mulai dari perusahaan yang memasarkan tanpa tanggung
formulasi strategi, yang memperhatikan aspek jawab terhadap lingkungan, hal ini merupakan
lingkungan jika dipandang dari bauran pemasarannya usaha untuk memuaskan kebutuhan konsumen
dalam konteks green marketing. Secara empiris akan mereka, seperti pada McDonald's dengan
dicoba dievaluasi pilihan konsumen yang dipengaruhi mengganti kemasan kulit kerang dengan kertas
oleh hubungan antara elemen untuk produk kosmetik lilin karena meningkatnya perhatian konsumen
environmentally-marketed, yaitu pada produk berhubungan dengan polystyrene dan
kosmetik The Body Shop. Tujuan dari penelitian ini pengurangan ozon (Gofford 1991, Hume 1991).
adalah mengidentifikasi pengaruh staregi green Pengembangan green marketing mix, tak
marketing melalui pendekatan marketing mix (harga, terlepas dari tradisional 4p (product, price, place,
produk, tempat, dan promosi), umur, tingkat promotion) kecuali dengan sejumlah
pendidikan, jenis kelamin, pendapatan dan penambahan komponen yang sangat
pengetahuan terhadap pilihan konsumen pada produk berhubungan dengan maksud dari green
The body Shop, juga unuk mengetahui variabel harga, marketing itu sendiri dan hal-hal yang sangat
produk, tempat, promosi, umur, tingkat pendidikan, berpengaruh lainnya. Marketing Strategy
jenis kelamin, pendapatan dan pengetahuan yang Dalam pencapaian sasaran perusahaan
mana dominan berpengaruh terhadap pilihan diperlukan perancangan strategi yang baik.
konsumen pada produk The Body Shop. Strategi pemasaran adalah serangkaian strategi
dan teknik pemasaran, yang meliputi (1) strategi
pasar-produk atau sering disebut sebagai strategi
perencanaan, penyusunan, sampai produksi dan persaingan, yang dikelompokkan menjadi
penyaluran/distribusi dengan pelanggan. Czinkota segmentasi pasar, penentuan pasar sasaran, dan
and Ronkainen(1992) dalam Lozada (2000) penentuan posisi, (2) taktik pemasaran yang
mengatakan bahwa "perusahaanakan dapat mencakup diferensiasi dan strategi bauran
memperoleh solusi pada tantangan lingkungan pemasaran (marketing mix) yang berkaitan
melalui strategi marketing, produk, dan pelayanan dengan kegiatan-kegiatan mengenai perencanaan
agar dapat tetap kompetitif'. Hal ini termasuk pada : bauran pemasaran dan unsur nilai pemasaran
1. Teknologi baru untuk menangani limbah dan yang dapat dikelompokkan menjadi merek
polusi udara,

70
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

(brand), pelayanan (service), dan proses (processes). digunakan untuk menentukan apakah suatu
Marketing Mix produk ramah atau tidak terhadap lingkungan
Menurut Kottler dan Armstrong (2007), yaitu :
bauran pemasaran (marketingmix) adalah sebagai a) Tingkat bahaya produk bagi kesehatan
seperangkat variabel pemasaran, yang dapat manusia atau binatang.
dikendalikan dan dipadukan perusahaan untuk b) Seberapa jauh produk dapat
menghasilkan tanggapan yang diinginkan didalam menyebabkan kerusakan lingkungan
pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri atas segala selama dipabrik, digunakan, atau
sesuatu yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk , dibuang.
mempengaruhi permintaan terhadap produknya. c) Tingkat penggunaan jumlah energi dan
Kegiatan- kegiatan yang dimaksud dalam definisi sumberdaya yang tidak proposional
tersebut adalah keputusan dalam empat variable, yaitu selama dipabrik, digunakan atau
produk, harga, distribusi, dan promosi. Untuk dapat dibuang.
mencapai tujuan perusahaan, yaitu mencapai pasar d) Seberapa banyak produk menyebabkan
yang dituju dan memenuhi atau melayani konsumen limbah yang tidak berguna ketika
seefektif mungkin maka kegiatan-kegiatan ini perlu kemasannya berlebihan atau untuk suatu
dikombinasikan, dipadukan, dan dikoordinasikan. penggunaan yang singkat.
Dalam hal ini perusahaan atau organisasi tidak e) Seberapa jauh produk melibatkan
sekadar memiliki kombinasi yang terbaik saja, tetapi penggunaan yang tidak ada gunanya atau
juga harus mengkoordinasikan berbagai macam kejam terhadap binatang.
elemen bauran pemasaran tersebut untuk f) Penggunakan material yang berasal dari
melaksanakan program pemasaran secara efektif. spesies atau lingkungan yang terancam.
Price (Harga) Place (Tempat atau Saluran Distribusi)
Harga adalah elemen penting dalam Pilihan dimana dan kapan untuk
marketing mix. Kebanyakan para pelanggan bersedia membuat produk selalu tersedia dapat
membayar dengan harga premium jika ada persepsi memberikan pengaruh * signifikan pada
pelanggan.
tambahan terhadap nilai produk. Peningkatan nilai ini Sangat sedikit pelanggan
yangbenar-benar hanya ingin membeli produk
dapat disebabkan oleh kinerja, fungsi, desain, bentuk
yang menarik atau kecocokan selera. Keunggulan darikarena keramah lingkungannya saja. Penjual
sisi lingkungan hanya merupakan bonus tambahan, yang ingin mencapai kesuksesan dalam
tetapi sering kali menjadi faktor yang menentukan penjualan produk yang ramah lingkungan
antara nilai produk dan kualitas. Produk yang ramahseharusnya memposisikan produknya secara luas
dipasar sehingga dapat lebih dikenali
lingkungan sering kali lebih murah jika biaya product
life cycle diperhatikan. Contohnya kendaraan yang (Queensland Goverment, 2002).
efisien penggunaan bahan bakarnya, atau produk yang Lokasi juga secara konsisten harus
tidak mengandung racun (Queensland Goverment, diperhatikan sesuai dengan citra yang dituju.
2002). Lokasi harus berbeda dengan pesaing. Hal ini
dapat diperoleh dengan promosi didalam toko
Product (Produk) dan dengan membuat display yang menarik atau
Apa yang membuat suatu produk yang ramah menggunakan material yang dapat didaur ulang
lingkungan telah menjadi suatu perdebatan serius untuk menekankan keunggulan lingkungan dan
antara environmentalis, pejabat pemerintah, keunggulan lainnya.
perusahaan manufaktur dan konsumen. Apakah hanya
Promotion (Promosi)
bahan atau produk telah cukup dianggap menjadi
suatu yang ramah lingkungan, ataukah kemasannya Mempromosikan suatu produk dan jasa
yang harus aman? Menurut John Elkington, untuk memperoleh pasar dapat dilakukan dengan
JuliaHailes dan Joel Makower dalam buku "the Green iklan, publicrelations, promosi penjualan direct
Consumer" (P.7) Terdapat kriteria yang dapat marketingdan on- site promotions. Penjual
produk hijau yang cerdas akan dapat

71
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

menekankan kredibilitas produk yang ramah jenis kelamin, besarnya keluarga, siklus
lingkungan dengan menggunakan sustainable kehidupan keluarga, penghasilan, pekerjaan,
marketing juga alat dan praktek komunikasi pendidikan, agama, ras, kebangsaan, dan kelas
(iQueenslandGoverment, 2002). sosial.
Para pengecer banyak juga yang mulai Usia. Secara umum, profil demografik
menyadari perlunya komitmen pada lingkungan usia yang berhubungan erat dengan konsumen
dengan melakukan promosi penggunaan kantong hijau adalah yang berusia muda dan belum
ramah lingkungan sebagai pengganti kantong plastik. mencapai middle-age (Roberts and Bacon, 1997
Istilah- istilah seperti phosphate free, recyclable, dalam Bui, 2005).
refillable, ozonfriendly, dan ramah lingkungan adalah Seseorang mengubah barang dan jasa
sesuatu yang paling sering yang mereka beli selama masa hidup. Mereka
disosialisasikan sebagai juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga,
greenmarketing. Kunci sukses dari greenmarketing sehingga seorang pemasar sering kali
adalah kredibilitas. Dengan tidak terlalu menetapkan pasar sasaran mereka berdasarkan
membesar-besarkan keunggulan lingkungan pada tahap siklus hidup dan mengembangkan produk
produk atau membentuk harapan yang tidak realistis yang sesuai rencana pemasar untuk setiap
pada pelanggan, maka komunikasi tentang tahapanya (Kotler dan Amstrong, 2001)
keunggulan lingkungan cukup dilakukan melalui Jenis Kelamin. Hubungan antara pria
tokoh- tokoh yang dapat dipercaya. Customer dan wanita sehubungan dengan lingkungan
Preference (Pilihan Pelanggan) belum dapat disimpulkan karena hubungan jenis
Kotler (2000) mengatakan bahwa konsumen kelamin dan lingkungan hidup ditemukan
memproses informasi tentang produk didasarkan pada signifikan (Mac Donald and Hara, 1994) dan
pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir, tidak signifikan (Samdahl and Robertson, 1989).
timbulnya pembelian suatu produk terlihat dimana Secara umum, peneliti berargumen bahwa wanita
konsumen mempunyai kebutuhan yang ingin lebih menyukai hal-hal ekologis dibandingkan
dipuaskan. Konsumen akan mencari informasi tentang dengan pria (Banerjeeand Mc Keage, 1994 dalam
manfaat produk dan selanjutnya mengevaluasi atribut Bui, 2005).
produk tersebut. Konsumen akan memberikan bobot Pendidikan. Sehubungan dengan
yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai penelitian yang telah dilakukan pada pendidikan,
dengan kepentingannya, dari sini akan menimbulkan profil demografik terbukti berkorelasi dengan
preferensi konsumen terhadap merek yang ada. perilaku konsumen "hijau" (Arbuthnot, 1997;
Hawkins, Best dan Coney (2001) mengatakan Schwartz and
bahwa berdasarkan faktor yang dipertimbangkan, Miller, 1991; Newelland Green, 1997 dalam Bui,
pada dasarnya pengambilan keputusan dibagi dua 2005). Sedangkan menurut Sandahl dan
yaitu,pengambilan keputusan berdasarkan atribut Robertson (1989), konsumen ramah lingkungan
produk dan pengambilan keputusan berdasarkan adalah mereka yang kurang berpendidikan dan
sikap. Pengambilan keputusan yang didasarkan mempunyai income yang lebih rendah
kepada atribut produk memerlukan pengetahuan dibandingkan rata-rata populasi.
atribut apa saja yang melekat pada produk tersebut, Pendapatan. Konsumen dengan
dengan asumsi bahwa keputusan tersebut diambil pendapatan medium atau tinggi lebih mungkin
secara rasional dengan mengevaluasi atribut yang bertindak dalam prilaku yang ramah lingkungan
menjadi pertimbangan konsumen. Karakteristik disebabkan tingkat pendidikan yang tinggi dan
Demografi Individu bertambah sensitifnya mereka terhadap masalah
Potensi pasar untuk produk apapun sama lingkungan (Berkowitz dan Lutterman (1998).
dengan jumlah orang yang menginginkan atau Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan
membutuhkannya dan juga memiliki sumberdaya ekonomi seseorang. Peter dan Olson (2000)
yang diperlukan untuk membelinya. Oleh karena itu, mengemukakan, masyarakat di tingkat
kita perlu mengevaluasi karakteritik demografik pendapatan yang berbeda cenderung memiliki
pembeli yang sekarang, maupun yang potensial. tata nilai, perilaku, dan gaya hidup yang berbeda
Faktor demografi yang digunakan luas adalah usia, Pengetahuan

72
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

Pengetahuan dikenal sebagai karakteristik


yang mempengaruhi semua fase dalam proses
pengambilan keputusan, secara spesifik pengetahuan
adalah konstruk yang relevan dan penting yang
mempengaruhi bagaimana konsumen mengumpulkan
dan mengatur informasi (Alba dan Hutchinson, 1987)
seberapa banyak informasi digunakan untuk
pembuatan keputusan (Bruck,1985) dan bagaimana
konsumen mengevaluasi produk dan jasa (Murray dan
Schlcater, 1990).
Kesadaran konsumen berasal dari
pengetahuan mereka tentang pentingnya menciptakan
lingkungan sehat yang merupakan dasar adanya
peningkatan kualitas kehidupan manusia. Peningkatan
kualitas kehidupan dapat dikendalikan oleh individu
konsumen dengan melakukan perubahan memilih dan
mengkonsumsi barang tertentu yang ramah terhadap
lingkungan (Martin and Simintras, 1995 and
Yam-Tang and Chan, 1998 dalam Junaedi, 2005).

73
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

Kerangka Berpikir
Adapun kerangka pikir penulis seperti terlihat pada Gambar 3.1 berikut:

Kesimpulan dan Saran

Pilihan METODE PENELITIAN


Konsumen
Studi ini merupakan penelitian
t k
yang dalam pengujian hipotesisnya
Hli berusaha menjelaskan hubungan sifat
hubungan tertentu atau menentukan
Pengetahuan
perbedaan antar
Penelitian
Sumber kausalitas antara harga, produk, tempat, promosi,
:Byrne(2002)yan karakteristik demografi, dan pengetahuan
g dimodifikasi lingkungan terhadap pilihan konsumen.
Gambar 3.2 : Berdasarkan perumusan masalah, tujuan
Kerangka penelitian, landasan teori dan penelitian
Konsep terdahulu, maka dapat dibuat kerangka
Penelitian dan konseptual penelitian seperti Gambar 3.2 sebagai
Hipotesis ---------- berikut:
Gambar 3.1 : Kerangka
Pemikiran kelompok dengan pendekatan kausalitas atau
Kausal-komparatif yang bertujuan untuk
Pada bagian ini akan menyelidiki kemungkinan hubungan
Tempat diusulkan sebuah kerangka sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen
atau model pemikiran tetapi dilakukan dengan pengamatan terhadap
Pendapatan
data dari faktor yang diduga menjadi penyebab,
konseptual (conceptual model) yang telah sebagai pembanding, atau penelitian yang ingin
menjadi model penelitian empiris dan berfungsi mencari penjelasan dalam bentuk hubungan
sebagai pedoman dalam melaksanakan sebab akibat antar beberapa konsep atau beberapa
penelitian ini selanjutnya dan disajikan dalam variabel atau beberapa strategi yang
bentuk diagram alur (flowchart). Diagram alur dikembangkan dalam manajemen
ini memperlihatkan adariya hubungan (Sekaran,2006).
Penelitian ini dilakukan di Kalimantan
Strategi Green Marketing
Barat pada pelanggan The Body Shop Pontianak
Harga yang berlokasi di Ayani Megamal Pontianak,
Ayani Megamall Ground Floor Unit B21, Jl.
Jenis Kelamin
Ahmad Yani, Pontianak
-------- > Hubungan Variabel Populasi dalam hal ini berkaitan dengan
penelitian yaitu pelanggan perusahaan kosmetik
The Body Shop di Pontianak yang berjumlah

74
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

sebanyak 70 orang (member), karena jumlah populasi

75
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

dalam penelitian ini sedikit maka seluruh popuasi dari semua variabel dengan menggunakan
dijadikan sampel dengan menggukan metode 'sensus pertanyaan tertutup dan skala simatik (likert).
Metode Pengumpulan Data Penggunaan skala simatik dengan lima skala poin
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk variabel harga, produk, tempat, promosi
dalam penelitian ini adalah metode sensus dalam hal dan pengetahuan, dimana setiap responden
ini peneliti membuat, diminta untuk memilih salah satu altematif pilihan
menyebarkan, dan yang bergerak dari (1) sangat tidak setuju sampai
mengumpulkan kuesioner yang langsung dibagikan (5) sangat setuju. Skala data jawaban responden
kepada responden. atas pilihan konsumen menggunakan dua pilihan
Teknik pengumpulan data yang digunakan yang menghasilkan jawaban tidak (0) dan ya (1).
dalam penelitian ini antara lain : Kuesioner, yang Sedangkan untuk jenis kelamin menggunakan
merupakan seperangkat pertanyaan yang disusun pilihan jawaban wanita (0) dan laki-laki(l). Data
untuk diajukan kepada responden. umur menggunakan nilai numerik (tahun),
Metode pengumpulan data primer pada sedangkan pendidikan menggunakan skala 1
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sampai 4 dengan skala 1 untuk tingkat pendidikan
sufvei yaitu dengan menggunakan kuesioner yang SMP, skala 2 untuk tingkat pendidikan SMU,
dibagi dalam 2 bagian yaitu, bagian pertama skala 3 untuk tingkat pendidikan D3 dan skala 4
merupakan pernyataan identitas responden meliputi untuk tingkat pendidikan S1/S2. Skala
nama pelanggan, pekerjaan, kota domisili dan identitas pengukuran pendapatan terlihat pada Tabel 4.1
pembelian The Body Shop. Bagian kedua pernyataan

Tabel 4.1 Skala Pengukuran Pendapatan


Ordinal Pendapatan
1 Kurang dari Rp 1.500.000,-
2 >Rp 1.500.000,- - Rp 2.000.000,-
3 > Rp 2.000.000,- - Rp 3.000.000,-
4 > R p 3.000.000,- - Rp 4.000.000,-
5 Di atas Rp 4.000.000,-
Pengujian yang dilakukan terhadap P1...P14 = Koefisien Regresi XI
hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan =Harga X2 =Produk X3
secara multivariate dengan menggunakan =Tempat X4 =Promosi X5
regresi logistik. Regresi logistik digunakan =Pengetahuan X6 =Umur
dalam penelitian ini karena variabel terikatnya X7-1 =Pendidikan SMP atau sederajat
merupakan nominal (non-matrik) sedangkan X7-2 =Pendidikan SMU atau sederajat
variabel bebasnya kombinasi antara metrik dan X7-3 ^Pendidikan Akademi (Diploma)
nominal (non-metrik). Dalam regresi logistik X7-4 = Pendidikan Sarjana SI ke atas X8 =
tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel Jenis Kelamin X9-1 = Pendapatan kurang dari
bebasnya (Ghozali, 2001). Rp. 1,500,000
Model regresi logistik yang digunakan X9-2 = Pendapatan > Rp. 1,500,000 - Rp
untuk menguji hipotesis sebagai berikut: 2,000,000
L n f f Po+Pl*l +P2*2 +P3-*3
1-J? X9-3 = Pendapatan > Rp. 2,000,000 - Rp
+P4*4+P5*5 +P6*6 +P7*7-1 3,000,000
+P8Jr7Ä2 +p9*7-3 +PlO*7-4+Pll*8 +P 12*9-1 +P X9-4 = Pendapatan > Rp. 3,000,000 - Rp.
4,000,000
13*9-2 +P 14*9-3 +Pl5*9-
X9-5 = Pendapatan di atas Rp, 4,000,000 b.
4+P 16*9-5 Keterangan : p
Selanjutnya penelitian ini menggunakan
=PilihanPelanggan p0,
Metode Enter dalam analisa regresi
=Koefisien Intersep
logistiknya dengan menggunakan software

76
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

SPSS 19. Metode Enter adalah metode saturated model lebih baik daripada fitted
yang dilakukan dengan memasukkan model. Dalam tabel Chi-Square pada taraf
seluruh variabel independen ke dalam kesalahan 5% dan derajat bebas 60 (db = 70 - 10
model (sofyan yamin, 2009). = 60) adalah sebesar 79,082. Nilai -2 log
likelihood tersebut lebih rendah daripada
HASIL DAN PEMBAHASAN chi-square tabel. Artinya, model yang
Uji Validitas didapatkan sudah sesuai untuk menjelaskan dan
Uji Validitas digunakan untuk menyajikan data. Nilai Nagelkerke R-square
menunjukkan sejauh mana suatu pertanyaan penyesuaian dari terhadap nilai Coxand
pada suatu kuesioner mampu untuk SnellRSquare sebesar 0,784 (skala nilai antara 0
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh dan 1) artinya variabel-variabel bebas mampu
angket tersebut. Uji validitas untuk variabel menjelaskan pengaruh terhadap pilihan
harga, produk, tempat, promosi, dan pelanggan adalah sebesar 78,4%. Sedangkan
pengetahuan menunjukkan data variabel 21,6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
tersebut valid. Hal ini ditunjukkan dari angka diteliti.
signifikan dari total jumlah indikator < 0,05, Dari pengujian model secara
maka dapat disimpulkan masing-masing keseluruhan dengan Omnibus Test didapatkan
indikator pertanyaan adalah valid Reliabilitas nilai chi-square sebesar 49,499 dan signifikansi
Sebuah variabel dikatakan valid apabila 0,000. Pada taraf 5% dan df = 9, didapatkan
nilai Cronbachs Alpha> 60%, menurut chi-square tabel sebesar 16,919. Nilai
Nunnally (1960) dalam Ghozali (2005). Pada Chi-square hasil penghitungan dengan Omnibus
tampilan output dari indikator XI sampai X I 8 test lebih tinggi daripada Chi-Square tabel
menunjukkan bahwa nilai Cronbachs Alpha (49,499 > 16,919). Selain itu, nilai signifikansi
untuk masing-masing variabel sebesar antara tersebut kurang dari a = 0,05. Sehingga dapat
74,9 % sampai 78,1 % yang menurut kriteria disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara
Nunnally (1996) bisa dikatakan reliabel. Hal ini keseluruhan yang variabel
dikarenakan nilai dari Cronbachs Alpha > 60% bebassignifikanterhadap pilihan pelanggan.
yang mengindikasikan bahwa responden Pengujian model dengan uji Hosmer
menjawab pertanyaan kuesioner secara Lemeshow didapatkan nilai Chi-square sebesar
konsisten, maka data tersebut adalah reliabel. 4,356 dengan signifikansi sebesar 0,824. Nilai
Uji Hipotesis signifikansi yang lebih tinggi daripada a = 0,05
Pengujian pada penelitian ini mengindikasikan bahwa model sudah layak
menggunakan model regresi logistic. Regresi untuk digunakan.
logistic digunakan untuk menguji pengaruh pada taraf kesalahan 5%, variabel bebas
harga, produk, tempat, promosi, karakteristik yang memiliki pengaruh yang signifikan
demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, terhadap pilihan konsumen adalah variabel
dan pendapatan) dan pengetahuan terhadap produk, tempat, promosi, pengetahuan,
pilihan pelanggan. Metode yang digunakan sedangkan variabel umur signifikan pada taraf
dalam regresi logistic ini adalah metode enter kesalahan 10%, maka persamaan regresi logistik
dengan tingkat signifikansi (a) 10%. Analisis dengan model lengkap (metode enter) tetap
yang perlu dilakukan adalah menilai kelayakan melibatkan variabel yang tidak berpengaruh
model regresi {goodness of test), menilai dalam model adalah sebagai berikut: LnI=
keseluruhan model (<overall model fit) dan uji -55,524 + 0,867Harga +
koefsien regresi.
l,888Produk '+ 5,270 Tempat +
Nilai -2 log likelihood model dengan
2,559 Promosi + 1,953
melibatkan variabel bebas {saturated model)
Pengetahuan + 0,662 Umur + 0,512
adalah sebesar 23,242. Sedangkan nilai -2 log
Pendidikan - 1,933 Jenis Kelamin-
likelihood pada model awal {fitted model)
1,708 Pendapatan.
adalah sebesar 72,741. Terdapat penurunan nilai
Atau
likelihood yang mengindikasikan bahwa
-55,524 0,867Harga l,888Produk

77
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

i-p e x e xe signifikansi value lebih kecil dari 0,05. Nilai


5,270 Tempat 2,559 statistik wald untuk variabel tempat adalah
xe xe
Promosi 1,953 Pengetahuan x e 5,035 dengan nilai signifikansi sebesar 0,025
Dengan demikian hipotesis lc yang menyatakan
x
0,662 Umur 0,512 Pendidikan e x e e bahwa Saluran distribusi (tempat) berpengaruh
-1,933 Jenis Kelamin -1,708 x terhadap pilihan konsumen dapat diterima.
xe
Pendapatan.
Pengujian Hipotesis la
H l a : Pengaruh Harga Terhadap Pilihan
Konsumen Dari hasil pengujian regresi logistik
diperoleh nilai pi = 0,867 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,364 dimana nilai ini tidak
signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis
la yang menyatakan bahwa harga berpengaruh
terhadap pilihan konsumentidak dapat diterima
atau ditolak. Pengujian Hipotesis lb Hlb
:Produk berpengaruh terhadap pilihan
konsumen
Dari hasil pengujian regresi logistik
diperoleh nilai P2 = 1,888, variabel produk
signifikan mempengaruhi pilihan konsumen
terlihat dari nilai statistik uji wald yang
mempunyai nilai signifikansi value lebih kecil
dari 0,05. Nilai statistik wald untuk variabel
produk adalah 5,187 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,023. Dengan demikian hipotesis lb
yang menyatakan bahwa Produk berpengaruh
terhadap pilihan konsumen dapat diterima.
Variabel produk memiliki koefisien
yang positif. Artinya, semakin baik kualitas
produk, maka peluang responden untuk memilih
semakin tinggi. Sebaliknya, semakin buruk
kualitas produk maka semakin tinggi peluang
responden untuk tidak memilih. Nilai odd rasio
pada kolomexp (B) sebesar 6,604 artinya jika
variabel lainnya dianggap konstan maka kualitas
produk yang lebih baik, akan meningkatkan
peluang responden untuk memilih produk
sebesar 6,604 kali lebih tinggi daripada peluang
responden yang tidak memilih produk.
Pengujian Hipotesis lc H l c : Saluran distribusi
(tempat)
berpengaruh terhadap pilihan
konsumen
Dari hasil pengujian regresi logistik
diperoleh nilai p3 = 5,270 variabel saluran
distribusi (tempat) signifikan
mempengaruhi pilihan konsumen terlihat dari
nilai statistik uji wald yang mempunyai nilai

78
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 ISSN : 2087-9957

Variabel tempat memiliki koefisien sebesar 0,078. Dengan demikian hipotesis le


yang positif. Artinya, semakin baik kualitas yang menyatakan bahwa Karakteristik
tempat, kelengkapan produk, jarak lokasi outlet demografi umur berpengaruh terhadap pilihan
maka peluang responden untuk memilih konsumen dapat diterima.
semakin tinggi. Sebaliknya, semakin buruk Variabel umur memiliki pengaruh yang
kualitas tempat, maka semakin tinggi peluang signifikan dengan koefisien yang positif.
responden untuk tidak memilih. Nilai Artinya, semakin tinggi umur, maka peluang
oddrasiopada kolom exp (B) sebesar 194,475, responden untuk memilih akan semakin tinggi.
artinya jika variabel lainnya dianggap konstan Sebaliknya, semakin rendah umur, maka
kualitas tempat yang lebih baik, akan peluang responden untuk memilih akan semakin
meningkatkan peluang responden untuk rendah. Nilai odd raszopada kolomexp (B)
memilih produk sebesar 194,475 kali lebih sebesar 1,938, artinya jika variabel lainnya
tinggi daripada peluang responden yang tidak dianggap konstan usia yang lebih tinggi atau
memilih produk. Pengujian Hipotesis Id H i d : dewasanya konsumen, akan meningkatkan
Promosi berpengaruh terhadap peluang responden untuk memilih produk
pilihan konsumen sebesar 1,938 kali lebih tinggi daripada peluang
Dari hasil pengujian regresi logistik responden yang berusia lebih rendah atau muda
diperoleh nilai P4 = 2,:i59variabel promosi untuk tidak memilih. Pengujian Hipotesis If
signifikan mempengaruhi pilihan konsumen H l f : Karakteristik demografi jenis kelamin
terlihat dari nilai statistik uji wald yang berpengaruh terhadap pilihan konsumen
mempunyai nilai signifikansi value lebih kecil Dari hasil pengujian regresi logistik
dari 0,05. Nilai statistik wald untuk variabel diperoleh nilai p6 = -1,933 dengan nilai
promosi adalah 5,218 dengan nilai signifikansi signifikansi sebesar 0,124 dimana nilai ini tidak
sebesar 0,022. Dengan demikian hipotesis Id signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena
yang menyatakan bahwa Promosi berpengaruh lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis
terhadap pilihan konsumen dapat diterima. If yang menyatakan bahwa Karakteristik
Variabel promosi memiliki pengaruh demografi jenis kelamin berpengaruh terhadap
yang signifikan dengan koefisien yang positif. pilihan konsumen tidak dapat diterima atau
Artinya, semakin baik kualitas promosi, maka ditolak.
peluang responden untuk memilih akan semakin
tinggi. Sebaliknya, semakin rendah kualitas Pengujian Hipotesis lg
promosi, maka peluang responden untuk Hlg: Karakteristik demografi tingkat
memilih akan semakin rendah. Nilai odd rasio pendidikan berpengaruh terhadap
pada kolomexp (B) sebesar 12,920 artinya jika pilihan konsumen
variabel lainnya dianggap konstan kualitas Dari hasil pengujian regresi logistik
promosi yang lebih baik, akan meningkatkan diperoleh nilai p7 = 0,512 dengan nilai
peluang responden untuk memilih produk signifikansi sebesar 0,510 dimana nilai ini tidak
sebesar 12,920 kali lebih tinggi daripada signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena
peluang responden yang tidak memilih. lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis
Pengujian Hipotesis le H i e : Karakteristik lg yang menyatakan bahwa Karakteristik
demografi umur demografi tingkat pendidikan berpengaruh
berpengaruh terhadap pilihan terhadap pilihan konsumen tidak dapat diterima
konsumen atau ditolak. Pengujian Hipotesis lh H l h :
Dari hasil pengujian regresi logistik Karakteristik demografi pendapatan
diperoleh nilai p5 = 0,662 variabel umur berpengaruh terhadap pilihan konsumen
signifikan mempengaruhi pilihan konsumen Dari hasil pengujian regresi logistik
terlihat dari 'nilai statistik uji wald yang diperoleh nilai (38 = -1,708 dengan nilai
mempunyai nilai signifikansi value lebih kecil signifikansi sebesar 0,273 dimana nilai ini tidak
dari 0,10. Nilai statistik wald untuk variabel signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena
umur adalah 3,116 dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis

79
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

lh yang menyatakan bahwa Karakteristik menjawab perumusan masalah penelitian.


demografi pendapatan berpengaruh terhadap Pengaruh Harga Terhadap Pilihan
pilihan konsumen tidak dapat diterima atau Konsumen
ditolak. Pengujian Hipotesis li H l i : Harga tidah berpengaruh terhadap
Pengetahuan berpengaruh terhadap pilihan konsumen, hal ini disebabkan semakin
pilihan konsumen sadarnya konsumen akan lingkungan dan
Dari hasil pengujian regresi logistik semakin bertambahnya pengetahuan akan
diperoleh nilai P9 = l,953variabel pengetahuan pentingnya lingkungan, kesadaran akan
signifikan mempengaruhi pilihan konsumen pentingnya kesehatan dengan mengkonsumsi
terlihat dari nilai statistik uji wald yang produk kencantikan yang alami. Informasi baik
mempunyai nilai signifikansi value lebih kecil berupa media masa maupun elektronik, promosi
dari 0,05. Nilai statistik wald untuk variabel produk ramah lingkungan hingga informasi
pengetahuan adalah 4,524 dengan nilai berapa persentase keutungan dari penjualan
signifikansi sebesar 0,033. Dengan demikian produk yang di salurkan untuk penyelamatan
hipotesis li yang menyatakan bahwa lingkungan, dampak kesehatan apabila
Pengetahuan berpengaruh terhadap pilihan mengkonsumsi produk dengan zat kimia
konsumen dapat diterima. berbahaya yang berdampak negatif baik jangka
Variabel pengetahuan memiliki pendek maupun panjang pagi kesehatan
pengaruh yang signifikan dengan koefisien yang sehingga membuat konsumen tidak terlalu
positif. Artinya, semakin baik pengetahuan, memperhitungkan harga dalam memilih produk.
maka peluang responden untuk memilih akan Pengaruh Produk Terhadap Pilihan
semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah Konsumen
pengetahuan, maka peluang responden untuk produk hijau berpengaruh terhadap
memilih akan semakin rendah. Nilai odd pilihan Konsumen, produk yang ramah
rasz'opada kolomexp (B) sebesar 7,048 artinya lingkungan tersebut berhubungan secara positif
jika variabel lainnya dianggap konstan dengan pilihan konsumen pada produk tersebut.
pengetahuan yang lebih baik, akan Menurut Kotler (2009:4) produk adalah sesuatu
meningkatkan peluang responden untuk yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
memilih produk sebesar 7,048 kali lebih tinggi memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan,
daripada peluang* responden yang tidak termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,
memilih. Pengujian Hipotesis 2 H2 : Variabel orang, tempat, properti, organisasi, informasi,
promosi berpengaruh dominan terhadap pilihan dan ide. Dalam era pemasaran baru,
konsumen pada produk The Body Shop. produk-produk dievaluasi tidak hanya
Dari hasil pengujian regresi logistik berdasarkan kinerja atau harganya, namun juga
untuk variabel promosi diperoleh nilai (34 = berdasarkan tanggung jawab sosial dari
2,559 variabel promosi memiliki nilai statistik konsumen. Konsumen yang menghendaki
wald tertinggi dibandingkan dari variabel produk-produk yang berdampak minimal pada
lainnya yaitu sebesar 5,218 dannilai signifikansi lingkungan disebut pelanggan hijau atau green
terendah yaitu 0,022 dimana nilai ini signifikan customer. Namun semua itu tergantung pada
pada tingkat signifikansi 0,05 maka dengan predikat konsumen sebagai raja untuk
demikian hipotesis kedua yang menyatakan menentukan "produk ramah lingkungan"
bahwa setidaknya untuk barang yang mereka beli. Hal
Variabel promosi berpengaruh dominan lain yang menjadi pertimbangan adalah label
terhadap pilihan konsumen pada produk The sertifikasi lingkungan (misalnya ISO 14000) dan
Body STzo/^dapat diterima. lambang-lambang yang menandakan bahwa
produk tersebut ramah lingkungan memberikan
Pembahasan dukungan terhadap keputusan pembelian
Pembahasan ini difokuskan pada mereka. Pengaruh Saluran Distribusi
keputusan yang dihasilkan dari pengujian (Tempat) Terhadap Pilihan Konsumen
delapan hipotesis, sebagai upaya untuk

80
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memahami dan memperhatikan lingkungan


(tempat) saluran distribusi memberikan termasuk mengambil keputusan dalam memilih
pengaruh atas pilihan konsumen. Peneliti produk walaupun masih banyak faktor penentu
terdahulu seperti Queensland Government selain usia. Secara umum, profil demografik
(2002) menyatakan bahwa pilihan dimana dan usia yang berhubungan erat dengan konsumen
kapan untuk membuat produk selalu tersedia hijau adalah yang berusia muda dan belum
dapat memberikan mencapai middle- age (Roberts and Bacon, 1997
pengaruhsignifikan pada pelanggan. Sangat dalam Bui, 2005).
sedikit pelanggan yang benar-benar hanya ingin Pengaruh Demografi Jenis
membeli produk hanya karena keramah KelaminTerhadap Pilihan Konsumen.
lingkungannya saja. Penjual yang ingin Perkembangan jaman dan tuntutan akan
mencapai kesuksesan dalam penjualan produk kebutuhan berpenampilan menarik dan sehat
yang ramah lingkungan seharusnya bukan lagi hanya pada diri wanita tapi para pria
memposisikan produknya secara luas di pasar juga membutuhkannya sehingga produsen
sehingga dapat lebih dikenali dengan menjaga berusaha menghasilkan produk sesuai dengan
kualitas hubungan saluran dipandang sangat segmen pasar berdasarkan pria dan wanita,
penting dalam proses hubungan distribusi, walaupun pada kenyataannya untuk penelitian
dimana aset yang penting dalam distribusi kali ini tidak terlihat atau terbukti dari hasil
adalah menjaga hubungan antara supplier dan pengujian hipotesis bahwa jenis kelamin
pelanggan (Webster, 1992 dalam Ariawan, berpengaruh terhadap pilihan pelanggan, hal ini
2005). dipengaruhi perkembangan dan perubahan pola
Pengaruh Promosi Terhadap Pilihan perilaku akan kebutuhan penampilan dan
Konsumen kesehatan dilihat dari aspek kecantikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengaruh Demografi Tingkat Pendidikan
promosi memberikan pengaruh atas pilihan Terhadap Pilihan Konsumen.
konsumen. Banyaknya informasi yang sangat Secara umum semakin tingginya tingkat
mudah diakses baik melalu media masa maupun pendidikan seseorang semakin banyak informasi
elektronik memudahkan dan membuat yang di dapat dan semakin baik kemempuan
konsumen lebih sadar akan kondisi lingkungan untuk mempertimbangkan secara logis untuk
saat ini, pengaruh atas pemberian informasi mentukan pilihan kebutuhan dalam
ramah lingkungan inilah yang mendorong mengkonsumsi suatu produk, namun fakta
konsumen untuk memilih menggunakan produk dilapangan pada penelitian ini berbeda dengan
yang ramah akan lingkungan. konsumen hijau kondisi secara umum dikarenakan pendidikan
merasa fokus dan konsistennya The Body Shop dalam hal ini adalah pendidikan formil
terhadap tujuan dari promosi tersebut terhadap sedangkan pilihan pelanggan lebih kuat
produk hijau. Mereka merasa beberapa promosi didasarkan pada informasi berupa promosi yang
sejalan dengan program produk berwawasan disampaikan secara logis dan dapat diterima
lingkungan. Penjual produk hijau yang oleh konsumen.
cerdaskan dapat menekankan kredibilitas Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan
produk yang ramah lingkungan dengan bahwa karakteristik demografi tingkat
menggunakan sustainable marketing juga alat pendidikan tidak efektif sebagai prediktor
dan praktek komunikasi (Queensland pilihan konsumen. Profil demografi tersebut
Goverment, 2002). Pengaruh Demografi sangat rendah kemampuannya untuk
UmurTerhadap Pilihan Konsumen. meramalkan tingkah laku tanggung jawab sosial
Karakteristik demografi terhadap lingkungan. Tampaknya pilihan
umurberpengaruh terhadap pilihan konsumen, konsumen terhadap suatu produk lebih
hasil penelitian ini didasarkan pada perilaku konsum,en,
menunjukkan bahwa umur mempengaruhi karakteristik perorangan, dan intensitas
pilihan konsumen. Secara umum, usia pembelian Pengaruh Demografi Pendapatan
mempengaruhi kedewasan orang untuk lebih Terhadap Pilihan Konsumen.

81
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

Kondisi dilapangan pada penelitian ini diterima sebagai suatu alasan utama dan penting
dilihat dari tigkat pendapatan rata-rata bagi konsumen untuk memilih produk. Penjual
konsumen The Body Shop termasuk dalam produk hijau yang cerdasakan dapat
kategori medium atau sedang, kecendrungan menekankan kredibilitas produk yang ramah
konsumen memilih tidak didasarkan pada lingkungan dengan menggunakan sustainable
pendapat tapi lebih kepada nilai manfaat produk marketing juga alat dan praktek komunikasi
dan pemahaman akan pentingnya menjaga (Queensland Government, 2002).
lingkungan. Konsumen dengan pendapatan
medium atau tinggi lebih mungkin bertindak KESIMPULAN DAN SARAN
dalam prilaku yang ramah lingkungan
Kesimpulan
disebabkan tingkat pendidikan yang tinggi dan
bertambah sensitifnya mereka terhadap masalah 1 Harga, Produk, Tempat, Promosi, Umur,
lingkungan (Berkowitz dan Lutterman (1998). Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan,
Hubungan antara pendapatan dan lingkungan Pendapatan dan Pengetahuan secara
disimpulkan signifikan (Zimmer, 1994). bersama mempunyai pengaruh positif yang
Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pilihan terhadap pilihan konsumen.
Konsumen 2 Produk, Tempat, Promosi, Umur dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengetahuan mempunyai pengaruh yang
semakin tinggi tingkat pengetahuan konsumen nyata positif terhadap pilihan konsumen.
maka akan mempengaruhi pilihan dari Konsumen sebagai pelanggan pada produk
konsumen tersebut. Pengetahuan tentang The Body Shop pontianak ini pada umumnya
produk, harga, promosi dan distribusi memiliki pengetahuan mengenai lingkungan
merupakan faktor- faktor yang dapat yang baik dan memiliki sikap dan perilaku
mempengaruhi dan mendorong seorang terkait lingkungan yang positif terlihat dari
konsumen untuk membeli barang yang Profil konsumen yang bersedia membayar
ditawarkan hal ini semakin berkembang dengan lebih mahal untuk produk kosmetik ramah
semakin faham dan sadarnya konsumen akan lingkungan adalah konsumen yang berusia
arti pentingnya lingkungan akhirnya pertengahan (middleaged), berpendidikan
pengetahuan konsumen akan lingkungan inilah tinggi serta memiliki tingkat pendapatan
mendorong konsumen untuk menggunkan diatas rata-rata.
produk ramah lingkungan. Hal ini sejalan Produk yang ainan bagikulit, berkualitas
dengan semakin gencarnya kampanye akan baik, berbahan alami, dan ramah lingkungan
penyelamatan lingkungan hidup disertai menjadi pilihan konsumen untuk memilih
informasi akan regulasi lingkungan hidup, produk The Body Shop pontianak sebagai
seberapabanyak informasi digunakan untuk produk perawatan tubuh dan kosmetika.
pembuatan keputusan (Bruck, 1985) dan Maka, dengan adanya kesadaran konsumen
bagaimana konsumen mengevaluasi produk dan untuk mempertimbangkan isu lingkungan
jasa (Murray dan Schlcater, 1990). Variabel pada prilaku beli mereka. Peningkatan
promosi berpengaruh dominan terhadap pelayanan dalam gerai yang menyediakan
pilihan konsumen pada produk The Body berbagai perangkat peralatan perawatan
Shop. tubuh dan kosmetika yang lengkap,
Variabel promosi dominan penambahan jumlah gerai agar lebih mudah
mempengaruhi pilihan konsumen hal ini tampak dijangkau oleh pelanggan-pelanggan
dalam konsistensi penyampaian informasi potensial, menjadikan pertimbangan
berwawasan lingkungan dan betuk-bentuk tersendiri untuk produk The Body Shop
promosi yang disampaikan kepada konsumen dijadikan pilihan konsumen Promosi yang
baik melalu media masa cetak maupun dilakukan secara konsisten dan
elektronik (website resmi) yang menyampaikan berkesinambungan membangun pencintraan
keseriusan perusahaan The Body Shop dalam The Body Shop hal ini harus terus di jaga dan
penyelamatan lingkungan dan ekologi dapat dikembangkan dengan inovasi media

82
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

penyampaian informasi yang tepat. Umur, 5. Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya
pengetahuan mengenai lingkungan sikap dilakukan di kota-kota lainnya yang
terhadap tanggung jawab perusahaan akan merupakan cabang The Body Shop seperti
lingkungan dan perilaku Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan
mempertimbangkan Denpasar.
lingkungan ketika membeli produk secara 6. Karena hanya obyek penelitian adalah
nyata pada taraf lima persen mempengaruhi industri kosmetik maka hasil penelitian
tingkat kesediaan membayar terhadap belum tentu dapat digeneralisasikan untuk
.produk kosmetik hijau kasus di luar objek penelitian, sehingga
3 Harga, Demografi Jenis Kelamin, Tingkat sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan
Pendidikan dan Pendapatan tidak pada perusahaan industri lainnya seperti
berpengaruh nyata terhadap pilihan industri makanan, obat- obatan, garmen atau
konsumen. industri lainnya yang memerlukan
4 Promosi mempunyai pengaruh dominan pengelolaan lingkungan.
terhadap pilihan kosumen.
Daftar Pustaka
Saran Anita Roddick. 2001. Business as Unusual: The
Berdasarkan penelitian yang telah Triumph of Anita Roddick of The Body
dilakukan, terdapat saran-saran yang dapat Shop. London : Thorsons Publications,
disampaikan, yaitu : 2001
1. The Body Shop hendaknya memprioritaskan Ariawan, Andre. 2005. Studi Mengenai Sukses
kelompok konsumen yang bersedia Pemasaran Produk(Studi Kasus pada
membayar lebih mahal untuk produk Riteler Produk kain Sarung Merek
mereka, tanpa membedakan berdasarkan gajah Duduk di Pekalongan). Jurnal
jenis kelamin di karenakan laki-laki maupun Sains Pemasaran Indonesia, Vol.1 V,
perempuan dapat saja melakukan keputusan No.l (Mei), p p : 71-86.
pembelian produk The Body Shop, maka Bradley, N. 2007. The Green Marketing Mix.
pemasaran tidak perlu secara spesifik Industrial Marketing Research
menentukan target pasarnya. Association News December pp.8-9
2. The Body Shop harus mampu membuat Bui, My H. 2005. Environmental Marketing : A
membuat dan mempertahankan produk Model Of Consumer Behavior Loyola
kosmetik yang berkualitas baik, baik dari University New Orleans. Association of
segi performa konvensional maupun Collegiate Marketing Educators
ekologis yang memberikan manfaat sesuai Proceedings of the Annual Meeting of
bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan the Association of Collegiate Marketing
konsumen (mempertahankan kepercayaan Educators pp. 20-28.
konsumen). Byrne, Michael 2003. Understanding Consumer
3. The Body Shop hendaknya menerapkan Preferences Across Environmental
strategi penentuan harga yang disesuaikan Marketing Mix Variations. OIKOS
dengan performa, kualitas produk, performa University of Newcastle
ekologis dan konvensional yang Cahyono, Budhi 2003. Mengantisipasi Isu
memberikan manfaat sesuai bahkan Green Customer Melalui Proactive
melebihi kebutuhan dan keinginan Corporate Environmental
Management (PCEM) Manajemen
konsumen.
Linkungan. Usahawan No 12
4. Undang-undang Perlindungan
December 2003, Sepember, ISSN:
sebaiknya dibuat sedemian rupau ntuk
0302-9895, Akriditasi No:
menghindari "klaim ramah lingkungan"
134/DIKTI/KEP/2001.
yang tidak didasarkan pada data teknis
Cary.J. Bhaskaran. and Polonsky. 2004 Green
ilmiah sehingga klaim produk hijau tidak
Marketing and EMS : Assessing
menyesatkan konsumen.

83
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

Potential Consumer Influence on EMS Hill Inc. Hendry. J.R. and Vesilind P.A.
Development. Australian Government 2005. Ethical Motivations for Green
Rural Industries Research and Business and Enggineering. Clean
Development Corporation. Techn Environ Policy (2005) 7: pp
December 2004. 252-258. Haofu Fan and Lin Zeng.
Chandra H.P. dan Cristian D. 2002. Analisa 2011. Implementation of Green
Sistem Manajemen Lingkungan (ISO Marketing Strategy in China- A Study
14000) dan Kemungkinan of the Green Food Industry. University
Implementasinya oleh Para Kontraktor of Gavle Master Thesis in Business
Kelas A di Surabaya. Dimensi Vol. 4 Administration Department of Business
No. 2 September 2002 pp. : 77-84 Administration and Economic Study.
Drumwright, Minette E. 1994. Socially Hussain, S and Yamaguchi M. 2007.
Responsible Organizational Buying : Environmental Reporting Protocols for
Environmental Concern as a the Cosmetics Industry : A Comparative
Noneconomic Buying Criterion. Analysis of Japanese and UK On-line
Journal of Marketing Vol 58 (July Publication Hussain, S 1999. The Ethics
1994), 1-19. Dr. Tareq N. Hashem and of Going Green : The Corporate Social
Dr. Nahla A. Al- Rifai. 2011. The Responsibiliy Debate. Business
influence of applying green marketing Strategy and The Environment 8,
mix by chemical industries companies 203-210.
in three Arab States in West Asia on Hutomo S.D. 2006. The Body Shop. A Promise
consumer's mental image. International of Gold Rating: Sustainable CSR
Journal of Business and Social Science. Seminary. Jakarta Hilton International
Vol. 2 No. 3 Emma Rex, Henrikke 23 Agustus 2006. John Grant, 2009. The
Baumann 2006. Beyond ecolabels: Green Marketing Manifesto. John
what green marketing can learn from Wiley & Sons Publications, 2009'
conventional marketing. Journal of Junaedi, M.F.S. 2005. Pengaruh
Cleaner Production 15. pp 567-576 Kesadaran Lingkungan pada Niat Beli
Ferdinand, Augusty. 2002. Marketing Produk Hijau : Studi Perilaku
Strategy Making : Proses dan Agenda Konsumen Berwawasan Lingkungan.
Penelitian". Jurnal Sains Pemasaran Benefit, Vol. 9, No. 2, Desember, pp :
Indonesia, Vol. I, No. 1 (Mei), pp 1-22. 189- 201.
Ferdinand, Augusty. 2003. Sustainable Lozada, H.R. 2000. Ecological Sustainability
Competitive Advantage : Sebuah and Marketing Strategy : Review and
Eksplorasi Model Konseptual. BP Implication. Seton Hall University
Undip. Lynette Knowles Mathur, and Ike
Ferrinadewi, Erna. 2005. Atribut Produk yang Mathur. 2000. An Analysis of the
Dipertimbangkan dalam Pembelian
Wealth Effects of Green Marketing
Kosmetik dan Pengaruhnya pada
Strategies. Journal of Business
Kepuasan Konsumen di Surabaya.
Research50, pp 193-200 Ottman, J.A.
Jurnal Manajemen dan
Stafford E.and R. Hartman. C.L. 2006
Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2
Green Marketing Myopia : Ways to
(September), pp : 139- 151
Improve Consumer Appeal for
Fliess, B. 2007. Informing Consumers about
Environmentally Preferable
Social and Environmental Conditions
Products. Environment Volume 48,
of Globalised Production. Food
Number 5 pp 22-36 Heldref
Economy Conference. Gujarati,
Publications, 2006.
Damodar N. 1995. Basic Econometric.
Oscar Baverstam and Maria Larsson. 2009.
New York : McGraw
Strategic Green Marketing - a
comparative study of how green

84
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

marketing affects corporate strategy Satisfasction and Loyalty: (Case Study:


within business to business. Lulea The East Azarbaijan Pegah Dairy
University of Technology Bachelor Company in Tabriz, Iran). Middle-East
thesis Marketing Department of Journal of Scientific Research 10 (6):
Business Administration and Social pp 755-763.
Sciences Division of Industrial Rudi Haryadi. 2009. Pengaruh Strategi Green
marketing and e-commerce. Marketing Terhadap Pilihan Konsumen
Park C. Whan; Easwar S. Iyer and Daniel C. Melalui Pendekatan Marketing Mix
Smith. 1989. The Effects of Situational (Studi Kasus pada The Body Shop
Factors on In-Store Grocery Shopping Jakarta). Tesis Tidak Dipublikasi
Behavior: The Role of Store and Time Mahasiswa Program Studi Magister
Available for Shopping. Journal of Manajemen Program Pascasarjana
Consumer Research. Vol 15. pp. Universitas
422-433. Diponegoro, Semarang
Prakash, A. 2002. Green Marketing, Public Roslow, Sydney. Tiger Li and J.A.F. Nicholls.
Policy And Managerial Strategies. 2000. Impact of Situational Variables
Business Strategy and the Environment and Demographic Attributes in Two
11, 285-297 Seasons on Purchase Behavior.
Ramin Rakhsha and M. Majidazar. 2011. European Journal of Marketing. Vol
Evaluation of Effectiveness Ofgreen 34. No 9/10. pp. 1167-1180.
Marketing Mix on Consumer
Schaefer Anja. 2005 Some Consideration
Regarding The Ecological
Sustainability Of Marketing System
Open University Business School..
Sekaran, U. 2003. Research Methods for
Business, 4th Ed. John, Wiley and Sons
Inc, New York.
Shanshan Li and Zifei Tang. 2010.
Understanding Green Marketing with
Marketing Mix²a case study on The
Body Shop. University of Gavle
Department Of Business Bachelor
Thesis in Business.
Soonthonsmai V. 2007 Environmental Or
Green Marketing As Global
Competitive Edge : Concept, Synthesis,
And Implication EABR (Business) and
ETLC (Teaching) conference Venice
Italy.
Wibowo, Buddi. 2002. Green Consumerism
dan Green Marketing : Perkembangan
Perilaku Konsumen dan Pendekatan
Pemasaran. Usahawan, No. 6 Th XXXI
Juni, pp : 12-15.
Yoo B., Donthu N., and Lee, S. 2000. An
Examination of Selected Marketing
Mix Elements and Brand Equity.
Journal of the Academy of Marketing
Science Vol. 28, No. 2, pp. 195-211.

85
ISSN : 2087-9957
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

Zsolnai. L. 2002 Green Business or Community


Economy. International Journal of
Social Economics 29 pp 652.

86

Anda mungkin juga menyukai