Beranda
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Palangka Raya. lintasberita1.com – Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Dr. Andrie Elia, SE,
M.Si, mengajak seluruh masyarakat khususnya generasi muda untuk mencintai sekaligus
melestarikan adat istiadat dan budaya suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Menurutnya, banyak nilai luhur yang terkandung didalam adat istiadat dan budaya suku
Dayak, dimana hal tersebut bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, guna
menempa pribadi yang baik, solid, menghargai keanekaragaman dan perbedaan selayaknya
tertuang dalam falsafah dimana langit dipijak disitu langit di junjung serta semboyan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yakni Bhineka Tunggal Ika (Berbeda Beda tetapi tetap
satu).
Danramil Ajak Warga Jaga Rasa Nasionalisme dan Patriotisme Dalam Syukuran HUT RI ke 77 di
Kelurahan Marang
Kodim Palangka Raya, Meriahkan Gubernur Kalteng Cup Road Race Road To UCI MTB Eliminator
World Cup
“Banyak nilai-nilai luhur yang terkandung dalam adat istiadat dan budaya suku Dayak yang
bisa diimplementasikan oleh generasi muda dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
menghargai sebuah perbedaan, dimana masyarakat suku Dayak tidak pernah
mempermasalahkan apapun selama bisa hidup berdampingan dengan damai serta saling
menghargai, sesuai dengan makna yang tersirat dalam falsafah Huma Betang, serta
semboyan Bhineka Tunggal Ika,” ungkap Andrie Elia, via Whatsapp, Selasa (14/6).
Dr. Andrie Elia, SE, M.Si, Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng ini juga
mengingatkan khsususnya kepada generasi muda yang di UPR, baik Tenaga Pendidik (Tendik)
maupun mahasiawa bisa saling menghargai perbedaan dalam mewujudkan UPR Jaya Raya.
“Saya mengingatkan kepada seluruh civitas akademika, baik dosen dan mahasiswa terutama
yang baru bergabung menjadi bagian dari keluarga besar UPR, untuk saling menghargai dan
mengesampingkan perbedaan. Apalagi tidak semua yang begabung disini berasal dari
Kalteng, melainkan dari seluruh Indonesia, begitu pula sebaliknya agar yang berasal dari luar
daerah bisa nenyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, termasuk menghargai budaya serta
adat istiadat masyarakat lokal,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan kepada civitas akademia untuk selalu menjaga nama baik
almamater UPR. “Jaga nama baik almamater UPR dan jangan melakukan hal-hal yang
melanggar norma maupun hukum, baik hukum positif maupun hukum adat karena hal
tersebut secara otomatis akan mencoreng nama UPR dimata publik,” tegasnya.
“Untuk meraih kepercayaan masyarakat luas dan membesarkan sebuah Universitas tidaklah
semudah membalik telapak tangan dan perlu perjuangan. Oleh karena itu, ayo kita bersama-
sama membesarkan nama UPR dalam mewujudkan UPR jaya raya,” pungkasnya.
uprjayaraya.com