PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
PERUNIKA
ABA 118 032
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Palangkaraya
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Memperoleh gelar sarjana pendidikan
OLEH :
PERUNIKA
ABA 118 032
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
kualitatif yang berjudul “Nilai Bhinneka Tunggal Ika Dalam Konsep Filosofis Huma
Kapuas” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari Proposal Skripsi ini adalah sebagai
suatu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana
orangtua penulis yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil
dan semua pihak yang telah membantu sehingga Proposal Skripsi ini dapat selesai.
bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
1. Dr. Eli Karliani, M.Pd selaku ketua Program Studi PPKn, dan sekaligus sebagai
2. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Palangka Raya yang telah ikhlas memberikan ilmu pengetahuan guna bekal
3. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman sehimpun, sahabat yang
yang dihadapi namun pada akhirnya dapat diselesaikan berkat adanya bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan
PERUNIKA
ABA 118 032
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adat-istiadat tersendiri yang pula tidak sama secara tepat dengan Suku bangsa
yang masih kental dan hidup dalam masyarakat Suku Dayak Ngaju yang
Mantangai Kabupaten Kapuas karna hal itu merupakan akar identitas bagi
Dayak adalah seluruh sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia Dayak
dalam rangka kehidupan masyarakat suku Dayak yang dijadikan milik orang
biologis yang ada didalam tubuh manusia suku Dayak, melainkan diperoleh
generasi, maka dalam Kebudayaan suku Dayak juga dapat ditemukan tiga wujud
dalam hal itu yaitu meliputi : Pertama, wujud Kebudayaan sebagai suatu himpunan
wujud hakiki dari kebudayaan atau yang sering disebut dengan Adat, yang
arah kepada perilaku manusia Dayak, tampak jelas didalam setiap upacara Adat
kematian, juga tampak dalam berbagai upacara Adat yang berkaitan siklus
yang berinteraksi dan senantiasa merujuk pada pola-pola tertentu yang didasarkan
pada Adat tata kelakuan yang dimilki, hal itu tampak dalam kehidupan sosial
orang Dayak yang sejak masa kecil sampai tua selalu dihadapkan pada aturan-
aturan mengenai hal-hal mana yang harus dilakukan dan mana yang dilarang yang
sifatnya tidak tertulis yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke
generasi sebagai pedoman dalam bertingkah laku bagi masyarakat Dayak. Ketiga,
wujud Kebudayaan sebagi bend-benda hasil karya Manusia, yang lazim disebut
mempunyai makna dan peran yang amat penting bagi masyarakat dayak, yaitu
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses kehidupan Suku Dayak atau
dengan kata lain kebudayaan Suku Dayak dalam perkembangan sejarahnya telah
pendukungnya.
Suku Dayak adalah suku asli Kalimantan yang hidup berkelompok yang
lebih diartikan agak negatif. Padahal, semboyan orang Dayak adalah “Menteng
Tuntang Mamut”, yang berarti seseorang yang memiliki kekuatan gagah berani,
Suku Dayak yang berada di kecamatan katingan hulu desa tumbang kuai
betang dalam istilah sehari-hari bahasa merupakan rumah besar yang dihuni
banyak orang dengan beragam agama dan kepercayaan tetapi tetap rukun dan
damai. Dalam filosofisnya Huma Betang tidak pernah terjadi perselisihan yang
berarti karena tingkat kekeluargaan atau kekerabatan yang sangat tinggi. Sehingga
Kapuas.
masyarakat Suku Dayak yang hidup rukun, damai. Dalam falsafah Huma Betang
Suku Dayak, namun falsafah hidup rumah betang masih tertanam dan berkembang
di dalam kehidupan masyarakat Suku Dayak seperti Suku Dayak di Kecamatan
hidup bertoleransi itu cerminan dalam kehidupan rumah betang dimana dalam satu
keluarga bisa terdiri dari berbagai macam kepercayaan, agama, dan lain-lain.
Seperti Islam, Kristen dan Hindu Kaharingan. Mereka dapat hidup rukun dan
sikap dan prilaku kehidupan sehari-hari masyarakat Suku Dayak yang tercermin
Mantangai Kabupaten Kapuas masih tetap lestari karena masyarakat Suku Dayak
masih memegang teguh semboyan dan falsafah Huma Betang itu sendiri dari
tarung..
Dari paparan diatas saya merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih
mendalam tentang hal tersebut yang saya buat dalam judul penelitian “Nilai
Bhinneka Tunggal Ika Dalam Konsep Filosofis Huma Betang Bagi Masyarakat
B. Fokus Penelitian
kajian hal-hal yang dilakukan agar pembahasan lebih terfokus, oleh karena itu
1. Nilai Bhinneka Tunggal Ika bagi masyarakat Suku Dayak Ngaju di Kecamatan
C. Rumusan Masalah
Kabupaten Kapuas.?
D. Tujuan Penelitian
Sebagaimana umumnya suatu penelitian tentu mempunyai tujuan tertentu,
E. Kegunaan Penelitian
meliputi:
1. Kegunaan Teoritis
dalam bidang sosial tentang nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam konsep filosofis
Kabupaten Kapuas.
2. Kegunaan Praktis
tentang nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam konsep filosofis Huma Betang
Kapuas.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman selain
kehidupan di masyarakat.
F. Definisi Istilah
Definisi istilah dalam penelitian mengacu pada judul yang di teliti supaya
memahami maksud dan tujuan dalam judul yang dirumuskan, adapun judul yang
dirumuskan yaitu nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam konsep filosofis Huma Betang
1. Nilai Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah nilai yang harus dijaga dan
dipertahankan oleh setiap suku bangsa yang ada di Indonesia kita hidup
ditengah perbedaan suku, adat dan budaya. Walau semua itu ada perbedaan kita
dianggap benar. filosofi Huma Betang tentang tersebut secara jelas baik dari
segi nilai-nilai atau pun budaya yang ada didalam Huma Betang itu sendiri.
konsep filosofis Huma Betang bagi masyarakat Suku Dayak Ngaju sebuah nilai
yang harus dijaga dan dipertahankan oleh setiap suku bangsa yang ada di
Walau semua itu ada perbedaan kita harus bersatu yakni bangsa
Indonesia. filosofi Huma Betang tentang tersebut secara jelas baik dari segi nilai-
nilai atau pun budaya yang ada didalam Huma Betang itu sendiri. Untuk diketahui
menjunjung tinggi perdamaian dan anti-kekerasan serta hidup toleransi yang tinggi
antar-umat beragama.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
dasar putih yang dicengkram oleh cakar Elang Garuda Pancasila adalah
semboyan yang berasal bahasa Jawa Kuno. Frase ini sangat dalam maknanya,
pembangun bangsa ini. Sempalan kata-kata yang dikarang oleh Mpu Tantular
ini seakan-akan sudah menajadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari
Republik ini. Hal ini terjadi karena semboyan Bhinneka Tunggal Ika sudah
menjadi 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. 4 pilar ini terdiri dari
Indonesia.1 Bait yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia ini sangat
Bhinneka Tunggal Ika ini dilakukan oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma.
10
Perumusan semboyan ini pada dasarnya merupakan pernyataan kreatif dalam
berasal dari pupuh 139, bait 5, kekawin Sutasoma yang lengkapnya sebagai
berikut:
ini tidak semena-mena langsung dipilih, akan tetapi melalui proses yang cukup
untuk membuat rancangan lambang negara dan pada akhirnya diajukan kepada
pemerintah.
pemerintah, yaitu karya Sultan Hamid II. Setelah terpilih, rancangan tersebut
merah putih dan seterusnya diganti dengan pita putih bertuliskan Bhinneka
yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika yang dijadikan acuan bagi
Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV (empat belas) di
“Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena
ika tan hana dharma mangrwa” (Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu)
Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma
yang mendua).
Republik Indonesia. Oleh karena itu untuk dapat dijadikan acuan secara tepat
dalam hidup berbangsa dan bernegara, makna Bhinneka Tunggal Ika perlu
difahami secara tepat dan benar untuk selanjutnya difahami bagaimana cara
pedoman, acuan dan tuntutan bagi setiap individu dalam bertindak dan
Bangsa yang ada di indonesia antara lain nilai keadilan, kerukunan, toleransi,
dan sebagainya.
Ika merupakan sebuah filosofis dan makna dalam kehidupan sosial artinya
mereka masih memiliki kebudayaan yang kental dan kearifan lokal yang masih
Kapuas sendiri nilai-nilai merupakan sebuah kerukunan hidup yang harus tetap
yang mempersatukan perbedaan, pola pikir yang hidup di dalam suatu wadah
Huma Betang itu sendiri dari dahulu hingga sekarang yang sering ditemukan
Tarung.
merupakan suatu hal yang wajar terdapat kemajemukan ras, suku, dan agama.
Semboyan nasional Bhinneka Tunggal Ika yang dipakai oleh bangsa Indonesia
kita. Pluralitas kehidupan bangsa Indonesia sudah sejak lama menjadi bahan
kajian para ahli antropologi, sosiologi, histori dan para pakar lainnya.
Indonesia sebagai berikut: Terdapat lebih dari tiga ratus kelompok etnis yang
benbeda-beda di Indonesia, masing-masing kelompok mempunyai identitas
budayanya sendiri- sendiri, dan lebih dari dua ratus lima puluh bahasa
kelompok dari umat beragama itu. Setiap kelompok umat beragama (termasuk
agama yang tidak dikelola secara resmi oleh pemerintah) juga ikut bertanggung
jawab atas terciptanya toleransi dan terwujudnya kerukunan hidup antar umat
untuk menciptakan cita-cita pancasila merupakan hal yang sulit, akan tetapi
bisa dilakukan. Dengan syarat masyarakat mau bekerja sama, menyisihkan ego
Ke Bhinnekaan merupakan hal yang dapat merubah sesuatu yang awalnya tidak
atas macam-macam unsur Budaya, suku, ras, dan agama. Yusri FM dalam
tulisannya disebuah jurnal pendidikan menyatakan bahwa ada tiga istilah untuk
terhadap tingkah laku, sikap, dan pola pikir manusia, sehingga manusia
satu sama lain. Bilamana keadaan di atas tidak dapat dipahami dengan baik oleh
pihak satu dan lainnya, maka akan sangat rawan terjadi persinggungan-
konflik antar budaya dan kultur yang berbeda. Persoalan tersebut menjadi salah
B. Budaya
1. Pengerian Budaya
Budaya, satu kata yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah negara
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu
perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
masyarakat kita karena masyarakat kita khususnya para pemuda lebih condong
senang meniru budaya-budaya luar dari pada budaya asli kita sendiri. Sebagai
contoh para remaja putri atau pemudi kita lebih senang meniru memakai celana
pendek seperti remaja putri atau pemudi bule yang ternyata merupakan
kebudayaan barat yang mereka anggap dapat membuat mereka lebih cantik dari
pada memakai pakaian yang menutup anggota tubuh yang merupakan salah ciri
khas kita sebagai negara yang penuh sopan santun dan keramahannya. Remaja
sekarang ini berbeda jauh dengan remaja-remaja zaman dulu. Jika remaja dulu
cenderung aktif, kreatif, ulet dan mau berusaha sedangkan remaja sekarang ini
sudah dimanjakan dengan peralatan serba canggih dan makanan instan, dan
hendaknya kita harus berusaha lebih keras . Zaman yang serba ada ternyata
mampu membuat seorang menjadi pemalas dan lamban dalam berfikir serta
bertindak.
kaum muda sebagai generasi penerus. Sayang sekali sampai dengan saat ini,
Kebudayaan asli bangsa Indonesia dibiarkan merana, tidak terawat, dan tidak
oleh kemajuan jaman . Dahulu, nilai gotong royong sangat terasa sekali, jika
ada tetangga yang melaksanakan hajatan. Ketika petani mau menanam padi
atau kedelai di ladang atau panenan, pasti tidak bayar, upahnya hanya makan
pagi dan siang atau makan kecil. Jadi, kalau ada diantara mereka menanam atau
memanen, maka warga yang lainnya ikut gotong royong dan begitu sebaliknya,
terjadi semacam barter tenaga. Sekarang keadaanya telah bergeser, kalau mau
tetangga, banyak orang yang berfikir praktis, cukup memberi uang dan tidak
Adanya desakan ekonomi pasar yang kuat, memang terlalu sulit dan
berat untuk mempertahankan model gotong royong seperti diatas, dan memang
hanya memberi uang tanpa mau terlibat gotong royong jelas merupakan
pertanda erosi nilai dan munculnya nilai baru yakni indivualisme pada
Sebenarnya jika kebudayaan asli kita yang sangat banyak ini dapat kita
yang cukup besar dengan menjadikan budaya asli kita dapat kita jadikan
sebagai objek wisata. Dengan dijadikan sebagai objek wisata maka tentunya
devisa akan bertambah. sekarang ini memang kebudayaan kita mulai menjadi
salah satu ikon sebagai objek wisata tetapi masih kurang maksimal. Saat ini
dihasilkan oleh negara maju. Berbagai teori yang menjelaskan hubungan antar
budaya tradisional.
perubahan di tingkat global tidak hanya dimonopoli oleh negara maju saja,
Budaya bangsa yang luntur dan rapuh harus kita kembalikan agar
masyarakat bahwa budaya bangsa kita adalah harta yang tak ternilai harganya
ketenangan dan pandangan dunia bahwa bangsa kita adalah bangsa yang selalu
mulai meluntur bahkan ada yang tergilas oleh rasa keegoisan individu.
besar masyarakat bangsa ini hidup dalam ketidakpastian, dan yang pasti
sendiri semakin tidak dihargai. Politik kekuasaan merupakan faktor yang paling
Namun, karena nilai tersebut telah lama melepuh, sering kali solusi
ditempuh.
2. Keberagaman Budaya
Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel
dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan
dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” dimana bisa kita maknai bahwa konteks
masyarakat dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak
Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam kasus konflik yang
ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik yang ada di Indonesia mulai
penting.
dilain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi
lain yang cukup menonjol adalah bagaimana misalnya karya-karya seni hasil
dilakukan pada masa lalu (masa Orde Baru) adalah penyeragaman kebudayaan
penyeragaman bentuk birokrasi yang ada ditingkat desa untuk semua daerah di
Indonesia sesuai dengan bentuk desa yang ada di Jawa sehingga menyebabkan
terjadi diatas tidak lepas dengan konsep yang disebut sebagai kebudayaan
nasional, dimana ini juga berkaitan dengan arah politik kebudayaan nasional
ketika itu. Keberadaan kebudayaan nasional sesungguhnya adalah suatu konsep
yang sifatnya umum dan biasa ada dalam konteks sejarah negara modern
masyarakatnya yang beragam dan berasal dari latar belakang kebudayaan yang
berbeda.
politik, ekonomi, dan militer yang dimilikinya. Keadaan ini terjadi berkaitan
kebudayaan nasional adalah juga suatu upaya untuk mencari letigimasi ideologi
kebudayaan nasional.
Indonesia.
masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan yang seperti sebuah
mosaik tersebut.
oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendesain apa yang dinamakan
depan hukum. Negara dalam hal ini berfungsi sebagai fasilitator sekaligus
penjaga pola interaksi antar kebudayaan kelompok untuk tetap seimbang antara
keseimbangan antara dua titik ekstrim lokalitas dan sentralitas. Seperti misalnya
ekonomi yang adil. Dalam konteks waktu, produk atau hasil kebudayaan dapat
dilihat dalam 2 prespekif yaitu kebudayaan yang berlaku pada saat ini dan
Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh negara lain.Berikut
beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.
ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya
Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian
adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat
Internasional.
seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan
untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia
memiliki ciri khas yang unik. Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan
budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya
lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap
kokoh.
menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih
memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan
zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan
zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian
ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak
perkembangan zaman.
sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut.
apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang
perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan
menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai
etnik dan kudaya lokal Indonesia. “Dua pilar yang mendukung pemahaman ini
budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola
piker serta pola hidup masyakrkat juga ikut berubah. Kemajuan teknologi
lokal.
1. Huma Betang
Bila melihat sejarah Huma Betang ada banyak hal yang menjadi aspek
kenapa Huma Betang itu ada, pada masyarakat Kalimantan Tengah Huma
Betang bukan hanya sekedar tempat tinggal namun mempunyai maksud dan
Huma betang dapat dikatakan sebagai ciri khas rumah adat bagi
adanya Huma Betang bila dilihat dari kontek saat itu maka tidaklah heran
bahwa Huma Betang itu berdiri dan menjadi rumah bagi masyarakat
Kalimantan Tengah. Mengenai model bangunan perlu disampaikan bahwa
Huma Betang menyerupai rumah panggung yang apabila dilihat dari model
dan kontruksi bangunan Huma Betang tersebut tinggi dan memanjang, secara
tidak langsung hal tersebut merujuk kepada maksud dan tujuan. Secara garis
besar tinggi dari pada Huma Betang tersebut berkisar tiga sampai lima meter
dari permukaan tanah dan panjang bangunan diperkirakan mencapai 150 dan
tinggi dan panjangnya bervariasi artinya setiap betang yang dibangun tidak
sama bila dilihat dari tinggi maupun panjang bangunan Huma Betang tersebut
tergantung dari pada penghuni. Pada dasarnya ada banyak aspek yang
serangan musuh.
mengantisipasi luapan air hujan atau menghindari datangnya banjir pada musim
tersebut.
Kedua dilihat dari aspek keamanan yang terbagi atas dua yaitu
keluarga yang hidup dalam satu wadah Huma Betang itu sendiri yang di bagi
hanya dengan pembatas yang dapat juga dikatakan dengan sekat sebagai
tersebut aman, damai dan tentram sekalipun dalam perbedaan yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lain. Inilah lah yang sekiranya tentang Huma
Betang apabila ditinjau sekilas, namun yang unik pada Huma Betang ini tidak
hanya sekedar mengetahui apa itu Huma Betang akan tetapi bila diperdalam
maka akan banyak ditemukan hal-hal yang berkaitan erat dengan nilai-nilai
apa saja yang terkandung dalam Huma Betang tersebut maka tentu saja tidak
sampai disini.
Nilai - nilai apa saja yang terkandung di dalam Huma Betang tersebut
maka terlebih dahulu harus diketahui apa yang dimaksud dengan filosofi.
tersebut sehingga menimbulkan kesan yang biasa pada bagian ini akan dibahas
mengenai filosofi Huma Betang tentang tersebut secara jelas baik dari segi
nilai-nilai atau pun budaya yang ada didalam Huma Betang itu sendiri. Untuk
didalam Huma Betang tersebut melingkupi empat pilar nilai-nilai dalam Huma
dayak Huma Betang adalah (rumah panjang, rumah besar) merupakan Rumah
masyarakat Dayak, namun falsafah hidup Huma Betang masih tertanam dan
itu cermin dalam kehidupan rumah betang dimana di dalam satu keluarga biasa
terdiri dari berbagai macam kepercayaan atau Agama. Seperti Islam, Kristen
dan Hindu Kaharingan. Mereka dapat hidup rukun dan saling menghargai
Betang.
adalah :
Huma Betang dihuni oleh 1 keluarga besar yang terdiri dari berbagai agama
dan kepercayaan, namun mereka selalu hidup rukun dan damai. Perbedaan
yang ada tidak dijadikan alat pemecah diantara mereka. Seiring dengan
rumah adatnya dan beralih kepada tempat tinggal yang lebih modern.
dengan cara saling hormat menghormati dan juga sikap toleransi tinggi.
2. Gotongg Royong
bahkan agama. Dalam gotong royong pada masyarakat Suku Dayak Ngaju
kerusuhan Sampit tahun 2001 lalu adalah masa kelam provinsi ini , dalam
kerusuhan ini terjadi antara masyarakat suku Dayak dan Masyarakat suku
pendatang dari pulau Jawa yaitu suku Madura. Perselisihan yang ada sempat
peristiwa pembantaian.
4. Menghormati leluhur
ada sebagian dari mereka yang menganut agama nenek moyang yaitu
sehari-hari orang Dayak. Di dalam Huma Betang ini setiap kehidupan individu
Keamanan bersama, baik dari gangguan kriminal atau berbagai makanan, suka-
berbagai perbedaan yang mereka miliki. Dari sini kita mengetahui bahwa suku
Dayak adalah suku yang menghargai suatu perbedaan. Suku Dayak menghargai
Dalam Huma Betang terdapat empat pilar falsafah hidup utama yaitu :
(artinya hidup bertata krama dan beradab) dan “Belom Penyang Hinje Simpe”
menjunjung tinggi hukum dan kerja sama untuk meraih kesejahteraan bersama).
hanya sekedar warisan sebagai teladan dan kita junjung tinggi sebagai tameng
sendiri mempunyai dampak positif maupun nagatif ibarat dua mata pisau.
Globalisasi itu sendiri memicu semangat untuk menjadi kreatif dan inovatif
berbagai macam informasi baik bentuk dan isinya tidak dapat selalu diawasi
atau dicegah begitu saja. Dalam keadaan itu bisa saja mempengaruhi kesesatan
negara bahkan bisa merusak nilai-nilai moral bagi yang tidak siap
menghadapinya.
bila tidak ditangani dengan baik bisa merusak tatanan sosial masyarakat.
Pengaruh dan tantangan negatif yang tidak sesuai dengan pancasila perlu
ide yang datang dari luar. Oleh karena itu perlu adanya pemaknaan
(revitaslisasi) nilai-nilai pancasila sebagai ideologi terbuka. Pancasila selain
mempersatukan bangsa yang perlu dimaknai secara arif dan bijak baik itu
kearifan lokal dan pendidikan sehingga dapat membentengi generasi muda dari
(1). kritis, yang di kalangan LSM lebih dikenal dengan istilah budaya
kritis,
(2). Konstruktif, yakni didasarkan pada keinginan untuk membangun,
(3). Kebersamaan,yakni didasarkan pada keinginan untuk bergotong
royong.
(4). Konstitusional atau aturan atau tatakrama, atau adat-istiadat dan
saling menghormati. Dengan kata lain “di mana bumi dipijak di
situ langit dijunjung”,
(5). Kesantunan, (https://kalteng.antaranews.com)
Sekalipun perlu uraian lebih rinci lagi , tapi “5K” ini bisa disebut
kehidupan yaitu:
1. Garing Hatungku Tungket Langit, (tiga pegangan hidup seseorang yang bisa
b. Kayu Erang Tingang, (harus punya adat istiadat atau sopan santun),
“ Ela buli manggetu hinting bunu panjang, Isen Mulang Manetes Rantai
Pancasila.
Artinya hidup beradat. Ketentuan belom bahadat tersebut berlaku bagi setiap
warga masyarakat Kalimantan Tengah sesuai dengan Pancasila pada sila Ke-
ini berkaitan erat dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang merupakan
budaya lokal itu mampu menjawab tantangan zaman, tantangan hidup hari ini
dan masyarakat. Langkah ini merupakan tindak lanjut yang menyusul langkah
generasi kini tidak menjadi generasi yang lepas akar atau generasi yang kosong
yang statis. Akan tetapi revitalisasi tersebut dapat dilakukan melalui beberapa
1. Lingkungan pendidikan
a) Pendidikan informal
Dalam setiap masyarakat, upaya untuk melanggengkan nilai dan norma yang
yang pertama, dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Orang tua adalah
pendidik kodrati. Maka dari itu, keluarga merupakan basis dari bangsa,
b) Pendidikan formal
pada Per Gub No 22/2011 tentang tata cara pelaksanaan kurikulum muatan
Kearifan lokal seperti nilai, norma, kebiasaan merupakan salah satu unsur
penting yang harus ditanamkan sejak dini kepada generasi penerus guna
daerah, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat dan
gotong royong. Selain itu juga diajarkan bagaimana kita menjaga dan
c) Pendidikan nonformal
dan budaya.
bentuk penjajahan.
dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan alam
telah diyakini bangsa Indonesia sebagai suatu kebenaran oleh karena itu
mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir baik
kepada tuhan).
setiap orang sebagai sesama manusia, yang memiliki martabat mulia, dan
hak-hak serta kewajiban asasi. Dengan kata lain sikap untuk menjunjung
agama, ras, dan golongan yang berbeda. Dalam hal ini manusia harus
dimilikinya. Seperti:
kepentingan nasional dan loyal terhadap sesama warga negara. Sila ini
apabila diperlukan.
permusyawaratan/perwakilan.
Sila keempat mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam
lahir dan batin yang dapat dirasakan oleh seluruh warga negara Indonesia.
Dayak atau Daya adalah nama yang oleh penduduk pesisir pulau
yang meliputi Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta
Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai
Kata Dayak berarti Daya, dalam bahasa ngaju menunjukan kata sifat
yang menunjukan pula sesuatu perkasa, dan tidak kenal menyerah. Dayak atau
daya adalah Suku-suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi
Sebutan ini adalah sebutan umum karena Orang Dayak terdiri dari beragam
Budaya dan bahasa. Dalam arti sempit, Dayak hanya mengacu pada Suku
Suku Dayak terdiri atas Enam Rumpun Suku. Suku bukit di Kalimantan Selatan
dan Rumpun Iban diperkirakan merupakan Suku Dayak yang menyebrang dari
(kearifan lokal) dan merupakan kepercayaan yang paling awal bagi masyarakat
yaitu Kaharingan atau kepercayaan “helo” Kaharingan berasal dari kata Haring
artinya hidup Tjilik dalam Nila Riwut (2003:478). Kaharingan telah ada sejak
kehidupan yang sempurna. Kalimat suci yang menyatakan hal tersebut yaitu
Kapuas.
semacam itu dengan istilah agama helu yang artinya agama zaman dahulu, dan
ada juga yang menyebutkan kepercayaan yang mereka lakukan sebagai Agama
disebut dengan Agama Hindu Kaharingan. Suku Dayak Ngaju memiliki filosofi
pertenun dan menumbuk padi dan dihuni oleh lebih kurang 20 kepala keluarga.
Rumah terdiri dari 6 kamar antara lain untuk penyimpanan alat-alat perang,
kamar untuk pendidikan gadis, tempat sesajian, tempat upacara adat dan agama,
tempat penginapan dan ruang tamu. Pada kiri-kanan ujung atap dihiasi tombak
Secara umum ada tokoh yang menyatakan bahawa orang Dayak ialah
salah satu kelompok asli terbesar dan tertua yang mendiami pulau Kalimantan
Tjilik Riwut (1993:231) Gagasan tentang penduduk asli ini didasarkan pada
dipercayai bahawa nenek moyang orang Dayak berasal dari China Selatan,
perhatian berbagai pihak, ketika penurunan kualitas manusia dari atas hingga
berbangsa dan negara adapun ciri dan kebudayaan masyarakat suku dayak
1. Berburu
buru.Misalnya, untuk binatang rusa mereka akan menirukan suara anak rusa
dengan menggunakan sejenis daun serai yang dilipat melintang dan ditiup.
Hasil tiupannya akan muncul suara seperti suara anak rusa. Karena Rusa
selalu melindungi anaknya, dengan mendengar suara ini dia merasa anaknya
kecamatan katingan hulu desa tumbang kuai berburu adalah suatu hal yang
2. Rumah Tradisional
panggung dengan rentang ketinggian tiga hingga lima meter dari tanah.
Kalimantan.
3. Hukum adat
Hukum adat di Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas memiliki hukum
Adat yang mengikat kehidupan sosial biasanya diambil secara umum baik
4. Agama
5. Bahasa
yaitu Bahasa dohoi dan Bahasa Kapuas. Contohnya dalam bahasa Dayak
tinggal. Sedangkan dalam bahasa dayak ngaju contohnya “bara kueh lewum
terdahulu:
Tengah 2016.
karakter. Salah satu kearifan lokal yang dapat dikembangkan adalah nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Nilai-
nilai tersebut tecermin dalam filosofi Huma Betang yang mengajarkan nilai
dilakukan melalui pentauladan kaum tetua dan pemangku adat yang langsung
dayak ngaju yang dikaji dari teori kewarganagaraan dan karakter bangsa
F. Kerangka Berpikir
dijelaskan kerangka pemikiran dalam penelitan ini, Alur pikir ini merupakan
anggapan dasar yang perlu dikaji lebih dalam dilapangan dalam sebuah penelitian.
memandang nilai bhinneka tunggal ika dalam konsep filosofis Huma Betang bagi
hidup aman dan harmonis ditengan – tengah perbedaan suku dan adat istiadat yang
MASYARAKAT DAYAK
NGAJU
Dari gambar diatas terlihat yang paling utama adalah menjunjung tinggi
nilai – nilai budaya dalam stiap masyarakat yang kemudian budaya itu akan
helahirkan nilai – nilai yang terkandung di dalam budaya tersebut seperti nilai –
Dari nilai filosofis itu melahirkan sebuah nilai budaya yang sangat mahal
harganya terutama bagi masyarakat dayak ngaju yang selalu menjunjung tinggi
rasa hormat dan toleransi ini bagi masyarakat dayak ngaju adalah cerminan nilai
BAB III
METODE PENELITIAN
digunakan untuk mengetahui hasil data yang berupa kata - kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati, baik secara
1. Bersifat deskriptif
2. Mempunyai setting alami
3. Cenderung menggunakan pendekatan induktif
4. Lebih menekankan proses kerja
5. Memberi titik tekan pada makna, yaitu fokus langsung dengan
masalah kehidupan manusia.
adalah untuk mengetahui hasil data deskriptif baik yang berupa kata-kata
56
57
mencapai tujuan umum yaitu Nilai Bhinneka Tunggal Ika Dalam Konsep
B. Kehadiran Peneliti
bahan mentah yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti oleh dunia yang
ditentukan oleh peneliti, misalnya buku harian, foto, dokumen resmi ataupun
keutuhan.
menjadi lengkap dan dapat menunjukkan bahwa hasil data itu sudah
lengkap.
idiosinkratik. Artinya menggali informasi yang lain dan lebih dalam untuk
sebenarnya atau berjalan sejauh manakah Nilai Bhinneka Tunggal Ika Dalam
telah diutarakan oleh subyek atau sampel. Seperti pendapat Oleh karena
Oetomo,2007:186).
coretan seperlunya yang sangat dipersingkat dan hanya sebagai alat perantara
antara yang dilihat, didengar dan di catatan sebenarnya dalam bentuk catatan
lapangan. Catatan itu baru diubah kedalam catatan yang lengkap dan
Hal ini sejalan dengan salah satu pendapat (Moleong, 2009: 153)
didengar, dilihat, dialami dan difikirkan dalam rangka pengumpulan data dan
C. Lokasi penelitian
Kabupaten Kapuas. Yang menjadi alasan pemilihan lokasi penelitian ini yaitu
yang lalu dan apakah nilai – nilai Nilai Bhinneka Tunggal Ika ini masih
dijunjung tinggi sampai saat ini atau sebaliknya oleh kerna itu peneliti
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini data tidak dipandang sekedar apa yang diberikan
penelitian ini yakni 7 orang. Dengan rincian sebagai berikut: 1 orang Kepala
Desa, 1 Demang Kepala Adat Dayak Ngaju, 1 Orang Mantir adat. 1 orang
1. Observasi
lapangan.
2. Wawancara
data atau informasi dari obyek yang diteliti sangat bergantung pada
dengan baik, dan mampu mengalaborasi secara halus apa yang sedang
lakukan agar dapat diperoleh informasi yang akurat dari informen tesebut.
3. Studi Kepustakaan
4. Dokumentasi
seperti buku – buku laporan, profil dari Kepala Desa. Data-data yang
F. Analisis Data
mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
sehingga dapat diambil suatu kesimpulan atau makna yang valid serta
olah sehingga dapat di ambil kesimpulan atau makna yang valit, serta
Pengumpulan
data Penyajian
Data
(Display data)
Reduksi
data
Kesimpulan-kesimpulan
Penarikan/Verifikasi
1. Reduksi Data
bentuk uraian atau laporan yang terinci. Dari laporan yang ada perlu
pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan topik penelitian, mencari
tema dan polanya, pada akhirnya memberikan gambaran yang lebih jelas
2018:249)
data baru.
data baru
sebagai berikut :
b. Penyusunan proposal
c. Seminar proposal
d. Revisi proposal
e. Ujian skripsi
f. Waktu Penelitian
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan/Minggu Ket
Maret April Mei Juni
2023 2023 2023 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Penelitian
a. Menyusun
Proposal
b. Ujian Proposal
c. Revisi Proposal
d. Menyusun
Instrumen
e. Pengumpulan data
f. Mempersiapkan
Adminstrasi
g. Penelitian
2 Pengumpulan data
3 Pegolahan data
4 Laporan Penelitian
5 Ujian Skripsi
6 Revisi
Catatan : Data Dapat Berubah Menyesuai dengan keadaan
68
DAFTAR PUSTAKA
Bagong Suyanto & M. Khusna Amal. (2010). Anatomi dan Perkembangan Teori
sosial (Malang: Aditya Media)
Eddy Lion dan Helmud 2013, Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta, Pusaka
antara Surabaya.
Suparlan, (1999), “Kebudayaan dan Pembangunan”. Media IKA, Vol. 14, No. 2, ,
Hal. -135.Jurusan Antropologi, U.I. 2005.Suku bangsa dan Hubungan
Antar Suku bangsa,Edisi Revisi. Cetakan Kedua, Jakarta: YPKIK.
Petter L. Berger & Thomas Lucman, (2010). Tafsir Sosial Atas Kenyataan
(Jakarta; LP3S,)
http://oase.kompas.com/read/2009/11/02/22075437/
Nilai.Budaya.di.Masyarakat.Kian.Luntu
https:// agussetiaman.wordpress.com.11.07.2008
https://kalteng.antaranews.com/berita/270057/teras-narang-minta-calon-emimpin-
di-kalteng-kuasai-5k