Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TAMADUN DAN TUNJUK AJAR MELAYU

KEARIFAN SISTEM SOSIAL,BUDAYA,EKONOMI DAN KEARIFA


MEMAKAI PERKAKAS DAN PERALATAN TEKNOLOGI

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan

Oleh:

Rico pradito 170120201018

Ryan Ramadan Putra 170120201012

Rabiul 1701202010

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Tamadun dan
Tunjuk Ajar melayu “Kearifan Sistem Sosial,Budaya,Ekonomi Dan Kearifan
Memakai Perkakas Dan Peralatan Teknologi “ dengan baik sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas perkuliahan Tamadun dan Tunjuk Ajar Melayu
program studi Teknik Elektro Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Namun hal
tersebut menutup kemungkinan adanya kelebihan dan kekurangan. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan untuk perbaikan.
Penulis berharap makalah ini memberi manfaat bagi pembaca.

Tanjungpinang, 24 April 2019

Penulis
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara dengan masyarakat yang majemuk.
Kemajemukan tersebut dapat dilihat secara horizontal maupun vertikal
(nasikun,
1988). Kemajemukan yang ada di Indonesia ditandai oleh adanya suku-suku
bangsa yaitu kurang lebih 500 suku bangsa, yang masing-masing mempunyai
cara hidup atau kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat suku bangsanya
sendirisendiri. Pada umumnya masing-masing suku bangsa atau kelompok
etnik telah menempati suatu wilayah pemukiman bersama. Kelompok entik
yang tersesbar di kepulauan nusantara ada yang jumlah anggotanyamencapai
sekitar 42% dari seluruh penduduk Indonesia seperti halnya etnis Jawa.
Sebaliknya, tidak sedikit suku bangsa yang jumlah anggotanya hanya ribuan
bahkan beberapa ratus saja (budhisantoso dalam depdikbud,1998). Berkenaan
dengan adanya keanekaragaman kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok entik
di Indonesia, masing-masing kebudayaan tersebut memperlihatkan adanya
prinsip kesamaan Orang Melayu mempunyai peradaban yang tinggi dalam
memilihara tatanan nilai budaya menyangkut aspek sosial ekonomi, politik,
agama, lingkungan, seni, teknologi, dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut terdapat
dalam kearifan loka orang Melayu. Cirin yang melekat dalam kearifan lokal
tersebut sifatnya dinamis, berkelanjutan, dan dapa diterima oleh komunitasnya.
Dalam komunitas masyarakat lokal, kearifan tradisional mewujud dalam bentuk
seperangkat aturan, pengetahuan dan juga keterampilan serta tata nilai dan etika
yang mengatur tatanan sosial komunitas yang terus hidup dan berkembang dari
generasi ke generasi. Sesuai dengan aturan adat, kearifan tradisional merupakan
sebuah sistem dalam tatanan kehidupan sosialpolitik- budaya-ekonomi serta
lingkungan yang hidup di tengah-tengah masyarakat lokal. Kearifan lokal orang
Melayu tidak hanya terdapat dalam bentuk nilai-nilai dan norma-norma adat,
tetapi juga terdapat dalam aktivitas dan penggunaan teknologi.Ini dapat dilihat
seperti tingkah laku dan sikap sehari-hari, penggunaan beliung . Semua
perkakas tersebut jika dipakai, tidak ada yang mempunyai potensi untuk
merusak lingkungan hidup sampai pada batas yang membahayakan
(Hamidi,2006).Orang Melayu mempunyai konsepfilosofi dalam memilihara
lingkungan ini yang dapat terlihat dalam ungkapan petatahpetitih, syair, pantun,
hikayat, dan dalamqanun tanah adat. Berkaitan dengan itu tulisan ini akan
membahas qanun (hukum) tanah adat orang Melayu dalam pelestarian
lingkungan.

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana kearifan sistem sosial ,budaya dan ekonomi ?
 Pengunan perkakas dan teknologi ?
C. Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui kearifan system social,bdaya dan ekonomi masyarakat


melayu
 Untuk menegtaui pengunaan perkakas dan teknologi melayu
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kearifan sistem sosial


Kearifan Melayu RiauPertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kearifan l
di dalam masyarakat Melayu Riau?Beberapa dekade yang lalu, mungkin tidak
asing bagi kita ketika anak-anak gembala duduk di ataskerbau memenuhi jalan-
jalan di sore hari membawa gembalaannya pulang ke kandang, atau petani
yangmembajak sawah dengan kerbau atau sapi menghiasi sawah-sawah di Riau
khususnya dan Indonesiaumumnya. Momen-momen seperti ini banyak
dipublikasikan dalam foto-foto dan lukisan-lukisan di akhir 80-an. Sistem
beternak ”ala kampung” dan membajak sawah secara tradisional
 Orang Melayu mengutamakan budi dan bahasa, hal ini menunjukan
sopan-santun dan tinggi peradabannya.
 Orang Melayu mengutamakan pendidikan dan Ilmu.Orang Melayu
mementingkan budaya Melayu, hal ini terungkap pada bercakap tidak
kasar, berbaju menutup aurat,menjauhkan pantang larangan dan dosa dan
biar mati daripada menaggung malu dirinya atau keluarganya, karena
bisa menjatuhkan marwah keturunannya, sebaliknya tidak dengan kasar
mempermalukan orang lain.
 Orang Melayu mengutamakan musyawarah dan mufakat sebagai sendi
kehidupan sosial. Kondisi ini terlihat pada acara perkawinan, kematian,
selamatan mendirikan rumah dan lain-lain. Orang Melayu harus
bermusyawarah/mufakat dengan kerabat atau handai taulan
 Orang Melayu ramah dan terbuka kepada tamu, keramahtamahan dan
keterbukaan orang Melayu terhadap segala pendatang (tamu) terutama
yang beragama Islam,
 Orang Melayu melawan jika terdesak, hal ini sesuai dengan ungkapan
Orang tua-tua Melayu mengatakan bahwa kehidupan mereka amat bergantung
kepada alam. Alam menjadi sumber nafkah dan juga menjadi sumber unsur-
unsurbudayanya. Dalam ungkapan dikatakan:
Kalau tidak ada laut

hampalah perut

Bila tak ada hutan

binasalah badan

Dalam ungkapan lain dikatakan:


Kalau binasa hutan yang lebat

Rusak lembaga hilanglah adat

(Tenas Effendy: 2004).


Ungkapan-ungkapan di atas secara jelas menunjukkan bersebatinya hubungan
antara orang Melayu dengan alamsekitarnya. Kebenaran isi ungkapan ini
secara jelas dapat dilihat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Secara
tradisional, mereka secara turun temurun hidup dari hasil laut dan hasil hutan
atau mengolahtanah. Secara turun temurun pula mereka memanfaatkan hasil
hutan untuk berbagai keperluan, membuat bangunan, membuat alat dan
kelengkapan rumah tangga, alat dan kelengkapan nelayan, alat berburu,
alatbertani, dan sebagainya, termasuk untuk ramuan obat tradisional. Dalam
menjaga kelestarian lingkungan, Orang Melayu telah diajarkan oleh para
lelulur mereka sejak dulu kaladengan aturan-aturan dan nilai-nilai adat yang
dianut tidak pernah terjadi konflik atau perselisihan, baik antar suku maupun
antar individu dalam kehidupan sehari hari.

B. Kearifan sistem budaya

Adanya pergeseran nilai-nilai budaya pada masyarakat Melayu, tidak dapat


dipungkiri bahwa nilai-nilai itu termasuk di dalam upacara ataupun ungkapan –
ungkapan yang berlaku pada masyarakat yang semakin jarang diungkapkan
oleh generasi muda. Ungkapan-ungkapan tradisional yang masih hidup di
kalangan masyarakat Melayu Kalbar belum terinventarisasi sehingga
dikhawatirkan akan punah yag diakibatkan karena adanya pengaruh kemajuan
di berbagai bidang tersebut, terutama kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang kian hari kian berkembang dengan pesat,
sehingga akan dapat menimbulkan dampak yang negatif dalam kehidupan
mental bangsa Indonesia. Selain itu pula dengan adanya media-media modern
yang memberikan informasi terkadang masuk tanpa sempat dikontrol lagi yang
dapat juga menimbulkan kecenderungan masyarakat untuk melupakan nilai-
nilai budaya bangsa yang ada dan hidup di Negarakita.
-Upacara Dan Ungkapan – Ungkapan Tradisional Masyarakat Melayu
1. Menetak air takan putus
Ditetak air tidak putus
Dicencang air tidak akan putus
Sekalipun air dicencang, air tersebut tidak akan pernah putus

Ungkapan ini adalah untuk menyatakan bahwa pertalian darah atau hubungan
darah tyidak akan putus dengan dalil apapun. Maksudnya tidak ada satu
dalilpun yang memutuskan hubungan persaudaraan atau hubungan darah dari
orang-orang yang satu keturunan, misalnya hubungan antara kaka dan adik,
sekalipun mereka bertengkar atau berkelahi antara satu dengan yang lainnya,
tetapi hubungan persaudaraan atau hubungan sedarah di antara mereka tidak
akan putus. Keakraban tali persaudaraan itupun tidak akan dipisahkan oleh
siapapun.
2. Rupa nan padang tekukur
Seperti padang burung tekukur.
Ungkapan ini menyatakan sesuatu tempat yang sangat sunyi dan sepi.
Sebelumnya tempat tersebut ramai dikunjungi oleh orang atau sanak keluarga
yang bertemu ke rumah keluarga tersebut, sehingga menimbulkan suasana
yang sangat ramai. Ketika mereka telah pulang ke rumahnya masing suasa
rumah suasa rumah tersebut menjadu sepi.
3. Bagai kuyit dengan kapor
Seperti kunyit dengan kapur
Ungkapan ini menyatakan sesuatu obat yang sangat mujarab untuk mengobati
suatu penyakit. Ungpakan ini mengungkapkan bahwa sesuatu penyakit yang
dapat diobati dengan segala jenis obat tertentu dan dalam wakyu yang singkat,
Penyakit tersebut segerah sembuh, atau untuk menyataan kemanjuran obat
tersebut dalam mengobati sesuatu penyakit. Seperti kuyit yang tadinya
berwarna kulit kuning akan nampak menjadi segar kembali.
4. Rupa bawang tunggal
Seperti bawang tunggal
Bawang merah yang terdiri dari satu siung saja, tidak diikuti oleh siung-siung
yang lainnya. Ungkapan ini diucapkan untuk menyatakan pujian terhadap
seseorang yang mempunyai hidung sangat mancung, dan ungkapan ini berlaku
untuk semua umur. Karena kemancungan hidung yang dimulikinya sehingga
akan mempercantik wajahnya.
5. Bagai pecah di lidah
Ungkapan ini menyatakan akan keenakan dan kelezatan suatu makanan.
Diucapkannya ungkapan ini untuk melukiskan sesuatu makanan yang sangat
enak cita rasanya. Selain itu, ungkapan ini dimaksudkan untuk memuji
seseorang yang pandi memasak dan masakan yang dimasaknya sangat lezat
rasanya, sehingga kalau dimakan seperti pecah dilidah karena kelezatan
makanan tersebut.

Upacararobo-robo
Robo-robo adalah nama upacara tahuan (tahun Islam) yang diselenggarakan
oleh penduduk daerah Kabupaten Pontianak. Kata robo-robo berasal dari kata
robo. Kata ini paling dekat dengan istilah yang dipakai nama hari keempat
setiap inggu yaitu hari rabu dari kata robo-robo sangat dekat dengan Rabu-
Rabu. Upacara ini deselenggarakan setiap tahun pada hari rabu terakhir bulan
syafar tahun Islam. Menurut kepercayaan masyarakat bulan syafar banyak
turun balak yang mengabil dari sejarah nabi yang mendapat cobaan dari Tuhan.
Secara magis bala itu adalah karea mahluk gaib dapat menolong dari ancaman
bala bila diimbali dengan imbalan tertentu.. Bagi masyarakat Kabupaten
Pontianak bersifat histories yang berkaitan dengan kehidupan kerajaan
Mempawah. Pendaratan pertama Opu Daeng Manambon, putra Bugis pendiri
kerajaan Mempawah. Bersifat magis karena memberi persembahan dan
permintaan ampun dari manusia kepada leluhur khusus arwah Panembahan
Mempawah.
Bersifat sosio cultural, karena mempunyai nilai ekonomis menarik wisatawan
ke Mempawah.

a. Jalannya Upacara dan Tahap-tahap


• Upacara ziarahan di mulai jam 07.00 pagi rombongan keluarga berangkat ke
sebukit menuju ke makam Opu Daeng Manambon
• Upacara kenduri. Masask-masak yang dilakukan oleh ibu-ibu digang-gang
yang ada disekitar kampong.

b. Pantangan-pantangan yang harus dihindari


• Penduduk tidak boleh menggunakan sampan bercat kuning karena menyaingi
ancang kuning
• Hari Selasa dan Rabu penduduk dilarang pergi melaut
• Dilarang berselisih apalagi menumpahkan daa selama tiga hari
• Tidak boleh berkayuh sendiri

C. Kearifan sistem ekonomi masyarakat melayu

, masyarakat Melayu telah mempunyai satu bentuk sistem ekonomi teratur


yang berbentuk sara diri. Sara diri bermaksud kegiatan-kegiatan ekonomi yang
dijalankan untuk mendapatkan bahan-bahan makanan dan hasil-hasil lain untuk memenuhi
keperluan hidup sehari-hari. Apabila mendapat pengeluaran yang lebih, hasil tersebut
akan ditukar dengan barang-barang keperluan yang lain. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan masyarakat ini mengamalkan ekonomi sara diri. Antaranya ialah
alat-alat tradisional digunakan untuk bertani seperti cangkul, parangdan sabit. Faktor
lain pula masyarakat melayu tertakluk pada kerja yang dituntut oleh golongan pemerintah.
Disebabkan factor-faktor ini menyebabkan hasil pengeluaran pertanian adalah rendah dan
cukup untuk menampung keperluan keluarga saja.

Bagi orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritasnya menjalankan


aktivitas pertanian dan menangkap ikan. Aktivitas pertanian termasuk
mengusahakan tanaman padi, karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman
campuran. Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam
sektor dinas, sebagai pekerja di sektor perindustrian, perdagangan,
pengangkutan, dan lain-lain. Penguasaan ekonomi dikalangan orang Melayu
perkotaan relatif masih rendah dibandingkan dengan penguasaan ekonomi oleh
penduduk non-melayu, terutamanya orang Tionghoa.

1. Potensi ekonomi masyarakat melayu

Masyarakat Melayu diindonesia memiliki potensi sumber daya


yang sangat besar. Kekuatan terbesar adalah sebagai bangsa serumpun
yang tidak terikat oleh batas-batas geografis dan kultural dalam wilayah
administratif tertentu. Rumpun melayu berhasil membangun suatu
budaya yang bisa bertahan terutama di kawasan Asia Tenggara selama
berabad-abad lamanya. Kawasan Melayu menjadi salah satu pusat
perekonomian yang diperhitungkan dunia saat ini. Ini didukung oleh
jumlah penduduk yang besar, sumber daya alam yang melimpah, dan
letaknya yang strategis dalam lalu lintas perdagangan dunia.

Masyarakat Melayu memiliki potensi pasar yang besar di


wilayahnya sendiri. Dengan jumlah penduduk Melayu berjuta-juta jiwa
akan menciptakan pasar yang luar biasa besar. Peluang inilah yang
membuat negara-negara maju untuk menguasai pasar di kawasan ini.
Masyarakat Melayu pun memiliki potensi pasar global di negara-negara
Timur Tengah dan Afrika yang berpenduduk mayoritas Islam. Kedekatan
hubungan religius tersebut didasari sejarah masa lalu dimana masyarakat
Melayu mengalami masa kejayaan saat Islam menjadi agama mayoritas.
Bahkan Sultan Melayu Islam di Aceh seperti Sultan Iskandar Muda saat
itu banyak menjalin hubungan dagang yang sangat baik dengan bangsa-
bangsa lain seperti Inggris, Belanda, Perancis, dan Turki. Pembentukan
pasar global muslim inilah yang perlu dijalin bagi negara-negara di
kawasan Melayu guna mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar ke
depan.

Suatu hal yang penting bagi masyarakat Melayu dalam untuk


menguatkan sistem ekonominya adalah bagaimana aspek budaya dan
tatanan nilai Melayu dapat ditransformasikan ke dalam sistem ekonomi
dan manajemen bagi masyarakat Melayu sebagai etos kerja dan falsafah
hidup rakyatnya.

2. Permasalahan sistem ekonomi masyarakat melayu

Masyarakat Melayu masih tertinggal dibandingkan dengan


masyarakat non Melayu. Masyarakat Melayu terbiasa dengan pekerjaan
yang lebih berorientasi pada kehidupan bermasyarakat (socially oriented)
daripada yang bersifat material (material oriented). Ini menunjukkan
masyarakat Melayu lebih menjunjung tinggi prinsip kebersamaan dan
gotong royong dari pada sikap individualisme, yang dalam satu dekade
belakangan ini semakin sedikit dengan perkembangan kapitalismenya.

Tingkat kemiskinan yang tinggi dan rendahnya pendidikan


umumnya dialami masyarakat Melayu. Sikap kesederhanaan dan
sosialisme yang tinggi dan berakar pada budaya masyarakat Melayu tidak
diiringi dengan semangat untuk maju dan beradaptasi dengan perubahan
dinamik yang terjadi di dunia. Sistem ekonomi suatu masyarakat tidak
akan berhasil jika tidak didasarkan atas kebudayaan dan tata nilai luhur
yang dianut oleh masyarakat melayu itu sendiri.

Sumber daya manusia yang besar yang dimiliki rumpun Melayu


tidak dimanfaatkan secara bijaksana. Sektor pendidikan yang menjadi
tolok ukur keberhasilan pembangunan suatu bangsa ke depan, tidak
menjadi prioritas yang utama. Kurangnya perhatian terhadap sektor
pendidikan dapat dilihat dari minimnya penyediaan anggaran pemerintah
terhadap sektor ini. Ketidakmerataan tenaga terdidik akan menyulitkan
masyarakat Melayu untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Kekuatan sumber daya alam yang dimiliki masyarakat Melayu akan
dengan mudah dikuasai oleh bangsa lain karena kurangnya kemampuan
untuk memanfaatkannya secara mandiri bagi kepentingan dalam
negerinya.

D. Kearifan Memakai Perkakas Dan Peralatan (Teknologi)


Perkakas atau alat adalah benda yang digunakan untuk mempermudah
pekerjaan kita sehari-hari.Tetua Melayu memandang alam atau lingkungan
hidup, bukan hanya sumber nafkah sebatas hajat hidup kebendaan semata.
Tetapi juga amat berguna untuk kenyamanan dan keberlangsungan hidu,
maka perkakas dan peralatan (sistem teknologi) puak Melayu di Riau, juga
telah dirancang dan digunakan dengan sudut pandang yang mencintai alam.
Berbagai perkakas (alat yang dipakai untuk bekerja) hampir dapat dikatakan
ramah terhadap lingkungan. Perhatikanlah perkakas pertanian orang melayu
di Riau seperti ;
1. beliung (untuk menebang)
Beliung adalah sejenis alat potong yang sudah ada semenjak Zaman Batu.
Mata beliung serupa bentuknya dengan mata kapak, namun dipasang
melintang pada gagangnya sehingga tampak seperti pacul. Alat tersebut
dapat menjadi alat apapun dengan ujung potong tajam. Beliung dipakai
untuk melunakkan atau mengukir kayu dalam pengerjaan kayu
2. kampak (untuk memebelah)
Kapak (atau kadang disebut dengan kampak) adalah sebuah alat yang
biasanya terbuat dari logam, bermata yang diikat pada sebuah tangkai,
biasanya dari kayu. Kapak adalah salah satu alat manusia yang sudah sangat
tua usianya, sama umurnya dengan saat manusia pertama kali membuat alat
dari batu dan kayu. Zaman dahulu kapak dibuat dari batu pada zaman batu
dan pada zaman besi lalu dibuat dari besi. Kapak sangat berguna dan
penggunaannya cukup luas dimulai dari sebagai perkakas pemotong kayu
sampai sebagai senjata perang
3. lading atau parang (untuk menebas)
Parang adalah senjata tajam yang terbuat dari besi biasa. Bentuknya relatif
sederhana tanpa pernak pernik. Kegunaannya adalah sebagai alat potong
atau alat tebas (terutama selak belukar) kala penggunanya keluar masuk
hutan. Parang juga digunakan untuk pertanian.
4. sabit (untuk memotong rumput)
Sabit, arit, atau celurit adalah alat pertanian berupa pisau melengkung
menyerupai bulan

Anda mungkin juga menyukai