Anda di halaman 1dari 33

138

BAB TIGA
DERET TAKHINGGA

Kompetensi dan Indikator


Pencapaian

Kompetensi dasar konten kuliah yang harus anda capai


dalam mempelajari bab ini adalah Memahami konsep ,
prinsip keterbatasan dan konvergensi deret takhingga
Pencapaian anda terhadap kompetensi dasar ini dapat
diukur melalui indikator-indikator berikut:

1. Menguji konvergensi deret sederhana


2. Menguji konvergensi deret suku taknegatif
3. Menguji konvergesi deret susun ulang
4. Menggunakan beberapa uji konvergensi baku

Untuk mencapai indikator-indikator ini, pahami dengan


mendalam setiap definisi yang disajikan, buatlah definisi dan
139
turunan-turunan definisi dengan kalimat anda sendiri,
pelajarilah contoh-contoh yang diberikan, buatlah sendiri
contoh-contoh yang lain, buatlah suatu noncontoh yang
menyatakan suatu definisi atau teorema tidak benar.

Di dalam bab ini akan didiskusikan secara ringkas teori


deret tak hingga bilangan real. Secara formal deret bilangan
real an didefinisikan dengan:
(an) = a1 + a2 + a3 + …
Jika didefinisikan sn = a1 + a2 + … + an , maka barisan
S = (sn) disebut barisan jumlah parsial dari (an), dan
bilangan sn disebut jumlah parsial ke-n dari  an

3.1 Konvergensi Deret

Definisi 3.1.1:
Deret (an) dikatakan konvergen ke s jika
barisan jumlah parsial (sn) konvergen ke s.
Jika barisan (sn) tidak konvergen, deret (an)
 
dikatakan divergen. Jika barisan (sn) terbatas
dan tidak konvergen, deret (an) dikatakan
berosilasi dengan hingga.
140
Definisi 3.1.2:
Deret (an) dikatakan Konvergen Mutlak jika
deret (an) konvergen. Suatu deret
 
dikatakan konvergen bersyarat jika ia
konvergen tetapi tidak konvergen mutlak

Contoh 3.1.3
Perhatikan deret (1/(n(n+1))).
Jumlah parsial sn = 1/1.2 + 1/2.3 + .. + 1/(n(n+1))
= (1 – ½ ) + (1/2 – 1/3) + …+(1/n -
1/(n+1))
  = 1 – 1/(n+1)
Terlihat bahwa barisan jumlah parsial (sn) konvergen ke 1.
Jadi deret (1/(n(n+1))) konvergen ke 1 (atau mempunyai
jumlah 1)

Contoh 3.1.4
  Perhatikan deret (n/(n+1)).
Karena n/(n+1)  1/2 untuk semua n, maka jumlah
parsial sn  n/2. Selanjutnya karena barisan (n/2) tidak
terbatas ke atas maka barisan jumlah parsial (sn) juga
tidak terbatas ke atas. Jadi deret (n/(n+1)) tidak
konvergen (divergen).
141

Serupa dengan barisan bilangan real, suatu deret dapat


dibentuk dari jumlah, selisih dua deret dan pergandaan deret
dengan suatu bilangan real. Dengan cara sama, konvergensi
deret juga dapat ditentukan dari deret asalnya.

Teorema 3.1.5:
(1) Jika deret (xn) dan (yn) konvergen maka
deret (xn+yn) konvergen dan:(xn+yn) =
(xn) + (yn)
  Hasil yang sama berlaku untuk deret (xn- yn )
(2) Jika deret (xn) konvergen dan c bilangan
real maka deret (cxn) konvergen dan:
 (cxn) = c (xn)

Bukti Hasil ini dapat diturunkan langsung dari teorema 2.2.2


(Bab Dua) dan definisi 3.1.1.

Teorema 3.1.6: Kriteria Cauchy


  Deret (xn) konvergen jika dan hanya jika
142
untuk setiap bilangan  > 0 terdapat bilangan
asli K sehingga untuk semua bilangan asli n  K
berlaku:
 xn+1 + xn+2 + … + xn+p  < 
p=1,2,3,…

Bukti. Dimisalkan (sn) barisan jumlah parsial deret (xn) .


Deret (xn)konvergen jika dan hanya jika barisan jumlah
parsial (sn) konvergen. Berdasarkan kriteria Cauchy (untuk
barisan), barisan (sn) konvergen jika dan hanya jika untuk
setiap bilangan >0 terdapat bilangan asli K untuk semua n, m
 K (katakan m=n+p) berlaku:
sm – sn= xn+1 + xn+2 + …+ xn+p<  ; p=1,2,3,…

Teorema 3.1.7:
  Jika (xn) konvergen maka lim(xn) = 0

Bukti. Ambil p = 1 dalam teorema 3.1.6.


Diperoleh xn+1<  untuk n  K
atau xn<  untuk n  K+1
Jadi lim(xn) = 0.
143
Catatan. lim(xn) = 0 hanyalah syarat perlu agar deret (xn)
konvergen, artinya, jika lim(xn)  0 maka deret (xn) tidak
konvergen.

Contoh 3.1.8
Perhatikan deret (1/n). Meskipun lim(1/n)=0, kita tidak
dapat memutuskan bahwa deret tersebut konvergen.
Jika deret (1/n) konvergen maka untuk  = ½ terdapat
bilangan asli m sehingga untuk semua n  m dan p  1,
berlaku:
  1/(n+1) + 1/(n+2) +…+ 1/(n+p)< 1/2 (*)
Akan tetapi untuk n = m = p, diperoleh:
1/(m+1) + 1/(m+2) + …+ 1/2m  m/2m =
1/2
Ini bertentangan dengan (*)
Jadi deret (1/n) tidak konvergen.

Contoh 3.1.9
  Deret (1/n2) konvergen.
Dimisalkan an = 1/n2. Sebelum membuktikannya secara
formal, perhatikan bahwa:
Untuk n  m, p  1 berlaku:
1/(n+1)2 + 1/(n+2)2 + …+ 1/(n+p)2
< 1/(n(n+1)) + 1/((n+1)(n+2)) + …+ 1/((n+p-
144
1)(n+p))
= (1/n – 1/(n+1)) + (1/(n+1) – 1/(n+2)) +…
+(1/(n+p-1) – 1/(n+p))
= 1/n – 1/(n+p) < 1/n.
Sekarang, bukti formalnya ditulis sebagai berikut:
Diambil bilangan  > 0 dan dipilih bilangan asli n, dengan
1/n < , maka untuk semua n  m dan p  1 berlaku:
sn - sn+p= 1/(n+1)2 + 1/(n+2)2 + …+
1/(n+p)2
< 1/n < 
Menurut teorema (Kriteria Cauchy), deret (1/n2)
konvergen.

Teorema 3.1.10
Jika (xn) konvergen mutlak maka ia
 
konvergen

Bukti. Karena (xn) konvergen mutlak maka untuk setiap


bilangan  > 0 terdapat bilangan asli K sehingga untuk n  K
dan untuk semua bilangan asli p berlaku: an+1 + an+2 +
…+  an+p< 
Selanjutnya karena juga berlaku:
an+1 + an+2 + …+ an+p< an+1 + an+2 + …+ an+p
maka an+1 + an+2 + …+ an+p< 
145
Terbukti deret (xn) konvergen.

Contoh 3.1.11
Perhatikan deret ((cos(nx))/n2), xR.
Karena cos(nx) 1, maka an= (cos(nx))/n2 1/n2.
 
Selanjutnya karena deret (1/n2) konvergen maka deret
(an) juga konvergen. Dengan kata lain, deret (an)
konvergen mutlak

Contoh 3.1.12
Jika deret (an) konvergen mutlak maka deret ((-1)nan
juga konvergen mutlak. Pernyataan ini dapat
  digeneralisasikan sebagai berikut: Jika deret (an)
konvergen mutlak dan (n) barisan terbatas maka deret (n
an) konvergen mutlak. (tulis detail buktinya).

Deret dengan Suku tak Negatip


Suatu deret dengan suku-suku tak negatip,atau sn+1 – sn
= an  0, mempunyai barisan jumlah parsial (sn) naik monoton.
Jika barisan (sn) terbatas ke atas maka ia konvergen. Hal ini
akan dibuktikan di dalam teorema berikut:
146
Teorema 3.1.13
Diberikan barisan bilangan real positip (xn) .
Deret (xn) konvergen jika dan hanya jika
 
barisan jumlah parsial S = (sk) terbatas.
Dalam hal ini (xn)= lim (sk) = sup {sk}

Bukti. Karena deret (xn) mempunyai suku-suku positip maka


barisan jumlah parsial (sk) naik monoton. Menurut Teorema
Konvergensi Monoton (Bab Dua), barisan (sk) konvergen jika
dan hanya jika ia terbatas ke atas. Dalam hal ini lim (sk) = sup
{sk}.

Contoh 3.1.14
Menggunakan Kriteria Cauchy telah ditunjukkan bahwa
deret (1/n2) konvergen.
Selanjutnya perhatikan bahwa:

   1/n2 < 1 +  1/(n(n-1)) = 1 +  (1/(n-1) –


1/n) < 2
Karena deret (1/n2) merupakan deret dengan suku-suku
tak negatif, dan terbatas ke atas maka deret (1/n2)
konvergen
147

Deret Susun Ulang


Deret susun ulang (Rearrangement of Series) adalah
deret yang diperoleh dengan menyusun ulang suku-suku suatu
deret . Sebagai contoh perhatikan deret harmonik berikut:
1 + 1/2 + 1/3 + 1/4 + …+ 1/n +…
Deret tersebut dapat disusun kembali menjadi:
1/2 + 1 + 1/4 + 1/3 + …+ 1/2n + 1/(2n-1) + ...
atau: 1 + 1/2 + 1/4 + 1/3 + 1/5 + 1/7 + ...
Penyusunan kembali deret yang pertama dikerjakan
dengan saling menukar suku pertama dengan suku kedua,
suku ketiga dengan suku keempat, dan seterusnya. Deret
susun ulang kedua diperoleh dengan mengambil satu suku
ganjil, dua suku genap, tiga suku ganjil, dan seterusnya. Jelas
bahwa terdapat sejumlah tak hingga kemungkinan untuk
menyusun ulang suatu deret.

Definisi 3.1.15:
Jika (an) suatu deret dan f:NN fungsi
  bijektif maka deret (af(n)) disebut Deret Susun
Ulang dari (an).
148
Teorema 3.1.16: Susun Ulang
Jika deret (xn) konvergen mutlak maka
  sebarang deret susun ulang (xn) konvergen
mutlak ke bilangan yang sama

Bukti. Telah diketahui jika suatu deret konvergen mutlak


maka ia konvergen. Katakan x = (xn). Selanjutnya diambil
(ym) sebarang deret susun ulang dari deret (xn). Selanjutnya
karena deret (xn).konvergen mutlak maka deret (xn)
konvergen, dan karena itu ia terbatas ke atas. Katakan (xn)
 K untuk setiap n.
Jika tr = y1+y2+…+ yr jumlah parsial deret (ym) maka:
 y1+y2+…+ yr K
Karena deret (ym) naik monoton dan  y1+y2+…+ yr
K untuk setiap bilangan asli r maka ia konvergen. Dengan kata
lain deret (ym) konvergen mutlak. Ini berarti deret (ym) juga
konvergen (katakan ke suatu bilangan y).
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa x = y.
Diambil bilangan >0, dan sn = x1+x2+…+xn jumlah parsial
deret (xn ).
Karena deret (xn ) konvergen maka terdapat bilangan asli K
sehingga untuk semua mnK berlaku:
x – sn< /3 dan xn+1+xn+2+…+xm</3
149
Selanjutnya karena deret (ym) konvergen ke y maka dapat
dipilih jumlah parsial tr = y1+y2+…+ yr sehingga y – tr</3
dan x1, x2, …, xn berada pada tr.
Sekarang dipilih bilangan m > n cukup besar sehingga setiap yk
berada pada tr dan juga berada pada sm.
Diperoleh:
x – y x – sm+sm – tr+tr – y
 /3 + xn+1+xn+2+…+xm + /3
< /3 + /3 + /3 = 
Jadi x – y <  untuk setiap bilangan  > 0.
Terbukti bahwa x = y, atau dengan kata lain deret (xn) dan
deret (ym) konvergen ke bilangan yang sama.
150

Cek-Up (Dikerjakan
Berkelompok)

1. Periksa apakah deret berikut konvergen atau tidak . Jika


ya, tentukan limit jumlahnya.
(i) (2n-1)
(ii) (1/(n(n+1)(n+2))
(iii) (en)
(iv) (1/(n2 – 1)
(v) ((e/)n)
(vi) (cos(1/n))
(vii) (tan(n))
(viii) (-3)n
(ix) (sin(n/2))

2. Gunakan kriteria Cauchy untuk memeriksa kekonvergenan


deret berikut:
(i) ((2/3)n)
(ii) (1/n3)
(iii) (1/(n2 – 1))
(iv) (2n)
151
3. Diberikan K bilangan positip. Buktikan deret (an) dan
(Kan) keduanya konvergen atau keduanya divergen.

4. Buktikan deret 1 – 2 + 3 – 4 + …= ((-1)n+1 n divergen.


Petunjuk: s2n = 1+2+3+…+2n – 2(2+4+…+2n) = -n
s2n+1 = s2n + (2n + 1) = n + 1
Catat bahwa (sn) tidak terbatas. Catat pula bahwa (a n)
tidak konvergen ke 0, dan karena itu deret tersebut juga
tidak konvergen

5. Buktikan jika deret a1 + a 2 + …


konvergen ke s , maka deret
(a1 + a2+ …+an1) + (an1+1 + …+an2) + …
juga konvergen ke s.

6. Tunjukkan deret
(3/2 – 4/3)+(5/4 – 6/5)+… konvergen
tetapi deret 3/2 – 4/3 + 5/4 – 6/5 + … divergen

7. Tunjukkan bahwa konvergensi deret tidak terpengaruh oleh


penggantian sejumlah berhingga suku-sukunya. (Tentu saja
jumlahnya mungkin berubah).
152
8. Tunjukkan bahwa pengelompokan suku-suku deret
konvergen dengan menggunakan tanda kurung yang
memuat sejumlah berhingga suku-suku tidak mengubah
konvergensi atau limit suatu deret. Akan tetapi
pengelompokan suku-suku deret divergen dapat
menyebabkan deret tersebut konvergen.

9. Tunjukkan jika deret konvergen memuat sejumlah


berhingga suku-suku negatip, maka ia konvergen mutlak.

10. Tunjukkan jika suatu deret konvergen bersyarat maka


deret suku positipnya divergen dan deret suku negatipnya
juga divergen.

11. Tunjukkan :
(i) (1/(+n)(+n+1)) = 1/ >0
(ii) (/(n(n+1)(n+2)) = ¼

12. Jika deret (an) konvergen, apakah deret (an2)


konvergen ?
Selanjutnya jika an  0, apakah deret (an) konvergen ?

13. Jika (an) konvergen dan an  0, apakah ((anan+1))


konvergen ?
153

14. Diberikan (an) barisan bilangan real positip, dan


didefinisikan
bn = (a1+a2+…+an)/n
Tunjukkan deret (bn) divergen.

15. Diberikan (an) barisan bilangan positip turun monoton.


Buktikan deret (an) konvergen jika dan hanya jika deret
(2na2n) konvergen.
Hasil ini biasa disebut Tes Kondensasi Cauchy.

16. Gunakan Tes Kondensasi Cauchy untuk memeriksa


kekonvergenan deret (1/n ). p

17. Gunakan Tes Kondensasi Cauchy untuk menunjukkan deret


berikut divergen.
(i) (1/(n log n))
(ii) (1/(n(log n)(log log n))
(iii) (1/(n(log n)(log log n)(log log log n))

18. Tunjukkan jika c > 1 maka deret berikut konvergen


(i) (1/(n log n)c)
(ii) (1/n(log n)(log log n)c)
154
155

3.2 Uji Konvergensi Khusus

Dalam bagian ini akan dipelajari beberapa uji / tes


konvergensi baku. Anda dapat menemukannya dalam banyak
buku-buku teks analisis seperti: Real Analysis (Wasan and
Prakash), Introduction to Real Analysis (Bartle and Sherbert),
Introduction to Real Variable Theory (Saxena and Shah), dan
banyak lagi buku-buku lain.

Uji Banding (Comparison Test)

Teorema 3.2.1: Comparison Test


Diberikan barisan – barisan bilangan real
positip X=(xn) dan Y=(yn) dan untuk suatu
  bilangan asli n0 berlaku:
xn  yn untuk n  n0
Jika yn konvergen maka xn konvergen

Bukti. Jika yn konvergen maka untuk setiap bilangan  > 0


dapat dipilih bilangan asli K  n0 sehingga untuk semua m  n 
K berlaku:
156
yn+1 + yn+2 + …+ ym < 
Karena xn+1 + xn+2 + …+ xm < yn+1 + yn+2 + …+ ym
maka xn+1 + xn+2 + …+ xm <  untuk m  n  K
Terbukti deret (xn) konvergen.

Anda dapat memeriksa bahwa teorema (comparison


test) masih tetap berlaku jika syarat xn  yn diganti dengan xn 
c yn untuk suatu bilangan positip c. Teorema ini juga
menyatakan jika deret (xn) divergen maka deret (cyn)
divergen.

Teorema 3.2.2 : Limit Comparison Test


Diberikan barisan-barisan bilangan real positip
X=(xn) dan Y=(yn).
(a) Jika berlaku lim(xn /yn)  0 maka (xn)
 
konvergen jika dan hanya jika (yn) konvergen
(b) Jika lim(xn /yn) = 0 dan (yn) konvergen
maka (xn) konvergen

Bukti. Karena (xn) dan (yn) merupakan barisan bilangan positip


maka lim(xn /yn) > 0 (mengapa ?), oleh karena itu terdapat
bilangan real c>1 dan bilangan asli K sehingga:
1/c  xn/yn  c untuk n  K
157
Jadi (1/c)yn  xn  cyn untuk n  K
Menggunakan teorema (comparison test) diperoleh deret (xn)
konvergen jika dan hanya jika deret (yn) konvergen (tulis
detail buktinya).
(b) Karena Karena (xn) dan (yn) merupakan barisan bilangan
positip dan lim(xn /yn) = 0 maka terdapat bilangan real d dan
bilangan asli K sehingga:
0 < xn/yn  d untuk n  K
Jadi 0 < x n  d yn untuk n  K
Menurut teorema (comparison test), jika deret (yn) konvergen
maka deret (xn) juga konvergen

Contoh 3.2.3
  (a) Telah diketahui bahwa deret harmonik (1/n) divergen.
Untuk p  1, maka 1/n  1/np. Menurut teorema
(comparison test), karena deret (1/n) divergen maka
deret (1/np) divergen untuk p1.
(b) Untuk p=2, yaitu deret (1/n2). Kita akan
membandingkannya dengan deret konvergen
(1/(n(n+1))) (lihat contoh 3.1.3).
Meskipun berlaku 1/(n(n+1)) < 1/n2 kita tidak dapat
menggunakan teorema (comparison test) secara langsung
sebab suku-suku pada ruas kiri membentuk deret
158
konvergen. Kita akan menggunakan limit comparison
test untuk menguji konvergensi deret (1/n2).
Perhatikan:
1/(n(n+1)) : 1/n2 = n/(n+1)
mempunyai limit 1  0, dan karena deret (1/(n(n+1)))
konvergen maka deret (1/n2) juga konvergen.
(c) Untuk p  2, anda dapat menggunakaan secara
langsung comparison test atau limit comparison test
untuk menunjukkan deret (1/np) konvergen.
Menggunakan comparison test kita tidak dapat
menentukan konvergensi deret (1/np) , 1 < p < 2,
kecuali kita dapat menemukan deret yang karakter
konvergensinya diketahui untuk dibandingkan dengan
deret (1/np)

Contoh 3.2.4
Perhatikan deret (n /(n3+5)).
  Karena n /(n3+5)  n /n3 = 1/n5/2, dan deret (1/n5/2)
konvergen, maka deret (n /(n3+5)) juga konvergen

Contoh 3.2.5
Perhatikan deret 1/log 2 + 1/log 3 + 1/log 4 + …
  Karena 1/n < 1/log n untuk n  2 dan deret (1/n)
divergen maka deret (1/log n) divergen
159

Contoh 3.2.6
Diberikan an= 1/(n1+1/n) dan bn = 1/n.

  Diperoleh lim(an/bn) = 1  0. Karena deret (1/n)


divergen, menurut limit comparison test , deret (an)
juga divergen

Uji Akar (Root Test)

Teorema 3.2.7: Root Test


Diberikan X=(xn) barisan bilangan real
(a) Jika terdapat bilangan real positip r < 1
dan bilangan asli K sehingga:
xn 1/n  r untuk n  K
  maka xn konvergen mutlak
(b) Jika terdapat bilangan real r > 1 dan
bilangan asli K sehingga
xn 1/n  r untuk n  K
maka xn diveregn

Bukti. (a) Karena xn1/n  r untuk n  K maka xn rn untuk


n  K.
160
Selanjutnya karena deret (rn) konvergen untuk 0 < r < 1
maka menurut teorema (comparison test), deret (xn) juga
konvergen.
Jadi deret (xn) konvergen mutlak.
(b) Karena xn  rn untuk n  K dengan r > 1, lim(xn)0.
Ini berarti lim(xn)0 (mengapa ?). Menurut teorema 3.1.5,
deret (xn) divergen.

Akibat 3.2.8:
Jika 0 < r < 1 dan barisan X=(xn) memenuhi
xn1/n r n  K untuk suatu bilangan asli K,
maka jumlah parsial sn , dan jumlah s=(xn)
 
n  K memenuhi:
 s – sn   rn+1 /(1- r ) untuk n
K

Bukti. Diambil m  n  K, maka:


sm – sn=xn+1 + xn+2 + …+ xmxn+1+xn+2+ …
+xm
 rn+1 + rn+2 + …+ rm < rn+1 /(1 – r)
Selanjutnya diambil limit untuk m, maka:
s – sn< rn+1 /(1 – r)

Akibat 3.2.9:
161
Diberikan barisan bilangan real X=(xn) .

  Jika r = lim(xn)1/n ada maka (xn)


konvergen mutlak bila r < 1 dan (xn)
divergen bila r > 1

Bukti. Jika r = lim(xn)1/n < 1 maka dapat dipilih bilangan


real 0<r1<1 dan bilangan asli K sehingga xn1/n < r1 untuk n 
K
Menurut teorema (root test), deret (xn) konvergen mutlak.
Selanjutnya jika r = lim(xn)1/n > 1 maka dapat dipilih
bilangan real r2>1 dan bilangan asli N sehingga xn1/n > r2
untuk n  N
Menurut teorema (root test), deret (xn) divergen.

Contoh 3.2.10
Kita tidak dapat mengunakan teorema atau akibat uji akar
  untuk memeriksa konvergensi deret (1/np) sebab
lim ((1/np)1/n) = lim ((n1/n)-p) = 1

Contoh 3.2.11:
Diberikan an=1/nn.
  Karena lim(1/nn)1/n=lim(1/n)=0<1 maka deret (1/nn)
konvergen
162

Uji Rasio (Ratio Test)

Teorema 3.2.12: : Ratio Test


Diberikan barisan bilangan real tak nol X=(xn).
(a) Jika terdapat bilangan 0  r < 1 dan
bilangan asli K sehingga
  xn+1   r xn 
untuk n  K maka deret xn konvergen mutlak
(b) Jika r 1 danxn+1 rxnuntuk n  K maka
deret xn divergen

Bukti. (a) Jika terdapat bilangan 0  r < 1 dan bilangan asli


K sehingga xn+1   r xn  untuk n  K maka
xK+1 rxK
 xK+2 rxK+1 r2xK
xK+3 rxK+2 r3xK
.
.
xK+m rmxK untuk m  1
Ini berarti untuk n  K berlaku xn+1 rn-K+1xK 0<r<1
Karena deret (rn-K+1xK) konvergen maka menurut teorema
(comparison test), deret (xn) juga konvergen.
Dengan demikian deret (xn) konvergen mutlak.
163
(b) Jika r 1 danxn+1 rxnuntuk n  K maka dengan cara
serupa pada (a) diperolehxn+1 rn-K+1xK r  1, n  K
Karena r  1 maka lim(xn)  0. Ini juga berarti lim(xn)  0.
Menurut teorema 3.1.5, deret (xn) tidak konvergen
(divergen).

Akibat 3.2.13:
Jika 0  r < 1 dan jika barisan X=(xn)
memenuhi
xn+1   r xn
  untuk n  K maka jumlah parsial sn dan
jumlah s = xn memenuhi:
s – sn  r xn/(1 – r ) untuk n
K

Bukti. Jika 0  r < 1 dan jika barisan X=(xn) memenuhi


xn+1   r xn untuk n  K
maka xK+m rmxK untuk m  1 (lihat bukti teorema
3.2.7 (a)).
Diperoleh:
sm – sn=xn+1 + xn+2 + …+ xmxn+1+xn+2+ …
+xm
 (r + r2 +…+ rm-n)xn< rxn/(1-r)
164
Diambil limit untuk m, maka s – sn< rxn/(1-r)
untuk nK

Akibat 3.2.14 :
Jika X=(xn) barisan bilangan real dan

  r = lim(xn+1/xn) ada maka deret (xn)


konvergen mutlak bila r < 1 dan (xn)
divergen bila r > 1

Bukti. Jika lim(xn+1/xn) < 1 maka terdapat bilangan real


0<r1<1 dan bilangan asli K sehingga 0 < xn+1/xn < r1
untuk n  K
Diperoleh: xn+1< r1xn untuk n  K.
Menurut teorema 3.2.7(a) , deret (xn) konvergen mutlak.
Selanjutnya jika lim(xn+1/xn) > 1 maka terdapat bilangan
real r2>1 dan bilangan asli K sehingga xn+1/xn> r2 > 1
Menurut teorema 3.2.7(b), deret (xn) divergen.

Contoh 3.2.15
Tes rasio tidak dapat digunakan untuk menguji
  konvergensi deret (1/np) sebab lim((1/(n+1)p)/(1/np))
= lim (1/(1+1/n)p) = 1
165

Contoh 3.2.16
Diberikan an = (-1)n(n+2)/(2n+5).
Diperoleh an+1/an = (n+3)(2n+5) / ((n+2)(2n+1+5)
 
lim(an+1/an) = 1/2 < 1
Menurut uji rasio, deret (an) konvergen mutlak.

Contoh 3.2.17
Diberikan an = nn/n!.
  Diperoleh lim(an+1 / an) = lim ((1 + 1/n)n) = e > 1.
Menurut uji rasio, deret (an) divergen
166

Deret dengan Suku Positif-


Negatif

Teorema 3.2.18: Alternating Series


Jika Z=(zn) barisan bilangan real positip
turun monoton dengan lim(zn)=0 maka deret
  ((-1)n+1zn) konvergen. Lebih jauh jika s
jumlah deret dan sn jumlah parsial deret maka
s – sn zn+1

Bukti. Perhatikan jumlah parsial dari deret ((-1)n+1zn)


berikut:
s2n = (z1-z2) + (z3-z4) + …+ (z2n – 1 – z2n)
Karena barisan (zn) turun monoton, maka barisan jumlah
parsial (s2n) naik monoton.
Selanjutnya karena:
s2n = z1 – (z2 – z3) – – (z2n – 2 – z2n – 1) – z2n
maka s2n  z1 untuk semua bilangan asli n. Dengan kata lain
barisan (s2n) terbatas ke atas oleh z1.
Menurut Teorema Konvergensi Monoton (Bab Dua), barisan
jumlah parsial (s2n) konvergen ke suatu bilangan real s.
167
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa barisan jumlah parsial
(s2n+1 ) juga konvergen ke s.
Diambil bilangan  > 0 sebarang.
Karena barisan (s2n) konvergen ke s dan barisan (zn)
konvergen ke 0 maka dapat dipilih bilangan asli K sehingga:
s2n – s< /2 dan z2n+1< /2 untuk n  K.
Ini berarti
s2n+1 – ss2n + z2n+1 – s s2n – s+ z2n+1</2 +
/2 =
Jadi barisan jumlah parsial (s2n+1) juga konvergen ke s.
Selanjutnya karena barisan jumlah parsial (s2n) dan (s2n+1)
maka barisan jumlah parsial (sn) juga konvergen ke s.
Terakhir ditunjukkan s – sn zn+1
Pertama, diperhatikan untuk kasus n genap.
Diambil m bilangan genap dan m  n, maka:
0  sm – sn  zn+1 – (zn+2 – zn+3) – … – zm  zn+1
Karena s = lim(sm) maka 0  s – sn  zn+1 untuk n genap.
Kasus untuk n ganjil dapat dikerjakan dengan cara serupa.
Dengan demikian diperoleh s – sn zn+1 untuk setiap
bilangan asli n.

Contoh 3.2.19
  Deret 1 – ½ + 1/3 – ¼ + … konvergen bersyarat sebab
untuk an = 1/n, barisan (an) merupakan barisan bilangan
168
positip turun monoton dengan lim(an) = 0. Menurut
teorema (alternating series), deret ((-1)n+1an)
konvergen. (Ingat, deret (1/n) tidak konvergen)

Cek-Up (Dikerjakan Berkelompok)

1. Periksa apakah deret berikut konvergen atau divergen.


(i) (1/(n+1)(n+2))
(ii) (n/(n+1)(n+2))
(iii) (2-1/n)
(iv) (n/2n)
(v) ((n(n+1))-1/2)
(vi) ((n2(n+1))-1/2)
(vii) (n! /nn)
(viii) ((-1)nn/(n + 1)

2. Untuk setiap deret yang konvergen pada nomor 1,


estimasilah sisanya jika hanya empat suku yang diambil.
Jika kita ingin mendekati jumlah sehingga selisih jumlah
parsial dengan limit jumlah kurang dari 1/1000 , berapa
banyak suku yang harus diambil ?

3. Tunjukkan deret
169
1/12 + 1/23 + 1/32 + 1/43 + …
konvergen, tetapi Ratio Test dan Root Test gagal
digunakan.
Petunjuk: Bandingkan dengan deret (1/n2)

4. Diskusikan deret yang suku-sukunya diberikan berikut:


(i) n! /(3.5.7…(2n+1))
(ii) (n!)2/(2n)!
(iii) (2.4.6…(2n))/(3.5.7…(2n+1))
(iv) (2.4.6…(2n))/(5.7.9…(2n+3))

5. Tunjukkan deret:
(1/2)p + (1.3/(2.4))p + (1.3.5/(2.4.6))p + …
konvergen untuk p > 2 dan divergen untuk p  2.
6. Perhatikan deret:
1 – 1/2 - 1/3 + 1/4 + 1/5 – 1/6 – 1/7 + + - - …
Apakah deret tersebut konvergen ?

7. Diberikan barisan bilangan real (an) dan p < q.


Buktikan jika deret (an/np) konvergen maka deret (an/nq)
juga konvergen.

8. Diberikan bilangan positip p dan q, p < q.


Buktikan deret ((-1)n(log n)p/nq) konvergen.
170

Daftar Pustaka
Bartle, 1976, The Elements of Real Analysis, Wiley, New
Yok.

Bartle, Sherbert, 1982, Introduction to Real Analysis, Wiley,


New York.

Lewin, Lewin, 1993, An Introduction to Mathematical


Analysis, nd.ed, McGraw-Hill, New York.

Marsden, Hoffman, 1993, Elementary Classical Analysis,


nd.ed, Freeman, New York.

Saxena, Shah, 1987, Introduction to Real Variable Theory,


revised ed., Prentice-Hall of India, New Delhi

Wasan, Prakash, 1985, Real Analysis, McGraw-Hill, New Delhi

Anda mungkin juga menyukai