RETNO ANGGRAINI
BARISAN
Barisan adalah fungsi yg domainya
himpunan bilangan asli
Contoh : a1,a2,……,an ditulis {an}
Barisan dikatakan konvergen jika :
- Limit an = ada
n ~
Barisan yang divergen jika
Limit an = ~
n ~
Pernahkah Anda menyaksikan barisan semut berjalan?
Dengan kuasa-Nya, Tuhan telah menciptakan semut
sedemikian rupa sehingga mampu berjalan bersama
koloninya dalam barisan yang tersusun rapi.
DERET
Deret adalah jumlah dari barisan
~
∑ an disebut deret
n=1
Jumlah parsial ke n dari deret (Sn)
merupakan jumlah deret hingga suku ke n
Sn = a1 + a2 +a3+……+an
DERET TAK BERHINGGA
Deret tak berhingga adalah jumlah dari
suatu barisan dengan suku ke n adalah
sampai pada batas yang tak terhingga
~
∑ an disebut deret tak berhingga
n=1 karena suku ke n yang
diinginkan sampai batas tidak
terhingga
Deret konvergen dan divergen
Deret konvergen jika barisan {Sn} dari
jumlah parsial ke n adalah konvergen
Deret divergen jika barisan {Sn} dari
jumlah parsial ke ~ adalah divergen
a + a + …+ a = S
1 2 n
jika {Sn} divergen ke ~ maka deret
divergen ke ~
jika {Sn} konvergen ke S maka deret
konvergen ke S atau jumlahnya sama
dengan S
DERET GEOMETRI
Deret Geometri = a + ar + ar2+….+arn
konvergen jika a=0 atau jika lrl < 1
jika a = 0 dan lrl < 1 maka
~
∑ ar n-1 = 1 / (1-r)
n=1
1+1/1!+1/2!+1/3!+….+ 1/(n-1)!
SIFAT DASAR DERET
~ ~
Jika ∑ an dan ∑ bn merupakan dua deret
n=1 n=1
Konvergen positif
∑ bn sedemikian hingga an ≤ bn
Theorama :
Jika suatu deret konvergen mutlak maka
deret tersebut juga konvergen. Suatu deret
yg konvergen tetapi tdk konvergen mutlak
disebut konvergen bersyarat
DERET FUNGSI
Deret fungsi adalah deret yang suku sukunya
adalah suatu fungsi yaitu :
∑ fn(x) = f1(x) + f2(x) + f3(x) +…….
Himpunan nilai x utk deret ini konvergensi ke lim L(x)
dinamakan daerah konvergensi deret fungsi, dan limit
L(x) dinamakan jumlah deret fungsi
Sn(x) = f1(x) + f2(x) + f3(x) +…….
Utk x dlm daerah konvergensi L(x) =Lim S (x)
N ~n
∑
= c0 + c1x + c2x2 + ….
Dimana
Rn = hn/n! f(n) (a+θh) : 0< θ <1
Bentuk sisa Rn ini disebut sisa suku lagrange
DERET TAYLOR
• Jika f(x) dpt dikembangkan (diekspansikan) menurut
deret pangkat dari (x-a) maka :
f(x)=f(a)+(x-a)f’(a)+(x-a)2 f’’(a)+(x-a)3f’’’(a)+(x-a)4f’’’’+…
2! 3! 4!
• Jika Polinomial f(x) dibagi (x-a) maka sisa :
S = f(a)
jika polinomial f(x) dibagi (x-a)2 maka sisa :
S = f(a)+(x-a) f’(a)
• Syarat perlu dan cukup bahwa a adalah akar rangkap k
dari persm polinomial f(x) = 0 adalah:
f(a)=f’(a)=f’’(a)=f’’’(a)=f(k-1)(a) = 0
dan fk(a) ≠ 0
DERET MC LAURIN
Merupakan deret khusus dari deret taylor
dengan nilai a = 0,
Maka :
f(x)=f(a)+(x-a)f’(a)+(x-a)2 f’’(a)+(x-a)3f’’’(a)+(x-a)4f’’’’+..
2! 3! 4!
2
2
Shg dgn a = 0 maka:
f(x)=f(0)+(x-0) f’(0)+(x-0)2/2! f’’(0)+ (x-0)3 /3! f’’’(0)+..
=f(0)+xf’(0)+x2/2! f’’(0)+ x3/3! f’’’(0)+..
DERET BINOMIAL
Merupakan deret Mclaurin yang khusus dimana untuk
f(x) =(1+x)m, dgn m bil riil,
shg :
f(x) =(1+x)m :
f(0) =1
f(x)’ = m(1+x)m-1 : f’(0) = m
f(x)’’=m(m-1)(1+x)m-2 : f’’(0) = m(m-1)
f(x)’’’=m(m-1)(m-2)(1+x)m-3 : f’’’(0) = m(m-1)(m-2)
Maka :
(1+x)m = 1+mx+m(m-1)/2! x2+m(m-1)(m-2)/3! x3+..
Dengan x < 1 disebut deret binomial
Contoh