Anda di halaman 1dari 36

Tugas Personal ke-1

(Minggu 2 / Sesi 3)

1. Jelaskan perbedaan antara e-business, e-marketing, e-commerce, dan


mobile commerce.

2. Jelaskan perbedaan antara Web 1.0, Web 2.0, dan Web 3.0.

3. Implikasi apa saja yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi Internet


terhadap dunia marketing?

4. Bagaimana proses perancangan strategi e-marketing?

5. Jelaskan komponen-komponen yang digunakan dalam menilai kelayakan


business model untuk suatu perusahaan.

MKTG6115 – E-Marketing Management


Answer

1.Perbedaan E-commerce dan E-Business

Di jaman teknologi yang sedang berkembang seperti saat ini, banyak sekali bidang-
bidang teknologi baru yang mulai bekembang. Salah satu bidang yang berkembang
akibat perkembangan teknologi ini adalah bidang bisnis dan marketing. Saat ini,
bidang bisnis sangat berkembang, dipadukan dengan perkembangan teknologi
informasi, menjadi e-business dan e-commerce. Ada banyak sekali manfaat dari
perkembangan e-business dan e-commerce ini. Dengan memanfaatkan
perkembangan jaringan computer yang dari waktu ke waktu ini semakin canggih,
maka akan menjadi peluang yang cukup menjanjikan dalam bidang bisnis apapun.

Berikut ini adalah manfaat dan juga dampak positif dari e-business dan juga e-
commerce :

 Menambah lapangan pekerjaan


 Mempermudah konsumen dalam memperoleh barang
 Lebih memudahkan konsumen dalam mengetahui informasi dari suatu produk
 Modal yang diperlukan tidak sebesar memabangun sebuah bisnis secara fisik
 Bagi pelaku dan juga pemilik modal, lebih mudah untuk
mengimplementasikannya
 Produksi dan spesialisasi beragam

Pada dasarnya, e-commerce dan e-business memiliki beberapa perbedaan. Berikut


ini akan dibahas mengenai perbedaan diantara keduanya, namun terlebih dahulu
kita akan membahas mengenai masing-masing pengertian dari e-business dan e-
commerce.

Pengertian E-Commerce

E-Commerce merupakan salah satu istilah yang paling sering kita kenal ketika kita
sedang melakukan surfing dan juga menjelajah berbagai macam situs website. Di
era yang mengedepankan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan
E-commerce merupakan salah satu hal sudah sangat umum dan banyak ditemui,
serta sudah seperti menjadi bagian dari gaya hidup pengguna internet. Lalu,
sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan e-commerce?

Pengertian dari e-commerce sebenarnya tidaklah baku, akan tetapi, e-commerce


berasal dari kata e yang merupakan kependekan dari electronic, dan commerce,
yang berarti transaksi komersial. Apabila digabungkan, maka e-commerce bisa
disebut sebagai sebuah proses transaksi komersial yang menggunakan fasilitas
elektronik.

Sistem e-commerce mulai berkembang pesat pada era 90-an, ketika jaringan
komputer dan internet sudah mulai masuk ke dalam masyarakat. Situs e-commerce
yang pertama adalah milik yahoo, dan beberapa situs lainnya. E-commerce
menawarkan banyak barang kebutuhan sehari-hari, melalui jaringan internet, yang

MKTG6115 – E-Marketing Management


tentu saja sangat memudahkan user dalam memperoleh kebutuhan dengan
menggunakan manfaat jaringan computer secara lebih luas.

Ciri – Ciri dari E-Commerce

Ada beberapa ciri – ciri tersendiri dari sebuah e-commerce. Berikut ini adalah
beberapa ciri dari penggunaan e-commerce yang dirangkum dari berbagai sumber :

1. E-commerce menggunakan prinsip jual beli dan transaksi elektronik, seperti


transfer dana, baik dana uang virtual maupun dana berupa uang asli
menggunakan rekening Koran.
2. E-commerce melayani proses pemindahtanganan suatu barang, yang dalam
hal ini lebih populer dengan istilah proses jual beli barang di dalam situs e-
commerce.
3. E-commerce memiliki prinsip jual beli barang, dimana setiap situs e-
commerce hanya berfokus pada kegiatan jual beli barangnya saja, dan
proses transaksi serta perputaran uang hasil jual beli saja.
4. E-commerce bisa berbentus situs web dengan alamat yang berdiri sendiri,
ataupun mode toko online yang menggunakan media sosial yang gratis.
(baca juga: manfaat facebook )

Contoh dari E-Commerce

Untuk lebih jelasnya mengenai e-commerce, maka berikut ini adalah beberapa
contoh dari e-commerce yang cukup populer :

 Ebay
 Alibaba
 Tokopedia
 Lazada
 Zalora
 Dan banyak lagi website yang sesuai dengan kategori –kategori konten yang
dijual oleh situs tersebut.

Dengan banyaknya deretan situs website ternama yang basis e-commerce ini
tentunya manfaat online shop bagi penjual dan pembeli sangatlah dirasakan oleh
hampir seluruh masyarakat. Hal ini pastinya membawa dampak positif dalam
perkembangan ekonomi juga.

Pengertian E-Business

e-business merupakan salah satu bagian dari perkembangan teknologi internet dan
juga teknologi jaringan kompute. Mungkin sebutan e-business masih tidak sepopuler
istilah e-commerce. Namun demikian, ternyata, e-business, secara disadari oleh
tidak, memiliki peranan yang penting bagi seluruh proses transaksi jual beli yang ada
di dalam sebuah layanan e-commerce.

Hal ini disebabkan karena layanan e-business ini merupakan sebuah layanan bisnis,
yang berarti memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, tidak hanya penjualan,

MKTG6115 – E-Marketing Management


namun juga termasuk di dalamnya proses produksi, proses marketing dan
pemasaran, jaminan after sales, hingga pengembangan suatu produk.

Pengembangan ini dapat dipasarkan melalui situs website perusahaan, dan disinilah
fungsi website bagi perusahaan yang selain menjadi sarana informasi dan
pemasaran global dapat dijadikan suatu gagasan untuk mengembangkan produk
dan feature lainnya dari perusahaan untuk mendapatkan kolega, bukan hanya dari
pasaran nasional bahkan internasional.

Secara garis besar, e-business merupakan sebuah bentuk bisnis yang


dikembangkan dan juga ditempatkan pada sebuah sistem elektronik (yang dalam hal
ini merupakan jaringan komputer dan jaringan internet). Seorang pebisnis yang
bermain di bidang e-business akan concern dengan pengembangan bisnisnya
melalui sistem jaringan komputer dan jaringan internet. Biasanya, sistem e-business
ini mencakup all in one, dimana seluruh proses transaksi, marketing, dan lain-lain
menjadi satu.

Ciri – Ciri dari E-Business

Ada beberapa ciri – ciri dari e-business yang bisa kita simpulkan. Berikut ini adalah
beberapa ciri – ciri dari e-business :

1. E-business memiliki cakupan program yang lebih luas, tidak hanya tefokus
pada proses transaksi jual beli saja.
2. E-business biasanya memiliki sebuah kantor pusat ataupun kantor perwakilan
untuk memanage seluruh bisnis elektronik yang dikembangkan.
3. E-business memiliki banyak sekali fitur yang sangat lengkap, mulai dari tim
pemasaran, tim IT dan maintenance, dan sebagainya.
4. E-business dapat dilihat atau dipandang sebagai keseluruhan bagian dari
sebuah situs yang menawarkan fasilitas e-commerce.

Beberapa Contoh dari E-Bussiness

Pada dasarnya, contoh  pada e-commerce diatas bisa dimasukkan ke dalam e-


business, karena memiliki struktur tersendiri. Ketika kita melihat keseluruhan sistem
dari situs e-commerce tersebut, maka keseluruhan elemen dari situs e-commerce
bisa kita masukkan ke dalam bagian e-business.

Perbedaan Antara E-Bussiness dan E-Commerce

Pada dasarnya, e-commerce dan juga e-business bisa kita bedakan dengan sangat
mudah. Hampir semua e-commerce adalah bagian dari e-business, jadi tidak salah
apabila kita menyebutkan banyak toko – toko online sebagai bentuk dari e-
commerce ataupun e-business. Namun demikian, tetap ada sebuah perbedaan
antara kedua layanan yang berada di dalam jaringna internet ini, yaitu :

1. E-business mencakup area yang sangat luas, mulai dari pembangunan


modal, sumber daya manusia, sumber daya teknologi, proses marketing dan
pemasaran, manajemen perkantoran, proses audit, dan segala macam

MKTG6115 – E-Marketing Management


elemen lainnya. Sedangkan, e-commerce hanya berfokus pada proses jual
beli atau pemindahtanganan yang dilakukan melalui proses transaksi secara
elektronik di sebuah situs.
2. E-commerce merupakan bagian kecil dari sebuah e-business. Ibaratnya,
apabila kita ibaratkan sebagai tubuh manusia, e-business adalah seluruh
tubuh manusia, sedangkan e-commerce hanyalah bagian tangan kiri atau
tangan kanan manusia saja.
3. E-commerce hanya membutuhkan spesifikasi dan jga kemampuan analisa
dari segi penjualan dan transaksi saja. Sedangkan e-business membutuhkan
pertimbanan matang dari berbagai aspek, mulai dari aspek pemasaran,
produksi, dan sebagainya.

Pengertian E-Marketing
Dalam e-Business terdapat E-Marketing dimana e-marketing juga berperan dalam
penyusunan sistem e-business.Berikut ini adalah beberapa definisi e-marketing

 e-marketing adalah salah satu komponen dalam e-commerce dengan


kepentingan khusus oleh marketer, yakni strategi proses pembuatan,
pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang dan jasa kepada
pangsa pasar internet atau melalui peralatan digital lain. Menurut Boone dan
Kurtz (2005) 
 e-marketing adalah penggunaan data dan aplikasi elektronik untuk
perencanaan dan pelaksanaan konsep, distribusi, promosi, dan penetapan
haga untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan
organisasi. Strauss dan Frost (2001) 
 E-Marketing adalah sisi pemasaran dari E-Commerce, yang terdiri dari kerja
dari perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan
menjual barang dan jasa melalui internet.

Pada E-marketing juga terdapat beberapa tahapan dimana tahap-tahapan tersebut


berpengaruh pada pembentukan e-marketing,tahap-tahapan e-marketing yaitu :

1. Situation Analysis (Analisis Situasi). 


2. E-marketing Strategic Planning (Strategi Perencanaan E-marketing). 
3. Objectives (Tujuan) 
4. E-marketing Strategy (Strategi E-marketing) 
5. Implementation Plan (Rencana Pelaksanaan). 
6. Identification Plan(identifikasi). 
7. Evaluation Plan (Rencana Evaluasi).

Dalam pelaksanaan dan pengaplikasisan E-marketing perlu digunakan alat yang


berbasis TI untuk menunjang E-maketing yang akan dijalankan ,contoh-contoh alat
berbasis TI tersebut sebagai berikut : 
Interactive Digital Television 
Interactive Digital Television adalah sebuah media baru dengan format televisi tetapi
dapat dinikmati melalui adanya saluran layanan sambungan internet di rumah
sehingga audiences dapat memilih sendiri acara apa yang ingin ditonton. Banyak
orang berkata bahwa IDTV ini sudah ada sejak adanya games anak-anak yang

MKTG6115 – E-Marketing Management


melibatkan penonton itu sendiri. Penonton dibawa untuk mandiri dengan memilih
acara, program yang ingin dilihat sampai iklan dengan barang yang ingin dibeli. Hal
ini, tentunya, membuat marketer semakin memahami keinginan target market.
Digital Radio
Ada 2 jenis radio digital, yaitu Digital Audio Broadcasting (DAB) dan Web radio.
Digital Audio Broadcasting (DAB), sama seperti radio konvensional, hanya saja
display yang digunakan untuk mencari saluran adalah sebuah liquid crystal display
yang besar. Sedangkan web radio adalah radio yang didengarkan melalui streaming
di internet serta mengunakan beberapa plug-ins seperti real media atau windows
media player.
Mobile (or wireless) Devices. 
Teknologi berbasis mobile devices adalah teknologi yang baru. Berawal dari telepon
genggam, text messaging atau SMS (short message service) mulai menjadi
fenomena. Setelah itu, banyak fasilitas lain yang ditawarkan oleh telepon genggam
(seperti WAP di GSM, I-mode di Jepang, GPRS dan EDGE sampai pada 3G dan
juga UMTS yang berbasis wireless network. Selain itu ada juga teknologi bluetooth
yang berguna untuk viralcommunication, community activities dan juga location-
based services. Ada juga BlueJacking, Voice Portaldan Unified Messaging System.
Dengan kemajuan mobile device yang begitu cepat dan selalu terupdate tiap
periodnya sehingga sekarang orang dapat mengakses internet dimana saja dan
kapan saja melalui handphone,smartphone dan gadget yang mereka miliki. 

Keuntungan

Keuntungan yang dapat diberikan dengan adanya penggunaan E-marketing ini bagi
perusahaan menurut Jamal (1996:18) yaitu:

1. Mampu menjangkau berbagai konsumen dalam suatu lingkungan yang belum


dipenuhi oleh pesaing. 
2. Target adalah konsumen yang telah terbagi ke dalam kelompok dan
mengembangkan dialog berkelanjutan. 
3. Transaksi bisnis secara elektronik dan dengan biaya yang rendah. E-mail dan
data files dapat dipindahkan kepada konsumen yang terpilih atau semua
konsumen dalam hitungan detik. 
4. Jalur proses penjualan langsung dari produsen ke pengguna tanpa harus
melewati jalur distribusi klasik. 
5. Dapat menambahkan produk untuk dipasarkan secara cepat dan melakukan
perubahan dalam rencana penjualan dengan sangat cepat. 
6. Dapat melacak kegiatan penjualan yang sudah terjadi, langkah-langkahnya
dan hasil yang didapat. 
7. Dapat mengawasi pesaing 
8. Menciptakan dialog antara perusahaan dengan konsumen 
9. Dapat mendistribusikan program dan informasi tentang produk melalui E-mail
atau file transfer.

MKTG6115 – E-Marketing Management


Pengertian M-Commerce
Merupakan proses transaksi yang dilakukan dengan menggunakan perangkat
mobile . Mobile Commerce (m-commerce) merupakan subset dari e-Commerce,
yang didefinisikan sebagai proses transaksi yang dilakukan secara elektronik, baik
melalui internet, smart card maupun perangkat mobile melalui jaringan seluler.

Perangkat yang digunakan dalam Mobile Commerce (m-commerce)

Pada umumnya, perangkat end user yang digunakan pada proses Mobile
Commerce (m-commerce) adalah sebagai berikut:

1. Handphone
2. Smart Phone
3. PDA
4. Laptop
5. Earpiece (Personal Area Network)
Setiap perangkat memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga dapat
mempengaruhi tingkat penggunaannya, dan juga aplikasi / sistem Mobile Commerce
(m-commerce) yang dapat digunakan. Karakteristik dari perangkat yang sangat
mempengaruhi sistem Mobile Commerce (m-commerce) antara lain:

1. Ukuran dan warna dari display


2. Input device, seperti mouse dan keyboard / keypad
3. Memory dan CPU
4. Koneksi Jaringan dan Bandwidth
5. Operating Sistem
6. Smart Card reader

 Kelebihan dan Kekurangan Mobile Commerce (m-commerce)


Mobile Commerce (m-commerce) lahir setelah e-commerce yang pada umumnya
dilakukan melalui media internet. Kelahiran Mobile Commerce (m-commerce)
tersebut terutama dipicu oleh tingginya tingkat penetrasi handphone di seluruh
dunia. Dibandingkan sistem e-commerce lainnya, kelebihan Mobile Commerce (m-
commerce) adalah sebagai berikut:

MKTG6115 – E-Marketing Management


1. Ubiquity: pengguna dapat mengakses dari mana saja dan kapan saja.
2. Security: pada umumnya handset dilengkapi dengan smart card reader dan
smart card-nya itu sendiri. Sehingga dapat digunakan sebagai secret
authentication key.
3. Localization: memungkinkan diterapkannya location based services.
4. Convenience: ukuran dan berat dari handset membuat pengguna nyaman
dalam bertransaksi.
5. Personalization: handphone merupakan perangkat yang bersifat personal,
sehingga memungkinkan untuk menawarkan layanan / produk yang bersifat
personal.
Namun demikian, diantara beberapa kelebihan seperti yang telah disebutkan di atas,
Mobile Commerce (m-commerce) juga memiliki beberapa kekurangan:

1. Keterbatasan perangkat.
2. Tingkat keberagaman perangkat, jaringan dan operating sistem yang sangat
tinggi, membutuhkan standardisasi platform antar vendor. Antara lain telah
diatasi oleh J2ME.
3. Tingginya tingkat kehilangan / pencurian handphone.
4. Bertambahnya tingkat kerawanan terhadap security ketika data ditransfer
melalui air interface.

 Sistem Mobile Commerce (m-commerce)


Terdapat sejumlah besar payment sistem untuk e-commerce dan Mobile Commerce
(m-commerce). Beragamnya sistem tersebut disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut:

1. Waktu Pembayaran. Perbedaan yang terletak pada waktu pembayaran yang


dilakukan oleh pengguna relatif terhadap waktur transaksi, yaitu apakah
dilakukan pada saat transaksi, sebelum transaksi dilakukan atau setelah
transaksi dilakukan.
2. Jumlah Pembayaran. Pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
transaksi dengan jumlah pembayaran besar, dan kecil. Terdapat perbedaan
yang signifikan antara transaksi besar dan kecil. Pada transaksi dengan nilai
yang besar, perlu dilakukan authentikasi melalui institusi finansial yang

MKTG6115 – E-Marketing Management


terpercaya. Sedangkan untuk transaksi kecil, authentikasi cukup hanya
dilakukan pada level jaringan operator, antara lain melalui SIM Card.
3. Isu Anonim. Anonim berarti indentitas pengguna / pelanggan tidak dapat
diketahui oleh merchant. Terdapat sistem yang sepenuhnya anonym, anonym
parsial atau bahkan tidak anonym. Masing-masing sifat tersebut dibutuhkan
untuk transaksi yang berbeda-beda.
4. Validasi yang dilakukan secara online atau offline
Selain keempat isu utama tersebut, beragamnya sistem e-commerce dan Mobile
Commerce (m-commerce) juga dipengaruhi oleh isu lainnya:

1. Biaya instalasi yang timbul di sisi customer dan merchant.


2. Performansi (respon time).
3. Biaya per transaksi.
4. Terjaminnya ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability).
5. Sistem yang berjalan di tingkat nasional atau internasional
Pada transaksi Mobile Commerce (m-commerce), tahap-tahap transaksi pada
dasarnya adalah mirip dengan yang terjadi pada transaksi konvensional. Hanya saja
pada kasus remote payment, pengiriman detail informasi transaksi dilakukan melalui
jaringan seluler.

Sehingga keamanan jaringan seluler juga menjadi perhatian khusus. Selain itu,
proses pengiriman informasi transaksi juga melibatkan protocol browser, yang
berupa WAP (Wireless Application Protocol), atau protocol sistem messaging seperti
SMS (Short Message Service) dan USSD (Unstructured Supplementary Service
Data. Keamanan dari setiap service tersebut juga harus diperhatikan untuk dapat
mendukung sistem Mobile Commerce (m-commerce)  yang aman. Selain transaksi
yang bersifat remote, Mobile Commerce (m-commerce)  juga dapat dilakukan untuk
transaksi lokal, yang pada umumnya menggunakan koneksi Bluetooth, infrared atau
RFID.

Proses Tahapan dalam Mobile Commerce (m-commerce)


Secara umum, tahapan proses pada Mobile Commerce (m-commerce) dapat
dibedakan menjadi 4 tahap sebagai berikut:

MKTG6115 – E-Marketing Management


1. Set-up dan Konfigurasi. Proses ini termasuk instalasi aplikasi khusus pada
handset yang akan digunakan pada Mobile Commerce (m-commerce). Selain
itu, untuk beberapa sistem Mobile Commerce (m-commerce) proses ini juga
melibatkan proses pembelian atau penambahan nilai uang pada aplikasi
tersebut.
2. Inisiasi Pembayaran. Pada tahap ini informasi pembayaran dikirimkan melalui
jaringan seluler atau protokol wireless lainya kepada merchant.
3. Authentikasi. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting pada transaksi.
Pada tahap ini diperiksa apakah pengguna memang berhak melakukan
transaksi, serta memenuhi persyaratan finansial tertentu. Pada sebagian
sistem pembayaran, proses ini melibatkan authentikasi berdasarkan SIM
Card.
4. Penyelesaian Pembayaran. Proses ini dilakukan ketika pengguna telah
berhasil di-authentikasi, demikian juga transaksi itu sendiri telah berhasil di-
authentikasi. Analoginya pada proses transaksi konvensional adalah dengan
dicetaknya bukti pembayaran.
Sistem pembayaran yang banyak digunakan pada e-commerce saat ini pada
umumnya tidak dapat diterapkan pada Mobile Commerce (m-commerce). Beberapa
sistem yang dapat digunakan untuk Mobile Commerce (m-commerce) antara lain
adalah:

1. Software electronic coin. Nilai uang disimpan dalam bentuk software di


handset pengguna, sehingga pengguna memilki control sepenuhnya terhadap
penggunaan nilai uang tersebut. Electronic coin direpresentasikan dalam
bentuk informasi nilai uang itu sendiri, serial number, tanggal kadaluarsa, dan
signature dari institusi yang mengeluarkannya. Karena dalam bentuk
software, sistem ini sangat mudah untuk diduplikat, dan proteksinya adalah
dengan penggunaan serial number yang benar-benar unik. Ketika akan
melakukan transaksi, pengguna mentransfer coin kepada merchant, yang
kemudian oleh merchant tersebut akan di-forward kepada Bank yang
mengeluarkan coin tersebut untuk menghindari duplikasi daripenggunaan
coin tersebut. Apabila ternyata memang nilai uang tersebut valid, maka nilai
uang tersebut selanjutnya dipindahkan dari pengguna kepada merchant.

MKTG6115 – E-Marketing Management


Terdapat permasalahan dalam hal pembangkitan dan penyimpanan nilai
uang, yang disebabkan oleh keterbatasan handset. Sehingga pada umumnya
electronic coin dibangkitkan di perangkat lain, setelah itu baru disimpan di
handset. Kelebihan dari sistem ini adalah pengguna dapat sepenuhnya
anonymous.
2. Hardware electronic coin. Pada sistem ini nilai uang disimpan pada suatu
smart card yang tersimpan di dalam handset. Representasi nilai uang pada
smart card tersebut sangat beragam, namun pada umumnya adalah berupa
counter. Ketika akan melakukan transaksi, smart card pengguna dan smart
card merchant saling melakukan proses authentikasi kepada pihak lainnya,
kemudian akan terbangun suatu channel transaksi yang aman di antara
kedua smart card tersebut. Selanjutnya nilai uang akan ditransfer dari
pengguna kepada merchant. Kelebihan lain dari sistem ini adalah bahwa
sistem ini dapat digunakan untuk transaksi yang sifatnya offline, yaitu pada
POS (Point of Sales).
3. Background account. Pada sistem ini, nilai uang disimpan pada pihak ketiga
yang dapat dipercaya, baik itu berupa account kartu kredit, account bank atau
account pada operator seluler. Pada suatu transaksi, dimana pengguna /
pembeli menerima receipt, maka selanjutnya pengguna akan mengirimkan
suatu pesan authentikasi dan autorisasi kepada merchant, untuk selanjutnya
merchant melakukan authorisasi kepada institusi yang mengelola account
tersebut. Selanjutnya masing-masing account pengguna dan merchant akan
disesuaikan nilainya sesuai dari nilai transaksi. Terdapat beberapa sistem
background account, yang memiliki fitur yang berbeda-beda sesuai
kebutuhannya. Perbedaan tersebut antara lain adalah format pengiriman
message dari pengguna, apakan plain text atau ter-enkripsi.

MKTG6115 – E-Marketing Management


2. PERBEDAAN ANTARA WEB 1.0, WEB 2.0, DAN WEB 3.0

Web adalah suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna
diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URI).
Secara umum, Web 1.0 dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki
sifat yang sedikit interaktif.Secara garis besar, sifat Web 1.0 adalah Read.

Sedangkan letak perbedaan Web 1.0 dan Web 2.0 yaitu :


1. Perilaku pengguna Membaca Menulis

2. Pelaku utama Perusahaan Pengguna/Komunitas


3. Hubungan dengan server Client-server Peer to peer
4. Bahasa pemrograman penampil konten HTML XML
5. Pola hubungan penerbit-pengguna Searah Dua arah/ Interaktif
6. Pengelolaan konten Taksonomi/direktori Folksonomi/penanda/tag
7. Penayangan berbagai kanal informasi Portal RSS/Sindikasi
8. Hubungan antar pengakses Tidak ada Berjejaring
9. Sumber konten Penerbit/pemilik situs Pengguna

Yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan
pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam
website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya. Sedangkan Web 2.0
memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus
berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan.Kemampuan web 2.0 dalam
melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan
layaknya aplikasi desktop.

Selanjutnya adalah Web 3.0, jika dunia seluler dikenal istilah 3G, maka di Internet
ada yang namanya Web 3.0. Wow, apa pula ini? Apa bedanya dengan Web 2.0
yang sekarang sedang marak? Jangan salah, ternyata orang Indonesia juga sudah
ada yang mengembangkannya.Konsep ini dapat diandaikan sebuah website sebagai
sebuah intelektualitas buatan (Artificial Intelegence).Aplikasi – aplikasi online dalam
website dapat saling berinteraksi, kemampuan interaksi ini dimulai dengan adanya
web service. Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara
dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat
seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi
nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti
itu sudah mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa
menonton tivi di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa
melakukan SMS dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap
berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua
mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju.

Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan,
Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang mewadahi dan
spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi
ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet
dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat
umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang

MKTG6115 – E-Marketing Management


dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan
layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik napas penjang. Namun
karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya
waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya
komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah
nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas. Saat ini adaptasi Web 3.0
mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google
Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai
mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.

Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan,
Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan
spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi
ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet
dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat
umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang
dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan
layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik napas penjang. Namun
karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya
waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya
komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah
nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas.

1. Web 1.0

Web 1.0 merupakan teknologi awal dari website, dimana pembuat sebagai pemberi
informasi dan pengguna hanya sebagai pembaca (seperti membaca koran lewat
computer, aktifitasnya hanya searching saja). Bahasa yang digunakan pada web ini
masih berupa HTML saja.

2.Web 2.0

Web 2.0 muncul sekitar tahun 2003 atau 2004, dimana para pengguna website-pun
dapat berkomunikasi 2 arah dan memiliki berbagai kelebihan lainnya.

Kelebihan dari web ini adalah sebagai berikut :

 The Web as Platform (Pengerjaan suatu aplikasi/tulisan dapat langsung


dikerjakan di media internet tanpa harus mengerjakannya terlebih dahulu di
windows desktop)
 Harnessing Collective Intelligence (Web 2.0 memiliki kinerja untuk
memanfaatkan tulisan orang lain untuk mengisi konten web secara kolektif
(tidak hanya webmaster yang mengisi konten sendiri), contohnya seperti
youtube)
 Data is the Next Intel Inside (merupakan suatu garansi kepercayaan dari para
pemberi data kepada pemilik website bahwa pada era web 2.0 data sangatlah
penting dan harus di update setiap waktu)

MKTG6115 – E-Marketing Management


 End of the Software Release Cycle (pada web 2.0 aplikasi software dapat
langsung digunakan lewat internet/internet menjadi platform menjalankan
program)
 Lightweight Programming Models (pembuatan web 2.0 menggunakan bahasa
yang ringan dan mendukung pengembagan program)

3.Web 3.0

Web ini diperkirakan akan berkembang pada tahun 2010-2020 dan saat ini masih
dalam tahap pengembangan. Menurut PC magazine karakteristik dari web 3.0
adalah :

 Semantic Web (web dengan kemampuan membaca situs semudah manusia


membacanya sehingga informasi dapat disajikan dengan cepat dan tepat)
 The 3D Web (web dengan kemampuan visual 3D dan interaksi secara
realtime)
 The Media-Centric Web (Photo, audio, dan video akan menjadi cara lain
untuk mencari informasi yang kita inginkan selain keyword)
 The Pervasive Web (Web yang mudah diakses dengan berbagai cara dan
alat berbeda kapan saja dan dimana saja)

Perbedaan Web 1.0 , 2.0 dan 3.0

Web adalah suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna
diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URI).
Secara umum, Web 1.0 dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki
sifat yang sedikit interaktif.Secara garis besar, sifat Web 1.0 adalah Read.

Lalu, tak lama kemudian muncullah Web 2.0 yang merupakan revolusi bisnis di
industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, juga
merupakan suatu percobaan untuk memahami aturan untuk mencapai keberhasilan
platform baru.Sifat Web 2.0 adalah Read-Write. Era Web 2.0 tidak membutuhkan
orang jenius yang hanya berkutat sendiri di ruang tertutup atau laboratorium untuk
membuat teknologi baru yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi terkenal.
Tapi era ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau
lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang menghapuskan sifat-sifat
individu.

Sedangkan letak perbedaan Web 1.0 dan Web 2.0 yaitu :

1. Perilaku pengguna Membaca Menulis


2. Pelaku utama Perusahaan Pengguna/Komunitas
3. Hubungan dengan server Client-server Peer to peer
4. Bahasa pemrograman penampil konten HTML XML
5. Pola hubungan penerbit-pengguna Searah Dua arah/ Interaktif
6. Pengelolaan konten Taksonomi/direktori Folksonomi/penanda/tag
7. Penayangan berbagai kanal informasi Portal RSS/Sindikasi
8. Hubungan antar pengakses Tidak ada Berjejaring
9. Sumber konten Penerbit/pemilik situs Pengguna

MKTG6115 – E-Marketing Management


Yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan
pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam
website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya.Sedangkan Web 2.0
memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus
berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan.Kemampuan web 2.0 dalam
melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan
layaknya aplikasi desktop.

Selanjutnya adalah Web 3.0, jika dunia seluler dikenal istilah 3G, maka di Internet
ada yang namanya Web 3.0. Wow, apa pula ini? Apa bedanya dengan Web 2.0
yang sekarang sedang marak? Jangan salah, ternyata orang Indonesia juga sudah
ada yang mengembangkannya.Konsep ini dapat diandaikan sebuah website sebagai
sebuah intelektualitas buatan (Artificial Intelegence).Aplikasi – aplikasi online dalam
website dapat saling berinteraksi, kemampuan interaksi ini dimulai dengan adanya
web service. Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara
dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat
seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi
nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti
itu sudah mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa
menonton tivi di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa
melakukan SMS dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap
berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua
mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju.

Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan,
Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan
spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi
ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet
dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat
umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang
dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan
layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang. Namun
karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya
waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya
komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah
nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas. Saat ini adaptasi Web 3.0
mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google
Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai
mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.

3. Kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung


perkembangan teknologi internet. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi
mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi apapun, untuk menunjang
aktivitas bisnisnya, bahkan sekarang cenderung dapat diperoleh berbagai macam
informasi, sehingga informasi harus  disaring untuk mendapatkan informasi yang
tepat dan relevan. Hal tersebut mengubah jaman informasi menjadi jaman internet.

Penggunaan internet dalam satrategi pemasaran berubah dari fungsi sebagai alat
untuk pertukaran informasi secara elektronik menjadi alat untuk aplikasi strategi

MKTG6115 – E-Marketing Management


pemasaran, seperti: pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Pemasaran
di Internet cederung menembus berbagai rintangan, batas bangsa, dan tanpa
aturan-aturan yang  baku. Sedangkan pemasaran langsung, barang mengalir dalam
partai-partai besar, melalui pelabuhan laut, pakai kontainer, distributor, lembaga
penjamin, importir, dan lembaga bank. Pemasaran langsung lebih banyak yang
terlibat dibandingkan pemasaran lewat internet. Pemasaran di internet sama dengan
direct marketing, dimana konsumen berhubungan langsung dengan penjual,
walaupun penjualnya berada di luar negeri.

“Pengguna internet di seluruh dunia berkisar 200 juta, 67 juta diantaranya berada di
Amerika Serikat, internet di Indonesia berlipat dua kali setiap 100 hari” (Rhenald,
2000). Dari referensi tersebut penggunaan internet untuk aplikasi strategi
pemasaran di Indonesia peluangnya cukup besar, tapi banyak orang tidak
menyadari, karena pemain bisnis di Indonesia masih banyak kalangan tua. Menurut
Rhenald “Pasar internet adalah pasar orang muda, bukan orang tua.” Dugaan
Rhenald berdasarkan amatan saja “Pengguna internet di Indonesia sekitar 70%
berusia 20-an, sekitar 25% usia 30-42- an, sisanya usia di atas itu. Sedangkan
pemain-pemain utama bisnis berusia 45-an ke atas. Mereka adalah generasi yang
terlambat bersentuhan dengan internet, bahkan dengan komputerpun mereka
terlambat” (Rhenald: 1999:23).

Tempat pengakses internet di Indonesia kebanyakan dari kantor(52%),


warnet(26%), sekolah/kampus(19%). Internet di Indonesia lebih banyak dipakai
untuk fasilitas e-mail, yaitu sebanyak: 42%. Penggunaan internet di Indonesia
digunakan untuk keperluan bisnis sebesar:43%, sedangkan keperluan pribadi
sebanyak: 32% (Nielsen, 1999). Penggunaan internet di Indonesia untuk keperluan
bisnis sebesar 43%, menunjukkan beberapa perusahaan telah menerapkan internet
untuk berbisnis, yang dikenal dengan E-Business atau Ecommerce.

Internet mendukung komunikasi dan kerja sama global antara pegawai, konsumen,
penjual, dan rekan bisnis yang lain. Internet memungkinkan orang dari organisasi
atau lokasi yang berbeda bekerja sama sebagai satu tim virtual untuk
mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan memelihara produk atau
pelayanan. Dengan internet memungkinkan aplikasi Electronic Commerce (EC)
dapat digunakan pada jaringan global, dan biasanya dilengkapi dengan aplikasi
pemrosesan pesanan secara On-line, Electronic Data Interchange (EDI) untuk
mengirim dokumen bisnis, dan keamanan sistem pembayaran Electronic Funds
Transfer (EFT).

Akibat internet, pemasaran terhadap perusahaan, produk, dan pelayanan menjadi


proses yang interaktif saat ini. Situs Web perusahaan bukan hanya sekedar
menyajikan katalog produk dan media promosi, melainkan digunakan untuk
berdialog, berdiskusi, dan berkonsultasi dengan konsumen secara On-line, bulletin
boards, kuesioner elektronik, mailing lists, dan pengiriman surat elektronik. Sehingga
konsumen dapat dilibatkan secara langsung dalam perancangan, pengembangan,
pemasaran, dan penjualan produk.

Berikut adalah tips-tips sederhana yang dapat digunakan sebagai cara atau strategi
pemasaran menggunakan fasilitas berbasis internet :

MKTG6115 – E-Marketing Management


 Buatlah Pusat Pemasaran Produk Anda. Terlebih dahulu anda lebih baik
menentukan di mana dari sekian banyak fasilitas dunia maya sebagai pusat
anda meletakkan info lengkap tentang produk-produk yang akan anda
pasarkan. Sebagai contoh : Social Media (Facebook), ataupun forum-forum
yang sangat memungkinkan bagi anda untuk meletakkan segala info tentang
produk anda (foto, spesifikasi produk, harga, dll). Pusat Pemasaran Produk
anda ini akan berfungsi sebagai toko virtual anda secara sederhana.
 Tentukan Sarana Media Penunjang Pemasaran. Setelah menentukan
Pusat Pemasaran Produk anda maka langkah selanjutnya adalah
menentukan sarana penunjang pemasaran anda, yang nantinya bersifat me-
refer kepada media pusat pemasaran produk anda. Sebagai contoh adalah
TWITTER, yang dimana bisa anda gunakan secara efektif untuk memberikan
update info terbaru tentang produk-produk anda serta me-refer kan kepada
akun tempat Pusat Pemasaran Produk anda. Sarana media penunjang ini
akan menjadi media sales anda yang mengarahkan konsumen ke toko virtual
anda.
 Update info-info Terbaru. Selalu up to date dengan info-info sarana media
berbasis internet lainnya yang memungkinkan untuk difungsikan sebagai
sarana marketing anda.
 Bergabunglah dalam Forum-forum dengan tingkat trafik tinggi. Forum-
forum dengan tingkat trafik pengunjung yang tinggi merupakan lahan
marketing yang sangat bagus bagi anda. Pasarkan lah produk anda di forum
tersebut dengan sopan kepada orang-orang yang berpotensial akan membeli
produk anda tersebut.
 Rajin melakukan searching baik dengan search engine browser anda,
maupun dalam forum-forum tempat anda bergabung. Selalu lakukan
sistem jemput bola, media internet dengan semua kemudahan yang diberikan
juga mempunyai satu kelemahan yaitu dapat mematikan
pengetahuan/awareness konsumen terhadap produk anda apabila produk
anda masih belum terlalu mempunyai branding yang kuat atau bukan
merupakan produk unggulan. Jangan berdiam dalam satu toko virtual tapi
bergeraklah mencari orang-orang yang membutuhkan produk anda tersebut.
 Lakukan kerjasama dengan beberapa toko virtual lainnya. Selayaknya di
dunia nyata, akan lebih baik bagi anda untuk menambah 1 teman daripada 10
musuh, lakukan kerjasama dengan toko-toko virtual lainnya untuk saling
mendukung dalam sistem pemasaran produk masing-masing. Ada banyak hal
yang dapat anda lakukan dalam sistem kerjasama tersebut, sebagai contoh
dengan pertukaran iklan toko virtual.
 Jangan berhenti belajar! Internet atau dunia maya sangatlah cepat
berkembang begitu pula dengan software, program, dan aplikasi yang
ditawarkan. Untuk mendukung pemasaran produk anda maka anda juga
harus terbuka akan perkembangan yang ada. Gunakan semua fasilitas
internet yang bisa anda gunakan untuk menunjang pemasaran anda. Sebagai
contoh: Youtube sebagai medio pencari iklan yang dapat anda gunakan
dalam toko virtual anda untuk menampilkan produk yang anda jual (apabila
produk anda merupakan produk retail/mudah didapatkan). (Kevin Wahyono,
cara-sederhana-pemasaran-produk-efektif.html)

MKTG6115 – E-Marketing Management


4. E-marketing adalah salah satu komponen dalam e-commerce dengan
kepentingan khusus oleh marketer, yakni strategi proses pembuatan,
pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang dan jasa kepada pangsa
pasar internet atau melalui peralatan digital lain (Boone dan Kurtz, 2005).

Strategi e-marketing merupakan bagian dalam strategi e-business. Strategi


emarketing akan sangat efektif bila dilaksanakan bersamaan dengan strategi e-
Business. Tetapi e-marketing dapat dipisahkan dengan e-business. Contoh,
mungkin ada perusahaan yang belum bekerja dengan menggunakan strategi e-
business, tetapi sudah melakukan e-marketing.

Tetapi ini juga merupakan langkah awal dalam mengubah perusahaan tersebut
berbasis ebusiness. Sehingga keduanya sangat berkaitan satu sama lain. Dua jenis
umum dari rencana e-marketing adalah:

• The napkin plan Proses ini dapat dikatakan the just-do-it, activity-based, bottom–up
plan. Ad hoc plans ini kadang-kadang bekerja dan kadang-kadang bahkan perlu,
mengingat budaya perusahaan kolot; tetapi tidak dianjurkan bila sumber daya yang
substansial yang terlibat.

• The venture capital e-marketing plan Rencana lebih komprehensif untuk


pengusaha yang mencari modal awal. Rencana disiapkan oleh pengusaha untuk
venture capital harus sekitar 8 sampai 10 halaman dan berisi cukup data dan logika
untuk membuktikan bahwa (1) ide e-business yang solid dan (2) beberapa ide
pengusaha tentang bagaimana untuk menjalankan bisnis. Selain manfaat produk
dan biaya, harus mencakup informasi tentang kompetisi, target pasar dan
potensinya, dan biaya untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan.

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan e-marketing (e-marketing plan)


adalah sebagai berikut:

1. Situation analysis

MKTG6115 – E-Marketing Management


Lingkungan pemasaran terus berubah, memberikan banyak kesempatan untuk
mengembangkan produk baru, pasar baru, dan media baru untuk berkomunikasi
dengan pelanggan, ditambah saluran baru untuk mencapai mitra bisnis.

Tiga faktor lingkungan utama yang mempengaruhi e-marketing dan merupakan


bagian dari setiap analisis situasi adalah legal, teknologi, dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pasar.

Analisis SWOT membandingkan antara faktor internal Kekuatan (Strengths) dan


Kelemahan (Weaknesses) dengan faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan
Ancaman (Threats) yang dihadapi dunia bisnis. Ingatlah bahwa kekuatan
perusahaan dan kelemahan di dunia online mungkin agak berbeda dari kekuatan
dan kelemahan dalam dunia brick-andmortar.

2 E-marketing strategic planning Pemasar melakukan analisis peluang pasar


(Market Opportunity Analysis - MOA), termasuk permintaan dan pasokan analisis,
untuk segmentasi dan targeting. Pada tahap ini, pemasar melakukan analisis untuk
menentukan strategi. Analisis-analisis yang dilakukan yaitu:

 Analisis permintaan - analisis untuk menggambarkan dan mengevaluasi


potensi profitabilitas, keberlanjutan, aksesibilitas, dan ukuran berbagai segmen
potensial. O
 Pasar B2C: karakteristik demografi, lokasi geografis, karakteristik psikografis
yang dipilih (seperti sikap terhadap teknologi dan perangkat komunikasi
kepemilikan mobile), dan perilaku masa lalu terhadap produk (seperti
pembelian pola online dan offline).
 Pasar B2B: lokasi, ukuran, industri perusahaan, jenis kebutuhan, apakah itu
teknologi cerdas tren segmen: tumbuh atau menurun dalam ukuran dan
penggunaan produk

 Analisis segmen - analisis segmen online o Yang pelanggan perusahaan


akan ingin menggunakan internet?
 Bagaimana kebutuhan pelanggan yang menggunakan situs Web organisasi
berbeda dari pelanggan lainnya?

MKTG6115 – E-Marketing Management


 Analisis pasokan - untuk membantu dalam profitabilitas segmen peramalan
serta untuk menemukan keunggulan kompetitif untuk mengeksploitasi di pasar
online.
 Hanya dengan hati-hati menganalisis kekuatan dan kelemahan kompetitif
dapat suatu perusahaan menemukan keuntungan kinerjanya sendiri.
 Oleh karena itu, perusahaan harus meninjau kompetisi, inisiatif e-marketing
mereka, dan kekuatan dan kelemahan sebelum mengembangkan inisiatif e-
marketing mereka.
 mereka juga harus mencoba untuk mengidentifikasi perubahan industri -
perusahaan online baru mana yang mungkin muncul di masa depan, dan
yang akan tertinggal?

3.Objectives

Secara umum, tujuan dalam rencana e-marketing mengambil bentuk yang


meliputi aspek-aspek berikut:

 Tugas (apa yang akan dicapai)


 Kuantitas terukur (berapa banyak)
 Kerangka waktu (kapan)

Meskipun transaksi e-commerce adalah menghasilkan pendapatan dan dimensi


yang menarik dari kehadiran e-business, tujuan lain juga bermanfaat, terutama
ketika perusahaan menggunakan teknologi hanya untuk menciptakan efisiensi
internal seperti komunikasi target pasar untuk membangun jangka panjang
hubungan pelanggan.

Kebanyakan rencana e-marketing bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan,


seperti berikut:

 Meningkatkan pangsa pasar.


 Meningkatkan jumlah komentar pada Blog.
 Meningkatkan sentimen dari komentar untuk 5: 1 (positif : negatif).
 Meningkatkan pendapatan penjualan (diukur dalam mata uang atau unit).
 Mengurangi biaya (seperti biaya distribusi atau promosi).
 Mencapai tujuan merek (seperti meningkatkan brand awareness). 
Meningkatkan ukuran basis data.
 Mencapai tujuan manajemen hubungan pelanggan (CRM), seperti
meningkatkan kepuasan pelanggan, frekuensi pembelian, atau tingkat retensi
pelanggan).
 Meningkatkan manajemen rantai pasokan (SCM), seperti dengan
meningkatkan koordinasi anggota, menambahkan mitra, atau
mengoptimalkan tingkat persediaan).

MKTG6115 – E-Marketing Management


4. E-marketing strategy

Strategi menyimpulkan bagaimana perusahaan mencapai tujuannya. E-strategy


dalam E-Marketing mempengaruhi Marketing Mix tradisional. Produk (Product)
bisa diperluas secara online. Tempat (Place) pembelian juga bisa diperluas
secara online. Terpadatnya transparansi harga (Price), promosi (Promotion)
online dan Customer Relationship Management untuk mencapai tujuan. Tahap
ini dinamakan tier 2 strategi. Komponen dari sebuah E-Strategy mencakup:

 The Offer: Product Strategies Perusahaan dapat menjual barang


dagangan, konten, layanan, atau iklan di situs Web-nya. Hal ini dapat
mengadopsi salah satu model e-business, seperti lelang online, untuk
menghasilkan aliran pendapatan.
 The Value: Pricing Strategies Sebuah perusahaan harus memutuskan
bagaimana harga produk secara online dibandingkan dengan harga
offline. Untuk membuat keputusan ini, perusahaan mempertimbangkan
biaya yang berbeda dari menyortir dan memberikan produk untuk individu
melalui saluran online serta pertimbangan kompetitif dan pasar.
 Strategi distribusi Banyak organisasi menggunakan internet untuk
mendistribusikan produk atau menciptakan efisiensi di antara anggota
rantai pasokan dalam saluran distribusi.
 Promotion (Communication) strategies Perusahaan menggunakan
website, blog, email untuk berkomunikasi dengan target pasar dan mitra
bisnis. Perusahaan membangun citra merek, menciptakan kesadaran
produk baru, dan memposisikan produk menggunakan konten online.
Database pemasaran merupakan kunci untuk mempertahankan catatan
tentang kebutuhan, preferensi, dan perilaku pelanggan individu sehingga
perusahaan dapat mengirimkan informasi yang relevan dan personal dan
komunikasi persuasif strategis.
 Customer Relationship Management strategies Perusahaan
menggunakan perangkat lunak CRM untuk mempertahankan pelanggan.
Sosial CRM merupakan perkembangan baru yang menggunakan
percakapan media sosial untuk terlibat dan membangun hubungan
dengan pelanggan. Perusahaan dapat membangun extranet yaitu dua
atau lebih jaringan eksklusif terkait untuk komunikasi yang lebih baik dan
transaksi lebih efisien di antara perusahaan mitra.

5.Implementation plan

Pada tahap ini perusahaan memutuskan bagaimana untuk mencapai tujuan melalui
taktik kreatif dan efektif. Pemasar memilih bauran pemasaran (4 Ps), taktik
manajemen hubungan, dan taktik lain untuk mencapai tujuan dan kemudian
menyusun rencana rinci untuk pelaksanaan (rencana aksi). Perusahaan juga
memeriksa untuk memastikan organisasi pemasaran yang tepat di tempat

MKTG6115 – E-Marketing Management


pelaksanaan (staf, struktur departemen, penyedia layanan aplikasi, dan lain-lain di
luar perusahaan. Kombinasi yang tepat dari taktik akan membantu organisasi
memenuhi tujuan secara efektif dan efisien.

E-marketer perlu perhatian khusus untuk taktik pengumpulan informasi terutama


mahir mengotomatisasi proses ini. Bentuk situs web, cookies, umpan balik e-mail,
social media dan komentar, dan survei online hanya beberapa taktik perusahaan
untuk mengumpulkan informasi tentang pelanggan, prospek, dan pemangku
kepentingan lainnya. Taktik penting lainnya adalah sebagai berikut:

 Web site log analysis software membantu perusahaan menganalisis perilaku


pengguna di situs tersebut dan membuat perubahan untuk lebih memenuhi
kebutuhan pengguna.
 Business intelligence menggunakan internet untuk penelitian sekunder,
membantu perusahaan dalam memahami pesaing dan kekuatan pasar
lainnya

6.Budget

Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari suatu
investasi. Selama pelaksanaan rencana, pemasar akan terus memantau
pendapatan aktual dan biaya

untuk melihat hasil yang telah dicapai. Internet merupakan salah satu tools yang
dapat digunakan untuk memantau hasil karena catatan teknologi pengunjung setiap
klik.

Bagian berikut menjelaskan beberapa pendapatan dan biaya yang terkait dengan
inisiatif e-marketing.

 Revenue forecast Bagian penting dari peramalan adalah untuk


memperkirakan tingkat lalu lintas situs Web dari waktu ke waktu, karena
nomor ini mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan yang diharapkan
dari situsnya. aliran pendapatan yang menghasilkan keuntungan internet
terutama berasal dari penjualan langsung situs Web, penjualan iklan, biaya
berlangganan, arahan afiliasi, penjualan di situs mitra, komisi, dan biaya
lainnya.
 Intangible benefits, such as brand equity Manfaat tidak berwujud seperti
brand equity lebih sulit dibangun. Apa nilai dari peningkatan kesadaran merek
sebuah situs Web? Menempatkan financial figure pada manfaat tersebut
adalah menantang tetapi penting untuk e-marketer.
 Cost savings Uang melalui efisiensi internet dianggap soft revenue untuk
sebuah perusahaan.
 E-Marketing costs E-marketing memerlukan banyak biaya, termasuk biaya
untuk karyawan, hardware, software, pemrograman, dan lainnya.

MKTG6115 – E-Marketing Management


 Technology. Biaya ini termasuk software, hardware, akses internet atau
layanan hosting, materi pendidikan dan pelatihan, dan biaya situs operasi dan
pemeliharaan lainnya.
 Site design. Situs web perlu desainer grafis untuk membuat layout halaman
menarik, grafis, dan foto.
 Salaries. Gaji untuk semua personil yang bekerja pada pengembangan situs
web dan pemeliharaan termasuk dalam anggaran.
 Other site development expenses. Biaya tidak termasuk dalam teknologi atau
gaji kategori.
 Marketing communication. Semua iklan, public relations, dan kegiatan
promosi baik online maupun offline yang langsung berhubungan dengan situs
dan menarik pengunjung untuk kembali dan membeli. Biaya lain-lain
termasuk search engine optimization (SEO), biaya direktori online, e-mail list
rental, hadiah untuk kontes, dan lainnya.
 Social media communication. Biaya staf dapat meningkat ketika perusahaan
melibatkan pelanggan di Facebook, Twitter, atau halaman media sosial
lainnya.
 Miscellaneous. Biaya proyek lainnya seperti biaya perjalanan, telepon,
stationery printing untuk menambahkan URL baru, dan banyak lagi.

7. Evaluation plan Perencanaan e-marketing dilaksanakan, keberhasilannya


tergantung pada evaluasi yang terus-menerus. Untuk menentukan hasil
pemasarannya, perusahaan dapat menggunakan balanced scorecard untuk
mengukur kesuksesan dari program internet marketing dan apakah program internet
marketing tersebut cocok sesuai dengan objektif dari perusahaan. Agar semua
berjalan sesuai dengan perencanaan, maka seorang marketer perlu melakukan
kontrol. Performa dari sebuah action diukur dengan target yang lebih detail. Review
dari apa saja yang bekerja dan apa saja yang tidak diperlukan. Seorang marketer
yang baik mengurangi risiko dengan cara mengetahui apa saja yang bekerja dan
apa saja yang tidak sehingga e-tactics atau bahkan e-strategy dapat diubah jika
diperlukan.

5. Aspek Menilai Studi Kelayakansebagai berikut :

Menurut Jakfar dan Kasmir (2012) terdapat tahap-tahap yang telah ditentukan dalam
pembuatan dan penilaian studi kelayakan. Setiap tahapan mempunyai berbagai
aspek yang harus diukur, diteliti serta dinilai berdasarkan ketentuannya. Setiap
aspek saling terkait, jadi jika ada salah satu aspek yang tidak terpenuhi, maka harus
dilakukan penambahan atau perbaikan yang diperlukan.

Gambaran secara ringkas mengenai prioritas aspek-aspek studi kelayakan yang


perlu dilakukan secara umum, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

MKTG6115 – E-Marketing Management


Gambar Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan Sumber: Kasmir & Jakfar, 2003

1. Aspek Hukum

Aspek hukum mempelajari tentang:

1. Bentuk badan usaha yang akan digunakan


2. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dan
yang berupa pinjaman
3. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya.

2. Aspek Manajemen dan SDM

Freddy Rangkuti (2012:) mengemukakan bahwa manajemen meliputi dua hal pokok,
yaitu manajemen waktu dan manajemen operasi. Manajemen waktu mengulas
tentang rencana penyusunan dan perkiraan waktu yang akan digunakan dalam
implementasi bisnis (proyek). Sementara manajemen operasional mengemukakan
tentang tiga hal pokok, yaitu jenis pekerjaan yang diperlukan, struktur organisasi
yang dibuat, persyaratan dan penunjukan tenaga-tenaga yang akan menempati
jabatan tertentu, ketiga hal pokok tersebut mengandung: deskripsi pekerjaan,
lingkup tanggung jawab, koordinasi dan lingkup pengawasan.

Berkaitan dengan aspek manajemen, penekanan utama yang diberikan adalah pada
aspek sumber daya manusia baik pada masa pembangunan bisnis atau proyek
maupun pada saat proyek atau bisnis tersebut telah beroperasi. Perlu dianalisis
kesiapan perusahaan berkaitan dengan sumber daya manusia mulai dari pengadaan
sampai penempatan jabatan tertentu. Manajemen sumber daya manusia berkaitan
dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana mengelola orang untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan.

MKTG6115 – E-Marketing Management


3. Aspek Operasional

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) aspek ini berkaitan dengan penentuan lokasi
proyek atau, tata letak (layout), penyusunan peralatan perusahaan, proses
produksinya dan pemilihan teknologi.

Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian terhadapmaspek


teknis atau operasi, yaitu:

 Dapat menentukan lokasi dengan tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang,
cabang, atau kantor pusat
 Dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses bisnis atau produksi
yang dipilih
 Dapat menentukan teknologi yang tepat untuk menjalankan bisnis atau
produksinya
 Dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan saat ini dan masa
yang akan datang

4. Aspek Pasar dan Pemasaran

Pasar dan pemasaran merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kegiatan pasar selalu disertai oleh pemasaran dan kegiatan dari pemasaran itu
sendiri adalah untuk menciptakan atau mencari pasar.

Umar (2005) menyatakan pasar merupakan tempat dimana bertemunya penjual dan
pembeli, atau saling bertemunya kekuatan permintaan dengan penawaran untuk
membentuk suatu harga. Dalam praktiknya pasar di definisikan lebih luas, transaksi
penjualan tidak hanya dilakukan pada suatu tempat saja melainkan dapat dilakukan
melalui sarana elektronik seperti internet, telepon, dan lain-lain.

Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang mampu dibeli oleh para konsumen
selama periode tertentu berdasarkan sekelompok kondisi tertentu, sedangkan
penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dijual oleh para
produsen dalam jangka waktu tertentu dan berdasarkan sekelompok kondisi tertentu
pula.

Permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa dapat menimbulkan peluang
pasar. Adanya peluang pasar ini memungkinkan timbul produsen baru yang menjadi
pesaing bisnis dari produsen yang sudah berjalan atau beroperasi. Akibatnya terjadi
perebutan pangsa pasar yang masih ada antara produsen untuk menjual barang
atau jasa yang dihasilkannya.

Suci Sucipto (2010) mengemukakan bahwa kajian yang dilakukan dalam aspek
pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji sejauh mana pemasaran dari produk
yang dihasilkan perusahaan dapat mendukung pengembangan usaha atau bisnis
yang direncanakan. Agar kajian aspek pasar dan pemasaran sesuai dengan
rencana (pangsa pasar), dan semua itu bergantung pada penerapan strategi
pemasaran yang dipilih. Terdapat empat hal pokok yang dapat ditelaah dalam aspek
pasar, yaitu:

MKTG6115 – E-Marketing Management


1. Potensi Pasar (Market Potential)
Sucipto (2010) menyatakan bahwa potensi pasar adalah peluang penjualan
optimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjualan baik saat ini maupun
yang akan datang atau potensi pasar adalah seluruh permintaan/kebutuhan
konsumen yang didasarkan pada dua faktor yaitu jumlah konsumen potensial
dan daya beli. Konsumen potensial adalah konsumen yang memiliki
keinginan/hasrat untuk membeli, sedangkan daya beli adalah kemampuan
konsumen untuk membeli barang/produk. Dengan melihat potensi pasar
maka dapat dilakukan evaluasi apakah ada atau tidak potensi untuk
memasarkan barang/produk di pasar.
2. Pengukuran dan Peramalan Permintaan
Apabila perusahaan menemukan suatu pasar yang menarik, maka
perusahaan perlu mengestismasi berapa besarnya pasar di masa sekarang
dan di masa yang akan datang dengan cermat Kottler (2003). Apabila
perusahaan tidak melakukan pengukuran dan permalan permintaan dengan
cermat (mengestimasi pasar terlalu kecil atau terlalu besar), perusahaan akan
mengalami kerugian. Peramalan permintaan dilakukan untuk memperkirakan
permintaan yang akan terjadi di masa yang akan datang pada saat sekarang.
1. Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini

Manajemen perlu mengestimasi tiga aspek dari permintaan


pasar,sekarang. Ada tiga metode praktis untuk mengestimasi
permintaan saat ini, yaitu:

 Mengestimasi Total Permintaan Pasar.


 Mengestimasi Wilayah Permintaan Pasar
 Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar

2. Meramal Permintaan Mendatang

Jakfar dan Kasmir (2012). Riset pasar dan pemasaran dilakukan


dengan menganalisis data sekunder maupun data primer dengan
jalan , melakukan pengamatan dan wawancara. Terdapat beberapa
cara yang digunakan untuk meramalkan permintaan, setiap cara
memiliki kelebihannya masing-masing. Berikut beberapa cara
melakukan peramalan permintaan di masa yang akan datang:

1. Survey niat pembeli


2. Pendapat para tenaga penjual (Wiraniaga)
3. Pendapat para ahli
4. Analisis regresi
5. Analisis deret waktu.

Menurut Kotler dan Keller (2009) pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan
kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai
kunci untuk memperoleh profit. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan

MKTG6115 – E-Marketing Management


timbal balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan
kebutuhan pelanggan serta kegiatan-kegiatan pesaing.

Strategi pemasaran merupakan langkah-langkah yang dilakukan sebuah


perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa dalam upaya
memenangkan persaingan dalam situasi yang kompetitif seperti sekarang ini.

Menurut Tull dan Kahle dalam Fandy Tjiptono (2008): Strategi pemasaran
merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui
pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar
sasaran Menurut Kotler & Keller (2009).

Semua strategi pemasaran dibuat berdasarkan STP. Langkah pertama adalah


melakukan segmentasi (segmentation) yaitu dengan melakukan pengelompokan
dari sekeluruhan pasar, langkah penetapan sasaran pasaryaitu memilih satu atau
lebih segmen pasar untuk dimasuki (Targeting), dan yang terakhir adalah penentuan
posisi pasar (Positioning)

1. Segmentation

Menurut Fandy Tjiptono (2008:211), segmentasi pasar adalah proses


pengelompokan keseluruhan pasar yang berbeda kedalam kelompok-
kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam keinginan,
kebutuhan dan prilaku serta respon terhadap program-program pemasaran
spesifik. Perusahaan mencari berbagai cara yang berbeda dalam memilih
pasar dan mengembangkan profil semua segmen pasar yang didapatkan.
Umumnya variable yang digunakan perusahaan dalam melakukan
segmentasi pasarnya adalah variable geografis, demografis atau psycografis.
Adapun dasar untuk segmentasi pasar tersebut antara lain:

A. Segmentasi Pasar Konsumen Dibagi menjadi empat variabel, yakni :

1. Segmentasi Geografis. Segementasi ini membutuhkan pembagian


pasar menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah,
daerah, kota atau bahkan lingkungan sekitar.
2. Segmentasi Demografis. Segmentasi ini membagi pasar menjadi
klompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran
keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Faktor demografis adalah
dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi
kelompok pelanggan.
3. Segmentasi Psikografis. Segmentasi ini membagi membeli menjadi
kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau juga
karakteristik kepribadian dalam suatu kelompok demografis yang
sama.
4. Segmentasi Prilaku. Segmentasi ini membagi pembeli menjadi
kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon
terhadap sebuah produk.

MKTG6115 – E-Marketing Management


B. Segmentasi Pasar Bisnis

Konsumen dan pemasar bisnis menggunakan banyak variabel yang sama


untuk menetapkan segmen pasar mereka. Pembeli bisnis dapat
disegmentasikan secara Geografis, Demografis, atau lewat pencarian
manfaat. tetapi pemasar bisnis juga menggunakan variabel tambahan seperti
karakteristik operasi, pendekatan pembelian, faktor situasional dan
karakteristik pribadi pelanggan. Dengan mengejar segmen dan bukannya
seluruh pasar, perusahaan dapat menghantarkan proposisi nilai yang tepat
bagi masing-masing segmen yang dilayani.

C. Segmentasi Pasar International

Perusahaan dapat melakukan segmentasi pasar international dengan suatu


kombinasi variabel. Perusahaan dapat menetapkan segmen berdasarkan
letak Geografis, Pasar dunia juga bisa disegmentasikan berdasarkan faktor
ekonomi. Selain itu faktor politik, hukum, dan budaya juga bisa dijadikan
kombinasi variable untuk segmentasi pasar secara international.

2. Targeting

Pasar yang sudah disegmentasi berdasarkan kebutuhan atau segmennya


kemudian dipilih satu atau lebih segmen yang disebut target untuk dilayani.
Target dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan internal organisasi dan
berdasarkan besarnya target yang diperkirakan dapat memberikan
profitabilitas yang tinggi untuk perusahaan.

Menurut Fandy Tjiptono (2008:232) targeting adalah proses mengevaluasi


dan memilih satu atau beberapa segmen pasar yang dinilai paling menarik
untuk dilayani dengan program pemasaran spesifik pemasaran. Kriteria
evaluasi yang digunakan meliputi ukuran dan potensi perubahan segmen,
karakteristik struktual segmen dan kesesuaian antara produk dan pasar. Pada
umumnya terdapat beberapa alternatif untuk pemilihan target pasar antara
lain:

o Sasaran pasar yang sama (Un-differentiated Marketing)


Pada strategi ini, pasar dianggap homogeny. Jadi satu macam produk
atau jasa dipasarkan kepada semua orang tidak hanya satu atau
beberapa kelompok saja. Karena pasar yang dituju bersifat massal.
Strategi semacam ini tidak dipakai perusahaan
o Sasaran pasar majemuk (Differentiated Marketing)
Strategi ini banyak dipakai perusahaan. Disini perusahaan mencoba
untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli tertentu (segmen
pasar) dengan membagi pasar kedalam dua kelompok atau lebih.
Pada kelompok pembeli dapat ditawarkan jenis produk yang berbeda
dengan kelompok lain, sehingga satu perusahaan dapat menjual
beberapa macam produk. Jadi,dalam strategi ini perusahaan berusaha
untuk memilih kelompok-kelompok yang akan dilayani dan

MKTG6115 – E-Marketing Management


merencanakan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada
kelompok-kelompok tersebut.
o Sasaran pasar terkonsentrasi (Concetrated Marketing)
Perusahaan hanya menargetkan beberapa kelompok pembeli saja.
Pada kegiatan ini kegiatan pemasaran akan lebih difokuskan, strategi
ini biasanya akan sesuai dengan perusahaan yang memiliki sumber
daya yang terbatas.
o Extensive Segmenting
Pasar homogen dibagi dalam bermacam-macam segmen pasar dan
selanjutnya produk ditawarkan kepada segmen pasar yang berbeda
dengan strategi pemasaran yang berbeda pula.
o Selective Segmenting
Berdasarkan segmen-segmen yang bervariasi seperti pada extensive
segmenting di atas, kemudian dipilih atau seleksi segmen-segmen
yang dianggap memiliki potensi yang besar, sehingga dengan segmen
pasar pilihan dapat dijadikan target pasar dari suatu perusahaan.
3. Positioning

Menurut Amstrong dan Kotler (2008:p61) Penempatan atau positioning


adalah sebuah pengaturan produk atau bauran pemasaran agar posisi produk
atau jasa jelas, diinginkan dan berbeda, serta menciptakan kesan yang dapat
diingat oleh konsumen. Dengan positioning produk atau jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan dapat dipahami dan dihargai oleh konsumen, melebihi
produk atau jasa para pesaing.

Positioning berkaitan dengan nilai (value) dan manfaat (benefit) yang


ditempatkan pada benak konsumen. Terdapat beberapa pendekatan yang
dapat digunakan sebagai penentuan posisi, yaitu:

o Atribut (attribute positioning) berkaitan dengan penempatan yang


didasarkan pada atribut, seperti derajat kepentingan (importance),
keunikan (distinctiveness), dapat dikomunikasikan (communicability),
mendahului (pre-emptive), keterjangkauan produk atau jasa baik aspek
ekonomi dan fisik (affordability), serta laba yang diperoleh (profitability)
o Tarif dan mutu (price dan quality positioning), seperti pelayanan yang
cepat, tarif atau harga yang lebih murah, rasa bintang lima dengan
harga kaki lima.
o Jenis produk/jasa yang banyak digunakan (Application positioning)
o Pengguna/pemakai dari produk/jasa yang banyak digunakan (user
positioning) dan kelas produk.
o Penempatan pesaing (competitor positioning) dimana penempatan
dapat dilakukan berdasarkan manfaat yang ditimbulkan (benefit).

5. Aspek Keuangan

Menurut Siswanto Sutojo (2000) aspek keuangan sendiri adalah rencana investasi
proyek yang disebut juga ilmu pembiayaan investasi proyek atau capital budgeting.
Sedangkan menurut sofyan (2003) analisis aspek keuangan adalah kegiatan

MKTG6115 – E-Marketing Management


melakukan penilaian dan penentuan satuanrupiah terhadap aspek-aspek yang
dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha.

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana
tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan
berkembang terus (Umar,2001).

Menurut Sofyan (2003), kegiatan analisis keuangan dapat dikelompokkan kedalam


tiga kegiatan utama yaitu:

1. Rekapitulasi penerimaan usaha, yaitu membuat seluruh rekap penerimaan


yang dihasilkan dari hasil kajian aspek-aspek usaha baik berupa penerimaan
utama maupun penerimaan lain sebagai akibat dari adanya kegiatan usaha.
Rekapitulasi ini bertujuan untuk menghitung besarnya arus kas masuk, yaitu
besarnya perkiraan netto dari pemasukan yang akan diterima selama periode
umur usaha tersebut. Unsur penerimaan usaha meliputi:
o Perkiraan penjualan yang telah dihitung pada analisis pemasaran
o Harga jual yang ditetapkan
o Tambahan pendapatan lain-lain yang mungkin diperoleh karenaadanya
pendirian usaha ini.

2. Rekapitulasi biaya usaha, yaitu membuat rekap dari semua biaya usaha
yang sudah dihasilkan atau diputuskan. Unsur biaya usaha meliputi: biaya
praoperasi, biaya investasi, biaya operasi. Pengelompokkan biaya meliputi
biaya penyusutan, biaya amortisasi, biaya bunga.
3. Membuat laporan aliran kas yaitu menguji aliran kas masuk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria keuangan yang ada. Secara umum laporan kas dapat
diperoleh dengan cara mengurangi total rekap perkiraan penerimaan dengan
total rekap perkiraan biaya usaha.

Dalam analisis dari aspek keuangan diperlukan data yang akan dipakai
untukmencari besar-besaran yang dibutuhkan dalam perhitungan dan teori yang
mendukung dalam penilaian studi kelayakan meliputi kebutuhan dana, sumber dana,
biaya modal dan struktur modal, nilai waktu dari uang, depresiasi, amortisasi dan
pajak

5.1 Dana dan Sumber-sumber Dana

1. Dana investasi awal atau investasi inisial (initial investment)

Aktiva yang biasanya dibutuhkan untuk melakukan investasi dapat dikelompokan


sebagai berikut:

A. Aktiva Tetap berwujud

MKTG6115 – E-Marketing Management


 Tanah dan pengembangan lokasi: biaya ini termasuk harga tanah biaya
pendaftaran, pembersihan, penyiapan tanah, pembuatan jalan ke jalan
terdekat, pemagaran, dan sebagainya
 Bangunan pabrik dan perlengkapan: hal ini termasuk bangunan untuk pabrik
atau kantor, bangunan untuk administrasi, gudang, untuk pembangkit tenaga,
pos-pos kemamanan, jasa-jasa arsitektur, dan lain sebagainya.
 Pabrik dan mesin-mesin: hal ini termasuk komponen biaya terbesar dari
investasi. Seperti biaya pembangunan pabrik atau kantor, harga mesin, biaya
pemasangan, biaya pengangkutan, suku vadang, dan lain sebagainya. Ada
baiknya disini dilakukan pemisahaan antara mesin- mesin yang diimpor dan
tidak untuk memasukan kemungkinan perubahan kurs valuta.
 Aktiva tetap lainnya: hal ini termasuk perlengkapan angkutan dan materials
handling, perlengkapan untuk penelitian dan pengembangan, meubelair,
perlengkapan kantor dan sebagainya.

Dalam menentukan biaya dari berbagai aktiva diatas, diperlukan informasi tentang
kebutuhan fisik atau harga-harga. Kebutuhan fisik mungkin didasarkan atas salah
satu atau atau beberapa faktor berikut ini:

 Rencana yang terperinci dan spesifikasi yang lengkap


 Rancangan garis besar dan spesifikasi yang belum lengkap
 Pengalaman dengan proyek yang agak berbeda ditempat lain
 Beberapa “pedoman” yang telah diuji secara empiris.

Terdapat cara untuk mengetahui informasi mengenai harga, yang didasarkan atas:

 Harga-harga di waktu yang lalu


 Daftar harga yang masih berlaku
 Daftar harga kira-kira

B. Aktiva Tetap Tidak Berwujud

 Aktiva tidak berwujud: misalnya patent, lisensi, pembayaan “lumpsum” untuk


penggunaan teknologi, engineering fees, copyright, goodwill dan sebagainya.
 Biaya pendahuluan: terdiri dari biaya untuk studi pendahuluan, penyiapan
pembuatan laporan studi kelayakan, survey pasar, “legal fee” dan
sebagainya.
 Biaya-biaya sebelum operasi: biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
sebelum berproduksi secara komersial. Komponen yang utama adalah biaya
penarikan tenaga kerja, biaya latihan, beban bunga, biaya-biaya selama
masa produksi percobaan.

Biasanya sulit untuk menentukan kapan suatu produksi sudah bias dikatakan
produksi secara komersial, maka selalu ada untuk arbitrase dalam penentuannya.
Seringkali pengeluaran aktiva tetap ini berlangsung beberapa tahun, sehingga perlu
disusun jadwal pengeluaran untuk keperluan investasi tersebut.

2. Dana modal kerja (working capital)

MKTG6115 – E-Marketing Management


Kebutuhan dana untuk modal kerja dapat diartikan sebagai modal kerja bruttoatau
modal kerja netto. Modal kerja brutto yang disebut juga modal kerja awal
keseluruhan, menunjukkan semua investasi yangdiperlukan untuk aktiva lancar yang
terdiri dari: kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan lainnya.

Modal kerja netto merupakan dana yang dibutuhkan setelah proyek selesai
dibangun, digunakan untuk membiyai kegiatan operasi. Dana dugunakan untuk
persediaan bahan baku dan bahan pembantu, piutang dagang dan persediaan uang
di kas kantor perusahaan dan di bank. Sebagian bahan baku dan pembantu yang
dibutuhkan dapat diperoleh dari para pemasok dengan pembayaran dibelakang
tanpa pungutan bunga pinjaman.

Oleh karena itu piutang dagang tersebut akan mengurangi jumlah kebutuhan modal
bruto, tanpa harus menambah beban biaya operasional (bunga pinjaman). Jumlah
modal kerja bruto dikurangi piutang dagang yang dapat diharapkan dari para calon
pemasok disebut modal kerja neto.

3. Sumber-sumber Dana

Pemilihan sumber dana bertujuan untuk memilih sumber dana yang pada akhirnya
bias memberikankombinasi dengan biaya terendah, dan tidak menimbulkan
kesulitan likuiditas bagi proyek atau perusahaan yang mensponsori proyek
tersebut(artinya jangka waktu pengembalian sesuai dengan jangka waktu
penggunaan dana).

Beberapa sumber dana yang penting antara lain adalah:

1. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan langsung oleh pemilik


perusahaan. Apabila perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang berniat
go public. Maka modal sendiri hanya akan diperoleh dari para pemilik
perusahaan. Karna itu bagi perusahaan yang inginmenghimpun dana yang
besar sebaiknya memilih untuk gopublic.
2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham dipasar modal.
Perusahaan yang memutuskan go public dapat menghimpun dana
masyarakat dengan jalan menerbitkan saham yang nantinya akan diperjual
belikan di bursa saham.
3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal.
Obligasi bias berbentuk obligasi biasa, obligasi dengan suku bunga
mengambang, tanpa bunga, konversi.
4. Kredit yang diterima dari bank, dapat berupa kredit investasi maupun non-
investasi. Kredit bank masih dianggap sumber dana yang terbesar bagi dunia
usaha
5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank. Beberapa lembaga keuangan
tetapi bukan bank menawarkan jasa untuk menyediakan aktiva yang
diperlukan oleh persahaan. Secara resmi lembaga keuangan tersebutlah
yang memiliki aktiva tersebut dan perusahaan hanya menyewanya.
6. Project finance. Merupakan tipe pendanaan yang lebih banyak dipergunakan
untuk membiyai proyek-proyek besar, pembayarannya didasarkan atas
kemampuan proyek tersebut melunasi kewajiban finansialnya.

MKTG6115 – E-Marketing Management


Untuk bisa menghitung biaya modal keseluruhan, maka perlu menghitung terlebih
dahulu biaya modal dari masing-masing pendanaan (Husnan & Muhammad, 2000)
antara lain:

1. Biaya utang (cost of debt)


Menurut Husnan dan Muhamad (2000), biaya utang merupakan biaya yang
ditanggung karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman.
Meskipun yang sering dihitung biaya modal dari pinjaman adalah biaya utang
untuk utang jangka panjang, tetapi sebenarnya baik utang jangka panjang
maupun utang jangka pendek mempunyai biaya modal (meskipun besarnya
mungkin tidak sama).
2. Biaya laba yang ditahan
Menurut Husnan dan Muhamad (2000), biaya laba yang ditahan sama
dengan modal sendiri dari saham biasa. Apabila perusahaan menggunakan
laba yang ditahan perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan
tetapi apabila membagikan laba dan mengeluarkan saham baru, harus
menanggung biaya pengeluaran saham yang disebut floatation cost.
3. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan apabila investasi dibelanjai
dengan modal sendiri dan modal pinjaman, maka cut off rate yang
dipergunakan harus mempertimbangkan biaya modal baik dari utang maupun
dari modal sendiri (bagi perusahaan yang menggunakan utang). Umar (2001)
menyatakan konsep cost of capital (biaya modal) dimaksudkan untuk
menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang
dipakai dalam berinvestasi. Hal ini untuk mengetahui patokan tingkat
keuntungan yang layak dari investasi yang dilakukan.

5.2 Depresiasi, Amortisasi dan Pajak

A. Depresiasi

Syamsudin (2002) menyatakan Depresiasi yang dikenal sebagai penghapusan


merupakan salah satu komponen biaya tetap yang timbul karena digunakannya
aktiva tetap,biaya ini dapat dikurangkan dari revenue/penghasilan. Depresiasi dapat
dikurangkan sebagai expense/biaya dari revenue yang diterima, dapat dihitung
dengan beberapa cara yaitu:

 The straight line method (Metode garis lurus)


Jumlah depresiasi dengan menggunakan metode straight line method ini
dapat dihitung dengan membagi depricable value (jumlah investasi dikurangi
dengan nilai residu) dari suatu aktiva dengan umur ekonomisnya, sehingga
dengan menggunakan metode ini jumlah depresiasi setiap tahunnya sama.
 The double declining balance method
Tingkat depresiasi yang digunakan di dalam metode ini adalah sama dengan
tingkat yang digunakan dalam metode straight line dikalikan dua dan jumlah
yang digunakan sebagai dasar perhitungan depresiasi adalah keseluruhan
nilai investasi. Jumlah depresiasi pada tahun terakhir akan sama dengan nilai
buku pada awal tahun terakhir dikurangi dengan jumlah nilai residu.

MKTG6115 – E-Marketing Management


 The sum of the years digits method
Dengan menggunakan metode ini maka keseluruhan bilangan umur dari
suatu aktiva harus dijumlah. Jika”n” adalah umur ekonomis dari suatu aktiva
dan S adalah jumlah keseluruhan bilangan umur teknis dari aktiva tersebut
maka jumlah depresiasi pada tahun pertama adalah n/S, pada tahun kedua
(n-1)/S dan seterusnya, dikalikan dengan depricable value.

Menurut Fraser dan Ormiston (2008:46) menyatakan penyusutan digunakan untuk


mengalokasikan biaya aktiva tetap berwujud seperti, bangunan, mesin, peralatan,
perlengkapan kantor dan kendaraan bermotor. Tanah merupakan suatu
perngecualian terhadap aturan tersebut karena tanah dianggap memiliki masa
manfaat yang tidak terbatas.

B. Amortisasi

Menurut Fraser dan Ormiston (2008) menyatakan amortisasi merupakan proses


yang diterapkan kepada sewa guna usaha modal, bangunan yang belum selesai,
dan biaya kadaluarsa aktiva tidak berwujud, seperti paten, hak cipta, merek dagang,
lisensi, franchise dan goodwill

C. Pajak

Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib pajak badan
dalam negeri dan bentuk usaha tetap.

5.3 Laporan Laba Rugi

Menurut Darsono dan Ashari (2004) menyatakan laporan rugi laba (menurut
lembaga non profit disebut sebagai laporan sisa hasil usaha) merupakan akumulasi
aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu
tertentu, misalnya bulanan dan tahunan. Komponen laporan laba rugi adalah
Pendapatan/penjualan (dari usaha utama), Harga pokok penjualan, Biaya
pemasaran, Biaya administrasi dan umum, Pendapatan luar usaha (non
operasional), Biaya luar usaha (non operasional)

5.4 Arus Kas (Cash Flow)

Menurut Husnan dan Muhammad (2000), arus kas yang berhubungan dengansuatu
proyek dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni arus kas permulaan (initial
cash flow), arus kas operasional (operasional cash flow) dan arus kas terminal
(terminal cash flow).

Pengeluaran pengeluaran untuk investasi pada awal periode mungkin tidak hanya
sekali, merupakan arus kas permulaan, arus kas yang timbulselama operasi proyek
itu disebut sebagai arus kas operasional dan arus kas yang diperoleh pada waktu
proyek tersebut berakhir disebut sebagai arus kas terminal.

MKTG6115 – E-Marketing Management


 Arus kas awal (Initial cash flow).
Suratman (2001), arus kas awal adalah arus kas keluar dalam rangka untuk
keperluan tetap dan penentuan besarnya modal kerja. Aliran kas ini biasanya
diberi notasi negatif, artinya kas yang dikeluarkan. Aliran kas ini terjadi pada
tahun ke 0, artinya perusahaan belum beroperasi dan pengeluaran kas untuk
keperluan initialinvestment ini tidak dapat digunakan untuk menilai
profitabilitas proyek.Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa
mungkin sekali untukproyek-proyek besar, initial cash flow tidak hanya terjadi
pada awal periode, tetapiterjadi beberapa kali, pada tahun kesatu, kedua dan
seterusnya.
 Arus kas operasional (Operational Cash Flow)
Suratman (2001),berasal dari operasi perusahaan (kegiatan utama
perusahaan). Meliputi aliran kas masuk dana aliran kas keluar. Aliran kas
masuk berasal dari penjualan (pendapatan), sedangkan aliran kas keluar
adalah kas yang dikeluarkan untuk membayar operasionalperusahaan seperti
biaya pokok perusahaan, biaya administrasi dan umum dan penjualan serta
biaya-biaya lainnya

Menurut Suratman (2001) terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan


dalammenentukan estimasi arus kas operasional yakni:

o Harus didasarkan pada perhitungan kas setelah pajak.


o Biaya bunga harus dikeluarkan dari perhitungan.
o Harus didasarkan pada “dengan dan tanpa” proyek jika proyek
investasi untukpengembangan / penambahan dari proyek yang
sebelumnya sudah berjalan. Oleh karena itu estimasi kas ditentukan
atas dasar incremental antara denganinvestasi dan tanpa investasi
baru.

Untuk menentukan aliran kas operasional terdapat dua cara yaitu:

1.Menjumlahkan seluruh kas masuk yang berasal dari penjualan, kemudiandikurangi


dengan seluruh aliran kas keluar untuk operasional.

2.Menyesuaikan laporan rugi laba berdasarkan standar akuntansi keuangan dengan


pengeluaran-pengeluaran non tunai seperti depresiasi, amortisasi dan lain-lainnya.

Adapun formulasinya sebagai berikut: OFC = Laba Bersih Setelah Pajak -


Depresiasi + Amortisasi

Husnan dan Muhammad (2000:62) menyebutkan kebanyakan cara yang


dipergunakan untuk menaksir operational cash flow setiap tahunnya adalah dengan
menyesuaikan taksiran rugi laba yang disusun berdasarkan pninsip-prinsip
akuntansi dan menambahkannya dengan biaya-biaya yang sifatnya bukan tunai,
sebagai contoh adalah penyusutan.

MKTG6115 – E-Marketing Management


 Arus kas akhir (terminal cash flow)

Suratman (2001), aliran kas akhir menunjukkan aliran kas pada akhir umur
ekonomis proyek. Oleh karena itu arus kas ini berasal dari modal kerja dan
penjualan aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya.

Dalam menaksir arus kas setiap tahunnya, cara yang paling banyak
digunakanadalah dengan menyesuaikan taksiran daftar laba rugi yang
disusun oleh proyekdengan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi dan
menambahkannya dengan biaya-biayayang sifatnya bukan tunai seperti
penyusutan dan amortisasi (cara kedua)

Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa terminal cash flow


umumnya terdiri dari nilai sisa (residu) investasi tersebut dan pengembalian
modal kerja.

Sumber : https://dosenit.com/jaringan-komputer/internet/perbedaan-e-commerce-
dan-e-business

http://fadhilaww.blogspot.com/2015/03/e-marketing.html

http://aryatryasthana.blogspot.com/2015/09/tugas-i-definisi-e-commerce-m-
commerce.html

https://ardinunj88.wordpress.com/2015/01/29/perbedaan-antara-web-1-0-web-2-0-
dan-web-3-0/

http://nanangsuryadi.lecture.ub.ac.id/2011/12/penggunaan-internet-untuk-
mendukung-strategi-pemasaran/

Lecture Notes 3

MKTG6115 – E-Marketing Management

Anda mungkin juga menyukai