Anda di halaman 1dari 11

PEMBERDAYAAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT DALAM

MENDORONG PEMBANGUNAN DESA


DI DESA JAYAPURA KECAMATAN
CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA

Elin Herliani, Semantha Asyrof I


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Galuh Ciamis

Abstrak
Kebutuhan informasi saat ini menjadi kebutuhan umum masyarakat Indonesia, selain
kebutuhan sandang, pangan dan papan. Informasi yang baik akan meningkatkan pola pikir
masyarakat untuk bergerak aktif terutama dalam pelaksanaan pembangunan desa. Seiring
perkembangan zaman saat ini pemanfaatan tekhnologi menjadi salah satu alternatif yang
dapat digunakan dalam mengelola informasi yang cepat. Akan tetapi bagi masyarakat desa
bukanlah hal yang mudah dalam memanfaatkan tekhnologi informasi, maka dari itu
diperlukannya Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai lembaga Sosial yang
dibentuk sebagai jembatan informasi masyarakat desa dan pemerintah, maupun sebaliknya.
Mengingat pentingnya KIM di dalam desa sehingga perlu adanya kegiatan pemberdayaan
maksimal yang dilakukan oleh pihak Dosen Universitas galuh.
Sejalan dengan adanya kegiatan peraktek mata kuliah Peraktek Pemerintah yang di
adakan oleh pihak kampus ini, di harapkan dapat membantu pemerintah desa dalam
pembentukan Kelompok informasi Massyarakat (KIM) serta mendorong pemerintah desa
dapat bergerak aktif dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat, dalam menjalankan
tugasnya. Dengan adanya pemberdayaan yang di lakukan oleh mahasiswa beserta dosen ini,
pemerintah desa di harapkan menjadi lebih mengetahui apa itu Kelompok Informasi
Masyarakat, tujuannya itu seperti apa dan bagaimana pelaksanaanya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat distributif. dimana
dalam mendapatkan informasi dan data sebagai penunjang penelitian, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi.
penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan konsep atau teori yang telah
didapatkan selama perkuliahan, serta hal ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi hard
skill dan soft skill penulis yang relevansinya sesuai dengan bidang keilmuan ilmu
pemerintahan.

Kata Kunci : Kelompok Informasi Masyarakat, Pemberdayaan KIM, Pembangunan Desa


PENDAHULUAN berdasarkan atas kepentingan masyarakat
Pembangunan menjadi salah satu secara menyeluruh dan merata. Pada
proses dalam mewujudkan cita – cita dasarnya konteks pembangunan nasional,
bangsa yaitu menuju pada kesejahteraan pelaksanaan pembangunan diarahkan pada
rakyat sebagaimana yang tertera dalam semua sektor dan di semua wilayah baik
Undang – Undang Dasar Negara Republik daerah bahkan termasuk desa.
Indonesia 1945 alenia ke-4 dalam Pembangunan desa menjadi hal
memajukan kesejahteraan umum, terpenting dalam mencapai tujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan nasional karena fakta yang
seterusnya. Melalui pembangunan ada secara keseluruhan masyarakat
diharapkan membawa perubahan Indonesia berpenghuni di pedesaan. Wujud
bermakna bagi negara untuk menuju ke otonomi desa telah mengantarkan desa
arah yang lebih baik dari sebelumnya, sebagai fokus dari pembangunan nasional,
sehingga kehidupan masyarakat akan dapat sebab menurut Hardjanto (2013:118)
terus berkembang. Katz dalam Suryono pembangunan desa merupakan bagian
(2010:3) yang menyatakan bahwa integral dari pembangunan nasional dalam
pembangunan sebagai bentuk perubahan usaha meningkatkan kualitas sumberdaya
sosial yang besar dari suatu keadaan manusia pedesaan dan masyarakat secara
dengan keadaan lainnya yang dipandang keseluruhan yang dilakukan secara
lebih bernilai. berkelanjutan berdasarkan pada potensi
Pelaksanaan pembangunan dan kemampuan desa.
menuntut terjadinya pola kehidupan yang Otonomi desa telah memberikan
lebih baik pada suatu negara untuk ruang kepada desa dalam melaksanakan
meningkatkan kesejahteraan dan proses pembangunan berdasarkan atas
kemakmuran rakyat dengan mengolah kepentingan serta kondisi masyarakat desa
potensi serta sumber daya yang dimiliki itu sendiri, sejalan dengan pernyataan
oleh sebuah negara sebagai upaya dalam Cristian (2015:190) yang menyatakan
mewujudkan tujuan negara. Diungkapkan bahwa hak otonomi desa sebagai kesatuan
pula oleh Suryono (2010:2) bahwa masyarakat hukum tidak hanya berkaitan
pembangunan merupakan perubahan besar dengan kepentingan pemerintah, akan
– besaran oleh suatu bangsa yang memiliki tetapi juga berkaitan dengan kepentingan
implikasi sangat luas terhadap agen masyarakatnya sendiri. Selanjutnya dalam
perubahan, kekuasaan, sumber daya yang pasal 1 ayat 8 undangundang desa
dimiliki untuk menuju pada keadaan yang menyebutkan bahwa Pembangunan Desa
lebih baik. adalah upaya peningkatan kualitas hidup
Pencapaian tujuan pembangunan dan kehidupan untuk sebesarbesarnya
daerah akan dipengaruhi oleh keberhasilan kesejahteraan masyarakat Desa. Hal ini
desa dalam melaksanakan menunjukkan bahwa hakikat dari
pembangunannya. Hal tersebut disebabkan pembangunan desa adalah peningkatan
karena pemerintah telah menempatkan kualitas hidup dan kehidupan menuju
desa sebagai lembaga yang memiliki hak masyarakat yang sejahtera.
otonom. Pembagian hak otonom tersebut Pelaksanaan pembangunan desa
merupakan usaha pemerintah dalam harus diselenggarakan dengan mengacu
mewujudkan pembangunan nasional yang pada prinsip transparan, akuntabel serta
partisipatif sebagai prioritas utama aktif dan ikut serta dalam pelaksanaan
pemerintah desa. Hal tersebut juga pembangunan, sehingga pembangunan
diungkapkan oleh Hardjanto (2013:119) benar– benar berbicara tentang
bahwa untuk mencapai pembangunan yang kepentingan rakyat. Sehubungan dengan
baik saat ini pembangunan pedesaan harus hal tersebut maka menjadi tugas bersama
menerapkan prinsip – prinsip transparansi, antara masyarakat dan pemerintah dalam
partisipatif, akuntabilitas dan sustainible. menyalurkan informasi melalui media
Penerapan prinsip tersebut akan mengajak apapun, baik secara tertulis ataupun secara
masyarakat bersama – sama untuk lisan. Akan tetapi bukan hal mudah bagi
membangun. Prinsip-prinsip tersebut dapat masyarakat di pedesaan dalam mengakses
terlaksana apabila terdapat keterbukaan informasi, sebab kenyataannya tidak
informasi antara pemerintah dan semua masyarakat desa dapat menerima
masyarakat sendiri guna terjalinnya informasi dengan baik karena adanya
komunikasi yang selaras (Alfando, keterbatasan pengetahuan dan sebagainya.
2013:109). Dilihat dari rendahnya pendidikan di desa.
Undang – undang Dasar Negara Permasalahan tersebut membawa
Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 F pemerintah untuk dapat mengembangkan
menyatakan bahwa setiap orang berhak jaringan informasi di desa melalui
untuk berkomunikasi dan memperoleh pembentukan lembaga komunikasi.
informasi untuk mengembangkan pribadi Pemerintah daerah yang diwakili oleh
dan lingkungan sosialnya, serta berhak Dinas Komunikasi dan Informasi
untuk mencari, memperoleh, memiliki dan (DISKOMINFO) mengadakan sosialisasi
menyimpan informasi dengan pembentukan Kelompok Informasi
menggunakan berbagai jenis saluran yang Masyarakat (KIM) sebagai lembaga
tersedia. Ketersediaan informasi akan informasi masyarakat yang didasari atas
membawa masyarakat untuk aktif bergerak PERMENKOMINFO No. 8 Tahun 2010
serta menjadi masyarakat cerdas sehingga tentang Pedoman Pengembangan Dan
berdampak pada proses pembangunan. Pemberdayaan Lembaga Komunikasi
Mengingat pentingnya informasi Sosial.
dewasa ini pemerintah telah mengatur Kelompok Informasi Masyarakat
dalam Undang – Undang RI No.14 Tahun (KIM) merupakan lembaga informasi yang
2008 tentang keterbukaan informasi publik dibentuk oleh masyarakat sendiri,
untuk memberikan jaminan masyarakat sebagaimana dalam pasal 1 dijelaskan
dalam memperoleh informasi. Undang – bahwa Kelompok Informasi Masyarakat
undang tersebut menjelaskan bahwa saat (KIM ) sebagai Lembaga Komunikasi
ini informasi menjadi salah satu kebutuhan Perdesaan adalah Kelompok Informasi
pokok manusia selain kebutuhan sandang, Masyarakat atau kelompok sejenis lainnya,
pangan dan papan. Memperoleh informasi selanjutnya disingkat KIM, yang dibentuk
juga telah menjadi hak asasi manusia oleh masyarakat, dari masyarakat dan
sebagai bagian dari ciri utama negara untuk masyarakat secara mandiri dan
demokrasi yang memegang teguh kreatif yang aktivitasnya melakukan
pencapaian dari dan untuk rakyat. kegiatan pengelolaan informasi dan
Keterbukaan Informasi Publik akan pemberdayaan masyarakat dalam rangka
menggerakkan masyarakat untuk berperan meningkatkan nilai tambah.
TINJAUAN PUSTAKA Bersumber dari penjelasan para ahli
Pemberdayaan Masyarakat mengenai arti dan makna pemberdayaan
Secara etimologi pemberdayaan yang memiliki pandangan masing-masing.
dari kata dasar "daya", yang berarti Keseluruhan makna dan arti tersebut
kemampuan melakukan sesuatu (KBBI, memiliki arah yang sama untuk dapat
2005), sedangkan pemberdayaan berarti memandang pemberdayaan sebagai sebuah
proses, cara, perbua memberdayakan. pembelajaran agar lebih berdaya guna.
Pengertian "proses" menurut Menyentuh hal tersebut pemberdayaan
Sulistiya (2004) menunjuk pada dapat dilihat melalui prinsip-psinsip serta
serangkaian tindakan atau langkah- ruang lingkup kegiatan pemberdayaan.
langkah yang dilakukan secara kronologis, Konsep pemberdayaan masyarakat
sistematis yang mencerminkan tahapan menurut Depkominfo (2006) bahwa
untuk mengubah pihak yang kurang atau pemberdayaan terjadi melalui proses
belum berdaya menuju keberdayaan. peningkatan Lcesadaran pentingnya
Menurut Wrihatnolo, (2007) bahwa informasi, peningkatan akses, dan
sebagai sebuah proses, pemberdayaar pendayagunaan informasi melalui
mempunyai tiga tahapan: kelompok. Keberhasilan pemberdayaan
1) Penyadaran, yaitu target yang akan masyarakat memerlukan keterlibatan dan
diberdayakan diberikan penyadaran itibungan yang bersifat sinergis antar
bahwa mereka dapat menjadi segenap komponen (stakeholder) dengan
berdaya, dan dapat dilakukan fungsi dan peran masing-masing sebagai
apabila men mempunyai kapasitas bagian dari sistem, baik masyarakat,
untuk keluar dari ketidak pemerintah maupun pihak terkait Lainnya
berdayaarnya; (Herman, 2007: 33).
2) Pengkapasitasan, yaitu pemberian Dharmawan mendefinisikan makna
kapasitas pada individu atau lemberdayaan sebagai :
kelompok agar mampu menerima ‘a process of having enough
daya atau kekuasaan yang berupa energy enabling people to expand their
pelatihan, seminar, dan sejenisnya; capabilities, to have greater bargaining
3) Pemberian daya (empowerment), power, to make their own lecisions, and
yaitu diberikan daya, kekuasaan, to more easily access to a source of
otoritas, atau peluang sesuai better living"
dengan kecakapan yang telah Menurut Sumodingingrat (1999),
dimiliki. pemberdayaan masyarakat berarti
Slamet dalam Mardikanto dan meningkatkan kemampuan atau
Soebianto (2013:100) menyatakan meningkatkan kemandirian masyarakat
pemberdayaan sebagai proses penyuluhan melalui: 1) penciptaan suasana atau KIM
pembangunan, dimana oleh Chambers yang memungkinkan masyarakat
dalam Awang (2010:45) menyatakan perkembang; 2) peningkatan kemampuan
bahwa pemberdayaan sebagai konsep masyarakat dalam pembangunan melalui
pembangunan ekonomi yang merangkum perbagai bantuan dan pelatihan,
nilai – nilai sosial dimana konsep ini telah pembangunan prasarana dan sarana baik
mencerminkan paradikma baru fisik maupun sosial; 3) Perlindungan
pembangunan yaitu bersifat partisipatif.
melalui pemihakan kepada yang informasi dan komunikasi dalam rangka
lemah untuk mencegah persaingan yang mencapai masyarakat informasi yang
tidak seimbang, dan menciptakan sejahtera, sedangkan fungsi KIM sebagai
kemitraan yang paling menguntungkan. wahana informasi, mitra dialog dengan
Menurut laporan World Bank, 2005 pemerintah dalam merumuskan kebijakan
mhwa ada empat elemen dasar dart publik, sarana peningkatan literasi
Pemberdayaan yaitu: (1) akses pada masyarakat, dan sebagai lembaga yang
informasi; 2) partisipasi; (3) memiliki nilai ekonomi.
akuntanbilitas; dan (4) kapasitas organisasi Apabila dilihat dari kegiatan KIM,
lokal. Jadi akses informasi nerupakan salah Ropingan, (2007) menemukan konsep-
satu komponen dari 3 konsep intepretatif KIM sebagai berikut:
emberdayaan.Masyarakat yang (1) konsep demokrasi; (2) konsep dampak
diberdayakan nemerlukan ketersediaan dan struktur organisasi; (3) konsep aspirasi
informasi dari agen pemberdaya. masyarakat; dan (4) konsep arus informasi.
Darwanto, 2004 menyebutkan bahwa Berger dan Neuhaus (dalam
unsur-unsur pemberdayaan masyarakat Nugroho, 1997), secara konkret menunjuk
pada umumnya adalah: (1) inklusi dan lembagalembaga keluarga, ketetanggaan,
partisipasi; (2) akses pada informasi; (3) keagamaan, dan lembaga keswadayaan
kapasitas organisasi lokal; dan (4) merupakan institusiinstitusi mediasi untuk
profesionalitas pelaku pemberdaya. membantu pemberdayaan masyarakat.
Keempat unsur tersebut saling terkait dan Oleh karena itu pemberdayaan KIM yang
salingmendukung. tumbuh dari bawah perlu didorong sebagai
alternatif dalam rangka mengatasi
Kelompok Informasi Masyarakat kesenjangan nformasi kepada masyarakat
(KIM) dansebagai strategi dalam upaya
Kelompok Informasi Masyarakat kelancaran arus informasi di daerah
(KIM) adalah sekumpulan individu yang pedesaan (Ropingan, 2007).
berinteraksi dengan tujuan memecahkan
masalah kehidupan dengan mengakses, Organisai Sosial
mengolah dan memanfaatkan informasi Sitepu (2006:11), Organisasi sosial
yang diperoleh dari media massa dan merupakan wadah partisipasi masyarakat
berbagai sumber informasi serta secara terlembaga, sehingga semakin
mendesiminasikan kepada sesama anggota banyak organisasi sosial dapat diartikan
kelompok dan kepada masyarakat semakin tinggi pula partisipasi masyarakat.
(Wahyudiyono, 2008). Salah satu bentuk organisasi sosial
Sesuai dengan kerangka acuan arah yaitu Kelompok Informasi Masyarakat
pengembangan dan pemberdayaan (KIM) yang dibentuk di desa. Berdasarkan
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) atas PERMENKOMINFO no. 8 tahun
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal 2010 pasal 1 menjelaskan bahwa
Sarana Komunikasi dan Diseminasi Kelompok Informasi Masyarakat ( KIM )
Informasi, maka KIM mempunyai visi sebagai Lembaga Komunikasi Perdesaan
untuk mewujudkan KIM yang inovatif adalah Kelompok Informasi Masyarakat
dalam meningkatkan nilai tambah bagi atau kelompok sejenis lainnya, selanjutnya
masyarakat melalui pendayagunaan disingkat KIM, yang dibentuk oleh
masyarakat, dari masyarakat dan Pembangunan
untuk masyarakat secara mandiri dan Siagian dalam Suryono (2010:2)
kreatif yang aktivitasnya melakukan mengungkapkan bahwa pembangunan
kegiatan pengelolaan informasi dan sebagai suatu arah atau rangkaian usaha
pemberdayaan masyarakat dalam rangka pertumbuhan dan perubahan yang
meningkatkan nilai tambah. berencana dan dilakukan suatu bangsa,
negara, dan pemerintah secara sadar
Informasi menuju odernisasi dalam rangka
Berdasarkan atas pendapat Faules pembinaan bangsa (nation building).
(2013:28) menyatakan bahwa informasi Menurut Hardjanto (2013:2) menyatakan
merujuk kepada kata – kata (dalam pesan bahwa pembangunan diartikan sebagai
tertulis) dan bunyi (dalam pesan terucap) suatu proses multidimensional yang
dalam pertunjukan. Hal tersebut didukung meliputi perubahan dalam struktur sosial,
pula oleh pendapat Johantan (2013:114) perubahan dalam sikap hidup masyarakat
menyatakan bahwa Informasi adalah pesan dan perubahan dalam kelembagaan
(ucapan atau ekspresi) atau kumpulan nasional, selain itu pembangunan juga
pesan yang terdiri dari ordersekuens dari meliputi peerubahan dalam tingkat
simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan pertumbuhan ekonomi, pengurangan
dari pesan atau kumpulan pesan. ketimpangan pendapatan nasional dan
Dalam Undang – undang No. 14 pemberantasan kemiskinan.
tahun 2008 pasal 1 ayat 1 menjelaskan kan tetapi inti dari pembangunan
bahwa Informasi adalah keterangan, adalah perhgerakan untuk menuju kepada
pernyataan, gagasan, dan tandatanda yang hal yang lebih baik, sebagaimana
mengandung nilai, makna, dan pesan, baik diungkapkan oleh Katz dalam Suryono
data, fakta maupun penjelasannya yang (2010:3) bahwa pembangunan sebagai
dapat dilihat , didengar, dan dibaca yang perubahan sosial yang besar dari suatu
disaj ikan dalam berbagai kemasan dan keadaan dengan keadaan lain yang
format sesuai dengan perkembangan dipandang lebih bernilai dan Kartasasmita
teknologi informasi dan komunikasi secara dalam Hardjanto (2013:5) juga
elektronik ataupun nonelektronik. menyatakan bahwa pembangunan adalah
Informasi yang menjadi konsumsi suatu proses perubahan ke arah yang lebih
masyarakat disebut dengan informasi baik melalui upaya yang dilakukan secara
publik dimana dalam pasal 1 ayat 2 terencana.
dijelaskan bahwa Informasi Publik adalah
informasi yang dihasilkan, disimpan, Pembangunan Desa
dikelola, dikirim, dan/ atau diterima oleh Undang – undang No. 6 Tahun
suatu Badan Publik yang berkaitan dengan 2014 tentang desa dalam pasal 1 ayat 1
penyelenggara dan penyelenggaraan menyatakan bahwa, Desa adalah desa dan
negara dan/ atau penyelenggara dan desa adat atau yang disebut dengan nama
penyelenggaraan Badan Publik lainnya lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
yang sesuai dengan UndangUndang ini kesatuan masyarakat hukum yang
serta informasi lain yang berkaitan dengan memiliki batas wilayah yang berwenang
kepent ingan publik. untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, METODE PENELITIAN
hak asal usul, dan/atau hak tradisional Penelitian ini menggunakan
yang diakui dan dihormati dalam sistem pendekatan kualitatif yang bersifat
pemerintahan Negara Kesatuan Republik distributif. dimana dalam mendapatkan
Indonesia. informasi dan data sebagai penunjang
Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 8 penelitian, peneliti menggunakan teknik
mengemukakan bahwa Pembangunan pengumpulan data berupa wawancara,
Desa adalah upaya peningkatan kualitas observasi, dan dokumentasi.
hidup dan kehidupan untuk sebesar- Menurut Kurt dan Miller dalam Moleong
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. (2004: 3) “penelitian kualitatif adalah
Dikemukakan pula oleh Adisasmita tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
dalam Hardjanto (2013:118) bahwa social yang secara fundamental bergantung
pembangunan masyarakat desa adalah pada pengamatan manusia dalam
kesuluruhan kegiatan pembangunan yang kawasannya sendiri dan berhubungan
berlangsung di desa dan meliputi seluruh dengan bahasan dan dalam
aspek kehidupan masyarakat , serta peristilahannya”. Metode kualitatif
dilaksanakan secara terpadu dengan merupakan metode penelitian yang
mengembangkan swadaya gotong royong. digunakan untuk meneliti pada kondisi
Ismani dalam Cristian (2015:195), objek yang alamiah, dimana peneliti
mengungkapkan pembangunan desa adalah sebagai instrument kunci teknik
adalah : pengumpulan data secara gabungan.
Aktivitas yang dilakukan oleh Dengan metode penelitian kualitatif dalam
pemerintah bersama masyarakat desa dan penelitian ini bertujuan untuk memberikan
bertujuan untuk meningkatkan kehidupan suatu bentuk pemahaman tentang realita
dan penghidupan masyarakat kearah yang social sehingga dapat memberikan suatu
lebih baik, sudah tentu memerlukan pengaruh terhadap masyarakat sekitar.
kepemimpinan, arah pembangunan dalam Penelitian yang bersifat deskriptif
perkembangannya juga mendapat usaha ini dapat digunakan pada penelitian yang
membangun dari masyarakat dan bangsa memerlukan pengungkapan tentang
lain, dimana dalam praktek dasar fenomena social secara mendalam. Seperti
pembangunan harus melihat kenyataan yang diungkapkan oleh Moh. Nazir
yang hidup dalam dinamika pembangunan (2003:16) “penelitian deskriptif
masyrakat. mempelajari tentang masalah-masalah
Selanjutnya, ditegaskan oleh didalam masyarakat, serta tata cara yang
Soewignyo dalam Cristian (2015:196), berlaku dalam masyarakat serta situasi-
bahwa terdapat 3 sifat dari pembangunan situasi tertentu, termasuk tentang
desa yang meliputi : 1) pembangunan desa hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan,
sebagai metode pembangunan, 2) sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta
pembangunan desa sebagai program yang proses-proses yang sedang berlangsung
menyangkut berbagai segi terakumulasi dan pengaruh-pengaruh dari suatu
dalam bentuk program – program dan 3) fenomena”. Penggunaan metode penelitian
pembangunan desa sebagai pergerakan. menggunakan pendekatan kualitatif yang
bersifat deskriptif ini dengan alasan untuk
menggali dan mengungkapkan fenomena
social dalam Implementasi Tata Kelola pembangunan terutama dalam
Pemerintahan Desa Jayapura dalam Proses pembangunan desa, sebab KIM sebagai
Menuju Desa Mandiri. mitra pemerintah akan berperan dalam
pembangunan yang partisipatif. Kaitannya
PEMBAHASAN dalam hal tersebut Herman (2007:33)
Bina Manusia mengungkapkan bahwa keberhasilan
Bina Manusia dalam hal ini pemberdayaan memerlukan keterlibatan
menjadi hal utama yang harus, karena pada dan hubungan yang bersifat sinergis antar
dasarnya manusialah yang menjadi motor segenap komponen (stakeholder) dengan
penggerak pencapaian tujuan dari KIM. fungsi dan peran masing-masing sebagai
Mardikanto dan Soebianto (2013:114) bagian dari sistem, baik masyarakat,
menyatakan bahwa dalam ilmu manajeman pemerintah maupun pihak terkait lainnya.
manusia menempati unsur yang paling Dilihat dari aktifitas KIM tidak ada
unik, yaitu selain sebagai sumber daya kegiatan yang bersifat berkelanjutan,
sekaligus sebagai pelaku dan pengelola anggota KIM yang masih belum mampu
manajemen itu sendiri. mengembangkan dirinya dengan
Kegiatan pemberdayaan dalam pengetahuan serta keterampilan dalam
bina manusia yang dilakukan oleh Dosen bertekhnologi dan berinformasi sehingga
pembimbing peraktek dan mahasiswa KIM masih banyak bergantung.
untuk dapat menyentuh individu anggota Permasalahan tersebut karena belum
KIM dilakukan melalui bentuk pembinaan ada dukungan serta kondisi yang menarik
langsung, sosialisasi dan workshop. Isi perhatian KIM untuk bertindak.
dari kegiatan tersebut membahas mengenai Pemenuhan kebutuhan fasilitas fisik
keorganisasian, tujuan dan makna KIM maupun non fisik yang belum terpenuhi,
yang harus diketahui oleh anggota KIM serta pemerintah dan masyarakat yang
sebagai organisasi yang lahir dari dan cenderung tidak memperhatikan KIM
untuk rakyat.Dampak yang dapat karena kurangnya sosialisasi meluas yang
diberikan KIM terhadap masyarakat desa dilakukan. Sehubungan dengan hal
menjadi bagian dari tujuan pemberdayaan tersebutTheresia, et al (2014:112)
KIM. Sehubungan dalam hal tersebut mengemukakan bahwa pemberdayaan
Mubyarto dalam Awang (2010:46) bahwa manusia dalam hal ini berarti dapat
pemberdayaan ditekankan pada meningkatkan kemampuan atau
pemberdayaan manusia yang diarahkan kemandirian melalui, 1) penciptaan
pada pengembangan Sumber Daya suasana atau iklim yang memungkinkan
manusia terutama pada masyarakat desa, berkembang, 2) memperkuat potensi atau
penciptaan peluang berusaha yang sesuai daya yang dimiliki, 3) perlindungan
dengan keinginan masyarakat. melalui pemihakan kepada yang lemah
Melalui kegiatan tersebut akan untuk mencegah persaingan yang tidak
membentuk sinergitas antar KIM yang seimbang, dan menciptakan kemitraan
dapat saling menguntungkan untuk bisa yang saling menguntungkan.
terus mengembangkan kualitas diri pada Bina Usaha
anggota KIM tersebut. Kualitas Pemberdayaan dalam lingkup bina
pengembangan diri anggota KIM akan usaha dapat dimanfaatkan sebagai peluang
berdampak baik pada pelaksanaan jangka panjang. KIM sebagai organisasi
sosial yang tumbuh dan berkembang dari berhak berkomunikasi serta memperoleh
dan untuk masyarakat ini salah satu fungsi informasi. Keadaan masyarakat desa yang
lainnya adalah memajukan perekonomian kencenderungan masyarakat dengan
desa melalui peningkatan potensi desa pengetahuan rendah menuntut kebutuhan
serta pengembangan usaha masyarakat KIM di dalam desa sebagai agen
disekitarnya agar lebih berdaya guna penyebaran informasi dari dan untuk
melalui pengelolaan informasi yang cerdas masyarakat. KIM dalam hal ini seharusnya
dengan mengikuti kebutuhan pasar. tidak hanya menyampaikan pesan melalui
Sejalan dengan pernyataan Chambers media sosial tapi langsung berinteraksi
dalam Awang (2010:45) bahwa dengan masyarakatnya. Faules (2013:28)
pemberdayaan sebagai konsep menyatakan bahwa informasi merujuk
pembangunan ekonomi yang merangkum kepada kata – kata (dalam pesan tertulis)
nilai-nilai sosialdimana konsep ini telah dan bunyi (dalam pesan terucap dalam
mencerminkan paradikma baru pertunjukan).
pembangunan yaitu bersifat partisipatif. Kesadaran masyarakat untuk
Pengembangan usaha masyarakat memperoleh informasi juga akan
dengan melihat potensi yang ada di desa mengangkat sikap partisipatif masyarakat
sebagai bagian dari aktifitas KIM, guna ikut andil dalam pembangunan,
dikembangkan melalui pengelolaan dalam artian semua masyarakat dapat
informasi yang di dapat dari berbagai dipengaruhi untuk bersamasama bergerak
sumber. Hal tersebut juga dinyatakan oleh dalam melaksanakan pembangunan.
penelitian yang dilakukan oleh Maryatun Sebagaimana Adisasmita dalam Hardjanto
dan Lasadalam jurnal Berkala Ilmu (2013:118) mengungkapkan bahwa
Perpustakaan dan Informasi, Volume V. pembangunan masyarakat desa adalah
Nomor 1, 2009, bahwa persoalan keseluruhan kegiatan pembangunan yang
kenyataan lain juga diterima dengan salah berlangsung di desa dan meliputi seluruh
satu fungsinya sebagai lembaga yang aspekkehidupan masyarakat, serta
memiliki nilai ekonomi, melalui informasi dilaksanakan secara terpadu dengan
yang diperoleh dari berbagai sumber. KIM mengembangkan swadaya gotongroyong.
dapat menerapkannya dalam berbagai Keberdayaan KIM sangat diuntungkan di
aktivitas seperti, pertanian, perdagangan, dalam desa, karena KIM memiliki dampak
peternakan, industri dan mendapatkan positif yang diberikan pada lingkungan
tambahan pendapatan dari aktivitas sekitarnya.
tersebut. Masyarakat merasa diuntungkan
Bina Lingkungan darikeberadaan KIM apabila program kerja
Pengaruh KIM tidak hanya KIM dapat dijalankan secara maksimal.
berkaitan pada perekonomian desa akan Melalui KIM masyarakat juga dapat
tetapi berkaitan pula pada lingkungan berinteraksi dengan desanya, masyarakat
sosial masyarakat. Dimaksudkan melalui tani diberdayakan melalui tekhnologi
pemberdayaan KIM masyarakat dapat modern, serta pemuda desa dapat
mengolah informasi yang baik. Informasi memperoleh informasi desanya melalui
saat ini telah menjadi kebutuhan utama akses internet. Dampak pemberdayaan
masyarakat yang diatur dalam UUD’45 KIM dalam penerapan tekhnologi tersebut
Pasal 28 F menyatakan bahwa setiap orang menjadi jawaban yang berjangkauan jauh
ke depan dan berkesinambungan dalam implementasi; e) melakukan
membangun masyarakat yang maju, evaluasi.
mandiri dan sejahtera (R.Wrihartnolo dan 2) Program Pemberdayaan yang telah
Dwidjowijoto, 2007:149), sebab mengikuti dilakukan oleh KIM mencakup: (a)
arus perkembangan zaman. meningkatkan kualitas sumberdaya
Bina Kelembagaan manusia melalui pelatihan; (b)
Kelembagaan menjadi hal yang pembuatan paket infortpasi; (c)
berpengaruh terhadap berjalannya semua mengikutsertakan KIM dalam
kegiatan yang berkaitan pada manusia, kegiatan pemerintahan; (d)
usaha dan lingkungan. Kelembagaan yang membuka jaringan KIM ke instansi
efektif akan menjadi penentu keberhasilan terkait.
dari tujuan awal pembentukan lembaga. 3) Perbedaan program pemberdayaan
Sehingga menurut Mardianto dan yang telah dilakukan oleh KIM
Soebianto (2013:117) menyatakan bahwa yang lebih maju dan belum maju
kelembagaan sebagai sebuah kelompok disebabkan oleh tahun awal
ataupun organisasi sosial yang tersedia dan terbentuknya KIM, Ide/gagasan
dapat berjalan efektif sehingga dapat pembentukan, dan peran motor
mendukung terselenggaranya bina penggerak.
manusia, usaha dan lingkungan. Program pemberdayaan dapat
KIM dalam hal ini merupakan memberikan manfaat yang besar bagi
sebuah lembaga sosial yang tumbuh dan kelompok masyarakat. Mereka dapat
berkembang dari dan untuk rakyat sebagai memperoleh informasi untuk mengakses
upaya dalam mendorong pembangunan ke sumber-sumber pembiayaan, peluang
desa. Kelembagaan dalam hal ini juga pasar, dan jaringan pemasaran yang
disebutkan sebagai organisasi sosial berkaitan dengan bidang usahanya.
masyarakat yang menjadi organisasi non Hambatan yang dialami dalam
pemerintah. Pernyataan tersebut aplikasi program pemberdayaan adalah
diungkapkan oleh Sumarto (2009:29) sebagian masyarakat masih menganggap
bahwa organisasi sosial merupakan bahwa sudah menjadi tugas pemerintah
organisasi non pemerintah yang dibentuk untuk memfasilitasi kemudahan akses
untuk mendorong pembangunan yang informasi yang diperlukan oleh
bersifat partisipatif. masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut
pemerintah desa jayapura melakukan
sosialisasi secara intensif tentang
KESIMPULAN DAN SARAN pentingnya informasi bagi masyarakat
1) Proses pemberdayaan masyarakat melalui proses pemberdayaan.
yang telah dilakukan oleh pihak Semoga dengan adanya telah di
kampus Universitas Galuh melalui bentuk KIM ini pemerintah desa dapat
tahapan sebagai lebih memaksimalkan serta memudahkan
berikut: a) memberikan penyadaran pelayanan kepada masyarakat. Serta dapat
tentang arti pentingnya informasi; terus berlanjut penggunaanya, dan dapat
b) pengkapasitasan; c) pemberian lebih memanfaatkan keberadaan
daya; d) membuat rencana aksi dan Kelompok Informasi Masyarakat ini untuk
kemajuan serta kesejah teraan masyarakat Desa. Jurnal Agroforestri. Volume II
desa. Nomor 1.
Peraturan Mentri Komunikasi dan
SARAN Informasi Nomor
1. Perlu adanya sosialisasi serta 08/PER/M.KOMINFO/6/2010,
pembinaan KIM lebih lanjut oleh Pedoman Pengembangan Dan
pemerintah daerah, ke setiap desa Pemberdayaan Lembaga
atau wilayah agar tidak terjadi Komunikasi Sosial.
kasus seperti ini, dimana Dharmawan, Arya Hadi. Pendekatan-
pemerintah desa tidak tahu pendekatan pembangunan pedesaan
keberadaan KIM ini. dan pertanian: klasik dan
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut kontemporer.
mengenai pemberdayaan KIM http://www.psp3ipb.orid/-
untuk menambah temuan barn uploaded/Teori_Teori_Pembangunan
tentang program pemberdayaan _Klasik_ Kontemporer_2006.pdf.
dengan mengambil banyak kasus. diakses 17 November 2020.
3. Meningkatkan nilai guna KIM di Djunaedi, Achmad. (2007). Diseminasi
dalam desa melalui pelaksanaan informasi ke masyarakat. Handout
pembinaan rutin KIM oleh mata kuliah Manajemen Dukungan
Diskominfo kabupaten Layanan Informasi Program S2
Tasikmalaya, dilanjutkan dengan Manajamen Informasi &
evaluasi kerja KIM secara Perpustakaan UGM.
berkelanjutan. ndonesia. Departemen Komunikasi dan
Informatika. Dirjen Sarana
Komunikasi dan Diseminasi
DAFTAR PUSTAKA Informasi. (2006). Kerangka
Alfando, Johantan. 2013. “ Peranan acuan arah pengembangan dan
Kelompok Informasi Masyarakat pemberdayaan Kelompok Informasi
(KIM) Dalam Mewujudkan Desa Masyarakat (KIM). Jakarta: Dirjen
Mandiri Di Desa Sidomulyo Kec. Sarana Komunikasi dan Diseminasi
Anggana Kutai Kartanegara”. Informasi.
Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume I
Nomor 2.
Cristian, Harry. 2015. Studi Tentang
Pelaksanaan Rencana Kerja
Pembangunan Desa (Rkpdes)
Tahun 2013 Di Desa Coajanan Ulu
Kecamatan Loa Janam Kabupaten
Kutai Karta Negara. eJournal
pemerintahan integratif. Volume 3
Nomor 1.
Danamik, PN, Intan, and Tahitu, ME.
2007. Studi Tingkat Partisipasi
Masyarakat Dalam Pembangunan

Anda mungkin juga menyukai