Anda di halaman 1dari 178

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CUCI TANGAN

(Untuk memenuhi tugas praktik Klinik Internship)

Oleh :

TRI MUTHIA PARHANI

NIM. P2.06.20.1.17.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TASIKMALAYA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN MENCUCI TANGAN

A. Topik : Cara Tepat Mencuci Tangan


B. Hari/tanggal : Jum’at, 29 Mei 2020
C. Waktu : Jam 13.00
D. Tempat : Rumah warga
E. Sasaran : warga
F. Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan warga dapat mengerti dan memahami serta
mengaplikasikan cara mencuci tangan yang tepat yang akan diadakan.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Setelah diberikan penyuluhan warga mengerti tentang cara mencuci tangan
b. Dapat mengetahui apa saja manfaat cara mencuci tangan bagi warga
c. Dapat mempraktekan atau mengaplikasikan cara mencuci tangan bagi warga
G. Materi
Terlampir
H. Metode
- Ceramah
- Demonstrasi cara mencuci tangan
- Simulasi
I. Media
Leaflet
J. Jumlah Peserta
3 orang
K. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu

Pre Interaksi 2 menit

1. Memberi salam Menjawab salam


Memperkenalkan diri Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan Mendengarkan
tema penyuluhan
3.
Menyebutkan materi yang akan
Mendengarkan dan
diberikan
memperhatikan
4.

Pelaksanaan

5. Menjelaskan materi penyuluhan


mengenai:

- Pengertian mencuci tangan


- Manfaat mencuci tangan
- Pasien dapat mengetahui,
memahami, dan
mengimplementasikan cara
Mendengarkan dan
mencuci tangan yang baik dan
memperhatikan
benar dalam kehidupan sehari- 5 menit
hari.
- Menjelaskan langkah-langkah
mencuci tangan yang tepat
- Mengajarkan langkah-langkah
cuci tangan yang tepat.
Memberikan kesempatan pada
Mempraktekkan langkah-langkah
tiap murid untuk mempraktekkan cuci tangan
sendiri-sendiri langkah-langkah cuci
Melaksanakan langkah-langkah
6. tangan
mencuci tangan.

Evaluasi : 2 menit

7. Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan


materi penyuluhan yang telah diberikan
dan mereview kembali kepada peserta
yang

dapat mejawab pertanyaan yang telah


diajukan.

Terminasi :

8. Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan


serta peserta yang hadir dalam
1 menit
penyuluhan.

Mengucapkan salam penutup.


9. Menjawab salam

L. Evaluasi
a. Warga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan mahasiswa
b. Warga mampu mempraktekkan kembali apa yang telah diajarkan mahasiswa
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Mencuci Tangan


Mencuci tangan adalah membasuh kedua telapak tangan dengan sabun dan air
mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan tujuan untuk menghilangkan
kuman.
Kapan cuci tangan dengan sabun harus dilakukan?
 Sebelum makan
 Sebelum dan sesudah mengolah makanan
 Sesudah dari kamar mandi atau WC
 Setelah kontak dengan orang yang batuk atau bersin.
 Tangan terlihat kotor

B. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir


Dengan mencuci tangan di air mengalir maka kotoran dan kuman akan luruh
terbawa air. Jadi mulai sekarang bila kita makan sebaiknya cuci tangan di wastafel
walaupun di sediakan mangkuk tempat mencuci tangan.

C. Manfaat Mencuci Tangan


 Efektif dan sederhana dalam mencegah infeksi
 Menciptakan lingkungan yang aman
 Pelayanan kesehatan menjadi aman
 Bila tangan kotor,cuci dengan sabun atau antiseptic di air mengalir

D. Langkah-Langkah Mencuci Tangan


1. Basuh tangan dengan air mengalir
2. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
3. Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu
pula sebaliknya.
4. Gosok kedua telapak dan sela – sela jari tangan
5. Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci
6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
7. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dan sebaliknya
8. Bilas kedua tangan dengan air.
9. Keringkan dengan lap tangan atau tissue
DAFTAR PUSTAKA
http://promkes.kemkes.go.id/6-langkah-cuci-tangan-pakai-sabun
Dokumentasi Kegiatan
6 LANGKAH
CUCI TANGAN

Punggung jari tangan kanan digosokkan pd


telapak tangan kiri dengan jari sisi dalam kedua
tangan saling mengunci TUJUAN MENCUCI
TANGAN :
Ratakan dengan kedua telapak tangan 1. Supaya tangan bersih
2. Membebaskan tangan
dari kuman dan
mikroorganisme
Ibu jari tangan kiri digosok berputar dalam
genggaman tangan kanan dan sebaliknya 3. Menghindari masuknya
kuman ke dalam tubuh
4. Mencegah penularan
Gosok berputar
Gosok punggung dan sela-sela jari tangan ujung jari – jari melalui kontak
kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya tangan kanan
ditelapak tangan kiri
dan sebaliknya

Gosok kedua telapak dan sela –


sela jari
AYO, CUCI
KAPAN SAYA
HARUS MENCUCI TANGAN !!
TANGAN ??
5 MOMENT UNTUK KEBERSIHAN TANGAN

CUCI TANGAN
ADA 2 CARA :
Tri Muthia Parhani
1. Menggunakan P2.06.20.1.17.037
sabun dan air Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
mengalir dengan
waktu 40 -60 detik
2. Menggunakan
handrub dengan
waktu 20 – 30
detik
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“KENALI VIRUS CORONA”
Memenuhi Praktik Klinik Internship

Disusun Oleh:

Tri Muthia Parhani

P2.06.20.1.17.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TASIKMALAYA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi penyuluhan : Kenali Virus Corona


Pokok bahasan : Kenali lebih dekat tentang Covid-19
Sasaran : Warga
Hari/ Tanggal : senin/8 juni 2020
Waktu : 8 menit
Tempat : Rumah warga

1. LATAR BELAKANG
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu coronavirus
jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember
tahun 2019. Sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 29 negara yang telah terjangkit virus satu
ini. (Data WHO, 15 Februari 2020). Penyebaran COVID-19 terjadi cepat dan meluas karena
dapat menular melalui kontak dari manusia ke manusia. Hingga saat ini, berita seputar COVID-
19 masih menjadi perhatian utama semua negara untuk waspada dan tetap siaga menghadapi
COVID-19 yang belum ditemukan obat dan vaksinnya.
Penyakit COVID-19 ini mendorong pihak berwenang di banyak negara untuk mengambil
tindakan pencegahan.. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa dunia harus siap
menghadapi adanya kemungkinan wabah baru COVID-19. Maka dari itu, diperlukan
penambahan wawasan kepada masyarakat seputar penyakit ini dan cara pencegahannya.

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mengetahui dan memahami
bagaimana pentingnya mengenal lebih jauh tentang COVID-19.

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan warga dapat mengetahui tentang:
1) Defenisi Covid-19
2) Penyebab Covid-19
3) Tanda dan Gejala Covid-19
4) Cara pencegahan Covid-19
3. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Diskusi, dan Tanya jawab
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet, brosur
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : rumah warga
b. Hari/Tanggal : Senin, 8 Juni 2020
4. Materi dan Pemateri : Tri Muthia Parhani
5. Peserta : warga
6. Waktu : 8 menit

4. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 1. Diskusi
( 2 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan 2. Tanya jawab
3. Menjelaskan maksud dan keterangan penyaji
tujuan penyuluhan 3. Menyampaikan
4. Menggali pengetahuan pengetahuan tentang
peserta tentang materi yang materi yang
akan disampaikan disampaikan

Penyajian dan Menjelaskan - Memperhatikan 1. Diskusi


diskusi 1. Defenisi Covid-19 - Mendengarkan 2. Tanya jawab
( 4 menit) 2. Penyebab Covid-19 keterangan penyaji 3. Leaflet
3. Tanda dan Gejala Covid-19
4. Cara pencegahan Covid-19
Penutup 1. Mengevaluasi atau Peserta menjawab Tanya jawab
(2 menit) menanyakan kembali materi pertanyaan,
yang telah disampaikan pada memperhatikan dan
peserta menjawab salam
2. Menyimpulkan kembali
materi yang telah
disampaikan
3. Memberi salam penutup

5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia penyelenggara
selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam penyiapan
leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan klien di sekitar
Puskesmas Sindangkasih.
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar melalui
pertanyaan lisan meliputi pengertian covid-19 , cara mencegahnya, dan perawatan covid-19
(75%).

6. MATERI PENYULUHAN (Lampiran 1)


7. DAFTAR PUSTAKA (Lampiran 2)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian

Virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona
adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan
pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan
cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak
kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome
(MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Pneumonia Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah peradangan pada parenkim paru
yang disebabkan oleh Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Sindrom
gejala klinis yang muncul beragam, dari mulai tidak berkomplikasi (ringan) sampai syok septik
(berat).

B. Penyebab

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus
yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti MERS, SARS, dan pneumonia.Ada dugaan bahwa
virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa
virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19.
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang
terkena cipratan air liur penderita COVID-19.
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan.

C. Tanda dan Gejala


Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu,
seperti hidung berair dan meler, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam; atau gejala
penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak
napas, dan nyeri dada.

Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu:

 Demam
 Batuk
 Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
terpapar virus Corona.

D. Diagnosis Covid-19

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang
dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian ke wilayah endemik virus
Corona sebelum gejala muncul. Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan
pemeriksaan lanjutan berikut:

 Uji sampel darah


 Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak
 Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

E. Pengobatan Covid-19

Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya, yaitu:

 Memberikan obat pereda demam dan nyeri. Namun, dokter tidak akan memberikan aspirin kepada
penderita COVID-19 yang masih kanak-kanak.
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk mandi air hangat dan menggunakan humidifier (pelembab
udara), untuk meredakan batuk dan sakit tenggorokan.
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah untuk
mencegah penyebaran virus.
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih guna menjaga kadar cairan tubuh.

F. Komplikasi Covid-19

Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi serius
berikut ini:

 Pneumonia
 Infeksi sekunder pada organ lain
 Gagal ginjal
 Acute cardiac injury
 Acute respiratory distress syndrome
 Kematian

G. Pencegahan Covid-19

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh
sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa
menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

 Hindari bepergian ke Cina atau ke negara lain yang telah ditemukan adanya penularan virus
Corona.
 Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di tempat umum atau keramaian.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol
setelah beraktivitas di luar ruangan.
 Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan, cuci
tangan setelahnya.
 Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat
sampah.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Hindari berdekatan dengan seseorang yang sedang sakit.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.
 Rajin olahraga dan istirahat yang cukup

Untuk seseorang yang diduga terkena COVID-19, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar
virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
 Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak
memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan
orang lain.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-
benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur
dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama
orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu buang tisu ke
tempat sampah.

·   
Lampiran 2
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/
Ditinjau oleh: dr. Merry Dame Cristy Pane
Referensi
Huang, et al. (2020). Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in
Wuhan, China. The Lancet, 6736(20), pp. 1-10.
Wang, et al. (2020). A Novel Coronavirus Outbreak of Global Health Concern. The Lancet,
6736(20), pp. 1-4.
Centers for Disease Control and Prevention (2020). 2019 Novel Coronavirus, Wuhan, China.
World Health Organization (2020). Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Citroner, G. Healthline (2020). China Coronavirus Outbreak: CDC Issues Warning, Multiple
Cases in U.S.
Evans, M. Patient (2020). Wuhan Coronavirus: What You Need to Know.
WebMD (2020). Coronavirus.

https://www.kemkes.go.id

Susanto, AD., dkk. (2020). Pneumonia covid-19 Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta : PDPI.

World Health Organization (2020). Coronavirus.


DOKUMENTASI KEGIATAN
APA ITU VIRUS CORONA ??? 5. Gejala penyakit infeksi pernapasan
berat, seperti demam tinggi, batuk
berdahak bahkan berdarah, sesak
napas, dan nyeri dada.
Coronavirus adalah kumpulan virus
yang bisa menginfeksi sistem KOMPLIKASI
pernapasan.
PENYEBAB COVID-
Virus 2019 Novel Coronavirus 19 ???  Pneumonia
(2019-nCoV) atau virus Corona adalah  Infeksi sekunder pada organ lain
jenis baru dari coronavirus yang menular
 Gagal ginjal
ke manusia. Infeksi virus ini disebut
COVID-19 dan pertama kali ditemukan  Acute cardiac injury
Infeksi virus Corona atau COVID-19
di kota Wuhan, Cina, pada akhir  Acute respiratory distress
disebabkan oleh coronavirus, yaitu
Desember 2019.
kelompok virus yang menginfeksi sistem syndrome
pernapasan.  Kematian
Akan tetapi, virus ini juga bisa
TANDA DAN GEJALA menyebabkan infeksi pernapasan berat,
seperti MERS, SARS, dan pneumonia. Ada
dugaan bahwa virus Corona awalnya
1. Gejala flu, seperti hidung berair dan ditularkan dari hewan ke manusia. Namun,
meler. kemudian diketahui bahwa virus Corona
juga menular dari manusia ke manusia.
2. Sakit kepala.
3. Batuk.
4. Nyeri tenggorokan, dan demam; atau
 Hindari bepergian ke Cina atau ke  Rajin olahraga dan istirahat yang cukup
negara lain yang telah ditemukan adanya
penularan virus Corona.
 Gunakan masker saat beraktivitas di luar
PENCEGAHAN
ruangan, terutama di tempat umum atau
keramaian.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan
sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol setelah beraktivitas
di luar ruangan.
 Hindari kontak dengan hewan, terutama
hewan liar. Bila terjadi kontak dengan
hewan, cuci tangan setelahnya.
 Masak daging sampai benar-benar
matang sebelum dikonsumsi.

 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat


batuk atau bersin, kemudian buang tisu
ke tempat sampah.
KENALI VIRUS
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan CORONA
hidung sebelum mencuci tangan.
 Hindari berdekatan dengan seseorang

yang sedang sakit.

 Jaga kebersihan benda yang sering


disentuh dan kebersihan lingkungan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KENALI ASMA

(Untuk memenuhi tugas praktik Klinik Internship)

Oleh :

TRI MUTHIA PARHANI

NIM. P2.06.20.1.17.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TASIKMALAYA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penatalaksanaan dan pencegahan ASMA

Sasaran : individu

Tempat : Rumah Warga

Hari /tanggal : Jum’at, 29 Mei 2020

Waktu : 8 menit

I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan, individu mampu memahami tentang
penyakit asma, baik penatalaksanaan maupun pencegahannya.

II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 8 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari asma
2. Menyebutkan penyebab terjadinya asma
3. Menyebutkan tanda dan gejala asma
4. Menyebutkan komplikasi asma
5. Menjelaskan cara penatalaksanaan atau penanganan asma
6. Menyebutkan cara pencegahan dari asma

III. Materi Penyuluhan (terlampir)


1. Pengertian dari asma
2. Penyebab terjadinya penyakit asma
3. Perjalanan penyakit (patofisiologi) asma
4. Tanda dan gejala asma
5. Komplikasi dari asma
6. Penatalaksanaan atau penanganan dari asma
7. Pencegahan dari asma

IV. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

V. Media
- Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan

No Tahapan waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

1. Pembukaan 2 menit 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam.


dengan mengucapkan
salam.
2. Memperkenalkan diri.
2. Memperhatikan dan
3. Menjelaskan latar mendengarkan.
belakang dan tujuan 3. Memperhatikan dan
dari penyuluhan. mendengarkan.

4. Menanyakan kepada
audiens mengenai
pemahaman mereka 4. Menjawab pertanyaan.
seputar asma
5. Memberikan
5. Menerima
reinforcement positif
reinforcement positif
dari jawaban peserta
penyuluhan. yang diberikan.

6. Membagikan leflet

6. Menerima
2. Tahap 4 menit 1. Menyebutkan 1. Memperhatikan dan
pelaksanaan pengertian asma mendengarkan.
2. Menyebutkan faktor 2. Idem

penyebab dari asma


3. Menyebutkan tanda
3. Idem
dan gejala asma
4. Menyebutkan
komplikasi penyakit 4. Idem

asma
5. Menjelaskan
perjalanan penyakit 5. Idem
asma
6. Menjelaskan
penanganan asma
7. Menjelaskan cara 6. Idem

pencegahan penyakit
asma. 7. Idem

8. Peserta kesempatan
untuk bertanya.
9. Memberikan 8. Peserta aktif untuk
bertanya
reinforcement positif
9. Menerima
atas pertanyaan yang
diajukan dan reinforcement positif

menjawab pertanyaan yang diberikan.

peserta.

3. Tahap 2 menit 1. Menanyakan kembali 1. Menjawab


evaluasi pada peserta tentang pertanyaan.
materi yang telah
diberikan,
2. Berikan reinforcement
kepada peserta 2. Menerima
penyuluhan yang dapat reinforcement
menjawab pertanyaan. positif yang
3. Meminta salah satu diberikan.
peserta untuk 3. Memberikan
menyimpulkan hasil simpulan.
penyuluhan yang telah
disampaikan.
4. Mengucapkan terima
kasih dan memberi
salam.

4. Menjawab salam.

VII. Evaluasi

1 Evaluasi Struktur..
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan dirumah individu

2 Evaluasi Proses.
- individu antusias terhadap materi penyuluhan.
- Individu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar.

3 Evaluasi Hasil.
- Individu memahami tentang materi yang telah diberikan dan
mengetahui tentang penyakit asma
- Individu mampu menyebutkan kembali pengertian asma dengan
benar.
Individu mampu menyebutkan trias gejala dari asma dengan benar
- Bp.A dan keluarga mampu menyebutkan 2 faktor utama dan 5 dari
6 penyebab utama dari asma dengan benar
- individu mampu menjelaskan penatalaksanaan atau penanganan
asma dengan benar
VIII. Daftar Pustaka

Mansjoer, Arif m. 20011. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media


Aesculapius
Smeltzer, Suzanne C dan Bare , Brenda. G.2010. Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8. Vol.2. Jakarta :EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
LAMPIRAN MATERI

Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system pernapasan


(respiratori) yang menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang
pada berbagai tingkat usia. Salah satu masalah kesehatan tersebut adalah
asma.
Asma merupakan suatu masalah kesehatan terhadap system
pernapasan, dimana factor yang berhubungan dengan hal tersebut, antara lain:
lingkungan (misalnya merokok, menghirup asap rokok, dan infeksi),
fisiologis (misalnya asma, alergi jalan napas), serta obstruksi jalan napas
(misalnya sekresi tertahan ataupun spasme jalan napas). Masalah yang sering
muncul pada klien yang mengalami asmatikus ini biasanya yaitu bersihan
jalan napasnya yang tidak efektif, adanya gangguan pertukaran gas, dan
terjadinya kebutuhan akan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh.
Kita ketahui bahwa peran perawat yang paling utama adalah
melakukan promosi dan pencegahan terjadinya gangguan pada system
pernapasan, sehingga dalam hal ini masyarakat perlu diberikan pendidikan
kesehatan yang efektif guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, penyuluhan tentang asma ini merupakan cara yang tepat
untuk mengubah perilaku hidup yang tidak sehat. Disamping sebagai upaya
promotif dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun yang belum.

A. Pengertian
1. Pengertian
Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan
sel eosinofil, sel mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag yang ditandai
dengan wheezing, sesak nafas kumat-kumatan, batuk, dada terasa tertekan
dapat pulih kembali dengan atau tanpa pengobatan. (Cris Sinclair, 1990 :
94)
Asma Bronchial adalah suatu gangguan pada saluran bronchial
dengan ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran
nafas). Asma merupakan penyakit kompleks yang diakibatkan oleh faktor
biokimia, endokrin, infeksi, otonomik dan psikologi. (Irman Somantri,
2008 : 43)
Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas yaitu Asma Bronchial
adalah gangguan atau kerusakan pada saluran bronkus yang merupakan
inflamasi kronis saluran nafas dengan ciri bronkospasme periodik yang
reversible (dapat kembali), adanya wheezing, sesak nafas dan batuk
dengan atau tanpa adanya sekret.

2. Penyebab (Etiologi)

Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti, suatu
hal yang menonjol pada semua penderita asma adalah fenomena
hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap
rangsangan imunologi maupun non imunologi. Karena sifat inilah maka
serangan asma mudah terjadi akibat berbagai rangsangan baik fisis,
metabolik, kimia, alergen, infeksi.
a. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
- Reaksi antigen-antibodi
- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
b. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
- Iritan : kimia
- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
Rangsangan atau pencetus yang sering menimbulkan asma perlu
diketahui dan sedapat mungkin dihindarkan. Faktor-faktor tersebut
adalah:
a. Alergen utama debu rumah, spora jamur dan tepung sari
rerumputan. Karena tubuh sangat responsive terhadap allergen ini
sehingga terjadi pembengkakkan pada membran yang melapisi
bronkus yang menyebabkan sesak nafas. Sama halnya dengan
iritan seperti asap, bau-bauan, polutan yang mengiritasi membran
bronkus sehingga terjadi produksi sekret yang berlebih oleh reaksi
imunitas yang memfagosit bakteri-bakteri atau virus yang masuk
kedalam saluran pernafasan (Cris Sinclair, 1990 : 94)
b. Perubahan cuaca yang ekstrim seperti udara yang dingin, emosi
dan olahraga yang berlebihan memicu terlepasnya histamine dan
leukotrien sehingga terjadi kontraksi otot polos yang
menyebabkan penyempitan saluran udara.
c. Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab
terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia
bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan,
industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas karena bulu
binatang, serat kain, serbuk dan debu jalanan merupakan faktor
pencetus serangan asma

3. Manifestasi Klinik
 TRIAS gejala asma terdiri atas :
a. Dispnea (sesak nafas), terjadi karena pelepasan histamine dan
leukotrien yang menyebabkan kontraksi otot polos sehingga saluran
nafas menjadi sempit.
b. Batuk, adalah reaksi tubuh untuk mengeluarkan hasil dari inflamasi
atau benda asing yang masuk ke saluran nafas.
c. Mengi (bengek), suara nafas tambahan yang terjadi akibat
penyempitan bronkus.
 Gambaran klinis pasien yang menderita asma :
Gambaran objektif.
a. Sesak nafas parah dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing.
b. Dapat disertai dengan sputum kental dan sulit dikeluarkan.
c. Bernafas dengan menggunakan otot-otot nafas tambahan.
d. Sianosis, takikardia, gelisah dan pulsus paradoksus.
e. Fase ekspirasi memanjang dengan disertai wheezing (di afek dan
hilus)
Gambaran subjektif adalah pasien mengeluhkan sukar bernafas, sesak
dan anoreksia.
Gambaran psikososial adalah cemas, takut, mudah tersinggung dan
kurang pengetahuan pasien terhadap situasi penyakitnya.

4. Patofisiologi
Proses perjalanan penyakit asma dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
alergi dan psikologis, kedua faktor tersebut dapat meningkatkan
terjadinya kontraksi otot-otot polos, meningkatnya sekret abnormal
mukus pada bronkiolus dan adanya kontraksi pada trakea serta
meningkatnya produksi mukus jalan nafas, sehingga terjadi penyempitan
pada jalan nafas dan penumpukan udara di terminal oleh berbagai macam
sebab maka akan menimbulkan gangguan seperti gangguan ventilasi
(hipoventilasi), distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi
darah paru, gangguan difusi gas di tingkat alveoli.
Tiga kategori asma alergi (asma ekstrinsik) ditemukan pada klien
dewasa yaitu yang disebabkan alergi tertentu, selain itu terdapat pula
adanya riwayat penyakit atopik seperti eksim, dermatitis, demam tinggi
dan klien dengan riwayat asma. Sebaliknya pada klien dengan asma
intrinsik (idiopatik) sering ditemukan adanya faktor-faktor pencetus yang
tidak jelas, faktor yang spesifik seperti flu, latihan fisik, dan emosi
(stress) dapat memacu serangan asma.

5. Penatalaksanaan
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non
farmakologik dan pengobatan farmakologik.
 Pengobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan
klien tentang penyakit asma sehinggan klien secara sadar
menghindari faktor-faktor pencetus, serta menggunakan obat
secara benar dan berkonsultasi pada tim kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan
asma yang ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara
menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk
pemasukan cairan yang cukup bagi klien.
c. Fisioterapi
Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah
pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage
postural, perkusi dan fibrasi dada.
 Pengobatan farmakologik
a. Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberikan 3-4 kali
semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan
10 menit. Yang termasuk obat ini adalah metaproterenol
( Alupent, metrapel ).
b. Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin,
obat ini diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan
hasil yang memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 4 x 125-
200 mg sehari.

c. Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan
respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid
dalam bentuk aerosol ( beclometason dipropinate ) dengan
dosis 4 x 800 mg semprot tiap hari. Karena pemberian steroid
yang lama mempunyai efek samping maka yang mendapat
steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d. Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asma, khususnya
anak-anak . Dosisnya berkisar 4 x 1-2 kapsul sehari.
e. Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1
mg perhari. Keuntungannya dapat diberikan secara oral.
f. Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk
aerosol dan bersifat bronkodilator. (Evelin dan joyce L. kee,
1994 ; Karnen baratawijaja, 1994 ).

6. Pencegahan
a. Menghindari faktor pencetus atau allergen.
b. Tidak beraktivitas terlalu berat
c. Minum air hangat untuk melancarkan dahak atau mucus
d. Latihan napsa dalam
e. Kurangi konsumsi makanan berminyak yang dapat merangsang
dahak
f. Hindari stress berlebihan
g. Menghindari makanan yang diketahui menjadi penyebab serangan
(bersifat individual).
h. Menghindari minum es atau makanan yang dicampur dengan es.
i. Berhenti merokok dan penggunaan narkoba atau napza.
j. Berusaha menghindari polusi udara (memakai masker, udara dingin
dan lembab).
k. Segera berobat bila sakit panas (infeksi), apabila disertai dengan
batuk dan pilek.
l. Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran
mukus atau dahak.
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah
pneumotoraks, atelektasis, gagal nafas, bronkhitis dan fraktur iga.

8. Pemeriksaan Penunjang

a) Spirometri
b) Uji provokasi bronkus
c) Pemeriksaan sputum
d) Pemeriksaan cosinofit total
e) Uji kulit
f) Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g) Foto dada
h) Analisis gas darah
Dokumentasi Kegiatan
1. Infeksi : parainfluenza virus,

Penyebab
pneumonia, mycoplasmal
Pencegahan
ASMA 2. Fisik : cuaca dingin, perubahan m.
temperatur
3. Iritan : kimia
4. Polusi udara : CO, asap rokok, parfum Menghindari faktor pencetus atau alergen.
Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas 5. Emosional : takut, cemas dan tegang n. Tidak beraktivitas terlalu berat
yang melibatkan sel eosinofil, sel mast, sel netrofil,
6. Aktivitas yang berlebihan juga dapat
limfosit dan makrofag yang ditandai dengan o. Minum air hangat untuk melancarkan
menjadi faktor pencetus.
wheezing, sesak nafas kumat-kumatan, batuk, dada dahak atau mucus
terasa tertekan dapat pulih kembali dengan atau
tanpa pengobatan. Tanda dan Gejala p. Latihan napas dalam
q. Hindari stress berlebihan
 TRIAS gejala asma terdiri atas : r. Berhenti merokok dan penggunaan
d. Dispnea (sesak nafas). narkoba atau napza.
e. Batuk, adalah reaksi tubuh untuk s. Berusaha menghindari polusi udara
mengeluarkan hasil dari inflamasi (memakai masker, udara dingin dan
atau benda asing yang masuk ke lembab).
saluran nafas. t. Segera berobat bila sakit panas
f. Mengi (bengek), suara nafas (infeksi), apabila disertai dengan batuk
tambahan yang terjadi akibat dan pilek.
A. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma penyempitan bronkus. u. Fisioterapi dapat digunakan untuk
alergi)
mempermudah pengeluaran mukus
Reaksi antigen-antibodi
1. Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, atau dahak.
bulu-bulu binatang)
B. Faktor Intrinsik (asma non imunologi /
asma non alergi)
Penanganan
Latihan Inhalasi Tutup rapat dengan handuk dari mulai
kepala sampai ke leher supaya uap dari
waskom tidak keluar.

Menghisap dengan beraturan.

Berikan air hangat untuk diminum

Alat dan bahan

minyak kayu putih

Oleh :

TRI MUTHIA PARHANI


waskom, handuk dan
air hangat P2.06.20.1.17.037

CARA PEMBERIAN: POLTEKES KEMENKES TASIKMALAYA

Posisi Duduk

Muka klien mendekat ke waskom yang


sudah berisi air panas dan dicampur KENALI
Menthol Oil
ASMA
SATUAN ACARAPENYULUHAN

MENGENAL DEMAM BERDARAH

(Untuk memenuhi tugas praktik Klinik Internship)

Oleh :

TRI MUTHIA PARHANI

NIM. P2.06.20.1.17.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TASIKMALAYA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DEMAM BERDARAH

I. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti . Penyakit Demam Berdarah Dengue
( DBD ) merupakan penyakit endemis di Indonesia dan sampai saat ini masih merupakan
masalah utama kesehatan masyarakat. Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi virus
Dengue yang akut dan ditandai dengan panas mendadak selama 2 – 7 hari tanpa sebab yang
jelas disertai dengan manifestasi perdarahan, seperti petekie, epistaxis kadang disertai muntah
darah, berak darah, kesadaran menurun, dan syock (Soegijanto, 2006).

Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Merebaknya kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap
hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi
menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini
(http;//www.litbang.depkes.go.id, 2005).

Demam berdarah merupakan penyakit yang bisa mewabah. Usaha untuk mengatasi
masalah penyakit tersebut di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan, berbagai upaya
pemberantasan vector, tetapi hasilnya belum optimal. Secara teoritis ada 4 cara untuk
memutuskan rantai penularan demam berdarah dengue, yaitu: melenyapkan virus, isolasi
penderita, mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian vector. Untuk pengendalian vector
dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan , salah satunya
dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Pengendalian vector dengan cara kimia hanya
membebankan perlindungan terhadap pindahnya penyakit yang bersifat sementara dan
dilakukan hanya apabila terjadi letusan wabah. Cara ini memerlukan dana yang tidak sedikit
serta mempunyai dampak negative terhadap lingkungan. Untuk itu diperlukan cara lain yang
tidak menggunakan bahan kimia diantaranya melalui peningkatan partisipasi masyarakat untuk
pengendalian vector dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (Indra, 2003).
Keberhasilan pemberantas nyamuk aedes aegypti tidak lepas dari peran petugas kesehatan atau
perawat yaitu memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang demam berdarah dengue secara
intensif.

II. TUJUAN
A. Tujuan instruksional umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Pencegahan Demam Berdarah Selama 35
menit diharapkan sasaran dapat mengetahui, memahami, serta dapat
mengimplementasikan cara pencegahan penularan demam berdarah.

B. Tujuan instruksional khusus ( TIK )


Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit diharapkan sasaran dapat :

1. Menjelaskan pengertian demam berdarah dengan baik dan benar


2. Mengetahui penyebab demam berdarah
3. Mengetahui ciri nyamuk aedes aegypty.
4. Mengetahui cara penularan demam berdarah.
5. Mengetahui siklus penyakit demam berdarah.
6. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit demam berdarah
7. Menjelaskan cara pencegahan penularan penyakit demam berdarah
8. Mengetahui pertolongan pertama gejala demam berdarah.

III. MATERI PENYULUHAN


Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :

A. Pengertian penyakit demam berdarah.


B. Penyebab demam berdarah.
C. Ciri Nyamuk Aedes Aegypty.
D. Cara penularan demam berdarah.
E. Siklus penyakit demam berdarah.
F. Tanda dan gejala penyakit demam berdarah.
G. Cara Pencegahan penularan penyakit demam berdarah.
H. Pertolongan pertama gejala demam berdarah.
IV. KEGIATAN

No Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan


Langkah Sasaran
1 Pendahuluan 3 menit - Salam Pembukaan -Sasaran antusias
- Perkenalan Diri atas kedatangan
- Penyampaian kami

Tujuan -Sasaran

- Kontrak Waktu menjawab salam

- Apersepsi
2 Penyajian 20 menit 1. Pemberian Materi -Sasaran mau
: mendengarkan
 Menjelaskan dan mencatat
pengertian dengan seksama
penyakit dan aktif
demam memberikan
berdarah
pertanyaan
 Penyebab
Demam
Berdarah
 Ciri nyamuk
Aedes
Aegypti
 Cara
Penularan
Demam
Berdarah
 Siklus
penyakit
demam
berdarah
 Tanda dan
Gejala
Penyakit
Demam
Berdarah
 Cara
Pencegahan
Penularan
Penyakit
demam
berdarah
 Pertolongan
pertama gejala
demam
berdarah
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan peserta

3 Evaluasi 10 menit - Memberikan Sasaran mampu


pertanyaan seputar menjawab semua
materi yang telah pertanyaan
disampaikan dengan baik
4 Penutup 2 menit - Penyampaian Sasaran berterima
Terima Kasih kasih atas
- Salam Penutup kedatangan kami

Evaluasi :

1. Apa pengertian Demam Berdarah ?


2. Sebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah ?
3. Bagaimana cara pencegahan Demam Berdarah ?

V. METODA
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
VI. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik
VII. SASARAN
Keluarga pasien ruang F

VIII. WAKTU
Hari : Kamis

Tanggal: 25 Juni 2015

Jam : 10.00 WITA

IX. TEMPAT :
Setting Tempat :
1 2

Keterangan Gambar:

1. Penyaji
2. Peserta

X. RENCANA EVALUASI
A. Struktur :
1. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet lembar balik. Kurun waktu
dalam persiapan media 3 hari.

2. Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan
disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan. Kurun
waktu dalam persiapan materi 3 hari.

B. Proses penyuluhan :
1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan
sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran diharapkan
bertanya sebanyak 50% dari jumlah audience dan 50% bisa menjawab.
2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
sasaran yang akan diharapkan penyuluhan.
3. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
4. Sasaran diharapkan kehadirannya 80 % dari jumlah

C. Hasil penyuluhan :
1. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan.
2. Sasaran paham dan bisa mempraktekkannya di rumah cara pencegahan
penularan penyakit demam berdarah.
Lampiran I

A. Pengertian Demam Berdarah


Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
disebarkan nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyerang pada anak dan dewasa dengan
gejala utama demam,nyeri otot,tulang dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari
pertama dan dapat menyebabkan perdarahan. (Suwarsono H. 1997)
Derajat Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
I perdarahan ialah uji bendung.

Derajat Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau


II perdarahan lain.

Derajat Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan
III nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di
sekitar mulut, kulit dingin dan lembap dan anak tampak gelisah.

Derajat Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah
IV tidak terukur.

B. Penyebab Demam Berdarah


Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah karena adanya virus dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. DBD ini banyak di temukan di daerah tropis yang
curah hujannya cukup tinggi. Sebab nyamuk akan mudah berkembang biak di daerah yang
tergenang air. Umumnya sering terjadi di daerah Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang
saat ini menjadi masalah utama di negeri kita ini. (Brunner & Suddarth 2002)

C. Ciri Nyamuk Aedes Aegypty


a. Badan dan kakinya berwarna belang hitam-putih
b. Mulai aktifitas/menggigit pada waktu pagi dan senja.
c. Tempat berkembang biaknya pada tampungan/genangan air bersih yang ada di dalam
atau luar rumah.
1. Dalam Rumah
- Akuarium
- Vas Bunga
- Bak Mandi, dll
2. Luar Rumah
- Saluran/Genangan Air hujan.
- Pohon Pisang
- Tempurung Kelapa
- Botol/gelas pecah yang terisi air

D. Cara Penularan Demam Berdarah


Nyamuk mendapat virus dengue saat menghisap darah orang sakit DBD

Virus Dangue berkembangbiak dalam tubuh nyamuk

Nyamuk menggigit/menghisap darah orang lain

Virus Dangue pindah bersama air liur nyamuk ke orang tersebut

Bila orang tersebut tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik maka orang tersebut

segera menderita Demam Berdarah

E. Siklus penyakit DBD


F. Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah
1. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan, nyeri pada
persendiaan,serta sakit kepala.

2. Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit dan mimisan


(epistaksis).

3. Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada  gejala kuning,ada mual dan muntah.

4. Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3-7 kali secara berulang-ulang. Dengan tanda
syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.

Jika mengalami tanda dan gejala tersebut segara periksakan diri ke RS atau sarana
pelayanan kesehatan terdekat.

G. Cara Pencegahan Penularan Penyakit Demam Berdarah


Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes aegypti) harus diberantas
sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada. Cara yang tepat dalam pencegahan penyakit DBD
adalah dengan pengendalian vector , yaitu nyamuk  Aedes aegypti.

Cara yang tepat untuk memberantas nyamuk  Aedes aegypti adalah memberantas jentik-


jentiknya di tempat berkembang biaknya.

Cara ini dikenal dengan pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh karena


tempat-tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum maka
setiap keluarga harus melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurang-kurangnya seminggu
sekali.
Bagan cara pemberantasan nyamuk (PSN DBD)

Cara Pencegahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kimia
Dengan cara pemberian abatisasi(abate), pengasapan dan fogging.

2. Fisik

Dalam sekurang-kurangya seminggu sekali, maka cegahlah dengan cara 3 M plus :


a. Menguras bak mandi
b. Menutup tempat penampungan air
c. Mengubur atau menyingkirkan benda- benda yang dapat digenangi air seperti ban
bekas,kaleng bekas,vas bunga,penampungan air dsb.

d.Menggunakan obat nyamuk sebelum tidur dan sebelum bepergian

e. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis
seminggu sekali.

f. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.

g. Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah.

h. Menaburkan bubuk Larvasida.

i. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air.

j. Memasang kawat kasa.

k. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

l. Menggunakan kelambu.

m. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

3. Biologi

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan
cupang), dan bakteri (Bt.H-14) yaitu agen yang aktif mengendalikan nyamuk .
H. Pertolongan Pertama Gejala Demam Berdarah

1. Memberikan minum air sebanyak mungkin.


2. Kompres agar panasnya turun.
3. Memberikan obat penurun panas.
4. Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik segera bawa ke rumah
sakit atau puskesmas.
5. Jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, kondiai bertambah parah,
kesadaran menurun atau hilang maka harus dirawat di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Suwarsono H. 1997. Berbagai cara pemberantasan jentik Ae. Aegypti. Jakarta : Cermin Dunia
Kedokteran

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah,volume 2, Jakarta; EGC2.Buku Ajar
Penyakit Dalam. (1995). Jilid I. Edisi ke 3. Jakarta : FK UIEffendi, 1995, Perawatan
Pasien DHF. Jakarta : EGC

Anonym. Makalah DBD. Online. Available: http://dithayantikomuna-


makalahdbd.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 19 Juni 2015 pukul 17.00 WITA)

Anonym. 2005. Demam Berdarah. Online. Available: http;//www.litbang.depkes.go.id

Wadung. 2010. Makalah Demam Berdarah Dengue.


https://wadung.wordpress.com/2010/03/22/makalah-demam-berdarah-dengue/
Dokumentasi Kegiatan
(keping darah) yang dapat berakibat terjadinya Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit

DEMAM perdarahan hebat dan di daerah lain


 Derajat III
TANDA DAN GEJALA

BERDARAH
Derajat II disertai nadi cepat, lemah,
hipotensi, kulit dingin, gelisah.
 Derajat IV
Syok berat (profound shock), nadi tidak
PENGERTIAN
dapat diraba dan tekanan darah tidak
Demam Berdarah adalah suatu penyakit yang
terukur.
disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke
 Demam tinggi mendadak, terus-
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
menerus selama 2-7 hari
aegypti.
 Muntah darah
 Bintik-bintik merah dikulit
PROSES TERJADINYA  Keluar darah dari hidung
 Nyeri perut
 Kaki dan tangan dingin
 Gelisah
DERAJAT DEMAM BERDARAH
 Derajat I
Ditandai demam, trombositopeni
 Derajat II WASPADA
Virus dengue masuk kedalam tubuh manusia
menyebabkan : terjadinya penurunan trombosit
Bila ada tanda – tanda nadi lemah dan cepat, PENCEGAHAN
tekanan darah rendah, kulit dingin dan lembab
...MENGENAL...
 Menjaga kebersihan lingkungan
serta gelisah ditakutkan dapat terjadi SYOK.  Menguras bak mandi
 Mengubur kaleng-kaleng bekas
 Menutup bak air DEMAM
BERDARAH
Pertolongan Pertama Gejala Demam
Berdarah

6. Memberikan minum air sebanyak


mungkin.
7. Kompres agar panasnya turun.
8. Memberikan obat penurun panas.
9. Jika dalam waktu 3 hari demam tidak
turun atau malah naik segera bawa ke
rumah sakit atau puskesmas.
10. Jika tidak bisa minum atau muntah
terus menerus, kondiai bertambah
parah, kesadaran menurun atau hilang Tri Muthia Parhani
maka harus dirawat di rumah sakit. P2.06.20.1.17.037
Waspadalah terhadap
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
penyakit demam berdarah
SATUAN ACARA PENYULUHAN

ETIKA BATUK EFEKTIF

(Untuk memenuhi tugas praktik Klinik Internship)

Oleh :

TRI MUTHIA PARHANI

NIM. P2.06.20.1.17.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TASIKMALAYA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
D III KEPERAWATAN

Pokok Bahasan    : Teknik Batuk Efektif


Sasaran                : Keluarga dan Pasien
Hari/ Tanggal      : Sabtu, 30 Mei 2020
Waktu                  : 11.00
Tempat                : Ruang warga

A. Tujuan Intruksional Umum


Pada akhirnya proses penyuluhan individu mampu memahami teknik batuk efektif serta
dapat memahaminya.

B. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat
1. Menjelaskan definisi batuk efektif
2. Menjelaskan tujuan batuk efektif
3. Menjelaskan cara batuk efektif
4. Menyebutkan alat yang digunakan
5. Mengetahui etika batuk

C. Sasaran
Individu

D. Materi Terlampir
1. Definisi batuk efektif
2. Tujuan batuk efektif
3. Cara batuk efektif
4. Alat yang digunakan
5. Etika batuk

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. Media 
1. Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran 


1. 1 Menit Pembukaan
1.      Salam pembuka 1.      Menjawab salam
2.      Memperkenalkan diri 2.      Memperhatikan
3.      Menjelaskan tujuan penyuluhan 3.      Memperhatikan
4.      Menyebutkan materi yang akan 4.      Memperhatikan
diberikan
2. 4 menit Pelaksanaan
1.        Definisi batuk efektif Memperhatikan
2.        Tujuan batuk efektif
3.        Cara batuk efektif
4.        Alat yang digunakan
5.        Etika batuk

3. 2 menit Evaluasi
1.      Memberikan kesempatan untuk 1.      Bertanya dan mendengar
bertanya jawaban
2.      Meminta audience menjelaskan tentang2.      Menjelaskan materi
materi batuk efektif
4. 1 menit Terminasi
1.      Mengucapkan terima kasih atas 1.      Memperhatikan
perhatian yang diberikan 2.      Menjawab salam
2.      Mengucapkan salam

H. Pengorganisasian
Pemateri : Tri Muthia Parhani
I. Evaluasi
1.      Menjelaskan definisi batuk efektif
2.      Menjelaskan tujuan batuk efektif
3.      Menjelaskan cara batuk efektif
4.      Menyebutkan alat yang digunakan
5.      Mengetahui etika batuk

J. Daftar Pustaka
Materi Penyuluhan

A.       Pengertian batuk efektif

Metode batuk dengan benar dimana energi dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat
mengeluarkan dahak secara maksimal
B. Tujuan Batuk Efektif
-      Membebaskan jalan nafas dari hambatan dahak
-      Mengeluarkan dahak untuk pemeriksaan diagnostik laborat
-      Mengurangi sesak nafas akibat penumpukkan dahak
-      Meningkatkan distribusi udara saat bernafas
-      Meningkatkan volume paru
-      Memfasilitasi pembersihan saluran nafas
C. Teknik Batuk Efektif
-      Tarik nafas dalam 4-5 kali
-      Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan selama 1-2 detik
-      Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan spontan
-      Keluarkan dahak dengan bunyi “ha..ha..ha”  atau “hhuf..huf..huf”
-      Lakukan berulang kal sesuai kebutuhan

D. Alat yang digunakan


-      Tissue/sapu tangan
-      Wadah tertutup tempat penampung dahak
-      Gelas berisi air hangat

E. Etika Batuk

Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar kita, tutup hidung dan mulut dengan
menggunakan tissue atau sapu tangan atau dengan lengan atas dalam baju anda setiap kali
merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.

Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah digunakan ketempat sampah

Langkah 3
Ambil kesempatan untuk mencuci tangan dikamar kecil terdekat atau menggunakan gel
pembersih tangan.

Langkah 4
Setelah itu gunakan masker
Dokumentasi Kegiatan
APAKAH BATUK EFEKTIF? 1. Melatih otot-otot pernafasan 2. Untuk memperingan keluhan
agar dapat melakukan fungsi saat terjadi sesak nafas pada
dengan baik penderita jantung
Merupakan suatu metode batuk 2. Mengeluarkan dahak atau
dengan benar, dimana klien dapat sputum yang ada disaluran
pernafasan
menghemat energi sehingga tidak
3.  Melatih klien agar terbiasa
mudah lelah dan dapat melakukan cara pernafasan 
mengeluarkan dahak secara dengan baik
maksimal.

CARA MELAKUKAN BATUK


EFEKTIF

1. Tarik nafas dalam 4-5 kali


2. Pada tarikan nafas dalam yang
APA MANFAAT BATUK
EFEKTIF? terakhir, nafas ditahan selama
1-2 detik

APA TUJUAN BATUK EFEKTIF? 3. Angkat bahu dan dada


1. Untuk mengeluarkan sekret dilonggarkan serta batukkan
yang menyumbat jalan nafas
dengan kuat dan spontan
TEKNIK
4. Keluarkan dahak dengan bunyi Ambil kesempatan untuk mencuci

“ha..ha..ha” atau tangan dikamar kecil terdekat atau


menggunakan gel pembersih tangan.

BATUK
“hhuf..huf..huf”
5. Lakukan berulang kal sesuai
Langkah 4

EFEKTIF
kebutuhan
Setelah itu gunakan masker
ETIKA BATUK

Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang
ada disekitar kita, tutup hidung dan
mulut dengan menggunakan tissue
atau sapu tangan atau dengan lengan
atas dalam baju anda setiap kali
merasakan dorongan untuk batuk
atau bersin.

Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah
Disusun oleh:
digunakan ketempat sampah
Tri Muthia Parhani

Langkah 3 P2.06.20.1.17.037

Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya


SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT SINUSITIS
(Untuk memenuhi tugas praktik Klinik Internship)

Oleh :
TRI MUTHIA PARHANI
NIM. P2.06.20.1.17.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TASIKMALAYA
2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan : Penyakit Sinusitis


Sasaran : Individu
Hari/Tanggal
: Kamis, 4 Juni 2020
Waktu : 8 menit

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah mengikuti penyuluhan tentang pencegahan penyakit sinusitis, maka
diharapkan individu mampu memahami cara pencegahan penyakit sinusitis.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan ini, mahasiswa mampu :
a. Menyebutkan Definisi Sinusitis
b. Menyebutkan Penyebab Penyakit Sinusitis
c. Menyebutkan Tanda dan Gejala Sinusitis
d. Menyebutkan Cara Pencegahan Sinusitis
e. Menyebutkan Penatalaksanaan Penyakit Sinusitis

MATERI
1. Definisi Penyakit Sinusitis
2. Etiologi Penyakit Sinusitis
3. Tanda dan Gejala Sinusitis
4. Cara Pencegahan Sinusitis
5. Penatalaksanaan Penyakit Sinusitis

METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


TAHAP KEGIATAN
WAKTU Penyuluh Peserta Promosi
kesehatan
Persiapan  Menyiapkan ruangan dan alat yang  Menjawab
1 menit diperlukan pertanyaan
 Menggali pengetahuan audiens

Pelaksanaan Menjelaskan :  Mendengarkan


4 Menit  Definisi Penyakit Sinusitis dan
 Etiologi Penyakit Sinusitis memperhatikan
 Tanda dan Gejala Sinusitis Penjelasan
 Proses Perjalanan Penyakit
Sinusitis
 Pemeriksaan Penyakit Sinusitis
 Cara Pencegahan Sinusitis
 Penatalaksanaan Penyakit
Sinusitis
Penutup  Memberikan kesempatan pada  Mengajukan
2 menit peserta untuk mengajukan pertanyaan
pertanyaan yang kurang
dipahami/jelas tentang sinusitis
 Memberi jawaban atas pertanyaan  Memperhatikan
Peserta pelatihan.  Memperhatikan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

MEDIA/ ALAT
3. Leaflet

EVALUASI

1. Prosedur : Evaluasi dilakukan setelah selesai promkes.


2. Jenis tes : wawancara
3. Waktu : 2 menit

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit sinusitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus atau
bakteri. Mahasiswa perlu dibekali tentang penyakit ini dan bagaimana cara
pencegahannya.
B. Saran
Setelah mendapatkan pengetahuan mengenai penyakit sinusitis dan cara
pencegahannya, diharapkan peserta pelatihan dapat mejaga kebersihan untuk
mencegah terjadinya penyakit sinusitis.

Daftar Pustaka
http://health.detik.com/read/2011/11/10/114934/1764422/1245/apakah-
sinusitis-bisa-disembuhkan-dengan-obat (17 September 2013)
http://www.sehatpangkalkaya.com/tips-sehat/15-cara-mencegah-dan-
mengatasi-sinusitis (17 September 2013)
http://www.tipssehatku.com/2013/08/gejala-dan-pencegahan-penyakit-
sinusitis.html (17 September 2013)
http://health.okezone.com/read/2012/05/07/486/624820/kenali-sinusitis-cara-
pencegahannya (17 September 2013)
http://health.okezone.com/read/2012/05/07/486/624820/kenali-sinusitis-cara-
pencegahannya (17 September 2013)
http://cakmoki86.wordpress.com/2010/07/26/sinusitis/ (17 September 2013)
MATERI PENYULUHAN
 Pengertian Sinusitis
Sinusitis adalah radang selaput permukaan kantong sinus yang letaknya di sekitar
hidung yang disebabkan oleh kuman atau virus. Bagiannya bisa di pangkal
hidung atau di pipi atau di atas mata tergantung rongga mana yang terkena. Yang
paling sering adalah di daerah pipi yang disebut sinusitis maksilaris dan di
pangkal hidung yang disebut sinusitis etmoidalis. Bila mengenai semua
kantung/sinus paranasal disebut pansinusitis.

 Etiologi Penyakit Sinusitis


 Bulu-bulu halus didalam rongga sinus (cilia) tidak bekerja secara maksimal
akibat kondisi medis tertentu
 Flu dan alergi menyebabkan lender diproduksi secara berlebihan atau
menutupi rogga sinus
 Adanya kelainan pada sekat rongga hidung, kelainan tulang ataupun polip
pada hidung dapat menutupi rongga sinus.

 Tanda dan Gejala Sinusitis


 Napas berbau
 Sakit kepala
 Hidung tersumbat
 Batuk
 Rasa sakit atau adanya tekanan di daerah dahi, pipi, hidung & diantara mata
 Berkurangnya daya pengecap
 Hidung terus meler dengan warna hijau pekat
 Demam
 Berkurangnya daya penciuman

 Proses Perjalanan Penyakit Sinusitis


Diawali dengan infeksi virus Rhinitis, kemudian diikuti dengan pembengkakan
(edema) permukaan (mukosa) sinus dan tulang sinus. Selanjutnya rongga sinus
mengalami penyumbatan (obstruksi) dan kekurangan oksigen (hipoksia).
Akibatnya  terjadi penumpukan sekret (ingus). Infeksi kuman dapat timbul ketika
menghirup udara sesaat setelah bersin atau setelah upaya mengeluarkan ingus
 Pemeriksaan Penyakit Sinusitis
- Antibiotik resep untuk membersihkan infeksi bakteri sekunder
- Foto rontgen untuk mencari penebalan lapisan sinus dan lendir berlebihan, jika
sinusitis timbul lagi atau tidak hilang sepenuhnya
-Endoskopi hidung
- CT scan untuk mencari penyebab spesifik, misalnya polip hidung
- Pembedahan mungkin dibutuhkan untuk memperbesar saluran lendir dari sinus
ke hidung atau membuat yang baru.

 Cara Pencegahan Sinusitis

 Sering-seringlah mencuci tangan


 Makan makanan bergizi serta konsumsi vitamin C untuk menjaga daya
tahan tubuh
 Rajin berolah raga, karena tubuh yang sehat tidak mudah terinfeksi virus
penyakit
 Hindari merokok karena merokok bisa menyebabkan hidung iritasi dan
mempermudah kuman masuk
 Hindari efek buruk dari polusi udara dengan mengenakan masker
 Menjaga kebesihan
 Berhati-hatilah bila hobi berenang, sebab kandungan klorin di kolam
renang dapat mengiritasi mukosa hidung dan sinus, lalu memicu
timbulnya sinusitis
 Istirahat yang cukup

 Penatalaksanaan Penyakit Sinusitis

4. Sinusitis karena virus

Untuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus tidak diperlukan pemberian
antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang
rasa nyeri seperti parasetamol dan dekongestan.

5. Sinusitis karena bakteri

Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri apabila terdapat gejala nyeri
pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari seminggu.
Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan antibiotika.
Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang paling sering menyerang
sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar benar pas harus
menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu lama.

Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah ''Streptococcus
pneumoniae'', ''Haemophilus influenzae'', ''Moraxella catarrhalis'',
''Staphylococcus aureus'', dan ''Streptococcus pyogenes''.
Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini.
Beberapa pilihan antiobiotika antara lain : amoxicillin, cefaclor, azithromycin,
dan cotrimoxazole.

Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk
memberikan amoxicillin plus asam klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan
minimal 10 sampai 14 hari.

Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan


drainase cairan mukus. Pada kasus kasus yang kronis, dapat dipertimbangkan
melakukan drainase cairan mukus dengan cara pembedahan.
DOKUMENTASI KEGIATAN
Faktor resiko SINUSITIS AKUT! 5. Saat mandi,
1. Perokok gunakan shower air
2. Penderita alergi hangat, usap dahi, hidung
3. Perenang dan dagu dengan
4. Penderit a influenza waslap yang di basahi
5. Mereka yang tempat
tinggalnya di udara kering/ tidak ada
air
lubang
panas,
hidung
agar
SINUSITIS
pohon yang rindang. terbuka lebar.
6. Perbanyak
BAGAIMANA CARA MENANGANI memakan
PENYAKIT SINUSITIS AKUT?? makanan yang pedas dan
1. Pemberia n antibiotik perbanyak minum
2. Kompres hangat dengan memakai air hangat
handuk untuk mengurangi nyeri di sesudah makan.
sekitar wajah. 7. Istirahat yang cukup
3. Tinggal di lingkungan udara yang dan makan
bersih makanan yang
4. Banyaklah mengkonsumsi vitamin C penuh gizi, kalau oleh
dan rajinlah berolahraga. perlu berhenti Tri Muthia Parhani
merokok P2.06.20.1.17.037
8. Tidak boleh minum dan
makan yang temperaturnya
dingin. Program Studi D-III Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2020
APA ITU SINUSITIS AKUT??... 2. Bila sudah terjadi FAKTOR APA YANG MENYEBABKAN
SINUSITIS ?
penumpukan cairan dalam 1. Hidung tersum bat
rongga maka kepala 2. Radang pada rongga hidung
3. Kuman yang biasa menyerang
menjadi sakit/ pusing,
Streptococcus pneumoniae dan
terutama jika dedang Haemophilus influenzae.
4. Radang di tempat lain yang berdekatan
menunduk.
misalnya radang tenggorokan, radang
3. Kadang pendengaran
amandel, radang pada gigi geraham atas.
Sinusitis adalah radang selaput berkurang dan badan meriang 5. Berenang, menyelam, trauma tekanan
permukaan kantong sinus yang udara (biasanya pada anak pesawat).
/demam,sementara
letaknya di sekitar hidung yang 6. Alergi udara dingin atau debu pada
disebabkan oleh kuman atau virus. ingus/lendir terus mengalir. udara.
4. Kehilangan nafsu makan dan
TANDA & GEJALANYA??
indra penciuman menjadi
1. Pilek yang berlangsung
lemah.
lama. Biasanya penderita
5. Terasa nyeri pada bagian atas
tidak menyadari dirinya
dan bawah kelopak mata.
terkena sinusitis, karena
gejalanya sering di dahului
pilek yang berlangsung
lama sehingga dianggap
biasa.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENNYAKIT TYPOID

(Untuk memenuhi tugas praktik Klinik Internship)

Oleh :

TRI MUTHIA PARHANI

NIM. P2.06.20.1.17.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TASIKMALAYA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Latar Belakang
Angka kejadian demam tifoid (typhoid fever) diketahui lebih tinggi pada negara yang
sedang berkembang di daerah tropis, sehingga tak heran jika demam tifoid atau tifus
abdominalis banyak ditemukan di negara kita. Di Indonesia sendiri, demam tifoid masih
merupakan penyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius. Demam tifoid erat
kaitannya dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di seluruh
dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya. Demam tifoid
merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Anak
merupakan yang paling rentan terkena demam tifoid, walaupun gejala yang dialami anak
lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi demam tifoid banyak
terjadi pada anak usia 5-19 tahun.
Perbedaan antara demam tifoid pada anak dan dewasa adalah mortalitas (kematian)
demam tifoid pada anak lebih rendah bila dibandingkan dengan dewasa. Risiko terjadinya
komplikasi fatal terutama dijumpai pada anak besar dengan gejala klinis berat, yang
menyerupai kasus dewasa. Demam tifoid pada anak terbanyak terjadi pada umur 5 tahun atau
lebih dan mempunyai gejala klinis ringan.
Pokok bahasan : Penyakit Typhoid
Sub pokok bahasan : Gambaran Febris Typhoid
Hari / tanggal : selasa, 2 Juni 2020
Waktu : 8 menit
Tempat : Rumah individu
Sasaran : Individu
Penyuluh : Tri Muthia Parhani

A. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga selama 8 menit, diharapkan dapat memahami tentang “Gambaran penyakit
Typhoid”
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan pada keluarga selama 8
menit, diharapkan keluarga Ny. I dapat menjelaskan:
1. Pengertian Demam Thypiod
2. Tanda dan gejala Demam Thypiod
3. Penyebab Demam Thypiod
4. Cara pencegahan Demam Thypiod
5. Cara pengobatan Demam Thypiod

C. Materi
Terlampir

D. Metode : Ceramah, Diskusi

E. Media : 1. Lembar balik


2. Leaflet

F. Setting tempat : Keterangan : : Keluarga

: Penyuluh

G. Strategi Penyuluhan :

No Kegiatan
Tahap Waktu
. Penyuluh Pasien

1. Mendengarkan
1. Pembukaan 1. Penyuluh membuka 2 menit
pembicaraan,
2. Menjawab salam
2. Menyampaikan salam,
3. Kooperatif
3. Menyapa pasien
danberkenalan
4. Mendengarkan
4. Menyampaikan tujuan.
No Kegiatan
Tahap Waktu
. Penyuluh Pasien

1. Menjelaskan secara
2. Inti 1. Menanyakan pengetahuan 4 menit
singkat pengetahuan
pasien tentang demam typhoid
audiens tentang
caries dentis.
2. Mendengarkan

2. Menjelaskan pengertian dari


3. Mendengarkan
demam typhoid
3. Menjelaskan tanda dan gejala
dari demam typhoid 4. Mendengarkan
4. Menjelaskan penyebab pada
demam typhoid
5. Mendengarkan
5. Menjelaskan cara penanganan
pada demam typhoid
6. Menjelaskan cara pengobatan 6. Mendengarkan dan
mengamati

1. Menyimpulkan materi yang 1. Mendengarkan


3. Penutup 2 menit
telah disampaikan
2. Memberikan kesempatan
2. Mengajukan
pasien untuk bertanya
pertanyaan
3. Penyaji mengajukan
3. Menjawab
pertanyaan
pertanyaan
4. Menutup pertemuan dan
4. Menjawab salam
mengucapkan salam
G. Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi Proses
Individu berpartisipasi selama kegiatan, lingkungan tidak bising dan pelaksanaan
sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi Akhir
Individu mampu menyebutkan :
a. Apa Pengertian Demam Thypiod?
Jawaban : Demam Thypoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut
yang disebabkan oleh Salmonella typhi.

b. Apa Tanda dan gejala Demam Thypiod


Jawaban : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah,
obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis.
c. Penyebab Demam Thypiod
Jawaban : Bakteri salmonella typhi
d. Cara pencegahan Demam Thypiod
Jawaban : Cuci tangan, Hindari minum air yang tidak dimasak, Tidak perlu
menghindari buah dan sayuran mentah, Pilih makanan yang masih panas.
e. Cara pengobatan Demam Thypiod
Jawaban : Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam
atau kurang lebih selama 14 hari, pasien dengan demam tifoid diberi bubur
saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat
kesembuhan pasien. Karena ada pendapat bahwa usus perlu diistirahatkan.
LAMPIRAN MATERI DEMAM THYPOID

1. Pengertian Demam Thypoid


Demam Thypoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas
berkepanjangan,ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau
endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear
dari limpa,kelenjar limfe usus dan Peyer’s patch. Terjadinya penularan salmonella
typhi sebagian besar melalui makanan / minuman yang tercemar oleh kuman yang
berasal dari penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama-sama dengan
tinja (melalui rute oral fekal = jalur oro-fekal). 

2. Tanda dan Gejala


Masa tunas demam tifoid berlangsung 10 – 14 hari. Gejala-gejala yang timbul
sangat bervariasi. Perbedaan ini tidak saja antara berbagai bagian dunia, tetapi juga di
daerah yang sama dari waktu ke waktu. Selain itu gambaran penyakit bervariasi dari
penyakit ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran penyakit yang khas dengan
komplikasi dan kematian. Hal ini menyebabkan bahwa seorang ahli yang sudah sangat
berpengalaman pun dapat mengalami kesulitan untuk membuat diagnosis klinis demam
tifoid.
Dalam minggu pertama penyakit, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit
akut pada umumnya. Yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,
muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis. Pada
pemeriksaan fisik hanya dijumpai suhu badan meningkat. Dalam minggu kedua gejala-
gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif, lidah yang khas (kotor
ditengah, tepi dan ujung merah dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus,
gangguan mental berupa samnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis, roseolae
jarang ditemukan pada orang Indonesia.

3. Komplikasi Demam Typhoid


Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit ini yaitu:
a. Perforasi usus halus dilaporkan dapat terjadi pada 0,5 – 3%, sedangkan perdarahan
usus pada 1 – 10% kasus dema Thypoid anak. Penyulit ini biasanya terjadi pada
minggu ke-3 sakit, walau pernah dilaporkan terjadi pada minggu pertama.
Komplikasi di dahului dengan penurunan suhu, tekanan darah dan peningkatan
frekuensi nadi. Pada perforasi usus halus ditandai oleh nyeri abdomen lokal pada
kuadran kanan bawah akan tetapi dilaporkan juga nyeri yang menyelubung.
Kemudian akan diikuti muntah, nyeri pada perabaan abdomen, defance muskulare,
hilangnya keredupan hepar dan tanda-tanda peritonitis yang lain. Beberapa kasus
perforasi usus halus mempunyai manifestasi klinis yang tidak jelas.
b. Komplikasi pada neuropsikiatri. Sebagian besar  bermanifestasi gangguan
kesadaran, disorientasi, delirium, obtundasi, stupor  bahkan koma. Beberapa penulis
mengaitkan manifestasi klinis neuropsikiatri dengan prognosis buruk. Penyakit
neurologi lain adalah rombosis sereberal, afasia, ataksia sereberal akut, tuli, mielitis
tranversal, neuritis perifer maupun kranial, meningitis, ensefalomielitis, sindrom
Guillain-Barre. Dari berbagai penyakit neurologik yang terjadi, jarang dilaporkan
gejala sisa yang permanen (sekuele).
c. Miokarditis.  Dapat timbul dengan manifestasi klinis berupa aritmia, perubahan ST-
T pada EKG, syok kardiogenik, infiltrasi lemak maupun nekrosis pada jantung.
d. Hepatitis tifosa asimtomatik juga dapat dijumpai pada kasus demam Thypoid
ditandai peningkatan kadar transaminase yang tidak mencolok.
e. Ikterus dengan atau tanpa disertai kenaikan kadar transaminase, maupun kolesistitis
akut juga dapat dijumpai, sedang kolesistitis kronik yang terjadi pada penderita
setelah mengalami demam Thypoid dapat dikaitkan dengan adanya batu empedu dan
fenomena pembawa kuman (karier).
f.Sistitis bahkan pielonefritis dapat juga merupakan penyulit demam Thypoid.
g. Proteinuria transien sering dijumpai, sedangkan glomerulonefritis yang dapat
bermanifestasi sebagai gagal ginjal maupun sindrom nefrotik mempunyai prognosis
buruk.
h. Pneumonia sebagai komplikasi sering dijumpai pada demam Thypoid. Keadaan ini
dapat ditimbulkan oleh kuman Salmonella typhi, namun sering kali sebagai akibat
infeksi sekunder oleh kuman lain.
i. Penyakit lain yang dapat dijumpai adalah trombositopenia, koagulasi intrvaskular
diseminata, Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), fokal infeksi di beberapa lokasi
sebagai akibat bakteremia misalnya infeksi pada tulang,otak, hati, limpa, otot,
kelenjar ludah dan persendian.

4. Penatalaksanaan Pengobatan
Pengobatan demam tifoid terdiri atas tiga bagian yaitu : Perawatan, Diet dan
Obat-obatan.

a. Perawatan
Pasien dengan demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi,
observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari
bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Mobilisasi pasien harus dilakukan
secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.

Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah-


ubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia
hipostatik dan dekubitus.

Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang


terjadi obstipasi dan retensi air kemih.

b. Diet
Dimasa lampau, pasien dengan demam tifoid diberi bubur saring, kemudian
bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Karena
ada pendapat bahwa usus perlu diistirahatkan.

Beberapa peneliti menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini


dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid.

c. Obat
Obat-obat antimikroba yang sering dipergunakan ialah :

1) Kloramfenikol
2) Tiamfenikol
3) Kotrimoksazol
4) Ampisillin dan Amoksisilin
5) Sefalosporin generasi ketiga
6) Fluorokinolon.
Obat-obat simptomatik :

1) Antipiretika (tidak perlu diberikan secara rutin).


2) Kortikosteroid (tapering off Selama 5 hari).
3) Vitamin B komp. Dan C sangat diperlukan untuk menjaga kesegaran dan
kekuatan badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh darah kapiler.
5. Pencegahan Demam Thypoid
Pencegahan adalah segala upaya yang dilakukan agar setiap anggota masyarakat
tidak tertular oleh bakteri Salmonella. Ada 3 pilar strategis yang menjadi program
pencegahan yakni:
a. Mengobati secara sempurna pasien dan carrier demam Thypoid.
b. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai penularan.
c. Perlindungan dini agar tidak tertular.
Demam Thypoid dapat dicegah dengan kebersihan pribadi dan kebersihan
lingkungan. “Orang Indonesia itu umumnya cuci tangan setelah makan, padahal
harusnya sebelum makan. Setelah makan, tangannya kotor, baru dicuci. Tapi kalau
sebelum makan dia lupa. Padahal tangan itu paling kotor, kena segala macam. Lewat
tangan kita bisa memindahkan kuman.
Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah penyebaran demam Thypoid:
a. Cuci tangan.
Cuci tangan dengan teratur meruapakan cara terbaik untuk mengendalikan
demam Thypoid atau penyakit infeksi lainnya. Cuci tangan anda dengan air
(diutamakan air mengalir) dan sabun terutama sebelum makan atau
mempersiapkan makanan atau setelah menggunakan toilet. Bawalah
pembersih tangan berbasis alkohol jika tidak tersedia air.
b. Hindari minum air yang tidak dimasak.
Air minum yang terkontaminasi merupakan masalah pada daerah endemik
Thypoid. Untuk itu, minumlah air dalam botol atau kaleng. Seka seluruh
bagian luar botol atau kaleng sebelum anda membukanya. Minum tanpa
menambahkan es di dalamnya. Gunakan air minum kemasan untuk menyikat
gigi dan usahakan tidak menelan air di pancuran kamar mandi.
c. Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah.
Buah dan sayuran mentah mengandung vitamin C yang lebih banyak daripada
yang telah dimasak, namun untuk menyantapnya, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut. Untuk menghindari makanan mentah yang tercemar, cucilah
buah dan sayuran tersebut dengan air yang mengalir. Perhatikan apakah buah
dan sayuran tersebut masih segar atau tidak. Buah dan sayuran mentah yang
tidak segar sebaiknya tidak disajikan. Apabila tidak mungkin mendapatkan air
untuk mencuci, pilihlah buah yang dapat dikupas.
d. Pilih makanan yang masih panas.
Hindari makanan yang telah disimpan lama dan disajikan pada suhu ruang.
Yang terbaik adalah makanan yang masih panas. Walaupun tidak ada jaminan
makanan yang disajikan di restoran itu aman, hindari membeli makanan dari
penjual di jalanan yang lebih mungkin terkontaminasi.
Jika anda adalah pasien demam Thypoid atau baru saja sembuh dari demam
Thypoid, berikut beberapa tips agar anda tidak menginfeksi orang lain:

1) Sering cuci tangan anda.

Ini adalah cara penting yang dapat anda lakukan untuk menghindari
penyebaran infeksi ke orang lain. Gunakan air (diutamakan air mengalir)
dan sabun, kemudian gosoklah tangan selama minimal 30 detik, terutama
sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.

2) Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.

Bersihkan toilet, pegangan pintu, telepon, dan keran air setidaknya sekali
sehari.

3) Hindari memegang makanan.

Hindari menyiapkan makanan untuk orang lain sampai dokter berkata


bahwa anda tidak menularkan lagi. Jika anda bekerja di industri makanan
atau fasilitas kesehatan, anda tidak boleh kembali bekerja sampai hasil tes
memperlihatkan anda tidak lagi menyebarkan bakteri Salmonella.

4) Gunakan barang pribadi yang terpisah.

Sediakan handuk, seprai, dan peralatan lainnya untuk anda sendiri dan cuci
dengan menggunakan air dan sabun.
DAFTAR PUSTAKA

Aru W, Sudoyo, dkk ; editor ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Jilid III, edisi
IV;Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta : 2007
Alan R. Tumbelaka. Diagnosis dan Tata laksana Demam Thypoid. Dalam Pediatrics
Update. Cetakan pertama; Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : 2003
Brunner & Suddath, Buku ajar keperawatan medical bedah, Buku 3, Edisi 4 Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Tahun 2002.
Doenges, Rencana asuhan keperawatan, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Tahun
2000.
Mansjoer Arif, Kapita selekta kedokteran, Penerbit Media Aesculapius FK-UI 2000,
Jakarta.
Smeltzer, Zusanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
ed.8 Vol. 2. EGC. Jakarta
Sylvia, Patofisiologi, Buku 1, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cetakan I, Tahun
1995.
Waspadji dkk, Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid I, Edisi ketiga, Penerbit FK-UI Jakarta,
Tahun 1999.
Wilkinson Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC ed.9. EGC. Jakarta
DOKUMENTASI KEGIATAN
PENANGANAN
PENCEGAHAN

Cuci tangan. THYPOID

1. Penderita demam tifoid perlu dirawat di


rumah sakit untuk di isolasi, observasi
serta diberikan pengobatan.Penderita
harus istirahat 5 - 7 hari bebas panas, Hindari minum air
tetapi tidak harus tirah baring yang tidak
dimasak.

Makan buah dan


sayuran yang segar.
2. Penderita diberi makan bubur saring.
Pem- berian bubur saring tersebut
dimaksudkan untuk menghindari
Pilih makanan
perdarahan usus atau perforasi usus
(pantang sayuran yang berserat yang masih Tri Muthia Parhani
kasar) hangat dan
P2.06.20.1.17.037
bersih.

D-III Keperawatan

Hindari makanan yang Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya


telah 2020
disimpan lama
THYPOID

PENGERTIAN
PENYEBAB
TANDA DAN GEJALA
1. Bakteri Salmonella Thypi. - Demam (demam pada
malam hari)

- Gangguan saluran
pencernaan (diare, mual
hingga muntah)

- Lidah ditutupi
selaput putih kotor, ujung
dan tepinya kemerahan,

- Punggung terdapat
Typhoid adalah penya- kit infeksi yang 2. Makanan dan minuman yang sudah roseola (bintik
disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi. terkontaminasi oleh berak dan kencing
dari orang yang terinfeksi ku- man kemerahan .
Salmonella. ditemukan pada
minggu pertama
demam).
-Epitaksis (Mimisan)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)

(Untuk memenuhi tugas praktik Klinik Internship)

Oleh :

TRI MUTHIA PARHANI

NIM. P2.06.20.1.17.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TASIKMALAYA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit Reumathoid arthritis

Sasaran : individua

Tempat : Rumah Warga

Hari /tanggal : Rabu, 3 Juni 2020

Waktu : 8 menit

IX. Latar Belakang


Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, jumlah populasi
usia lanjut (masyarakat) juga meningkat. Tahun 1999, jumlah penduduk
masyarakat di Indonesia lebih kurang 16 juta jiwa. Badan Kesehatan
Dunia, WHO, memperkirakan tahun 2025 jumlah masyarakat di Indonesia
60 juta jiwa, mungkin salah satu terbesar di dunia.
Dibandingkan dengan jantung dan kanker, rematik boleh jadi tidak
terlampau menakutkan. Namun, jumlah penduduk masyarakat yang tinggi
kemungkinan besar membuat rematik jadi keluhan favorit. Penyakit otot
dan persendian ini memang sering menyerang masyarakat, melebihi
hipertensi dan jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta
diabetes
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemui di
Indonesia. Biasanya terjadi di lutut dan umumnya menyerang wanita usia
di atas 40 tahun. Penyebab utamanya adalah kegemukan dan menurunnya
hormon estrogen.
Rheumatoid arthritis (RA). Jenis penyakit rematik ini kronis,
ditandai nyeri dan pembengkakan sendi yang simetris. Umumnya
mengenai sendi-sendi kecil seperti persendian tangan dan kaki, tetapi juga
dapat menyerang otot, paru-paru, kulit, pembuluh darah, saraf, dan mata.
Gejala khas RA adalah rasa kaku dan lemah di pagi hari yang berlangsung
lebih dari satu jam.
Penyakit ini dapat mengenai semua orang di semua kelompok
umur, terutama wanita usia produktif. Penyebab penyakit ini belum
diketahui secara pasti. Proses penyakit ini dimulai akibat reaksi imun
karena kelainan sistem pertahanan tubuh. Jika sudah sampai tahap ini,
konsultasi ke dokter ahli adalah jalan terbaik dan hindari melakukan
pengobatan sendiri karena bisa berakibat fatal.
X. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan, masyarakat mampu memahami
tentang penyakit rheumatoid atritis (RA).

XI. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 8 menit diharapkan sasaran dapat :
7. Menyebutkan pengertian dari rheumatoid atritis
8. Menyebutkan penyebab terjadinya rheumatoid atritis
9. Menyebutkan tanda dan gejala rheumatoid atritis
10. Menyebutkan cara pencegahan dari rheumatoid atritis

XII. Materi Penyuluhan (terlampir)


1. Pengertian dari rheumatoid atritis
2. Penyebab terjadinya penyakit rheumatoid atritis
3. Tanda dan gejala rheumatoid atritis
4. Pencegahan dari rheumatoid atritis

XIII. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab
XIV. Media
- Leaflet

XV. Kegiatan Penyuluhan

No Tahapan waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

1. Pembukaan 2 menit 7. Membuka kegiatan 7. Menjawab salam.


dengan
mengucapkan salam.
8. Memperkenalkan
diri. 8. Memperhatikan dan
mendengarkan.
9. Menjelaskan latar 9. Memperhatikan dan
belakang dan tujuan mendengarkan.
dari penyuluhan.

10. Menanyakan kepada


audiens mengenai 10. Menjawab
pemahaman mereka pertanyaan.
seputar asma
11. Memberikan
reinforcement positif 11. Menerima

dari jawaban peserta reinforcement positif


yang diberikan.
penyuluhan.
12. Membagikan leflet

12. Menerima
2. Tahap 4 menit 10. Menyebutkan 10. Memperhatikan dan
pengertian rheumatoid
pelaksanaa mendengarkan.
atritis
n 11. Menyebutkan faktor 11. Idem
penyebab dari
rheumatoid atritis
12. Idem
12. Menyebutkan tanda
dan gejala rheumatoid
atritis 13. Idem

13. Menjelaskan cara


pencegahan penyakit
rheumatoid atritis
14. Idem
14. Peserta kesempatan
untuk bertanya.
15. Memberikan
reinforcement positif
15. Idem
atas pertanyaan yang
diajukan dan
16. Idem
menjawab pertanyaan
peserta.

17. Peserta aktif untuk


bertanya
18. Menerima
reinforcement positif
yang diberikan.

3. Tahap 2 menit 5. Menanyakan kembali 5. Menjawab


evaluasi pada peserta tentang pertanyaan.
materi yang telah
diberikan,
6. Berikan
reinforcement
6. Menerima
kepada peserta
reinforcement
penyuluhan yang
positif yang
dapat menjawab
diberikan.
pertanyaan. 7. Memberikan
7. Meminta salah satu simpulan.
peserta untuk
menyimpulkan hasil
penyuluhan yang
telah disampaikan.
8. Mengucapkan terima
kasih dan memberi
salam. 8. Menjawab salam.

XVI. Evaluasi

4 Evaluasi Struktur.
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan dirumah
individu

5 Evaluasi Proses.
- individu antusias terhadap materi penyuluhan.
- Individu mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar.

6 Evaluasi Hasil.
- Masyarakat memahami tentang materi yang telah
diberikan dan mengetahui tentang penyakit rheumatoid
atritis
- Masyarakat mampu menyebutkan kembali pengertian
reumathoid arthritis dengan benar..
- Masyarakat mampu menjelaskan penatalaksanaan atau
penanganan rheumatoid atritis dengan benar
- masyarakat mampu menyebutkan cara pencegahan dari
rheumatoid atritis dengan benar.
Lampiram materi

A. Pengertian Rematik
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
Dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik
cukup
banyak  namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.
Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap
sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan
utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan
kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi.,
kelemahan otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia
lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik
akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan
Wardoyo,

lebih dari 150 jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid dan
Osteoartritis.
1.      Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang pada
sendi sendi tangan dan kaki,yang semakin lama semakin bertambah berat
sakitnya.

2. Osteoartritis yaitu peradangan pada sendi yang disebabkan rapuhnya


kapsul sendi,sehingga merusak lapisan tulang rawan yang menutup
permukaan ujung ujung tulang.     
Umumnya menyerang sendi sendi penopang tubuh seperti lutut
pinggul,tulang belakang.Osteoartritis umumnya menyerang usia
lanjut.Pada sebagian penderita tidak sampai parah.      

B. Penyebab
Daapat berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu yang
dapat menybabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun.

C. Faktor resiko
Faktor resiko itu antara lain pertambahan usia. Pada mereka yang
sudah berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan
tulang mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat
digerakkan.
Mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan Tulang rawan yang bagus akan
lebih tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus
maka persendian tidak mudah aus walau dipakai lama.
Pada faktor kedua, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada
jaringan tulang rawan di sendi lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering
dipakai mengangkut beban berat lebih mudah aus daripada ban yang jarang
mengangkut beban.

D. Manifestasi klinik
Artritus rematoid

o Sendi terasa kaku di pagi hari


o Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
o Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
o Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik disiang
hari

E. Pencegah dan penatalaksanaan  mandiri


1.   Pencegahan

 Mengurangi asupan lemak hewani dan melakukan sesuatu sesuai


dengan kemampuan fisik
 Memilih olahraga yang aman dan selalu melakukan pemanasan
sebelumnya
 Terus berupaya mencapai dan mempertahankan berat badan ideal

2.   penatalaksanaan

 Konsultasi kan penyakit rematik  anda dengan dokter ahli


reumatologi.  Hal ini sangat penting untuk menentukan penyebab
rematik dan pengobatan mana yang tepat untuk anda.  Apabila anda
sudah mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obat-obatan
sesuai dengan indikasi.

 Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang


mengalami nyeri atau lainnya.

 Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang
penting untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda
menggerakkan sendi, anda sudah menjaga sendi anda kuat dan
fleksibel

 Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk
menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan
sepatu yang cocok untuk kaki anda.  Dengan menggunakan sepatu
yang cocok untuk menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.

 Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup
dapat mecegah kelelahan dan nyeri.

 Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan


mengenai hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Anda
dianjurkan makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan
buah, sayuran dan gandum.
 Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk
menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada
sendi yang kaku. kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot
dan melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin dapat
mengurangi peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu
mengurangi rasa nyeri

XII. Daftar pustaka

Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta


Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,
Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta
-
- DOKUMENTASI KEGIATAN

-
APA ITU REUMATIK ??

Artritis Reumatoid/ Reumatik


merupakan radang yang umumnya
menyerang pada sendi sendi tangan dan
kaki,yang semakin lama semakin bertambah
TANDA DAN GEJALA
berat sakitnya.
o Sendi terasa kaku di pagi hari
FAKTOR RESIKO TIMBULNYA o Sendi bengkak tanpa sebab yang
REMATIK :
jelas
1. Umur o Gerak terbatas. Misalnya sulit
2. Trauma (jatuh, terbentur) AKIBAT LANJUT....
bangun dan memakai pakaian
o Merasa nyeri di persendian, 1. Mudah jatuh.
terutama di pagi hari dan membaik
disiang hari

3. Keturunan.
4. Kelainan bawaan pada tulang.

2. Perubahan bentuk tulang.

5. Kegemukan.
CARA PENANGANAN

1. Konsultasikan ke dokter
2. Hindari makan jeroan.
Rheumatoid Arthritis

PENCEGAHAN

 Mengurangi asupan lemak hewani


dan melakukan sesuatu sesuai
3. Kompres air hangat. dengan kemampuan fisik
4. Latihan gerak sendi pada pagi hari.
5. Istirahat yang cukup.  Memilih olahraga yang aman dan
selalu melakukan pemanasan
sebelumnya
 Terus berupaya mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal

Tri Muthia Parhani


P2.06.20.1.17.037

6. Hindari gerakan dengan hentakan


yang keras.

Program Studi D-III Keperawatan


Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGENAL PENYAKIT HERNIA

(Untuk memenuhi tugas praktik Klinik Internship)

Oleh :

TRI MUTHIA PARHANI

NIM. P2.06.20.1.17.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TASIKMALAYA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGENAL PENYAKIT HERNIA

Pokok bahasan : Hernia

Sasaran : Individu

Hari / tanggal : Jum’at/ 5 Juni 2020

Waktu : 8 menit

Tempat : Rumah individu

Pemberi materi : Tri Muthia Parhani

NIM : P2.06.20.1.17.037

A. Latar  belakang

Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan


bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika
seseorang sedang tidak dalam kondisi prima, maka segala aktivitasnya
terganggu seperti makan, minum, aktivitas yang biasa dilakukan sendiri tetapi
saat sakit semua menjadi tidak dapat dilakukan sendiri.

Kesehatan merupakan masalah berharga dan sangat penting dalam


berbagai tatanan kehidupan manusia. Perhatian masyarakat terhadap
kesehatan saat ini semakin besar, sehingga meningkatkan tuntutan masyarakat
terhadap perawatan yang berkualitas. Maka sebagai perawat dituntut memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar dapat memberikan
pelayanan dengan baik. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang ilmu bedah
saat ini sangat pesat. Hal ini juga harus didukung dengan peningkatan
pemberian perawatan pada klien penderita penyakit bedah. Salah satu
diantaranya adalah penyakit Hernia.

Hernia merupakan salah satu penyakit yang seringkali ditemui pada


penderita penyakit bedah. Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga
normal melalui suatu bagian pada dinding perut, baik secara kongenital
maupun didapat (Arief Mansjoer, 2000:313). Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan
lapisan muskulo aponeurotik dinding perut, hernia terdiri atas cincin, kantong
dan isi hernia (Hidayat, 2004)

Penyebab dari hernia adalah tekanan pada daerah intra abdomen yang
terlalu kuat sehingga terbukanya sekat inguinal, bisa saja factor kogenital dan
usia lanjut. Tekanan yang kuat misalnya, mengangkat beban berat, mengedan
yang kuat dan batuk kronik. Tekanan yang terlalu kuat yang terjadi di dalam
abdomen yang terus menerus mengakibatkan defek melemah dan
mengakibatkan isi di dalam abdomen keluar melalui celah tersebut.

Tanda dan gejalah adalah terdapat benjolan yang hilang timbul, timbul
bila terjadi peningkatan tekanan abdomen seperti mengangkat beban berat,
mengedan dan batuk kronik, hilang waktu istirahat baring atau tidur. Adapun
gejalah nyeri yang hebat apabila benjolan itu menetap, karena terjepit cincin
hernia dan sumbatan pada pada saluran pencernaan, telah mempengaruhi
gangguan vaskularisasi.

Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien biasanya baik, pada


inspeksi diperhatikan keadaan asimetris pada kedua sisi lipatan paha, atau
pada skrotum dalam posisi berdiri dan berbaring, palpasi ditemukan
konsistensi benjolan dan diperiksa apakah benjolan tersebut dapat dimasukan
kembali atau tidak.

B. Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui
dan memahami tentang penyakit hernia terutama hernia inguinalis secara
mendalam mulai dari pengertian,penyebab, tanda dan gejala, dan diet
makanan untuk mencegah hernia timbul.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x25 menit, maka diharapkan pasien
dan keluarga pasien mampu:

1. Memahami pengertian hernia terutama hernia inguinalis

2. Memahami jenis-jenis dari hernia

3. Memahami penyebab hernia

4. Memahami tanda dan gejala hernia

5. Memahami pencegahan dini agar terhindar dari hernia

D. Sasaran

Individu/ masyarakat

E. Pembahasan Materi

1. Memahami pengertian hernia terutama hernia inguinalis

2. Memahami jenis-jenis dari hernia

3. Memahami penyebab hernia

4. Memahami tanda dan gejala hernia

5. Memahami pencegahan dini agar terhindar dari hernia

F. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab / Diskusi

G. Media
1. Leaflet

H. Kegiatan Penyuluhan

KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH METODE
PESERTA
1 5 menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam Ceramah
mengucapkan salam 2. Menyetujui
2. Kontrak waktu 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari 4. Menjawab sesuai
penyuluhan pengetahuan
4. Appersepsi (menggali audien tentang
sejauh mana hernia.
pasien/keluarga mengetahui
penyakit hernia)
2 15 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan materi tentang Memperhatikan/ Ceramah
hernia Mendengarkan dengan
a. Pengertian menggunakan
b. Jenis-jenis hernia lembar balik
c. Penyebab hernia
d. Tanda dan gejala hernia
e. Pencegahan dini untuk
menghindari hernia
2. Memeberikan kessempatan Menanyakan materi
untuk bertanya yang belum jelas
3. Melakukan  evaluasi : Menjawab Tanya jawab
dengan menanyakan kepada pertanyaan dan diskusi
peserta tentang materi yang
telah di berikan
4.  Reinforcement kepada para Mendengarkan
peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
5. Menyimpulkan  materi Mendengarkan
hernia
3 5 menit Penutup
1.         Rencana tindak lanjut untuk Mendengarkan Ceramah dan
pertemuan selanjutnya -      membagikan
2.         Mengucapkan salam Menjawab salam leaflet
penutup

I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Semua pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang bedah
Menyelenggaraan penyuluan dilaksanakan di ruang bedah
2. Evaluasi proses

a. apa pengertian hernia terutama hernia inguinalis ?

b. apa saja jenis-jenis dari hernia ?

c. apa penyebab timbulnya hernia hernia ?

d. bagaimana tanda dan gejala dari hernia ?

e. Apa saja pencegahan dini agar terhindar dari hernia ?

Jawab

a. hernia adalah penonjolan isi suatu organ seperti peritoneum, lemak,


usus dan kandung kemih melalui bagian yang lemah dari dinding
abdomen sehingga menimbulkan kantung berisikan material abnormal
dengan penyebab congenital ataupun yang didapat.

b. Jenis-jenis hernia yaitu hernia linguinalis, hernia femoralis, hernia


umbilikal, dan hernia epigastric.

c. Jawabannya:

1) Melakukan pekerjaan yang terlalu berat

2) Terlalu keras mengejan saat BAB/BAK

3) Kelemahan / lemahnya otot dinding perut.

d. Jawabannya:

1) Timbulnya rasa nyeri di bagian perut bawah

2) Adanya benjolan disekitar selangkangan, benjolan yang akan


membesar apabila saat berdiri dan membungkuk.

3) Rasa nyeri yang muncul dapat disertai dengan demam


e. Sebaiknya makan yang teratur, perbanyak makan buah dan sayur yang
segar, Dianjurkan untuk minum jus buah manggis yaitu di jus kulit dan
isi keseluruhan, Perbanyak minum air putih secara teratur ± 7-8 gelas
kecil/hari, hindari merokok dan kerja yang terlalu berat dan berlebihan.
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum dapat

menyebabkan peritoneum menonjol membentuk kantung yang di lapisi oleh

serosa dan disebut kantung hernia (Robbins & Cotran : 2010 )

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek

atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan (R. Sjamsuhidayat

& Wim de Jong : 2005)

Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang

terletak disebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis

inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus

(Arif Mansjoer : 2000)

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hernia adalah

penonjolan isi suatu organ seperti peritoneum, lemak, usus dan kandung

kemih melalui bagian yang lemah dari dinding abdomen sehingga

menimbulkan kantung berisikan material abnormal dengan penyebab

congenital ataupun yang didapat.

B. Penyebab

1. Melakukan pekerjaan yang terlalu berat

2. Terlalu keras mengejan saat BAB/BAK

3. Kelemahan / lemahnya otot dinding perut.


C. Jenis-jenis hernia

1. Hernia Inguinalis Lateralis


(indirek)

Hernia ini terjadi melalui anulus inguinalis internus yang terletak di

sebelah lateral vasa epigastrika inferior,menyusuri kanalis inguinalis dan

keluar kerongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia ini lebih

tinggi pada bayi & anak kecil

2. Hernia Inguinalis Medialis (direk)

Hernia ini terjadi melalui dinding inguinal posteromedial dari vasa

epigastrika inferior di daerah yang dibatasi segitiga Haselbach.

3. Hernia femoralis

Terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi pada wanita

dibanding pria. Hernia ini mulai sebagai penyumbat dikanalis femoralis

yang membesar secara bertahap menarik peritonium dan akibatnya

kandung kemih masuk ke dalam kantung.

2. Hernia umbilikalis

Batang usus melewati cincin umbilical. sebagian besar merupakan

kelainan yang didapat. Hernia umbilikalis sering terjadi pada wanita dan

pada pasien yang memliki keadaan peningkatan tekanan intra abdomen,

seperti kehamilan, obesitas, asites, atau distensi abdomen. Tipe hernia ini

terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak
adekuat karena masalah pasca operasi seperti infeksi dan nutrisi yang tidak

adekuat.

3. Hernia skrotalis

Merupakan hernia inguinalis lateral yang mencapai skrotum.

D. Tanda dan gejala

1. Timbulnya rasa nyeri di bagian perut bawah

2. Adanya benjolan disekitar selangkangan, benjolan yang akan membesar

apabila saat berdiri dan membungkuk.

3. Rasa nyeri yang muncul dapat disertai dengan demam

E. Pencegahan dini agar terhindar dari hernia

Sebaiknya makan yang teratur, perbanyak makan buah dan sayur yang

segar, Dianjurkan untuk minum jus buah manggis yaitu di jus kulit dan isi

keseluruhan, Perbanyak minum air putih secara teratur ± 7-8 gelas

kecil/hari, hindari merokok dan kerja yang terlalu berat dan berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA

Black, M., Joyce, Ester, 1997, Medical Surgical Nursing Clinical


Management for Continuity of Care, USA

Brunner and Suddarth, 1980, Medical Surgical Nursing, J.B. Lippincott


Company, Philadelphia, USA

Donna, L., Wong, Marilyn Hockenberry-Eaton, Marilyn L. Winke David


Wilson, et al, 1999, Wholey and Wong’s Nursing Care of and Children, St. Louis,
Mosby, USA

Kendarto, 1994, Hernia, HDW Ilmu Bedah I, Fakultas Kedokteran,


Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
DOKUMENTASI KEGIATAN
HERNIA INGUINALIS
Pengertian Penyebab
hernia adalah penonjolan isi suatu organ 1. Melakukan pekerjaan yang

seperti peritoneum, lemak, usus dan kandung terlalu berat Gejala


kemih melalui bagian yang lemah dari 2. Terlalu keras mengejan saat  Timbulnya rasa nyeri di bagian perut
BAB/BAK bawah
dinding abdomen sehingga menimbulkan
3. Kelemahan / lemahnya otot  Adanya benjolan disekitar selangkangan,
kantung berisikan material abnormal dengan
dinding perut
benjolan yang akan membesar apabila saat
penyebab congenital ataupun yang didapat.
berdiri dan membungkukan

 Rasa nyeri yang muncul dapat disertai

dengan demam

.
kekurangan darah. secara teratur ± 7-8 gelas kecil/hari, hindari
Biasanya dilakukan pembedahan
merokok dan kerja yang terlalu berat dan
untuk mengembalikan usus ke tempat
berlebihan.
asalnya dan untuk menutup lubang pada
dinding perut agar hernia tidak berulang.
Obat-obatan biasanya diberikan untuk
mengatasi nyeri setelah penderita
menjalani pembedahan.
Kadang setelah menjalani
pembedahan penderita dianjurkan untuk
memakai korset untuk menyokong otot
yang lemah selama masa pemulihan.

Pengobatan
Hernia inguinalis seringkali dapat Pencegahan
didorong kembali ke dalam rongga perut.
Sebaiknya makan yang teratur,
Tetapi jika tidak dapat didorong kembali
melalui dinding perut, maka usus bisa perbanyak makan buah dan sayur yang
MENGENAL
terperangkap di dalam kanalis inguinalis segar, Dianjurkan untuk minum jus buah PENYAKIT
HERNIA
(inkarserasi) dan aliran darahnya terputus
manggis yaitu di jus kulit dan isi
(strangulasi). Jika tidak ditangani, bagian usus
yang mengalami strangulasi bisa mati karena keseluruhan, Perbanyak minum air putih
TRI MUTHIA PARHANI
P2.06.20.1.17.037

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES
TASIKMALAYA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

WASPADA KANKER SERVIKS

Disusun oleh :

Tri Muthia Parhani


P2.06.20.117.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PRODI DIII KEPERAWATAN
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEMERIKSAAN IVA UNTUK DETEKSU DINI

KANKER SERVIKS

Pokok Bahasan           : Kanker Serviks dan Cara pencegahannya

Hari/tanggal                : Senin, 8 Juni2020

Jam/waktu                  : 09.00 WIB

Sasaran                       : individu

Penyuluh                     : Tri Muthia Parhani

Tempat                        : Rumah Individu

1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )

Setelah mendapatkan penjelasan klien mampu memahami tentang

pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks

2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )

Setelah mendapatkan penjelasan diharapkan klien mampu:

1. Klien dapat mengerti definisi kanker serviks

2. Klien dapat mengerti faktor resiko terjadinya kanker serviks, gejala kanker

serviks

3. Klien memahami proses terjadinya kanker serviks, deteksi dini kanker serviks,

cara pencegahannya

4. Klien dapat memahami pemeriksaan IVA


5. Klien dapat memahami cara pemeriksaan dan hasil pemeriksaan

6. Klien dapat memahami keunggulan tes IVA

7. Klien dapat mengetahui tempat dimana saja dilakukan peeriksaan IVA

3. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

4. Media

- Leaflet

5. Proses Kegiatan Penyuluhan

Tahapan Kegiatan Respon Waktu

Pembukaan Pendahuluan 2 Menit


a. Membalas salam
a. Menyampaikan salam

b. Menjelaskan tujuan
b. Mendengarkn
c. Kontrak waktu
c. Memberi respon

Pelaksanaan Inti Mendengarkan dengan 4Menit


penuh perhatian
a. Pengertian kanker serviks

b. Faktor resiko terjadinya

kanker serviks

c. Gejala kanker serviks

d. Proses terjadinya ka kanker


serviks

e. Deteksi dini kanker serviks

f. Cara pencegahanya,

pemeriksaan IVA, Cara

pemeriksaanya, hasil

pemeriksaan, keunggulan

tes IVA,

g. Tempat dimana bisa

dilakukan pemeriksaan IVA

Penutup Penutup 2 Menit


a. Menanyakan
a. Tanya jawab
yang belum jelas
b. Menyimpulkan hasil
b. Meyimpulkan
penyuluhan c. Membalas salam

c. Memberi salam penutup

6. Kriteria evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan

b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan

2. Evaluasi proses

a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana


b. Peserta mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah

direncanakan.

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian kanker serviks

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh dalam leher rahim/ serviks

(bagian yang terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina), kanker serviks

adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus ( leher rahim, suatu daerah pada organ

reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kea rah rahim yang terletak antara rahim

dan liang senggama (vagina).

2. Faktor resiko terjadinya kanker serviks

a. Umur nampaknya memainkan peran tertentu, insiden akan meningkat sekitar usia

35 tahun ke atas dan menurun pada usia menopause dan sangat jarang terjadi pada

wanita kurang dari usia 15 tahun.

b. Merokok. Wanita yang merokok memiliki resiko tiga kali lebih besar terhadap

kanker serviks daripada non-perokok. Bahan-bahan yang ditemukan dalam rokok

setelah terhisap melalui paru-paru dapat terdistribusi luas ke seluruh tubuh

melalui aliran darah. Beberapa senyawa tersebut dapat dijumpai pada lendir

serviks wanita yang merokok. Peneliti meyakini bahwa bahan-bahan kimia

tersebut dapat merusak DNA pada sel-sel serviks dan berkontribusi terhadap

berkembangnya kanker serviks.

c. Pil KB. Penggunaan pil KB dapat meningkatkan risiko kejadian kanker serviks,

terutama yang sudah positif terkena HPV. Fakta menunjukkan bahwa penggunaan
kontrasepsi oral (pil KB) sedikitnya 5 tahun ada hubungannya dengan

peningkatan risiko kanker serviks. Analisis data oleh International Agency for

Research on Cancer (IARC) pada tahun 2003 menemukan bahwa ada peningkatan

resiko kanker serviks dengan penggunaan kontrasepsi oral, dan resiko berkurang

ketika obat kontrasepsi oral dihentikan. Laporan dari IARC menyatakan bahwa

dari 8 studi mengenai efek penggunaan kontrasepsi oral pada wanita yang positif

terhadap HPV, ditemukan peningkatan resiko 4 kali lebih besar pada mereka yang

menggunkan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun. Resiko kanker serviks juga

meningkat pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral pada usia sebelum 20

tahun.

d. Mempunyai pasangan yang sering berganti-ganti partner dalam hubungan seks.

e. Berhubungan seks dengan laki-laki yang tidak disunat. Smegma, adalah substansi

berlemak. Biasanya terdapat pada lekukan dekat kepala kemaluan atau penis dan

didapati pada laki-laki yang tidak disunat. Smegma sebenarnya adalah sekret

alami yang dihasilkan kelenjar subaceous pada kulit penis. Namun ternyata hal ini

berkaitan dengan meningkatnya resiko seorang laki-laki sebagai pembawa dan

penular virus HPV.

3. Gejala Kanker Serviks

a. Perdarahan vagina yang bersifat abnormal

b. Adanya riwayat keputihan menahun

c. Perdarahan setelah berhubungan seksual d. Nyeri yang menjalar ke pinggang

e. Nyeri saat perkemih

4. Proses terjadinya kanker serviks


Gejala umum kanker adalah dikarenakan adanya pertumbuhan sel yang tidak normal

dalam tubuh. Namun sebelum sel-sel tersebut menjadi kanker terjadi perubahan bentuk

yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan itu tidak hanya satu atau dua tahun saja.

Perubahan itu memakan waktu hingga bertahun-tahun sebelum menjadi kanker.

Sebenarnya selama jeda tersebut jika Anda telah mengetahui bahwa Anda terkena kanker

leher rahim maka hal tersebut dapat dicegah. Anda dapat menghentikan sel-sel yang tidak

normal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel yang abnormal tersebut

dapat dideteksi dengan kehadiran tes yang disebut dengan pap smear tes. sehingga

semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah resiko seseorang

menderita kanker leher rahim.Serviks atau leher rahim/mulut rahim terletak di bagian

ujung bawah rahim yang menonjol ke liang senggama (vagina). Kanker leher rahim

terjadi dikarenakan adanya pertumbuhan yang tidak normal dalam tubuh. Namun

perkembangan kanker serviks secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker

ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik

sehingga terjadi kerainan epitel yang disebut disprasia. Dimulai dari displasia ringan,

displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi Karsinoma In-Situ (KIS),

kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif.

5. Deteksi dini kanker serviks

Deteksi Dini Kanker Serviks adalah Pemeriksaan untuk menemukan kanker di leher

rahim, dari sejak perubahan awal sel sampai dengan pra kanker.

Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

 Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah pencegahan terhadap etiologi

penyakit
 Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder adalah penemuan dini, diagnosis

dini, dan terapi dini terhadap kanker.

 Pencegahan Tertier Yang dimaksud pencegahan tertier adalah upaya

meningkatkan angka kesembuhan, angka survival, dan kualitas hidup dalam

terapi kanker.

6. Cara pencegahannya

a. IVA

b. Pap Smear

c. Biopsi

7. Pemeriksaan IVA

Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat dan cukup

akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel (displasia) atau sebelum pra

kanker bila dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya. IVA salah satu cara melakukan

tes kanker serviks yang mempunyai kelebihan yaitu kesederhanaan teknik dan

kemampuan memeberikan hasil yang segera kepada ibu. Selain itu juga bisa dilakukan

oleh hampir semua tenaga kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan.

8. Cara pemeriksaan

Pemeriksaan Iva dilakukan dengan melihat langsung leher rahim yang telah di olesi

dengan larutan asam asetat 3- 5 %. Setelah ditunggu 1- 2 menit akan terlihat bercak putih

bila terdapat perubahan pada mulut rahim.

9. Hasil pemeriksaan
a) Hasil Tes-positif : bila diketemukan plak putih yang tebal berbatas tegas atau

epitel acetowhite (bercak putih), terlihat menebal dibanding dengan sekitarnya ,

seperti leukoplasia, terdapat pada zona transisional, menjorok ke arah endoserviks

dan ektoserviks.

b) Positif 1 (+) : samar, transparan, tidak jelas,terdapat lesi bercak putih yang

ireguler pada serviks. Lesi bercak putih yang tegas, membentuk sudut (angular),

geograpic acetowhite lessions yang terletak jauh dari sambungan skuamosa.

c) Positif 2 (++) : lesi achetowhite yang buram, padat dan berbatas jelas sampai

kesambungan skumokolumnar. Lesi acetowhite yang luas circumorificial,

berbatas tegas, tebal, dan padat. Pertumbuhan pada serviks menjadi acetowhite.

d) Hasil Tes-negatif: permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu. Bila area

bercak putih yang berada jauh dari zona transformasi. Area bercak putih halus

atau pucat tanpa batas jelas. Bercak bergaris-garis seperti bercak putih. Bercak

putih berbentukgaris yang terlihat pada batas endocerviks. Tak ada lesi bercak

putih. Bercak putih pada polip endoservikal atau kista nabothi. Garis putih mirip

lesi acetowhite pada sambungan skuamokolumnar.

e) Hasil normal : titik-titik berwarna putih pucat di area endoserviks, merupakan

epitel kolumnar yang berbentuk anggur yang terpulas asam asetat. Licin,merah

muda, bentuk porcio nomal.

f) Infeksi : servisitis (inflamasi, hiperemisis), banyak flour, ektropion, polop.

g) Kanker : massa mirip kembang kol atau ulkus dan mudah berdarah.

10. Keunggulan Tes IVA

a. Mudah dan praktis dilakukan


b. Biaya murah

c. Alat- alat yang dibutuhkan sangat sederhana

d. Dapat segera diterapi

e. Hasil bisa langsung diketahui

f. Dapat dilakukan oleh dokter/bidan

11. Tempat dimana saja dilakukan pemeriksaan IVA

a. Bidan desa

b. Puskesmas

c. Rumah sakit
Daftar Pustaka

Depkes RI . (2008). Skrining Kanker serviks dengan Metode IVA. Jakarta


Novel S. Sinta dkk.(2010). Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus
(HPV). Jakarta : Javamedia Network
Rahayu, S.D. (2015). Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks.Jakarta : Salemba
Medika
Samadi, Heru P.(2011).Yes, I know Everything About Kanker Serviks.Solo:
Metagraf
Setiati, Eni. (2009). Waspada 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta:
Andi Offset
Supinto, Sutiono. (2008). Cegah Dini Kanker dan Tumor.Jakarta: Sunda Kelapa
Pustaka
DOKUMENTASI KEGIATAN
Apa Itu Deteksi Dini?
Apa Itu Kanker Serviks Gejala kanker serviks
Pemeriksaan untuk
1. Perdarahan vagina yang menemukan kanker di
bersifat abnormal leher rahim, dari sejak
2. Adanya riwayat keputihan perubahan awal sel
menahun sampai dengan pra kanker

3. Perdarahan setelah Bagaimana Cara


berhubungan seksual Pencegahannya? 
4. Nyeri yang menjalar ke ·  IVA
pinggang
·  PAP SMEAR
·  BIOPSI
APA ITU IVA?
IVA (Inspeksi visual dengan asam asetat )

Merupakan cara sederhana untuk mendeteksi


dini kanker rahim sedini mungkin.
K E N A P A M E M I L I H
I V A ?

Pemeriksaan IVA
merupakan pemeriksaan
yang sederhana,murah,
cepat dan cukup akurat
untuk menemukan
Keunggulan Tes IVA
kelainan pada tahap
1. Mudah dan praktis dilakukan
Bagaimana Pemeriksaan 2. Biaya murah Oleh :
IVA? Tri Muthia Parhani
3. Alat-alat yang dibutuhkan sangat
sederhana P2.06.20.1.17.037
 
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan 4. Dapat segera diterapi
PRODI DIII KEPERAWATAN
melihat langsung leher rahim yang 5. Hasil bisa langsung diketahui
telah diolesi dengan larutan asam POLTEKES KEMENKES
6. Dapat dilakukan oleh dokter/bidan TASIKMALAYA
asetat 3-5 %. Setelah ditungu 1-2
menit akan terlihat bercak putih bila 2020
terdapat perubahan pada mulut
rahim .
LINK YOUTUBE UNTUK PENKES
PENKES MASYARAKAT KE 1 CUCI TANGAN

https://youtu.be/tce4tP0HWJo

PENKES MASYARAKAT KE 2 PENYAKIT CORONA

https://youtu.be/gfEkolvPoK0

PENKES INDIVIDU KE 1 PENYAKIT ASMA

https://youtu.be/UEAzV6HOltw

PENKES INDIVIDU KE 2 DEMAM BERDARAH

https://youtu.be/CZSbYniHWNQ

PENKES INDIVIDU KE 3 BATUK EFEKTIF

https://youtu.be/cpHeS_UZyLQ

PENKES INDIVIDU KE 4 PENYAKIT SINUSITIS

https://youtu.be/yHIrWI0VjnU

PENKES INDIVIDU KE 5 PENYAKIT TIFOID

https://youtu.be/h7yC5e8Ph2E

PENKES INDIVIDU KE 6 PENYAKIT REUMATHOID ARTHRITIS

https://youtu.be/KNqfs3LaD74

PENKES INDIVIDU KE 7 PENYAKIT HERNIA

https://youtu.be/QJTmDARck_0

PENKES INDIVIDU KE 8 KANKER SERVIKS

https://youtu.be/lOlhVIAF9gw
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DAN

PENGLIHATAN

FASE 1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subyektif :

a. Klien mengatakan mendengar bisikan yang mengejeknya sekaligus melihat bayangan

hitam

b. Bisikan dan bayangan itu muncul pada saat pagi hari, akan tidur di malam hari, dan

terkadang muncul di siang hari jika klien tidak tidur siang.

c. Bayangan dan bisikan itu muncul apabila klien sedang melamun.

d. Durasi waktunya hanya sekitar 5 menit lalu menghilang lagi.

e. Klien merasa takut dan khawatir bila bayangan itu muncul lagi, hal yang dilakukan

apabila bayangan tersebut muncul adalah klien selalu menutup mata dan telinganya dan

mengalihkan perhatiannya dengan membaca alkitab, tetapi terkadang bayangan dan suara

itu masih ada.

Data Obyektif :

a. Klien tampak berbicara sendiri

b. Klien tampak gelisah

c. Klien tampak melamun

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan

3. Tujuan Keperawatan

a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya

b. Mengkaji dan mengidentifikasi penyebab halusinasi

c. Membantu klien mengenal halusinasinya

d. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi

e. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi.

4. Tindakan Keperawatan

a. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi,

frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi.

b. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan tindakan

yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Jelaskan cara menghardik halusinasi

2) Peragakan cara menghardik halusinasi

3) Minta klien memperagakan ulang

4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien yang sesuai

5) Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

A. Strategi Komunikasi dalam Tindakan Keperawatan

1.   Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat siang, Perkenalkan saya Tri Muthia. Saya perawat dari Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang

sedang berdinas di Pusskesmas dan sedang bertugas untuk mengunjungi rumah warga. Kalo boleh tahu

nama ibu siapa? Senangnya dipanggil apa?


b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan ibu siang hari ini? Bagaimana tadi makan siangnya? Ada keluhan tidak? ”

c. Kontrak

1) Topik

“Menurut pihak dari puskesmas, pakah benar ibu sering melihat dan suara tanpa ada wujudunya? Saya

lihat ibu seperti sedang mendengar sesuatu dan berbicara sendiri, bagaimana kalo ibu berbicara saja

dengan saya saja. Apakah ibu tidak keberatan untuk ngobrol lagi dengan saya? Bagaimana kalau kita

ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini ibu dengar dan lihat tetapi tidak tampak wujudnya?”

2) Waktu

“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? ibu maunya berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa?”

3) Tempat

“Di mana kita akan bincang-bincang ? Bagaimana kalau disini saja ???”

2. Kerja

“Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?”

“Apa yang dikatakan suara itu?”

“Apakah ibu melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?”

“Seperti apa yang kelihatan?”

“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”

“Kapan paling sering ibu melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?”

“Berapa kali sehari ibu mengalaminya?”

“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”

“Apa yang ibu rasakan pada saat melihat sesuatu?”

“Apa yang ibu lakukan saat melihat sesuatu?”


“Apa yang Ibu lakukan saat mendengar suara tersebut?”

“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”

“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul?”

“Ibu ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”

“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”

“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”

“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”

“Keempat, minum obat dengan teratur.”

“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”

“Caranya seperti ini: Saat suara-suara itu muncul, langsung ibu bilang dalam hati, “Pergi saya tidak mau

dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak

terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu…… bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu sudah bisa. Saat

melihat bayangan itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi Saya tidak mau lihat… Saya tidak mau lihat.

Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Ibu peragakan! Nah

begitu… Bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu sudah bisa.”

3. Terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang tidak dengan latihan tadi?”

b. Evaluasi objektif

“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan pembicaraan kita tadi.”

“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak muncul lagi.”

c. Rencana tindak lanjut


“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan ibu coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita

buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?”

“Ibu masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian ibu, Jika ibu

melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan

oleh perawat atau teman maka ibu buat ibu , Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu

mengerti?”

d. Kontrak yang akan datang

1) Topik

“Ibu , bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara dengan orang lain saat

bayangan dan suara-suara itu muncul?”

2) Waktu

“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.00 WIB, bisa?”

3)   Tempat

“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Bagaimana kalua di ruang tv saja,

Sampai jumpa besok.”


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DAN

PENGLIHATAN

FASE 2

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Data Subjektif:

a. Klien mengatakan masih mendengar bisikan dan melihat bayangan tersebut.

b. Klien mengatakan gelisah saat mendengar bisikan dan bayangan tapi klien bisa

mengatasinya dengan menghardik.

Data Objektif :

a. Klien tampak melakukan cara menghardik secara mandiri.

b. Klien tampak gelisah .

c. Klien tampak kurang fokus.

d. Klien berbicara cepat.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan

3. Tujuan Keperawatan

Agar klien dapat mengontrol halusinasi dengan patuh obat.

4. Tindakan Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu penggunaan obat secara teratur (jenis,

dosis, waktu, manfaat, dan efek samping)

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi :

a. Salam terapeutik : ” Selamat pagi, ibu ? Ibu masih ingat saya ???

b. Evaluasi validasi : ”ibu tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah

siap kita berbincang bincang ? ibu masoh ingat dengan kesepakatan kita kemarin, apa

itu ? apakah ibu ibu masih mendengar suara- suara dan melihat bayangan yang kita

bicarakan kemarin.

c. Kontrak

1) Topik :

”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang obat-obatan yang ibu

minum.”

2) Tempat :

”kemarin saya merekomendasikan di ruang tv, bagaimana? Apakah ibu setuju?”

3) Waktu :

”kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana ibu setuju?”

2. Fase Kerja

”ini obat yang harus diminum oleh ibu setiap hari. Obat yang warnanya putih ini namanya risperidone

dosisnya 2 mg dan yang warna putih namanya trihexyphenidyl warnanya kuning dosisinya 2 mg

diminum pagi dan malam. Ini namanya clozapine dosisnya 25mg warnanya kuning, diminum pada

malem. Obat yang warnanya kuning ini berfungsi untuk mengendalikan suara yang sering ibu dengar
sedangkan yang warnanya putih agar ibu tidak merasa gelisah. Kedua obat ini mempunyai efek samping

diantaranya mulut kering, mual, mengantuk, ingin meludah terus, kencing tidak lancar. Sudah jelas ibu ?

Tolong nanti ibu sampaikan ke dokter apa yang ibu rasakan setelah minum obat ini. Obat ini harus

diminum terus, mungkin berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemudian ibu jangan berhenti minum

obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala seperti yang ibu alami sekarang akan muncul lagi, jadi ada lima

hal yang harus diperhatikan oleh ibu pada saat minum obat yaitu beanr obat, benar dosis, benar cara,

benar waktu dan benar frekuensi. Ingat ya ibu ..?!!”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi subyektif: ”

Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senag sekali ibu mau berbincang-bincang

dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang?”

b. Evaluasi obyektif :

”coba ibu jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi? Kemudian berapa dosisnya?

c. Rencana Tindak lanjut :

”tolong nanti ibu minta obat ke perawat kalau saatnya minum obat.”

d. Kontrak yang akan datang

1) Topik:

”bagaimana ibu kalau hari jum’at kita akan melakukan cara mengontrol halusinasi selanjutnya

yaitu dengan verbal atau bercakap-cakap ”

2) Waktu :

”jam berapa ibu bisa? Bagaimana kalau jam 9.00? ibu setuju?”

3) Tempat :
”Hari besok kita akan melakukan kegiatan di ruang makan. Terimakasih ibu sudah mau

berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DAN

PENGLIHATAN

FASE 3

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Data Subjektif :

1. Klien mengatakan bisikan dan bayangan kadang hilang

2. Klien mengatakan selalu patuh minum obat

Data Objektif

1. Klien tampak gelisah sesaat

2. Klien tampak sering mengantuk

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi pendengaran dan penglihatan

3. Tujuan

Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

4. Intervensi Keperawatan

Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.

B. Strategi Komunikasi Terapeutik

1. Fase Orientasi :

a. Salam terapeutik
” Selamat pagi, ibu ? Bagaimana kabarnya hari ini? ibu ibu ih ingat dong dengan saya? Apakah ibu

sudah makan?

b. Evaluasi validasi

”bagaimana perasaan ibu hari ini? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang halusinasi, apakah ibu bisa

menjelaskan kepada saya tntang isi suara-suara yang ibu dengar dan apakah ibu bisa menyebutkan

mempraktikan cara mengontrol halusinasi yang telah diajarkan?”

c. Kontrak :

1) Topik :

”sesuai dengan kontrak kita hari kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruamg tamu mengenai cara-

cara mengontrol suara yang sering ibu dengar dulu agar suara itu tidak muncul lagi dengan cara yang

ketiga yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.

2) Waktu :

Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja, bagaimana ibu setuju?”

3) Tempat :

”kemarin tempatnya disini ya bu?”

2. Fase kerja

”kalau ibu mendengar suara yang kata ibu kemarin mengganggu dan membuat ibu jengkel. Apa yang

ibu lakukan pada saat itu? Apa yang telah saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?”

“cara yang kedua apakah ibu masih ingat ?”

”cara yang ketiga adalah ibu langsung pergi ke perawat. Katakan pada perawat bahwa ibu mendengar

suara. Nanti perawat akan mengajak ibu mengobrol sehingga suara itu hilang dengan sendirinya.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali

ibu mau berbincang-bincang denagan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah kita

berbincang-bincang?”

b. Evaluasi obyektif : ”jadi seperti yang ibu katakan tadi, cara yang ibu pilih untuk

mengontrol halusinasinya adalah......

c. Tindak lanjut : ”nanti kalau suara itu terdengar lagi, ibu terus praktekkan cara yang telah

saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran ibu . nanti ibu bisa masukkan

kegiatan tadi ke jadwal kegiatannya dan tulis M jika melakukan mandiri dan tulis T jika ibu

tidak melakukannya ya.”

d. Kontrak yang akan datang :

1) Topik :

”bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara

yang keempat yaitu menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat.”

2) Waktu :

”jam berapa ibu bisa? Bagaimana kalau besok jam 09.00? ibu setuju?”

3) Tempat :

”besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Baiklah disini saja ya Sampai ketemu besok

pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DAN

PENGLIHATAN

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Data Subjektif :

a. Klien mengatakan sekarang bisikan dan bayangan hilang ketika ia banyak bercakap-cakap

b. Klien mengatakan hari ini tidak ada halusinasi.

Data Objektif

a. Klien tampak sering bercakap-cakap dengan temannya.

b. Klien tampak tenang

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan

1. Tujuan

Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas / kegiatan

harian.

2. Intervensi Keperawatan

Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian klien.

B. Strategi Komunikasi Terapeutik

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik
” Selamat pagi? Ibu masih ingat saya ?

b. Evaluasi validasi

”ibu tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah siap kita berbincang bincang ? ibu

masih ingat dengan kesepakatan kita kemarin, apa itu ? apakah ibu masih mendengar suara- suara yang

kita bicarakan kemarin

c. Kontrak

1) Topik :

”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang suara- suara yang sering

bapak dengar agar bisa dikendalikan engan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian.”

2) Tempat :

”kemarin kita sepakat berbincang-bincang disini ya kak”

3) Waktu :

”kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana kak T setuju?”

2. Fase Kerja

”Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang cara cara-caranya, cara

lain dalam mengontrol halusinasi yaitu cara keempat adalah ibu menyibukkan diri dengan berbagi

kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk melamun saja.”

”Jika ibu mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri dengan kegiatan seperti menyapa,

mengepel, atau menyibukkan dengan kegiatan lain.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi subyektif dan obyektif:

”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senang sekali ibu mau berbincang-bincang

dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang?”


”Coba ibu jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang keempat?

b. Tindak lanjut

”Tolong nanti bapak praktekkan cara mengontrol halusinasi seperti yang sudah diajarkan tadi? Ibu bisa

memasukkannya ke jadwal kegiatan. Jika ibu melakukan secara mandiri tulis M, jika dibantu tulis B dan

jika tidak dilakukan tulis T ya kak.”

c. Kontrak yang akan datang

1) Topik:

”Bagaimana bu kalau kita berbincang-bincang lagi dengan topik berbeda tentang cara mengontrol

marah.”

2) Waktu :

”Jam berapa bu bisa? Bagaimana kalau jam 08.00? ibu setuju?”

3) Tempat :

”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Disini saja ya. Sampai ketemu besok.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

FASE 1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :

a. klien mengatakan selalu ingin sendiri dan tidak mau bergaul dengan orang lain.

Data Obyektif :

a. Klien berinteraksi seperlunya.

b. Klien tampak tidak bisa memulai pembicaraan dengan siapapun, klien sering menyendiri.

2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial.

3. Tujuan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.

c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain.

d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.

e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.

f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.

g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

4.      Tindakan Keperawatan.

a. Membina hubungan saling percaya.

b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.


c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.

d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain

e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.

f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain

dalam kegiatan harian.

B.     Strategi Pelaksanaan Terapeutik

1. Fase Orentasi.

a. Salam Terapeutik.

“Selamat pagi bu? Masih ingat dengan saya?

b. Evaluasi / Validasi.

“Bagaimana perasaan ibu … hari ini? O.. jadi ibu merasa bosan dan tidak suka bergaul dengan orang

lain. Apakah ibu suka menyendiri ?”

c. Kontrak.

2) Topik:

“Baiklah kak, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan Kak dan kemampuan yang

ibu miliki? Apakah bersedia? Tujuananya Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu

dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan

orang lain.”

3) Waktu:

“Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit saja ya? “

4) Tempat:

“Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di luar rumah?.”


2. Fase kerja.

“Dengan siapa ibu dulu tinggal serumah? “

“Siapa yang paling dekat dengan ibu?”

“Apa yang menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut?”

“Siapa anggota keluarga dan teman ibu yang tidak dekat dengan ibu ? “

“Apa yang membuat ibu tidak dekat dengan orang lain? “

“Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga?”

“Bagaimana dengan teman-teman yang lain”

“Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang

menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?”

“Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman?”

“Wah benar, kita mempunyai teman untuk bercakap-bercakap. “

“Apa lagi kak ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) “

“Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa kak ? ya apa lagi? (sampai menyebutkan

beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya.”

“Kalau begitu apakah ibu mau belajar berteman dengan orang lain?”

“Nah untuk memulainya sekarang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini kak ,

untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama kita dan nama

panggilan yang kita sukai.”

“Contohnya: nama saya Tri Muthia, senang dipanggil Muti. Selanjutnya ibu menanyakan nama orang

yang diajak berkenalan. Contohnya nama ibu siapa ? senangnya dipanggil apa?”

“Ayo ka coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu . coba ibu berkenalan dengan

saya.”
“Ya bagus sekali ibu !! coba sekali lagi ibu ..!!! bagus sekali ibu !!

Setelah berkenalan dengan ibu , orang tersebut diajak ngobrol tentang hal-hal yang menyenangkan.

Misalnya tentang keluarga, tentang hobi, pekerjaan dan sebagainya.Nah bagaimana kalau sekarang kita

latihan bercakap-cakap dengan teman ibu . (dampingi pasien bercakap-cakap).”

3. Terminasi.

b. Evaluasi subjektif dan objektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?

Nah sekarang coba ulangi dan peragakan kembali ya cara berkenalan dengan orang lain!

c. Rencana tindak lanjut

Baiklah ibu , dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap dengan teman? Ini ada jadwal

kegiatan,. Jika ibu melakukanya secara mandiri maka ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya

dibantu atau diingatkan oleh perawat atau teman ibu , Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T.

apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu .

d. Kontrak yang akan datang

1) Topik :

“Baik lah ibu bagaimana kalau hari jum’at kita berbincang-bincang tentang pengalaman ibu bercakap-

cakap dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah ibu

bersedia?”

2) Waktu :

“Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?”

3) Tempat :

“Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?? Baiklah kak hari

jum’at saya akan kesini jam 09:00 sampai jumpa nanti ibu . saya permisi.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

FASE 1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Data Subyektif:

a. Keluarga klien mengatakan bahwa merasa kesal

b. Klien mengatakan ingin memukul anaknya karena tidak membersihan rumah

Data Obyektif :

1. Klien tampak gelisah

2. Diagnosa Keperawatan

Risiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan

a. Pasien dapat mengidentifikasi Perilaku Kekerasan (PK)

b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK.

c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya.

d. Pasien dapat menyebautkan akibat dari PK yang dilakukannya.

e. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengendalikan PKnya.

4. Tindakan Keperawatan

Mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala yang  dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan,

akibat dan cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama ( latihan nafas dalam).
B. Strategi Komunikasi Terapeutik

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat siang kak, masih ingat dengan saya?”

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah hari ini ibu sedang kesal, saya lihat hari ini ibu

tampak gelisah dan kesal?

C. Kontrak

1) Topik

“Baiklah bagaimana jika kita berbincang-bincang tentang perasaan marah yang ibu rasakan,”

2) Waktu

“ Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 10 menit.”

3) Tempat

“Kemarin tempatnya disini ya bu”.

2. Fase Kerja :

“ apa yang menyebabkan ibu marah? Apakah sebelumnya ibupernah marah? Terus penyebabnya apa?

Samakah dengan yang sekarang? Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan,

makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab marah klien), apa yang ibu

rasakan? Apakah ketika kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat,

dan tangan mengepal?”“ apa yang ibu lakukan selanjutnya”

“ Apakah dengan ibu marah-marah, keadaan jadi lebih baik?

“ Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?

“maukah ibu belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?
” ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu cara dulu,

“ begini ibu , kalau tanda- marah itu sudah ibu rasakan ibu berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan

sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi

kak dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu sudah dapat melakukan nya.

“ nah sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu

muncul ibu sudah terbiasa melakukannya”.

3. Fase Terminasi :

a. Evaluasi subyektif dan obyektif:

“ Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang kemarahan Bapak ? ”

“ Coba Bapak A sebutkan penyebab marah dan yang ibu rasakan dan apa yang ibu lakukan serta

akibatnya.

b. Rencana tindak lanjut

“Baik, sekarang latihan tadi ibu bisa masukkan ke jadual harian ya. berapa kali sehari kak T mau latihan

nafas dalam ?Bagus..Nanti tolong ibu tulis M, bila kak T melakukannya sendiri, tulis B, bila ibu dibantu

dan T, bila ibu tidak melakukan”

“baik bu, bagaimana kalau hari rabu kita latihan cara lain untuk mencegah dan mengendalikan marah .

”Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya kak?”

“Berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja”

“Saya pamit dulu bu.


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

FASE 2

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :

a. Klien mengatakan suasana hatinya baik

b. Klien mengatakan jika marah klien selalu melakukan apa yang diajarkan.

Data Objektif

a. Klien tampak tenang

b. Klien mampu melakukan Tarik nafas dalam dan pukul bantal

1. Diagnosa Keperawatan

Resiko perilaku kekerasan

2. Tujuan

a. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan fisik kedua

b. Mengevaluasi latihan nafas dalam

c. Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan

baik, mengungkapkan perasaan dengan baik

d. Menyusun jadwal kegiatan cara ketiga

3. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi kegiatan mengontrol perilaku kekrasan dengan latihan fisik : nafas dalam dan

pukul bantal, dan minum obat

b. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal


c. Memasukan kegiatan pada jadwal kegiatan

B.     Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. fase orientasi

a. Salam terapeutik

“ Selamat pagi. Masih ingat dengan saya BU? Iya benar saya muti yang hari ini berniat berbincang-

bincang lagi sesuai dengan kontrak yang telah kita sepakati kemarin”

b. Topik umum

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini ? apakah ibu sudah makan? Tidurnya nyenyak tidak?”

c. Kontrak

1) Topik

“Sesuai konrak kemarin ya bu hari ini kita berbincang-bincang kembali tentang cara mengontrol marah.”

2) Waktu

“Waktunya sekitar 10-15 menit ya bu”

3) Tempat

“Kita berbicara di tempat ini lagi ya bu.”

2. Fase kerja

“Sekarang kita latihan cara bicara  ibu baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah disalurkan

melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan

orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya:1.Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara

yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin ibu mengatakan penyebab marahnya

karena teman-teman mengganggu ibu. sekarang ibumeminta teman ibu agar tidak mengganggu , ibu

bisa berkata “Tolong kembalikan buku saya dan saya tidak mau diganggu”. Coba ibu praktekan.bagus
kak. 2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan Abdilah tidak ingin melakukannya, katakan:

‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan. Coba ibu praktekkan. Bagus .

3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal ibu dapat

mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu’. Coba praktekkan. Bagus.”

1. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang amarah ?

b. Evaluasi Objektif

“coba bagaimana cara mengontrol saat ibu sedang marah?”

c. Rencana tindak lanjut

“ibu tadi kan bisa melakukan kegiatan yang telah kita latih sekarang saya masukan pada jadwal kegiatan

harian ya ibu.”

d. Kontrak

“Untuk besok bagaimana kalau kita berbincang-bincang lagi untuk melatih kegiatan yang ketiga tentang

mengontrol marah ya . ibu mau jam berapa? Untuk tempatnya mau disini lagi ibu atau mau dimana?

Sama seperti hari ini tidak akan lama hanya sekitar 10-15 menit lagi kak. Ibu maunya jam berapa?

Baiklah jam 9.00 ya. Karena waktunya sudah hampir habis kita akhiri saja bincang-bincang hari ini ya

saya pamit dulu”


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

FASE 3

A.    Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Data Subjektif :

a. Klien mengatakan jika marah klien selalu melakukan apa yang diajarkan.

Data Objektif

a. Klien tampak tenang

b. Klien tampak berbicara secara baik-baik pada temannya jika temannya melakukan

kesalahan yang membuatnya marah

2. Diagnosa Keperawatan

Risiko perilaku kekerasan

3. Tujuan

a. Mengevaluasi kegiatan mengontrol perilaku kekrasan dengan latihan fisik : nafas dalam dan

pukul bantal, cara verbal

b. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi kegiatan mengontrol perilaku kekrasan dengan latihan fisik : nafas dalam dan

pukul bantal, obat, cara verbal

b. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual ( membaca alkitab)

c. Memasukan kegiatanpada jadwal kegiatan


B.  Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik

“ Selamat pagi. Masih ingat dengan saya Bu?”

b. Evaluasi/validasi perasaan

“Bagaimana perasaan kak hari ini ? apakah ibu sudah makan? Tidurnya nyenyak tidak?”

c. Kontrak

“Sesuai konrak kemarin ya ibu hari ini kita berbincang-bincang kembali sekitar 10-15 menit ditempat ini

lagi ya ibu untuk membahas cara mengontrol amarah yang ke empat”

2. Fase kerja

“Ada cara ketiga untuk mengontrol marah yaitu dengan cara spiritual. Ibu sedang marah coba langsung

duduk dan langsung tarik nafas dalam kemudian bisa menenangkan diri dengan cara membaca istigfar

lalu bewudhu. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Ibu bisa melakukan ini secara

teratur untuk meredakan kemarahan”

1. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang amarah yang kak T alami?

b. Evaluasi Objektif

“coba bagaimana cara mengontrol marah saat ibu sedang marah?”

c. Rencana tindak lanjut klien

“u tadi kan bisa melakukan kegiatan yang telah kita latih sekarang saya masukan pada jadwal kegiatan

harian ya kak”
2. Kontrak

“Seperti sampai hari ini saya menemani ibu di Rumah Sakit ini. Saya ibu selalu mengerjakan apa yang

telah dilatih bersama saya,saya permisi.”


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS

FASE 1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :

a. Klien mengatakan ragu dengan kemampuan yang dimilikinya

Data Objektif :

a. Klien tampak tidak percaya diri

b. Klien sering menunduk

2. Diagnosa Keperawatan

Harga diri rendah kronis

3. Tujuan

a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang dimiliki

b. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan

c. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan

d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

e. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih.

4. Tindakan Keperawatan

a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,

b. Membantu pasien menilai kemampuan yang ibu ih dapat digunakan


c. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

d. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan

yang telah dilatih dalam rencana harian.

A. Strategi Komunikasi Terapeutik

3. Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi, Bumasih ingat dengan saya?”

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Ibu siangi ini? Saya liat ibu diam terus, apakah ada kegiatan yang ingin ibu

lakukan?

c. Kontrak

“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah ibu akukan?

Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang dapat ibu dilakukan di rumah . Setelah kita nilai ,kita akan

pilih satu kegiatan untuk kita latih “

“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau di ruang tamu ,Berapa lama? Bagaimana

kalau 10 menit saja?

1. Kerja

“ Ibu ,apa saja kemampuan yang ibu miliki ? Bagus ,apa lagi?

Saya buat daftarnya ya! Baik iu suka mengaji? Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Ibu

lakukan ? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring ……….dst”.

“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Ibu miliki”.

“ Ibu dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang ibu ih dapat dikerjakan di rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5 (misalnya ada 3 yang ibu bisa

dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang ibu bisa kerjakan di rumah sakit ini.

“Sekarang ,coba Ibu pilih satu kegiatan yang ibu bisa dikerjakan di rumah ini”. “O yang nomor

mengaji? Kalau begitu,bagaimana kalau sekarang kita mengaji ya bu ”.

“wah lantunan ayat suci al-quran nya mersdu sekali bu”

“ Coba Ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Ibu lakukan tanpa disuruh ,

tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T ( tidak) melakukan .

2. Terminasi

a. Evaluasi subyektif

“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan mengaji ?, Ibu ternyata banyak memiliki

kemampuan yang dapat dilakukan di rumah ini.

Salah satunya , mengaji, yang sudah Ibu praktekkan dengan baik sekali

b. Evaluasi obyektif

Coba ulangi bagaimana cara mengaji, Bagus sekali.

c. Rencana tindak lanjut

“Sekarang ,mari kita ibu masukkan pada jadual harian . Ibu ,Mau berapa kali sehari merapikan tempat

tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi”

“ Coba Ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Ibu lakukan tanpa disuruh ,

tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T ( tidak) melakukan .

d. Kontrak

1) Topik

“Nanti kita akan berbincang-bincang dengan topik yang lain ya bu”

2) Waktu
“Untuk waktunya mau kapan? Baiklah menyesuaikan waktu santainya ibu ya”

3) Tempat

“Tempatnya mau dimana? Baiklah di rumah saja ya”

Sampai jumpa.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

HARGA DIRI RENDAH

FASE 2

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

a. Data Subjektif :

1) Klien mengatakan malu dan kurang percaya diri

b. Data objekrif :

1) klien tampak diam

2) klien tampaak sedih

2. Diagnosa Keperawatan

Harga Diri Rendah

3. Tujuan Keperawatan

a. Klien mampu menyebutkan kembali aspek positif yang telah dilakukan

b. Klien mampu melatih kemampuan yang telah dipilih

c. Klien dapat memasukkan pada jadwal kegiatan

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan beri pujian

b. Bantu memilih kegiatan kedua yang akan dilatih (mencuci pakaian)

c. Latih kegiatan kedua-duanya.

d. Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan 2 masing-masing 2x sehari

B. Strategi Komunikasi Terapeutik


1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“ Assalamualaikum selamat pagi. Masih ingat dengan saya bu? Iya benar bu saya Tri perawat dari

Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang hari ini berniat berbincang-bincang lagi sesuai dengan kontrak

yang telah kita sepakati kemarin”

b. Topik Umum

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini ? apakah ibu sudah makan?”

c. Evaluasi

“Sesuai konrak kemarin ya pak hari ini kita berbincang-bincang kembali sekitar 10-15 menit ditempat

ini lagi ya Dilah untuk membahas aspek positif yang Dilah miliki yang ke dua”

2. Fase Kerja

“ Baiklah kita langsung saja mulai pembicaraan kita dari sekarang ya . Sekarang kita lakukan kegiatan

yang kedua yaitu membereskan rumah. Ibu tahu tidak alat-alat yang dibutuhkan apa saja?dan cara

melakukannya bagaimana? Alat yang dibutuhkan yaitu sapu lap pel. Nah ibu bisa mulai untuk menyapu

Wah Ibu Tia pintar sekali bisa melakukannya dengan baik dan benar kalau begitu kita masukkan ke

jadwal harian ya.

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Ibu setelah tadi kita berbincang-bincang?”

b. Evaluasi Objektif

“Dilah masih ingat tidak tadi kita melakukan kegiatan apa?”

c. Rencana Tindak Lanjut


“Ibu tadi kan bisa melakukan kegiatan yang telah kita latih sekarang saya masukan pada jadwal kegiatan

harian ya bu”

d. Kontrak

“Untuk besok bagaimana kalau kita berbincang-bincang lagi untuk melatih kegiatan yang lain ya

bu ? Untuk tempatnya mau disini lagi bu atau mau dimana?Sama seperti hari ini tidak akan lama hanya

sekitar 10-15 menit lagi bu. Karena waktunya sudah hampir habis kita akhiri saja bincang-bincang hari

ini ya bu saya pamit dulu Assalamualaikum”


LINK YOUTUBE UNTUK VIDEO SP

SP 1 HALUSINASI
https://youtu.be/CNygqJK1_qw
SP 2 HALUSINASI
https://youtu.be/-YCUeCQO9So
SP 3 HALUSIINASI
https://youtu.be/9sZGaChf-OY
SP 4 HALUSINASI
https://youtu.be/6KWlQDu2os8
SP 1 RPK
https://youtu.be/xkMKvxnl6wE
SP 2 RPK
https://youtu.be/OQR2-PV0irA
SP 3 RPK
https://youtu.be/lalvYXXcYF8
SP 1 HDR
https://youtu.be/ir6Ggq53yVU
SP 2 HDR
https://youtu.be/_jer4dPcMUo
SP 1 ISOLASI SOSIAL
https://youtu.be/OWmppS9CYMo
MENGALANISIS VIDEO
NEBULIZER / HOW TO PROPERLY USE NEBULIZER
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=pEKFKZiLNaA

Nebulizer sering direkomendasikan untuk pasien yang kesulitan menggunakan inhaler karena masalah
kesehatan,atau pasien yang tidak mampu Tarik napas cukup dalam untuk perangkat lain.

Nebulizer terdiri dari bagian :

Gelas obat, bagian atas atau topi untuk melampirkan masker atau corong ke cangkir obat..

tabung plastik tipis menghubungkancorong ke mesindan mesin udara yang disebut kompresor,

yang dapat dicolokkan ke stopkontak listrik untuk penggunaan dalam ruangan,

atau dioperasikan dengan baterai untuk penggunaan portabel saat tidak di rumah.

Pelaksanaan :

1. tangan bersih,

2. minum obat sesuai resep dokter,dan tuangkan ke dalam cangkir obat.

3. Pasang bagian atas ke cangkir obat,dan kemudian corong mulut atau topeng.

4. Hubungkan tabung dari kompresor ke cangkir obat.

5. Letakkan simple masker di wajah Anda,


6. atau menempatkan corong di mulut Anda di antara gigi Anda,

7. dan tutup bibir Anda dengan erat di sekitarnya.

8. Nyalakan kompresor Anda.

9. Pegang nebulizer dalam posisi tegak untuk mencegah tumpah

10. dan untuk memastikan obat didistribusikan dengan benar.

11. Ambil napas teratur normal melalui mulut

12. sehingga obat bisa masuk jauh ke paru-paru

13. Lanjutkan sampai semua obat hilang dari cangkir.


PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI INTRAMUSKULAR

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=qPPXRhBmouI

Injeksi intramuscular adalah tindakan untuk memasukkan obat melalui jarum ke jaringan otot pasien.

 Persiapan alat
1. Spuit sesuai kebutuhan
2. Obat sesuai order dokter
3. Alcohol swab
4. Perlak
5. Handscoon
6. Nierbeken

 Langkah-langkah
1. Pastikan order dokter (obat, dosis, waktu), pastikan 6 benar
2. Salam terapeutik
3. Cuci tangan
4. Siapkan obat
5. Cuci tangan
6. Posisikan tangan
7. Lihat bagian deltoid
8. Pasang handscoon
9. Desinfeksi area injeksi
10. Cubit area injeksi
11. Tusukkan jarum dengan sudut 90o
12. Aspirasi
13. Suntikkan obat perlahan
14. Cabut spuit perlahan dengan menahan area injeksi dengan alcohol swab
15. Buang spuit ke safety box
16. Lepaskan handscoon
17. Bereskan alat
18. Cuci tangan
19. Dokumentasi tindakan
PERAWATAN LUKA DIABETES

Dr.Oz di kutip : youtube.com/watch?v=cyVvugEpVaY

Pengkajian

1. Salam terapeutik, sapa klien dengan namanya


2. Kaji kebutuhan klien akan perawatan luka ganggren
Persiapan klien pasien

1. Memberian informasi tentang tindakan perawatan luka ganggren menggunakan prinsip steril
2. Menciptakan likgkungan yang aman dan nyaman
3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Pelaksanaan Luka diabetes yg kering

1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan steril
3. Buka balutan
4. Identifikasi luka
5. Berikan cairan nacl 0,9
6. Keringkan dengan kassa
7. Berikan salep obat dan ratakan dengan kassa steril
8. Tutup luka dengan balutan
9. Evaluasi
10. Memberi tahu pasien, tindakan selesai
11. Evaluasi tindakan

Pelaksanaan Luka diabetes basah :

1. Memakai sarung tangan


2. Memakai masker
3. Buka balutan
4. Identifikasi luka diabetes basah
5. Bersihan menggunkan cairan nacl
6. Ada jaringan mati di gunting
7. Kompres menggunakan cairan madu asli pada saat mengganti perban
8. Tutup dengan kassa dengan menjaga kelembapan menggunakan kassa streril
9. Plester perban
10. Evaluasi
11. Memberi tahu pasien, tindakan selesai
12. Penkes luka diabetes
PERAWATAN LUKA

Dikutip dari Nursing UMY

Sumber : https://m.youtube.com/watch?v=e0LecJqzAzE&feature=youtu.be

Pengkajian

1. Salam terapetik, sapa klien dengan namanya


2. Kaji kebutuhan klien akan perawatan luka

Persiapan klien pasien

1. Memberikan informasi tentang tindakan perawatan luka


2. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman
3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

Persiapan alat

 Sarung tangan bersih


 Perlak
 Bengkok
 NaCl
 Spuit 50cc
 Kasa steril
 Sabun antiseptik
 Sarung tangan steril
 Set medikasi
 Gunting jaringan
 Pinset anatomis
 Pinset sirugis
 Cotton bud
 Penggaris
 Hypafix
 Gunting

Pelaksanaan

1. Cuci tanagan
2. Memakau sarung tangan steril
3. Buka balutan
4. Identifikasi luka
5. Berikan cairan nacl (spuit 50cc, jarum 20G)
6. Keringkan dengan kasa
7. Siapkan dressing steril (primary dan secondary)
8. Ada jaringan mati di gunting

9. Berikan gel atau obat bila perlu

10. Tutup luka dengan balutaan

11. Lepaskan sarung tangan

12. Cuci tangan

13. Terminasi

 Evaluasi perasaan pasien


 Jelaskan hasil evaluasi tindakan
 Kontrak waktu yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai