Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN

AKHIR

1.1 Latar Belakang


Kondisi pengelolaan persampahan di indonesia cenderung terus menurun dalam kurung
waktu 10 tahun terakhir. Berbagai kasus yang terjadi karena penanganan sampahyang tidak
memadaimenjadi salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan bahkan memakan korban
tewas seperti yang terjadi di TPA sampah Lauwi Gajah dan TPA Sampah bantar Gebang. Fenomena
ketidak seriusan pengelolaan sampah yang dilakukan disebagian besar kota di Indonesia yang
ditujukan oleh rendahnya prioritas pembangunan bidang persampahan, tidak jelasnya mekanisme
pengawasan, minimnya sarana dan prasarana persampahan termasuk pengoperasian TPA sampah
yang cenderung dioperasikan secara open dumping, lemahnya penerapan hukum atau penerapan
sanksi para pelanggar dan lain-lain.
Otonomi daerah juga berdampak pada sulitnya melakukan kerja sama antar kota terutama
dalam regionalIsasi pengelolaan TPA sampah, sementara kesulitan mendapatkan lahan TPA sampah
di perkotaan makin memperburuk kondisi pengelolaan sampah. Untuk itusangat diperlukan kerja
sama antar daerah dalam pengelolaan sampah. Hal ini memungkinkan pengelolaan sampah yang
lebih efisien dan juga ekonomis.
Namun demikian kebutuhan lokasi TPA sampah sangat dibutuhkan oleh Kota Kendari,
mengingat TPA sampah yang ada saat ini sangat tidak memadai baik ditinjau dari ketidak layakan
lokasi, sarana dan prasarana yang sangat terbatas dan pengoperasian yang dilakukan secara open
dumping. Berdasarkan ketentuan PP. 16/2005 tentang pengembangan sistim penyediaan air minum
yang berkaitan dengan perlindungan air baku, mensyaratkan beberapa ketentuan, antara lain :
- Ketentuan metode pembuangan akhir dengan sanitary landfill (kota besar/metropolitan)
dan controlled landfill (kota kecil/sedang),
- Ketentuan zona penyangga disekitar TPA sampah
- Ketentuan melakukan monitoring kualitas leachate
- Melarang dilaksanakannya opend dumping sampah tahun 2008.
Dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan TPA di Kota Kendari diperlukan
perencanaan teknis Manajemen Persampahan TPA Controled landfill yang diharapkan dapat
mengurangi resiko pencemaran terhadap lingkungan yang disebabkan oleh, leachate, gas,
maupun faktor penyakit.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakaanya kegiatan ini adalah:
- memberikan masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi Pemerintan Provinsi
Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Kota Kendari dalam penanganan Tempat Pemerosesan Akhir
(TPA).

 I-1
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

Lingkup wilayah pekerjaan sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan dalam dokumen
kegiatan Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun anggaran berjalan adalah kawasan Kota Kendari.

 I-3
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

2.1 Kondisi Wilayah


2.1.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah
Wilayah Kota Kendari dengan Ibu Kotanya Kendari dan sekaligus sebagi Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara secara geografis terletak di bagian Selatan Garis Khatulistiwa berada di antara 3o
54’ 30’’ – 4o 3’ 11’’ Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di antara122o 23’ – 122o 39’
Bujur Timur.

Gambar 2.1 Peta Kota Kendari

Sepintas tentang letak wilayah Kota Kendari sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Konawe, sebelah timur berbatasan dengan Laut Kendari, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Konawe Selatan, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan.

 II-1
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

Gambar 2.9 Maket TPA Puuwatu

 II-15
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

3.1 Umum
Dalam hal Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan TPA Kota Kendari, Lokasi Kota
Kendari, ada beberapa kegiatan yang Perlu/wajib dilakukan, antara lain:
1) Pekerjaan persiapan, berupa studi literature dan pelaksanaan survey lapangan di Kota Kendari.
2) Analisis kondisi eksisting TPA sampah yang ada dan rencana TPA sampah Kota Kendari
3) Koordinasi dengan instansi terkait di Kota Kendari.
4) Survey alternative lokasi TPA sampah brdasarkan tata ruang wilayah Kota Kendari
5) Sosialisasi workshop dalam rangka hasil studi di Kota Kendari.
6) Penyusunan usulan program yang dilengkapi dengan DED dan dokumen pendukung lainnya,
sehingga produk ini akan segera diusulkan dan dilelangkan pada tahun 2012.
Lingkup wilayah pekerjaan sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan dalam dokumen
kegiatan Satuan kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun anggaran berjalan.

3.2 Pendekatan Penanganan


Pengadaan jasa konsultan pada kegiatan ini didasarkan pada perlunya bantuan jasa
konsultansi terhadap pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan hasil kegiatan yang maksimal yang
tidak terlepas hubungannya dengan pemerintah daerah setempat untuk mendukung program
kegiatan ini.
Hubungan kerja anatara konsultan dengan beberapa instansi ini diringkaskan dalam hal-hal
sebagai berikut:
 Aspek Perencanaan Teknis
Design asli (Original Design) proyek ini, diperkirakan tidak sesuai lagi dengan kondisi yang
ada sekarang. Dengan demikian diperlukan adanya rekayasa (Review) lapangan yang dilakukan
terhadap kondisi lapangan terakhir. Pengumpulan dan pengolahan data lapangan untuk direkayasa
lapangan dan review design, merupakan salah salah satu tangggung jawab konsultan.
 Hubungan Dengan Instansi Terkait
Konsultan harus menyelenggarakan suatu mekanisme monitoring dan pelaporan atas
kegiatan pekerjaan ini untuk memastikan bahwa penanggung jawab kegiatan. Memiliki informasi
yang diperlukan mengenai status kegiatan.

3.3 Dasar Perancangan TPA


3.3.1 Kondisi Sistem Pengelolaan Sampah di Lokasi TPA
Kondisi sistem pengelolaan akan mencakup aspek teknis dan manajemen persampahan
regional, yang diperoleh dari studi-studi yang pernah dilakukan sebelumnya. Aspek-aspek teknis dan
manajemen persampahan tersebut secara lebih rinci meliputi:
1) Aspek Teknis Operasional
2) Aspek Organisasi dan Manajemen

 III-1
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

 Sebelum pengeborang dilakukan pembersihan top soil sampai kedalaman 0,2 m dibuka dan
mata bor dipasang pada elevasi tersebut.
 Pengeboran dilakukan sampai kedalaman 3 meter, dilakukan tahap demi tahap pada setiap
interval kedalaman 0,1 – 0,2 m sesuai kapasitas Hand Bor Auger.
 Interpretasi lapisan tanah dilakukan visualisasi langsung dilapangan dari tanah yang
dikeluarkan dari hand auger, hasilnya disajikan pada Hand Boring Log.

 III-9
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

4.1 Umum
Program Kerja Konsultan dalam menangani pekerjaan ini tertuang dalam bentuk jadwal
waktu pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi dan jadwal personil , dimana hal tersebut di atas
dibuat berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
 Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan yang tersedia adalah 5 (lima) bulan
 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah melakukan survey dan investigasi kegiatan dan penyiapan DED.
 Produk Akhir
Produk akhir berupa laporan lengkap meliputi laporan pendahuluan, laporan antara, laporan
akhir.
Rencana Kerja ini dibuat berdasarkan uraian Kerangka Acuan Tugas mengenai ruang lingkup
tugas konsultan dan Metode Kerja yang diuraikan pada Bab sebelumnya serta segala syarat-syarat
administrasi yang tertuang dalam KAK maupun rapat penjelasan (Aanwijzing).
Dalam menyusun rencana kerja ini, terlebih dahulu diadakan study mendalam mengenai
kapasitas kerja dari personil yang terlibat dan peralatanyang digunakan, ruang lingkup dan volume
pekerjaan, lokasi proyek, mobilisasi, dan seluruh aspek teknis dan ekonomis yang erat kaitannya
dengan pekerjaan ini.
Dengan mengadakan evaluasi atas pengalaman-pengalaman yang pernah dilaksanakan oleh
konsultan untuk pekerjaan yang sejenis dengan lokasi yang berdekatan dan keadaan medan yang
hampir sama, disusunlah rencana kerja untuk menangani pekerjaan ini.
Hal-hal tersebut di atas mendapat perhatian seksama pada waktu pelaksanaan rencana kerja
ini baik dilapangan maupun di kantor proyek. Berdasarkan kriteria-kriteria seperti tersebut di atas
maka konsultan merencanakan suatu program kerja yang akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pada tahap awal, akan dilakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait dan melakukan
orientasi lapangan.
b. Tahap Kedua akan melakukan pengumpulan data, pengukuran design teknis.
Dalam hal Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan TPA Kota Kendari, Lokasi Kota
Kendari, ada beberapa kegiatan yang Perlu/wajib dilakukan, antara lain:
1) Pekerjaan persiapan, berupa studi literature dan pelaksanaan survey lapangan di Kota Kendari.
2) Analisis kondisi eksisting TPA sampah yang ada dan rencana TPA sampah Kota Kendari
3) Koordinasi dengan instansi terkait di Kota Kendari.
4) Survey alternative lokasi TPA sampah brdasarkan tata ruang wilayah Kota Kendari
5) Sosialisasi workshop dalam rangka hasil studi di Kota Kendari.
6) Penyusunan usulan program yang dilengkapi dengan DED dan dokumen pendukung lainnya,
sehingga produk ini akan segera diusulkan dan dilelangkan pada tahun 2012.
Lingkup wilayah pekerjaan sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan dalam dokumen
kegiatan Satuan kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun anggaran berjalan.

 IV-1
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Bulan
No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan/ Mobilisasi
2 Kordinasi Dengan Pemerintan Daerah
3 Work Shop Sosialisasi Koordinasi Pemeriksaan Laporan
4 Pengumpulan Data Base Kegiatan
5 Pelaksanaan Identifikasi Kawasan
6 Pelaksanaan Pengukuran
7 Pelaksanaan Penggambaran
8 Penyusunan Laporan dan Desain
9 Pelaporan
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Antara
c. Draf Laporan Akhir
d. Laporan Akhir
e. Dokumen Perencanaan
f. Dokumen RAB/RKS
g. Summary Report
h. Laporan dalam Bentuk CD/VCD/CDR

 IV-5
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

5.1 Umum
Kegiatan survei pengukuran dan pengumpulan data, dilakukan untuk menunjang Pekerjaan
Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan TPA Kota Kendari. Survei lapangan dilakukan untuk
mendapatkan data dan gambaran kondisi eksisting lokasi rencana TPA, terutama kondisi Topografi,
Mekanika Tanah, dan Hidrogeologi yang selanjutnya digunakan sebagai acuan pekerjaan
perencanaan tersebut di atas.
Kegiatan survei dan pengukuran yang dilakukan meliputi survei pengukuran Topografi seluas
TPA eksisting ditambah dengan rencana perluasan lokasi penimbunan sampah, sedangkan
penyelidikan tanah dilakukan dengan dua titik sondir dengan mencari posisi titik yang dapat
memberikan gambaran bagaimana sebetulnya kondisi lapisan tanah yang ada di lokasi TPA.
Hidrogeologi diharapkan dapat memberikan gambaran berapa dalam air permukaan yang ada di
lokasi penelitian, arah aliran air tanah, struktur geologi, gambaran aliran air muka tanah, dan dapat
pula memprediksi potensi arah aliran pencemaran apabila terjadi kondisi disaster. Dari data
pengukuran lapangan yang dilakukan, kita dapat membuat peta penempatan kolam IPAL di sebelah
mana tepatnya.

5.1.1 Letak Administrasi


Lokasi kegiatan survey dan pengukuran terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara:
Kelurahan : Puuwatu
Kecamatan : Mandonga
Kota : Kendari
Provinsi : Sulawesi Tenggara
Secara geografis, lokasi pekerjaan terletak pada koordinat 03 59’ 282”S, 122 28’ 141”E dan
03 59’ 311”S, 122 29’ 184”E.

 V-1
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

dalam waktu penurunan selama 26 bulan. Perhitungan besar penurunan dan waktu penurunan
disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 5.22 Perhitungan Besar Penurunan Bangunan Tanggul Penahan Sampah


PROYEK DETAIL DISAIN
ANALISA PENURUNAN BANGUNAN TANGGUL PENAHAN SAMPAH

LEBAR TIMBUNAN = 20 m
g TIMBUNAN = 1,66 t/m3 ( material TANAH URUG )
LALU-LINTAS = 1m
TINGGI TIMBUNAN = 5m
MUKA AIR TANAH = 1m

LOKASI TANGGUL KEDALAMAN TEBAL g eo Po Pc Cc Cr ∆p Po+∆p S KETERANGAN


DARI KE LAPISAN (m)
TPA- Puuwatu Kendari 0 1 1 1,66 2,61 0,83 3,00 0,05 0,005 9,81 10,64 0,008 Clay
1 3 2 1,65 2,6 3,19 6,00 0,11 0,011 9,36 12,55 0,021 Sandy Clay

Penurunan total 0,030

Tabel 5.23 Perhitungan Waktu Penurunan Bangunan Tanggul Penahan Sampah


PROYEK BANTUAN TEKNIS
ANALISA WAKTU PENURUNAN BANGUNAN TANGGUL PENAHAN SAMPAH
Puuwatu Kendari
D= 3,000 m ( Double Drainage )
Cv = 0,55 m2/month 0 10 20 Waktu ( 30
bulan ) 40 50 60
S= 0,030 m ( Total settlement )
0,000
t Tv U S Sp
(month) (m) (m) 0,005
0 0,000 0,00 0,000 0,030
2 0,122 0,39 0,012 0,018
4 0,244 0,56 0,017 0,013 0,010
Penurunan ( m )

6 0,367 0,67 0,020 0,010


8 0,489 0,76 0,023 0,007
10 0,611 0,82 0,025 0,005 0,015
12 0,733 0,87 0,026 0,004
14 0,856 0,90 0,027 0,003
16 0,978 0,93 0,028 0,002 0,020
20 1,222 0,96 0,029 0,001
24 1,467 0,98 0,029 0,001
0,025
28 1,711 0,99 0,030 0,000
50 3,056 1,00 0,030 0,000

0,030

0,035

 V-51
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

6.1 Umum
Tempat Pembuangan Akhir sampah merupakan terminal akhir dari proses pewadahan,
pengumpulan dan pengangkutan diproses lebih lanjut untuk pemusnahannya. Dalam pemusnahan
ini kita dikenal berbagai metode, antara lain adalah landfill. Landfill adalah merupakan fasilitas fisik
yang digunakan untuk residu buangan padat di permukaan tanah. Beberapa metode landfilling versi
Indonesia yang dapat diterapkan di lokasi lahan urug adalah metode controlled landfill dan sanitary
landfill. Controlled Landfill atau biasa juga disebut lahan urug terkendali merupakan
perbaikan/peningkatan dari sistem open dumping. Perbaikan atau peningkatan ini meliputi adanya
kegiatan penutupan sampah dengan lapisan tanah, fasilitas drainase serta fasilitas pengumpulan dan
pengolahan leachate. Penutupan sampah dengan tanah, yaitu : tanah penutup antara (pada periode-
periode tertentu) serta tanah penutup akhir (setelah kapasitas TPA penuh). Metode sanitary landfill
dilakukan dengan cara menimbun sampah dan kemudian diratakan, dipadatkan kemudian diberi
cover tanah pada atasnya sebagai lapisan penutup. Hal ini dilakukan secara berlapis-lapis sesuai
dengan perencanaannya. Pelapisan sampah dengan menggunakan tanah dilakukan setiap hari pada
akhir operasi.
Setiap metode landfilling memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Metode
sanitary landfill merupakan metode terbaik dalam hal penanggulangan dampak negatif terhadap
lingkungan. Controlled landfill merupakan metode antara sanitary landfill dan open dumping ,
metode inilah yang digunakan dalam perancangan TPA Puuwatu (Kota Kendari). Cara pembuangan
lainnya yaitu open dumping. Cara ini sangat tidak dianjurkan karena sangat merugikan terhadap
lingkungan sekitarnuya, terutama dalam hal pencemaran. Perbandingan metode-metode tersebut
tersaji pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Perbandingan Metode Landfill
Metode Landfilling
Kelebihan Kekurangan
Open Dumping*
1. Teknis pelaksanaan tidak sulit 1. Pencemaran air tanah yang disebabkan
2. Pekerja lapangan relatif sedikit oleh leachate
3. Biaya yang diperlukan relatif murah 2. Pencemaran udara akibat gas, bau dan
debu
3. Resiko kebakaran cukup besar
4. Munculnya kabut yang terjadi akibat asap
5. Tumbuhnya berbagai vektor penyakit
seperti tikus, lalat dan nyamuk
6. Berkurangnya estetika lingkungan
7. Lahan tidak dapat digunakan kembali
untuk jangka waktu yang panjang.
Controlled Landfill

 VI-1
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

Beberapa asumsi yang diambil adalah seperti berikut :


Tabel 6.14 Perhitungan Kebutuhan Air TPA Puuwatu
Jenis Pemakai Kuantitas Satuan Standar Kebutuhan Satuan Kebutuhan (l/det)
Petugas TPA 20 orang 30 l/o/hari 0,007
Pencucian kendaraan 9,6 m3 0,111
Penyiraman taman 150 m2 25 l/m2/hari 0,043
Supir truk 20 orang 25 0,006
SUB JUMLAH 0,167
Kebocoran 10% 0,019
JUMLAH 0,186
Debit desain rata-rata 1 0,186
Debit hari maksimum 1,25 0,223
Debit jam puncak 1,75 0,325

 VI-54
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

7.1 Maksud
Standar Operasional dan Pemeliharaan TPA Puuwatu Kota Kendari, dengan Sistem
Controlled Landfill / Sanitary Landfill ini dimaksudkan untuk dijadikan acuan dan pengoperasian serta
pemeliharaan di lapangan.

7.2 Tujuan
Tujuan dari tata cara ini untuk memperoleh kontinuitas operasi, kontinuitas pemeliharaan
dan pembelajaran disiplin pengelola sampah di TPA.

7.3 Ruang Lingkup


Standar Operasional dan Pemeliharaan ini meliputi uraian beberapa pengertian dasar,
ketentuan umum, ketentuan teknis, cara pemanfaatan petunjuk teknis dan cara pelaksanaan operasi
serta pemeliharaan TPA dengan system Controlled Landfill / Sanitary Landfill, termasuk cara
monitoring dan rencana tindak.

7.4 Pengertian
Beberapa pengertian yang ada dan sering digunakan dalam Standar Operasional dan
pemeliharaan ini adalah :
a. Sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik, yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi
investasi pembangunan. Sampah pada umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur),
daundaunan, ranting pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan
dan sebagainya.

b. Timbulan Sampah adalah banyaknya sampah dalam satuan berat (Kg/orang/hari) atau
(Kg/m2/hari) atau (Kg/bed/hari) dihasilkan per orang per satuan waktu (hari atau tahun).
c. Sampah Perkotaan adalah sampah organik dan non organik di luar katagori limbah Bahan
Buangan Beracun dan Berbahaya (B3) yang dihasilkan oleh aktivitas manusia di daerah perkotaan.

d. Manajemen Persampahan Perkotaan adalah keseluruhan fungsi operasi dan pengelolaan


persampahan untuk memberikan pelayanan kepada perkotaan yang mencakup kegiatan teknis
pelayanan lapangan (pengumpulan, pewadahan, transfer/transport dan pembuangan akhir) serta
kegiatan sistem administrasi kantor pelayanan.

e. Penanganan Akhir Sampah adalah bagian dari fungsi operasi manajemen persampahan dalam
skala perkotaan yang dinilai bersahabat dengan lingkungan, misalnya dengan lahan urug saniter

 VII-1
PERENCANAAN TEKNIS MANAJEMEN PERSAMPAHAN TPA KOTA KENDARI LAPORAN
AKHIR

7.10.3 Pendanaan dan Tipping Fee


Pembiayaan pengelolaan TPA Puuwatu ini dilakukan berdasarkan perhitungan operasional
yang didasarkan pada jumlah rata-rata sampah yang masuk dan kebutuhan rata-rata kebutuhan
operasional per tahun. Kebutuhan biaya pengelolaan tersebut ditampilkan dalam Tabel 7.8 berikut.
Tabel 7.8 Kebutuhan Biaya Pengelolaan Sampah Per m3
Sampah masuk TPA Biaya
Kebutuhan
No Tahun Sampah /
(m³/hari) (m³/tahun) Dana Tahunan
m3
1 2011 410.62 149,878.12 5,259,028,181 35,089
2 2012 442.34 161,453.65 5,483,609,394 33,964
3 2013 463.88 169,316.45 5,638,178,120 33,300
4 2014 486.11 177,430.92 5,798,053,357 32,678
5 2015 509.05 185,802.80 5,993,396,571 32,257
6 2016 532.71 194,437.90 6,175,736,569 31,762
7 2017 557.10 203,342.18 6,352,530,066 31,241
8 2018 582.25 212,521.69 6,535,322,294 30,751
9 2019 608.17 221,982.60 6,724,307,688 30,292
10 2020 634.88 231,731.19 6,919,690,616 29,861
11 2021 662.39 241,773.87 7,163,046,194 29,627
12 2022 690.73 252,117.15 7,371,881,174 29,240
13 2023 719.91 262,767.69 7,587,794,916 28,876
14 2024 749.95 273,732.26 7,811,040,460 28,535
15 2025 780.87 285,017.74 8,041,885,693 28,215
16 2026 812.69 296,631.18 8,280,614,637 27,916
17 2027 845.42 308,579.71 8,527,528,861 27,635
Rata-rata
(Rp/m3) 30,661
Rata-rata
(Rp/ton) 122,644.26

Dari nilai-nilai tersebut maka dapat diketahui bahwa besarnya typping fee yaitu besarnya
biaya pengelolaan sampah TPA Puuwatu per m3 adalah sebesar Rp. 30.661,- atau dengan kata lain
apabila tiap truk yang akan membuang sampah ke TPA Puuwatu dikenai biaya retribusi sebesar Rp.
Rp. 30.661,- per m3 sampah yang dibuang. Atau dengan kata lain, apabila satuan yang digunakan
dalam penilaian adalah satuan berat, maka per ton sampah akan dikenai biaya rata-rata Rp.
122.644,26,- per ton sampah yang dibuang ke TPA Puuwatu. Perhitungan tersebut di atas
merupakan hasil apabila mengasumsikan operasionalnya berlangsung dengan usia TPA 17 tahun.

 VII-17

Anda mungkin juga menyukai