Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN DAN ANALISIS KEBUTUHAN SARPRAS

 PENGERTIAN PERENCANAAN
Secara umum, pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan hal-hal yang
ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan (planning) dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang


terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu. Dengan
begitu, di dalam perencanaan akan terdapat aktivitas pengujian beberapa arah
pencapaian, mengkaji ketidakpastian, mengukur kapasitas, menentukan arah
pencapaian, serta menentukan langkah untuk mencapainya.

Sederhananya, perencanaan adalah proses berpikir secara logis dan pengambilan


keputusan rasional sebelum melakukan suatu tindakan. Ini dapat membantu kita
memproyeksikan masa depan dan memutuskan cara untuk menghadapi situasi yang
akan dihadapi di masa depan.

  TUJUAN PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN


Adalah demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan
dan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya. Perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan
penentuan skala prioritas kegiatan untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya
dana dan tingkat kepentingan.

  MANFAAT PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA


PENDIDIKAN
Manfaat perencanaan yaitu dapat membantu dalam menentukan tujuan, meletakkan
dasar-dasar dan menetapkan langkah-langkah, menghilangkan ketidakpastian, dapat dijadikan
sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan
~1~
juga penilaian agar nantinya kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien.

 KLASIFIKASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN


Fasilitas atau sarana dapat di bedakan menjadi 2 jenis yaitu :
o Fasilitas fisik, yakni segala sesuatu yang berupa benda atau fisik yang dapat di
bendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan suatu
usaha. Fasilitas fisik juga disebut fasilitas materiil. Contoh: kendaraan, alat tulis
kantor (ATK), peralatan komunikasi elektronik,dsb. Dalam kegiatan pendidikan yang
tergolong dalam fasilitas materiil antara lain: perabot ruang kelas, perabot kantor TU,
perabot laboratorium, perpustakaan dan ruang praktek.
o Fasilitas Uang, yakni segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan
sebagai akibat bekerjanya nilai uang.

Sarana pendidikan dapat di klasifikasikan menjadi tiga macam yaitu berdasarkan


habis tidaknya, berdasarkan  gerak tidakya, dan berdasarkan hubungan dengan proses
pembelajaran. Apabila di lihat dari habis tidaknya di pakai ada dua macam yaitu, sarana
pendidikan yang habis di pakai dan sarana pendidikan yang tahan lama. Apabila di lihat
dari gerak tidaknya pada saat pembelajaran juga ada dua macam yaitu bergerak dan tidak
bergerak. Sementara jika di lihat dari hubungan sarana tersebut terhadap proses
pembelajaran terdapat tiga macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media
pembelajaran.

~2~

Gambar1.1. Bagan Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Sarana pendidikan yang habis pakai merupakan bahan atau alat yang apabila
digunakan dapat habis dalam waktu yang relatif singkat. Misalnya: kapurtulis, tinta
printer, kertas tulis dan bahan-bahan kimia untuk praktik. Kemudian ada pula sarana
pendidikan yang berubah bentuk misalnya, kayu, besi, dan kertas karton yang sering
digunakan oleh guru dalam mengajar. Selain itu juga, sarana pendidikan tahan lama
adalah bahan atau alat yang dapat di gunakan secara terus meneru satau berkali-kali
dalam waktu yang relatif lama. Contohnya meja dan kursi, komputer, atlas, globe, dan
alat-alat olahraga.
Sarana pendidikan yang bergerak merupakan sarana pendidikan yang dapat di
gerakan atau berpindah tempatkan sesuai dengan kebutuhan para pemakainya. Contoh
meja dan kursi, almariarsip, dan alat-alat praktik. Kemudian, untuk sarana pendidikan
yang tidak bergerak adalah sarana pendidikan yang tidak dapat di pindahkan atau
sangat sulit di pindahkan, misalnya saluran dari perusahaan air minum (PDAM),
saluran kabel listrik, dan LCD yang dipasang permanen.
            Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, sarana pendidikan di bedakan
menjadi tiga, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran.
o Alat pelajaran adalah alat yang dapat digunakan secara langsung dalam proses
pembelajaran, misalnya, buku, alat peraga, alat tulis dan alat praktik.
o Alat  peraga mempunyai arti yang lebih luas. Alat peraga adalah semua alat
pembantu pendidikan dan pengajaran  yang dapat berupa perbuatan-perbuatan
atau benda-benda yang mengkongkretkan materi pembelajaran. Untuk dapat
mempermudah pemberian pengertian kepada siswa. Dengan pengertian ini
maka alat pelajaran dapat termasuk dalam lingkup alat peraga, tetapi belum
tentu semua alat pelajaran ini merupakan alat peraga.
o Media pendidikan adalah sarana yang di gunakan sebagai perantara dalam
proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi
pendidikan. Tetapi juga sebagai pengganti peranan guru.
Menurut klasifikasi indra yang di gunakan ada 3 jenis media yaitu:
o Media audio, media~untuk
3 ~ pendengaran ( media pendengar)
o Media visual, media untuk penglihatan (media tampak )
o  Media audio visual, media untuk pendengaran dan penglihatan.
Selanjutnya dilihat dari komponennya, media terdiri dari dua bagian pokok
yaitu hardware dan software
o Hardware atau perangkat keras adalah alat penampil software. Contohnya :
pesawat radio, tape recorder,proyektor slide, proyektor film dsb.
o  Software atau perangkat lunak adalah bahan atau program yang ditampilkan
dengan hardware. Misalnya : kaset, piringan hitam, slide, skrip rekaman dsb.
Kalau hardware adalah alat penampil, maka software adalah bahan yang
ditampilkan yang di anggap oleh para siswa yang belajar. Siswa dapat mendengar
suara dari pita suara bukan dari tape recordernya.
Prasarana pendidikan di sekolah diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu
prasarana langsung dan tidak langsung.

Gambar1.2. Bagan Prasarana Pendidikan di sekolah.

Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan dalam


proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, ruang praktik dan
ruang komputer. Prasarana tidak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan
secara langsung dalam proses  pembelajaran tetapi sangat menunjang proses
pembelajaran, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah,
kamar kecil, ruangUKS,~ruang
4~ guru ruang kepsek, taman, dan tempat parkir
kendaraan.[9]

 PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN


Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Perencanaan berasal dari kata
dasar rencana yang memiliki arti rancangan atau kerangka dari suatu yang akan
dilakukan pada masa depan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan
proses perencanaan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur
ulang, rekondisi/rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan
yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Proses ini hendaknya melibatkan unsur-unsur
penting sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala tata usaha, dan bendahara serta
komite sekolah. Hal ini perlu di lakukan untuk membuka masukan dari berbagai pihak
dan meningkatkan tingkat kematangan dari sebuah rencana. Perencanaan yang matang
dapat meminimalisir kemungkinan terjadi kesalahan dan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pengadaan sarana dan prasarana.
Hasil suatu perencanaan akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan dan
pengendalian, bahkan perencanaan sarana dan prasarana harus di lakukan dengan baik
dengan memperhatikan persyaratan dari perencanaan yang baik. Ada beberapa
persyaratan yang harus di lakukan dalam kegiatan perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan (Depdiknas, 2009: 8-9) yaitu :
1. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan harus di pandang
sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kualitas belajar mengajar.
2. Perencanaan harus jelas. Untuk hal tersebut, kejelasan suatu rencana dapat dilihat
pada hal-hal berikut :
a.    Tujuan dan sasaran atau target yang harus di capai serta ada penyusunan
perkiraan biaya/harga keperluan pengadaan.
b.      Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan di laksanakan.
c.       Petugas pelaksana, misalnya guru, karyawan, dll.
d.      Bahan dan peralatan yang di butuhkan.
e.       Kapan dan di mana kegiatan di laksanakan.
f.    Harus di ingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah yang realistis,
artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.
3. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak yang
~5~
terlibat dalam perencanaan.
4. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan skala
prioritas.
5. Perencanaan pengadaan sesuai dengan platform anggaran yang di sediakan.
6. Mengikuti prosedur yang berlaku.
7. Mengikutsertakan unsur orangtua murid.
8. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi, dan kondisi
yang tidak di sangka-sangka.
9. Dapat di dasarkan pada jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran dilalui tahap-tahap tertentu:


1.   Menganalisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media
dalam penyampaiannya. Dari analisis materi ini dapat didaftar alat-alat/media apa
yang di butuhkan. Ini di lakukan oleh guru bidang studi.
2.    Apabila kebutuhan yang diajukan oleh guru-guru ternyata melampaui kemampuan
daya beli atau daya pembuatan, maka harus diadakan seleksi menurut skala prioritas
terhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya.
3.      Mengadakan inventaris terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah
ada ini perlu dilihat kembali, lalu mengadakan re-inventaris. Alat yang perlu
dipernaiki atau diubah disendirikan untuk di serahkan kepada orang yang dapat
memperbaikinya.
4.   Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran/ media yang masih bisa di manfaatkan,
baik dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.
5.     Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan
tentang perencanaan bagaimana caranya memperoleh dana, baik dari dana rutin
maupun non rutin.
6.  Menunjuk seseorang (bagian pembekalan) untuk melaksanakan pengadaan alat.
Petunjuk ini sebaiknya mengingat beberapa hal: keahlian, kelincahan berkomunikasi,
kejujuran, dan sebagainya dan tidak hanya satu orang.

 Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak


Barang-barang yang bergerak dapat berupa berbagai macam perlengkapan dan
perabot sekolah. Menurut Endang Herawan dan Sukarti Nasihin (2001: 118-
119), perlengkapan dan perabot yang di buat harus memenuhi syarat-syarat sebagai
~6~
berikut :
1. Syarat perabot sekolah
a. Ukuran fisik pemakai/murid agar pemakainya fungsional dan efektif.
b. Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat antara lain :
-Sesuai dengan aktivitas murid dalam KBM,
-kuat, mudah pemeliharaannya, dan mudah di bersihkan,
-memiliki pola dasar yang sederhana,
-mudah dan ringan untuk disimpan/disusun, dan
-fleksibel sehingga mudah di gunakan dan dapat pula berdiri sendiri.
c. Konstruksi perabot hendaknya :
-kuat dan tahan lama,
-mudah di kerjakan secara masal,
-tidak tergantung keamanan pemakainya, dan
-bahan yang mudah didapat di pasaran dan disesuaikan dengan keadaan
setempat.
2. Syarat perlengkapan sekolah
a. Keadaan bahan baku/material harus kuat, tetapi ringan, tidak membahayakan
keselamatan peserta didik.
b. Konstruksi barus di atur agar sesuai dengan kondisi peserta didik.
c. Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-benar di sesuaikan
dengan usia, minat, dan taraf perkembangan peserta didik.
d. Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar berfungsi
bagi penanaman, pemupukan, serta pembinaan hal-hal yang berguna bagi
perkembangan anak.

Dalam proses perencanaan barang bergerak hendaknya melewati tahap-


tahap meliputi : 1.penyusunan daftar kebutuhan; 2.estimasi biaya; 3.penyusunan
skala prioritas; 4.penyusunan rencana pengadaan.

~7~
Gambar1.3. Langkah-Langkah perencanaan sarana dan prasarana pendidikan

 Langkah pertama ialah menyusun daftar kebutuhan sekolah, dibuat dengan


cara mengidentifikasi dan menganalisis seluruh kebutuhan, baik untuk masa sekarang,
maupun untuk masa yang akan datang. Tentunya dengan tetap memperhatikan
rencana kegiatan sekolah, baik bulanan, tahunan, ataupun yang lima tahunan.
Hal-hal yang terkait dengan identifikasi dan menganalisis kebutuhan sarana dan
prasarana di sekolah ( Depdiknas, 2007: 10), sebegai berikut :
1. Adanya kebutuhan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan di sekolah.
2. Adanya sarana dan prasarana yang rusak, dihapuskan, hilang, atau sebab lain yang
dapat di pertanggungjawabkan sehingga memerlukan penggantian.
3. Adanya kebutuhan sarana dan prasarana yang dirasakan pada jatah perorangan
jika terjadi mutasi guru atau pegawai sehingga turut mempengaruhi kebutuhan
sarana dan prasarana.
4. Adanya persediaan sarana dan prasarana untuk tahun anggaran mendatang.
~8~

Langkah kedua ialah estimasi biaya, yaitu penaksiran biaya yang di butuhkan.
Pada barang yang habis pakai, perlu di taksir atau di perkirakan biaya untuk satu
bulan, triwulan, dan biaya untuk satu tahun.
Langkah ketiga yaitu menetapkan skala prioritas yang ditetapkan berdasarkan
dana yang tersedia dan urgensi kebutuhan. Jangan sampai sekolah menggunakan dana
untuk pengadaan perlengkapan yang sebenarnya tidak terlalu di butuhkan. Langkah
keempat ialah menyusun rencana pengadaan. Rencana pengadaan dibuat per triwulan
dan kemudian per tahunan.

 Perencanaan Pengadaan Barang Tidak Bergerak


1. Tanah
Tanah yang di pilih untuk mendirikan sekolah hendaknya memiliki kelebihan
tertentu. Kelebihan yang di maksud ialah kelebihan yang dapat mendukung proses
pendidikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan tanah secara cermat.
Tanah harus strategis, bebas bencana, subur, dan memiliki pemandangan yang
indah. Menurut J. Mamusung dalam Endang Herawan & Sukarti Nasihin, (2001:
115), syarat-syarat yang harus di perhatikan dalam pemilihan tanah untuk
bangunan sekolah meliputi hal-hal berikut :
 Mudah di capai dengan berjalan kaki maupun kendaraan.
 Terletak di suatu lingkungan yang memiliki banyak hubungan dengan
kepentingan pendidikan (sekolah)
 Cukup luas bentuk maupun topografinya akan memenuhi kebutuhan.
 Mudah kering jika di genangi air, bebas dari pembusukan, dan tidak
merupakan tanah yang konstruksinya adalah hasil buatan/timbangan/urugan.
 Tanahnya yang subur sehingga mudah di tanami dan indah pemandangan alam
sekitarnya.
 Cukup air ataupun mudah dan tidak tinggi biaya jika harus menggali sumur
atau pipa-pipa perairan.
 Di samping persediaan air cukup, harus pula merupakan air yang bersih
(berkualitas).
 Memperoleh sinar matahari yang cukup selama waktu sekolah berlangsung
sehingga kelancaran
~ dan
9 ~ kesehatan terjamin.
 Tidak terletak di tepi jalan/persimpangan jalan yang ramai dan berbahaya dan
tidak berdekatan dengan rumah sakit, kuburan, pabrik-pabrik yang
membisingkan, pasar dan tempat-tempat lain yang dapat memberikan
pengaruh-pengaruh yang negatif.
 Harganya tidak terlalu mahal (murah). Sementara itu, dalam kegiatan
perencanaan pengadaan tanah sebaiknya melewati langkah-langkah
menganalisis kebutuhan tanah, melakukan survei kondisi tanah, dan
mengadakan survei harga tanah. 

Gambar.1.4. Langkah-Langkah Perencanaan Pengadaan Tanah

 Langkah-langkah perencanaan pengadaan tanah dijelaskan dalam poin-poin berikut:


a. Menganalisis kebutuhan tanah. Tanah yang di pilih hendaknya mengacu pada syarat-
syarat pemilihan tanah dan hasil analisis kebutuhan bangunan yang akan didirikan
serta lokasi yang di tentukan berdasarkan pemetaan sekolah.
b. Mengadakan survei kondisi tanah. Saat melakukan survei tanah harus memmerhatikan
aspek apakah di lokasi tersebut terdapat fasilitas (seperti jalan, listrik, air, telepon, dan
alat transportasi) atau tidak.
c. Mengadakan survei harga tanah. Harga tanah perlu di cek, apakah harga tanah yang di
tawarkan terlalu mahal atau tidak. 

2. Bangunan
Sebagai sarana atau tempat yang akan di bangun untuk kegiatan belajar
mengajar, gedung sekolah yang akan di bangun selain harus memperhatikan
kualitas juga memperhatikan kurikulum pendidikan sekolah. Oleh sebab itu,
dalam membangun gedung sekolah menuntut adanya perencanaan dengan
prosedur sebagai berikut:
~ 10 ~
a. Menyusun rencana bangunan yang di butuhkan berdasarkan analisis
kebutuhan secara lengkap dan teliti. Misalnya, fungsi bangunan, jumlah
pemakai (guru, karyawan, dan siswa), kurikulum sekolah, dan jenis serta
jumlah perlengkapan yang akan di tempatkan pada bangunan tersebut.
b. Melakukan survei terhadap tanah.
c. Menyusun atau mengecek rencana konstruksi dan arsitektur bangunan
berdasarkan kebutuhan dan hasil survei.
d. Menyusun rencana anggaran biaya sesuai harga standar di daerah yang
bersangkutan.
e. Menyusun pentahapan rencana anggaran biaya (RAB) yang di sesuaikan
dengan pelaksanaan secara teknis, serta memperkirakan anggaran yang akan di
sediakan setiap tahun, dengan memperhatikan skala prioritas yang telah di
tetapkan sebelumnya.
Endang Herawan dan Sukarti Nasihin mengutip pernyataan J. Mamusung yang
mengemukakan bahwa syarat bangunan sekolah yang ideal harus memenuhi
kebutuhan dan syarat pedagogis. Pemenuhan dan syarat pedagogis artinya yaitu :
a)      Ukuran dan bentuk setiap bangunan di sesuaikan dengan kebutuhan.
b)      Datangnya/masuknya sinar matahari harus di perhatikan, yaitu dari sebelah kiri.
c)      Tinggi rendahnya tembok, letak jendela, dan kusen di sesuaikan dengan kondisi
anak-anak.
d)     penggunaan warna yang cocok.
e)     Aman, artinya material dan konstruksi bangunannya benar-benar dapat di
pertanggung jawabkan, baik kekuatan/kekukuhan bangunan itu sendiri, maupun
pengaruh erosi, angin, getaran, petir, dan pohon yang berbahaya.
f)   Menurut syarat kesehatan, sinar matahari cukup bagi setiap ruangan,
memungkinkan adanya pergantian udara yang segar selalu.
g)      Menyenangkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan dan tak saling
mengganggu.
h)      Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakan biaya lagi yang besar.
i)     Fleksibel artinya melihat kebutuhan hari depannya dan pula dapat di ubah-ubah
setiap saat di   perlukan.
j)        Memenuhi syarat keindahan
k)      Ekonomis.
~ 11 ~
Selain harus memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis, bangunan sekolah
juga harus memenuhi kebutuhan jumlah ruang belajar. Jumlah ruang belajar
dibuat berdasarkan perkiraan jumlah siswa yang akan masuk di tahun yang akan
datang. Selain itu, diperhatikan pula perkiraan jumlah siswa yang keluar, baik
karena putus sekolah, pindah sekolah, ataupun karena sudah lulus. Perhitungan
kebutuhan ruang belajar/guru tergantung dari jumlah tambahan siswa, jumlah rata-
rata murid untuk setiap rombongan belajar atau kelas, dan efisiensi penggunaan
ruang belajar.[16]

~ 12 ~

Anda mungkin juga menyukai