Oleh :
Waryani
Abstrak
Dalam trasmisi digital telah dikenal Pleosinckronous Didital Hierarchy (PDH), Synchcronous
Digital Hierarchy (SDH), adalah sesuai dengan stadart Eropa. PDH merupakan perangkat
transmisi yang terinstas selama ini,. Namun transmsisi PDH sangat terbatas dalam hal kapasitas
dan kecepatan transmisinya, sehingga kemunculan transmisi SDH merupakan solusi dalam
mengatasi kapasitas transmisi. Untuk menggelar SDH pada jaringan yang sudah terpasang dengan
PDH ada beberapa metode yang perlu di ketahui yaitu Metode Island dan metode Overlay. Metode
Islad perangkat SDH diinstal pada level rendah dan menengah, metode ini dapat digunakan pada
lokasi baru atau pada lokasi yang menggunakan sistem transmisi PDH yang life time-nya sudah
habis. Metode berikutnya adalah metode Overlaymetode ini sistem SDH di instal dalam sebuah
jaringan overlay disamping jaringan PDH, metode ini baik untuk digunakan pada kondisi dimana
life time perangkat PDH masih lama, sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk mendukung
service baru. Kemudian jaringan sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke jaringan full
SDH. Setelah penggelaran SDH telah selesai, maka perangkat PDH juga masih dapat di
pergunakan pada beberapa lokasi di mana lokasi tersebut mempunyai kapasitas yang rendah. Oleh
karena itudi perlkan integrasi antara transmisi PDH dan SDH. Dalam integrasi teknologi PDH ke
SDH pada sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang digunakan, ada 3 jenis pengintegrasian
teknologi SDH dan PDH. Yaitu Integrasi SDH dan PDH – 2 Mbit/s (E1), Integrasi SDH dan PDH
– 34 Mbit/s (E3) dan Integrasi SDH dan PDH – 140 Mbit/s (E4)
Penggelaran Transmisi Synchronous Digital Hierarchy (SDH) Dan Mengintegrasikanya Dengan........ (Waryani) 41
mempunyai beberapa kelebihan jika lebih tinggi pada keluarannya
dibandingkan dengan perangkat PDH.. memungkinkan disisipkan bit-bit tambahan
Numun perangkat PDH masih tetap yang berfungsi untuk pengontrolan dan
dibutuhkan terutama untuk daerah yang pengawsan dari hubungan antar multipleks.
membutuhkan kapasitas dibawah 140 Mbps. Bit-bit tambahan tersebut terdiri dari :
Frame Aligment Word (FAW) yang
Oleh sebab itu diperlukan interface yang berfungsi untuk sinkronisasi.
dapat menintegrasikan antara perangkat 1. Justification Bit dan Justifying Bit
PDH dan SDH, sehingga tidap perlu harus sebagai kontrol untuk sinkronisasi dari
menggantikan perangkat PDH ke SDH. perbedaan kecepatan arus bit masukan.
Penggantian perangkat PDH ke SDH hanya 2. Bit-bit yang berfungsi sebagai indikasi
untuk area yang mempunyai kapasitas yang jika terjadi alarm atau gangguan pada
tidak mungkin lagi oleh perangkat PDH. hubungan antar multipleks tersebut.
3. Bit-bit yang berfungsi untuk fasilitas
2. TEORI MULTIPLEXING PADA cadangan
SISTEM PDH
2.1. Sistem Plesiochronous TDM
Teknologi yang mendasari perubahan sinyal
analog ke sinyal digital dan sebaliknya dari Susunan multiplexing dari Sistem Time
sinyal digital ke sinyal analog adalah Pulse Division Multiplex (TDM) pada dasarnya
Code Modulation (PCM). Dari PCM inilah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
terbentuk suatu sistem transmisi digital
pertama yaitu sistem Plesiochronous Digital 2.1.1. Primary Digital Multiplex
Hierarchy (PDH). Berbicara masalah PDH
tidak akan lepas dari masalah multiplexing, Primari Digital Multiplex atau yang disebut
karena untuk menggabungkan sinyal-sinyal juga sistem TDM utama, yaitu sinyal
digital yang akan dikirim menggunakan informasi yang akan digabungkan berupa
perangkat multiplexer. Multiplexer yang sinyal analog, sedangkan harga daya
digunakan untuk mengirim sinyal digital sinyalnya bervariasi secara kontinyu dan
tersebut adalah sistem Time Division sebelum proses multipleks biasanya diubah
Multiplexing. dahulu menjadi bentuk kode biner dengan
cara teknik Pulse Code Modulation (PCM).
Teknologi multipleks dengan sistem PDH Pada primary TDM ini sinyal informasi
secara umum adalah penggabungan empat berupa sinyal analog disampling, dan dari
sinyal dengan laju bit yang lebih rendah perbedaan amplitudo tiap-tiap sampel sinyal
menjadi satu deretan bit-bit yang mempunyai tersebut ditaksir harganya yang dinamakan
kecepatan empat kali lebih tinggi pada arah proses Pulse Amplitudo Modulation (PAM)
kirim, dan mendapatkan atau memecahkan lalu diubah kepengkodean menjadi kode-
kembali sinyal aslinya pada arah terima. kode biner deengan teknik PCM. Untuk 1
Proses tersebut dilaksanakan dengan bit kanal sinyal informasi dapat dihitung bit
interleaving yaitu dengan pengambilan dan ratenya dari perkalian antara jumlah sampel
penyisipan sinyal digital masukan bit demi persinyal telepon dengan jumlah bit
bit. persinyal telepon (8 bit).
Masukan bit-bit tersebut biasanya berasal 2.1.2. High Order Digital Multiplex
dari sumber yang berbeda pula, akibatnya
akan terjadi aliran masuk yang tidak sinkron. High Order Digital Multiplex atau
Sinyal digital ini disebut Plesiochronous. multipleks orde tinggi yang disebut juga
Sinyal ini mempunyai kecepatan bit yang sistem Plesiochronous TDM, yaitu sinyal
secara nominal sama tetapi kenyataannya informasi yang akan di gabungkan sudah
berbeda dalam batas toleransi yang diijinkan. berupa sinyal digital atau dalam bentuk kode
Untuk mengatasi sedikit perbedaan biner yang mana sinyal dasar dari high order
kecepatan arus bit tersebut disisipkan suatu digital multiplex ini memiliki bit rate 2,048
bit pengontrol yang disebut justification bit Mbit/s, yaitu dari penggabungan 30 kanal
pada arah kirim, untuk kemudian dideteksi sinyal informasi ditambah 1 sinyal
dan diambil kembali di bagian penerima sinkronisasi dan 1 sinyal untuk signaling.
sehingga didapatkan deretan bit-bit yang Adapun perhitungan bit rate dari sinyal dasar
sinkron. Pada arah kirim kecepatan bit yang high order digital multiplex perkalian
42 Jurnal Teknik, Vol. 20, Nomor 1, Juni 2019 (41-48)
jumlah sampel persinyal telepon dengan 3.3. Struktur Frame 34 Mbit/s
jumlah bit drop 1 frame ( 256 bit).
Pada gambar 1 di bawah ini Pada struktur Frame 34 Mbit/s yaitu pada
menggambarkan struktur dari proses multipleks Digital Orde-3 output sinyalnya
multiplexing. mempunyai kecepatan bit sebesar 34,368
Mbit/s dan selanjutnya akan diteruskan
Primary Multiplexing Higher Order Multiplexing sebagai sinyal input pada Multipleks Digital
Ch 1
Orde-4. Struktur Frame dari sinyal 34,368
4x140
Mbit/s mempunyai ukuran panjang Frame
1
2
4 3
5
7 6
Orde - 4
8
* 9
8
#
4x34
Ch 2
4
1
5
2
3
Orde - 3
4x8
sebesar 1.536 bit yang terdiri dari 4 set dan
Orde - 2
7 6
8
4x2 565
Orde - 1
Ch 3 140 139.264 kBit/s
Subcribers
1
2
4 3
5
7 6
8
* 9
8
#
2.048 kBit/s
5
7 6
8
* 9
8
#
Struktur Frame pada PDH terdiri dari Synchronous Digital hierarchy (SDH)
struktur frame 2 Mbit/s, 8 Mbit/s, 34 Mbit/s merupakan salah satu standarisasi dari
dan 140 Mbit/s. Unuk mengetahui masing- jaringan telekomunikasi yang memberikan
masing dari stuktur tersebut akan diuraikan kecepatan tinggi dan kapasitas yang besar.
dari masing-masing struktur frame tersebut SDH merupakan sistem pengangkutan
yaitu ; digital sinkron yang bertujuan menyediakan
infrastruktur jaringan telekomunikasi yang
3.1. Struktur Frame 2 Mbit/s lebih sederhana, ekonomis dan fleksibel.
Pada struktur frame 2 Mbit/s, yaitu pada SDH adalah suatu sistem hirarki
multipleks digital orde-1 merupakan multiplexing dalam jaringan telekomunikasi
penggabungan 30 sinyal tributary yang akan yang beroperasi terutama pada kanal-kanal
menghasilkan sinyal 2,048 Mbit/s, dengan transmisi fiber optik. SDH dirancang untuk
menggunakan proses tehnik PCM 30, yang hubungan data digital berkecepatan tinggi
selanjutnya sinyal tersebut menjadi sinyal dan menggunakan sistem synchronous
input dari High Order Multiplex Orde-2. antara komponen-komponen dalam jaringan.
Teknik Multipleksing yang digunakan dalam
3.2. Struktur Frame 8 Mbit/s SDH berbasis pada teknik TDM dan
transmisi yang digunakan adalah
Pada struktur Frame 8 Mbit/s, yaitu pada synchronous. Kanal dasar yang digunakan
multipleks Digital Orde-2 output sinyalnya dalam SDH adalah 64 Kbit/s suara pada
mempunyai kecepatan bit sebesar 8,448 teknik PCM.
Mbit/s dan selanjutnya akan diteruskan
sebagai sinyal input pada Multipleks Digital Sistem SDH merupakan proses multiplex
Orde-3. Struktur Frame dari sinyal 8,448 sinyal tributary secara multiplexing sinkron
Mbit/s mempunyai ukuran Panjang Frame yang pembentukan sinyalnya melalui elemen
sebesar 848 bit yang terdiri dari 4 set dan jaringan Digital yaitu : Terminal multiplexer,
tiap-tiap setnya berisi 212 bit. Add/Drop Multiplexer (ADM), dan Digital
Cross-Connect (DXC) dan akhirnya
x1
Multiplexing
TU-12 VC-12 C-12 D12
(E3)
Mux Mux
STM-16
DXC-4/4 DXC-4/4
PDH
Mux
PDH
Mux
3. Integrasi SDH dan PDH – 140 Mbit/s
(E4)
PDH
Mux
a.
Gambar 4. Metode Layer
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2
5.2. Metode Island Mbit/s, dibutuhkan perangkat-perangkat
PDH dan SDH. Gambar 6. menunjukan
Dengan metode ini perangkat SDH diinstal integrasi PDH dan SDH untuk sinyal 2
pada level rendah dan menengah, metode ini Mbit/s.
dapat digunakan pada lokasi baru atau pada
lokasi yang menggunakan sistem transmisi
PDH yang life time-nya sudah habis. Untuk 2 Mbit/s-optik OLT
2 Mbit/s
2 Mbit/s-elektrik SDH
FO
T3
penggantian link plesiochronous antar Island FO
8 Mbit/s 8 Mbit/s
T4
2 Mbit/s-elektrik
2 Mbit/s-elektrik
dengan link Synchronous. Metode Island ini
dapat digambarkan seperti gambar 5 di
bawah ini. Gambar 6. Integrasi SDH dan PDH – 2
PDH Mux PDH Mux DXC-4/4 PDH Mux Exchange
Mbit/s
Trunk
STM-1
STM-1 STM-1
STM-1
dua cara, yaitu dengan OLT (Optical Line
Mux
Mux
Terminal) 2 Mbit/s. OLT 2 Mbit/s berfungsi
STM-1
STM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1 ring
STM-1
Mux
mengkoversikan sinyal optik yang diterima
Mux
STM-1
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
STM-1
Mux
STM-1
Mux langsung diteruskan ke bagian SDH dan
STM-1
Junction
sebaliknya dari elektrik ke optik. Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 2 Mbit/s dan
STM-1
Mux
STM-1
Mux
2 Mbit/s
mepunyai arah bi-directional. Sedangkan
pada cara kedua adalah OLT 8 Mbit/s dan
Acces DM (Digital Multipleksing) 8 Mbit/s, OLT
Gambar 5. Metode Island 8 Mbit/s mempunyai fungsi yang sama
46 Jurnal Teknik, Vol. 20, Nomor 1, Juni 2019 (41-48)
dengan OLT 2 Mbit/s yaitu dari elektrik ke optik. Sinyal tersebut
mengkonversikan sinyal optik ke elektrik mempunyai bit rate 34 Mbit/s dan
dan elektrik ke optik, akan tetapi sinyal yang mempunyai arah bi-directional. Sedangkan
dikonversikan mempunyai bit rate 8 Mbit/s. OLT 140 Mbit/s dan DM (Digital
sinyal optik yang telah dikonversikan Multiplexing) 140 Mbit/s. OLT 140 Mbit/s
menjadi sinyal elektrik diteruskan ke DM 8 mempunyai fungsi yang sama dengan OLT
melalui agregate DM 8. DM 8 mempunyai 4 34 Mbit/s yaitu mengkonversikan sinyal
tributary yang masing –masing tributary optik ke elektrik dan elektrik ke optik, akan
mempunyai bit rate sebesar 2 bit/s (E1). tetapi sinyal optik yang telah dikonversikan
Sinyal ini kemudian dihubungkan mempunyai bit rate 140 Mbit/s. Sinyal optik
keperangkat SDH. yang telah dikonversikan menjadi sinyal
elektrik diteruskan ke DM 140 melalui
Pada sisi SDH terdapat unit interface agregate DM 140. DM 140 mempunyai 4
tributary 2 Mbit/s (E1-63). Unit ini bekerja tributary yang masing-masing tributary
sebagai unit inteface E1 yang mempunyai mempunyai bit rate sebesar 34 Mbit/s (E3).
kapasitas 63 x 2048 Kbit/s. Hal ini berarti Sinyal ini kemudian dihubungkan ke
bahwa unit ini terdiri dari 63 kanal dan perangkat SDH.
masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbit/s (biasanya lebih dikenal dengan 2 Pada sisi SDH terdapat unit interface 34
Mbit/s atau E1). Sinyal sebesar 2 Mbit/s dari Mbit/s (E3-3). Unit ini adalah unit interface
keluaran OLT 2 Mbit/s dan tributary DM 8 E3 elektrik yang mempunyai kapasitas 3 x 34
dapat diintegrasikan dengan SDH melalui Mbit/s. E3-3 mempunyai jenis sinyal
unit interface E1-63. Pada SDH sinyal tributary bi-directional.
tersebut akan diolah untuk dibentuk dalam
STM-N. Sedangkan untuk pengalamatan Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbit/s,
(addresing ) tributary SDH diatur dengan pengkodean sinyal pada saluran
menggunakan software pada Network menggunakan code HDB3 dan kecepatan
Management Sistem (NMS) sesuai dengan 34368 Kbit/s (34 Mbit/s). Sinyal elektrik
kanal yang masih kosong. dari OLT 34 Mbit/s dan tributary DM 140
Mbit/s yang mempunyai bit rate 34 Mbit/s
b. Integrasi SDH dan PDH – 34 Mbit/s dihubungkan ke unit interface E3. Sinyal 34
Mbit/s ini akan diolah dalam SDH sehingga
Dalam pengintegrasian PDH dan menghasilkan sinyal STM-N. Pengalamatan
SDH – 34 Mbit/s, dibutuhkan perangkat- (addresing) tributary SDH diatur dengan
perangkat PDH dan SDH. Gambar 7. menggunakan software pada NMS sesuai
menunjukan integrasi PDH dan SDH untuk dengan kanal yang masih kosong.
sinyal 34 Mbit/s.
c. Integrasi SDH dan PDH – 140 Mbit/s
34 Mbit/s-optik OLT
34 Mbit/s
34 Mbit/s-elektrik SDH
FO
E3
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH – 34
STM-N (optik)
Mbit/s. dibutuhkan perangkat-perangkat
T1
T4
34 Mbit/s-elektrik
34 Mbit/s-elektrik
integrasi PDH dan SDH untuk sinyal 140
Mbit/s.
SDH
Gambar 7. Integrasi SDH dan PDH –
34 Mbit/s E4
STM-N (optik)