Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TEKNIK TRANSMISI

NAMA : RIO RAMA SATRIA


KELAS: TE – 2B
NO : 17

PROGAM STUDI T TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
1. Pengertian TDM

TDM adalah teknik penggabungan (Multiplexing) beberapa kanal informasi (Low Rate) ke
dalam kanal transmisi (High Speed) dengan pembagian bidang waktu atau berdasarkan pada
time domain. Dalam teknik multipleksing ini tiap kanal informasi akan diambil sampelnya
dan dikirimkan dalam kanal transmisi secara bergantian dan berurutan secara terus menerus.
TDM adalah teknik yang paling umum digunakan utuk mentransmisikan sinyal digital
sejumlah kanal low rate pada fasilitas transmisi high speed. Fungsi multiplexing ini
dilaksanakan dengan mengalokasikan tiap kanal informasi kedalam timeslot pada kanal
transmisi high speed. Gabungan beberapa Time slot yang berisi informasi dan sinyal lain
yang diambil pada periode tertentu akan membentuk frame. Dalam pembentukan frame ini
pola framing periodik ditambahkan pada fasilitas high speed utuk identifikasi posisi kanal
low speed di penerima.

Gambar 1-1. Teknik Multiplexing TDM

Disisi pengirim peralatan yang berfungsi menggabungkan beberapa kanal informasi disebut
Multiplexing atau MUX sedang disisi penerima, disebut Demultiplexing atau DEMUX.

Sebelum dilakukan multiplexing terlebih dahulu dilakukan pemisahan kanal arah kirim dan
arah terima dengan rangkaian hybrid 2 ke 4 kawat, sehingga dua kawat yang mula mula berisi
pembicaraan 2 orang (misal ali dan umar) akan dipisahkan suaranya ali ada di 2 kawat arah
kirim dan suaranya umar ada di 2 kawat arah terima. Sinyal yang akan menuju lawan bicara
diubah ke dalam bentuk digital 64 kbps, kemudian masuk perangkat multiplexing. Jika
perangkat multiplex menggunakan PDH Eropa, maka keluaran Mux mempunyai bitrate 2048
kbps berisi 30 kanal voice. Perangkat multipleksing terdiri atas dua bagian yaitu Tx dan RX,
jika digunakan media transmisi radio sebagai link maka Tx akan ditumpangkan pada
frekuensi berbeda dengan Rx. Contohnya arah kirim Tx dengan frekuensi 21952.00 MHz
Untuk memenuhi dan meningkatkan kapasitas transmisi maka dibuat hierarkhy PDH orde 1,
orde 2, orde 3 dan orde 4. Orde 2 dibuat dari 4 buah orde 1, sehingga mempunyai kapasitas 4
x 30 kanal = 120 kanal dengan bitrate 8448 kbps. Orde 3 dibentuk dengan menggabungkan 4
buah orde 2, sehingga mempunyai kapasitas 4 x 120 kanal = 480 kanal dengan bit rate 34.368
kbps. Orde 4 = 4 x orde 3 = 4 x 480 kanal = 1920 kanal.

Dalam TDM multiplexing frekuensi sampling diatur sedemikian rupa sehingga antara kanal
kanal yang akan dimultiplek dapat diakses secara bergantian tanpa ada data kanal yang
hilang.
Frekuensi sampling ke 3 kanal sama, tetapi berbeda fasa 1200 satu sama lain sehingga
menghasilkan PAM yang berbeda waktunya. Kondisi ini yg digunakan untuk mux.
Fig 4.8 Example of aGambar 1 3-chan-3n. TDM multiplexel TDM ssteing 3 inputm

Dalam teknik ini kanal informasi berupa sinyal digital dengan bitrate 64 kbps, sehingga kanal
informasi yang berupa sinyal analog harus diubah agar menjadi sinyal digital dengan bit rate
64 kbps. Perubahan sinyal analog menjadi sinyal digital ini dilakukan dengan teknik PCM
(Pulse Code Modulation)

Fig. Gambar 15.1 The pr-o4c. Proses PCMesses of PC M


Pada gambar 1-3 diperlihatkan blok diagram proses perubahan sinyal analog agar menjadi
sinyal digital yang pada dasarnya terdiri atas 3 proses utama yaitu sampling, quantizing dan
coding. Sampling dilakukan oleh rangkaian sampler, quantizing dilakukan oleh compression
dan Quantizer dan coding dilakukan oleh Encoder. Sebelum sinyal dikirimkan melalui media
transmisi tertentu terlebih dahulu diproses dengan teknik TDM. Disisi penerima sinyal digital
terlebih dahulu dikodekan oleh rangkaian decoder dengan tujuan untuk memisahkan sinyal
sinkronisasi dari sinyal informasi, kemudian sinyal informasi dikembalikan kedalam bentuk
sinyal analog oleh rangkaian expansion dan low pass filter.

2. Pulse Code Modulation - Multiplexing

Pulse Code Modulation – Multiplexing adalah multiplexing kanal informasi analog yang
telah diubah kedalam sinyal digital melalui PCM. Ada 3 konsep hirarkhy multiplexing ini,
yaitu yang dikembangkan Eropa dikenal dengan sebutan PCM-30, yang dikembangkan
Amerika utara dan Jepang disebut PCM-24. Dalam perkembangannya PCM-Mux ini
dikenal dengan sebutan Plesiochronous Digital Hierarkhy (PDH) hal ini karena adanya
perbedaan bitrate highway dengan N kali bitrate inputnya (Tributary).
Gambar 1-10. Plesiochronous Digital Hierarkhy
Dinamakan PCM-30, karena dalam satu peralatan ini dapat menampung sekaligus 30 kanal
telepon dalam waktu yang bersamaan. Tiap-tiap kanal pembicaraan telepon ini ditempatkan
pada satu time slot, sehingga ke 30 kanal telepon tersebut menempati 30 time slot, namun
demikian dalam PCM-30 terdapat 32 time slot, dengan tambahan satu time slot untuk
signalling dan satu time slot lagi untuk sinkronisasi. Sedangkan PCM-24, menggabungkan 24
kanal voice menjadi satu kanal transmisi.

Gambar 1-11. Interkoneksi PLMN dan PSTN

PLMN (Public Land Mobile Network); PSTN (Public Switched Telephone Network).

Pemakaian PCM-MUX pada sistem komunikasi telepon awalnya ditujukan sebagai


interface antara sentral analog dengan sentral digital, pada aplikasi ini beberapa kanal
voice analog pada outgoing sentral analog digabungkan menjadi satu kanal transmisi
digital, sehingga dalam transmisinya sinyal voice dari sentral analog sudah berupa sinyal
digital. Sistem ini sebenarnya dapat dikatakan sudah sangat kuno ditengah perkembangan
teknologi transmisi saat ini, namun demikian penggunaan PCM-MUX orde 1 (E1) masih
banyak digunakan untuk radio link antara BTS ke BSC dan MSC, ataupun hubungan
PLMN dengan PSTN.

3. Synchronous Digital Hierarkhy (SDH)

SDH adalah system transmisi digital yang menggunakan multiplex sinkron. System SDH
juga dipersiapkan untuk menghadapi perubahan dari jaringan pita sempit (narrowband)
menuju jaringan pita lebar (broad band) di masa mendatang. Sehingga dapat mendukung
teknologi ATM (Asynchronous Transfer Mode). Di samping meningkatkan kualitas, SDH
juga dimaksudkan untuk memperbaiki sistem manajemen jaringan. Dalam system SDH
ada 3 elemen jaringan, yaitu Multiplexer, Add/Drop Multilexer (ADM) dan Cross
Connect Multiplexer adalah elemen yang berfungsi untuk menggabungkan beberapa
sinyal menjadi satu sinyal saja, biasanya digunakan pada Hub, ADM juga mempunyai
fungsi yang sama seperti multiplexer, tetapi elemen jaringan ini juga dapat
mengembalikan sinyal hasil multiplex ke bentuk aslinya, ADM biasanya digunakan dalam
topologi ring. Dan cross connect adalah elemen yang berfungsi untuk menghubungkan
antar sentral, biasanya digunakan pada topologi mesh.
Penggunaan SDH di jaringan local dimaksudkan untuk meningkatkan kehandalan jaringan
dan mengurangi kebutuhan kabel serat optic. SDH biasanya diterapkan bagi kelompok
pelanggan dengan demand yang tinggi (bisnis area) serta membutuhkan layanan dengan
laju bit yang tinggi Sebelum kemunculan SDH, standar transmisi yang ada dikenal dengan
PDH (Plesiochronous Digital Hierarchi) yang sudah lama ditetapkan oleh CCITT. Suatu
jaringan plesiochronous tidak menyinkronkan jaringan tetapi hanya menggunakan pulsa-
pulsa detak (clock) yang sangat akurat di seluruh simpul penyakelarnya (switching node)
sehingga laju slip di antara berbagai simpul tersebut cukup kecil dan masih bisa diterima
(misalnya plus/minus 50 bit atau 5×10-5 untuk jaringan/kanal 2,048 atau 1,544 Mbps).
Mode operasi seperti ini barangkali memang merupakan suatu implementasi yang paling
sederhana karena bersifat menghindari pendistribusian pewaktuan di seluruh jaringan.
Ternyata bahwa PDH tidak begitu cocok untuk mendukung perkembangan teknik
pengendalian dan pemrosesan sinyal untuk masa kini yang makin banyak dibutuhkan oleh
perusahaan-perusahaan penyedia layanan telekomunikasi. Dalam PDH, sebuah peralatan
transmisi tertentu umumnya hanya menangani dengan baik satu fungsi tertentu saja dalam
jaringan, sementara dalam SDH, ada integrasi dari berbagai tipe peralatan yang berbeda-
beda yang mampu memberikan kebebasan baru dalam perancangan jaringan. Sudah bukan
merupakan berita baru bahwa SDH dapat dipergunakan untuk transmisi optik kapasitas
besar, pengaturan lalu lintas komunikasi dan restorasi jaringan. SDH memiliki dua
keuntungan pokok : fleksibilitas yang demikian tinggi dalam hal konfigurasi-konfigurasi
kanal pada simpul-simpul jaringan dan meningkatkan kemampuan-kemampuan
manajemen jaringan baik untuk payload trafic-nya maupun elemenelemen jaringan.
Secara bersama-sama, kondisi ini akan memungkinkan jaringannya untuk dikembangkan
dari struktur transport yang bersifat pasif pada PDH ke dalam jaringan lain yang secara
aktif mentransportasikan dan mengatur informasi.

Tawaran-tawaran spesifik yang diciptakan oleh SDH diantaranya termasuk:


• Self-healing; yakni pengarahan ulang (rerouting) lalu lintas komunikasi secara otomatis
tanpa interupsi layanan.

• Service on demand; provisi yang cepat end-to-end customer services on demand.


• Akses yang fleksibel; manajemen yang fleksibel dari berbagai lebarpita tetap ke
tempattempat pelanggan.

Standar SDH juga membantu kreasi struktur jaringan yang terbuka, sangat dibutuhkan
dalam lingkup yang kompetitif sekarang ini bagi perusahaan-perusahaan penyedia
layanan telekomunikasi.

4. SONET

Synchronous Optical Network (SONET) adalah versi Amerika dari SDH (SDH adalah
versi CCITT), kecepatan SDH dan SONET adalah kompatibel satu dengan yang lain,
perlengkapan SONET yang sama dapat digunakan baik pada kecepatan OC maupun SDH,
SONET disahkan oleh ECSA untuk ANSI, dipakai sebagai standard industri
telekomunikasi dan berbagai industri lainnya

Tabel 1-3. Kesepadanan SONET dan SDH

Level sinyal
Kecepatan Level sinyal Isi Kanal
SONET Amerika Kanal SONET
(Mbit) Utara SDH CCITT SDH

28 DS-1 atau 1
51,840 OC-1, STS-1 STM-0 21 E1
DS-3

84 DS-1 atau 3 63 E1 atau 1


155,520 OC-3, STS-3 STM-1
DS-3 E4

336 DS-1 atau 252 E1 atau 4


622,080 OC-12, STS-12 STM-4
12 DS-3 E4

1344 DS-1 atau 1008 E1 atau


2.488,320 OC-48, STS-48 STM-16
48 DS-3 16 E4

5376 DS-1 atau 4032 E1 atau


9.953,280 OC-192, STS-192 STM-64
192 DS-3 64 E4

Keterangan : OC = Optical Carrier (ANSI)


STS = Synchronous Transport Signal (ANSI)
STM = Synchronous Transport Modul (CCITT atau ITU-T)

Anda mungkin juga menyukai