TDM adalah teknik penggabungan (Multiplexing) beberapa kanal informasi (Low Rate) ke
dalam kanal transmisi (High Speed) dengan pembagian bidang waktu atau berdasarkan pada
time domain. Dalam teknik multipleksing ini tiap kanal informasi akan diambil sampelnya
dan dikirimkan dalam kanal transmisi secara bergantian dan berurutan secara terus menerus.
TDM adalah teknik yang paling umum digunakan utuk mentransmisikan sinyal digital
sejumlah kanal low rate pada fasilitas transmisi high speed. Fungsi multiplexing ini
dilaksanakan dengan mengalokasikan tiap kanal informasi kedalam timeslot pada kanal
transmisi high speed. Gabungan beberapa Time slot yang berisi informasi dan sinyal lain
yang diambil pada periode tertentu akan membentuk frame. Dalam pembentukan frame ini
pola framing periodik ditambahkan pada fasilitas high speed utuk identifikasi posisi kanal
low speed di penerima.
Disisi pengirim peralatan yang berfungsi menggabungkan beberapa kanal informasi disebut
Multiplexing atau MUX sedang disisi penerima, disebut Demultiplexing atau DEMUX.
Sebelum dilakukan multiplexing terlebih dahulu dilakukan pemisahan kanal arah kirim dan
arah terima dengan rangkaian hybrid 2 ke 4 kawat, sehingga dua kawat yang mula mula berisi
pembicaraan 2 orang (misal ali dan umar) akan dipisahkan suaranya ali ada di 2 kawat arah
kirim dan suaranya umar ada di 2 kawat arah terima. Sinyal yang akan menuju lawan bicara
diubah ke dalam bentuk digital 64 kbps, kemudian masuk perangkat multiplexing. Jika
perangkat multiplex menggunakan PDH Eropa, maka keluaran Mux mempunyai bitrate 2048
kbps berisi 30 kanal voice. Perangkat multipleksing terdiri atas dua bagian yaitu Tx dan RX,
jika digunakan media transmisi radio sebagai link maka Tx akan ditumpangkan pada
frekuensi berbeda dengan Rx. Contohnya arah kirim Tx dengan frekuensi 21952.00 MHz
Untuk memenuhi dan meningkatkan kapasitas transmisi maka dibuat hierarkhy PDH orde 1,
orde 2, orde 3 dan orde 4. Orde 2 dibuat dari 4 buah orde 1, sehingga mempunyai kapasitas 4
x 30 kanal = 120 kanal dengan bitrate 8448 kbps. Orde 3 dibentuk dengan menggabungkan 4
buah orde 2, sehingga mempunyai kapasitas 4 x 120 kanal = 480 kanal dengan bit rate 34.368
kbps. Orde 4 = 4 x orde 3 = 4 x 480 kanal = 1920 kanal.
Dalam TDM multiplexing frekuensi sampling diatur sedemikian rupa sehingga antara kanal
kanal yang akan dimultiplek dapat diakses secara bergantian tanpa ada data kanal yang
hilang.
Frekuensi sampling ke 3 kanal sama, tetapi berbeda fasa 1200 satu sama lain sehingga
menghasilkan PAM yang berbeda waktunya. Kondisi ini yg digunakan untuk mux.
Fig 4.8 Example of aGambar 1 3-chan-3n. TDM multiplexel TDM ssteing 3 inputm
Dalam teknik ini kanal informasi berupa sinyal digital dengan bitrate 64 kbps, sehingga kanal
informasi yang berupa sinyal analog harus diubah agar menjadi sinyal digital dengan bit rate
64 kbps. Perubahan sinyal analog menjadi sinyal digital ini dilakukan dengan teknik PCM
(Pulse Code Modulation)
Pulse Code Modulation – Multiplexing adalah multiplexing kanal informasi analog yang
telah diubah kedalam sinyal digital melalui PCM. Ada 3 konsep hirarkhy multiplexing ini,
yaitu yang dikembangkan Eropa dikenal dengan sebutan PCM-30, yang dikembangkan
Amerika utara dan Jepang disebut PCM-24. Dalam perkembangannya PCM-Mux ini
dikenal dengan sebutan Plesiochronous Digital Hierarkhy (PDH) hal ini karena adanya
perbedaan bitrate highway dengan N kali bitrate inputnya (Tributary).
Gambar 1-10. Plesiochronous Digital Hierarkhy
Dinamakan PCM-30, karena dalam satu peralatan ini dapat menampung sekaligus 30 kanal
telepon dalam waktu yang bersamaan. Tiap-tiap kanal pembicaraan telepon ini ditempatkan
pada satu time slot, sehingga ke 30 kanal telepon tersebut menempati 30 time slot, namun
demikian dalam PCM-30 terdapat 32 time slot, dengan tambahan satu time slot untuk
signalling dan satu time slot lagi untuk sinkronisasi. Sedangkan PCM-24, menggabungkan 24
kanal voice menjadi satu kanal transmisi.
PLMN (Public Land Mobile Network); PSTN (Public Switched Telephone Network).
SDH adalah system transmisi digital yang menggunakan multiplex sinkron. System SDH
juga dipersiapkan untuk menghadapi perubahan dari jaringan pita sempit (narrowband)
menuju jaringan pita lebar (broad band) di masa mendatang. Sehingga dapat mendukung
teknologi ATM (Asynchronous Transfer Mode). Di samping meningkatkan kualitas, SDH
juga dimaksudkan untuk memperbaiki sistem manajemen jaringan. Dalam system SDH
ada 3 elemen jaringan, yaitu Multiplexer, Add/Drop Multilexer (ADM) dan Cross
Connect Multiplexer adalah elemen yang berfungsi untuk menggabungkan beberapa
sinyal menjadi satu sinyal saja, biasanya digunakan pada Hub, ADM juga mempunyai
fungsi yang sama seperti multiplexer, tetapi elemen jaringan ini juga dapat
mengembalikan sinyal hasil multiplex ke bentuk aslinya, ADM biasanya digunakan dalam
topologi ring. Dan cross connect adalah elemen yang berfungsi untuk menghubungkan
antar sentral, biasanya digunakan pada topologi mesh.
Penggunaan SDH di jaringan local dimaksudkan untuk meningkatkan kehandalan jaringan
dan mengurangi kebutuhan kabel serat optic. SDH biasanya diterapkan bagi kelompok
pelanggan dengan demand yang tinggi (bisnis area) serta membutuhkan layanan dengan
laju bit yang tinggi Sebelum kemunculan SDH, standar transmisi yang ada dikenal dengan
PDH (Plesiochronous Digital Hierarchi) yang sudah lama ditetapkan oleh CCITT. Suatu
jaringan plesiochronous tidak menyinkronkan jaringan tetapi hanya menggunakan pulsa-
pulsa detak (clock) yang sangat akurat di seluruh simpul penyakelarnya (switching node)
sehingga laju slip di antara berbagai simpul tersebut cukup kecil dan masih bisa diterima
(misalnya plus/minus 50 bit atau 5×10-5 untuk jaringan/kanal 2,048 atau 1,544 Mbps).
Mode operasi seperti ini barangkali memang merupakan suatu implementasi yang paling
sederhana karena bersifat menghindari pendistribusian pewaktuan di seluruh jaringan.
Ternyata bahwa PDH tidak begitu cocok untuk mendukung perkembangan teknik
pengendalian dan pemrosesan sinyal untuk masa kini yang makin banyak dibutuhkan oleh
perusahaan-perusahaan penyedia layanan telekomunikasi. Dalam PDH, sebuah peralatan
transmisi tertentu umumnya hanya menangani dengan baik satu fungsi tertentu saja dalam
jaringan, sementara dalam SDH, ada integrasi dari berbagai tipe peralatan yang berbeda-
beda yang mampu memberikan kebebasan baru dalam perancangan jaringan. Sudah bukan
merupakan berita baru bahwa SDH dapat dipergunakan untuk transmisi optik kapasitas
besar, pengaturan lalu lintas komunikasi dan restorasi jaringan. SDH memiliki dua
keuntungan pokok : fleksibilitas yang demikian tinggi dalam hal konfigurasi-konfigurasi
kanal pada simpul-simpul jaringan dan meningkatkan kemampuan-kemampuan
manajemen jaringan baik untuk payload trafic-nya maupun elemenelemen jaringan.
Secara bersama-sama, kondisi ini akan memungkinkan jaringannya untuk dikembangkan
dari struktur transport yang bersifat pasif pada PDH ke dalam jaringan lain yang secara
aktif mentransportasikan dan mengatur informasi.
Standar SDH juga membantu kreasi struktur jaringan yang terbuka, sangat dibutuhkan
dalam lingkup yang kompetitif sekarang ini bagi perusahaan-perusahaan penyedia
layanan telekomunikasi.
4. SONET
Synchronous Optical Network (SONET) adalah versi Amerika dari SDH (SDH adalah
versi CCITT), kecepatan SDH dan SONET adalah kompatibel satu dengan yang lain,
perlengkapan SONET yang sama dapat digunakan baik pada kecepatan OC maupun SDH,
SONET disahkan oleh ECSA untuk ANSI, dipakai sebagai standard industri
telekomunikasi dan berbagai industri lainnya
Level sinyal
Kecepatan Level sinyal Isi Kanal
SONET Amerika Kanal SONET
(Mbit) Utara SDH CCITT SDH
28 DS-1 atau 1
51,840 OC-1, STS-1 STM-0 21 E1
DS-3