Anda di halaman 1dari 42

Situasi Krisis dan Bencana

serta
Reaksi Individu
Edilburga Wulan Saptandari

Center for Public Mental Health

Fakultas Psikologi UGM


Merapi, 2010
Emergency and Disaster Hazard Mapping, Indonesia (Emergency
Supermarket) (Win-Nath, 2006)

NAD W. Kalimantan C. Kalimantan S. Kalimantan E. Kalimantan Gorontalo N. Sulawesi


2,3,4,5,6,7,13 1,3,8,4,6,10,9,5,11, 6.10,8,9,3,11,7, 3,10,5,13,14 3,10, 8,9,5,14 3,14 1,3,8,2,4,11,13,14
,14 13,14 14
C. Sulawesi
N. Sumatra
2,3,6,9,7,13,14
3,4,7,14
W Sumatra S. Sulawesi
1,2, 3,4,6,7,13,14
3,4,8,11,14
Bangka Belitung S.E Sulawesi
3,14 3,6,14
S. Sumatra
N.Maluku
3,4,14
2,4,6,7,9,13,14
Riau
3,5,7,8,14 Papua
2,3,4,6,7,9,11,13,
Kep Riau 14
14
3
Lampung Maluku
2,3,14 2,3,6,7,9,11,13,14
Bengkulu
2,4,14 NTT
1,3,6,9,11,2,13,4,5,
Jambi
14
3,14
Jakarta W, Java C. Java Jogyakarta E. java Bali NTB
Banten
3,4,6,7,9, 14 2,3,4,5,6,7,11 1,2,3,4,5,9,11 1,11,14 1,2, 3,5,6,7,9 2,3,4,6,7,9,14 3,6,2,9,4,5,11,7,1
2,3,5,12,14
,14 ,12,14 ,11,12,13,14, 4

Type of Emergency and Disaster


1. Volcano 5. Hurricane 9. Disease outbreak 13. Tsunami
2. Earthquake 6. Conflict 10. storm 14. Transportation
3. Flood 7. Terrorism 11. Drought Accident
4. Landslide 8. Environment Pollution 12. Industrial Accident
Definisi Bencana (1)

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian


peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis (UU
24/2007)
9
Definisi Bencana (2)

Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian


suatu masyarakat, sehingga menyebabkan
kerugian yang meluas pada kehidupan manusia
dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan
yang melampaui kemampuan masyarakat yang
bersangkutan untuk mengatasi dengan
menggunakan sumberdaya mereka sendiri.
(ISDR, 2004)
10
Jenis Bencana (UU 24/2007)

• Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa ; gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan dan tanah longsor

• Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian


peristiwa yang antara lain berupa ; gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi dan wabah penyakit

• Adalah bencana yang diakibatkan oleh peris-tiwa atau


serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antarkomunitas
masyarakat dan teror
Jenis-jenis Bencana*
(Berdasar Penyebab)
 Bencana Alam (Natural Disaster)
 Skala Meluas
 Familiaritas dan pengalaman akan membantu persiapan
 Umumnya tidak dapat dihindari

 Bencana Ulah Manusia (Man-made Disaster)


 Tidak dapat diprediksi, tidak dapat dikontrol
 Mendadak
 Kesengajaan vs Kecelakaan
 Perilaku manusia dapat mengubah natural hazards menjadi unnatural disasters

*Menurut Pemerintah Queensland (2007)


Jenis-jenis Bencana
(Berdasar Lingkup)

 Tectonic Earthquake

 Volcanic Earthquake

 Land Slide

 Industry based Disasters

 Sea based Disasters

 River based Disaster and Pollution


Terjadinya Bencana
Pemicu

Ancaman
Bahaya

RISIKO
BENCANA
BENCANA

Kerentanan
Penyebab

Bencana Alam Bencana Ulah


• Perubahan iklim Manusia
• Penurunan • Ketidakpuasan
kualitas • Kepentingan diri
lingkungan sendiri /
hayati kelompok
Bentuk-bentuk Tanggapan terhadap Bencana

Tanggapan
perilaku

Tanggapan
Tanggapan
emosional-
fisiologis
kognitif
Tahap-tahap Bencana
Bulan madu (Kohesi masyarakat)

Ketidakpastian
Heroik Rekonstruksi
Reaksi-2 akut
Kejut & ngeri
Prabencana Cedera sekunder
Kebersamaan Era baru dimulai
Perjuangan Reintegrasi
Ancaman / Kebingungan sesuaikan diri Perasaan
peringatan Bantuan berdaya
Pendataan diterima
Impact Politk Adanya cahaya
Perkabungan pengharapan
Reaksi-reaksi negatif
Titik balik
Dampak-dampak jangka panjang yg
mungkin muncul: PTSD, kedukaan
Reorganization
Berbagai Masalah

 Masalah-masalah sosial pre-existing:


 Mis. konflik dlm masyarakat, pengangguran, diskriminasi
 Masalah sosial yg ditimbulkan oleh bencana:
 Mis. keluarga terpencar, hilang pekerjaan & sekolah
 Masalah kesehatan mental pre-existing:
 Seluruh jenis masalah perilaku dan gangguan mental dlm masyarakat
 Masalah kesehatan mental yg ditimbulkan oleh bencana:
 Mis. ketakutan, kecemasan, kesedihan, kejenuhan, dan seluruh jenis
masalah kesehatan mental
 Masalah yang ditimbulkan oleh program bantuan:
 Mis. konflik antar kelompok penyintas, penyintas vs. masyarakat
setempat, penyintas vs. tim bantuan; kesimpangsiuran informasi yang
menimbulkan kecemasan
Dampak Langsung Bencana

 Dampak emosional dari pengalaman traumatis: reaksi kognitif,


fisiologis, dan perilaku akibat kejadian traumatis
 Kekhawatiran terkait pemenuhan kebutuhan untuk kelangsungan
hidup: kehilangan harta benda dan sumber penghidupan

 Kecemasan terkait keutuhan keluarga dan ikatan sosial: separation


anxiety

 Kecemasan terkait dengan relokasi: penyesuaian dengan


kelompok baru; hilangnya ikatan sosial lama
Faktor-faktor Masalah / Kebutuhan
 Pengalaman / kejadian traumatis:
 Masalah-masalah psikologis, terutama dalam bentuk kecemasan
 Program bantuan yang relevan: dukungan psikologis / kesehatan mental

 Kehilangan
 Kehilangan material (rumah dan harta benda), kehilangan psikologis
(mis., rasa aman, rasa percaya terhadap alam), kehilangan sosial (mis.,
lingkungan ketetanggaan).
 Juga: kehilangan dalam bentuk rencana-rencana masa depan
 Masalah psikologis terutama dlm bentuk gangguan depresi
 Bantuan: program kesehatan mental

 Lingkungan pascabencana:
 Lingkungan di tempat hunian sementara
 Fasilitas lingkungan: pendidikan, sosialisasi, kerja, informasi, dll.
 Bantuan dalam bentuk penyediaan fasilitas lingkungan.
Masalah-masalah Psikologis
Gangguan mental dan
Gangguan psikologis perilaku berat:
Gangguan psikologis sedang:
ringan: Gangguan mental terkait
Kecemasan menyeluruh, dengan trauma & stress
Kecemasan, kepanikan, penarikan diri, ganggaun yang memenuhi kriteria
emosi, dll. diagnostik, mis., PTSD,
ketegangan, dll.
Pemulihan normal akan depresi, kecemasan
Pemulihan normal akan terjadi dalam jangka waktu menyeluruh, fobia,
terjadi dalam beberapa yg lebih panjang (dibanding gangguan disositatif
gangguan ringan) Dampak-2 merugikan yang
hari /minggu; intervensi luas, mis., karena tidak
Dapat mengarah ke
spesifik tidak diperlukan gangguan perilaku yang mampu bekerja / sekolah,
lebih parah terkecuali bila ada
Teramati pada sebagian penanganan sistematis
besar penyintas Dukungan psikososial
sangat diperlukan untuk Penanganan kesehatna
(survivor) pemulihan normal mental oleh profesional
sangat diperlukan
How common are mental disorders in and after
emergencies?
Long-term impact on mental disorders:
Summary Table of Generic WHO Projections
(expected medians across countries & level of adversity exposure)

BEFORE DISASTER: AFTER DISASTER:


12-month prevalence 12-month prevalence
Severe disorder 2-3% 3-4%
(e.g., psychosis, severe
depression, severely disabling
form of anxiety disorder)
Mild or moderate mental disorder 10% 15% - 20%
(e.g., mild and moderate forms of (usually reducing over time)
depression and anxiety
disorders)

"Normal" stress reactions (no No estimate Large percentage


disorder) (usually reducing over time)
Masalah / Kebutuhan pada Kelompok
Spesifik

 Berdasarkan usia: pra-sekolah; usia sekolah dasar; remaja;


dewasa; lansia
 Kelompok rentan: perempuan hamil; orang dengan disabilitas;
orang dengan gangguan mental-emosional; orang dengan
masalah kesehatan kronis.
 Berdasarkan status sosial-ekonomi

 Kelompok-kelompok minoritas: berdasarkan etnisitas, afiliasi


keagamaan, afiliasi politik, dll.
 Relawan dan pekerja kemanusiaan.
Vicarious Trauma:
Memahami Dampak Psikologis
pada Relawan Tanggap Bencana
Motivasi menjadi relawan
(http://www.volunteerguide.org/)
• Merasa dibutuhkan • Menjadi penjaga / pengawas
• Berbagi keterampilan • Merasa bangga
• Untuk diketahui komunitas • Mencari teman baru
• Mendemonstrasikan komitmen & keyakinan • Mengeksplorasi karier
• Memperoleh ketrampilan kepemimpinan • Membantu seseorang
• Bertindak nyata • Sebagai terapi
• Melakukan tugas kenegaraan • Melakukan sesuatu yang berbeda dari pekerjaan sebelumnya
• Tekanan dari teman • Bersenang-senang
• Kepuasan dari prestasi / pencapaian • Alasan religius
• Menyibukkan diri • Memperoleh kredit akademik (SKS)
• Untuk dikenal • Mengasah keterampilan
• Membayar utang • Karena secara geografis dekat
• Mendonasikan keterampilan profesional • Untuk memiliki alasan melakukan sesuatu yang disukai
• Karena tidak ada lagi orang yang mau melakukannya • Mampu untuk mengkritisi
• Untuk memiliki pengaruh • Menjamin progres diri
• Belajar sesuatu yang baru • Merasa baik
• Kebebasan dari rutinitas • Menjadi bagian dari suatu tim
• Menolong teman • Memperoleh status
• Pelarian • Karena diminta untuk menjadi relawan
• Menjadi “orang dalam” • Menguji diri sendiri
• Rasa bersalah • Menambah CV / resume
• Tertantang • Menjadi agen perubahan
• Untuk diperhitungkan • Karena pengalaman pribadi terhadap masalah, penyakit, atau
penyebab
Motivasi menjadi Relawan

P – E – A – T (Patton, 2008)
• Passion (drive; spirit)
• Empathy (kemampuan untuk bisa merasakan
penderitaan yang ditanggung penyintas bencana;
keterlibatan rasa atau afeksi dalam pengabdian
sebagai relawan)
• Altruism (prinsip atau praktik terkait tidak
mementingkan diri sendiri; pengabdian bagi
kesejahteraan orang lain)
• Teamwork (merasa diberdayakan di dalam
setting tim; kerjasama)
... trauma psikologis ...
...

Apakah hanya dialami oleh penyintas


bencana?

Trauma apa yang dialami relawan?


Apa tanda-tandanya? Bagaimana
menanganinya?
Vicarious Trauma
 Trauma psikologis: luka benturan psikologis akibat mengalami atau
menyaksikan kejadian yang mencekam.

 Vicarious trauma: trauma psikologis akibat menyaksikan dampak bencana


(bukan mengalami bencana)
• Muncul justru karena adanya kepedulian terhadap
penderitaan sesama.
• Berkembang tanpa disadari selama proses pengabdian
sebagai relawan
• Pengaruh pada kondisi psikologis, fisik, dan spiritual.
Gejala Vicarious Trauma

• Kesulitan mengelola emosi


• Kesulitan membuat keputusan
• Kesulitan membatasi prioritas antara tanggung jawab
terhadap orang lain dan diri sendiri
• Terganggunya hubungan sosial
• Gangguan fisik
• Terganggunya relasi dengan di dalam dan luar diri
• Kehilangan makna dan harapan
Gejala Fisik & Psikologis

• Gejala hyperarousal (mimpi buruk, sulit konsentrasi,


mudah cemas, sulit tidur)
• Tidak bisa mengendalikan pikiran atau bayangan kejadian
traumatis, terutama ketika mencoba untuk tidak
memikirkannya
• Mati rasa (feeling numb)
• Kesulitan mengendalikan emosi-emosi yang sangat kuat
• Cenderung lebih sensitif terhadap kekerasan
• Sinisme
... gejala fisik & psikologis

• Putus asa dan kehilangan idealisme


• Merasa bersalah terhadap kesenangan diri sendiri
• Marah
• Antipati
• Takut
Perubahan perilaku & hub. sosial

• Kesulitan dalam membatasi dan memisahkan antara


pekerjaan dengan kehidupan pribadi
• Merasa tidak punya waktu atau energi untuk diri sendiri
• Merasa ada jarak dengan orang yang dicintai (hubungan
komunikasi yang tidak lagi harmonis)
• Peningkatan konflik dalam hubungan sosial
• Penarikan diri dalam hubungan sosial
• Menurunnya minat dalam aktivitas yang menyenangkan
• Mudah marah, intoleran, gelisah, tidak sabar, atau
moody
... perubahan perilaku & hub. sosial

• Ketidakmampuan dalam memperhatikan topik


pembicaraan yang menyedihkan dari orang lain &
mengarahkan orang lain untuk tidak membicarakan topik
yang menyedihkan
• Meningkatnya ketergantungan pada nikotin, alkohol,
makanan, internet, atau obat-obatan terlarang
• Gangguan seksual
• Impulsivitas
Vicarious Trauma Bukan Masalah Sepele

• Pengaruh pada kesejahteraan pribadi:


- Kesehatan fisik
- Kesejahteraan psikologis: ketenangan batin yang
terganggu
• Pengaruh pada hubungan sosial:
- Keharmonisan dalam keluarga
- Keharmoinsan sosial.
• Pengaruh pada pekerjaan
Siapa yang bisa mengalami?

 Relawan bencana dan program kemanusiaan.


 Pekerja kemanusiaan:
• Mereka yang bekerja full-time untuk penanganan bencana

 Profesional di bidang pelayanan masyarakat yang harus


terjun di medan bencana
 Masyarakat umum yang melihat sendiri bagaimana
penderitaan dan kesusahan orang lain akibat kekerasan,
bencana, perang.
Bagaimana terjadi vicarious trauma?

 Empati:
 Kemampuan untuk bisa merasakan penderitaan yang
ditanggung penyintas bencana.
 Keterlibatan rasa atau afeksi dalam pengabdian sebagai
relawan.

 Transference:
 Pemindahan tak disadari dari objek afeksi, yaitu penyintas,
ke dalam diri sendiri.
 Muncul perasaan “tidak tega” untuk meninggalkan; dan
“perasaan tersakiti” bila ditinggalkan oleh relawan lain.
Faktor-faktor risiko vicarious trauma
Faktor individual:
• Kepribadian dan strategi coping
• Sejarah pribadi
• Kondisi kehidupan saat ini
• Dukungan sosial
• Sumber-sumber spiritualitas
• Gaya kerja
... faktor-faktor risiko
Faktor situasional:
• Peran dan pengalaman profesional
• Pengaturan kerja dalam tim
• Dukungan lembaga / organisasi
• Tanggapan dari orang lain
Faktor kultural:
• Budaya intoleransi
• Budaya dalam mengekspresikan masalah psikologis
• Budaya kerja kemanusiaan
Apa yang Harus Dilakukan

Jika diri sendiri mengalami vicarious trauma:

1. Memahami lebih lanjut apa itu vicarious trauma.


Hal ini akan membantu diri seseorang memutuskan
kebutuhan yang terbaik dalam prevensi dan
mengatasi vicarious trauma.
2. Belajar menyadari dan mengatasi vicarious trauma,
untuk memastikan agar tidak sengaja merugikan
orang lain karena dampak dari vicarious trauma.
Cara Mengatasi Vicarious Trauma

 Menyingkir : menjauh dari lingkungan bencana,


baik secara fisik (dengan menyingkir) maupun
secara mental (dengan menyibukkan diri pada
aktivitas lain)
 Beristirahat: untuk sementara waktu tidak
melakukan aktivitas kerja yang rutin;
melakukan hal-hal yang menenangkan dapat
menenangkan diri (mis., pijat, rekreasi)
... cara mengatasi

 Bermain: melibatkan diri dalam aktivitas yang


membuat tertawa atau mencerahkan jiwa (berbagi
cerita lucu dengan teman, bermain dengan anak kecil,
melakukan hal-hal yang kreatif)

 Mengubah cara berpikir: mencari hikmah,


menafsirkan ulang pengalaman hidup yang
baru didapatkan.
Matur nuwun…..
“Look deep into nature, and then you will understand everything
better.” —Albert Einstein

“The good man is the friend of all living things.” —Gandhi

Anda mungkin juga menyukai