Anda di halaman 1dari 4

17. Apa gunanya kita meneliti demand terhadap pelayanan rumah sakit?

Apa
kelebihan dan kekurangan perencanaan menggunakan data demand dibandingkan
need?
JAWABAN :
Kegunaan meneliti demand terhadap pelayanan rumah sakit adalah :
- Dengan meneliti demand terhadap pelayanan rumah sakit maka dapat mengukur
kemampuan masyarakat dalam membiayai dirinya pada pelayanan kesehatan.
- Dengan meneliti demand terhadap pelayanan rumah sakit dapat diketahui tingkat
kemauan/keinginan masyarakat dalam membiayai dirinya pada pelayanan
kesehatan.

Kelebihan Perancangan Data Demand Kekurangan Perancangan Data


Demand
- Lebih efisien misalnya dengan - Karena jumlah yang
data kemampuan dan disediakan ‘secukupnya’ maka
keinginan masyarakat yang akan sangat beresiko pada
diperoleh sebagai data kondisi-kondisi tidak terduga
demand, maka penyedia jasa (misalnya adanya
hanya menyediakan sejumlah wabah/KLB)
yang sesuai sehingga tidak
akan adanya kelebihan
(contoh tempat tidur pasien).
- Lebih menguntungkan karena
melihat dari pasar dan kondisi
riil di lapangan
- Dapat melakukan
pengembangan lebih lanjut
sesuai dengan keinginan dan
kemampuan masyarakat
karena tidak memfokuskan
modal pada satu tempat
18. Jelaskan gambaran sisi supply pelayanan kesehatan di Indonesia, bagaimana
kaitannya dengan JKN saat ini. Bagaimana JKN mampu memperbaiki persoalan
“market failure” dalam pasar pelayanan kesehatan
Supply dalam pelayanan kesehatan adalah penyediaan pelayanan kesehatan yang
disampaikan kepada individu oleh kombinasi tenaga pelayanan kesehatan (seperti dokter,
perawat, teknisi, dan para asistennya) dan fasilitas (seperti rumah sakit, klinik rawat jalan,
dan laboratorium klinis). Fungsi supply (produksi) menggambarkan hubungan antara output
yang berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sumber daya (resources) yang
digunakan untuk memproduksinya.

Faktor yang Mempengaruhi Supply dalam pelayanan kesehatan


Supply pelayanan kesehatan merupakan derivate (turunan) dari supply pada umumnya.
Dengan demikian supply pelayanan kesehatan juga merupakan fungsi produksi dimana yang
mempengaruhi supply adalah faktor internal organisasi. Faktor yang mempengaruhi supply
dalam pelayanan kesehatan antara lain 6M, 2T, 1I yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Man : dokter, dokter spesialis, bidan, perawat, skm, farmasis, tenaga administrasi, dan
lain sebagainya.
b. Money : biaya operasional, biaya investasi dan biaya lain-lain.
c. Material : berhubungan dengan logistik pelayanan kesehatan, misalnya obat, suntik,
bahan makanan, dan lain sebagainya.
d. Method : SOP rumah sakit, Standart Pelayanan Minimal (SPM), dll.
e. Machine : peralatan laboratorium, peralatan unit penunjang, incenerator, dll
f. Market : wilayah kerja pelayanan kesehatan, segmentasi pasar, masyarakat sasaran
yang dibidik berdasarkan proses STP (segmenting, targeting dan posisioning)
g. Teknologi : kecanggihan dan kemutakhiran teknologi yang digunakan misalnya finger
print, dan lain sebagainya.
h. Time : waktu yang digunakan untuk pelayanan, unit pelayanan.
i. Informasi : melalui internet, pamflet dan leaflet.
Bagaimana JKN mampu memperbaiki persoalan “market failure” dalam pasar pelayanan
kesehatan yaitu dengan memperbaiki sistem berbasis digital dalam semua pelaksanaan
pelayanan kesehatan sehingga transparan, bekerja sama dengan RS yg terakreditasi (dokter,
perawat, SOP RS), efisiensi pelayanan operasional dgn rujukan berjenjang, penyebaran
informasi pelayanan melalui media cetak, dan elektronik yg masif.
20. Jelaskan gambar berikut

Gambar di atas menjelaskan tentang Eksternalitas, dalam hal ini eksternalitas negatif.
Apabila tidak terjadi eksternalitas, maka akan didapatkan nilai sebesar Market
Equilibrium.
Namun karena produksi nya (Sprivate) juga menimbulkan dampak negatif yang
peningkatannya sejajar dengan peningkatan produksi (Ssocial), maka didapatkan
kerugian sebesar selisih dari Ssocial dan Sprivate, yang disebut Spillover Cost.
Dengan kata lain, apabila terjadi eksternalitas negatif, akan didapatkan dampak
negatif yang dialami oleh orang lain sebesar nilai spillover cost tesebut.

21. Berikut adalah contoh bagaimana ilmu ekonomi digunakan untuk memberikan
informasi kepada penentu kebijakan / Pemerintah untuk memilih strategi yang
tepat dalam upaya kesehatan masyarakat terkait ‘bahaya rokok’. Ada lima kelas
sosial yang diperkirakan menerima dampak yang berbeda terkait peningkatan
pajak rokok, yaitu:
Kelas 1: profesional
Kelas 2: manajer

Kelas 3: pekerja trampil

Kelas 4: pekerja semi-trampil

Kelas 5: pekerja tidak trampil

Data menunjukkan sebagai berikut:

Tabel 1. Price elasticities of demand for men and women

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4


Kelas 5

Laki-laki -0,69 -0,48 -0,84 -0,89 -0,31

Perempuan -1,04 -0,93 -0,65 -0,85 -0,45

Pertanyaan:

1. Apa yang dimaksud tabel di atas? Jelaskan interpretasinya


2. Kelompok mana yang akan menurunkan konsumsi rokok ketika pajak rokok
dinaikkan?
3. Siapa kiranya yang paling terkena dampak tingginya cukai rokok?

Jawab :
1. Tabel tersebut menjelaskan apakah akan terjadi perubahan kuantitas jika ada
perubahan harga. Keseluruhan nilai elastisitas menujukkan angka dibawah 1, artinya
tidak elastis. Kuantitas tidak sensitif terhadap harga  tetap ada permintaan
walaupun harga berubah
2. Kelompok yang akan menurunkan konsumsi rokok adalah semua kelompok,
walaupun tetap ada permintaan
3. Kelompok pekerja tidak trampil laki-laki

22. Berikut beberapa pernyataan mengenai costing


a. Metode costing menggunakan “bottom up” approach tidak bisa digunakan untuk
menetapkan tarif rumah sakit karena tidak bisa menghasilkan nilai tarif sesuai
layanan yang ditawarkan, pendekatan tersebut lebih cocok untuk costing CBG’s
(BENAR)
Jawaban :
Secara garis besar terdapat 3 metode dalam melakukan analisis biaya dan
perhitungan unit cost :
 Metode Top Down : Simple Distribution, Double Distribution, Multiple
Distribution
 Metode Bottom Up : Activity Based Costing (ABC)
 Metode Hybrid : campuran ABC dan DD
Kelemahan dari metode Bottom Up (ABC) adalah tidak dapat digunakan untuk
menghitung UC karena yang akan keluar dari perhitungan tersebut adalah Clinical
Costing (CC) / harga paket

b. Sedangkan untuk costing program yang dilaksanakan di puskesmas, lebih cocok


menggunakan pendekatan ingredient approach karena komponen secara rinci
harus diidentifikasi sementara penggunaan resource tumpang tindih di puskesmas
(SETUJU)
c. Perspektif costing tidak akan berpengaruh dalam perhitungan biaya, kecuali
memang akan menghitung biaya perspektif pasien
(SETUJU)

Anda mungkin juga menyukai