Anda di halaman 1dari 9

PERHITUNGAN UNIT COST PASIEN BPJS RAWAT JALAN DIAGNOSA

HIPERTENSI TAHUN 2019 DI RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA MATARAM

Mochamad Fuad

Magister Adiministrasi Rumah Sakit, Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul

Abstrak

Pembiayaan kesehatan pada masa kini kerap kali menjadi kendala dalam akses pelayanan
kesehatan oleh masyarakat. Keadaan ini terutama terjadi pada keadaan dimana pembiayaan kesehatan
harus ditanggung sendiri (out of pocket) dalam system pembayaran pelayanan kesehatan tunai (fee
forservice). Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang membutuhkan perawatan dan
pengobatan secara teratur dan regular setiap hari. Hal ini menyebabkan kebutuhan penderita hipertensi
akan pelayanan kesehatan sangat tinggi. Meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan ini pula
memberikan dampak meningkatnya pembiayaan yang dibutuhkan. Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat menggunakan suatu sistem pembiayaan pelayanan yang dikenal dengan sistem INA-CBG’s
(Indonesian Case Base Groups), yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan. Dalam mendukung program pemerintah tersebut. Rumah Sakit Harapan Keluarga pun turut
serta bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Meski demikian, rumah sakit sendiri belum memiliki
perhitungan unit cost untuk hipertensi, terutama di bagian rawat jalan.

Kata Kunci : INA CBG’s, unit cost, hipertensi, rawat jalan, fee for service, pembiayaan kesehatan.

PENDAHULUAN

Pusat Pembiayaan dan Jaminan (jaminan sosial kesehatan, 2012) melalui situs resminya
menyatakan bahwa biaya kesehatan yang cenderung meningkat menyulitkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Keadaan ini terutama terjadi pada keadaan
dimana pembiayaan kesehatan harus ditanggung sendiri (out of pocket) dalam system
pembayaran pelayanan kesehatan tunai (fee forservice). Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat menggunakan suatu sistem pembiayaan pelayanan yang dikenal dengan sistem INA-
CBG’s (Indonesian Case Base Groups) merupakan software untuk pengendalian biaya
pelayanan kesehatan karena berhubungan dengan mutu, pemerataan, jangkauan dalam sistem
kesehatan serta mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran.

Penyakit hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya stroke, yang sering
disebut sebagai the silent killer karena hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak
6 kali.Dikatakan hipertensi jika memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.Semakin tinggi
tekanan darah pasien makan semakin tinggi pula risiko untuk mengalami stroke. Kejadian
hipertensi bisa merusak dinding pembuluh darah yang bisa dengan mudah akan menyebabkan
penyumbatan bahkan pecahnya pembuluh darah di otak (Siti Rohmatul laily, 2017). Penyakit
hipertensi tahun demi tahun terus mengalami peningkatan.Tidak hanya di Indonesia, namun juga
di dunia. Sebanyak 1,13 milyar orang di dunia atau 1 dari 3 orang didunia terdiagnosis
Hipertensi. Jumlah penyandang Hipertensi meningkat setiap tahunnya, diperkirakaan pada tahun
2025 akan ada 1,5 Milliar orang ynag terkena hipertensi. Hiprtensi terjadi pada
kelompokumur31-44tahun(31,6%),umur45-54Tahun(45,3%),Umur55-64 tahun (55,2%). (WHO,
2019).

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis.Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.Jika dibiarkan, penyakit ini dapat
mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal.

Rumah Sakit Harapan Keluarga adalah sebuah rumah sakit swasta kelas C yang berdiri di
Mataram dan telah ikut serta dalam mendukung program pemerintah dengan ikut menyukseskan
program Jaminan Kesehatan Nasional itu sendiri. Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram
merupakan salah satu rumah sakit swasta yang telah menggunakan satu system pembayaran
dengan berdasarkan INA CBG’s untuk pasien rawat jalan dan rawat inap. Berdasarkan laporan
unit rawat jalan Rumah Sakit Harapan Keluarga, banyak pasien yang memanfaatkan jaminan
kesehatan BPJS Kesehatan untuk mendapatkan pengobatan rawat jalan untuk kasus penyakit
Hipertensi.Peningkatan signifikan mulai dirasakan sejak semakin dipertegasnya peraturan
rujukan berjenjang oleh BPJS.Dengan adanya tarif yang telah ditetapkan oleh Pemerintah maka
Rumah Sakit perlu melakukan penyesuaian dan pengendalian biaya terhadap tarif
tersebut.Sebagai gambaran, tarif Rumah Sakit yang dikelola oleh swasta ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit itu sendiri atas dasar persetujuan dari pemilik Rumah Sakit.

Rumah Sakit Harapan Keluarga dalam hal ini belum melakukan perhitungan biaya satuan
layanan khususnya bagi pelayanan rawat jalan Hipertensi dan juga terdapat perbedaan antara
besaran tarif rawat jalan Hipertensi yang ditetapkan oleh Rumah Sakit dengan tarif yang sudah
ditetapkan oleh BPJS. Ada perbedaan tarif Rumah Sakit dengan tarif INA-CBGS, sebagai contoh
salah satu pasien rawat jalan dengan Diagnosa Hipertensi total billing dengan tarif rumah sakit
adalah Rp. 279.191 sedangkan tarif claim INACBG’s rawat jalan dengan Diagnosa Hipertensi
adalah Rp. 192.100. Untuk itu perlu dilakukan analisis biaya serta analisis untuk efisiensi biaya
terhadap pelayanan pasien rawat jalan Hipertensi sehingga rumah sakit tidak mendapatkan
kerugian.

Identifikasi Masalah

1. Terdapat perbedaan besaran tarif rawat jalan Hipertensi yang ada di Rumah Sakit
Harapan Keluarga dengan tarif INA CBG’s yang sudah ditetapkan olehBPJSKesehatan.
2. RumahSakitHarapanKeluargabelum pernahmenghitungbiaya satuan layanan untuk rawat
jalan Hipertensi, dibutuhkan informasi yang lebih jelas terkait biaya satuan layanan rawat
jalan Hipertensi agar dapat menjadi landasan pertimbangan perencanaan.
3. dilakukan analisa efisiensi layanan berdasarkan hasil dari analisis biaya layanan rawat
jalan Hipetensi.
Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian analisis deskriptif dengan


menggunakan metode kualitatif. Penelitian deskriptif di sini bertujuan untuk menganalisis biaya
satuan pada pasien rawat jalan Hipertensi di Rumah Sakit Harapan Keluarga dengan
menggunakan metode relative value unit (RVU).

TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam.Pada


kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (esensial atau hipertensi
pirmer).Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di control. Kelompok lain
dari populasidengan persentase rendah mempunyai penyebab yang khusus, dikenal sebagai
hipertensi skunder. Adapun menurut (Doris Grinspun, RN, MScN, Phd(c) 2005)Hipertensi
adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal sehingga
mengakibatkan peningkatan angka morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik140
mmHg menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg
menunjukkan fase darah yang kembali kejantung. Sedangkan menurut (Greenville Avenue
2017).

Tabel 1.1 Klasifikasi Tingkat Tekanan Darah (mmHg) Berdasarkan ESH/ESC


Klasifikasi Sistolik Diastolik
Optimal < 120 Dan < 80
Normal 120 – 129 dan/atau 80 – 84
Normal Tinggi 130 – 139 dan/atau 85 – 89
Hipertensi derajat I 140 – 159 dan/atau 90 – 99
Hipertensi derajat II 160 – 179 dan/atau 100 – 109
Hipertensi derajat III > 180 dan/atau > 110
Hipertensi Sistolik > 140 Dan < 90
terisolasi
Klasifikasi Hipertensi :
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 jenis klasifikasi,
diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :

1. Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi
sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang
yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau
bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah
tinggi. Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi
stressortinggisangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang
yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.
2. Hipertensi Secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan
darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti
gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada
ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu.
Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk(gendut).
Biaya (Cost)
Biaya satuan (unit cost) adalah jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi
dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi (Anurag Nagar 2016). Sedangkan menurut
(Reimbursable 2017)Pengertian dari biaya satuan (unit cost) merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan satu unit produk atau pelayanan, yang biasanya didasarkan pada rata-rata.
Adapun menurut (Pudjirahardjo 1998)Biaya satuan adalah biaya yang di hitung untuk
menghasilkan satuan produk.
Klasifikasi Biaya

Biaya (cost) tidak sama dengan beban (expense). Biaya adalah sumber daya yang
dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu.Beban adalah biaya yang telah
digunakan untuk memperolehpendapatan.Semuabebanadalahbiayatapitidaksemua biaya
adalah beban.Klasifikasi biaya sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data
biaya. Konsep klasifikasi biaya adalah penggunaan biaya yang berbeda untuk tujuan yang
berbeda(different cost for different purposes). Klasifikasi yang paling umum digunakan
didasarkan pada hubungan antara biaya dengan hal-hal berikut:
o Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi ataujasa).
o Terdiridari:product cost/ total manufacturing cost dan period cost/ commercial
expense.
o Volume produksi. Terdiri dari: fixed cost, variable cost dan semivariable cost.
o Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau sub divisi lain
darimanufaktur.Terdiridari:directcostdanindirectcost.
o Periode akuntansi. Terdiri dari: capital expenditure dan revenue expenditure.
o Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi. Terdiri dari:
differentialcost/marginalcost/incrementalcost,outofpocketcost,sunkcost,opportunit
y cost, unavoidable cost, avoidable cost, controllable cost dan uncontrollable cost.
(Sofia Prima Dewi; Septian Bayu Kristanto,2013).
PEMBAHASAN

Alur pelayanan :
Pasien Petugas Pendaftaran Pasien
mendaftar ke mengarahkan pasien ke Ruang menunggu di
Pendaftaran Tunggu Poli yang dituju ruang tunggu

Perawat Poli Penyakit Dalam


Dokter Spesialis Penyakit Dalam
melakukan pemeriksaan tanda-
melakukan pemeriksaan terhadap
tanda vital kepada pasien serta
pasien
melakukan asesmen awal

Pasien menuju Lab Setelah mendapatkan Dokter


untuk pemeriksaan hasil dari Lab, pasien memberikan
sample darah *) kembali ke Poli resep obat
Penyakit Dalam

Pasien melakukan Pasien


Pasien menuju
pembayaran di mendapatkan
Farmasi
Kasir obat

Total biaya satuan (unit cost) rawat jalan Hipertensi adalah sebesar Rp.245,376,-
perhitungan ini terbilang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang di jaminkan oleh
BPJS kesehatan dengan menggunakan system INACBGs yang hanya sebesar Rp. 192.100,-
Selisih biaya Rumah sakit Harapan keluarga dengan INACBGs adalah Rp. – 53.276,- per
pasien., Jadi Rumah Sakit Harapan Keluarga mengalami kerugian. Komponen biaya yang
menyebabkan kerugian pada penelitian ini adalah untuk fixed cost yaitu jumlah kunjungan poli
penyakit dalam di Rumah Sakit Harapan Keluarga yang masih sedikit dan untuk variable cost yaitu
terdapat variasi dalam pemberiaan obat serta bahan medis habis pakai yang masih beragam
dan juga terdapat dalam pemeriksaan laboratorium seperti Darah Lengkap dan Funsi Lemak
yang tidak semua pasien rawat jalan Hipertensi mendapatkan pemeriksaan laboratorium
tersebut.

KESIMPULAN

Jadi Rumah Sakit Harapan Keluarga mengalami kerugian dan dimana Rumah Sakit
Harapan Keluarga harus melakukan efesiensi dengan melakukan peningkatan jumlah
kunjungan pada poli rawat jalan dan juga menekan pemberian variasi obat dan bahan medis
pakai yang masih beragam. Komponen biaya yang menyebabkan kerugian pada penelitian ini
adalah untuk fixed cost yaitu jumlah kunjungan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Harapan
Keluarga yang masih sedikit dan untuk variable cost yaitu t erdapat variasi dalam pemberiaan obat
serta bahan medis habis pakai yang masih beragam dan juga terdapat dalam pemeriksaan
laboratorium seperti Darah Lengkap dan Funsi Lemak yang tidak semua pasien rawat jalan
Hipertensi mendapatkan pemeriksaan laboratorium tersebut.

Daftar Pustaka

Adnyani.(2015). Prevalensi Dan Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Pada Masyarakat Di Desa
Sidemen, Kecamatan Sidemen, Karangasem Periode Juni- Juli 2014.Jurnal: Universitas
Udayana.
Anjami (2019).Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien
Preeklampsia di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2017-2018.Social Clinical Pharmacy
Indonesia Journal, Vol 4,No.2 pp. 19-23.

Astianto.(2014). Pengaruh Stres Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pdam
Surabaya.Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)

Barbara, Hachkley, Jan M. Kriebs dan Mary Ellen Rousseau. (2014). Buku Ajar Bidan
Pelayanan Kesehatan Primer. ECG: Penerbit Buku Kedokteran.

Baroh.(2017). Biaya Medik Langsung Terapi Hipertensi Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit X
Yogyakarta.Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, Vol. III, No. 2, November.
Brouwer. (2015). Provider Costs For Prevention And Treatment Of Cardiovascular And
Related Conditions In Low- And Middle-Income Countries: A Systematic Review.BMC Public
Health (2015)15:1183
Carey et al. (2015).Cost and Quality in Hypertension Care: Observations from a Primary Care
Quality Improvement Initiative. Quality in Primary Care 23 (3): 150-156.

Cazarim et. (2018). Cost-effectiveness analysis of pharmaceutical care for hypertensive patients
from the perspective of the public health system in Brazil.Plos One March.

Datar, Srikan M. dan Rajan, Madhav V. 2018.Horngren’s Cost Accounting : A Managerial


Emphasis 16th Edition. NewYork : Pearson.

Dewi.(2019). Analisis Biaya Minimal Penggunaan Antihipertensi Di Rumah Sakit Umum


Daerah Kota Bontang.Proceeding of the 9th MulawarmanPharmaceuticals Conferences
ISSN:2614-4778.

faridah baroroh, suis siti fathonah. (2017). Biaya medik langsung terapi hipertensi pasien rawat
jalan di Rumah Sakit X Yogyakarta.Jurnal Farmasi Sains Dan Praktis, Vol. III No, 2, III, 2.
Ferdianto.(2016). Analisis Biaya Pengobatan Berdasarkan Clinical Pathway Hipertensi Krisis
Di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak. Jurnal Mahasiswa Farmasi
Fakultas Kedokteran UNTAN. Volume 3 No 1.
Firdaus.(2015). Analisis Perhitungan Biaya Satuan Tindakan ORIF (Open Reduction Internal
Fixation) Fraktur Femur Menggunakan MetodeABC (Activity Based Costing).Jurnal.

Gani, A. 1996.Analsis Biaya Dan Break Even Point Rumah Sakit. Cisaura, Bogor.
Hadian dan Saleha.(2016). Application of the Activity-Based Costing Method for Unit-Cost
Calculation in a Hospital.Global Journal of Health Science; Vol. 8, No. 1.

Hasan. (2015). Cost effectivenessanalysis ofantihypertensive drugs usage by


combinationofACEI–diuretic andARB–diuretic in outpatient hypertensiontherapy at
Leuwiliangregional general hospital Bogor 2015.International conference on pharmaceutical
research and practice ISBN:978-979-98417-5-9.

Kemenkes. (2019). kemenkes catat 63 juta kasus hpetensi di indonesia. Kemenkes.


Lilis, Sumiati., et all. (2018). Analisis efektivitas biaya terapi antihioertensi pada pasien
hipertensi rawat inap di RSU pancaran kasih GMIM Manado.Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi
- Unsrat Volume 7 Nomor 1, 7, 1.
Michael Nurok, MBChb, etc, . 2019. Relative Value Units and the Measurement of
Physician Perfirmance.los Anglrs, CA: Jama.
Michigan Ave. 2009. Relative Value Unit (RVU) Data Analysis.American.Ahima 2009.
Moise et al. (2016).Comparative Cost-Effectiveness of Conservative or Intensive Blood
Pressure Treatment Guidelines in Adults Aged 35–74 Years. Comparative Cost-Effectiveness of
Hypertension Guidelines.

Mutowo et al. (2016).The Hospitalization Costs of Diabetes and Hypertension Complications in


Zimbabwe: Estimations and Correlations. JournalofDiabetesResearch.

Mulia Indah Kusuma Dewi, Wisnu Cahyo Prabowo, rolan R. (2019). Analisis biaya minimla
penggunaan Antihipertensi di Rumah Sakit Umum daerah Kota Bontang.Proceeding of the 9th
Muk Lawarman Pharmaceutical Conference, 26144778.

Pudjirahardjo. 1998. Analisis Biaya Satuan Dan Penyesuaian Tarif Pelayanan Rumah Sakit.
Surabaya: Program Studi AKK FKM Unair.
Locher, Edward J. dkk. 2007. Cost Management : Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Greenville Avenue. 2017. 2017 Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation and
Management of High Blood Pressure in Adults. Dallas, Texas, USA: American Heart
Association.
Reimbursable. 2017. A Financial Management Tool for Today and Tomorrow.
Engelbrecht, , A; Samuel, O. .. 2019. “The Effect of Transformational Leadership on Intention to
Quit through Perceived Organisational Support Organisational Justice and Trust.” South African
Journal of Economic and Management Sciences.
S. Pirasath, A. G. H. Sugathapala, and K. Wanigasuriya. 2022. “Descrptive Cross-Sectional
Study on Knowledge, Awereness, and Adherence to Medication among Hypertensive Patientd at
a Tertiary Care Centre in Colombo District, Sri Lanka.” Inetrnational Jurnal Of Hypetension.
Doris Grinspun, RN, MScN, Phd(c), Terry coote. 2005. Nursing Manageent of Hypertension.
RNAO.
Thomas Unger, Claudio Borghi, Etc. 2020. “2020 International Society of Hypertension Global
Hypertension Pratice Guidelines.”Journal of Hypertension 38.
Nuraini. (2016). Risk Factors Of Hypertension. J MAJORITY Volume 4 Nomer.

Nurhikma. (2019). Cost Effectiveness Kombinasi Antihipertensi Candesartanbisoprolol Dan


Candesartan-Amlodipin Pada Pasien Rawat Jalan Penderita Hipertensi.Jurnal Profesi Medika :
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 13 No.2.

PERKI.(2015). Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta:


Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular.

Putra, Indra Mahardika. 2018. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Quadran.

Rahmawati.(2016). Analisis Minimalisasi Biaya Obat Antihipertensi antara Kombinasi


Ramipril-Spironolakton dengan Valsartan pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di Rumah Sakit
Pemerintah XY di Jakarta.Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Volume 1, No. 4.
Ramos et al. (2016).The Importance of Model Structure in the Cost-Effectiveness Analysis of
Primary Care Interventions for the Management of Hypertension.Value in health No. 21.
Sujarweni, V. Wiratna. 2018. Akuntansi Biaya : Teori & Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka
Baru press Yogyakarta.
Suiraoka, (2012).Penyakit Degeneratif, Mengenal, Mencegah dan Mengurangi Faktor Risiko 9
Penyakit Degeneratif, Yogyakarta: Nuha Medika.

Sutanto, (2010).Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern : Hipertensi, Stroke,Jantung,


Kolesterol, dan Diabetes (gejala-gejala, Pencegahan dan Pengendalian), Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.

Than, Saw et al (2017).Unit cost of healthcare services at 200-bed public hospitals in Myanmar
what plays animportant role of hospital budgeting.Than et al. BMC Health Services
Research17:669.

Wijayanti.(2016).Analisis Efektifitas Biaya Pengobatan Kombinasi Amlodipin Furosemid


Dibandingkan dengan Kombinasi Amlodipin Bisoprolol pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di
RSUD Undata Palu.Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : 101-110.
Yuli.(2016). Analisis Efektifitas Biaya Penggunaan Antihipertensi Kombinasi Dua Obat Pada
Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit “X”.Naskah Publikasi.

Yuliawati.(2020). Tinjauan Analisis Biaya Terapi Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi


Dengan Penyakit Penyerta Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia.Acta Holist Pharm. Vol. 2 No.
1: 9-15.

Yulianisel. (2019). Perhitungan Unit Cost tindakan bedah appendiktomi di kamar operasi RSD
Madani Provinsi sulawesu tengah. Vol. 3 nom(2303–2019), 11. e- journal katalogis

Zulfah. (2019). Analisis Efektivitas Biaya Kombinasi Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat
Inap Di RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya. Journal of Pharmacopolium, Volume 2, No. 1,
April 2019, 53-62.

Anda mungkin juga menyukai