Anda di halaman 1dari 4

SOP MENGHENTIKAN PERDARAHAN DI IGD

No.
Dokumen

No. Revisi
SOP
Tanggal
Terbit

Halaman

UPT
Andi Alimin Nostib, S.Kep., Ns. M.Kes.
PUSKESMAS
NIP. 19770202 199702 1 001
HERLANG

1. Pengertian Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus


bedah maupun non bedah.

2. Tujuan Mencegah terjadinya syok.


3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Herlang No.
4. Referensi a. Foundamentals of Nursing, Keperawatan Medikal Bedah
Bruner and suddart, egc
b. asuhan keperatan pencegahan perdarahan
5. Prosedur Persiapan Alat :

Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan


dilaksanakan untuk kasus bedah :

1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)


2. Balut tekan
3. Kain kasa steril
4. Sarung tangan
5. Tourniquet
6. Plester
7. Set untuk menjahit luka
8. Obat desinfektan
9. Spuit 20-50 cc
10. Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin
11. Jelly
6. Langkah- Pelaksanaan tindakan
Langkah 1. Memakai masker, sarung tangan, scort

2. Perawat I

a. Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat


dengan permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan.
b. Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka

3. Perawat II

a. Mengatur posisi pasien


b. Memakai sarung tangan kecil
c. Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan
dengan ujung-ujung jari
d. Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang
pertama, kemudian tekan dengan ujung jari bila perdarah
masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara
berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa
yang ada.

4. Menekan balutan
a. Meletakkan kain kasa steril di atas luka
b. Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda
keras (verband atau kayu balut) di atas luka
c. Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan

5. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan


trumatik amputasi

a. Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan


menggunakan kain kasa steril
b. Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal
luka, kemudian ikatlah dengan kuat.
c. ourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara
periodic

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete :


a. Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika
tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan pada
keadaan amputasi atau sebagai “live saving”
b. Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi pasien
dan tanda-tanda vital Ekspresi wajah Perkembangan
pasien
Menekan pembuluh darah
7. Bagan Alir
dari luka yang dekat dari
Mencuci Tangan
permukaan kulit dengan
menggunakan jari

Mengatur posisi
pasien

Meletakkan kainkasa
steril di atas luka
kemudian ditekan
dengan ujung-ujung
jari
Meletakkan lag kain kasa di atas kain kasa yang
pertama kemudian tekan dengan ujung jari bila
pendarahan masih berlangsung, tindakan ini dapat
dilakukan secara berulang ulang tanpa mengangkat
kain kasa yang ada.

Memasang verban balut tekan,


kemudian letakkan benda keras
(verban atau kayu balut) di atas luka

Membalut luka dengan


menggunakan verban balut tekan

Menutup luka ujung tungkai yang


putus (amputasi) dengan
menggunakan kain kasa steril

Memasang tourniquet lebih kurang 10


cm sebelah proksimal luka dilonggarkan
setiap 15 menit sekali secara periodic.

8. Hal-hal yang a. Keadaan umum klien


perlu b. Tingkat kenyamanan klien
Diperhatikan
9. Unit Terkait a. Rawat Inap
b. Ruang Bersalin
c. Poli Umum
d. Ruang KIA-KB
e. UGD.
10. Dokumen
Rekaman Medis
Terkait
11. Rekaman
Tanggal mulai
Histori No Isi Perubahan
diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai