Berawal dari keaktifan dibidang teknologi khusus robotik dan roket pada saat
berstatus mahasiswa S1. Dengan keinginan dan komitmen yang besar untuk
melanjutkan studi magister. Dapatlah informasi melalui web tentang profil
Universitas Pertahanan (UNHAN). Dengan persiapan dan berbagai kelengkapan
berkas yang begitu padat akhirnya lolos ketahap administrasi. Sampai melalui
tahapan Tes TOEFEL dan TPA, Psikotes sampai tahap akhir Wawancara. Dengan
persaingan yang beribu-ribu jumlahnya baik dari kalangan Militer, Polri, Politisi,
ASN dari kementerian, Lembaga nasional, BUMN, Pemda sampai Fresh graduate.
Syukur alhamdulliah bisa masuk dan menjadi bagian mahasiswa program
pascasarjana sebagai kader intelegtual bela negara pada Program Studi
Teknologi Persenjataan Fakultas Teknologi Pertahanan.
UNHAN sebagai kampus Melting Point, pusat pertemuan Militer, Polri, ASN,
Politisi, Industri dan Fresh graduate. Yang dibina langsung oleh kementerian
pertahanan. Dengan fasilitas beasiswa fully funded mulai dari asrama, makan,
uang saku dan program study visit Dalam dan Luar Negeri. UNHAN Memiliki
perbedaan dengan Kampus Universitas lainnya, UNHAN sebagai kader intelegtual
bela negara dengan mengutamakan kedisiplinan jiwa bela negara dengan motto
Identitas, Integritas dan Nasionalisme.
Melihat urgensi ancaman terorisme yang begitu tinggi, hampir setiap tahun
terjadi teror/ledakan bom, tanpa mengenal tempat, waktu dan golongan sesuai
dengan UU No.5 Tahun 2018 Tentang Terorisme. Oleh karena itu, saya
mengambil topik tesis detektor bom untuk dipersiapakan sebagai kesiapsiagaan
dan pertahanan nasional khususnya di pelayanan masyarakat meliputi,
Instansi/gedung pemerintah, Perhotelan, pusat perbelanjaan, rumah ibadah dan
tempat wisata. Dengan judul “Desain Konseptual Detektor Bom Sebagai
Antisipasi Terhadap Ancaman Terorisme pada Peleyanan Masyarakat”. Detektor
bom ini dilengkapi beberapa sensor yang dapat mendeteksi bom dan memiliki
sistem integrasi sebagai sumber informasi untuk Satuan Antiteror