Anda di halaman 1dari 5

Nama: Novi Dwi Utami

NIM: 201091028
Prodi/semester: D4 Kebidanan/4
Mata Kuliah: Ilmu Kesehatan Anak
Dosen Pengampu: Dr. Nevita Bachtiar

Kasus kegawatan tersering pada bayi baru lahir


Faktor Risiko Kegawatan Pada Neonatus
1. Maternal: penyalahgunaan obat, diabetes melitus, dan infeksi
2. Obstetri: penggunaan anastesi berlebihan, Hidrofetalis, kelahiran premature, Korioamnionitis,
ketuban pecah dini,

Kegawatan Neonatus Tersering Dapat disebut THE MISFITS


T: trauma lahir
H: heart, kedaruratan jantung dan pembuluh darah.
E: emergencies of respiratory (kedaruratan saluran napas)
M: metabolic and electrolyte inbalance (pucat)
I: Icterus neonatal, hiperbolirubinemia ensafalopati (kuning)
S: sepsis neonatal
F: fluid inbalance
I: intestinal catasrophes, volvulus, intussusception, NEC (kuning dan merah)
T: thermoregulation (pucat)
S: seizures
THE termasuk kegawatan biru
SF termasuk kegawatan Pucat

Faktor- Faktor Predisposisi


1. Faktor Ibu: Primigravida, Disproporsi cefalopelvik (Ibu bertubuh kecil, Kelainan panggul ibu),
Partus lama atau partus presipitatus, Distosia Oligohidraminion
2. Faktor Janin: Presentasi abnormal (Sungsang, presentasi muka BBLSR, premature),
Makrosomia, Hidrosefalus, Intervensi obstetric, Ekstraksi forsep, vakum, Versi ekstraksi.

Jenis-Jenis Trauma Lahir: Kepala (Ekstrakranial, kranial, intracranial), Syaraf. Wajah, Tulang
dan Intra abdomen
Jejas Ekstrakranial pada kepala (pendarahan subgalelal)
Kaput: Pembengkakan yang terjadi di area kepala melewati sutura, pembengkakan ini terdapat
pada bagian bawah kulit kepala di atas periosteum, kaput ini merupakan pembengkakan di
akibatkan penumpukan cairan atau udema.
Sefalhermatoma: Pembengkakan yang terjadi di area kepala pada bagian kiri atau kanan yang
tidak melewati sutura, pembengkakan ini terjadi pada bagiian bawah periosteum, pembengkakan
ini disebakan karna adanya penumpukan darah.

Pendarahan Intrakranial dibagi menjadi 2 yaitu subarachnoid dan subdural


1. Perdarahan subdural Paling sering: 73% dari semua perdarahan intracranial,
Gejala klinis (dalam 24 jam) : Respirasi (apnea, sianosis), SSP (kejang, defisit fokal, letargi,
hypotonia)
2. Perdarahan subarachnoid dapat terjadi 0,1 per 1000 kelahiran
Gejala klinis : Bisa tanpa gejala atau SSP (kejang biasanya pada hari ke-2)

Trauma Pleksus Brakhialis


Trauma bilateral pada 8-23% dan lesi traumatis terkait dengan trauma plexus brachial :Fraktur
klavikula 10%, Fraktur humerus 10%, Subluksasi cervical 5%, Trauma cervical 5-10%, Palsi
wajah 10-20%.

Biru Pada Neonatus dapat terjadi karena kelainan jantung atau kelainan pada paru-paru
1. Kelainan Jantung : Penurunan aliran darah ke paru campuran, Tidak ada distres pernapasan
tetapi ada takipnea, Sianosis merata, Tidak membaik dengan pemberian oksigen, Sianosis
bertambah saat menangis dan Terjadi setelah 24 jam pasca lahir
2. Kelainan Paru-Paru : Gangguan napas pada neonatus PPHN, gangguan saraf, campuran,
sianosis sentral, sianosis perifer, Distres pernapasan dan takipnea, Sianosis ringan dan tidak
merata, Membaik dengan pemberian oksigen, Membaik dengan menangis, dan Terjadinya segera
setelah lahir
Kuning pada neonates
Ikterus termasuk kegawatdaruratan karena dapat membuat bayi kejang : bilirubin ensepalopati
Tahap 1 : letargi, hipotonia, refleks isap buruk
Tahap 2 : demam, hipertonia, opistotonus
Tahap 3 : kondisi terlihat membaik
Gejala sisa : kehilangan pendengaran sensorineural, serebral palsi koreosteroid, abnormalitas
penglihatan
Secara ilmiah menjemur bayi agar bayi tidak kuning tidak terbukti menghilangkan kuning pada
bayi. Menjemur bayi hanya dapat menghangatkan tubuh bayi dan mendapatkan vitamin D walau
hanya dengan jumlah sedikit. Menjemur bayi boleh saja tetapi tidak diboleh dilakukan pada
siang hari. Kuning pada neonatus dapat menghilang dengan sendirinya apanila tidak parah
dengan: BB naik dengan baik dan Pemberian ASI ekslusif
Penanganan : transfusi tukar jika kadar bilirubin tinggi
Kuning yang terjadi di 24 jam pertama pasti patologis dan seberapa parahnya dapat melihat chart
Kremer,jika lebih dari 5 maka harus membutuhkan terapi di RS.
Feses normal pada bayi berwarna kuning kunyit printil seperti biji cabe, apabila berwarna hijau
dan pucat maka itu adalah ketiknormalan yang harus diwaspadai.
Kejang biasanya diberikan fenobarbital. Namun kejang karena tetanus biasanya diberi diazepam
Pucat Pada Neonatus
1. Syok pada neonates: Syok hipovolemik (kehilangan darah antepartum dan bayi kembar), Syok
septik (infeksi bakteri), Syok kardiogenik (hipoglikemia dan sepsis, asfiksia lahir, dan
penyumbatan aliran darah jantung). syok dapat terjadi dalam 3 fase : Dengan kompensasi, Tanpa
kompensasi dan Menetap
Tanda-tanda syok :Sianosis, pucat, Tekanan darah rendah (menekan selama 3 detik kulit dada
bayi), Depresi pernafasan, dan Tonus otot buruk.
2. Sepsis
Tanda klinis : tanda awal tidak spesifik, mungkin samar, Sesak napas, Apnea, Suhu tidak stabil,
Menurunnya aktivitas, Rewel/gelisah, Toleransi asupan yang buruk, Distensi abdomen,
Hipotensi, syok, purpura, dan kejang adalah tanda lanjut. Bayi normal :Menangis kuat, Gerakan
aktif , Menghisap kuat.
Sepsis klinik : kulit pecah-pecah
Sumbatan Saluran Cerna
Tanda : Polihidramnion, Hipersalivasi (banyaknya kadar air liur), Muntah hijau, Kembung,
Tidak ada defekasi (bab dlm 48 jam), kemungkinan mekonium kental (dapat diberikan NaCL)
serta Menusuk anus dengan termometer sudah dilarang.

Malrotasi, Enterokolitis Nekrotikans (NEC), & Muntah Berdarah


1. Malrotasi
Tanda klinis : tidak bisa minum, kembung, muntah darah, bab darah segar. Tapi jika kondisi
normal namun bab darah indikasi kegawatdaruratan atau alergi susu sapi
2. Enterokolitis nekrotikansc: kembung, kemerahan, usus infeksi
3. Hematemesis, melena dengan klinis baik
Tanda klinis HDN/gangguan koagulasi :Klinis baik, ASI eksklusif, Pendarahan saluran cerna,
Bayi bagus namun hematemesis, Melena , bayi minum susu formula : kemungkinan alergi susu
sapi, Pendarahan saluran cerna (defisiensi vitamin K)

Hipoglikemia pada neonatus


Kadar glikemia normal bayi : 45 mg/dL dibawah itu dianggap tidak normal
Defek dinding abdomen
1. Gastroskisis: herniasi saluran cerna, umbilicus terpisah dengan usus, dan tidak terbungkus
selaput. Segera rujuk dengan Usus dipertahankan tetap basah dengan membasahi kassa dgn
NaCL agar tetap lembab
2. Omfalokel: organ visera terbungkus selaput dan umbilikux menyatu. Segera rujuk dengan
membungkus dengan kassa diglundung dan dilingkarkan seperti donat dan menjaga agar selaput
tidak pecah.
Kegawatdaruratan saluran cerna neonatus

-Malrotasi, enterokolitis, nekrotikans, mungah berdarah

-Hipoglikemia pada neonatus

Kadar hiploglikemik 45mg/DL dianggap tidak normal

-Defek dinding abdomen


Gastroskisis dan omfalokel

Kegawadarutan pada neonatus :


- Cutis mamorata dan apneu 
- Perfusi jelek
- Kembung dan eritem
- Ubun-ubun cekung : bayi dehidrasi , ubun-ubun Menonjol : infeksi intrakranial 
- Perawatan tali pusat : terbuka dan kering
- Omfalitis : memerah sekitar tali pusat 1cm 
- Granuloma : merah berkilau 
- Pustulosis : perawatan mandi dan salep antibiotik
- İmpetigo : koreng api 
- Rash : bercak kemungkinan rubella kongenital

Anda mungkin juga menyukai