Anda di halaman 1dari 5

Studi Kasus dalam bentuk narasi tentang

penerapan nilai BerAKHLAK


Deskripsi Tugas I : Buatlah Studi Kasus dalam bentuk narasi tentang penerapan nilai
berakhlak yang terdiri dari: Situasi (apa yang terjadi, dimana, kapan) Tugas (apa yang
dilayani, siapa yang dilayani) Tindakan (apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya)
Hasil (apa hasil tindakan tersebut, dampak buat individu, organisasi, masyarakat) Analisis
penyebab terjadinya pelanggaran nilai-nilai berakhlak Lesson learnt (analis kaitan dengan
penerapan nilai-nilai berakhlak yang tepat.

Kelompok II Angkatan VIII:


● Ahmad Saddam Husein, S.Pd., M.Sc. (Ketua Kelompok)
● Siti Fitriah, S.S., M.A.
● Laura Hermala Yunita, S.Pi., M.Si.
● Nurul Pratiwi, M.Si.
● Mutia Fadhila Putri, M.Kom.

Studi Kasus: Situasi (apa yang terjadi, dimana, kapan) Tugas (apa yang dilayani,
siapa yang dilayani) Tindakan (apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya)

Tokoh Role Model: Dr. Drs. ABAS KASRA, M.Pd

Dr. Drs. ABAS KASRA, M.Pd adalah seorang koordinator program studi S1 Pendidikan
Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Beliau menjadi
Koordinator Program Studi sudah lebih dari 10 tahun, keseharian beliau dalam menjalankan
tugasnya di kampus seperti halnya dengan dosen yang lain, beliau datang ke ke kampus
setiap harinya dengan tepat waktu. Bapak Abas selalu memberikan bimbingan pada
mahasiswa dengan ramah dan selalu memberikan ilmu-ilmu dan solusi terkait dengan apa
yang beliau bimbingan kepada mahasiswa baik skripsi, pemilihan matakuliah, beasiswa
ataupun ujian sidang jika ada kendala. Menerima dan mendengarkan keinginan, keluhan-
keluhan, dan harapan mahasiswa, staf dan juga dosen-dosen lain. Namun sayangnya pak
Abas kurang aktif dalam memberikan informasi yang didapatkan dari stakeholders. Hal ini
membuat penyebaran informasi di lingkungan prodi biologi berjalan tidak secepat prodi
lainnya. Padahal sebagai seorang kepala prodi, pak Abas dituntut tidak hanya memberikan
layanan diskusi kepada dosen dan mahasiswa melainkan juga harus aktif membagikan
informasi penting yang diperoleh dari stakeholders lainnya.

Dilingkungan kerja pak Abas, terdapat 10 orang dosen dan 3 orang tenaga pendidik yang
bertugas. Ibu Tina adalah seorang dosen biologi di fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu yang dikoordinir pak Abas. Selain menjadi dosen, Ibu Tina juga
mengemban tugas tambahan sebagai pengelola unit publikasi Universitas Bengkulu, di Luar
kegiatan kampus, Ibu Tina juga memiliki bisnis di bidang kuliner sehingga rutinitas ibu Tina
sangat padat dari hari keharinya. Buk Tina hanya hadir di ruang program studi ketika ada
jam mengajar, hal ini membuat mahasiswa sulit menemui ibu Tina di kampus jika tidak
membuat janji sebelumnya. Berbeda dengan ibu Tina, Ibu Winny adalah seorang dosen
yang sangat rajin berada di kampus. Ibu Winny selalu datang tepat waktu setiap hari kerja
meski tidak ada jadwal kelas mengajar di kampus. Ibu Winny selalu menyempatkan untuk
berdiskusi dengan mahasiswa bimbingannya untuk membantu mendengarkan
permasalahan yang sedang dialami mahasiswa tersebut. Kondisi ini telah terjadi selama
satu semester terakhir, sehingga pada saat rapat evaluasi semester, bapak Abas
memberikan teguran kepada Ibu Tina untuk lebih memperhatikan mahasiswa bimbingannya
agar dapat lulus tepat waktu.

Studi Kasus: Hasil (apa hasil tindakan tersebut, dampak bagi individu, organisasi,
masyarakat) Analisis penyebab terjadinya pelanggaran nilai-nilai berakhlak Lesson learnt
(analis kaitan dengan penerapan nilai-nilai berakhlak yang tepat).

Pak Abas yang kurang informatif dalam mendapatkan Informasi menyebabkan Prodi Biologi
berjalan tidak secepat prodi lainnya, hal ini membuat dosen-dosen yang ada di program
studi ketinggalan atau bahkan tidak mendapatkan informasi terbaru terkait akademik seperti,
informasi hibah penelitian kepada masyarakat yang menyebabkan tidak terlaksana kegiatan
tersebut atau kurang update nya info perubahan suatu regulasi (kurikulum/RPS). Hal ini
dikarenakan kemungkinan faktor usia dan kurangnya minat serta kemampuan Bapak Abas
dalam menguasai teknologi informasi saat ini sehingga sulit untuk menyebarkan informasi
secara sigap dan cepat. Dengan demikian bapak Abas kurang menerapkan salah satu nilai
berAkhlak yang seharusnya dimiliki oleh ASN yaitu berorientasi pada pelayanan, hal ini
dilihat dari kurang aktifnya Pak Abas sebagai koordinator prodi untuk memberikan
pelayanan maksimal atas hak-hak dosen di program studi yang berkaitan dengan pelayanan
koordinasi dari ketua prodi.
Begitu juga halnya dengan ibu Tina, karena kesibukannya mahasiswa bimbingan ibu Tina
sulit untuk mendapatkan jadwal bimbingan, kondisi ini menyebabkan masa studi
mahasiswa-mahasiswa tersebut menjadi lebih lama. Masa Studi mahasiswa merupakan
salah satu indikator penilaian akreditasi program studi di Indonesia. Jika masa studi
mahasiswa lebih dari standarnya maka dapat mempengaruhi akreditasi program studi
tersebut. Berdasarkan hasil analisis situasi Ibu Tina maka diidentifikasi bahwa Ibu tina
kurang menerapkan nilai berakhlak berorientasi pada pelayanan. Ibu tina sulit ditemui
mahasiswa untuk melakukan bimbingan padahal salah satu tugas pokok Ibu tina sebagai
dosen adalah memberikan arahan dan pelayanan bagi mahasiswa bimbingan. Dari hasil
analisis kasus ini kita belajar bahwa tanggung jawab sebagai dosen tidak hanya
memberikan materi perkuliahan namun juga memberikan pelayanan kepada mahasiswa.
Meskipun kita sebagai individu memiliki banyak kesibukan, hal ini tidak membenarkan kita
untuk kurang bertanggung jawab atas tanggung jawab kita sebagai dosen memberikan
layanan kepada mahasiswa.
Ilustrasi/Skenario video tentang penerapan
nilai BerAKHLAK
Deskripsi Tugas II : Buatlah studi kasus diatas dalam bentuk scenario video (semua
anggota kelompok berperan dalam skenario tersebut) dengan ketentuan menjelaskan peran
masing-masing anggota kelompok dalam studi kasus tersebut. Kerjakan secara kelompok,
dan dikumpulkan dalam bentuk file PDF.

Kelompok II Angkatan VIII:


● Ahmad Saddam Husein, S.Pd., M.Sc. (Ketua Kelompok)
● Siti Fitriah, S.S., M.A.
● Laura Hermala Yunita, S.Pi., M.Si.
● Nurul Pratiwi, M.Si.
● Mutia Fadhila Putri, M.Kom.

Tokoh Pemeran:
Bapak Abas : Ahmad Saddam berperan sebagai Ketua Prodi
Ibu Winny : Laura Hermala Yunita berperan sebagai Dosen I
Ibu Tina : Siti Fitriah berperan sebagai Dosen II
Tiwi : Nurul Pratiwi berperan sebagai Mahasiswa I
Putri : Mutia Fadhila Putri berperan sebagai Mahasiswa II

1. Ahmad Saddam Husein berperan sebagai Ketua Prodi (Bapak Abas): Seorang ketua Prodi
berada diruangan yang sedang mengerjakan tugas-tugasnya, kemudian datang beberapa
mahasiswa untuk menemui ketua prodi yang ingin meminta solusi terkait tugas akhir yang
belum kunjung selesai dikarenakan bimbingan kepada dosen yang sulit ditemui (Ibu Tina),
adapun permasalahan mahasiswa yang lain yaitu meminta masukan kepada ketua prodi
terkait permasalahannya merasa tidak berbakat dan tidak menyukai perkuliahan yang
sedang dia jalani. Beliau memberikan bimbingan dan masukan pada mahasiswa dengan
ramah, solutif dan professional kepada mahasiswa, terhadap permasalahan (1) beliau
memberikan solusi terkait yaitu akan disampaikan, didiskusikan bahkan akan di tegur jika
memang Ibu Tina bersikap demikian, ketua prodi bahkan tidak segan untuk mengganti
pembimbing mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhir apabila diperlukan demi kelancaran
mahasiswa, permasalahan (2) beliau menyarankan agar mahasiswa terlebih dahulu
berkomunikasi, menceritakan permasalahannya kepada pembimbing akademik (PA) sebagai
salah satu sarana mahasiswa untuk menyelesaikan semua permasalahannya demi
kelancaran akademik. Selesai bimbingan kepada mahasiswa pak Abas melanjutkan kegiatan
rutinitas beliau sebagai seorang akademika salah satunya, hari ini bertepatan dengan jadwal
rapat evaluasi prodi setiap semesternya, dalam hasil rapat bersama, ada beberapa hal yang
di highlight adalah (1) dosen-dosen merasa bahwa Prodi Biologi berjalan tidak secepat prodi
lainnya dikarenakan ketinggalan atau bahkan tidak mendapatkan informasi terbaru terkait
akademik sepert; informasi hibah penelitian kepada masyarakat yang menyebabkan tidak
terlaksana kegiatan tersebut atau kurang update nya info perubahan suatu regulasi
(kurikulum/RPS). Hal ini dirasa oleh para dosen karena informasi yang mereka dapatkan dari
ketua prodi sangat minim sekali, kemudian (2) terkait salah satu dosen prodi yaitu Ibu Tina
yang sibuk dengan tugas tambahan serta bisnis pribadinya yang menyebabkan tugas utama
beliau sebagai seorang dosen menjadi lalai, mahasiswa sulit untuk bimbingan dikarenakan
Buk Tina hanya hadir di ruang program studi ketika ada jam mengajar, selebihnya ibu Tina
sibuk dengan kegiatan beliau yang lain. Sebagai seorang ketua prodi, pak Abas mengambil
langkah, walaupun dikarenakan faktor usia, beliau akan berusaha lebih kompeten dan loyal
dalam memberikan pelayanan maksimal atas hak-hak dosen di program studi yang berkaitan
dengan pelayanan koordinasi dari Ketua Prodi. Kemudian permasalahan kedua, pak Abas
memanggil ibu Tina keruangan beliau untuk menegur terkait hasil evaluasi rapat agar
kedepan ibu Tina lebih memprioritaskan tugas utamanya sebagai seorang dosen
dibandingkan tugas tambahan serta diminta untuk mengutamakan kepentingan instansi
dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

2. Laura Hermala Yunita sebagai dosen (Ibu Winny): Seorang Dosen prodi biologi selalu
datang tepat waktu dan berada di kampus meski tidak ada jadwal mengajar di kelas. Ibu
Winny baru tiba di ruangan dan kemudian mulai membuka laptop untuk mengecek pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Ibu Winny mengecek semua data mahasiswa dan mengerjakan
tugas nya, kemudian ada mahasiswa yang ingin berkonsultasi via telepon menanyakan
tentang perkuliahan. Ibu Winny menyarankan mahasiswa tersebut untuk berkonsultasi via
zoom saja karena memang sedang libur perkuliahan jadi tidak memungkin kan untuk tatap
muka secara langsung. Pada saat bimbingan dengan sangat jelas dan rinci ibu Winny
memberikan arahan dan sarannya untuk mahasiswa tersebut sehingga apa yang menjadi
permasalahan mahasiswa tersebut bisa teratasi. Setelah selesai memberikan bimbingan ibu
Winny kembali melakukan pekerjaannya. Di sela sela kesibukannya ibu Winny selalu
menyempatkan waktunya untuk memberikan bimbingan jika ada mahasiswa yg
membutuhkan karena bagi ibu Winny membimbing mahasiswa adalah tugas yang penting.

3. Siti Fitriah sebagai dosen (Ibu Tina) : Ibu Tina merupakan dosen yang sangat sibuk. Dia sibuk
mengurusi tugas tambahannya sebagai pengelola unit publikasi Universitas Bengkulu serta
menjalankan bisnis kulinernya. Pada suatu hari Ibu Tina memiliki janji dengan salah satu
mahasiswa bimbingannya pada jam 10:30 WIB, namun karena ada acara mendadak, Ibu
Tina membatalkan janji tersebut secara sepihak. Keesokan harinya, Ibu Tina mendapatkan
pesan wa dari mahasiswa bimbingannya dan baru teringat jika mereka telah membuat janji
sebelumnya. Karena jadwal Bu Tina yang cukup padat, ia hanya meminta mahasiswa
bimbingannya untuk mengirimkan filenya saja lewat email tanpa tatap muka. namun,
meskipun demikian, Ibu Tina tidak langsung merespon email yang dikirimkan mahasiswa
bimbingannya, terkadang butuh waktu seminggu bagi mahasiswa untuk menunggu balasan
email dari bu Tina. Lambat laun, perilaku bu Tina diketahui oleh pihak kaprodi karena sedikit
menyusahkan mahasiswa dalam melakukan bimbingan. Kemudian, pada rapat evaluasi
tahunan, ibu Tina mendapatkan teguran dari ketua prodi untuk berperilaku lebih proaktif
terhadap mahasiswa bimbingannya, serta diminta untuk mengutamakan kepentingan
instansi dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

4. Nurul Pratiwi sebagai Mahasiswa bimbingan Ibu Tina (Tiwi): Tiwi adalah mahasiswi
semester akhir prodi biologi. Tiwi adalah mahasiswa yang kompeten dengan berbagai jenis
prestasi. Semasa Perkuliahan Tiwi terkenal sebagai mahasiswa berprestasi dan sangat aktif
berorganisasi. Tiwi merupakan mahasiswa yang rajin dan sedang mengerjakan tugas akhir di
bawah bimbingan Ibu Tina. Setiap hari Tiwi selalu menghubungi Ibu Tina untuk melakukan
bimbingan, namun sayangnya Ibu Tina tidak merespon pesan-pesan Tiwi di surrel
pribadinya. Hal ini membuat Tiwi terus pergi ke kampus untuk menunggu Ibu Tina setiap
harinya. Tiwi berharap dengan menunggu di kampus dia bisa bertemu Ibu Tina ketika Ibu
Tina selesai memberikan pelajaran di kelas. Ternyata usaha yang dilakukan Tiwi tidak
memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Tiwi masih sulit menemui Ibu Tina meski telah
menunggu di kampus. Tiwi tidak putus asa dan terus menunggu Ibu Tina dari hari ke harinya.
Karena sulit menemui Ibu Tina, penelitian yang sedang dilakukan Tiwi menjadi tidak
berprogress. Hal ini menyebabkan Tiwi harus menambah 1 semester untuk melakukan
penelitian. Situasi ini sangat disayangkan oleh pihak keluarga tiwi karena keluarga tau Tiwi
adalah anak yang kompeten dan rajin berusaha. Setelah menambah satu Semester, Tiwi
melaporkan kondisi ini kepada Ketua Prodi (Pak Abas) untuk ditindak lanjuti. Setelah
beberapa hari menunggu, akhirnya Tiwi bisa bertemu Ibu Tina untuk melakukan bimbingan
dan penyelesaian tugas Akhir.

5. Mutia Fadhila Putri Mahasiswa bimbingan Ibu Winny (Putri): Putri adalah mahasiswi
semester 3 prodi biologi dibawah bimbingan Ibu Winny. Setelah melewati semester 2, Putri
merasa dia telah salah masuk ke prodi Biologi. Putri merasa tidak berbakat dan tidak
menyukai perkuliahan yang sedang dia jalani. Setelah berdiskusi dengan Ketua Prodi dan
disarankan untuk Putri mencoba menghubungi Ibu Winny sebagai dosen pembimbing
akademiknya untuk mendapatkan saran. Diskusi dilakukan secara virtual karena sedang libur
semester. Putri bingung apakah dia akan melanjutkan perkuliahannya di prodi biologi atau
tidak karena dia sulit berbaur dengan teman di kelas. Padahal Putri telah rajin belajar dan
berusaha sekuat kemampuan. Setelah berdiskusi dengan Ibu Winny, Putri menyadari bahwa
alasan utama dia merasa tidak diterima dikelas karena sifat putri yang tidak bisa
bekerjasama dengan rekan dikelasnya. Meskipun putri adalah anak yang kompeten, namun
hal itu tidak cukup untuk membuat dia bertahan. selain kompeten putri juga harus
berkolaborasi membaur dengan teman-teman sekelas.

Anda mungkin juga menyukai