Anda di halaman 1dari 36

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

NAMA PEKERJAAN

PAKET 4
PENANAMAN RHL DAS PRIORITAS LOKASI TAKAPALA
DESA KUPA, KECAMATAN MALLUSETASI, KABUPATEN BARRU
SELUAS 300 HA

METODE PELAKSANAAN

Di susun oleh:
CV. Andro Karya

TAHUN ANGGARAN 2020


A. PERSIAPAN

Penyusunan metode pelaksanaan pekerjaan Paket 4 Penanaman RHL DAS Prioritas


di Lokasi Takapala, Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Seluas
300 Ha merupakan tahapan/urutan pelaksanaan kegiatan yang akan menjadi acuan
dilapangan dari awal sampai akhir atau mulai persiapan sampai dengan tanaman siap
dievaluasi/dinilai dan diserahterimakan sehingga terselenggara secara efektif, efisien dan
berdaya guna.
Adapun persiapan awal yang dilakukan adalah :

1. Penyiapan Kelembagaan
Kegiatan ini meliputi penyiapan organisasi pelaksanaan dan koordinasi dengan
pihak Intansi terkait. Lembaga formal dan informal yang ada antara lain : Badan
Pengembangan Desa (BPD), Kelompok Tani, Dasa Wisma, PKK. Lembaga-
lembaga tersebut memberi pengaruh yang berbeda terhadap masyarakat, sebaliknya
kebutuhan masyarakat terhadap lembaga-lembaga tersebut juga berbeda. Lembaga
masyarakat yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan penanaman RHL
yaitu kelompok tani/ kelompok kerja masyarakat yang berada di sekitar lokasi
kegiatan. Adapun struktur organisasi pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
PA/KPA
Balai Pengelolaan DASHL Jeneberang Saddang

PPK Kegiatan

PelaksanaKegiatan/Penyedia Jasa Koordinasi Pendamping Lapangan TPP


/

Manajer Proyek

Tenaga Teknis Tenaga Teknis


Pembibitan Mandor Lapangan

Kelompok Tani

Gambar 1. Struktur Organisasi Pelaksanaan Kegiatan

Tugas dan Tanggung Jawab


 Pelaksana Pekerjaan akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keberhasilan
pelaksana kegiatan fisik yang mencakup : persiapan, pelaksanaan, dan
pemeliharaan tanaman.
 Pembinaan kelembagaan oleh Pelaksana Pekerjaan/Satker Pelaksana adalah
melibatkan anggota kelompok tani yang terlibat dengan kegiatan.
 Ketua kelompok tani beserta anggotanya ikut bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pelaksanaan kegiatan fisik Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
 Anggota kelompok berkewajiban melaksanakan, memelihara, mensukseskan,
memanfaatkan dan mengembangkan hasil jenis kegiatan dengan bimbingan teknis
dari Pelaksana Pekerjaan.
2. Bimbingan Teknis
Bimbingan Teknis dilaksanakan guna memberikan pengetahuan kepada kelompok
masyarakat tentang teknik menanam dan memelihara tanaman dengan benar.
Bimbingan teknis dilakukan oleh petugas teknis yang menguasai teknik silvikultur,
sehingga dengan bimbingan teknis diharapkan dapat semakin mensukseskan
kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan.
3. Penguatan Kelembagaan
Penguatan kelembagaan dilakukan dengan pembinaan-pembinaan. Bentuk-bentuk
pembinaan kelembagaan itu dapat berupa:
 Bimbingan teknis, penyuluhan dan pendampingan
 Pembentukan forum komunikasi
 Diskusi dan Pelatihan, dll
4. Pendampingan dan Penyuluhan
Pendampingan dan penyuluhan dilaksanakan untuk membekali kelompok
masyarakat tentang berbagai hal, khususnya tentang kegiatan reboisasi. Dimana
diberikan pengertian betapa pentingnya kegiatan Rehabilitasi hutan dan lahan bagi
masyarakat, manfaat jenis tanaman Rehabilitasi Hutan dan Lahan, serta membantu
masyarakat guna memberikan pengetahuan-pengetahuan lain yang berguna bagi
kelompok masyarakat, terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan teknis
kegiatan. Pendampingan dan Penyuluhan dilakukan oleh tenaga yang paham betul
akan keadaan kondisi masyarakat setempat.
5. Pengecekan Batas Areal Lokasi Penanaman dan Penataan Kembali Areal
Tanaman
Pengecekan batas areal lokasi penanaman adalah untuk memeriksa kembali batas
calon lokasi penanaman, kesesuaiannya dengan peta rancangan kegiatan.
Pengecekan batas lokasi dilakukan dengan cara mengecek patok/tanda batas lokasi
dan dibandingkan dengan peta rancangan kegiatan. Pada saat pengecekan batas
lokasi, apabila terdapat patok/tanda batas lokasi yang hilang dan atau rusak, maka
diganti dan diberi tanda dengan cat warna merah dan ditulisi dengan nomor patok
sesuai peta rancangan kegiatan. Pada kegiatan ini peralatan yang digunakan seperti
GPS berfungsi untuk menyimpan titik koordinat, Drone yang berfungsi untuk
mendokumentasikan foto udara sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan RHL, dan
laptop yang berfungsi untuk pengolahan data laporan mingguan dan bulanan serta
mengolah data hasil foto udara.
Melakukan penyiapan areal dan penataan batas-batas areal tanaman kembali, agar
bebas dari konflik sehingga penanaman dapat berjalan lancar antara lain :
a. Pengukuran ulang batas-batas lokasi dan pemancangan patok (batas luar blok
dan batas petak), jalan pemeriksaan.
b. Penataan lahan penanaman di petak tanam sesuai rancangan pola pertamanya,
baik jenis, jarak tanam dan tata tanamannya.
c. Pengambilan data rona awal lokasi kegiatan RHL menggunakan Drone, agar
dapat menjadi acuan dalam melakukan kontrol pada lokasi kegiatan RHL.
Dari hasil penataan/pengukuran ulang ditetapkan luas setiap blok dan petak, dan
masing-masing diberi nomor/kode blok/petak. Luas blok tidak selalu merupakan
luas difenitif yang dapat di tanami di dalam blok, kerena memungkinkan terdapat
bagian areal yang tidak dapat di tanami. Luas petak merupakan merupakan definitf
yang dapat di tanami. Batas areal yang tidak bisa ditanami seperti jurang, tepi
sungai, dan lain-lain di beri tanda khusus yang tidak masuk kedalam luas petak.
Penataan kembali areal tanam dilakukan untuk pengecekan dan pembuatan peta
sasaran lokasi yang akan dilaksanakan penanaman. Pengecekan meliputi tata letak
blok, petak-petak penanaman, lokasi persemaian, jalan inspeksi, pembangunan
pondok kerja, jalan inspeksi,dan lain-lain. Pembuatan peta tata letak ini dilakukan
agar membantu pelaksanaan dilapangan untuk membangun sarana dan prasarana
dilokasi kegiatan. Adapun sasaran lokasi pada kegiatan ini yaitu :

Blok Petak Luas (Ha) Jumlah Tanaman (Btg/Ha)


1 24 400
2 26 400
3 25 400
4 25 400
5 25 400
6 25 400
I
7 25 400
8 25 400
9 25 400
10 26 400
11 24 400
12 25 400

Tabel 1. Blok dan Petak


Gambar 2. Peta Lokasi

6. Penyiapan Sarana dan Prasarana


Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, maka perlu menyediakan :
a) Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta melibatkan tenaga kerja/kelompok tani
setempat dan diutamakan yang berada di sekitar lokasi kegiatan.
Tenaga
No Jumlah Keterangan
Ahli/Teknis
 Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.
 Menyusun design kebutuhan bibit, tenaga kerja untuk
pembibitan dan penanaman.
 Memantau secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan.
 Menyusun tugas dan tanggung jawab untuk setiap Tenaga
1 Manager Proyek 1 Orang Pembibitan, Tenaga Mandor Lapangan dan Kelompok Tani
 Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keberhasilan
pelaksana kegiatan fisik yang mencakup: persiapan,
pelaksanaan, dan pemeliharaan tanaman.
 Memberikan laporan mengenai perkembangan pelaksanaan
kegiatan (baik laporan periodik dan laporan akhir pelaksaan
kegiatan)
 Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.

 Melakukan koordinasi dengan Manager Proyek.


 Melakukan persiapan sarana dan prasaran pembibitan.
 Membangun pembibitan.
 Menyusun rencana kebutuhan alat dan bahan produksi
pembibitan.

Tenaga Teknis  Melakukan produksi bibit sesuai dengan kebutuhan.


2
Pembibitan
2 Orang
 Memantau pelaksanaan kegiatan pembibitan.
 Melakukan arahan teknis terhadap bibit yang diadakan jika
dilakukan kegiatan pengadaan bibit di lokasi terhadap jenis
yang belum mencapai spesifikasi teknis.
 Melaporkan perkembangan kegiatan pembibitan
kepada Manager Proyek.
 Menyusun laporan pembibitan
 Melakukan koordinasi dengan Manager Proyek.
 Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan penyiapan
lahan, dan tenaga kerja.
 Melakukan pengukuran batas-batas lokasi dan
pemancangan patok (batas luar blok dan batas petak).
 Melakukan penataan lahan penanaman di petak tanam
Tenaga Mandor sesuai rancangan, baik jenis, jarak tanam dan tata
3 3 Orang
Lapangan tanamannya.
 Mengarahkan tenaga kerja terkait teknis pelaksanaan di
lapangan.
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan.
 Melaporkan perkembangan pelaksaan kegiatan di lapangan
kepada Manager Proyek.
 Menyusun laporan kegiatan pelaksanaan penanaman.

Tabel 2. Tenaga Teknis

b) Alat-alat bantu kerja seperti : alat-alat pengangkut, alat pembuatan lubang


tanaman, alat pekerjaan pembuatan jalan pemeriksaan, alat pembersihan
lapangan dan peralatan lain untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan di
lapangan berupa parang, cangkul, linggis.
c) Bahan-bahan pembuatan tanaman dalam jumlah yang cukup agar pelaksanaan
pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya.
d) Daftar peralatan utama minimal yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
antara lain Mobil Pick Up, Drone, GPS handheld, dan Komputer/Laptop.
Adapun daftar peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Jenis
No Jumlah Keterangan
Peralatan
 Kapasitas muatan sebesar 1 Ton
 Digunakan untuk memobilisasi tenaga kerja
 Digunakan untuk mengangkut pengadaan bahan-bahan
1 Mobil Pick Up 1 unit
pelaksanaan kegiatan antara lain : bahan pembuatan papan
nama, pondok kerja, pupuk (kompos dan NPK tablet),
obatobatan/herbisida, bahan/peralatan kerja, patok larikan dan
ajir
 Kemampuan terbang minimal 30 menit dan resolusi kamera 12
Mega Pixel.
 Mendokumentasikan rona awal/kondisi awal
lokasi kegiatan.

2 Drone 1 unit  Pemantauan pelaksanaan kegiatan pembibitan, penyiapan


lahan, penanaman dan pemeliharaan.
 Mendokumentasikan kegiatan pembibitan, penyiapan lahan,
penanaman dan pemeliharaan.
 Pemantauan dari bahaya kebakaran, gangguan ternak
gangguan lainnya.
 Menghitung jarak dan arah dari lokasi tempat kita berada.
 Mengingat lokasi yang pernah kita simpan.
 Mengarahkan kita dari satu lokasi ke lokasi lain dengan simbol
berupa grafik.
3 GPS 2 unit  Menyimpan rute perjalanan kita dan mengantar kita kembali
dengan rute yang sama.
 Berfungsi sebagai kompas yang dapat menuntun kita ke arah
yang tepat.
 Beberapa GPS dapat menunjukkan peta jalan-jalan utama,
sungai-sungai.
 Spesifikasi core I7, RAM 8 GB, dan ROM 1 TB.
 Digunakan untuk pembuatan laporan kemajuan progress
4 Komputer/Laptop 1 unit pekerjaan.
 Digunakan untuk mengolah data citra hasil foto udara
menggunakan drone.

Tabel 3. Jenis Peralatan


B. PELAKSANAAN
Secara rinci Pelaksanaan kegiatan penanaman RHL meliputi jangka waktu selama 4
(empat) tahun mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2023 terdiri dari :

1. Penyediaan Bibit
Waktu pelaksanaan kegiatan penyediaan bibit dilaksanakan pada tahun anggaran
2020, meliputi kegiatan : Pembuatan persemaian atau Pengadaan bibit. Pembuatan
bibit dilakukan pada bibit fast growing sedangkan untuk jenis yang tidak
memungkinkan mencapai spesifikasi teknis pada akhir tahun 2020 maka akan
diadakan. adapun jenis bibit yang akan digunakan pada kegiatan ini adalah Jati
Lokal, Mahoni, Kemiri, dan Jambu Mente.
2. Penanaman (P0)
Waktu pelaksanaan pembuatan tanaman (P0) dilaksanakan pada tahun anggaran
2021, meliputi kegiatan : pembuatan bibit sulaman sejumlah 10% dari target P0,
pengadaan bahan-bahan, penentuan arah larikan, pembersihan lapangan/pembuatan
jalur, pemasangan ajir, pembuatan piringan dan lubang tanaman, penanaman dan
pemupukan, pembuatan pondok/gubuk kerja, penyulaman penyiangan, pendangiran
sebanyak 3x dan pengawasan/mandor.
3. Pemeliharaan tanaman tahun pertama (P1)
Waktu pelaksanaan pemeliharaan tanaman tahun pertama (P1) dilaksanakan pada
tahun anggaran 2022, meliputi kegiatan : pembuatan bibit pembuatan bibit atau
pengadaan bibit sejumlah 20% dari target P0, pengadaan bahan-bahan, distribusi
bibit ke lubang tanam, penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit yang dilakukan sebanyak 3x serta
pengawasan/mandor.
4. Pemeliharaan tanaman tahun kedua (P2)
Waktu pelaksanaan pemeliharaan tanaman tahun kedua (P2) dilaksanakan pada
tahun anggaran 2023, meliputi kegiatan : pembuatan bibit pembuatan bibit atau
pengadaan bibit sejumlah 10% dari target P0, pengadaan bahan-bahan distribusi
bibit ke lubang tanam, penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit dilakukan sebanyak 3x serta
pengawasan/mandor.
5. Penyediaan / Pembuatan bibit
Penyediaan bibit pada tahun 2020 dapat dilakukan dengan cara yaitu pembuatan
bibit di lokasi penanaman atau dengan cara pengadaan bibit di lapangan. Untuk
jenis bibit yang cepat tumbuh (fast growing) maka akan dilakukan pembuatan bibit
di lokasi, sedangkan untuk jenis bibit yang lambat tumbuh dan berpotensi tidak
mencapai spesifikasi teknis di akhir tahun 2020, maka akan dilakukan kegiatan
pengadaan bibit di lapangan. Adapun jenis bibit adalah sebagai berikut :
Jumlah Penyediaan Bibit
No Jenis Bibit Lokasi Takapala, Desa Kupa 300
Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha

Tanaman Kayu-kayuan :

1 Jati Lokal, Mahoni 60.000 Batang

Tanaman MPTS/ HHBK :

1 Kemiri, Jambu Mente 60.000 Batang


Keterangan : Jumlah bibit setiap jenis, minimal 1% (satu persen) dari total jumlah bibit yang disediakan.
Tabel 4. Jenis Bibit

Kegiatan penyediaan bibit dilaksanakan melalui pembuatan bibit di lokasi


penanaman. Namun apabila waktu yang tersedia tidak memungkinkan untuk
pembuatan bibit atau bibit yang dibuat tidak mencapai jumlah terget, maka akan
dilakukan pengadaan bibit. Berikut rincian sistem penyediaan bibit :
 Rencana Persemaian/Pembibitan
Rencana persemaian/pembibitan ini dibuat dengan mempertimbangkan
ketersediaan air, iklim yang kering, kelembaban udara, hewan pengganggu
seperti semut, tikus, dan binatang perusak bibit lainnya serta sifat dan
karakteristik jenis tanaman yang akan dibibitkan. Lokasi persemaian/
pembibitan ditempatkan pada areal yang berdekatan dengan lokasi penanaman.
Tata letak persemaian disajikan pada berikut :

Gambar 3. Tata letak persemaian

 Prosedur Pembuatan Bibit


Bibit yang baik akan menghasilkan tanaman yang baik. Oleh karena itu
diperlukan prosedur tertentu dalam pembuatan bibit ini. Secara umum prosedur
pembuatan bibit dilakukan sebagaimana disajikan pada gambar berikut :
Kualitas bibit merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan tumbuh
tanaman di lapangan. Untuk itu berdasarkan SK Menhut Nomor :
SK.707/Menhut-II/2013 tanggal 24 Oktober 2013 dan SK Kemen LHK Nomor :
396/MENLHK/PDASHL/DAS.2/8/2017 tanggal 18 Agustus 2017 maka untuk
pembuatan/produksi bibit menggunakan benih yang sumbernya berasal dari
sumber benih yang Bersertifikat/TBT/TBS, terhadap jenis yang diwajibkan.
Apabila bibit disediakan melalui pembibitan maka pembibitan perlu dirancang
secara baik dan dilakukan sesuai persyaratan yang dibutuhkan oleh tanaman
yang disemaikan. Lokasi pembibitan/ persemaian harus memenuhi kriteria
antara lain:
- lokasi dekat mata air
- benih berasal dari pohon induk yang baik atau benih bersertifikat
- media tumbuh (tanah dan polybag) harus baik
- polybag harus memenuhi syarat-syarat tebal dan lubang aerasi
- pembuatan persemaian dengan pemadatan tanah bebas tanaman pengganggu,
bebas akar dan tunggak.
Air untuk penyiraman dapat diambil dari sumber air dekat persemaian atau
diambil dari tempat lain yang dialirkan melalui pipa ke lokasi pembibitan. Air
harus tersedia, sepanjang bibit masih ada dipersemaian. Untuk benih-benih
yang sangat kecil maka terlebih dahulu perlu diberi perlakuan dan
dikecambahkan pada satu tempat khusus. Bentuk tempat pengecambahan
tersebut disajikan pada gambar berikut.

Bak kecambah tersebut berukuran (50 x 50 x 20) cm. Bak kecambah diisi
dengan campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halus yang sudah kering
dengan perbandingan 1:1:1. Setelah bibit cukup umur, yaitu pada saat sudah
terdapat 4 sampai 5 daun maka kecambah tersebut dipindahkan ke polybag.
Ukuran polybag minimal 10 x 15 cm.
Untuk jenis tanaman dengan biji cukup besar dapat disemai di persemaian atau
langsung di polybag atau bila memungkinkan dapat ditanam langsung di
lapangan dengan perlakuan-perlakuan khusus. Biji-biji yang telah diberi
perlakuan, dideder dengan jarak yang cukup dan diberi naungan. Kondisi
kelembaban tanah selama pendederan perlu tetap dipertahankan agar biji dapat
berkecambah secara normal. Tempat pendederan harus bebas dari semut,
anaianai dan hewan perusak lainnya.
Biji yang sudah berkecambah selanjutnya dipindahkan ke dalam polybag.
Ukuran polybag minimal 10 x 15 cm. Bibit yang sudah siap tanam dan bentuk
polybag disajikan pada gambar berikut :

30 cm

10-15 cm

Keterangan:
• Tinggi Bibit Minimal 30 cm
• Akar Tidak Menembus Kantong Polybag
• Ukuran Polybag minimal 10 x 15 cm (tidak sobek)
• Media dalam polybag solid (tidak berhamburan)

 Pemeliharaan Bibit :
- Naungan : Pada tahap awal bibit sebaiknya diberi naungan 50% dan lebih
baik lagi bila naungan juga dipasang sebagai dinding yang mengelilingi
barisan-barisan bedeng. Sedangkan rangka naungan dapat dibuat dari bambu.
- Penyiraman : Air yang digunakan adalah air yang bersih, sedangkan alat
penyiraman yang digunakan adalah sprayer solo dengan nozel berwarna
merah atau kuning. Penyiraman sebaiknya dilakukan 2 kali dalam sehari,
yaitu pada pagi hari antara jam 07.00/08.00 dan sore hari jam 16.00-17.00.
- Pemupukan : Pada tahap awal dapat digunakan pupuk dasar seperti Pupuk
Kompos/Pupuk Kandang yang diberikan 2-3 hari sebelum penyapihan.
Kemudian dilakukan pemupukan lanjutan dengan jenis pupuk An Organik.
Sebaiknya pemupukan dilakukan pada bibit yang telah berumur 1,5 bulan.
- Pengendalian hama dan penyakit : Pengendalian hama dan penyakit
dipembibitan dapat dilakukan baik secara fisik dengan cara membersihkan
gulma dan sampah lainnya yang dapat menjadi inang dari penyakit ataupun
dengan cara kimia melaui pemberian fungisida dan insektisida. Adapun dosis
dan konsentrasi untuk mengendalikan hama/penyakit disesuaikan dengan
anjuran yang tertera pada label kemasan. Waktu penyemprotan yang baik
adalah pada pagi hari antara jam 07.00/10.30 atau sore hari antara jam
15.00/17.00.
 Pengadaan bibit
Apabila waktu yang tersedia tidak memungkinkan untuk pembuatan bibit atau
bibit yang dibuat tidak mencapai spesifikasi teknis, maka akan dilakukan
pengadaan bibit. Bibit yang diadakan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan.
Bibit yang diadakan ini harus memenuhi kriteria:
a) Penampakan bibit sehat dan segar
b) Bibit dengan mutu fisik fisiologis yang baik yaitu memiliki tinggi minimal 30 cm,
diameter pangkal batang minimal 3 mm dan media tumbuh harus kompak, kecuali
jenis Pinus ditandai dengan keluarnya ekor bajing.
c) Bibit normal yaitu bibit yang sehat, berbatang tunggal serta lurus dan leher akar
berkayu.
d) Ukuran polybag minimal 10 x 15 cm.

3 0 cm

15 cm

Keterangan:
• Tinggi Bibit minimal 30 cm
• Akar Tidak Menembus Kantong Polybag
• Ukuran Polybag minimal 10 x 15 cm (tidak sobek)
• Media dalam polybag solid (tidak berhamburan)

Bibit yang diadakan ini perlu dikondisikan terlebih dahulu didekat lokasi
penanaman sebelum diangkut ke lubang tanam untuk ditanam. Bibit diangkut
ke tempat penampungan bibit sementara (tempat pengkondisian bibit) dengan
menggunakan mobil pickup. Bibit disusun dengan baik dan hati-hati kemudian
diberi naungan berupa paranet, sehingga dalam pengangkutan bibit tidak
kepanasan. Lokasi pengkondisian atau pengumpulan sementara bibit ini harus
memenuhi persyaratan :
a) Berada di dalam lokasi penanaman
b) Dekat dengan sumber air
c) Aman dari gangguan ternak atau gangguan lainnya
d) Tidak diterpa matahari langsung
Ditempat pengumpulan sementara ini perlu ditempatkan tenaga yang khusus
memelihara bibit-bibit tersebut dan berbagai kemungkinan gangguan. Sebelum
bibit ditanam, perlu dikondisikan terlebih dahulu minimal selama 15 hari di
tempat penampungan sementara.

6. Penilaian Hasil Pekerjaan


Penilaian hasil Pekerjaan untuk masing-masing komponen kegiatan dilakukan oleh
Tim Pemeriksa/Penilai Pekerjaan (TPP) dengan metode dan tata cara sesuai
ketentuan yang berlaku dengan hasil penilaian kegiatan telah dilaksanakan 100 %
(seratus persen) yang dituangkan dalam Berita Acara Penilaian Hasil Pekerjaan .
7. Serah Terima Pekerjaan
Setelah seluruh rangkaian pelaksanaan Penyediaan Bibit telah selesai dilaksanakan
maka berdasarakan Berita Acara Penilaian Hasil Pekerjaan oleh oleh Tim
Pemeriksa/Penilai Pekerjaan (TPP), maka dilakukan Serah Terima Pekerjaan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen pada BPDASHL Jeneberang Saddang, yang
bertindak untuk dan atas nama Satuan Kerja Balai Pengelolaan DAS Jeneberang
Saddang yang berkedudukan di Makassar yang dituangkan dalam Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan.

C. PENANAMAN (P0) TAHUN 2021


1. Pengadaan Bahan-bahan
a) Pengadaan Bahan Pembuatan Papan Nama
Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Pengadaan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300
Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 12 Unit
Bahan Pembuatan Papan Nama
Papan nama petak dibuat dengan menggunakan papan kayu dan bukan dari
bahan printing. Bentuk papan nama kegiatan dan petak yaitu persegi empat
dengan ukuran 120 cm x 80 cm dengan tinggi 210 cm dan tertanam 50 cm serta
dipasang pada tempat yang strategis di lokasi kegiatan. Jumlah papan petak
adalah 12 unit. Dasar papan nama petak dicat warna hijau dan informasi di
dalamnya ditulis dengan menggunakan cat warna putih, tiang papan nama petak
di cat warna kuning. Informasi yang termuat dalam papan nama petak yaitu
meliputi nama kegiatan, nomor blok, nomor petak, lokasi, desa, kecamatan,
kabupaten, KPH, luas, jenis tanaman, sumber dana, dan pelaksana sesuai gambar
berikut. Bahan Pembuatan Papan Nama antara lain : Papan, Balok, Cat Hijau,
Cat Putih, Cat Kuning dan Paku.

T
a
k
a
p
a
l
a

K
u
p
a

M
a
l
l
u
s
e
t
a
s
i

b) Pengadaan Bahan Pembuatan Gubuk/Pondok Kerja


Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Pengadaan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300
Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha
Bahan Pembuatan Gubuk /Pondok
1 6 Unit
Kerja

Keterangan : Asumsi 1 (satu) pondok untuk 50 Ha


Pondok kerja dibuat dengan menggunakan bahan kayu dan atap terbuat dari seng.
Ukuran pondok kerja yaitu 4 meter x 6 meter dan didirikan pada bagian lokasi kegiatan
yang strategis. Bahan Pembuatan Pondok Kerja antara lain : Papan, Balok, Paku dan
Seng. Gambar pondok/gubuk kerja sebagai berikut.

c) Pengadaan Pupuk dan atau media tanam

Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Pengadaan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300
Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 Pupuk Organik (Kompos) 300 paket

Pupuk organik berupa kompos sebanyak 400 kg/Ha (dosis 1 Kg/batang), sebanyak
120.000 kg (120 ton).
d) Pengadaan Obat-obatan/Herbisida
Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Pengadaan Lokasi Takapala, Desa Kupa


300 Ha Pola Tanam 400
Btg/Ha

1 Obat-obatan/Herbisida 300 paket

Obat-obatan yang diadakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini yaitu berupa
herbisida/pestisida/insektisida/fungisida berukuran 1 (satu) liter dengan
penggunaan 1 paket/ha. Obat-obatan yang digunakan disesuaikan dengan jenis
hama dan penyakit yang mengganggu tanaman.

e) Pengadaan Bahan/Peralatan Kerja


Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Pengadaan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
Pola Tanam 400 Btg/Ha

Pengadaan Peralatan dan


1 300 Ha
Perlengkapan Kerja

Peralatan yang diadakan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yaitu berupa


parang, cangkul, tugal, linggis, garpu, sprayer, dan gerobak dorong.
f) Pengadaan Patok Arah Larikan
Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Pengadaan Lokasi Takapala, Desa


Kupa 300 Ha Pola
Tanam 400 Btg/Ha

1 Patok Arah Larikan 15.000 Patok

Patok terbuat dari balok kayu dengan ukuran minimal 5 cm x 5 cm x 130 cm,
bagian ujung atas patok di cat menggunakan cat kayu warna merah sepanjang 10
cm. sesuai gambar berikut :

Penentuan arah larikan akan disesuaikan dengan kondisi lapangan, untuk


kelerengan yang landai berbentuk jalur dan untuk kelerengan yang agak curam
jalurnya mengikuti arah kountur yang diprioritaskan dalam satu hamparan yang
kompak, dan dilakukan sebelum penanaman, lahan terlebih dahulu dibersihkan
dengan pemotongan semak dan penyemprotan alang-alang dengan mengikuti
jalur tanaman menurut pola tanam garis kountur atau jalur selebar 1 (satu) meter
dengan jarak tanam disesuaikan kondisi lapangan. Penanaman dilakukan dengan
sistem agroforestry dengan jumlah tanaman 400 batang/Ha. Namun apabila areal
landai, maka pola tanam dalam bentuk jalur. Pada pola tanam ini, larikan
tanaman diupayakan dibuat lurus dengan jarak tanam teratur, jumlah tanaman
400 batang/Ha.
Alat yang digunakan untuk membuat arah larikan yaitu berupa rol meter/tali
ukur.Arah larikan yang telah dibuat diberi tanda menggunakan patok. Arah
larikan dibuat menurut pola tanam jalur dan searah garis kontur, dengan jarak
antar jalur/larikan.
g) Pengadaan Ajir
Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

Jenis Pengadaan
No Lokasi Takapala, Desa Kupa 300
Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 120.000 Batang
Pengadaan Ajir

Ajir dibuat dari bahan bambu yang berukuran lebar sedikit 2-3 centimeter,
panjang 1 (satu) meter. Bagian ujung ajir dicat warna kuning sepanjang 10
(sepuluh) centimeter. Ajir ditanam minimal 25 cm ke dalam tanah. Ajir terbuat
dari bahan bambu dengan ukuran diameter 2-3 cm.

h) Penyediaan Bibit Sulaman


Kegiatan penyediaan bibit sulaman P0 sebanyak 10% dari jumlah target
penanaman. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pembuatan bibit di lokasi
penanaman. Namun apabila waktu yang tersedia tidak memungkinkan untuk
pembuatan bibit atau bibit yang dibuat tidak mencapai jumlah terget, maka akan
dilakukan pengadaan bibit.
Berikut rincian jumlah bibit yang akan digunakan untuk kegiatan penyulaman
Kegiatan penyediaan bibit Pemeliharaan Tahun Berjalan (P0) yaitu bibit
sulaman sebanyak 10% dari target P0 dilaksanakan melalui pembuatan bibit di
persemaian pada lokasi penanaman pada koordinat pada rancangan yang telah
ditetapkan.

Jumlah penyediaan bibit penyulaman 10% dari target P0

No Jenis Bibit
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
Pola Tanam 400 Btg/Ha

Tanaman
Kayu-kayuan :
Jati Lokal,
1 6.000 Batang
Mahoni
Tanaman
MPTS/
HHBK :
Kemiri, Jambu
1 6.000 Batang
Mente
- Spesifikasi bibit tanaman pokok kayu-kayuan dan MPTS :
- Bibit dengan mutu fisik fisiologis yang baik yaitu memiliki tinggi
minimal 30 cm, diameter pangkal batang minimal 3 mm dan media
tumbuh harus kompak.
- Bibit normal yaitu bibit yang sehat, berbatang tunggal serta lurus dan
leher akar berkayu.
- Ukuran polybag minimal 10 x 15 cm.
- Jumlah bibit setiap jenis, minimal 1% (satu persen) dari total jumlah
bibit yang disediakan.

2. Pembuatan Papan Nama dan Pondok Kerja


Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Kegiatan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300
Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 Pembuatan Papan Nama dan Gubuk Kerja 150 HOK

Pembuatan papan nama merupakan salah satu komponen kegiatan yang perlu
diadakan sebagai tanda pengenal adanya kegiatan Paket 4 Penanaman RHL
DAS Prioritas di Lokasi Takapala, Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi,
Kabupaten Barru, Seluas 300 Ha.
Papan nama kegiatan dibuat menggunakan papan kayu dan bukan dari bahan
printing. Bentuk papan nama kegiatan yaitu persegi empat dengan ukuran 120
cm x 80 cm dengan tinggi 2,1 meter dan tertanam 50 cm serta dipasang pada
tempat yang strategis di lokasi kegiatan.
Dasar papan nama kegiatan dicat warna hijau dan informasi di dalamnya ditulis
dengan menggunakan cat warna putih. Informasi yang termuat dalam papan
nama kegiatan yaitu meliputi Nama Kegiatan, Nomor Blok, Nomor Petak,
Lokasi, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Luas, KPH, Jenis Bibit, Sumber Dana
dan Pelaksana. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan papan nama kegiatan
adalah parang, linggis, dan alat pertukangan lainya seperti gergaji, palu, siku,
meter dan lain-lain.
Pondok kerja dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
pondokan sementara bagi pekerja di lapangan. Oleh karena itu pada pondok
kerja ini terdapat ruang kerja, ruang tidur dan tempat penyimpanan peralatan
kerja.
Pondok kerja dibuat dengan menggunakan bahan kayu dan atap terbuat dari
seng. Ukuran pondok kerja yaitu 4 meter x 6 meter dan didirikan pada bagian
lokasi kegiatan yang strategis. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan
pondok kerja adalah parang, linggis, dan alat pertukangan lainya seperti gergaji,
palu, siku, meter dan lain-lain.

3. Persiapan Lapangan dan Pembuatan Jalan Pemeriksaan


Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Kegiatan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300
Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha

Persiapan Lapangan dan Pembuatan


1 Jalan Pemeriksaan 1.650 HOK

Pembuatan jalan pemeriksaan dibuat dengan mengunakan tenaga manusia,


kontruksi jalan berupa tanah yang dipadatkan, ukuran jalan pemeriksaan dibuat
dengan lebar 2 meter dan diupayakan bisa dilewati kendaraan untuk akses
pemeriksaan pekerjaan. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan jalan
pemeriksaan adalah linggis, cangkul, parang dan lain-lain.

4. Pemasangan Ajir, Pembuatan Lubang dan Piringan Tanaman


Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Kegiatan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300
Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha

Pemasangan Ajir, Pembuatan Lubang dan


1 2.100 HOK
Piringan Tanaman

 Pemasangan Ajir
Ajir terbuat dari bahan bambu dengan ukuran lebar 2-3 cm panjang 100 cm,
bagian ujung atas ajir di cat menggunakan cat kayu warna kuning sepanjang 10
cm. Bagian ujung ajir dicat warna kuning sepanjang 10 (sepuluh) centimeter.
Ajir ditanam minimal 25 cm ke dalam tanah.

 Pembuatan Lubang dan Piringan Tanaman


Ukuran lubang tanaman yang harus dibuat adalah 30cm x 30cm x 30 cm.
Tanah galian yang dihasilkan dari pembuatan lubang tanaman ini diletakkan
dipinggir lubang, dimana lapisan tanah bagian atas (top soil) dikumpulkan disisi
lubang, lapisan tanah yang lebih dalam diletakkan pada sisi lainnya. Lubang
dibiarkan selama kurang lebih ± 2 minggu agar pori-pori tanah yang
memungkinkan berisi gas tidak baik dapat bertukar dengan oksigan segar. Pada
penimbunan tanah galian tadi, diusahakan agar tanah dari lapisan atas (top soil)
dimasukkan terlebih dahulu. Pada sekitar lubang tanam dibuat piringan. Piringan
ini dibuat dengan mencangkul dan membersihkan areal sekitar lubang tanam
dari tanaman penggangu dan rumput-rumputan/alang-alang. Ukuran diameter
piringan 1 meter. Pembuatan piringan dan lubang tanam menggunakan perlatan
antara lain cangkul, linggis, parang, garpu, dan tugal.

Bentuk Lubang Tanaman

Tanah bagian atas dicampur


pupuk kandang

Tanah bagian
bawah
30 cm

30 cm
Penanaman Tanaman Pokok

Ajir

Bibit tanaman
pokok

Timbunan dari
tanah bagian
Tanah bagian atas (top soil)
dicampur pupuk kompos

5. Distribusi Bibit, Penanaman dan Pemupukan


Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Kegiatan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 Distribusi Bibit, Penanaman dan Pemupukan 1.800 HOK

 Distibusi Bibit
Distribusi bibit dilakukan dari tempat pemeliharaan bibit sementara sampai ke
lubang tanam. Pengangkutan bibit ke areal penanaman dilakukan setelah
selesainya pembuatan lubang tanaman. Bibit dapat diangkut gerobak tetapi bila
topografi tidak memungkinkan maka dapat menggunakan cara/teknis lain yang
memungkinkan yaitu tenaga manusia dengan cara dipikul. Bibit dimasukkan
kedalam keranjang/kotak/karung sampai ke lokasi penanaman dan diletakkan
dekat lubang tanaman yang telah dipersiapkan, pengangkutan bibit dilakukan
dengan hati-hati agar bibit tidak rusak atau mati, idealnya distribusi bibit
kelubang tanam dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari sinar
matahari pada siang hari, bibit diangkut dan diletakkan dekat lubang tanam yang
telah dibuat. Sehari sebelum bibit diangkut, bibit sebaiknya disiram.
 Penanaman
Aspek-aspek dalam teknik penanaman meliputi pola tanam dan teknik
penanaman :
• Pola Tanam yang diterapkan adalah pola tanam segiempat atau tandur jajar
pada areal yang datar atau kemiringan dibawah 25 % dan pola segitiga atau
silang untuk areal yang berbukit/bergelombang atau kemiringan diatas 25 %
dengan jumlah bibit 400 Batang per Hektar.

Pola Tanam Segiempat atau tandur jajar Pola Tanam Segitiga atau silang
pada kemiringan < 25 % pada kemiringan > 25%

• Teknik Penanaman dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut :


1) Sebelum polybag dilepas, media dalam polybag dipadatkan dengan cara
ditekan-tekan kearah dalam, ini bertujuan untuk memadatkan media
sehingga tidak terhambur ketika polybag dilepas.
2) Polybag disobek kemudian bibit diletakkan ditengah lubang tanam secara
vertikal
3) Tanah top soil dimasukkan terlebih dahulu
4) Selanjutnya ditimbun secara hati-hati dengan tanah sampai batas leher
akar. Penimbunan dilakukan sampai timbunan lebih tinggi dari permukaan
tanah asli + 10 cm, kemudian dipadatkan dengan tujuan agar tanaman
tidak tergenang air pada saat musim penghujan yang dapat berdampak
buruk pada pertumbuhan tanaman atau tanaman bisa mati akibat tergenang
air. Pemadatan tanah di sekitar bibit dilakukan hingga terjadi kontak antara
perakaran dengan tanah. Pemadatan tanah disekitar bibit dilakukan dengan
cara ditekan perlahan-lahan agar bibit dapat berdiri dengan tegak dan tidak
terganggu akibat terpaan angin. Perubahan arah pada tanaman tentunya
akan berimplikasi kepada proses pertumbuhan selanjutnya. Bibit yang
ditanam miring akan lebih cenderung menghasilkan pohon dengan tajuk
yang kurang lebat serta memiliki batang yang kurang lurus (bengkok).
Dengan demikian akan berdampak kepada kualitas kayu yang dihasilkan.
Setelah pada bagian sekitar bibit dipadatkan, maka pada saat penimbunan
lubang tanam pada bagian permukaannya dicembungkan. Hal ini
dilakukan dalam rangka mempercepat kehilangan air dibagian batang bibit
untuk menghindari terjadinya lodoh akibat disekitar batang bibit banyak
mengandung air. Teknik demikian direkomendasikan dengan dasar bahwa
di hampir keseluruhan lokasi memiliki jenis tanah dengan sifat menahan
kandungan air cukup tinggi.
5) Penanaman di lapangan dilakukan saat musim hujan, pada waktu pagi hari
dan sore hari atau ketika keadaan cuaca mendung. Penanaman tidak boleh
dilakukan pada jam 11.00 – 14.00 untuk menghindari terbakarnya daun
dan batangnya sehingga resiko kematian tanaman dapat terhindari.
6) Setelah selesai ditanam, polybag tanaman ditancapkan di atas ajir sebagai
penanda agar mudah membedakan dengan lubang yang sudah ditanami.

 Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu komponen kegiatan yang sangat penting
dalam penanaman, dan merupakan faktor penentu keberhasilan tumbuh tanaman
pada tanah-tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah. Ada berbagai macam
pupuk yang dikenal, seperti pupuk kimia, pupuk organik, pupuk kompos dan
lain-lain. Penggunaan jenis-jenis pupuk tersebut sangat tergantung pada kondisi
fisik-kimia tanah.
Pada kegiatan penanaman tahun berjalan (P0), menggunakan pupuk Kompos
yang digunakan sebagai pupuk dasar pada seluruh tanaman untuk meningkatkan
kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat serta memperbaiki
struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan
meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.
Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan
penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap
unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman serta membantu menghadapi serangan penyakit tanaman.
Dosis Pupuk Dasar adalah 1 (satu) kg per Lubang Tanam. Pemupukan dilakukan
sebelum penanaman (pemupukan dasar), pupuk ditaburkan kedalam lubang
tanam yang sudah dibuatkan lubang tanam, kemudian pupuk ditutup dengan
tanah setebal kurang lebih 4 cm, ini berfungsi agar pupuk dapat bercampur
dengan tanah, dan menghindari penguapan pupuk ketika suhu panas. Apabila
pemupukan dilakukan setelah bibit ditanam, maka pupuk diberikan pada
tanaman dengan cara membenamkan pupuk kedalam tanah di sekitar tanaman,
dengan jarak kurang lebih 10 cm pada jarak ½ panjang tajuk melingkar dari
batang tanaman. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan tanaman adalah
Cangkul, linggis, Parang, dan Tugal.

6. Pemeliharaan Tahun Berjalan


a) Penyiangan, pendangiran, penyulaman (3x)

Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Kegiatan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
Pola Tanam 400 Btg/Ha

Penyiangan, pendangiran, penyulaman


1 2.400 HOK
(3x)

 Penyiangan
Penyiangan dilakukan dalam rangka pembersihan tanaman dari tanaman
pengganggu. Penyiangan dimaksudkan untuk membebaskan tanaman dari
gulma, semak belukar dan tumbuhan lain. Mengingat aspek topografi yang
relatif berada pada kondisi datar sampai dengan sangat curam dan kegiatan
adalah merupakan kegiatan pengkayaan tanaman, maka penyiangan
dilakukan dengan cara cemplongan yaitu pembersihan yang dilakukan di
sekitar lubang tanaman. Pembersihan dengan teknik piringan/jalur sebagai
upaya untuk menghindari terjadinya persaingan dengan vegetasi lainnya yang
dapat mengurangi keberhasilan tumbuh serta menimbulkan pertumbuhan
abnormal pada tanaman.
Pengaruh persaingan pada pertumbuhan tanaman pada dasarnya diakibatkan
oleh terbatasnya unsur hara dan air yang dimanfaatkan oleh banyak individu
pada lokasi yang memiliki batas-batas kemampuan daya dukung. Di samping
hal tersebut, penyiangan melalui teknik piringan/jalur lebih mengarahkan
kepada pertimbangan Konservasi Tanah dan Air (terutama untuk lokasi-
lokasi dengan kemiringan cukup tinggi). Melalui metode piringan/jalur,
bukaan penutup tanah menjadi terbatas sehingga dapat menekan/mengurangi
efek pengikisan lapisan top-soil.
Dalam implementasinya di lapangan, teknik penyiangan dilakukan secara
manual dengan menggunakan alat seperti Cangkul, linggis, Parang, dan Tugal.
 Pendangiran
Tanah disekitar ajir digemburkan/didangir berbentuk piringan dengan radius
+ 1 m dan dibersihkan dari alang-alang dan rumput. Kegiatan pendangiran
dilakukan dalam rangka memperbaiki sifat fisik tanah. Dengan pendangiran
diharapkan dapat diperoleh kondisi tanah yang gembur (oksigen menjadi
tersedia cukup banyak bagi respirasi akar), aerasi dan drainase baik
(meningkatkan penyerapan di seluruh bagian akar) serta dapat meningkatkan
optimalisasi mikro dan makro organisme. Kondisi demikian tentunya akan
berdampak positif bagi pertumbuhan tanaman.

 Penyulaman
Kegiatan penyulaman ini dimaksudkan untuk mengganti tanaman yang tidak
tumbuh atau mati pada saat penanaman dilaksanakan. Untuk kegiatan
penyulaman ini juga dilakukan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang
dilakukan pada saat penanaman tanaman.
Kegiatan penyulaman dapat dilakukan setelah dilakukan evaluasi terhadap
tingkat keberhasilan tanaman. Dari hasil evaluasi tersebut akan ditentukan
kondisi tanaman yang terdiri atas sehat, merana dan mati. Untuk tanaman
dengan kondisi tanaman merana dan mati akan dilakukan penyulaman.
jumlah bibit untuk penyulaman tahun berjalan (P0) adalah sebesar 10 % dari
jumlah bibit penanaman ditahun berjalan.
Pemeliharaan tanaman juga dilakukan untuk mencegah/mengendalikan gulma,
serangan serangga/hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Untuk
mengantisipasi gulma, serangan hama dan penyakit ini maka tanaman harus
dibersihkan dan diamati secara periodik (minimal sekali dalam seminggu).
Tanda-tanda dan gejala-gejala munculnya serangan atau meningkatnya
populasi di lapangan perlu dideteksi dari awal, sehingga serangan dapat
dicegah atau ditanggulangi. Untuk itu disediakan herbisida dan pestisida.
Berdasarkan pengalaman menunjukkan bahwa serangan hama dan penyakit
yang banyak menyerang tanaman baru biasanya dari gulma, semut, ulat, tikus
dan babi.
Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman dilakukan dengan
penyemprotan obat-obatan seperti herbisida/pestisida dilakukan dengan dosis
1 liter/ha serta perlakuan fisik/manual untuk hama ulat dan hewan besar.
Penggunaan herbisida dan pestisida pada tanaman harus dilakukan secara
hatihati untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkan oleh herbisida
dan pestisida tersebut.
Mengingat jenis-jenis herbisida dan pestisida tersebut sangat berbahaya bagi
ternak/hewan dan bagi manusia maka pelaksana pendampingan perlu
memberikan petunjuk-petunjuk teknis praktis dalam penyimpanan dan
penggunaannya.
7. Pengawasan/Mandor Tanam

Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Kegiatan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 Pengawasan/Mandor Tanam 30 OB

Pengawasan/Supervisi dilaksanakan sejak persiapan lapangan sampai pada


Pelaksanaan kegiatan. Hal ini ditujukan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan,
memberikan arahan dan rekomendasi kegiatan agar sesuai dengan tahapan dan
rencana yang telah di buat dan pengawasan tersebut dilaksanakan oleh tenaga
teknis mandor lapangan yang telah ditunjuk dan mempunyai pengalaman kerja
minimal 1 tahun serta untuk menjaga tanaman dari gangguan seperti binatang dan
lainnya serta upaya pencegahan kebakaran. Kegiatan Pengawasan dilakukan pada
setiap tahapan kegiatan dengan mengunakan drone untuk melakukan dokumentasi
agar pola pengawasan dapat berjalan maksimal sehingga target keberhasilan
tanaman pada penanaman tahun berjalan (P0) dapat mencapai 75% sampai dengan
serah terima pekerjaan.

8. Penilaian Hasil Pekerjaan


Penilaian hasil Pekerjaan untuk masing-masing komponen kegiatan dilakukan oleh
Konsultan Pengawas dan Penilai Pekerjaan dengan metode dan tata cara sesuai
ketentuan yang berlaku dengan hasil penilaian kegiatan telah dilaksanakan 100 %
(seratus persen) yang dituangkan dalam Berita Acara Penilaian Hasil Pekerjaan.

9. Penilaian Tanaman
Penilaian keberhasilan tumbuh tanaman dilakukan oleh Konsultan Pengawas dan
Penilai Pekerjaan yang ditunjuk oleh Kepala BPDASHL Jeneberang Saddang
dengan metode dan tata cara sesuai ketentuan yang berlaku, yang dituangkan dalam
Berita Acara Hasil Penilaian Tanaman.

10. Serah Terima Pekerjaan


Setelah seluruh rangkaian pelaksanaan pekerjaan Penanaman (P0) telah selesai
dilaksanakan maka berdasarakan Berita Acara Penilaian Hasil Pekerjaan oleh oleh
Konsultan Pengawas dan Penilai Pekerjaan yang ditunjuk oleh Kepala BPDASHL
Jeneberang Saddang, maka dilakukan Serah Terima Pekerjaan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen pada BPDASHL Jeneberang Saddang, yang bertindak untuk
dan atas nama Satuan Kerja Balai Pengelolaan DAS Jeneberang Saddang yang
berkedudukan di Makassar yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan.

D. PEMELIHARAAN TANAMAN TAHUN I (P1) TAHUN 2022


1. Pengadaan Bahan-bahan
a) Pengadaan Pupuk dan atau Media Tanam
Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Pengadaan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300
Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 Pengadaan Pupuk dan atau Media Tanam 300 Paket


Pupuk yang digunakan pada Tahap Pemeliharaan Tanaman Tahun I adalah
pupuk anorganik berupa NPK tablet dengan jumlah 240 kg/Ha (dosis 600
gram/batang), sebanyak 72.000 kg (72 ton)
b) Penyediaan Bibit Sulaman (20%)
Jumlah Bibit Pemeliharaan Tanaman Tahun I (P1) termasuk
sulaman 20%
No Jenis Bibit
Lokasi Takapala, Desa Kupa
300 Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha

Tanaman Kayu-kayuan :

1 Jati Lokal, Akasia 12.000 Batang

Tanaman MPTS/ HHBK :

1 Jambu Mente 12.000 Batang

Kegiatan penyediaan bibit Pemeliharaan Tanaman Tahun I (P1) yaitu bibit


sulaman 20% dilaksanakan melalui pembuatan bibit di persemaian pada lokasi
penanaman pada koordinat pada rancangan yang telah ditetapkan. Spesifikasi
bibit tanaman pokok kayu-kayuan dan MPTS :
1) Penampakan bibit sehat dan segar
2) Bibit dengan mutu fisik fisiologis yang baik yaitu memiliki tinggi minimal
30 cm, diameter pangkal batang minimal 3 mm dan media tumbuh harus
kompak, kecuali jenis Pinus ditandai dengan keluarnya ekor bajing.
3) Bibit normal yaitu bibit yang sehat, berbatang tunggal serta lurus dan leher
akar berkayu.
4) Ukuran polybag minimal 10 x 15 cm.

2. Pemeliharaan 1. Distribusi Bibit ke Lubang Tanaman


Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

Jenis Pengadaan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
No Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 Distribusi Bibit ke Lubang Tanaman 300 HOK

Distribusi Bibit ke Lubang Tanaman dilakukan dalam rangka persiapan


penyulaman atau mengganti tanaman yang mati. Bibit diangkut ke lubang tanaman
yang akan disulami.
3. Penyulaman
No Jenis Pengadaan Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 Penyulaman 600 HOK

Kegiatan penyulaman ini dimaksudkan untuk mengganti tanaman yang tidak


tumbuh atau mati sesaat setelah kegiatan penanaman dilaksanakan. Untuk kegiatan
penyulaman ini juga dilakukan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang dilakukan
pada saat penanaman.
Kegiatan penyulaman dapat dilakukan setelah dilakukan evaluasi terhadap tingkat
keberhasilan tanaman. Dari hasil evaluasi tersebut akan ditentukan kondisi tanaman
yang terdiri atas sehat, merana dan mati. Untuk tanaman dengan kondisi tanaman
merana dan mati akan dilakukan penyulaman. Jumlah bibit untuk penyulaman
Pemeliharaan Tanaman Tahun I (P1) adalah sebesar 20 % dari jumlah bibit pada
kegiatan P0.

4. Penyiangan, Pendangiran, Pemupukan, Pengendalian Hama/Penyakit (3x)


Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Pengadaan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
Pola Tanam 400 Btg/Ha

Penyiangan, Pendangiran, Pemupukan,


1 Pengendalian Hama/Penyakit (3x) 2.400 HOK

 Penyiangan
Kegiatan Penyiangan dilakukan pada tanaman agar pertumbuhan tanaman
dapat optimal, dengan cara mencabut alang-alang atau tanaman pengganggu lain
yang tumbuh disekitar tanaman pokok.
 Pendangiran
Kegiatan Pendangiran dilakukan pada tanaman pokok dengan
menggemburkan tanah disekitar tanaman pokok agar tanaman tersebut dapat
tumbuh dengan baik, nutrisi dan hara pada tanah bisa terserap dengan baik pada
akar tanaman.
 Pemupukan
Kegiatan pemupukan masih dilakukan terhadap semua tanaman yang ada di
lokasi. Pemupukan dalam kegiatan Pemeliharaan Tanaman Tahun I (P1)
merupakan salah satu komponen kegiatan yang sangat penting dan merupakan
faktor penentu keberhasilan tumbuh tanaman pada tanah-tanah dengan tingkat
kesuburan yang rendah. Pada kegiatan Pemeliharaan Tanaman Tahun I (P1),
pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik berupa NPK Tablet dengan
jumlah 72.000 kg.
 Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian Hama dan Penyakit pada Pemeliharaan Tanaman Tahun I (P1)
dapat dilakukan dengan cara alami atau manual dengan cara mencabut dan
membersihkan gulma disekitar tanaman. Pemeliharaan tanaman juga dilakukan
untuk mencegah/mengendalikan gulma, serangan serangga/hama dan penyakit
yang menyerang tanaman. Untuk mengantisipasi gulma, serangan hama dan
penyakit ini maka tanaman harus dibersihkan dan diamati secara periodik. Tanda
dan gejala munculnya serangan atau meningkatnya populasi di lapangan perlu
dideteksi dari awal, sehingga serangan dapat dicegah atau ditanggulangi.

5. Pengawasan/Mandor Tanam
Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

No Jenis Kegiatan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 Pengawasan/Mandor Tanam 30 OB

Pengawasan/Supervisi dilaksanakan sejak persiapan lapangan sampai pada


Pelaksanaan kegiatan. Hal ini ditujukan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan,
memberikan arahan dan rekomendasi kegiatan agar sesuai dengan tahapan dan
rencana yang telah di buat dan pengawasan tersebut dilaksanakan oleh tenaga
teknis mandor lapangan yang telah ditunjuk dan mempunyai pengalaman kerja
serta untuk menjaga tanaman dari gangguan seperti binatang dan lainnya serta
upaya pencegahan kebakaran. Kegiatan Pengawasan dilakukan pada setiap tahapan
kegiatan dengan mengunakan drone untuk melakukan dokumentasi agar pola
pengawasan dapat berjalan maksimal sehingga target keberhasilan tanaman pada
pekerjaan Pemeliharaan Tanaman Tahun I (P1) dapat mencapai 75% sampai
dengan serah terima pekerjaan.

6. Penilaian Hasil Pekerjaan


Penilaian hasil Pekerjaan untuk masing-masing komponen kegiatan dilakukan oleh
Konsultan Pengawas dan Penilai Pekerjaan dengan metode dan tata cara sesuai
ketentuan yang berlaku dengan hasil penilaian kegiatan Pemeliharaan Tahun
Pertama (P1) telah dilaksanakan 100 % (seratus persen) yang dituangkan dalam
Berita Acara Penilaian Hasil Pekerjaan.

7. Penilaian Tanaman
Penilaian keberhasilan tumbuh tanaman dilakukan oleh Konsultan Pengawas dan
Penilai Pekerjaan dengan metode dan tata cara sesuai ketentuan yang dituangkan
dalam Berita Acara Hasil Penilaian Tanaman.
8. Serah Terima Pekerjaan
Setelah seluruh rangkaian pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Tahun Pertama (P1)
telah selesai dilaksanakan maka berdasarakan Berita Acara Penilaian Hasil
Pekerjaan oleh Konsultan Pengawas dan Penilai Pekerjaan, maka dilakukan Serah
Terima Pekerjaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen pada BPDASHL Jeneberang
Saddang, yang bertindak untuk dan atas nama Satuan Kerja Balai Pengelolaan
DAS Jeneberang Saddang yang berkedudukan di Makassar yang dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.

E. PEMELIHARAAN TANAMAN TAHUN II (P2) TAHUN 2023


1. Pengadaan Bahan-bahan
a) Pengadaan Pupuk dan atau Media Tanam
Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)
No Jenis Pengadaan
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
Pola Tanam 400 Btg/Ha

1 Pengadaan Pupuk dan atau Media Tanam 300 Paket

Pupuk yang digunakan pada tahap Pemeliharaan Tanaman Tahun II (P2) adalah
pupuk anorganik berupa NPK tablet dengan jumlah 200 kg/Ha (dosis 500
gram/batang), sebanyak 60.000 kg (60 ton).
b) Penyediaan Bibit Sulaman (10%)
Jumlah Bibit Pemeliharaan Tanaman Tahun II (P2) termasuk sulaman
10%
No Jenis Bibit
Lokasi Takapala, Desa Kupa 300 Ha
Pola Tanam 400 Btg/Ha

Tanaman Kayu-kayuan :

1 Jati Lokal, Akasia 6.000 Batang

Tanaman MPTS/ HHBK :

1 Jambu Mente 6.000 Batang

Kegiatan penyediaan bibit Pemeliharaan Tanaman Tahun II (P2) yaitu bibit


sulaman 10% dilaksanakan melalui pembuatan bibit di persemaian pada lokasi
penanaman pada koordinat pada rancangan yang telah ditetapkan.
Spesifikasi bibit tanaman pokok kayu-kayuan dan MPTS :
- Bibit dengan mutu fisik fisiologis yang baik yaitu memiliki tinggi minimal 30
cm, diameter pangkal batang minimal 3 mm dan media tumbuh harus
kompak.
- Bibit normal yaitu bibit yang sehat, berbatang tunggal serta lurus dan leher
akar berkayu.
- Ukuran polybag minimal 10 x 15 cm.
- Jumlah bibit setiap jenis, minimal 1% (satu persen) dari total jumlah bibit
yang disediakan.

2. Pemeliharaan
a) Penyulaman serta Penyiangan, Pendangiran, Pemupukan, Pengendalian Hama
dan Penyakit.
No Jenis Pengadaan Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

Lokasi Takapala, Desa


Kupa 300 Ha Pola Tanam
400 Btg/Ha
1 Penyulaman serta Penyiangan, 2.400 HOK
Pendangiran, Pemupukan,
Pengendalian
Hama dan Penyakit (3x)

 Penyulaman
Kegiatan penyulaman ini dimaksudkan untuk mengganti tanaman yang tidak
tumbuh atau mati pada saat penanaman dilaksanakan. Untuk kegiatan
penyulaman ini juga dilakukan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang dilakukan
pada saat penanaman tanaman.
Kegiatan penyulaman dapat dilakukan setelah dilakukan evaluasi terhadap
tingkat keberhasilan tanaman. Dari hasil evaluasi tersebut akan ditentukan
kondisi tanaman yang terdiri atas sehat, merana dan mati. Untuk tanaman
dengan kondisi tanaman merana dan mati akan dilakukan penyulaman.
Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit tanaman yang mati, jumlah bibit
untuk penyulaman Pemeliharaan Tanaman Tahun II (P2) adalah sebesar 10%
atau sebesar 12.000 batang.
 Penyiangan
Kegiatan Penyiangan dilakukan pada tanaman agar pertumbuhan tanaman
dapat optimal, dengan cara mencabut alang-alang atau tanaman pengganggu lain
yang tumbuh disekitar tanaman pokok.
 Pendangiran
Kegiatan Pendangiran dilakukan pada tanaman pokok dengan
menggemburkan tanah disekitar tanaman pokok agar tanaman tersebut dapat
tumbuh dengan baik, nutrisi dan hara pada tanah bisa terserap dengan baik pada
akar tanaman.
 Pemupukan
Kegiatan pemupukan masih dilakukan terutama pada tanaman hasil sulaman.
Pemupukan dalam kegiatan Pemeliharaan Tanaman Tahun II (P2) merupakan
salah satu komponen kegiatan yang sangat penting dan merupakan faktor
penentu keberhasilan tumbuh tanaman pada tanah-tanah dengan tingkat
kesuburan yang rendah. Pada kegiatan Pemeliharaan Tanaman Tahun II (P2),
pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik berupa NPK tablet.
 Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian Hama dan Penyakit pada Pemeliharaan Tanaman Tahun II (P2)
dapat dilakukan dengan cara alami atau manual dengan cara mencabut dan
membersihkan gulma disekitar tanaman. Pemeliharaan tanaman juga dilakukan
untuk mencegah/mengendalikan gulma, serangan serangga/hama dan penyakit
yang menyerang tanaman. Untuk mengantisipasi gulma, serangan hama dan
penyakit ini maka tanaman harus dibersihkan dan diamati secara periodik
(minimal sekali dalam seminggu). Tanda-tanda dan gejala-gejala munculnya
serangan atau meningkatnya populasi di lapangan perlu dideteksi dari awal,
sehingga serangan dapat dicegah atau ditanggulangi. Berdasarkan pengalaman
menunjukkan bahwa serangan hama dan penyakit yang banyak menyerang
tanaman baru biasanya dari gulma, semut, ulat, tikus dan babi.

3. Pengawasan/Mandor Tanam

No Jenis Kegiatan Kebutuhan (Jumlah dan Satuan)

Lokasi Takapala, Desa Kupa


300 Ha Pola Tanam 400 Btg/Ha
1 Pengawasan/Mandor Tanam 30 OB

Pengawasan/Supervisi dilaksanakan sejak persiapan lapangan sampai pada


Pelaksanaan kegiatan. Hal ini ditujukan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan,
memberikan arahan dan rekomendasi kegiatan agar sesuai dengan tahapan dan
rencana yang telah di buat dan pengawasan tersebut dilaksanakan oleh tenaga
teknis mandor lapangan yang telah ditunjuk untuk menjaga tanaman dari gangguan
seperti binatang dan lainnya serta upaya pencegahan kebakaran. Kegiatan
Pengawasan dilakukan pada setiap tahapan kegiatan dengan mengunakan drone
untuk melakukan dokumentasi agar pola pengawasan dapat berjalan maksimal
sehingga target keberhasilan tanaman pada pekerjaan Pemeliharaan Tanaman
Tahun II (P2) dapat mencapai 75% sampai dengan serah terima pekerjaan .

4. Penilaian Hasil Pekerjaan


Penilaian hasil Pekerjaan untuk masing-masing komponen kegiatan dilakukan oleh
Konsultan Pengawas dan Penilai Pekerjaan dengan metode dan tata cara sesuai ketentuan
yang berlaku dengan hasil penilaian kegiatan Pemeliharaan Tanaman Tahun II (P2) telah
dilaksanakan 100 % (seratus persen) yang dituangkan dalam Berita Acara Penilaian Hasil
Pekerjaan.

5. Penilaian Tanaman
Penilaian keberhasilan tumbuh tanaman dilakukan oleh Konsultan Pengawas dan Penilai
tanaman yang telah ditunjuk dengan metode dan tata cara sesuai ketentuan yang
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Tanaman.

6. Serah Terima Pekerjaan


Setelah seluruh rangkaian pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Tahun Kedua (P2)
telah selesai dilaksanakan maka berdasarakan Berita Acara Penilaian Hasil
Pekerjaan oleh Konsultan Pengawas dan Penilai Pekerjaan, maka dilakukan Serah
Terima Pekerjaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen pada BPDASHL Jeneberang
Saddang, yang bertindak untuk dan atas nama Satuan Kerja Balai Pengelolaan
DAS Jeneberang Saddang yang berkedudukan di Makassar yang dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
F. PENUTUP

Demikian metode pelaksanaan ini kami susun sebagai dasar dan referensi kami dalam
melaksanakan Kegiatan Penanaman RHL DAS Prioritas di Lokasi Takapala, Desa Kupa,
Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Seluas 300 Ha (Paket 4), sekiranya kami diberikan
kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan ini.
Palu, 5 Oktober 2020
CV. ANDRO KARYA,

MUSA RAMBU SA’PANG


Direktur

Anda mungkin juga menyukai