HASIL BELAJAR
Inspekulo SADANIS
serviks
3b.2
Penilaian Prediksi
Risiko PTM
Diobati
B. TATALAKSANA
• Tatalaksana PTM di puskesmas dilaksanakan secara terpadu
(terintegrasi) mulai saat ditemukan faktor risiko sampai pada
penatalaksanaannya.
Contohnya :
Merokok sebagai suatu faktor risiko bersama PTM, maka jika pasien
dengan riwayat merokok/bekas perokok datang ke puskesmas
dengan gejala pernapasan (asma, PPOK, curiga kanker paru), maka
dokter juga harus memikirkan kemungkinan pasien tersebut juga
memiliki penyakit jantung/kardiovaskular atau metabolik (DM) atau
PTM yang lainnya.
PENDEKATAN FAKTOR RISIKO MEROKOK
SEBAGAI FAKTOR RISIKO BERSAMA PTM
•BATUK
KRONIS - PPOK
PERNAPASAN
•SESAK - ASMA
•PRODUKSI -CURIGA
M SPUTUM KANKER
PARU
E
R •HIPERTENSI
•SESAK JANTUNG DAN
ANGINA,
INFARK
•NYERI DADA
O •HIPERKOLESTEROL
PEMBULUH DARAH MIOCARD
•SAKIT KEPALA
K
O •OBESITAS
•SERING MAKAN DIABETES
METABOLIK
K •SERING MINUM
•SERING KENCING
MELITUS
PREDIKSI
RISIKO PTM
PENILAIAN PREDIKSI RISIKO
PTM
1. Memprediksi risiko seseorang menderita penyakit kardiovaskuler 10 tahun
mendatang, berdasarkan jenis kelamin, umur, tekanan darah sistolik, status
merokok , diagnosis Diabetes, Kolesterol total darah, IMT
2. Menggunakan Tabel Prediksi Risiko PTM
3. Diadaptasi dari “WHO Cardiovascular Disease Risk Charts” yang dikeluarkan
tahun 2020
4. Terdapat 2 jenis tabel prediksi risiko PTM, yaitu:
Berdasarkan hasil laboratorium (memerlukan nilai kolesterol total dan
diagnosis diabetes melitus) dan
Tanpa hasil laboratorium (memerlukan nilai IMT)
CARA PENGGUNAAN TABEL PREDIKSI RISIKO PTM
(Dengan hasil laboratorium)
1. Tentukan dahulu apakah orang yang diperiksa 5. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan darah sistolik
– lihat nilai sistolik pada lajur paling kanan.
penyandang DM atau tidak. Gunakan kolom
yang sesuai dengan statusnya. 6. Lihat kolom konversi kadar kolesterol total pada lajur bawah
(pada tabel digunakan satuan mmol/l, sedangkan di Indonesia
2. Kemudian tentukan kolom jenis kelaminnya umumnya menggunakan satuan mg/dl, angka konversi
(laki-laki di kolom kiri dan perempuan di kolom tercantum).
kanan). 7. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian tarik garis
3. Tentukan status merokok apakah merokok atau dari TD ke arah dalam dan nilai kolesterol ke atas, angka dan
tidak, sesuaikan di kolomnya masing-masing warna kotak yang tercantum pada titik temu antara kolom
umur, TD, dan kolom kolesterol menentukan besarnya risiko
4. Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur angka untuk mengalami penyakit kardiovaskular dalam kurun waktu
paling kiri (misalnya untuk usia 46 tahun pakai 10 tahun mendatang.
blok usia 45-49 tahun, 68 tahun pakai blok 65- 8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan dengan
69 tahun, dst tata laksana
CARA PENGGUNAAN TABEL PREDIKSI RISIKO PTM
(tanpa hasil laboratorium)
1. Tentukan dahulu kolom jenis 4. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan
kelaminnya (laki-laki kolom kiri dan darah sistolik – lihat nilai sistolik pada lajur paling
perempuan kolom kanan). kanan.
5. Lihat kolom IMT (Indeks Masa Tubuh) pada lajur
2. Tentukan status merokok apakah
bawah.
merokok atau tidak, sesuaikan di
kolomnya masing-masing 6. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian
tarik garis dari titik tekanan darah ke arah dalam
3. Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat dan nilai IMT ke atas, angka dan warna kotak yang
lajur angka paling kiri (misalnya untuk tercantum pada titik temu antara kolom umur, TD
usia 46 tahun pakai blok usia 45-49 sistolik dan kolom IMT menentukan besarnya risiko
tahun, 68 tahun pakai blok 65-69 untuk mengalami penyakit kardiovaskular dalam
tahun, dst kurun waktu 10 tahun mendatang.
7. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan
dengan tata laksana
TATA LAKSANA HASIL PREDIKSI RISIKO
yang menggunakan Laboratorium
Risiko PJPD < 5% Risiko PJPD 5-10% Risiko PJPD 10-20% Risiko PJPD >20%
HIPERTENSI
REHABILITASI PADA STROKE
Pertanyaan?
a. Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini?
b. Berapakah resiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian
Kardiovaskular beserta target terapinya?
STUDI KASUS
Kelompok 2
Seorang perempuan berusia 47 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri dada sejak 5
hari yang lalu. Nyeri dada pasien tidak khas. Sesak disangkal. Pasien memiliki riwayat hipertensi
sejak 15 tahun yang lalu, tidak merokok.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD 160/90 mmHg, nadi 88 x/mnt, pernafasan 18 x/mnt. Suhu
36,8 °C . Pemeriksaan jantung terdapat kelainan, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas
normal.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 280
mg/dl, gula darah puasa 90 mg/dl dan gula darah 2 jam PP 140 mg/dl.
Pertanyaan?
a. Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini?
b. Berapakah resiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular
beserta target terapinya?
STUDI KASUS
Kelompok 3
Seorang laki-laki berusia 40 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan berdebar sejak 3 hari yang
lalu, timbul sejak ayahnya meninggal. Ayah pasien seorang penderita penyakit jantung koroner sejak
berusia 42 tahun dan di usianya yang 54 tahun sudah mengalami Bedah Pintas Arteri Koroner. Sesak
nafas dan nyeri dada disangkal. Pasien tidak memiliki hipertensi tetapi ibunya seorang penderita
hipertensi. Tidak merokok.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 70x/mnt, pernafasan 20x/mnt. Suhu
37°C. Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Dilakukan
pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 160 mg/dl, gula
darah sewaktu 160 mg/dl.
Pertanyaan?
a. Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini?
b. Berapakah risiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular beserta
target terapinya?
STUDI KASUS
Kelompok 4
Laki-laki, 64 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala sejak beberapa hari yang lalu. Pasien di
ketahui menderita hipertensi sejak 10 tahun lalu dan saat ini pasien secara rutin mengkonsumsi
kaptopril dan amlodipin setiap hari. Ayah pasien meninggal akibat stroke pada umur 56 tahun akibat
hipertensi yang tidak terkontrol.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/75 mmHg, Pemeriksaan laboratorium: kolesterol total 300
g/dL, LDL 170 g/dL, HDL 30 g/dL, dan EKG dalam batas normal.
Pertanyaan :
a. Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut ?
b. Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular beserta
target terapinya?
STUDI KASUS
Kelompok 5
Laki-Laki berusia 59 tahun, datang ke PKM dengan keluhan sakit kepala yang hilang
timbul sejak 6 bulan terakhir. Pasien sering meminum obat warung tapi sakit kepalanya
tidak sembuh. Pasien mempunyai kebiasaan merokok 2 bungkus/hari dan masih sering
begadang bersama teman-teman kampung sampai jam 2 pagi. Sejak 3 tahun yang lalu
setelah pensiun pasien mengelola dan menjaga warung yang menjual barang
kelontong, mulai dari jam 08.00 sampai menjelang jam 22.00. Dia pernah dirawat di
Rumah Sakit tingkat II dengan keluhan sakit kepala. Sejak kejadian tersebut, pasien
sering mengeluh sakit dada kiri, namun malas berobat. Pasien sudah konsultasi
beberapa kali ke puskesmas, mendapat saran untuk diet 1700 kalori, olah raga dan
menghentikan rokok serta mendapat pengobatan Amlodipin 1x10mg.
Dari pemeriksaan didapatkan tinggi badannya 164 cm, berat badannya 89 kg,
lingkar perut 104 cm dan tekanan darah 150/90mmHg. Hasil pemeriksaan darah:
gula darah puasa 210mg/dL dan gula darah 2 jam setelah makan 251mg/dL,
kolestrol total 280mg/dL dan asam urat 11mg/dL.
Pertanyaan :
1. Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut ?
2. Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
3. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko
kejadian Kardiovaskular beserta target terapinya?