Anda di halaman 1dari 15

.........

ISSN(p): …… | ISSN(e): …….. | Vol. X | No. X | Halaman XX - XX


DOI : http://dx.doi.org/....../...... [Bulan][Tahun]
xxxxx– 1

TINJAUAN AWAL ENERGI HIBRIDA GELOMBANG DAN ANGIN LAUT

NURMAND BERNARD ADRIANTO1, DANI RUSIRAWAN2

Universitas Kebangsaan Republik Indonesia,Bandung


Email : adrian_adit@yahoo.com

Received30 November 202x|Revised 30 Desember 202x| Accepted 30 Januari 202x

ABSTRAK

Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki angin laut dan gelombang laut
yang bisa dikombinasikan. Potensi angin di perairan mempunyai kecepatan
rata-rata 4,16 m/s,untuk gelombang laut mempunyai flux rata-rata 30-40 kW /
m ,dengan memisalkan 10% dari total pantai Selatan Jawa diinstalasi perkiraan
5,9 GW akan didapat. Matriks, kedua energi ini secara global dapat diperkirakan.
Life-cycle Costsystem (LCS) ,levelized cost of energy (LCEO) sangat diperlukan
untuk penelitian dan pembangunan energi hybrid ini, terobosan baru perlu
dilakukan agar bisa meningkatkan energi yang didapat

Kata kunci: potensi energi,gelombang,angin, hybrid, LCOE

ABSTRACT

As an archipelago, Indonesia has sea breezes and ocean waves that can be
combined. Potential winds in the waters have an average speed of 4.16 m / s,
for sea waves have an average flux of 30-40 kW / m, assuming 10% of the total
South Java Coast is installed an estimated 5.9 GW will be obtained. The matrix,
both of these energy can be estimated globally. Life-cycle Costs system (LCS),
levelized cost of energy (LCEO) is indispensable for research and development of
this hybrid energy, new innovation need to be made in order to increase the
energy obtained

Keywords: energy potential, waves, wind, hybrid, LCOE


Nurmand Bernard Adrianto dan Dani Rusirawan

xxxxxx– 2
1.PENDAHULUAN

Perkembangan energy baru dan terbarukan di Indonesia masih sangat minim dan
mempunyai biaya yang tinggi untuk diterapkan menjadi salah satu sumber pembangkit
listrik,untuk itu dikembangan hybrid energy dua atau lebih energy terbarukan,dalam tulisan
ini dititik beratkan pada energy angin lepas pantai dan gelombang laut. Potensi energy angin
laut bisa diperkirakan dengan menggunakan metode GIS secara global pada beberapa
negara (Jonathan Bosch, Iain Staffell, Adam D. Hawkes,2018). Di daerah Indonesia
dengan menggunakkan dua cara yang berbeda, bisa memetakan kecepatan angin di
perairan Indonesia bahwa rata-rata perairan Indonesia memiliki kecepatan angin yang cukup
terutama pada wilayah selatan katulistiwa (Hero P.Dida, Sudjito Suparman, Denny
Widhiyanuriyawan,2016).
Untuk potensi energi gelombang laut Indonesia paling banyak berada samudera India dan
penyebaran yang besar berada di sekitar pantai selatan pulau jawa dan sumatera bagian
barat. (Beyrra Triasdian, Yuli Setyo Indartono, dan Nining Sari Ningsih,2018). Peta
sumber daya Indonesia masih belum memadai dimana data tentang energi kelautan masih
harus banyak diperbaharui, berbagai jenis peralatan untuk ekstrasi energi gelombang yang
ada,salah satu nya adalah Oscillation water column yang bisa diandalkan. Penelitian dan
pengembangan energi kelautan Indonesia masih perlu ditingkatkan kembali (Ardy
Kusuma,2018).
Untuk menentukan potensi energi angin dan gelombang menggunakan suatu pemodelan
dan data input cuaca, dapat diprediksi untuk energi yang dihasilkan dari angin dan
gelombang laut hingga biaya operasional dan perawatan juga di integrasikan untuk
mereduksi pengeluaran, hasil data pemodelan yang cukup panjang dapat dipakai sebagai
feasibility study pembangkit listrik energi angin dan gelombang laut (Michael
Anderson,Asfaw Beyene,2016).
Untuk perencanaan ruang di laut dipakai pendekatan holistik untuk menilai secara global
energi, zones (tempat), structural ability, structural survivability, aktivitas logistik dan
transport energy dianalisis secara terintergasi (zona dibatasi didaerah dekat pantai) akan
tetapi banyak kendala antara lain climate change dan kebijakan zona setempat (Carlos V.C.
Weiss,et.all.,2018). Dalam penentuan energi terbarukan hybrid pada lepas pantai
diperlukan untuk menilai suatu life-cost dalam memperkirakan, memberikan keputusan dan
juga sebagai pembuatan perencanaan strategis (Laura Castro-Santos, Elson Martins, C.
Guedes Soares,2016). Penilaian hybrid energy angin dan gelombang salah satunya adalah
menurunkan biaya rata-rata yang ditinjau lingkungan penempatannya. (Eugen Rusu,
Florin Onea,2019).
Suatu konsep yang bisa mendorong industry hybrid energy adalah integrasi sistem energi
dan ini merupakan suatu peluang. Pemodelan integrasi dinamis dan kontrol sistem hibrida
energi PV / Angin / Gelombang telah berhasil dilakukan, (M. Talaat, M.A. Farahat, M.H.
Elkholy,2019)
Tinjauan Awal Energi Hibrida Gelombang dan Angin Laut

xxxxx– 3

2.TINJAUAN UMUM

2.1 ENERGI ANGIN LEPAS PANTAI

Secara global energi angin lepas pantai dekat garis pantai diperkirakan dengan
menggunakkan NASA MERRA 2 pada kedalaman laut dangkal (0-40 m) adalah 64,845 TWh
dan pada sekitar 10-50 km dari garis pantai sebesar 103,852 TWh. Pada gambar.1 terlihat
Indonesia mempunyai jarak dengan garis pantai < 10 km yang cukup rendah juga pada
gambar.2 memperlihatkan mempunyai kapasitas faktor besar yang cukup ,maka hanya
sebagian daerah saja yang dapat di exploitaisi membangkitkan energy angin (Jonathan
Bosch, Iain Staffell, Adam D. Hawkes,2018).

Gambar 1. Rata-rata potensial pembangkitan energy dengan ladang angin ( wind farm)
dengan berbagai jarak dari pantai

Gambar 2. Potensi kapasitas berbanding dengan faktor kapasitas


Nurmand Bernard Adrianto dan Dani Rusirawan

xxxxxx– 4
Laut di Indonesia mempunyai kecepatan rata-rata 4,16 m/s dan besaran energinya adalah
100-1000 kW/m2 bahkan lebih. (Hero P.Dida, Sudjito Suparman, Denny
Widhiyanuriyawan, 2016). Lokasi yang sangat potensial adalah laut Hindia hingga Nusa
tenggara, laut Arafuru hingga Laut Banda, selat Karimata, laut selatan Jawa dan Sulawesi
selatan. Hasil perbandingan data kecepatan angin antara data QuikScat (gambar.3) dan data
WindSat (gambar.4) menunjukan kedua data tersebut memiliki besaran kecepatan angin
yang sama. besar.

2.2 POTENSI GELOMBANG LAUT (WAVE)

Kontribusi gelombang angin dalam perambatan gelombang laut adalah faktor yang paling
menonjol untuk menghitung energi yang dibawa oleh energi gelombang. Terutama di
Gambar.3
Indonesia, Power Density
pembangkitan 11 tahun laut
gelombang 1999-
oleh gelombang Power
Gambar.4angin Density
lokal 11 tahun
(ombak) 2004-
memberi
2009 (QuikScat) 2014 (WindSat)

2.2 KONVERTER ENERGI GELOMBANG (WAVE ENERGY CONVERTER)

Konverter energi gelombang dikelompokkan dalam empat kategori: attenuator, sistem


limpasan, titik peredam, dan kolom air berosilasi. Attenuator adalah sistem yang secara
paralel menghadap gelombang datang dan lambat laun menghasilkan energi darinya,
memukul hidrolik untuk menggerakkan generator seperti yang dapat dilihat pada gambar.5.
Saat gelombang datang, bagian-bagian engsel akan bergerak melawan satu sama lain.
Energi yang dipicu oleh gelombang adalah ditolak oleh silinder hidrolik dan motor hidrolik
menggerakkan listrik generator untuk menghasilkan listrik. Listrik terhubung ke daratan
dengan kabel umbilical.

Gambar.5 prinsip kerja Attenuator

Sistem Overtopping (gambar.6) adalah sistem yang menggunakan penghalang di atas


gelombang, kemudian air limpasan terperangkap dalam reservoir. Energi diekstraksi sebagai
air yang ditangkap dibiarkan mengalir kembali ke laut melalui sejumlah turbin yang terletak
di dalam reservoir yang menghasilkan listrik. Salah satu perangkat utama dari sistem
limpasan adalah Wave Dragon, bendungan hidroelektrik mengambang di mana di tengah
Tinjauan Awal Energi Hibrida Gelombang dan Angin Laut

xxxxx– 5
unit adalah reservoir terapung. Dua sayap reflektor fokus pada kekuatan ombak yang
datang, yang terus melalui jalan melengkung dan masuk ke penampung. Air kembali ke laut
melibatkan serangkaian turbin.

Gambar.6 Prinsip kerja sistem overtopping

Teknologi titik teredam (point absorber) ini harus dipasang dalam array dikarenakan besar
ukurannya dibandingkan dengan teknologi gelombang lainnya. Teknologi ini menggunakan
pelampung apung yang menyerap energi dari gerakan yang disebabkan oleh gelombang
seperti yang diilustrasikan pada gambar.7. system ini bisa menyerap energi dari semua
sudut arah melalui gerakan pelampung di permukaan. Gerakan pelampung mengubah energi
menjadi listrik dan daya yang dilepas dapat mengambil sejumlah bentuk tergantung pada
pengaturan reaktor.

Gambar.7 Prinsip kerja system titik teredam

Kolom air berosilasi (Oscillating Water Column) terbuat dari struktur yang sebagian terendam
yang berada di bawah garis air dan membungkus kolom udara di atas kolom air. Gelombang
akan mendorong kolom air naik dan kemudian menarik bawah, yang membuat kolom udara
terkompresi dan terdekompresi. Udara yang terperangkap mengalir ke atmosfer melalui
turbin, rotasi turbin ini menghasilkan tenaga listrik. Diperkirakan Oscillating Water Column ini
bisa menghasilkan daya antara 15 dan 25 KW / m per tahun. (Ardy Kusuma,2018)
Nurmand Bernard Adrianto dan Dani Rusirawan

xxxxxx– 6

Gambar.8 Prinsip kerja Oscillating Water Column

2.3 POTENSI ENERGI GELOMBANG

Penilaian dan perkiraan tren sumber daya energi gelombang di sekitar Indonesia samudera
telah dilakukan dengan menganalisis satelit selama 10 tahun (2002-2012) (gambar.9).
Hasilnya telah dianalisis berdasarkan musim. Kekuatan ombak tertinggi pada bulan Juni
hingga Agustus, 30-40 kW/m rata-rata diperkirakan sekitar selatan pulau Jawa, selatan
Bali, selatan Nusa Tenggara Barat dan juga Nusa Tenggara Timur. Lokasi lain, juga
menjanjikan, berada di sekitar barat daya pulau Sumatera, terutama untuk beberapa pulau
kecil seperti pulau Simeulue,Nias, dan Siberut. Gelombang signifikan tinggi dan gelombang
daya yang diperoleh dari altimeter telah dibandingkan relatif untuk hasil yang diperoleh dari
model gelombang global (Amiruddin,.et.al.,2019)

Gambar.9 daya gelombang rata-rata dari tahun 2002-2012

Potensi energi gelombang di laut Indonesia diwakili oleh gambar.11. Ini menunjukkan bahwa
fluks energi dari batas luar (Samudra Hindia) sekitar 15 kW/m dan menurun ke pantai.
Menghadapi air dangkal, energi naik ke wilayah pesisir Selatan Jawa dan Sumatera Barat
memuncak hingga 74,65 kW / m.
Daerah potensial berada di selatan Jawa di sepanjang pantai dari sisi barat, Ujung Kulon,
sampai ke Selatan Bali. Ada banyak daerah yang mungkin dekat Pulau Jawa untuk
pengembangan WEC berdasarkan model tersebut Ujung Kulon, Garut, Pangandaran, Cilacap,
Kebumen, Bantul dan Pacitan. Klasifikasi untuk menentukan daerah potensial dibuat dengan
Tinjauan Awal Energi Hibrida Gelombang dan Angin Laut

xxxxx– 7
menyortir semua grid dengan nilai tertentu, dalam penelitian ini adalah 60 kW/m. Dekat
garis pantai Sumatera Barat, ada situs yang memungkinkan untuk pengembangan lebih
lanjut; Lampung Barat, Bengkulu, pulau Mentawai dan Aceh Jaya. (Beyrra Triasdian,
Yuli Setyo Indartono, dan Nining Sari Ningsih,2018)

Gambar.11 fluks energi gelombang pada laut Indonesia

Penempatan converter energy gelombang berada dekat garis pantai dengan jarak yang
masuk akal, mempertimbangkan biaya dan instalasi. Misalkan 10% dari total Pantai Selatan
Jawa diinstalasi, 5,9 GW dapat digunakan untuk pembangkit listrik. Ini setara dengan 10%
dari semua pembangkit listrik terpasang di Indonesia.

2.4 POTENSI ENERGI ANGIN LEPAS PANTAI DAN GELOMBANG LAUT

Perkiraan sumber daya angin dan gelombang yang diintegrasikan secara temporal pada
koordinat yang diberikan sehingga daerah-daerah yang memiliki konvergensi energi angin
dan gelombang tinggi dapat diidentifikasi. Hal ini terwujud dengan memodelkan ke dua
energy tersebut menjadi terintegrasi. Perkiraan energy angin didapat melalui pendekatan
rumus:

(1)
Nurmand Bernard Adrianto dan Dani Rusirawan

xxxxxx– 8
Dengan adalah daya yang dibangkit turbin dalam watt, adalah densitas udara, A
adalah luas sapuan angin, adalah setara dengan koefisien daya, adalah kecepatan
angin. Begitu juga untuk memperkirakan energi gelombang dengan pendekatan:

(2)

adalah daya gelombang yang dibangkitkan, merupakan densitas air laut, amplitudo
gelombang adalah , perioda waktu adalah . Integrasi angin dan gelombang laut dekat
pantai dapat digambarkan dan didapatkan energy total dari keduanya, sebagai contoh kasus
pada daerah California Amerika Serikat dapat dilihat pada gambar.12.(Michael
Anderson,Asfaw Beyene,2016)

Gambar.12 Energy total gelombang laut dan angin rata-rata pada tahun 2011,dengan
bagian warna adalah energy total pada koordinat latitude dan longitude

2.5 KEMUNGKINAN POTENSI ENERGI ANGIN DAN GELOMBANG SECARA GLOBAL

Analisis untuk memberikan prediksi ini dilakukan pada zona potensial untuk eksploitasi
energi angin lepas pantai dan gelombang pada skala global, serta peluang untuk lokasi
bersama (daerah yang cocok untuk angin dan gelombang energi) (Carlos V.C.
Weiss,et.al.,2018). Metodologi yang digunakan lima langkah,terdiri dari:

(i) Penilaian sumber daya energi angin dan gelombang,


(ii) Penilaian keberlangsungan struktural
(iii) Penilaian logistik
(iv) Penilaian atas jarak ke pusat konsumen
Tinjauan Awal Energi Hibrida Gelombang dan Angin Laut

xxxxx– 9
(v) Perkiraan maksimum energi yang bisa diekstraksi.

Dari metode tersebut maka dapat diperkirakan energy gelombang dan energy angin lepas
pantai di negara-negara yang potensial dengan system hybrid ini, perkiraan gabungan
energy ini dapat dilihat pada gambar.13

Gambar.13 Kemungkinan daerah yang bisa dilakukan untuk pembangkitan hybrid


gelombang dan angin lepas pantai

3. PEMBAHASAN

3.1 PENILAIAN ENERGY ANGIN DAN GELOMBANG LAUT

Hibrida energy angin dan gelombang laut merupakan salah satu cara menambah nilai daya
keluaran pada satu daerah yang mungkin saja bisa lebih baik, akan tetapi dengan berbagai
macam hybrid ini perlu dinilai mengenai LCOE ( levelized cost of energy) sebagai
pertimbangan untuk membangun pembangkit tersebut. (Laura Castro-Santos, Elson
Martins, C. Guedes Soares,2016). Untuk lebih jelas maka sebagai contoh di Sao Pedro
de Moel Portugal, perbandingan system yang mengambang yaitu W2P dan Poseidon
(gambar.12). Life-cycle Cost system atau system biaya umur pakai (LCS) terlebih dahulu
ditentukan dengan pendekatan:

(3)

= life-cycle cost dari offshore hybrid energy farm (€)


= biaya dari mendefinisikan konsep (€)
= biaya desain dan pengembangan (€)
= biaya manufacturing (€)
= biaya pemasangan (€)
= biaya eksploitasi (€)
Nurmand Bernard Adrianto dan Dani Rusirawan

xxxxxx– 10
= biaya pembongkaran (€)

Energy yang diproduksi (kWh/year) merupakan bagian dari memperkirakan LCOE yaitu :

= banyaknya energy angin yang dipasang


= banyaknya energy angin yang diproduksi per buah (kWh/year)

= prosentase ketersediaan energy angin


= banyaknya energy gelombang yang dipasang
= banyaknya energy gelombang yang diproduksi per buah (kWh/year)
= prosentase ketersediaan energy gelombang
= effisiensi transmisi

Maka LCOE (€/MWh)dapat diperkirakan dengan :

(4)

= umur pakai tahunan yang diawali di tahun pertama pada energy farm
= Biaya hybrid energy pada n perioda (€)
= perioda
= capital cost dari project
= energy yang diproduksi (kWh/year)

Hasil studi kasus dua system dapat dilihat di gambar.13 mengenai LCS dan gambar.14
mengenai LCOE
Tinjauan Awal Energi Hibrida Gelombang dan Angin Laut

xxxxx– 11

(a) (b)

Gambar.14 system hybrid W2Power (a) dan Poseidon (b)


Nurmand Bernard Adrianto dan Dani Rusirawan

xxxxxx– 12

Gambar.15 Prosentase total cost, pada sebelah kiri single unit hybrid energi,sebelah
kanan adalah hybrid energy farm pada bagian atas jenis W2P dan bagian bawah Poseidon

Gambar.16 LCOE untuk beberapa hybrid lepas pantai yang melibatkan W2P dan Poseidon
dengan skala energy farm besar dan kecil

Cara lain mendapatkan LCOE adalah dengan menyeimbangkan potensi sumber daya dan
beberapa kriteria lainnya, seperti jarak ke pantai, kedalaman air, pengeluaran modal
(CAPEX) atau pengeluaran operasional (OPEX). (Eugen Rusu, Florin Onea, 2019). Untuk
mengatasi masalah ini perlu mengetahui sumber daya laut yang signifikan terkonsentrasi di
daerah yang relatif kecil.

(5)

= belanja modal (Capital Expenditure) (USD/kWh)


= pengeluaran operasional (Operational expenditures) (USD/kWh) dilaporkan untuk
tahun t
= tingkat diskonto
= Masa hidup proyek
= tahun dari pengerjaan project
= produksi energy rata-rata sesuai tahunnya (MWh)

3.2 ALTERNATIF PENINGKATAN ENERGI

Penambahan energy photovoltaic (PV) merupakan suatu terobosan,penelitian yang bersifat


experimental hibrida energi PV / Angin / Gelombang telah bisa terintegrasi. Model yang
digunakan masih dalam skala laboratium (gambar.15) dengan peralatan energy gelombang
memakai tipe sudu savonius,energy angin memakai kincir angin 5 sudu dan energy PV
memakai solar array . Experiment ini juga disimulasikan juga memakai matlab simulink (M.
Talaat, M.A. Farahat, M.H. Elkholy,2019)
Tinjauan Awal Energi Hibrida Gelombang dan Angin Laut

xxxxx– 13

Gambar.17 model yang disimulasikan

Pada penelitian lain mempunyai perangkat tenaga gelombang yang dioperasikan oleh
pergerakan floaters dengan kecepatan bervariasi yang terhubung ke rak mekanis. Rak
mekanis ini memindahkan roda gigi dan katrol, yang memberi kekuatan pada sabuk katrol
untuk berputar. Sabuk katrol ini terhubung ke generator listrik yang menghasilkan listrik.
Satu unit turbin angin Rutland dengan daya 100 watt dan daya panel surya 10 watt
dipasang dalam sistem hibrida ini. Rak mekanis ini memindahkan roda gigi dan katrol, yang
memberi kekuatan pada sabuk katrol untuk berputar. Sabuk katrol ini terhubung ke
generator listrik yang menghasilkan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya
gelombang, angin dan matahari dapat dimanfaatkan bersama untuk pembangkit tenaga
listrik (gambar.18). (M.Z. Ibrahim, M.D. Lafsah, A. Albani, 2015)

Gambar.18 System hibrida dengan 3 sumber energy terbarukan

4. KESIMPULAN
Nurmand Bernard Adrianto dan Dani Rusirawan

xxxxxx– 14
Untuk pembangkit energy gelombang mempunyai LCOE sekitar 25,13 $ sen / kWh atau 4
kali lebih tinggi dari tarif standar feed minimum dalam tarif yang diberikan oleh pemerintah
Indonesia. Mengoptimalkan pemanfaatan energi gelombang di laut Indonesia seperti
berpasangan dengan pembangunan pesisir lainnya dapat memaksimalkan kapasitas WEC.
Sangat perlu dukungan dari pemerintah untuk investasi dan regulasi (B Triasdian, Y S
Indartono, N S Ningsih dan D Novitasari,2019).
Pemanfaatan Hybrid energy angin lepas pantai dan gelombang laut bisa memberikan
peluang untuk mengurangi masalah LCOE, akan tetapi masih sebatas penelitian dan
pemetaan energy keduanya masih belum lengkap walaupun secara global telah dipetakan
matriks energy angin dan gelombangnya. Pada akhirnya penentuan daerah hybrid farm
tidak bisa dilakukan. Tindakan Penelitian yang sangat diperlukan 1) survei pasar dan kondisi
sumber daya untuk mengidentifikasi peluang pembangkit listrik hibrida, 2) penyelidikan
terperinci desain pembangkit listrik hibrida, dan 3) investigasi kontrol dan operasi
pembangkit listrik hibrida (Katherine Dykes,.et.al.2020). Perlu penelitian,
pengembangan dan terobosan dalam industry hybrid seperti hybrid energi PV-Angin-
Gelombang atau dengan energy lain, tapi perlu juga diprediksi mengenai LCOE nya.
Salah satu hal penting dalam mengembangkan industry energy terbarukan lepas pantai ini
adalah perencanaan tata ruang laut yang dapat memberikan perkembangan positif jika
diterapkan dengan cara yang hati-hati, dipertimbangkan dan berwawasan lingkungan, maka
akan memiliki potensi luar biasa untuk pengembangan industri yang masih baru ini.
(Michaela Young,2015). Pembangunan yang mengkaitkan blue economy pada sector
industry laut,tambang laut,aquaculture,parawisata kepulauan, perlu pengembangan dan
dukungan pemerintah, hal ini akan mendorong implementasi energy terbarukan.
Diharapkan pemerintah memberikan kemudahan kepada investor di sektor energi
terbarukan, sehingga memungkinkan manajemen rantai pasokan energi terbarukan yang
efektif dan efisien. Selain itu, perlu dicatat bahwa target Indonesia untuk energi terbarukan -
campuran energi primer 23% pada tahun 2025 - tidak selaras dengan target ASEAN secara
keseluruhan. Karena itu, Indonesia harus mengakui dan memanfaatkan tujuan bersama
regional ini dan berupaya melakukan program penelitian lintas-komparatif untuk
pembangunan nasional. Analisis politik, ekonomi, legal dan lingkungan untuk pemangku
kepentingan di sektor energi terbarukan juga akan membantu memperkuat titik awal untuk
merumuskan kerangka kerja bagi manajemen rantai pasokan nasional yang komprehensif
untuk energi terbarukan. (Satya Widya Yudha,Benny Tjahjono,.2019)

DAFTAR RUJUKAN

Michael Anderson, Asfaw Beyene. (2016). Integrated Resource Mapping of Wave and Wind
Energy, Journal of Energy Resources Technology, JANUARY 2016, Vol. 138 / 011203-
1Copyright @2016 by ASME
Laura Castro-Santos, Elson Martins, C. Guedes Soares. (2016). Cost assessment
methodology for combined wind and wave floating offshore renewable energy
systems, Renewable Energy 97 (2016) 866e880
M. Talaat, M.A. Farahat, M.H. Elkholy. (2019). Renewable power integration: Experimental
and simulation study to investigate the ability of integrating wave, solar and wind
energies, Energy 170 (2019) 668e682
Tinjauan Awal Energi Hibrida Gelombang dan Angin Laut

xxxxx– 15
Carlos V.C. Weiss, Raúl Guanche, Bárbara Ondiviela, Omar F. Castellanos, José Juanes.
(2018). Marine renewable energy potential: A global perspective for o ffshore wind
and wave exploitation, Energy Conversion and Management 177 (2018) 43–54
Beyrra Triasdian, Yuli Setyo Indartono, and Nining Sari Ningsih. (2017) Energy Capture
Potential of Existing Wave Energy Converters for Indonesian Sea , International
Conference on Thermal Science and Technology (ICTST) 2017
Eugen Rusu, Florin Onea. (2019). An assessment of the wind and wave power potential in
the island Environment, Energy 175 (2019) 830e846
Hero P.Dida, Sudjito Suparman, Denny Widhiyanuriyawan. (2016). Pemetaan Potensi Energi
Angin di Perairan Indonesia Berdasarkan Data Satelit QuikScat dan WindSat , Jurnal
Rekayasa Mesin Vol.7, No.2 Tahun 2016: 95-101
Jonathan Bosch, Iain Staffell, Adam D. Hawkes.(2018). Temporally explicit and spatially
resolved global offshore wind energy potentials , Energy 163 (2018) 766e781
Amiruddin, Agustinus Ribal, Khaeruddin, Sri Astuti Thamrin. (2019). A 10-year wave energy
resource assessment and trends of Indonesia based on satellite observations , Acta
Oceanol. Sin., 2019, Vol. 38, No. 8, P. 86–93
B Triasdian, Y S Indartono, N S Ningsih and D Novitasari.(2019). Device Selection of the
Potential Wave Energy Site in Indonesian Seas , 2019, 3rd International Conference
on Energy and Environmental Science
M.Z. Ibrahim, M.D. Lafsah, A. Albani. (2015). WWS Hybrid Tri-Renewable Power System to
Generate Electricity (WWS: Wave.Wind.Solar). Adv. Sci. Lett. 21, 3632–3634, 2015
Michaela Young. (2015). Building the Blue Economy: The Role of Marine Spatial Planning in
Facilitating Offshore Renewable Energy Development , The International Journal of
Marine and Coastal Law 30 30 (2015) 148-173
Satya Widya Yudha,Benny Tjahjono. (2019). Stakeholder Mapping and Analysis of the
Renewable Energy Industry in Indonesia , Energies 2019, 12,
www.mdpi.com/journal/energies
Ardy Kusuma. (2018). Ocean energy overview: feasibility study of ocean energy Ocean
energy implementation in indonesia implementation in Indonesia , World Maritime
University Dissertations
Katherine Dykes, Jennifer King, Nicholas DiOrio, Ryan King, Vahan Gevorgian, Dave Corbus,
Nate Blair, Kate Anderson, Greg Stark, Craig Turchi, and Patrick Moriarty. (2020).
Opportunities for Research and Development of Hybrid Power Plants National
Renewable Energy Laboratory , Technical Report, NREL/TP-5000-75026, May 2020
https://www.nrel.gov/docs/fy20osti/75026.pdf.

Anda mungkin juga menyukai