Anda di halaman 1dari 3

Studi kasus alih kode dan campur kode Etnis Sunda dan lampung

Untuk memenuhi tugas mata kuliah sosiolinguistik

Dosen pengampu :

Dr. Munaris, M.Pd.

Siska Meirita, M.Pd.

Disusun oleh :

Muhammad Ferdiansyah 2113046068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA LAMPUNG


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
STUDI KASUS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE Mahasiswa Kost Gang Lada

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan ada alih kode dan campur kode dalam percakapannya.
Percakapan berikut ini termasuk alih kode dan campur kode intern. Alih kode dan campur kode
intern adalah alih kode yang berlangsung antarbahasa sendiri, seperti dari bahasa Indonesia ke
bahasa Jawa, atau sebaliknya. Berikut ini contoh beberapa alih kode yang digunakan oleh
kedua penutur.

Bentuk alih kode internal antar bahasa (bahasa lampung ke bahasa Jawa)
Topik : mati listrik
E: “Nisaa!! Kosan maneh mati listrik teu? Kosan urang pareum euy, rek kuliah
acan mandi.” (“Nisaa!! Kosmu mati listrik apa tidak? Kosku mati listrik nih,
belum mandi mau kuliah.”)
N: “Iyu, untung gawoh nyakku ghadu jak mandi.” (“Iya, mati listrik dari
tadi. Untungnya saya sudah mandi.”)
E: “Ieu di kos urang eweuh cai...mangkat wae lahh sabodo teuing teu mandi
wkwk.” (“Ini di kos tidak ada air...berangkat sajalah, bodoamat tidak mandi
wkwk.”)
N: “Iyu mak papi, mak ngedok sai pandi kik mak mandi...hhh” (“Iya tidak apa-apa,
tidak ada yang tahu kalau tidak mandi...hhh.”)
Percakapan di atas menggunakan bahasa Sunda yang dibalas menggunakan
bahasa Lampung. Peristiwanya menceritakan mati listrik tapi belum mandi
dan mau kuliah. Kedua orang dalam percakapan di atas sama-sama
menggunakan bahasa ibu tetapi keduanya paham mengenai ungkapan yang
dimaksudkan sebagai bahasa kedua atau bahasa ketiga bagi mereka. Mereka
beralih kode dari bahasa Sunda ke bahasa Lampung. Begitupun sebaliknya
karena mereka ada yang tidak bisa menggunakan bahasa Sunda dan ada yang
tidak bisa menggunakan bahasa Lampung. Tetapi, mereka paham apa yang
dimaksudkan.

Subjek penelitian adalah mahasiswa yang ngekost di gang Lada . Penelitian ini membahas
tentang studi kasus alih kode dan campur kode pelajar etnis lampung dan sunda. Peneliti
memfokuskan penelitian ini pada fenomena alih kode dan campur kode, dalam deskripsi data
ini peneliti menjabarkan tentang latar belakang penutur dan lawan tutur, faktor sosial serta
situasional yang melakukan alih kode dan campur kode yang digunakan kedua pelajar
tersebut.Pada studi kasus ini peneliti mengambil 1 contoh penjual dan pembeli yang melakukan
campur kode dan alih kode. Peneliti mengambil data dengan teknik observasi dimana peneliti
mengambil data secara langsung di lingkungan tempat tinggal dengan mengamati pecakapan
antara dua mahasiswa.

• Solusi untuk percakapan kedua mitra tutur diatas adalah sebaiknya menggunakan bahasa
indonesia agar tidak terjadi salah pengertian antar kedua belah pihak dalam percakapan.
Dengan menggunakan bahasa indonesia pula kedua belah pihak memilih jalan tengah dimana
mereka akan saling paham maksud yang dituturkan, hal itu juga akan memudahkan kedua mitra
tutur untuk berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai