Oleh
Citra Nugraheni 1401040039
A. Latar Belakang
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan
oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
(Kridalaksana, 1993:21). Bahasa dipergunakan oleh manusia dalam segala
aktivitas kehidupan. Dengan demikian, bahasa merupakan hal yang paling hakiki
dalam kehidupan manusia dan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
pesan atau maksud pembicara kepada pendengar (Nababan, 1984:66). Bahasa
menjadi salah satu media yang paling penting dalam komunikasi baik secara lisan
maupun tulis.
Setiap manusia didunia menggunakan bahasa untuk mengungkapkan
maksud kepada lawan bicara agar lawan bicara dapat mengerti maksud yang
diungkapkan. Namun bahasa terbagi menjadi dua, yaitu bahasa resmi atau baku
dan bahasa tidak resmi atau tidak baku. Dalam penggunaannya harus
memperhatikan situasi dan kondisi, dengan siapa lawan bicaranya, dimana, dan
kapan digunakan. Bahasa baku cenderung digunakan pada situasi resmi, misalnya
dalam belajar mengajar, surat dinas, dan sebagainya, sedangkan bahasa tidak
resmi umumnya digunakan pada situasi santai misalnya keseharian.
Seperti penjelasan diatas bahwa bahasa merupakan sarana dalam
berkomunikasi, karena dengan bahasa manusia dapat menyampaikan gagasan, ide
dan pikirannya kepada orang lain. Salah satunya dengan sebuah lagu atau
nyanyian karena lagu selain sebagai sarana hiburan juga terdapat pesan yang
terkandung untuk pendengarnya. Hal tersebut dituangkan pada lirik-lirik lagu
yang dipadu padankan dengan irama musik yang pas. Sehingga lagu tersebut enak
didengar dan disamping menghibur juga dapat menyampaikan pesan untuk
pendengarnya.
Dalam lirik lagu campursari yang berjudul Cinta Tak Terpisahkan karya
Cak Diqin menyajikan dua bahasa yaitu bahasa jawa dan bahasa indonesia. Lirik
lagu tersebut mengalami peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang lain
yang disebut dengan alih kode. Lagu campursari sendiri berasal dari daerah Jawa
sehingga tidak dipungkiri penggunaan lirik dalam lagu tersebut menggunakan
bahasa Jawa. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan yang semakin
berkembang maka sekarang banyak ditemui lagu-lagu campursari dengan
penambahan bahasa Indonesia yang pada akhirnya menjadi ciri khas dari lagu
campursari.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan uraian latar belakang yang telah dipaparkan dapat
dirumuskan permasalahan dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah proses terjadinya peristiwa alih kode dalam lirik lagu
campursari Cinta Tak Terpisahkan karya Cak Diqin?
2. Apa makna yang terkandung dalam lagu campursari Cinta Tak Terpisahkan
karya Cak Diqin?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian yang mengkaji peristiwa alih kode dalam lirik lagu
campursari Cinta Tak Terpisahkan karya Cak Diqin sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan peristiwa alih kode dalam lirik lagu campursari Cinta
Tak Terpisahkan karya Cak Diqin.
2. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam lagu campursari Cinta Tak
Terpisahkan karya Cak Diqin
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Dapat mengetahui peristiwa alih kode dalam lirik lagu campursari Cinta Tak
Terpisahkan karya Cak Diqin.
2. Dapat mengetahui makna yang terkandung dalam lagu campursari Cinta Tak
Terpisahkan karya Cak Diqin
BAB II
LANDASAN TEORI
Suwito membedakan alih kode atas dua macam, yakni alih kode internal
dan alih kode eksternal. Alih kode internal terjadi antar bahasa sendiri, seperti dari
bahasa Indonesia ke bahasa Jawa,atau sebaliknya, seperti yang terdapat dalam
lirik lagu campursari Cinta Tak Terpisahkan karya Cak Diqin. Sedangkan alih
kode eksternal terjadi antara bahasa sendiri (salah satu bahasa atau ragam yang
ada dalam verbal repertoir masyarakat tuturnya) dengan bahasa asing.
A. Analisis Penggunaan Alih Kode dalam lirik lagu campursari Cinta Tak
Terpisahkan karya Cak Diqin.
Lagu campursari berasal dari Jawa dan sangat populer di daerah Jawa
Tengah, yogyakarta, dan Jawa Timur hal itu dibuktikan dengan penggunaan
bahasa dalam lirik lagu campursari yang menggunakan bahasa Jawa. Namun saat
ini banyak dijumpai lagu-lagu campursari yang liriknya menggunakan dua bahasa
yaitu bahasa jawa dan bahasa Indonesia seperti pada salah satu lagu yang berjudul
Cinta Tak Terpisahkan karya Cak Diqin. Berikut lirik lagu Cinta Tak
Terpisahkan:
Cinta Tak Terpisahkan
Vokal : Cak Diqin & Safitri
Ciptaan : Cak Diqin
Dalam lirik Cinta Tak Terpisahkan tersebut banyak terdapat alih kode yang terjadi
akibat peralihan bahasa Jawa ke bahasa Indonesia atau bahasa Indonesia ke
bahasa Jawa. Ini yang disebut alih kode intern.
1. Analisis (1)
Bait 1 :
Duh denok gandulaning ati
Tegane nyulayani
Janjimu sehidup semati
Amung ono ing lati
Rasa sayangmu sudah pergi
Tak menghiraukan aku lagi
Duh denok gandolani ati
Tegane nyulayani
2. Analisis (2)
Bait 2 :
Duh kangmas jane aku tresno
Lilakno aku lungo
Ati ra kuat nandang roso
Roso keronto-ronto
Cintamu sudah nggak beneran
Aku Cuma buat mainan
Duh kangmas jane aku tresno
Lilakno aku lunga
Dalam bait kedua diatas dinyanyikan oleh lawan bicara Cak Diqin yaitu
Safitri yang merupakan vokal wanita pembawa lagu tersebut. Pada lirik bait kedua
yang dinyanyikan oleh Safitri merupakan jawaban atau balasan dari bait pertama
dan juga terlihat menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Jawa dan Bahasa
Indonesia. “duh kangmas jane aku tresno” yang mempunyai arti “duh kakak
sebenarnya saya cinta”. “lilakno aku lungo” yang berarti “relakan aku pergi”, “ati
ra kuat nandang roso” yang mempunyai arti “hati tidak kuat menghadapi rasa”,
“roso keronto-ronto” yang berarti “rasa yang semakin sakit”. Selanjutnya ketika
masuk kalimat berikutnya beralih ke dalam bahasa Indonesia yaitu “Cintamu
sudah gak beneran, aku cuma buat mainan”, dan beralih kembali menggunakan
bahasa Jawa yaitu “Duh kangmas jane aku tresno, lilakno aku lungo”. Sebab
mengapa peralihan bahasa dilakukan dalam bait kedua karena vokal wanita yaitu
Safitri merupakan lawan bicara atau lawan tutur sehingga penggunaan bahasa
Jawa dimaksudkan untuk mengimbangi si penutur selain itu bait kedua merupakan
jawaban atau balasan dari bait pertama. Sehingga lirik lagu terdengar nyambung
dan komunikatif.
3. Analisis (3)
Bait 3:
Tresno iki dudu mung dolanan
Kabeh mau amergo kahanan
Sing tak jaluk among kesabaran
Mugi Allah paring kasembadan
Bait 4:
Bait 5:
Bait 6:
Hatiku slalu mendoakan
Semoga Tuhan mengabulkan
Bait 7:
Cinta kita tak terpisahkan
Walau di akhir jaman
Bait 8:
Cinta kita tak terpisahkan
Walau di akhir jaman
Cinta kita tak terpisahkan
Walau di akhir jaman.
Berdasarkan lirik pada bait ke 3, 4, dan 5 dapat dilihat bahwa terdapat
peralihan bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia ke bahasa Jawa.
Pada bait ke 3 menggunakan bahasa Jawa “Tresno iki dudu mung dolanan” yang
mempunyai arti “Cinta ini bukan mainan”, “kabeh mau amergo kahanan” yang
berarti “semua itu karena keadaan”, “sing tak jaluk among kesabaran” yang
artinya “yang kuminta hanya kesabaran”, “mugi Allah paring kasembadan” yang
artinya “semoga Allah mengabulkan”. Penggunaan bahasa Jawa juga terjadi pada
bait ke 4 baris pertama yaitu “Mung ngedem atiku, ben aku ra mlayu” yang
artinya “hanya menanangkan hatiku, agar aku tidak lari” dilanjutkan pada bait ke
4 baris kedua beralih menjadi bahasa Indonesia yaitu “Dan tanggung jawabmu”
dan kembali lagi ke bahasa Jawa “iku palsu” yang artinya “itu palsu”. Dan pada
bait ke 5,6,7, dan 8 seluruh lirik beralih menggunakan bahasa Indonesia.
Selanjutnya dapat dijelaskan beberapa faktor yang menyebabakan terjadinya
peralihan, yakni sebagai berikut :
1. Penutur ingin mnyelaraskan bunyi nada lagu, sehingga liriknya pun harus
mengalami peralihan bahasa dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dan
sebaliknya.
2. Pada bait ke 3 penutur ingin menegaskan keseriusan melalui lirik tersebut
bahwa cinta yang ia rasakan bukan permainan tetapi itu semua karena keadaan,
dapat dibuktikan dengan lirik “tresno iki dudu mung dolanan, kabeh mau amergo
kahanan, sing tak jaluk amung kesabaran, mugi Allah paringkasembadan”.
3. Pada bait ke 4 merupakan lirik dari lawan bicara dengan seolah-olah membalas
lirik pada bait ke 3 yaitu “mung ngedem atiku, ben aku ra mlayu, dan tanggung
jawabmu iku palsu” menandakan bahwa lawan bicara atau Safitri tidak
mempercayai omongan si penutur. Dengan peralihan bahasa pada baris kedua
yaitu “Dan tanggung jawabmu” merupakan sebuah penekanan inti dari lirik
tersebut yang dilanjutkan dengan kalimat “iku palsu”.
4. pada bait ke 5 yang dinyanyikan oleh si penutur seolah-olah merupakan
penegasan atas lirik-lirik yang dinyanyikan oleh si penutur atau vokal laki-laki
dengan dibuktikan menggunakan bahasa Indonesia.
5. Pada bait selanjutnya yaitu bait ke 6 merupakan jawaban dari lawan bicara
bahwa ia telah mempercayai si Penutur atau vokal laki-laki.
6. pada bait 7 dan 8, penutur serta lawan bicara yaitu Cak Diqin dan Safitri
menyayikan lirik tersebut dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dalam hal ini
mereka ingin mengajak pendengar untuk mengetahui akhir dari cerita lagu Cinta
Tak Terpisahkan karena bait ke 7 dan 8 merupakan bait terakhir lagu tersebut.
Dilihat dari jenis-jenis alih kode, lirik Cinta Tak Terpisahkan ini hanya
terdapat alih kode jenis intern. Hal ini karena banyak bahasa Jawa yang
terkandung dalam lirik tersebut dengan dibarengi penggunaan bahasa Indonesia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai alih kode dalam lirik lagu campursari Cinta Tak Terpisahkan ciptaan
Cak Diqin :
1. Alih kode yang terdapat dalam lirik lagu campursari Cinta Tak Terpisahkan
hanya satu jenis yaitu alih kode intern.
2. Penyebab alih kode intern dalam lirik lagu Cinta Tak Terpisahkan adalah
sebagai berikut :
a. Penutur Cak Diqin sebagai vokal laki-laki ingin memberikan sebuah
gambaran tentang penegasan sebuah cinta untuk lawan tuturnya yaitu Safitri
vokal perempuan.
b. Penutur ingin menyelaraskan nada. Baik itu dengan bahasa Jawa maupun
bahasa Jawa.
c. Penutur yang sebelumnya menggunakan bahasa Jawa beralih ke bahasa
Indonesia karena ingin mengungkapkan inti dari lagu yang dinyanyikannya
tersebut. Dengan kata lain, karena penutur (penyanyi) adalah orng asli Jawa
Timur yang tinggal di Solo dan pendengar sebagian besar orang Indonesia,
sehingga penggunaan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia mudah dipahami
inti pokoknya.
DAFTAR PUSTAKA