Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP

PENGGUNAAN BAHASA CAMPURAN (INGGRIS -


INDONESIA) DI KALANGAN GENERASI MILENIAL

Putri Zahra Lutfiah

Departement Keperawatan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini berfokus pada penggunaan bahasa campuran Inggris-Indonesia di kalangan


generasi milenial. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui wujud campur kode dalam
bahasa campuran Inggris-Indonesia, Faktor-faktor pendorong penggunaan bahasa
campuran di kalangan generasi milenial, dan pandangan masyarakat dalam menilai
fenomena bahasa campuran Inggris-Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah
analisis isi (analysis content) dengan menggunakan metode pengumpulan data
menggunakan metode dokumentasi dan simpel random sampling. Hasil penelitian
menunjukan bahwa campur kode yang digunakan dalam bahasa campuran Inggris-
Indonesia menggunakan peminjaman kata asing dan menyelipkan frasa kata asing dalam
bahasa Inggris, faktor pendorong generasi milenial menggunakan bahasa campuran
Inggris-Indonesia terbagi dua ada pengaruh dari luar seperti globalisasi, teknologi dan
media sosial, lingkungan dan pengaruh dari dalam seperti adanya rasa ingin uptodate
dalam diri individu, masyarakat menilai fenomena bahasa campuran Inggris-Indonesia
memiliki dampak positif yang dominan daripada dampka negatif.

Kata Kunci : Bahasa Campuran, Campur Kode, Tren, Bahasa anak Jakarta Selatan

ABSTRACT

This research focuses on the use of English-Indonesian mixed languages among


millennials. The purpose of this study is to find out the form of mixed codes in English-
Indonesian mixed languages, the factors driving the use of mixed languages among
millennials, and the public's views in assessing the phenomenon of English-Indonesian
mixed languages. The research method used is content analysis and data collection
methods using the method of documentation with simple random sampling. The results
showed that the code mixing used in English-Indonesian mixed languages using foreign
word borrowing and inserting foreign word phrases in English, the causative factor of
millennial generation using English-Indonesian mixed languages was divided into two
external influences such as globalization, technology and social media , environment and
internal influences such as the existence of an uptodate in individuals, the community
considers the phenomenon of mixed English-Indonesian languages to have a dominant
positive impact rather than a negative impact.

Keywords : Mixed Languages, Code Mixing, Trend, South Jakarta Language

PENDAHULUAN

Bahasa selalu berubah Penggunaan bahasa asing


menyesuaikan dengan perkembangan dan bahasa ibu ketika berkomunikasi
zaman bahkan bahasa di zaman di kalangan masyarakat dapat dikaji
sekarang dapat mencerminkan dari sesuai pilihan bahasa yang
mana seseorang itu berasal. Sebuah digunakan. Sumarsono mengatakan
fenomena yang menarik terkait ada tiga jenis pilihan bahasa yang
bahasa di Indonesia salah satunya dikenal dalam kajian sosiolinguistik,
adalah tren bahasa anak Jakarta yaitu alih kode (code switching),
Selatan yang merupakan campur kode (code mixing) dan
pencampuran bahasa Indonesia variasi dalam bahasa yang sama
dengan bahasa asing (Purnama Sari, (variation within the same language)
2018). Bahasa anak Jakarta Selatan (Sagala & Rezeki, 2018). Dalam
semakin populer ketika para generasi kamus linguistik, definisi alih kode
millenial menggunakannya sebagai dan campur kode adalah sebagai
alat berkomunikasi di media sosial, berikut: “Alih kode adalah
namun seiring dengan kemajuan penggunaan variasi bahasa lain atau
teknologi dan informasi ternyata ragam bahasa lain untuk
pengikut bahasa anak Jakarta Selatan menyesuaikan diri dengan peran atau
bukan hanya digunakan oleh situasi lain atau karena adanya
seseorang yang berasal dari Jakarta partisipan lain; sedangkan campur
Selatan saja, melainkan orang-orang kode adalah penggunaan satuan
di luar Jakarta Selatan pun sering bahasa dari satu bahasa ke bahasa
menggunakan bahasa campuran ini. lain untuk memperluas gaya bahasa
atau ragam bahasa, termasuk di literatur oleh peneliti. Berikut
dalamnya pemakaian kata, klausa, diantaranya :
idiom, dan sapaan (Mustikawati,
1. Penelitian yang dilakukan oleh
2015). Sedangkan menurut
Diyah Atiek Mustikawati
Ohoiwutun variasi bahasa
mahasiswi Universitas
merupakan perubahan atau
Muhammadiyah Ponorogo pada
perbedaan yang dimanifestasikan
tahun 2015 dengan judul
dalam ujaran seseorang atau penutur-
penelitian “Alih Kode dan
penutur di tengah masyarakat bahasa
Campur Kode antara Penjual dan
tertentu (Waridah, 2015).
Pembeli (Analisis Pembelajaran
Jika dilihat dari kajian dan Berbahasa Melalui Studi
sosiolinguistik, fenomena bahasa Sosiolinguistik) ”
campuran Inggris dan Indonesia di Penelitian ini membahas
kalangan anak Jakarta Selatan tentang fenomena alih kode dan
merupakan salah satu bentuk dari campur kode saat kegiatan jual-
campur kode (code mixing) karena beli yang dilakukan oleh penjual
penutur mengunakan bahasa asli dan dan pembeli serta faktor penentu
bahasa tersebut kemasukan unsur- alih kode dan campur kode dalam
unsur bahasa lain. Wujud campur kegiatan jual-beli. Perbedaan
kode yang digunakan melibatkan antara penelitian yang dilakukan
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris oleh Diyah Atiek Mustikawati
dengan penyisipan unsur kata, frasa dengan penelitian ini adalah objek
dari bahasa Inggris ke dalam bahasa penelitian dan penggunaan jenis
Indonesia. Seperti kata litteraly, bahasa dalam fenomena campur
which is, honestly, prefer, merupakan kode dan alih kode. Penelitian
kata yang sering digunakan dalam terdahulu memakai objek
proses code mixing. penelitian berupa penjual dan
pembeli sedangkan penelitian ini
Adapun beberapa penelitian
memakai objek generasi millenial,
terdahulu yang relevan dengan
adapun penggunaan jenis bahasa
penelitian ini dijadikan sebagai
dalam mencontohkan wujud alih
bahan pembanding dan bahan
kode dan campur kode, penelitian
terdahulu menggunakan bahasa dan Pembeli di Pasar Tanjung
Indonesia dan bahasa Jawa Bajure Kota Sungai Penuh”
sedangkan penelitian ini Penelitian ini membahas
menggunakan bahasa Indonesia tentang peristiwa tutur, code
dan bahasa Inggris. mixing di lingkungan pasar yang
2. Penelitian yang dilakukan oleh dilakukan oleh pedagang dan
Dina Purnama Sari mahasiswi pembeli nya serta faktor-faktor
Universitas BSI Jakarta pada pendukung terjadinya peristiwa
tahun 2018 denga judul Penelitian tutur dan code mixing. Perbedaan
“Tren Bahasa Anak Jakarta penelitian terdahulu dan
Selatan” penelitian ini terdapat dalam jenis
Penelitian ini membahas bahasa yang digunakan dalam
tentang tren bahasa anak Jakarta proses campur kode. Penelitian
Selatan yang mencampurkan terdahulu menggunakan bahasa
bahasa Indonesia dan bahasa Minang dan bahasa Indnesia
Inggris serta contoh kosa kata dari sedangkan penelitin ini
bahasa Inggris yang sering menggunakan bahasa Inggris dan
dicampurkan dengan bahasa bahasa Indonesia
Indonesia . Perbedaan penelitian
Tujuan diadakan nya
terdahulu dengan penelitian ini
penelitian ini adalah untuk
ialah bahasan dalam penelitian
mengetahui wujud campur kode
terdahulu tidak mengaitkan
dalam bahasa campuran Indonesia-
fenomena dengan teori code
Inggris di kalangan generasi
mixing sedangkan dalam peneitian
milenial, mengenal faktor-faktor
ini mengaitkan fenomena sesuai
pendorong terjadinya bahasa
teori code mixing.
campuran di kalangan generasi
3. Penelitian yang dilakukan oleh
milenial dan mengetahui pandangan
Rengki Afria mahasiswa
masyarakat dalam menilai fenomena
Universitas Jambi pada tahun
bahasa campuran Inggris-Indonesia
2016 dengan juful penelitian
“Peristiwa Tutur, Campur Kode, Alasan dilakukannya
dan Alih Kode antara Pedagang penelitian ini adalah sebagai bahan
tulisan yang menggambarkan tingkat Penggunaan bahasa seseorang dapat
kepedulian masyarakat terhadap mencerminkan kebudayaan mereka,
suatu fenomena di Indonesia. seiring dengan berkembangnya
Khususnya terkait bahasa Indonesia globalisasi sering kali terjadi proses
sebagai bahasa budaya bangsa yang akulturasi dan asimilasi di suatu
akan terus berdampingan lingkungan masyarakat yang dapat
eksistensinya di kancah nasional mempengaruhi bahasa di lingkungan
dengan bahasa daerah lainnya tersebut. Munculnya bahasa Inggris
maupun dengan bahasa universal. sebagai bahasa Internasional
sekaligus Bahasa Universal yang
Menurut Kridalaksana bahasa
digunakan oleh berbagai negara di
adalah sistem lambang bunyi yang
dunia(Subaeki & Ardiansyah, 2017),
arbitrer yang digunakan oleh
mendorong setiap individu di
masyarakat untuk bekerja sama,
belahan negara mempelajari dan
berinteraksi dan mengidentifikasikan
menggunakan bahasa Inggris dalam
diri (Rizqiyati, 2018). Pada manusia,
kehidupan sehari-hari. Tidak jarang
bahasa merupakan suatu sistem
dalam penggunaanya di
simbol untuk berkomunikasi dengan
campuradukkan dengan bahasa Ibu
orang lain, meliputi daya cipta dan
di setiap negara termasuk Indonesia.
sistem aturan. Dengan daya cipta
Bahasa campuran adalah bahasa
tersebut manusia dapat menciptakan
dengan sistem tata bahasa dari satu
berbagai macam kalimat yang
bahasa dan kosa kata lain(Bakker &
bermakna dengan menggunakan
Mous, 1994).
seperangkat kata dan aturan yang
terbatas. Dengan demikian, bahasa Bahasa campuran Inggris-
pada manusia merupakan upaya Indonesia sering dipakai oleh
kreatif yang tidak pernah berhenti generasi milenial. Istilah milenial
(Fridani, Lara; Dhieni, 2014). atau millennials mulai dicetuskan
Semakin berkembangnya macam- oleh William Strauss dan Neil Howe
macam bahasa di dunia menunjukan pada tahun 1987. Mereka
kreativitas seseorang dalam bertutur menciptakan istilah ini pada saat
kata sekaligus menambah anak-anak yang lahir di tahun 1982
keberagaman bahasa yang ada. masuk prasekolah, dan media pada
saat itu mulai menyebutnya sebagai dibanding generasi-generasi
kelompok yang terhubung ke sebelumnya, pemakaimedia sosial
milenium baru di saat lulus SMA yang fanatik dan kehidupannya
tahun 2000. Keduanya menulis sangat terpengaruh dengan
tentang kelompok ini dalam buku perkembangan teknologi, lebih
Generations: The History of terbuka dengan pandangan politik
America's Future Generations dan dan ekonomi, sehingga mereka
Millennials Rising: The Next Great terlihat sangat reaktif terhadap
Generation(Mansyur, 2018). perubahan lingkungan yang terjadi di
Menurut Yuswohady dalam artikel sekelilingnya, memiliki perhatian
Milennial Trends (2016) Generasi yang lebih terhadap kekayaan(Putra,
milenial adalah generasi yang lahir 2017).
dalam rentang waktu awal tahun
METODE PENELITIAN
1980 hingga tahun 2000. Generasi
ini sering disebut juga sebagai Gen- Jenis penelitian merupakan
Y, Net Generation, Generation WE, penelitian kualitatif. Dalam
Boomerang Generation,Peter Pan penelitian ini peneliti menggunakan
Generation, dan lain-lain. Mereka metode analisis isi (content analysis).
disebut generasi milenial karena Menurut Fraenkel dan Wallen(2007)
merekalah generasi yang hidup di analisis isi merupakan teknik yang
pergantian milenium. Secara dapat digunakan peneliti untuk
bersamaan di era ini teknologi digital mengkaji perilaku manusia secara
mulai merasuk ke segala sendi langsung melalui analisis terhadap
kehidupan(Hidayatullah, Waris, & komunikasi mereka seperti: buku
Devianti, 2018). Lyons teks, esay, koran, novel, artikel
mengungkapkan ciri– ciri dari majalah, lagu, gambar iklan dan
generasi milenial adalah: semua jenis komunikasi yang dapat
karakteristik masing-masing individu dianalisis (Sari, 2020). Pada
berbeda, tergantung dimana ia penelitian ini, metode analisis isi
dibesarkan, strata ekonomi, dan digunakan untuk menentukan
sosial keluarganya, pola keberadan kata-kata dan frasa
komunikasinya sangat terbuka tertentu dari konten salah satu media
sosial yang menunjukan adanya Darmaji, 2017). Adapun prosedur
bahasa campuran. penelitian agar hasil dan tujuan
penelitian dapat sesuai harapan.
Metode pengumpulan data
Pertama merumuskan masalah yang
menggunakan metode dokumentasi.
akan dibahas di dalam artikel,
Menurut Suharsimi (2006)
selanjutnya menyusun pertanyaan-
mengemukakan bahwa metode
pertanyaan yang berkaitan dengan
dokumentasi adalah mencari data
tujuan penelitian, pertanyaan disusun
mengenai hal-hal atau variabel-
dalam bentuk kuesioner(google
variabel yang berupa catatan,
form) sehingga responden dapat
transkrip, buku, jurnal, surat kabar,
mengisi kuesioner secara online, hal
majalah dan sebagainya(Prasetio,
yang dilakukan selanjutnya ialah
2012), alasan menggunakan metode
pembagian link kuesioner kepada
ini karena terdapat salah satu data
responden dengan tenggat waktu
yang berasal dari cuitan di media
yang telah ditentukan, setelah data
sosial. Pengambilan sampel dalam
yang diinginkan sesuai peneliti
penelitian ini menggunakan Simple
mengolah data dalam bentuk gambar
random sampling yang merupakan
dan diagram kemudian, tahapan
teknik pengambilan sampel yang
terakhir menyusun hasil penelitian
langsung dilakukan pada unit
berdasarkan data yang dikaitkan
sampling(Payu, 2016). Sampel dalam
dengan penelitian sebelumnya.
penelitian ini berjumlah 55 orang
responden yang berasal dari HASIL DAN PEMBAHASAN
masyarakat dengan pekerjaan, usia,
Deskripsi Responden
dan tingkat pendidikan yang
beragam.

Instrumen Penelitian yang


dipilih adalah kuesioner.. Kuesioner
atau angket adalah seperangkat
pernyataan atau pertanyaan tertulis
yang diberikan kepada responden Gambar 1. Karakteristik Responden
untuk dijawab(Alwan, Hendri, & berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan gambar diatas dapat Gambar 3. Karakteristik Responden
diketahui bahwa mayoritas berdasarkan Pendidikan terakhir
responden yang menjadi sampel
Berdasarkan gambar diatas
dalam penelitian ini adalah
mayoritas responden adalah tamatan
perempuan sebanyak 47 orang atau
SMK/SMA/MA yakni sebanyak 33
sebanyak 85.5% sedangkan
orang atau 61%, sedangkan tamatan
responden laki-laki yaitu sebanyak 8
diploma/sarjana sebanyak 20 orang
orang atau sebanyak 14,5%.
atau 36% dan tamatan SMP/MTs
sebanyak 2 orang atau 2%.

Wujud Campur Kode di Kalangan


Generasi Milenial

Penggunaan bahasa
campuran oleh generasi milenial
dapat ditemukan di kehidupan
Gambar 2. Karakteristik Responden
sehari-hari, salah satunya di media
berdasarkan Usia
sosial. Contoh bahasa campuran
Berdasarkan data diatas Inggris-Indonesia dapat dilihat pada
mayoritas responden berusia 19 gambar berikut.
tahun atau sebanyak 42%, lalu usia
18 tahun sebanyak 9 orang atau 16%,
usia 23 tahun sebanyak 8 orang atau
14%, usia 24 tahu sebanyak 6 orang
atau 10%, 21 tahun sebanyak 3 orang
atau sebanyak 5%.

Gambar 4. Contoh Penggunaan


Bahasa Campuran
Bahasa campuran adalah bahasa masih ada yang tidak sesuai dengan
yang subsistem gramatikal dan kaidah seperti kata don’t dalam frasa
leksikalnya tidak dapat dilacak dont look back in anger yang
kembali terutama ke sumber bahasa seharusnya ditulis don’t . Jika kita
tunggal(Thomason, 2003). Bahasa lihat alasan akun @seterahdeh
campuran biasanya digunakan di memposting tweet tersebut bertujuan
sebuah in-group yang berfungsi sebagai bahan humor yang
sebagai identitas(Velupillai, 2015). menunjukan keunikan bahasa Jakarta
Sedangkan campur kode adalah Selatan di masa kini melalui cara
penggunaan dua bahasa atau lebih, membandingkan bahasa anak Jaksel
atau dua varian dari sebuah bahasa dengan bahasa Bekasi, bahasa Sunda
dalam suatu masyarakat tutur. dan Bahasa Indonesia.
Faktor-faktor yang menjadi
Faktor-Faktor Pendorong
penyebab terjadinya campur kode
Penggunaan Bahasa Campuran di
yaitu; mitra tutur, keterbatasan kode,
Kalangan Generasi Milenial
tujuan tertentu; memperjelas sesuatu,
menanyakan sesuatu, tawar- Penggunaan code mixing
menawar, mengakrabkan diri, tidak terlepas dari peran masyarakat
mengajak bercanda, dan billingualisme atau kedwibahasaan.
menciptakan humor(Afria, Ilmu, Ada beberapa faktor penyebab
Universitas, & Jambi, n.d.). Jika kita terjadinya kedwibahasaan yakni,
analisis gambar diatas yang faktor pernikahan, faktor pendidikan,
merupakan salah satu tweet dari akun anak-anak hasil dari perkawinan
@seterahdeh sebagai salah satu beda bangsa dan bahasa sangat
seorang selebtwit yang banyak memungkinkan untuk menguasai dan
diikuti oleh generasi milenial, bentuk menggunakan beberapa bahasa yang
wujud campur kode yang dapat kita berbeda (Rizqiyati, 2018). Lambat
temui adalah peminjaman kata laun masyarakat bilingualisme sering
probably, confuse, skeptical, which, mencapurkan bahasa Ibu mereka
behind, dan menyelipkan frasa enter dengan bahasa yang sering dipelajari
sandman, dont look back in anger. seperti halnya bahasa Inggris,
Walaupun penulisan kata asing akhirnya terbentuklah bahasa
campuran Inggris-Indonesia dan 1. Globalisasi
tidak jarang digunakan dalam
Terjadinya globalisasi
kehidupan bersosialisasi.
mendorong generasi milenial untuk
Hasil penelitian yang tidak hanya mengenal bahasa ibu
dilakukan (Mustikawati, 2015) mereka, melainkan berbagai macam
peristiwa Campur kode dan Alih bahasa di dunia slaah satunya bahasa
kode antara penjual dan pembeli di Inggris. Tuntutan untuk mengikuti
pasar Songgolangit di sebabkan oleh perkembangan zaman agar memiliki
faktor-faktor diantaranya latar kemampuan di abad ke-21 salah
belakang pendidikan, situasi, tujuan satunya menguasi bahasa Inggris
pemakaian variasi bahasa. Namun, sebagai sarana alat komunikasi antar
bebeda dengan halnya campur kode sesama manusia di dunia ini.
yang digunakan oleh generasi
2. Teknologi dan Media Sosial
milenial yang menghasilkan bahasa
campuran. Namun, faktor latar Sebagai generasi yang melek
belakang pendidikan tidak berlaku teknologi dan lebih sering
untuk bahasa campuran generasi berkomunikasi melalui media sosial
milenial sebab para generasi daripada secara langsung, generasi
millenial mengenal kata atau frasa milenial dapat mengetahui berbagai
bahasa Inggris bermula dari bahasa yang digunakan oleh setiap
pergaulan dan pengaruh lingkungan masyarakat di daerah tertentu dan
sehingga memungkinkan seseorang tidak jarang generasi milenial
yang hanya menempuh pendidikan melakukan proses imitasi terhadap
tingkat SD dapat menggunakan apa yang mereka temui. Hasil dari
bahasa Inggris dalam kehidupan proses imitasi tersebut juga sering
sehari-hari meskipun hanya ditampilkan pada media sosial milik
menggunakan salah satu kata dan masing-masing yang tidak jarang
frasa nya. Maka dari itu peneliti menimbulkan efek domino kepada
menyimpulkan beberapa faktor- teman-teman pengguna media sosial
faktor pendorong generasi milenial lainnya.
menggunakan bahasa campuran,
3. Mengikuti Tren
diantaranya :
Adanya rasa ingin selalu up menggunakan bahasa tersebut di
to date dalam diri generasi milenial media sosial mereka yang tentunya
termasuk dalam segi bahasa. memiliki pengikut yang tidak sedikit.
Biasanya para generasi milenial tidak Pandangan Masyarakat Terhadap
ingin ketinggalan untuk mencoba Fenomena Penggunaan Bahasa
hal-hal yang sedang populer dan Campuran di Kalangan Generasi
tren. Keinginan untuk mengikuti Milenial
segala hal-hal baru di sekitarnya
sesuai dengan ciri generasi milenial,
jika seorang generasi milenial dapat
mengikuti suatu tren maka hal itu
merupakan suatu kepuasan bagi
dirinya, selain itu mempertahankan
citra diri agar tidak dianggap
ketinggalan zaman.

4. Lingkungan
Gambar 5. Kenyamanan Responden
Contohnya dalam penelitian
terhadap Pelafalan/ Penulisan Kata
ini mengambil kasus trend bahasa Asing yang Tidak Sesuai Kaidah
anak Jakarta Selatan yang awalnya
hanya sebatas bahasa yang dipakai Berdasarkan gambar diatas

dalam lingkungan pertemanan, atau diketahui bahwa mayoritas

di tempat tongkrongan para anak- responden yakni sebanyak 30 atau

anak Jakarta Selatan, lambat laun 56% responden bersikap biasa saja

bahasa ini mencuat di kalangan yang ketika generasi millenial

lebih luas yakni masyarakat ibu kota melafalkan/menulis kata asing dalam

dan penutur nya pun semakin bahasa Inggris tidak sesuai dengan

banyak. Kemudian bahasa ini kaidah, sedangkan 7 atau 13%

semakin populer, karena muncul ke responden menyatakan nyaman, dan

khalayak oleh orang-orang terkenal 18 atau 27% responden menyatakan

seperti artis, selebtweet, selebgram, tidak nyaman ketika generasi

vlogger, dan influencer yang sering millenial salah mengucapkan


pelafan/penulisan kata asing dalam aki-bat penutur sudah memiliki
bahasa Inggris. aturan (kaidah) tata bahasa yang
berbeda dari tata bahasa yang
Analisis kesalahan
lain, sehingga itu berdampak pada
merupakan bidang kajian linguistik
kekurangsempur-naan atau
yang masuk dalam kajian linguistik
ketidakmampuan penutur. Mistake
terapan. Corder (1974) menggunakan
adalah kesalahan berbahasa akibat
3 (tiga) istilah untuk membatasi
penutur tidak tepat dalam memilih
kesalahan berbahasa: (1) Lapses,
kata atau ung-kapan untuk suatu
(2) Error, dan (3)Mistake Lapses,
situasi tertentu. Kesalahan ini
Error dan Mistake adalah istilah-
mengacu kepada kesalahan akibat
istilah dalam wilayah
penutur tidak tepat menggunakan
kesalahanberbahasa. Ketiga istilah
kaidah yang diketahui benar, bukan
itu memiliki domain yang
karena kurangnya penguasaan bahasa
berbeda-beda dalam memandang
kedua(Inderasari & Agustina, 2017).
kesalahan berbahasa. Corder (1974)
menjelaskan: Lapses adalah Berdasarkan data dan teori
kesalahan berbahasa akibat penutur yang selaras mengenai kesalahan
beralih cara untukmenyatakan dalam berbahasa termasuk kesalahan
sesuatu sebelum seluruh tuturan menuturkan bahasa campuran masih
(kalimat) selesai diny-atakan banyak kesalahan-kesalahn yang
selengkapnya. Untuk berbahasa dilakukan oleh penutur misalnya
lisan, jenis kesalahan ini kesalahan karena errors dan mistake.
diistilahkan dengan “slip of the Karena banyak penutur bahasa
tongue” sedang untuk berbahasa campuran Inggris-Indonesia banyak
tulis, jenis kesa-lahan ini diistilahkan yang masih belum paham dasar atau
“ slip of the pen”. Kesalahan ini kaidah berbahasa yang benar dan
terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak jarang kurang enak didengar
tidak disadari oleh penuturnya. Error pelafalannya. Namun, sesuai
adalah kesalahan berbahasa akibat pandangan masyarakat jika generasi
penutur melanggar kaidah millenial mengucapkan bahasa
atauaturan tata ba-hasa (breaches Inggris yang tidak sesuai dengan
of code). Kesalahan ini terjadi kaidahnya maka mereka
menganggapa hal itu lumrah karena Menurut Wardhaugh , ada
sebagai warga negara Indonesia yang beragam kemungkinan keterkaitan
lebih dahulu mengenal bahasa antara bahasa dan masyarakat. Dari
Indonesia daripada bahasa Inggris, beragam kemungkinan tersebut, ia
selain itu masyarakat menyadari menunjuk empat pendapat dalam
urgensi generasi milenial dalam melihat kemungkinan keterkaitan
mempelajari dan mengaplikasikan santarkeduanya:
bahasa Inggris di zaman sekarang.
Pertama, sebuah struktur
sosial masyarakat bisa
mempengaruhi sekaligus
menentukan struktur dan perilaku
berbahasa.

Kedua, struktur dan perilaku


berbahasa bisa mempengaruhi dan
menentukan struktur masyarakat.

Gambar 6. Bahasa Campuran


Ketiga, kemungkinan
menunjukan status sosial, pendidikan
keterkaitan antara bahasa dan
dan kehormatan seseorang.
masyarakat bersifat timbal-balik
Berdasarkan gambar diatas (interrelationship) atau dua arah
mayoritas responden yakni sebanyak (bidirectional).

65% atau 36 responden tidak setuju


Keempat, tidak ada hubungan
bahwa penggunaan bahasa campuran
sama sekali antara struktur bahasa
Inggris-Indonesia menunjukan status
dengan struktur masyarakat.
sosial, pendidikan dan kehormatan
Keduanya, menurut pendapat ini,
seseorang, sedangkan 19 atau 35 %
sama-sama mandiri dan tidak saling
responden tidak setuju bahwa
mempengaruhi antara satu dengan
menggunakan bahasa campuran
yang lain (Sosial, 2012).
Inggris-Indonesia menunjukam
status sosial, pendidikan atau Variasi bahasa yang

kehormatan seseorang. didasarkan pada perbedaan status


sosial disebut dengan diaiek sosial
atau sosioiek (Santoso, 2017). kelompok, bahasa yang digunakan
Sebagai contoh, dalam masyarakat oleh suatu kelompok dapat
Inggris pada 1950-an terdapat kata menunjukkan status sosial atau pun
dengan pengertian yang sama dapat kesukuan kelompok tersebut. Bahasa
digunakan untuk membedakan kelas dapat digunakan sebagai alat
sosial penuturnya. Masyarakat identitas status sosial, karena
Inggris kelas atas menggunakan kata masyarakat dengart status sosial
sitting room dan lavatory, sedangkan yang tinggi mempunyai gaya bahasa
masyarakat kelas bawah yang berbeda dari masyarakat
menggunakan kata lounge dan toilet. dengan status sosial rendah (Santoso,
Variasi bahasa yang sama juga 2017).
terjadi dalam masyarakat India.
Namun berdasarkan teori
Bahasa yang digunakan oleh kasta
diatas data yang diperoleh dalam
Brahmana berbeda dari bahasa kasta
penelitian ini tidak menunjukan
bukan Brahmana. Untuk
keselarasan dengan teori yang telah
menyebutkan kata “susu", misalnya,
dipaparkan. Adapun alasan mengapa
anggota kasta Brahmana
data ini tidak sesuai dengan teori
menggunakan kata "haalu",
diatas yaitu penggunaan bahasa
sedangkan anggota kasta bukan
campuran Inggris-Indonesia di
Brahmana menggunakan kata "aalif'.
zaman sekarang belum tentu dapat
Para Brahmana di wilayah Tamil
menunjukan status sosial berupa
menggunakan kata "tuung” untuk
kasta seperti yang tercantum dalam
menyatakan tidur, sedangkan kasta
pendapat Wardaugh, ataupun status
bukan Brahmana menggunakan kata
tingkat pendidikan, dan kehormatan
"orange (Wardhaugh, 1988:46-47)
seseorang dikarenakan kebanyakan
dalam (Santoso, 2017).
penutur bahasa campuran Inggris-
Bahasa dapat digunakan Indonesia belakangan ini sudah
untuk menunjukkan identitas menyasar setiap kalangan generasi
personal seseorang, karena setiap milenial dari beragam stastus sosial,
individu mempunyai gaya berbahasa tingkat pendidikan, bahkan seorang
yang berbeda dari orang lain. Sandiaga Uno yang merupakan
Sebagai sarana identitikasi identitas Wakil Gubernur Jakarta periode
2017-2018 pun pernah memakai menilai fenomena bahasa campuran
bahasa campuran Inggris-Indonesia. Inggris-Indonesia di kalangan
Jika kita bandingkan dengan seorang generasi memiliki lebih banyak nilai
Sandiaga Uno dan seorang Awkarin positif daripada nilai negatif,
yang merupakan vlogger di Ibukota sedangakan 40% atau 22 responden
Jakarta yang juga sering menuturkan lainnya menilai sebaliknya.
bahasa campuran Inggris-Indonesia,
Bahasa asing merupakan
tokoh-tokoh tersebut memiliki status
sebuah bahasa yang tidak digunakan
sosial yang berbeda di dalam
di tanah air atau negara asal
lingkungan masyarakat tetapi mereka
seseorang. Sangat disayangkan
mengenal tuturan bahasa campuran
bahwa bahasa asing terutama bahasa
Inggris-Indonesia dan menggunakan
Inggris telah memperkaya kosa kata
bahasa campuran tersebut di
bahasa Indonesia dan yang tidak
kehidupan sehari-hari walaupun,
dipungkiri lagi banyak diantara
intensitas penggunaan bahasa
mereka yang menuliskan kosa kata
campuran Inggris-Indonesia oleh dua
asing padahal kosakata itu telah di
tokoh tersebut jelas berbeda.
Indonesiakan. Adapun ialah satu
dampak negatif adanya bahasa
campuran atau bahasa gaul di
kalangan generasi milenial adalah
pada pihak lain muncul sikap
mengagung-agungkan bahasa Inggris
dan bahasa asing lainnya. Dengan
demikian timbul anggapan mampu
berbahasa Inggris atau bahasa asing
Gambar 7. Bahasa campuran merupakan ukuran derajat seseorang.
memiliki dampak positif yang Akhirnya motivasi untuk belajar
dominan menguasai bahasa asing lebih tinggi
daripada belajar dan menguasai
Gambar diatas menunjukan
bahasa sendiri. Kenyataan adanya
bahwa mayoritas responden yakni
efek sosial yang lebih baik bagi
sebanyak 60% atau 33 responden
orang yang mampu berbahasa asing
daripada bahasa Indonesia, hal ini bahasa campuran yang digunakan
lebih menurunkan lagi derajat bahasa generasi milenial dapat mencederai
Indonesia di mata orang identitas kita sebagai bangsa
awam(Nofitasari, Wahyuni, berbahasa satu bahasa Indonesia.
Rahaningmas, & Mahendra, 2010). Namun, sekali lagi suatu fenomena
mungkin dapat hilang dan redup
Berdasarkan hasil data
sesuai dengan kemajuan zaman dan
responden dengan teori diatas
perkembangan yang terjadi di dalam
menunjukan bahwa fenomena bahasa
lingkungan manusia itu sendiri, tak
campuran yang dilakukan oleh
menutup kemungkinan suatu
generasi milenial memiliki dampak
fenomena juga dapat muncul
positif yang lebih dominan daripada
kembali di tengah-tengah
dampak negatif tidak menunjukan
masyarakat, hal ini sesuai dengan
adanya kesamaan dengan teori
teori siklus dimana suatu perubahan
diatas. Hal ini juga didukung oleh
di masyrakat tidak dapat
sikap responden yang melihat latar
dikendalikan oleh pihak manapun
belakang para generasi milenial
apalagi direncanakan.
menggunakan bahasa campuran.
Mayoritas Responden mengangap
dengan adanya bahasa campuran
KESIMPULAN
Inggris-Indonesia di kalangan
generasi milenial dapat menunjukan Keterkaitan campur kode
suatu genrasi mengikuti (code mixing) dalam pembentukan
perkembangan zaman yang ada bahasa campuran di kalangan
sehingga tidak terjadi ketimpangan generasi milenial dapat kita temui
pengetahuan, selain itu responden wujudnya yakni adanya peminjaman
juga melihat bahwa fenomena bahasa kata asing dalam bahasa Inggris
campuran adalah bagian dari seperti probably, confuse, skeptical,
pengaplikasian pembelajaran which, behind, dan menyelipkan
generasi milenial terhadap bahasa frasa enter sandman, don’t look back
asing khususnya bahasa Inggris dan in anger. Selain itu kita dapat
hal itu merupakan sesuatu yang mengetahui faktor-faktor pendorong
wajar walaupun terkadang struktur penggunaan bahasa campuran di
kalangan generasi milenial yang Luar Sekolah Di Kecamatan
dapat berasal dari dalam individu itu Telanaipura Kota Jambi. Jurnal
sendiri seperti, adanya rasa ingin EduFisika, 02(01), 244–256.
uptodate dalam segala hal,
Bakker, P., & Mous, M. (1994).
sedangkan yang disebabkan dari luar
Mixed Languages 15 Case
seperti pengaruh globalisasi,
Studies in Language
teknologi dan media sosial hingga
Intertwining. In Mixed
lingkungan. Adapun Perspektif
Languages 15 Case Studies in
masyarakat terhadap fenomena
Language Intertwining.
bahasa campuran Inggris-Indonesia
yang dianggap mempuyai dampak Fridani, Lara; Dhieni, N. (2014).
postif yang lebih bagi kelangsungan Hakikat Perkembangan Bahasa
hidup generasi milenial sebagai Anak. In Metode
generasi yang harus belajar pengembangan bahasa (pp. 1–
mengenal bahasa asing dengan tidak 28).
melupakan bahasa Indonesia sebagai
Hidayatullah, S., Waris, A., &
identitas bangsa.
Devianti, R. C. (2018). Perilaku
Generasi Milenial dalam
Menggunakan Aplikasi Go-
Food. Jurnal Manajemen Dan
DAFTAR PUSTAKA Kewirausahaan, 6(2), 240–249.
https://doi.org/10.26905/jmdk.v
Afria, R., Ilmu, F., Universitas, B., &
6i2.2560
Jambi, K. (n.d.). Peristiwa
tutur, campur kode, dan alih Inderasari, E., & Agustina, T. (2017).
kode antara pedagang dan Pembelajaran Bahasa Indonesia
pembeli di pasar tanjung bajure pada Mahasiswa Asing dalam
kota sungai penuh. Program BIPA IAIN Surakarta.
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Alwan, Hendri, M., & Darmaji.
Sastra Indonesia, 6 (2).
(2017). Faktor-Faktor Yang
Mendorong Siswa MIA SMAN Mansyur, U. (2018). Belajar
Mengikuti Bimbingan Belajar Memahami Bahasa Generasi
Milenial. Bahasa XII, 137–146.

Mustikawati, D. A. (2015). Alih Putra, Y. S. (2017). Theoritical


Kode dan Campur Kode Antara Review: Teori Perbedaan
Penjual dan Pembeli (Analisis Generasi.
Pembelajaran Berbahasa
Rizqiyati. (2018). Alih Kode dan
Melalui Studi Sosiolinguistik).
Campur Kode dalam
Jurnal Dimensi Pendidikan Dan
Percakapan Siswa SMK Islam
Pembelajaran, 3(2), 23–32.
YPS di Jakarta Selatan.
https://doi.org/10.2426/dpp.v2i2
.154 Sagala, R. W., & Rezeki, T. I.
(2018). KONTEKSTUAL
Nofitasari, Wahyuni, S.,
CODE SWITCHING DALAM
Rahaningmas, S. A., &
SEMINAR PROPOSAL
Mahendra, M. I. (2010).
PROGRAM STUDI
Penggunaan Bahasa Indonesia
PENDIDIKAN BAHASA
Di Kalangan Generasi Milenial.
INGGRIS. Serunai Bahasa
Payu, M. (2016). MARISCA, P. A. Inggris, 10(2), 28–37.
(2016). KEMAMPUAN
Santoso, B. (2017). Bahasa Dan
MENULIS TEKS DESKRIPSI
Identitas Budaya. Sabda :
SISWA KELAS VII SMP
Jurnal Kajian Kebudayaan,
NEGERI 1 WAY JEPARA
1(1), 44.
TAHUN PELAJARAN
https://doi.org/10.14710/sabda.v
2015/2016.
1i1.13266
Prasetio, A. (2012). Pengaruh
Sari, M. (2020). Penelitian
Kualitas Pelayanan dan Harga
Kepustakaan (Library Research)
Terhadap Kepuasan Pelanggan.
dalam Penelitian Pendidikan
Management Analysis Journal 1
IPA. Natural Science : Jurnal
(4) (2012), 1(4).
Penelitian Bidang IPA Dan
Purnama Sari, D. (2018). Tren Pendidikan IPA, 6(1), 917–929.
Bahasa Anak Jakarta Selatan.
Sosial, S. (2012). Bahasa dan
Seminar Internasional Riksa
Struktur Sosial. 7(1). Language Debate: Theoretical
and Empirical Advances. New
Subaeki, B., & Ardiansyah, D.
York: Walter de Gruyter GmbH
(2017). Implementasi Algoritma
& Co.
Fisher - Yates Shuffle Pada
Aplikasi Multimedia Interaktif Velupillai, V. (2015). Pidgins,
Untuk Pembelajaran Tenses Creoles and Mixed Languages:
Bahasa Inggris. Jurnal An Introduction.
Infotronik, 2(1), 67–74.
Waridah, W. (2015). Penggunaan
Thomason, S. G. (2003). Social Bahasadan Variasi Bahasa
Factors and Linguistic Procees dalam Berbahasadan
in The Emergence of Stable Berbudaya. Jurnal Simbolika,
Mixed Language. In Y. Matras 1(1), 84–92.
& P. Bakker (Eds.), The Mixed

Anda mungkin juga menyukai