0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
46 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas perbedaan pandangan antara Thomas Aquinas dan Nicolaus Cusanus mengenai pemahaman manusia akan keberadaan Tuhan. Thomas berpendapat bahwa manusia dapat memahami Tuhan melalui pengetahuan indrawi dan akal, sedangkan Cusanus berpandangan bahwa hakikat Tuhan tetap tidak dapat dipahami oleh manusia karena mahakuasaan-Nya.
Dokumen tersebut membahas perbedaan pandangan antara Thomas Aquinas dan Nicolaus Cusanus mengenai pemahaman manusia akan keberadaan Tuhan. Thomas berpendapat bahwa manusia dapat memahami Tuhan melalui pengetahuan indrawi dan akal, sedangkan Cusanus berpandangan bahwa hakikat Tuhan tetap tidak dapat dipahami oleh manusia karena mahakuasaan-Nya.
Dokumen tersebut membahas perbedaan pandangan antara Thomas Aquinas dan Nicolaus Cusanus mengenai pemahaman manusia akan keberadaan Tuhan. Thomas berpendapat bahwa manusia dapat memahami Tuhan melalui pengetahuan indrawi dan akal, sedangkan Cusanus berpandangan bahwa hakikat Tuhan tetap tidak dapat dipahami oleh manusia karena mahakuasaan-Nya.
Kritik Nicolaus Cusanus Terhadap Thomas Aquinas Tentang Eksistensi Tuhan
Oleh : Matheus Kaleb Batmaro
Semester IV Prodi: Teologi
Thomas mempunyai pendirian bahwa pengetahuan manusia sebagai mahkluk jasmani
tentang apapun terkait dengan alam indrawi. Maka ia menolak pandangan pendahulunya yakni St. Anselmus dari Canterbury yang bersifat spekulatif murni. Bukti tersebut kurang meyakinkan bahwa Allah itu nyata-nyata ada, dan hanya menunjukan kemungkinan bahwa Allah itu ada. Dengan demikian Thomas berusaha untuk menyatakan bahwa Allah itu “nyata”ada. Itu disebutnya sebagai “lima jalan” (Quinque Vitae) yakni yang pertama berdasarkan fakta adanya gerak, kedua berdasarkan sebab akibat, ketiga menemukan argumennya dari adanya kemungkinan dan keniscayaan segala sesuatu yang ada di dunia ini, keempat berdasarkan derajat-derajat kualitaas tertentu, dan yang kelima berdasarkan kenyataaan bahwa segala sesuatu didunia ini terselenggara dengan baik. Lima jalan yang ditampilkan diatas membuktika bahwa adanya Allah menurut Thomas Aquinas Kritik atas ajaran Thomas Aquinas Dalam hal ini tokoh yang mengkritik ajaran dari Thomas Aquinas adalah Nicolaus Cusanus. Menurut Cussanus Allah adalah sang Possest (latin posse: Bisa, dan Esse: ada) maksudnya bahwa dalam diri Allah terdapat kesatuan antara kemungkinan (bisa) dan kenyataan (ada). Sebagai sang possest Allah merangkum segala sesuatu yang saling bertentangan dalam dirinya. Dia adalah kesatuan yang mutlak dari segala-galanya. Untuk memahami tentang semuanya ini Cussanus membedakan dua kemampuan pengetahuan manusia yakni ratio yang merupakan kemampuan berpikir manusia yang logis dan yang kedua budi (intellectus) yang merupakan kemampuan untuk membuat semacam orientasi atau indikasi kabur bagi manusia. Atau dengan kata lain berkat ratio manusia tahu dengan pasti bahwa suatu objek itu nyata, sedangkan berkat budi (intellectus) ia tahu bahwa ia tidak mengetahui objeknya. Ketika mengatakan bahwa “Allah itu sekaligus yang terbesar dan sekaligus yang terkecil” maka akal akan menjawab bahwa itu mustahil, namun budi atau intelek akan mengiyakannya. Meskipun Cussanus mengajarkan bahwa berkat budi, manusia bisa sedikit mengenal Allah namun ia tetap yakin bahwa hakikat Allah tetap tidak terpahami, sebab pada dirinya sendiri “budi melihat kesatuan bukan sebagaimana adanya melainkan sebagaimana kesatuan itu dilihat secara manusiawi” dan oleh karena itu tidak dapat diterapkan kepada Allah Pendapat Pribadi Terhadap dua argumen diatas Dari dua pemikiran diatas, secara pribadi saya mempunyai pandangan bahwa argumen tentang “memahami”Tuhan yang disampaikan oleh tokoh Aquinas dan dikritisi oleh Cussanus sangat nampak jurang pembedaanya. Bagi Aquinas Tuhanbegitu dekat dengan manusia melalui jalan yang diuraikannya. Tuhan merupakan pengada yang utama dan semua mahluk hidup lain mengambil bagian di dalamnya. Ia menguraikan tentang adanya Tuhan dengan argumen filosofis ilmiah. Dari segi epistemologi ia berpendapat bahwa iman dan akal budiadalah sumber dari pengetahuan. Dan dari segi etikia manusia berada dalam pengawasan Tuhan, maka barang siapa membuat kesalahan ia akan dihukum. Kesalahan merupakan bentuk ketidaksetiaan manusia terhadap Tuhan. Dari pandangan Thomas Aquinas diatas jika ditinjau dari berbagai segi tetap menampakan kedekatan antara manusia dan Tuhan dan upaya manusia untuk dekat dan memahami Tuhan. Namun hal ini berbanding terbalik dengan apa yang diungkapkan oleh Cusanus yang memberikan pemahaman yang begitu “kaku” tentang Tuhan dan membuat menjadi sulit untuk dipahami. Dalam hal ini saya tidak mempermasalahkan pemikiran Cusanus tentang pemahamannya mengenai Allah yang “begitu jauh” dan tidak mudah dipahami karena ia lebih memfokuskan dirinya pada ke Mahakuasaan Tuhan yang begitu besar. Setelah memahami tentang tentnag pemikiran dari Thomas Aquinas, dapat dilihat bahwa Thomas dapat memadukan tentang logika dan transendensi Allah. Dengan ajarannya tentang akal budi dan pengetahuannya akan Allah Thomas mengajak kita untuk menggunakan akal budi untuk mengetahui kenyataaan yang transenden tentang Allah. Sehingga dapat dilihat disini bahwa Thomas sesungguhnya menekankan dua hal yakni iman dan akal budi.
Kepustakaan Tjahjadi, Sikmon Petrus L.petualanmgan Intelektual: Konfrotasi dengan para Filsuf dari zamanYhunani Hingga Zaman Modern. Yogyakarta: Kanisius, 2004