Anda di halaman 1dari 12

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perspektif Islam

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Penilaian Akhir Semester pada mata kuliah:
Islam dan Ilmu Pengetahuan

Dosen Pengampu:

Mu’min Roup, M.A.

Disusun oleh:

Belvana Ryanda Putri 11220490000008

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
A. Pendahuluan
Teknologi merupakan sesuatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan saat ini.
Islam sendiri tidak pernah melarang umatnya untuk maju dan modern, justru Islam sangat
mendukung kemajuan umatnya untuk melakukan suatu penelitian dan eksperimen dalam
bidang apapun termasuk salah satunya dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan payung besar terminologi
yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.
Teknologi informasi digunakan untuk mengolah informasi, contohnya adalah komputer.
Sedangkan teknologi komunikasi digunakan untuk memindahkan informasi dari sumber
ke penerima, contohnya adalah telepon dan televisi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berkembang dengan
pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung
perkembangan teknologi informasi, mulai dari sistem komunikasi sampai dengan alat
komunikasi yang searah maupun dua arah. Kemajuan teknologi modern yang begitu
pesat telah memicu munculnya produk-produk teknologi canggih. Namun tentunya alat-
alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Sebab dengan adanya
berbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini, hal itu dapat
menyebabkan kita mudah dalam berbuat apa saja. Adakalanya menjadi manfaat yaitu
manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat.
Teknologi yang berkembang dari masa ke masa juga bisa menunjukkan
perkembangan peradaban umat manusia di setiap zamannya. Itu tidak berarti bahwa
peradaban manusia zaman sekarang lebih maju dibanding dengan dulu. Setiap peradaban
punya tuntunan, kepentingan, dan kemudahan, serta kesulitannya sendiri-sendiri.
Teknologi telah memaksa manusia untuk menemukan banyak hal. Namun demikian,
teknologi juga mempunyai dampak negatif. Dengan dampak negatif, membuat manusia
harus berfikir sedemikian rupa, bagaimana cara mengatasinya.
Di dalam Al-Quran banyak memuat tentang pentingnya perkembangan sains.
Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan
kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan
manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Karena Allah telah mengaruniakan
anugerah kenikmatan kepada manusia yg bersifat saling melengkapi yaitu anugerah

1
agama dan kenikmatan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok
yg tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Al-Quran juga dapat dijadikan sebagai inspirasi ilmu dan pengembangan wawasan
berpikir, sehingga kita mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam kehidupan. Hanya
saja, untuk menemukan hal tersebut, dibutuhkan kemampuan untuk menggalinya secara
lebih detail agar potensi alamiah yang diberikan Tuhan dapat memberikan kemaslahatan
sepenuhnya bagi keselarasan alam dan manusia.
Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Al-quran, sebab
kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yg
artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna
memelihara diri dalam peperanganmu”. Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia
dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan
jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inovatif
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi sangat disayangkan bahwa
kemajuan-kemajuan itu tidak sempat ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya sehingga
tanpa sadar umat Islam akhirnya melepaskan kepeloporannya. Bangsa Barat dengan
mudah mengambil dan mentransfer ilmu dan teknologi yang dimiliki dunia Islam dan
dengan mudah pula mereka membelenggu para pemikir Islam sehingga sampai saat ini
bangsa baratlah yang menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari permasalahan berikut, penulis akan menganalisis terkait pengertian dari
teknologi, pengertian dari teknologi informasi, dalil tentang perkembangan teknologi,
perkembangan teknologi informasi pada saat ini, pandangan Islam terhadap
perkembangan teknologi informasi, serta solusi yang harus dilakukan untuk
menghadapi perkembangan teknologi.

B. Metode Penulisan
Metode yang digunakan pada penulisan laporan ini adalah dengan metode
kualitatif yaitu studi kepustakaan dengan mengumpulkan data-data yang ada
hubungannya dengan topik permasalahan serta studi literatur dengan mengunujngi dan
mempelajar jurnal-jurnal yang berhubungan dengan topik permasalahan.

2
C. Pembahasan
1. Definisi
Kata teknologi berasal dari bahasa latin ’’texere’’ yang berarti menyusun atau
membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan
mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Teknologi juga berasal dari bahasa Yunani yaitu Technologia menurut
Webster Dictionary berarti systematic teatcment atau penanganan sesuatu secara
sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti skill atau keahlian,
keterampilan dan ilmu.1 Menurut Roger teknologi adalah suatu rancangan atau desain
untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dengan hubungan sebab
akibat dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan. 2 Sedangkan pendapat dari Jacques
Ellul mendefinisikan teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional
mengarah dan memiliki ciri efisien dalam setiap kegiatan manusia. 3 Dan Gary J Anglin
berpendapat teknologi merupakan penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta
pengetahuan lain secara bersistem dan menyistemkan untuk memecahkan masalah.4
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan teknologi Suatu rancangan atau desain
melalui proses atau tahapan yang memiliki nilai tambah untuk menghasilkan suatu
produk dan memiliki ciri efesiensi dalam setiap kegiatan manusia. Teknologi bisa
dikatakan ilmu pengetahuan yang ditransformasikan kedalam produck, proses, jasa dan
struktur praktis.
Sedangkan menurut Lucas teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi
yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis,
mikro komputer, komputer mainframe.5 Menurut Wardiana teknologi informasi adalah
suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat
waktu yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan yang
merupakan aspek strategi untuk pengambilan keputusan.6

1
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 183
2
Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasai Media Group, 2008), h. 117.
3
Ibid., h. 205
4
Zainal Arifin Dan Adhi Setiyawan, Pengembangan Pembelajaran Aktif Dengan ICT, (Yogyakarta: T.
Skripta Media Creative, 2012), h. 92
5
Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), cet-1, h. 83
6
Ibid., h. 84

3
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi
adalah suatu teknologi berupa (hardware, software, useware) yang digunakan untuk
memperoleh, mengirim, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan
menggunakan data secara bermakna untuk memperoleh informasi yang berkualitas. Jadi
teknologi informasi dapat diartikan sebagai teknologi pengadaan, pengolahan,
penyimpanan dan penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer
dan telekomunikasi yang lahir karena adanya dorongan-dorongan kuat untuk
menciptakan teknologi baru yang dapat mengatasi kelambatan manusia mengolah
informasi.
Sedangkan pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sendiri adalah
teknologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan
informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.
Istilah Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan
teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan mentransfer data dari satu perangkat ke lainnya. 7 Dengan
demikian, teknologi informasi dan komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak
terpisahkan. Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu
segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan
informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi
komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi
pada pertengahan abad ke-20 Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat
melampaui bidang teknologi lainnya. Hal ini mencakup komputer, Internet, teknologi
penyiaran (radio dan televisi), dan Telepon.
2. Dalil
Penjelasan terkait perkembangan teknologi dalam Islam juga dijelaskan pada salah
satu yang tersirat dari firman Allah dalam Al-quran Surat Ar-Rahman Ayat 33, yaitu:

‫س ْل ٰطن‬
ُ ‫ض فَا ْنفُذُ ْو ۗا َْل ت َ ْنفُذُ ْونَ ا َِّْل ِب‬
ِ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬
ِ ‫ار السَّمٰ ٰو‬
ِ ‫ط‬َ ‫ط ْعت ُ ْم ا َ ْن ت َ ْنفُذُ ْوا ِم ْن ا َ ْق‬ ِ ْ ‫ٰي َم ْعش ََر ْال ِج ِن َو‬
َ َ ‫اْل ْن ِس ا ِِن ا ْست‬

7
Ariesto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012), hlm. 1

4
Artinya: “Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu
menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).”
Beberapa ahli menjelaskan kata sulthan dengan berbagai macam arti, ada yang
mengartikan dengan kekuatan, dan kekuasaan, ada pula yang mengartikan dengan ilmu
pengetahuan, kemampuan dan sebagainya. Maka yang dimaksud darinya adalah
kelapangan dan kedalaman ilmu. Abdul AI-Razzaq Naufal dalam bukunya Al-Muslimun
wa al-llm al-Hadis, mengartikan kata “sulthan” dengan ilmu pengetahuan dan
kemampuan atau teknologi. Kemudian beliau menjelaskan bahwa ayat ini member
isyarat kepada manusia bahwa mereka tidak mustahil untuk menembus ruang angkasa,
bila ilmu pengetahuan dan kemampuannya atau teknologinya memadai.
Al-Qur’an memang tidak memberi petunjuk-petunjuk secara rinci untuk hal itu,
tetapi al-Qur’an memberi modal dasar berupa akal dan sarananya secara mentah untuk
digali dan diolah sehingga bermanfaat untuk kehidupan manusia. Karena akal pulalah
manusia ditunjuk oleh Allah menjadi Khalifah fil- Ardl, sebagai Khalifah di bumi dengan
tugas mengurus dan memakmurkannya, serta menjadi makhluk yang paling mulia
dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Ayat tersebut anjuran bagi siapapun yang bekerja di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, untuk berusaha mengembangkan kemampuan sejauh-jauhnya sampai-sampai
menembus (melintas) penjuru langit dan bumi. Namun al-Qur’an memberi peringatan
agar manusia bersifat realistic, sebab betapapun baiknya rencana, namun bila
kelengkapannya tidak dipersiapkan maka kesia-siaan akan dihadapi. Kelengkapan itu
adalah apa yang dimaksud dalam ayat itu dengan istilah sulthan, yang menurut salah satu
pendapat berarti kekuasaan, kekuatan yakni ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa
penguasaan dibidang ilmu dan teknologi jangan harapkan manusia memperoleh
keinginannya untuk menjelajahi luar angkasa. Oleh karena itu, manusia ditantang
dianjurkan untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, ada juga yang menjelaskan tentang teknologi yaitu dalam Surat Al-Mulk
Ayat 19:
َّ ‫ص ٰفَّت َويَ ْقبِضْنَ َما ي ُْم ِس ُك ُه َّن إِ َّْل‬
ِ َ‫ٱلر ْح ٰ َم ُن إِنَّ ۥهُ بِ ُك ِل ى َْى ۭ ب‬
‫يير‬ ََٰٓ ٰ ‫ٱلطي ِْر فَ ْوقَ ُه ْم‬
َّ ‫أ َ َولَ ْم يَ َر ْو ۟ا ِإلَى‬
Artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang
mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang

5
menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat
segala sesuatu.”
Kalau kita perhatikan, mengapa burung bisa terbang mengembangkan sayapnya?
Karena burung lengkapi dengan organ-organ tertentu, misalnya sayap, bulu-bulu yang
dapat menahan angin dan badan yang lebih ringan daripada tenaganya, tentu hal serupa
juga tidak mustahil bagi manusia untuk bisa terbang, Bila dilengkapi dengan organ-organ
yang mampu menerbangkannya. Hai ini pernah dicoba oleh manusia terdahulu ketika
mereka mencoba terbang seperti burung. Mereka membuat sayap kemudian diikatkan
pada kedua tangannya, lalu terbang dari atas, namun sayang mereka tidak bisa terbang
ke atas karena tidak seimbang antara berat badannya dan kekuatan sayapnya.
Tetapi berkat akal pikirannya manusia akhirnya mampu membuat pesawat udara
dan alat-alat lain yang dapat menerbangkan dirinya bahkan benda-benda yang jauh lebih
berat. Maha Besar Allah yang telah manusia dan dilengkapi dengan akal pikiran.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus menerus
dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia.
Berkat hasil ilmu pengetahuan dan teknologi banyak segi kehidupan itu dipermudah.
Dahulu untuk mengetahui waktu shalat, orang Islam melihat posisi matahari langsung
dengan mata kepala, sekarang cukup dengan melihat jarum arlooji. Contoh lain adanya
handphone (HP), yang mempermudah orang dalam menyampaikan berita tanpa harus
susah payah untuk berjalan.
3. Ketidaksesuaian/Kesesuaian dengan ajaran agama
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berkembang dengan
pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan llmu Pengetahuan dalam bidang
informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, mulai dari sistem komunikasi
sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun dua yang pada zaman sekarang terus
berkembang pesat. Kemajuan tersebut telah memberikan kemudahan-kemudahan dan
kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan
manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Karena Allah telah mengaruniakan
anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah
agama dan kenikmatan teknologi yang diberikan untuk dinikmati oleh masyarakat
banyak.
Pembicaraan tentang teknologi mulai dikaitkan dengan moral dan agama hingga
sekarang. Dalam kaitan ini, keterkaitan teknologi dengan moral (agama) diharapkan

6
bukan hanya pada aspek penggunaannya saja tetapi juga pada pilihan objek (ontologi)
dan metodologi (epistemologi)-nya sekaligus.
Di negara ini, gagasan tentang perlunya integrasi pendidikan teknologi ini sudah
lama digulirkan. Profesor B.J. Habibie, adalah orang pertama yang menggagas integrasi
teknologi ini. Hal ini, selain karena adanya problem dikotomi antara apa yang dinamakan
ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan oleh adanya
kenyataan bahwa pengembangan teknologi dalam sistem pendidikan kita tampaknya
berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan takwa yang kuat, sehingga
pengembangan dan kemajuan teknologi tidak memiliki nilai tambah dan tidak
memberikan manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan
bangsa dalam arti yang seluas-luasnya.
Kekawatiran ini, cukup beralasan, karena sejauh ini sistem pendidikan kita tidak
cukup mampu menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah swt sebagaimana diharapkan. Berbagai tindak kejahatan sering terjadi dan banyak
dilakukan, justru oleh orang-orang yang secara akademik sangat terpelajar, bahkan
mumpuni. Secara lebih spesifik, integrasi pendidikan teknologi ini diperlukan karena
empat alasan.
Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, teknologi akan memberikan berkah dan
manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila teknologi disertai
oleh asas iman dan takwa kepada Allah swt. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa
disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Teknologi dapat mengancam
nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, teknologi hanya absah secara metodologis, tetapi
batil dan miskin secara maknawi.
Kedua, pada kenyataannya, teknologi yang menjadi dasar modernisme, telah
menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan
hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut
oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti
(kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan
spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan
kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan
Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan batin, dunia
dan akhirat.

7
Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar
manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi,
seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar
manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari
ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa
selain bayangan palsu (Q.S. An-Nur: 39). Maka integrasi imtak dan iptek harus
diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in
hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan
kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti do’a yang setiap saat kita panjatkan
kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah: 201).
Bisa dimengerti bila setiap bangsa di muka bumi sekarang ini, berlomba-lomba
serta bersaing secara ketat dalam penguasaan dan pengembangan teknologi, dan diakui
bahwa teknologi di satu sisi, telah memberikan berkah dan anugerah yang luar biasa bagi
kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain, teknologi telah mendatangkan petaka yang
pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang teknologi
telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan ummat manusia. Perubahan
ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-
segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya
telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di
dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.
4. Solusi
Menempatkan Islam sebagai yang shalih li kulli zaman wa makan membawa
perdebatan dalam dunia Islam, yaitu bagaimana berurusan dengan dengan ilmu
pengetahuan modern tanpa menyerah pada godaan saintisme sekuler (Guiderdoni,
2003). Saintisme yang bersumber dari Barat menimbulkan sikap yang negatif terhadap
teknologi dengan menuding sebagai produk kapitalis, bid’ah, dan sekuler. Osman
Bakar dalam Islamic Perspectives:Encyclopedia of Science, Technology, and Ethics
(2005) menyatakan masalah etika tersebut terjadi pada etika Islam Tradisional yang
dihadapkan pada isu-isu pengetahuan dan teknologi yang bukan merupakan hasil karya
muslim sendiri.
Permasalahan lain tentang sikap Islam terhadap perkembangan teknologi adalah,
tentang masa depan sains yang semakin logis dan teknologi yang semakin praktis,
sehingga Islam sering dipaksa untuk mempertimbangkan secara serius nilai-nilai

8
keyakinan dan tujuan keagamaan agar berjalan selaras dengan nilai-nilai dan
keyakinan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperti yang ditulis oleh Osman Bakar (2005) bahwa, kita sebagai umat Islam
memiliki sikap yang tidak menganggap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai yang
paling penting dari semua cabang pengetahuan, sebagaimana yang dilakukan oleh
banyak orang Eropa dan Amerika Utara. Mereka memandang ilmu pengetahuan
sebagai satu-satunya dasar pengetahuan yang dapat diandalkan dan memandang
teknologi sebagai cara terbaik untuk memecahkan masalah manusia. Memang, dalam
prespektif Islam ilmu pengetahuan tidak pernah bisa menggantikan metafisika dan
teologi, dan teknologi tidak pernah bisa menggantikan syari’ah sebagai penyedia
terbaik dan solusi untuk masalah individu dan masalah sosial manusia. Muslim
menempatkan baik itu syari’ah atau ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai seuatu
yang diperlukan untuk keselamatan masyarakat, dan keduanya harus bergabung dalam
frame etika dan hukum syari’at. Syari’ah, yang terutama didasarkan pada ajaran
Qur’an dan hadits, dianggap oleh umat Islam menjadi sumber yang paling penting dari
nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip untuk membimbing tindakan manusia. Islam
menempatkan batasan ketat pada teknologi dengan syara’ dan menyesuaikannya untuk
kepentingan praktis. Ilmu pengetahuan dan teknologi diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dalam rangka untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan
kualitas ibadah kepada Allah SWT.

D. Kesimpulan
Kata teknologi berasal dari bahasa latin ’’texere’’ yang berarti menyusun atau
membangun. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat. Pengertian
Informatika (Inggris: Informatics) mencakup struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa
sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil
pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi. Dalam ruang lingkup
yang lebih luas, informatika meliputi beberapa aspek; teori informasi, ilmu informasi,
ilmu komputer, sistem informasi, keamanan informasi dan informatika sosail. Dalil yang
menerangkan tentang perkembangan teknologi ada dua yaitu; surat Ar-Rohman ayat 33
dan surat Al-Mulk ayat 19. Perkembangan teknologi di zaman sekarang ini sangatlah
canggih dan pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi dimasa ini, dengan
yang sederhana maupun yang menghebohkan dunia. Perkembangan teknologi

9
berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang yang semakin canggih
dan mendunia.

10
REFERENSI

Ariesto Hadi Sutopo. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Fatah Syukur NC. 2008. Teknologi Pendidikan. Semarang: Rasai Media Group.
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Rusman dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali
Pers.
Zainal Arifin Dan Adhi Setiyawan. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif Dengan ICT.
Yogyakarta: T. Skripta Media Creative.

Anda mungkin juga menyukai